Puji dan syukur saya selaku penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa
sehingga pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa
mengalami kendala yang berarti.
Adapun penyelesaian makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah filsafat ilmu yang diampu oleh dosen Ya’ Julyanto, M.Psi. Kiranya dengan
terselesaikan makalah ini dapat berguna untuk menunjang materi pembelajaran dan
dapat memperoleh nilai yang baik.
Saya juga menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,
seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan
pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-
kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan salam sejahtera untuk kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….. 4
A. Pengertian Rasionalisme……………………………………….. 4
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahapan sejarah pemikiran filsafat abad modern menurut versi Barat di bagi
menjadi tiga periode, yaitu : zaman kuno, pertengahan, dan modern. Ciri ciri
keilmuan subjektivisme, humanisme dan lepas dari pengaruh atau dominasi agama.
Ahmad Syadai dan Mudzakir menguraikan secara panjang lebar bahwa filsafat abad
modern pada pokoknya di mulai dengan tiga aliran yaitu: Aliran Rasionalisme
Immenuel kant (1724-1804 M). Tiga aliran diatas adalah aliran filsafat pada abad
modern, tetapi disini kami hanya akan membahas satu aliran saja yakni : Aliran
Rasionalisme.
Usaha manusia untuk memberi kepada akal suatu kedudukan yang ‘berdiri
sendiri’, sebagaimana yang telah di rintis oleh para pemikir renaisance berlanjut
terus sampai abad ke-17. Abad ke-17 adalah abad dimulainya pemikiran-pemikiran
menaruh kepercayaan yang besar terhadap kemampuan akal itu pasti dapat
seperti yang terjadi pada abad pertengahan, terhadap tata susila yang bersifat tradisi,
1
terhadap apa saja yang tidak masuk akal, dan terhadap keyakinan-keyakinan dan
berkuasanya akal ini, orang mengharapkan akan lahirnya suatu dunia baru yang
lebih sempurna, suatu dunia baru yang dipimpin oleh akal manusia yang sehat.
Kepercayaan terhadap akal ini terutama terlihat dalam lapangan filsafat, yaitu
dalam bentuk suatu keinginan untuk menyusun secara ‘asriori’ suatu system
keputusan akal yang luas dan bertingkat tinggi. Corak berpikir dengan melulu
B. Rumusan Masalah
berikut:
2
C. Tujuan Pembahasan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasionalisme
Kata rasionalisme terdiri dari dua suku kata, yaitu “rasio” yang berarti akal
atau pikiran, dan “isme” yang berarti paham atau pendapat. Rasionalisme ialah
suatu paham yang berpendapat bahwa kebenaran yang tertinggi terletak dan
bersumber dari akal manusia. Jadi rasionalisme adalah paham filsafat yang
Menurut aliran ini, suatu pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Hanya rasio
kebenaran diperoleh melalui akal dan diukur dengan akal. Atau, akal itulah alat
pencari dan pengukur kebenaran. Dalam buku lain juga dikatakan, Rasionalisme
adalah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur
pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal pula.
Dicari dengan akal ialah dicari dengan berfikir logis. Diukur dengan akal artinya
diuji apakah temuan itu logis atau tidak. Bila logis, benar; bila tidak, salah. Dengan
akal itulah aturan untuk mengatur manusia dan alam itu dibuat. Ini juga berarti
mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat
4
Aliran rasionalisme dalam kegunaanya terkadang berdampak positive dan
terkadang juga negative. Karena memang yang didahulukan adalah akal atau
rasionya. Misalnya saja dalam bidang agama, aliran rasionalisme adalah lawan dari
autoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik agama. Kita ketahui bersama
bahwa agama adalah bersumber dari wahyu yang diturunkan kepada utusannya.
Sehingga semua ajaran yang dalam agama itu sudah menjadi sesuatu yang pasti
tanpa perlu diragukan. Sedangkan jika dipikir dengan rasio, maka hal tersebut
memang tidak wajar. Makanya dalam masalah ini banyak sekali pertentangan dan
saja dalam bidang filsafat, rasionalisme adalah lawan dari empirisme dan sering
1. Rene Descartes
filsafat modern”. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Ia
disusun oleh satu orang, sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu
metode yang umum. Yang harus dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang
5
jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively). Ilmu pengetahuan harus mengikuti
langkah ilmu pasti karena ilmu pasti dapat dijadikan model cara mengenal secara
dinamis.
pemikiran yang baru dan berdiri di atas metodenya sendiri. Descartes melihat
mereka, sehingga muncullah keingginan yang kuat untuk menemukan sesuatu yang
a. Kebenaran Pengetahuan
yang tidak dapat diragukan. Pengetahuan yang didapat dari pengamatan inderawi
tidak memberikan keterangan kepada manusia tentang hakikat dan sifat dunia luar.
6
kebenaran akan terwujud jika proses melalui indera masuk ke dalam pemikiran
Contoh: memasukkan kayu lurus ke dalam air, kayu tersebut akan tampak bengkok.
Contoh: api itu panas, benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan.
memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu
matriks.
ergo sum (aku berfikir, maka aku ada). Metode tersebut dihasilkan oleh Descartes
Diapun meragukan atas keberadaan dirinya, akan tetapi satu hal yang ia tidak dapat
ragukan adalah rasa ragu itu sendiri. Karena keraguan-raguan tersebutlah, maka
Descartes berpikir.
7
b. Metafisika
1) Realita
a) Benda material yang terbatas (objek fisik, seperti meja, kursi, tubuh manusia dan
sebagainya).
Dualism antara realita material dan mental berpengaruh pada pembagian keilmuan.
Realita mental ditujukan bagi keilmuan dalam bidang agama, etika dan sejenisnya.
2) Eksistensi Tuhan
Keberadaan Tuhan bukan dari dunia luar, melainkan dari diri sendiri. Hakekat
keberadaan Tuhan tidak mampu ditembus oleh indera maupun akal manusia dan
Tuhan adalah satu-satunya yang Maha Sempurna yang memiliki kekuasaan tanpa
batas. Menurut Descartes, terdapat 2 jalan untuk menemukan bahwa Tuhan itu ada,
yaitu:
manusia mencari sendiri kebenaran yang jelas dan terungkap bahwa ia mau
8
b. Menurut skema ada (eksistensi), manusia menerapkan prinsip eksistensi dalam
dirinya. Terlepas dari itu keeksistensiannya tidak mungkin berdiri sendiri, tanpa
kebenaran itu pasti berasal dari sesuatu yang kodratnya lebih sempurna, yaitu
Tuhan. Descartes tidak menyatakan bahwa ide Tuhan itu ciptaan akal budi manusia,
tetapi ide Tuhan yang berada dalam akal budi manusia yang berasal dari Tuhan.
3) Ide
a) Innate Ideas, yaitu ide atau pemikiran bawaan sejak manusia dilahirkan. Ide
bawaan adalah gagasan Tuhan yang tak terbatas. Contoh, kemampuan bahasa
terdapat pada otak manusia yang dapat memahami aturan tata bahasa secara
alamiah.
b) Adventitious Idea, yaitu ide yang berasal dari luar diri manusia.
c) Factitious Idea, yaitu ide yang dilahirkan oleh fikiran itu sendiri.
c. Etika
9
Descartes dalam pengertian otonomi tersebut bukanlah bebas mutlak melainkan
kebenaran dan keluar dari keraguan yang ada. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang
a. Seseorang hendaknya hanya menerima suatu pengetahuan yang terang dan jelas.
Apabila masalah itu masih berupa pernyataan, maka pernyataan tersebut harus
c. Pola pikir sintesa atau perangkaian. Mengarahkan pikiran dengan teratur, dengan
cara memulai dari hal-hal yang sederhana dan mudah diketahui, kemudian
secara bertahap sampai kepada hal-hal yang lebih sulit dan komplek. Gagasan
10
Visi Descartes telah menumbuhkan keyakinan yang kuat pada dirinya tentang
“semua ilmu merupakan pengetahuan yang pasti dan jelas”. Pada dasarnya visi dan
filsafat Descartes banyak dipengaruhi oleh ilmu alam dan matematika yang berasas
pada kepastian dan kejelasan serta perbedaan antara yang benar dan salah.
Sehingga dia menerima suatu kebenaran sebagai suatu hal yang pasti dan jelas. Hal
itu biasa Descartes sebut sebagai kebenaran yang Clear and Distinct. Dalam
diperolehnya kepada prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumya yang berasal dari
2. De Spinoza (1632-1677)
benar melalui akal. Seperti halnya descartes yang menomor satukan akal dan
pertanyaan apa subtansi dari sesuatu, sebagaimana kebenaran itu bisa benar-benar
11
itu. Bagi Spinoza hanya ada satu substansi, yaitu Tuhan. Tuhan dan alam adalah
satu dan sama. Teori dikenal dengan nama Panteisme (semua adalah Tuhan). Dan
satu substansi ini meliputi baik dunia maupun manusia. Spinoza juga beranggapan
bahwa satu substansi itu mempunyai ciri-ciri yang tak terhingga jumlahnya jadi ia
menentang baik Yahudi maupun Kristen. Spinoza percaya kepada Tuhan, tetapi
Tuhan yang dimaksudkannya adalah alam semesta ini. Tuhan Spinoza itu tidak
berkemauan, tidak melakukan sesuatu, tak terbatas (ultimate). Tuhan tidak itu tidak
3. Leibniz (1646-1716)
sesuatu yang melebihi alam semesta ini, dan ini disebut dengan Tuhan. Ketiga, ia
berpendapat bahwa kita selalu ingin mencapai kebenaran abadi, yaitu “Tuhan”.
membuktikan bahwa pada awal mula ada yang mencocokkan mereka satu sama
12
Sementara Spinoza berpendapat bahwa hanya ada satu substansi, Leibniz
berpendapat bahwa substansi itu monad, setiap monad berbeda satu dengan yang
lain dan Tuhan adalah pencipta monad-monad itu. Maka karya Leibniz tentang ini
di beri judul Monadology (studi tentang monad) yang di tulisnya 1714. Ini adalah
bukan menurut yang dibuat oleh manusia hingga anti klimaks kemunduran Barat
dalam segala aspek. Adanya keinginan dan usaha tersebut kemudian melahirkan era
kebangkitan bagi orang-orang Barat. Era tersebut hingga kini dikenal dengan era
renaisans.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka sangat wajar jika zaman renaisans
mengatur dirinya dan mengatur dunianya. Ciri humanisme salah satunya juga
13
adalah penggunaan akal dan pengalaman dalam merumuskan pengetahuan. Mulai
dari sini rasio telah mendapat peranan penting dalam kehidupan Barat.
filsafat yang koheren kembali muncul. Descartes, yang dianggap bapak filsafat
faham ini. Untuk itu dalam rangka mengakji faham rasionalisme, dalam tulisan ini,
4. Rasionalisme percaya bahwa akal budi (rasio) adalah sumber utama ilmu
14
dapat dipahami secara rasional yang hanya secara tidak langsung berhubungan
dengan pernyataan yang lain atau kesesuaian antara pernyataan (teori) dengan
7. alam semesta adalah sistem yang dirancang secara rasional, yang aturan-
metode yang baik, demikian pendapat Descartes (tokoh utama rasionalisme). Hal
pemikiran filsafat disebabkan oleh karena tidak adanya suatu metode yang mapan,
sebagai pangkal tolak yang sama bagi berdirinya suatu filsafat yang kokoh dan
15
1) Tidak menerima sesuatu pun sebagai kebenaran, kecuali bila saya melihat bahwa
hal itu sungguh-sungguh jelas dan tegas, sehingga tidak ada suatu keraguan
2) Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu atau sebanyak mungkin bagian,
3) Bimbangkanlah pikiran dengan teratur, dangan mulai dari hal yang sederhana
dan mudah diketahui, kemudian secara bertahap sampaipada yang paling sulit
dan kompleks.
4) Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat
menyeluruh, sehingga kita yakin tidak ada satu pun yang diabaikan dalam
penjelajahan itu.
Terdapat dua aspek umum dalam realisme yang digambarkan dengan melihat
pada realisme mengenai dunia keseharian dari obyek makroskopik beserta sifat-
sifatnya. Aspek pertama, yaitu terdapat sebuah klaim tentang dimensi eksistensi
suatu obyek yang nyata (terlihat). Sementara itu, aspek yang kedua dari realisme
dimensi kebebasan dalam hal kepercayaan yang dianut seseorang, bahasa yang
16
yang hangat diperdebatkan dalam metafisik kontemporer mengenai berbagai obyek
Menurut Hume (1999) di dalam aliran empiris terdapat tiga prinsip pertautan
ide. Pertama, prinsip kemiripan yaitu mencari kemiripan antara apa yang ada di
benak kita dengan kenyataan di luar. Kedua, prinsip kedekatan, misalnya apabila
kita memikirkan sebuah rumah, maka berdasarkan prinsip kedekatan kita juga
berpikir tentang adanya jendela, pintu, atap, perabot sesuai dengan gambaran rumah
yang kita dapatkan lewat pengalaman inderwi sebelumnya. Ketiga, prinsip sebab-
akibat yaitu jika kita memikirkan luka, kita pasti memikirkan rasa sakit akibatnya.
Bagi Hume, ilmu pengetahuan tidak pernah mampu memberi pengetahuan yang
niscaya tentang dunia ini. Kebenaran yang bersifat a priori seperti ditemukan dalam
matematika, logika dan geometri memang ada, namun menurut Hume, itu tidak
menambah pengetahuan kita tentang dunia. Pengetahuan kita hanya bisa bertambah
dengan empiris secara umum adalah kalau pada aliran rasionalisme pengetahuan
Perbedaan antara Rasionalisme dan Empirisisme oleh Immanuel Kant diambil jalan
pengetahuan yang benar bersumber rasio dan empiris yang sekaligus bersifat a
priori dan a posteriori. Sebagai gambaran, kita melihat suatu benda dikarenakan
17
mata kita melihat ke arah benda tersebut (rasionalisme) dan benda tersebut
sebagai aliran yang menekankan akal budi, atau fikiran (rasio) sebagai sumber
utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari
akal yang memenuhi syarat semua pengetahuan ilmiah. Pengalaman hanya dipakai
pengalaman. Akal dapat menurunkan kebenaran dari diri sendiri, yaitu atas dasar
aliran ini yakin bahwa kebenaran dan kesehatan terletak pada ide, dan bukannya di
dalam barang sesuatu. Jika kebenaran bermakna sebagai mempunyai ide yang
sesuai dengan atau dengan yang menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran
hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal saja.
Persamaan antara rasionalisme dan empirisme adalah rasio dan indra manusia
18
G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RASIONALISME
kefilsafatan yang berasal dari manusia. Misalnya logika, yang sudah ada sejak
verifikasi logis.
Dan kelebihan lain nya adalah dalam hal menalar dan menjelaskan
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menekankan titik tumpu pada akal
kebenaran menurut aliran ini merupakan produk dari akal atau rasio.
sebagai bapak filsafat modern, kemudan Baruch Spinoza, G.W. Leibniz adalah
substansi tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/anin13dya/makalah-rasionalisme
https://www.academia.edu/38021158/MAKALAH_ALIRAN_ALIRAN_FILSAF
AT_RASIONALISME_EMPIRISME_KRITISISME
https://id.scribd.com/document/390245632/Makalah-Filsafat-Aliran-
Rasionalisme-docx
http://repositori.uinalauddin.ac.id/11781/1/KUMPULAN%20MAKALAH%20FI
LSAFAT.pdf
21