KELOMPOK : 2
NAMA : 1. ANGGUN WENING FATWA (1304617073)
2. ERLIN CHAERUNISA K (1304617067)
3. FITRIA NUR CAHYATI (1304617068)
4. IHIYA APRISIA WANTI (1304617018)
5. NUR ANNISA ARDHIANI (1304617011)
6. RANIA AZ-ZAHRA (1304617042)
Halaman Judul.....................................................................................i
Kata pengantar…………........……………………….............................. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….....……1.1
Latar Belakang................................……………………............................1.2
Rumusan masalah..................................................................................1.3
Tujuan Penulisan……….....………………………………..........................1.4
BAB II
PEMBAHASAN………………………........................................................2.1
Pengertian Filsafat.................................................................................2.2
Pengertian Filsafat Pancasila..................................................................2.3
Pengertian Hakikat Sila Pancasila.......................................................2.4
BAB III
PENUTUP....………………………………………...............….............3.1
Kesimpulan……………………………………………...........................3.2
Saran…...........................………………………………….......................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………....................
LAMPIRAN………………………………………………………………......
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Filsafat Pancasila
a. Pengertian
Filsafat merupakan pemikiran tentang sesuatu secara menyeluruh,
mendalam dan spekulatif. Filsafat membawa kepada kebijakaanaan.
Pancasila sebagai dasar negara juga merupakan pedoman dalam
berbangsa dan bernegara. Pancasila diambil dari bahasa Sansekerta,
yaitu “panca” berarti lima dan “Syila” berarti dasar, batu, sendi atau
alas dan “Syila” juga berarti aturan dan tingkah laku yang baik. Jadi
Pancasila adalah lima dasar tentang lima kesusilaan atau ajaran tentang
tingkah laku.
Menurut Notonegoro
Sifat-sifat Pancasila saling berkaitan (sifat hierarki), yang mana ada
nya sila yang lebih tinggi. Pancasila berbentuk piramida terbalik
1. KeTuhanan Yang Maha Esa.
Dalam bernegara tentu di dalamnya terdapat manusia. Jika dilihat
melalui sudut pandang terbesar bahwa manusia adalah ciptaan
Tuhan yang lebih sempurna dari makhluk di bumi lainnya. Tuhan
menciptakan manusia dan kemudian manusia bernegara. Manusia
sebagai makhluk tuhan merupakan hal pertama yang nantinya akan
mewakilkan sila-sila berikutnya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara,
karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai
persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia.
3. Persatuan Indonesia.
Bentuk negara merupakan suatu penyatuan dari manusia-manusia
tersebut.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut
rakyat. Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara
disamping wilayah dan pemerintahan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Persatuan yang terwujud menciptakan kumpulan manusia dalam
negara dengan nama rakyat, maka semua rakyat harus merasakan
yang sama. Satu orang menyatakan dirinya berbangsa Indonesia
dan orang lain menyatakan dirinya bangsa Indonesia. Semua
bangsa berhak mendapatkan suatu kesamaan yaitu keadilan. Pada
hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang
disebut negara ( lihat Notonagoro, 1984).
B. Pancasila Sebagai Filsafat
Indonesia menerapkan sistem ideologi Pancasila, sebagai
aktualisasi filsafat hidup (weltsanschauung) seleuruh bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat dapat didefinisikan sebagai “refleksi
kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.” (Budi Juliardi,
2014:27).
Tiga aspek Pancasila sebagai Filsafat
1. Ontologi
Apa yang ada di dalam Pancasila?
Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada di bangsa Indonesia
sejak lama.
Soekarno pernah membuat Pancasila dari 5 sila, ditarik menjadi
3 sila dan ditarik lagi menjadi 1 sila, yaitu gotog royong. Nilai
asli Pancasila itu gotong royong. Seperti halnya yang kita
ketahui, bahwa bangsa Barat menerapkan individualisme.
Sementara kita sudah ditanamkan rasa gotong royoung dalam
menerapkan ideologi kita. Kita bermusyawarah mufakat.
Bukti dari sila pertama: Ketuhana Yang Maha Esa, bukti sebelum ada
negara Indonesia, Nusantara itu didominasikan dengan kerajaan yang beragama,
maka tidak dapat dihilangkan sifat keagamaannya.
2. Epistomologi
1. Bagaimana merumuskan Pancasila? (zaman dahulu)
2. Bagaimana mengamalkan Pancasila sebagai pedoman
hidup? (zaman sekarang)
Pertama, melalui BPUPKI.
Ir. Soekarno pada Sidang BPUPKI I tanggal 1 Juni 1945
merumuskan Pancasila dari mulai berbentuk lima sila yaitu
(1) Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, (2)
Internasionalisme atau perikemanusiaan, (3) Mufakat atau
demokrasi, (4) Kesejahteraan sosial, (5) Ketuhanan.
Kemudian dirangkum kembali menjadi Trisila yaitu (1) Sosio-
nasionalisme, (2) Sosio-demokratis, dan (3) keTuhanan. Yang terakhir dan
merupakan inti dari Pancasila adalah Gotong Royong. Gotong royong mencirikan
bangsa Indonesia sejak dulu. Masyarakat Indonesia senang untuk saling
membantu dan bermusyawarah.
Kajian kedua, jika menggunakan suatu metode dalam kajian
pancasila sebagai filsafat :
a. Metode Deduktif
dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan
pandangan yang komprehensif.
b. Metode Induktif
dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki
dari gejala-gejala itu.
3. Aksiologi
Manfaat dari Pancasila?
Pancasila dituangkan dalam Undang-Undang.
Jadi, sebagaimana jika kita ingin membuat UU baru, lihatlah
terlebih dahulu pedoman kita, pancasila.
Bukti: Kemanusiaan yang adil dan beradab ada didalam UU
pasal 27A-38B tentang Hak Asasi Manusia. Kemudian pasal
34, fakir miskin dirawat oleh negara ataupun dipelihara dengan
baik.
3.1 KESIMPULAN
· Filsafat ialah alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsafat berarti berpikir
secara mendalam dan berpikir sampai ke akar-akarnya dengan sungguh-sungguh
tentang hakikat sesuatu.
· Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan
satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan
bernegara di Indonesia.
· Susunan Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis, yaitu Unsur-unsur
hakikat manusia.
· Pancasila sebagai suatu system filsafat berperan sebagai pedoman masyarakat
dalam bertingkah laku.
3.2 SARAN
Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan
nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua
aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. staffnew.uny.ac.id/upload/131655976/pendidikan/3-pancasl-sistem-
filsafat.pptx
2. file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032.../BAB_2.pdf
3. Syarbaini H.syahrial. Dr., M.A. 2011. Pendidikan pancasila. Jakarta:
Ghalia Indonesia
4. https://www.scribd.com/doc/283926073/Makalah-Hakikat-Sila-sila-
Pancasila
LAMPIRAN