Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena ridhonya
penulis dapat membuat makalah ini dengan baik. Melalui makalah ini penulis berharap
dapat memenuhi tanggung jawab penulis dalam menyelesaikan tugas Mata kuliah
Pancasila, dengan harapan makalah ini dapat diterima oleh semua orang. Penulis
memiliki banyak kekurangan oleh karena itu saran dan solusi untuk membangun sangat
dibutuhkan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang sudah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Ambon, 15 Oktober 2022

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merekahnya matahari bulan juni 1945, 66 tahun yang lalu disambut dengan
lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia,
yaitu lahirnya Pancasila. Sebagai falsafah negara tentu pancasila adalah dasar
pembentukan karakter bangsa untuk menjadi lebih baik. Pancasila memang merupakan
karunia terbesar dari Tuhan dan merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia
dari masa ke masa. Selanjutnya sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa. Serta
sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari. Oleh sebab
itu sebagai bangsa besar harus menghargai dan mengamalkan nilai – nilai yang
terkandung didalam pancasila itu sendiri. Namun yang terjadi sampai saat ini masih ada
segelintir orang yang masih kurang mengamalkan nilai – nilai pancasila dalam
berperilaku dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Oleh karena itu perlu untuk kita
memahami dan menghargai pancasila dengan melakukan tindakan / perilaku yang
berbudi luhur, dengtan kata lain apabila kita menemukan tindakan atau perilaku yang
tidak baik, sewajarnya kita punya kewajiban untuk saling mengingatkan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut:

1. Apa itu Filsafat?


2. Pengertian Pancasila?
3. Jelaskan bagaimana Pancasila sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia.

2
1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila.


2. Untuk menambah pengetahuan tentang pancasila dari aspek filsafat.
3. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia.
4.

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................... 1

BAB 1 .................................................................................... 2

BAB 2 ................................................................................... 5

BAB 3 ................................................................................... 8

BAB 4 ..................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 24

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Filsafat

Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni


“Philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo
berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebiijakan atau pandai’.
Jadi dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada
kebijakan.

Banyak ahli yang mendefinisikan apa itu filsafat. Poedjawijatna berpendapat


bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab secara sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran belaka. Lalu menurut Hasbullah
Bakry, filsafat memiliki definisi berupa sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala
sesuatu secara mendalam, mulai dari ketuhanan, alam semesta, hingga manusia
sehingga dapat dicapai oleh akal manusia. Kemudian ada juga tokoh filsafat terkenal,
Plato, yang mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai
pada kebenaran asli.

Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut:

 Socrates (469-399 S.M.)

Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa
perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan
menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu dan mau melakukan
peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap diri secara
objektif.

5
 Plato (472-347 S.M.)

Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah
pecinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan
menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara mendalam berdasarkan
pemikiran dan akal manusia. Filsafat ini juga dapat menjadi pandangan hidup seseorang
sekelompok orang mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Namun, filsafat ini dapat
juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa ketika memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan melihat secara menyeluruh dengan segala
hubungan.

2.2 Pengertian Pancasila


Secara etimologis, pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang
terdiri dari dua kata, Panca dan Sila. Pengertian Pancasila yaitu, Panca berarti lima dan
Sila berarti dasar. Sila juga diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku
seseorang atau bangsa; kelakuan dan perbuatan yang menurut adab (sopan santun);
akhlak dan moral. Istilah Pancasila terdapat pada buku Negarakertagama karangan
Empu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku Sutasoma
ini pengertian Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dari
bahasa Sansekerta) dia juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima. Istilah
Pancasila kemudian diangkat lagi oleh Soekarna saat merumuskan dasar negara
Indonesia pasca kemerdekaan.
Secara terminologi pengertian Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip
dasar negara. Pasca kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI
mengadakan sidang sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara yang

6
telah merdeka. Dalam sidang tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara
Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal dengan nama UUD 1945.

Berikut adalah bunyi Pancasila, yakni:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Filsafat Pancasila

Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi filsafat


dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf
Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa
diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila
berbeda dari waktu ke waktu. Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa
Indonesia dimanapun mereka berada.

 Filsafat Pancasila Asli

Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato
Soekarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas
di Eropa, dimana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka.
Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme,
sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalisme.

 Filsafat Pancasila versi Soekarno

Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Soekarno sejak 1955


sampai berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu Soekarno selalu
menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang
diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India
(Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Soekarno
“Ketuhanan” adalah asli berasal dari Indonesia, “Keadilan Sosial”
terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Soekarno tidak pernah menyinggung
atau mempropagandakan “Persatuan”.

8
 Filsafat Pancasila versi Soeharto

Oleh Soeharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf


yang disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan
diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan
“Pancasila truly Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila adalah asli
Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir
Pancasila). Filsuf Indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa
filsafat Pancasila adalah truly Indonesia antara lain Sunoto, R. Parmono,
Gerson W. Bawengan, Wasito Poespopordjo, Burhanuddin Salam,
Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono,
Soerjanto Poespowardojo, dan Moerdiono.
Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah
hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa
Indonesia.

Dan kalau dibedakan filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis,
filsafat Pancasila digolongkan dalam arti praktis. Ini berarti bahwa filsafat Pancasila di
dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari
manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang
berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari
(pandangan hidup, filsafat hidup, way of the life, Weltanschaung dan sebagainya); agar
hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin.Selanjutnya filsafat Pancasila
mengukur adanya kebenaran yang bermacam-macam dan bertingkat-tingkat sebagai
berikut:

1. Kebenaran Indra (pengetahuan biasa);


2. Kebenaran Ilmiah (ilmu-ilmu pengeteahuan);
3. Kebenaran Filosofis (filsafat);

9
4. Kebenaran Religius (religi)
3.2 Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa Indonesia merupakan nilai-nilai filosofis


yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum yang
berlaku di Indonesia. Artinya, nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
dan Keadilan harus mendasari seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jika tidak ada sistem filsafat Pancasila di Indonesia maka kehidupan akan
menjadi tidak selaras dan berantakan karena tidak memiliki pedoman dan acuan.
Persatuan dan kesatuan menjadi semakin lemah serta munculnya berbagai macam
perselisihan dan konflik.

3.2.1 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena Pancasila mengandung


pemikiran pendiri negara yang dituangkan dalam suatu sistem yang merupakan
cerminan dari nilai-nilai Pancasila yang saling berhubungan dan digunakan sebagai
pedoman ataupun pandangan hidup bangsa dalam berbangsa dan bernegara.

Adapun contoh Pancasila sebagai sistem filsafat artinya dalam kegiatan


berbangsa dan bernegara harus berpedoman pada filsafat Pancasila, misalnya toleransi
antar agama yang merupakan amalan dari filsafat Pancasila sila pertama, sikap peduli
dan tolong menolong yang merupakan amalan sila kedua, membela dan
mempertahankan tanah air adalah amalan sila ketiga, kemudian mengikuti pemilu juga
merupakan salah satu amalan Pancasila sila keempat, dan menghormati hak dan
kewajiban orang lain merupakan penerapan sila kelima Pancasila. Dari kelima sila
tersebut membentuk suatu sistem yaitu filsafat pancasila. Pancasila merupakan lima sila
yang terdiri dari nilai luhur yang berakar dari budaya masyarakat Indonesia dan filsafat
merupakan upaya manusia dalam mencari kebijaksanaan hidup yang berguna dan
bermanfaat bagi peradaban manusia sendiri. Jadi, pancasila dikatakan sebagai sistem

10
filsafat merupakan satu kesatuan sila yang saling berhubungan dan berkaitan dengan
sila lainnya guna mencapai tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sila-sila di dalam Pancasila tersusun secara hierarkis dan sistematis yang berarti
kelima sila tersebut menggambarkan rangkaian bertingkat, dimana sistem filsafat
tersebut terdapat hakikat sila-sila Pancasila yang berkaitan satu sama lain. Pancasila
disebut sebagai sistem filsafat, karena keseluruhan sila sila yang didalamnya merupakan
suatu kesatuan yang saling berhubungan, saling bekerjasama guna pencapaian tujuan
tertentu dan secara menyeluruh merupakan bagian suatu kesatuan yang utuh.

Sila-sila didalam Pancasila pada hakikatnya suatu kesatuan yang organis, saling
berhubungan dan saling mengkualifikasi. Dengan pemikiran dasar mengenai manusia
yang berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan dengan masyarakat bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki peran yang penting di dalam
pembentukan karakter kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian sila-sila didalam pancasila disebut sebagai
sistem filsafat mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan sistem filsafat
lainnya.

3.2.2 Pancasila sebagai Dasar Falsafah Bangsa Indonesia

Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapat kita temukan
dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia
seperti di bawah ini :

a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.


b. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang
kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan
sebutan Piagam Jakarta).
c. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
d. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27
Desember 1945, alinea IV.

11
e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17
Agustus 1950.
f. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli
1959.

[Gambar Piagam Jakarta]

[Pembukaan UUD 1945 Alinea 4]

12
3.2.3 Filsafat Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni 1945
terkandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun
dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita
bangsa dan negara Indonesia yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung
Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada
kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus
1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang
Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang
kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar
itu tahan uji sepanjang masa. Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan
bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar
negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut,
maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh
negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan
Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Dasar negara kita berakar pada sifat-
sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian
bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang. Pancasila
mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia
sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar
hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.

13
3.2.4 Filsafat Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafat
hidup). Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan memandang persoalan-
persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan
persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan
merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti
akan timbul, baik persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan besar
umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan
pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang
timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan
hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.

Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan
sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya
pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu
bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu
untuk mewujudkannya.Dan pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar
dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam
rumusan yang agak berbeda, namun dalam 3 buah UUD yang pernah kita miliki yaitu
dalam pembukaan UUD 1945, dalam Mukadimah UUD sementara Republik Indonesia
1950. Pancasila itu tetap tercantum didalamnya, Pancasila yang lalu dikukuhkan dalam
kehidupan konstitusional itu, Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama saat-saat

14
terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti
sejarah sebagai dasar kerohanian negara, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena
sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbunya rakyat. Oleh karena itu, ia juga merupakan
dasar yang mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia

3.2.5 Filsafat Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian


Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia
yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat,
lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak
dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu,
Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa
Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-
daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur
asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya
sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila
kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap
sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.

Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya
akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945,
yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi
kehidupan bangsa kita.Apabila pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita
rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan
kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin pancasila akan hanya
tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan

15
noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu
banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.

3.3 Karakteristik Prinsip – prinsip Pancasila serta hakikat sebagai Filsafat

3.3.1 Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat

Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri


yang berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:

a) Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan pengertian
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terisah-pisah,
maka itu bukan pancasila.
b) Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan yang
lain.
c) Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat digambarkan
sebagai berikut :
 Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
 Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan
menjiwaisila 3,4, dan 5.
 Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
 Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
 Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.

d) Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer

16
e) Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya
sendiri.
f) Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan
masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan
berkembang dalam kehidupan sehari-har

3.3.2 Prinsip – prinsip Pancasila sebagai Filsafat

Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam


hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa
Indonesia sendiri.

b) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila


yang ada dalam pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal);

c) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta

d) Kausa Finalis. maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan diusulkannya


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

3.3.3 Hakikat Pancasila sebagai Filasafat

Hakikat nilai-nilai pancasila dijadikan pangkal tolak permasalahannya yang


berwujud konsep pengalaman dengan bersifat objektif dan subjektif. Pengamalan secara
objektif adalah pengamalan di bidang kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan
(berupa pasal-pasal UUD, ketetapan MPR, Undang-Undang Organik, dan peraturan-
peraturan pelaksanaan lainnya. Pengamalan secara subjektif adalah pengamalan yang
dilakukan oleh manusia individu, baik sebagai pribadi, warga bermasyarakat, ataupun
sebagai pemegang kekuasaan.

17
Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang
ternyata cocok diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa
Pancasila benar-benar suatu sistem filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia,
nama Indonesia ini ditambahkan karena objek materialnya seperti telah diutarakan di
muka adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari
nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya, adat
istiadatnya, kebudayaannya, serta kepercayaan dan agama-agamanya.

 Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian


manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-
fundamental).Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie
(cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena
pancasila merupakan hasil perenungan jiwa dengan mendalam yang dilakukan oleh para
pendiri bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat.
Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai
Filsafat ➔ Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat.
Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri yang
berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan
yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut :
● Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
● Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai
sila 3,4, dan 5.
● Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai sila 4 dan 5.

18
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.

d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime

 Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian


manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-
fundamental). Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie
(cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena
pancasila merupakan hasil perenungan jiwa dengan mendalam yang dilakukan oleh para
pendiri bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat.

 Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat


➔ Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat
Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri
yang berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan
yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut :
● Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
● Sila 2, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai
sila 3,4, dan 5.

19
● Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime.

 Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian


manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-
fundamental).Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie
(cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena
pancasila merupakan hasil perenungan jiwa dengan mendalam yang dilakukan oleh para
pendiri bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat.

 Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat


➔ Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat
Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri
yang berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan
yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut
● Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
● Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai
sila 3,4, dan 5.

20
● Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime.

 Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian


manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-
fundamental).Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie
(cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena
pancasila merupakan hasil perenungan jiwa dengan mendalam yang dilakukan oleh para
pendiri bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat.

 Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat


➔ Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat
Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri
yang berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan
yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut
● Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
● Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai
sila 3,4, dan 5.

21
● Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime.

 Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian


manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-
fundamental).Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie
(cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena
pancasila merupakan hasil perenungan jiwa dengan mendalam yang dilakukan oleh para
pendiri bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat.

 Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat


➔ Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat
Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri
yang berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan
yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut
● Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
● Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai
sila 3,4, dan 5.
● Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan

22
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/prime

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut:

1. Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari


bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu
(kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling
bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

2. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa Indonesia berarti, nilai-nilai filosofis


yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum
yang berlaku di Indonesia. Artinya, nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan harus mendasari seluruh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

4.2 Saran

23
Menyadari bahwa pengetikan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak. Untuk itu kami menunggu saran dan
kritikan yang positif dari pembaca agar kedepannya penulisan makalah kami akan jauh
lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6615639/
MAKALAH_TENTANG_PANCASILA_SEBAGAI_FILSAFAT_HIDUP_BANGSA

https://www.gramedia.com/literasi/filsafat-adalah/

https://hot.liputan6.com/read/4665960/pengertian-pancasila-fungsi-kedudukan-dan-
makna-setiap-lambangnya

https://sipejar.um.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=227535#:~:text=Pancasila
%20sebagai%20dasar%20filsafat%20negara%20merupakan%20nilai%2Dnilai
%20filosofis%20yang,peraturan%20perundang%2Dundangan%20yang%20berlaku.

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-ELLY_MALIHAH/
Silabi%2C_SAp%2C_Bahan_Kuliah_PKN%2C_Elly_Malihah/BAB_2.pdf

https://brainly.co.id/tugas/33686007

https://png.pngtree.com/png-vector/20220530/ourlarge/pngtree-garuda-pancasila-logo-
of-indonesian-country-symbol-for-independence-day-png-image_4759593.png

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/04/
Naskah_Asli_Piagam_Jakarta.jpg

https://image.slidesharecdn.com/pknintisaripembukaanuud45-170115122548/85/
intisari-pembukaan-uud-45-14-320.jpg?cb=1484483190

25

Anda mungkin juga menyukai