Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
NAMA:
KATA PENGANTAR

“Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh”

Alhamdulillah saya bersyukur kehadirat allah SWT atas segala rahmat ,nikmat,dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat serta salam tak lupa saya
panjatkan kepada jujunngan nabi besar muhammad SAW besreta keluarga,dan para
sahabatnya.Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas ilmu alamiah dasar.Dalam
penyusunan makalah ini,banyak sekali masalah yang saya hadapi,dalam mengerjakan
makalah ini saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang
baik.Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan penulisan ilmiah ini,masih
terdapat banyak kekurangan,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya
butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang.Demikian makalah ini
saya susun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi
penyusun makalah dengan tema yang senada di aktu yang akan datang semoga
bermanfaat.Amin.
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL …………………………………………… i


KATA PENGANTAR …………………………………………..ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..

 A. Latar Belakang ………………………………………….


 B. Rumusan Masalah ………………………………………
 C. tujuan………………………………………
 D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………

 Pancasila sebagai sistem filsafat

BAB III PENUTUP

 A. kesimpulan ……………………………………………………
 B. Saran ………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi
sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 63 tahun yang lalu disambut dengan
lahirnya sebuah konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu
lahirnya Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila
memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi
segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam
memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari,
dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan
Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan
yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah,
Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa
Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu
pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa
yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup
faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut
mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena
sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan
ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan
ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha
untuk berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan
kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta
kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan
serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia
yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai,
menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya
pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga
baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.

B.Rumusan masalah

pengertian pancasila sebagai sistem filsafat

C.Tujuan

Untuk mengetahui arti pancasila sebagai sistem filsafat

D. Manfaat

Mengetahui arti pancasila sebagai sistem filsafat


BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Filsafat

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya“philosophi” adalah


berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai cinta
kearifan. kata philosophia tersebut berakar pada kata“philos” (cinta)
dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta
kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa
juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat
berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa
menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir
disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos.
Pengetahuan bijaksana memberikan kebenaran, orang, yang mencintai pengetahuan
bijaksana, karena itu yang mencarinya adalah oreang yang mencintai kebenaran. Tentang
mencintai kebenaran adalah karakteristik dari setiap filosof dari dahulu sampai sekarang. Di
dalam mencari kebijaksanaan itu, filosof mempergunakan cara dengan berpikir sedalam-
dalamnya (merenung). Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau
falsafah. Filsafat sebagai hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang
paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.

Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut:

• Socrates (469-399 s.M.)


Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa
perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia. Berdasarkan pemikiran
tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan
jika mereka mampu dan mau melakukan peninajauan diri atau refleksi diri sehingga muncul
koreksi terhadap diri secara obyektif

• Plato (472 – 347 s. M.)


Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta
pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato filsafat
merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang
seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif.
B. Pancasila sebagai sistem filsafat

 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai sistem filsafat untuk mengetahuinya bahwa perlu dijabarkan tentang
syarat-syarat filsafat terhadap pancasila tersebut, jika syrata sistemnya cocok pada pancasila
maka pancasila merupakan sistem filsafat. Sebagaimana suatu logam dikatan emas bila
syarat-syarat emas terdapaat dalam logam tersebut. Penjabaran filsafat terhadap pancasila :

1. Objek filsafat : yang pertama objek material adalah segala yang ada dan mungkin ada.
Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu ada Tuhan, ada manusia,
dan ada alam semesta. Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar negara rumusannya
jelas yaitu :

2. Ke-Tuhanan Y.M.E

3. Kemanusiaan yang adil dan Beradab

4. Persatuan Indonesia

5. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan perwakilan

6. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

7. Metode filsafat adalah kontemplasi atau perenungan atau berfikir untuk menemukan
hakikat. Jadi di sini bukan berfikirnya, tetapi cara menemukan hakikat, atau metode
menemukan hakikat. Secara umum ada dua dan tiga dengan metode campuran, yaitu metode
analisa, metode sintesa serta metode analisa dan sintesa (analiticosyntetik). Demikian juga
Pancasila, ia temuikan dengan cara-cara tertentu dengan metode analisa dan sintesa, nilai-
nilainya digali dari buminya Indonesia.

8. Sistem filsafat : setiap ilmu maupun filsafat dalam dirinya merupakan suatu system,
artinya merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri, terpisah dengan system lainnya.
Misalnya psykhologi merupakan kebulatan tersendiri terpisah dan berbeda dengan
anthropologi, demikian seterusnya ilmu-ilmu dan filsafat yang lain. Pancasila sebagai suatu
Dasar Negara adalah merupakan suatu kebulatan. Memang terdiri dari lima, tetapi sila-sila
tersebut saling ada hubungannya satu dengan lainnya secara keseluruhan, tidak ada satupun
sila yang terpisah dengan yang lainnya. Oleh karena itu dapat diistilahkan “Eka Pancasila”,
lima sila dalam satu kesatuan yang utuh.
C. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri dari atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerja sama untuk tujuan tertentu secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh,
sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1 .suatu kesatuan bagian-bagian


2. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. keseluruhannya di maksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
5. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

1. Susunan kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat organis

Kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filosofis
bersumber pada hakikiat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti substansi
manusia. Isi dari sila-sila pancasila yaitu hakikat manusia yang mono pluralis yang memiliki
unsur-unsur susunan kodrad jasmani dan rohani. Sifat kodrat yaitu sebagai mahluk sosial
sekaligus mahluk individu; dan kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri serta
sebagai mahluk Tuhan Yang maha esa. Unsur-unsur hakikat manusia tersebut merupakan
suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Setiap unsur memiliki fungsinnya
masing-masing yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Oleh karna itu, sila-
sila pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia monopluralis yang merupakan
kesatuan organis akan sila-sila pancasila juga memiliki kesatuan yang bersifat organis pula.

2. Susunan pancasila yang bersifat Hierrarkis dan berbentuk piramidal

Susunan pancasila adalah Hierrarkis dan berbentuk piramidal. Pengertian matematis


piramidal di gunakan untuk menggambarkan hubungan Hierrarkis sila-sila pancasila dalam
urutan-urutan luas (kuantitas) dn juga dalam hal isi sifatnya (kualitas). Kalau dilihat dari
intinya urutan-urutan lima sila menunjukan suatu rangkaian pengkususan dari sila-sila di
mukanya.
Jika urutan-urutan lima sila di anggap mempunyai maksud demikian maka di antara lima
sila ada hubungan yang mengikat antara yang satu dengan yang lainnya sehingga pancasila
merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh dengan kemajemukannya.
Kesatuan sila-sila pancasila yang memiliki susunan Hierrarkis piramidal ini maka sila-sila
ketuhannan yang maha esa menjadi basisi dari sila kemanusiaan yang adil dan beradap,
persatuan indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadsilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Sebaiknya
ketuhanan yang maha esa serta berkeadilan sisoal sehingga di ndalam setiap sila senantiasa
taerkandung sila-sila lainnya.
Secara ontologis hakikat sila-sila pancasila mendasarkan pada landasan sila-sila pancasila
yaitu: Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil ( Noto nagoro, tahun 1975:49).
3.Rumusan pancasila yang bersifat Hierrrarkis dan berbentuk piramidal

1. sila pertama: ketuhanan yang maha esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila,
kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan indonesia kerakyatan yang di pimpin
oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.

2. Sila ke dua: Kemanusiaan yang adil dan beradap adalah meliputih oleh siloa
ketuhanan yang maha esa, meliputi dan menjiwai kesatuan indonesia, kerakyataan
yang di pimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan bagi
seluruh rakyat indonesia

3. Sila ke tiga: persatuan indonesia adalah di liputi dan di jiwai oleh sila ketuhanan yang
maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, meliputih dan menjiwai sila
kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan serta
keadilan bagi seluruh rakyat indonesia

4. Sila ke empat: kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam


permusyawaran/perwakilan adalah di liputi dan di jiwai sila-sila ketuhanan yang maha
esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, kesatuan indonesia, serta meliputih dan
menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

5. Sila ke lima: keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia adalah di liputi dan di jiwai
oleh sila-sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradap,
persarsatuan indonesia, serta meliputih dan menjiwai sila kerakyataan yang di pimpin
oleh hikmat kebujaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

4. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Saling Mnengisi dan Saling
Mengkualifikasi

Kesatuan sila-sila pancasila yang Majemuk Tunggal,hierarkhis piramidal, juga


memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal ini dimaksudkan bahwa
dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya,atau dengan kata lain dalam
setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Adapun rumusan
kesatuan sila-sila pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi tersebut
adalah sebagai berikut;

1. Sila ketuhanan yang maha esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,persatuan
indonesia,berkerakyataan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyaratan/perwakilan
dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab,adalah Berketuhanan yang maha
esa,berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/ perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

3. Sila persatuan indonesia, adalah ketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil
dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/
perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

4. Sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dalam permusyawaratn/ perwakilan,


adalah ketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan indonesia, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, adalah berketuhanan yang maha
esa, berkemanusiaan yamg adil dan beradab, berpersatuan indonesia, dan kerakyatan
yang di pimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/ perwakilan (Notonagoro;,
1975:43-44.

1. DASAR ONTOLOGI

Ontologi berasal dari kata dasar “ontos” yang artinya ada , “being” dan “logois”
yang artinya ilmu. Sehingga ontologi merupakan salah satu cabang filsafat yang
bekhidmat meneelah hal ihwa “ada” atau “being” pada umumnya. Filsafat ontology
atau filsafat mentafisika dalam jajaran cabang-cabang filsafat lainya menempati posisi
yang sangat sentral dan menentukan.

2. Dasar Epistemologis

Pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dengan dasar ontologis. Panacasila sebagai
suatu ideology bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat pancasila

3. Dasar Aksiologis

pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai hanya nilai macam apa saja yang ada
serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak pendangan tentang
nilai terutama dalam menggolong-ngelongkan nilai-nilai tergantungan pada sudut
pandangan. Contoh: nilai kenikmatan, nilai kehidupan, nilai kewajiban, dan sebagainya.
D. Prinsip-prinsip filsafat pancasila

Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat di jelaskan sbagai berikut:

1. Kausa Matarialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan. Dalam


hal ini pancasila di gali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa indonesia
sendiri.

2. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, pancasila


yang ada dealam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).

3. Kausa Efisiensi, maksudnya sebab kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun
dan merumuskan pancasila menjadi dasar negara indonesia merdeka.

4. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuanya, tujuan di usulkannya


pancasila sebagai dasar negara indonesia merdeka.

E. Obyek filsafat pancasila

Obyek material filsafat pancasila adalah semua sila pancasila yang memang unsur-
unsurnya benar-benar ada dalam kenyataan, dan masih dapat dipikirkan lebih lanjut
mengenai segala kemungkin-mungkinya. Sedangkan obyek formal filsafat pancasila
adalah sudut pandangan yang di gunakan dalam mengkaji obyek materialnya sehingga
dapat mencapai pengertian hakekat atau zat. Atau inti sejati, atau inti mutlak sila-sila
pancasila.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya“philosophi” adalah berasal
dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan.
kata philosophia tersebut berakar pada kata“philos” (cinta) dan “sophia” (kearifan).
Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga
berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan.
Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya
manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan
hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini
mula-mula dipakai oleh Herakleitos.
Dan filsafat juga dapat di artikan sebagai suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk tujuan tertentu secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1 .suatu kesatuan bagian-bagian


2. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. keseluruhannya di maksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
5. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

SARAN

Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan, maka
dari penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai