Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena ridhonya
penulis dapat membuat makalah ini dengan baik. Melalui makalah ini penulis berharap
dapat memenuhi tanggung jawab penulis dalam menyelesaikan tugas Mata kuliah
Pancasila, dengan harapan makalah ini dapat diterima oleh semua orang. Penulis
memiliki banyak kekurangan oleh karena itu saran dan solusi untuk membangun sangat
dibutuhkan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang sudah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Ambon, 15 Oktober 2022
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
Merekahnya matahari bulan juni 1945, 66 tahun yang lalu disambut dengan
lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia,
yaitu lahirnya Pancasila. Sebagai falsafah negara tentu pancasila adalah dasar
pembentukan karakter bangsa untuk menjadi lebih baik. Pancasila memang merupakan
karunia terbesar dari Tuhan dan merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia
dari masa ke masa. Selanjutnya sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa. Serta
sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari. Oleh sebab
itu sebagai bangsa besar harus menghargai dan mengamalkan nilai – nilai yang
terkandung didalam pancasila itu sendiri. Namun yang terjadi sampai saat ini masih ada
segelintir orang yang masih kurang mengamalkan nilai – nilai pancasila dalam
berperilaku dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Oleh karena itu perlu untuk kita
memahami dan menghargai pancasila dengan melakukan tindakan / perilaku yang
berbudi luhur, dengtan kata lain apabila kita menemukan tindakan atau perilaku yang
tidak baik, sewajarnya kita punya kewajiban untuk saling mengingatkan.
2
1.3 Tujuan
3
DAFTAR ISI
BAB 1 .................................................................................... 2
BAB 2 ................................................................................... 5
BAB 3 ................................................................................... 8
BAB 4 ..................................................................................... 23
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa
perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan
menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu dan mau melakukan
peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap diri secara
objektif.
5
Plato (472-347 S.M.)
Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah
pecinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan
menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara mendalam berdasarkan
pemikiran dan akal manusia. Filsafat ini juga dapat menjadi pandangan hidup seseorang
sekelompok orang mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Namun, filsafat ini dapat
juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa ketika memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan melihat secara menyeluruh dengan segala
hubungan.
6
telah merdeka. Dalam sidang tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara
Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal dengan nama UUD 1945.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato
Soekarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas
di Eropa, dimana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka.
Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme,
sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalisme.
8
Filsafat Pancasila versi Soeharto
Dan kalau dibedakan filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis,
filsafat Pancasila digolongkan dalam arti praktis. Ini berarti bahwa filsafat Pancasila di
dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari
manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang
berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari
(pandangan hidup, filsafat hidup, way of the life, Weltanschaung dan sebagainya); agar
hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin.Selanjutnya filsafat Pancasila
mengukur adanya kebenaran yang bermacam-macam dan bertingkat-tingkat sebagai
berikut:
9
4. Kebenaran Religius (religi)
3.2 Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia
Jika tidak ada sistem filsafat Pancasila di Indonesia maka kehidupan akan
menjadi tidak selaras dan berantakan karena tidak memiliki pedoman dan acuan.
Persatuan dan kesatuan menjadi semakin lemah serta munculnya berbagai macam
perselisihan dan konflik.
10
filsafat merupakan satu kesatuan sila yang saling berhubungan dan berkaitan dengan
sila lainnya guna mencapai tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sila-sila di dalam Pancasila tersusun secara hierarkis dan sistematis yang berarti
kelima sila tersebut menggambarkan rangkaian bertingkat, dimana sistem filsafat
tersebut terdapat hakikat sila-sila Pancasila yang berkaitan satu sama lain. Pancasila
disebut sebagai sistem filsafat, karena keseluruhan sila sila yang didalamnya merupakan
suatu kesatuan yang saling berhubungan, saling bekerjasama guna pencapaian tujuan
tertentu dan secara menyeluruh merupakan bagian suatu kesatuan yang utuh.
Sila-sila didalam Pancasila pada hakikatnya suatu kesatuan yang organis, saling
berhubungan dan saling mengkualifikasi. Dengan pemikiran dasar mengenai manusia
yang berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan dengan masyarakat bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki peran yang penting di dalam
pembentukan karakter kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian sila-sila didalam pancasila disebut sebagai
sistem filsafat mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan sistem filsafat
lainnya.
Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapat kita temukan
dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia
seperti di bawah ini :
11
e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17
Agustus 1950.
f. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli
1959.
12
3.2.3 Filsafat Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni 1945
terkandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun
dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita
bangsa dan negara Indonesia yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung
Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada
kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.
Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus
1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang
Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang
kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar
itu tahan uji sepanjang masa. Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan
bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar
negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut,
maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh
negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan
Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Dasar negara kita berakar pada sifat-
sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian
bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang. Pancasila
mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia
sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar
hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.
13
3.2.4 Filsafat Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafat
hidup). Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan memandang persoalan-
persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan
persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan
merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti
akan timbul, baik persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan besar
umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan
pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang
timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan
hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.
Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan
sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya
pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu
bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu
untuk mewujudkannya.Dan pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar
dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam
rumusan yang agak berbeda, namun dalam 3 buah UUD yang pernah kita miliki yaitu
dalam pembukaan UUD 1945, dalam Mukadimah UUD sementara Republik Indonesia
1950. Pancasila itu tetap tercantum didalamnya, Pancasila yang lalu dikukuhkan dalam
kehidupan konstitusional itu, Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama saat-saat
14
terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti
sejarah sebagai dasar kerohanian negara, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena
sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbunya rakyat. Oleh karena itu, ia juga merupakan
dasar yang mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya
akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945,
yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi
kehidupan bangsa kita.Apabila pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita
rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan
kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin pancasila akan hanya
tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan
15
noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu
banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.
a) Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan pengertian
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terisah-pisah,
maka itu bukan pancasila.
b) Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan yang
lain.
c) Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat digambarkan
sebagai berikut :
Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan
menjiwaisila 3,4, dan 5.
Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
16
e) Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya
sendiri.
f) Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan
masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan
berkembang dalam kehidupan sehari-har
c) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta
17
Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang
ternyata cocok diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa
Pancasila benar-benar suatu sistem filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia,
nama Indonesia ini ditambahkan karena objek materialnya seperti telah diutarakan di
muka adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari
nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya, adat
istiadatnya, kebudayaannya, serta kepercayaan dan agama-agamanya.
18
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
19
● Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime.
20
● Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime.
21
● Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime.
22
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
23
Menyadari bahwa pengetikan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak. Untuk itu kami menunggu saran dan
kritikan yang positif dari pembaca agar kedepannya penulisan makalah kami akan jauh
lebih baik lagi.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6615639/
MAKALAH_TENTANG_PANCASILA_SEBAGAI_FILSAFAT_HIDUP_BANGSA
https://www.gramedia.com/literasi/filsafat-adalah/
https://hot.liputan6.com/read/4665960/pengertian-pancasila-fungsi-kedudukan-dan-
makna-setiap-lambangnya
https://sipejar.um.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=227535#:~:text=Pancasila
%20sebagai%20dasar%20filsafat%20negara%20merupakan%20nilai%2Dnilai
%20filosofis%20yang,peraturan%20perundang%2Dundangan%20yang%20berlaku.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-ELLY_MALIHAH/
Silabi%2C_SAp%2C_Bahan_Kuliah_PKN%2C_Elly_Malihah/BAB_2.pdf
https://brainly.co.id/tugas/33686007
https://png.pngtree.com/png-vector/20220530/ourlarge/pngtree-garuda-pancasila-logo-
of-indonesian-country-symbol-for-independence-day-png-image_4759593.png
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/04/
Naskah_Asli_Piagam_Jakarta.jpg
https://image.slidesharecdn.com/pknintisaripembukaanuud45-170115122548/85/
intisari-pembukaan-uud-45-14-320.jpg?cb=1484483190
25