Anda di halaman 1dari 15

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah: PANCASILA
Dosen: Muhammad Redha Anshari S.E.I., M.H.

Oleh:
AQSA FADILAH ALFIQRI
NIM: 2011120126
RIZAL AHMAD ZIKRI
NIM: 2011120124

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


FAKULTAS TARBIYAHDAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN BAHASA
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

TAHUN 2020 M / TAHUN 1442 H


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, yang karena izin dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat” ini.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw, beserta keluarga, para sahabat
dan seluruh umatnya sampai akhir zaman. Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “PANCASILA”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan pancasila sebagai sistem
filsafat. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Semoga mereka memperoleh balasan yang berlipat
ganda dari Allah Yang Maha Kuasa, Amin.

Palangkaraya, 25 September 2020.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Apa Itu Pancasila...........................................................................................3


2.2 Pengertian Filsafat.........................................................................................4
2.3 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.................................................................5
2.4 Fungsi Dan Tujuan Filsafat Pancasila...........................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung maupun


tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa dunia.Gelombang
besar kekuatan internasional dan transional melalui lobalisasi telah mengancam bahwa
menguasai eksistensi negara-negara kebangsaan,termasuk indonesia .Akibat yang
langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan
karena adanya perbenturan  kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme.
            Permasalahan kebangasaan dan kenegaraan di indonesia menjadi kompleks dan
rumit ketika di satu sisi terdapat ancaman internasional,sedangkan pada sisi lain muncul
masalah internal,yaitu maraknya tuntunan rakyat,yang secara objektif mengalami suatu
kehidupan yang jauh dari kesejahteraan  dan keadilan sosial.
             Prinip-prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar (the founding
fathers) negara indonesia yang yang kemudian diabraksikan menjadi suatu prinsip dasar
filsafat bernegara itulah yang disebut pancasila.Dengan pemahaman demikian,
pancasila sebagai filsafat hidup  bangsa indonesia saat ini mengalami ancaman dari
munculnya nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi.
            

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Pancasila?
2. Apa Pengertian dari Filsafat?
3. Apakah yang dimaksud Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
4. Apa Fungsi Dan Tujuan Filsafat Pancasila

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini ditulis sebagaimana ditujukan untuk mengetahui apa itu Pancasila,
pengertian dari filsafat, maksud dari Pancasila sebagai sistem filsafat, dan fungsi dan tujuan
filsafat pancasila

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Apa Itu Pancasila


Bila dilihat secara harfiah (Etimologis) “Pancasila” berasal dari bahasa
Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana), yang dapat dijabarkan dalam dua kata,
yaitu Panca yang berarti lima, dan Sila yang berarti dasar. Sehingga Pancasila berarti
lima dasar, yaitu lima Dasar Negara Republik Indonesia.
Istilah “sila” juga bisa berarti sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku
seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun);
akhlak dan moral.
Istilah Pancasila menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH telah dikenal sejak
zaman kerajaan Mojopahit pada abad XIV, yaitu terdapat dalam buku Negarakertagama
Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Nama Pancasila itu sebenarnya tidaklah terdapat baik di dalam Pembukaan
UUD 1945, maupun di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu sendiri. Namun demikian
cukup jelas, bahwa Pancasila yang kita maksud adalah lima dasar Negara kita
sebagaimana yang tercntum di dalam Pembukaan UUD 1945, alenia ke empat, yang
berbunyi :
1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan Pancasila
memiliki dua macam arti, yaitu : “ panca” yang artinya “lima “ dan “syila” dengan
vokal (i) pendek yang artinya “batu sendi”, atau “alas”, atau “dasar, dan “syiila” dengan
vokal (i) panjang, yang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
yang senonoh”.

3
2.2 Pengertian dari Filsafat
Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia
artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang
besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya
Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau
keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat
1. Socrates (469-399 s.M.)
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan
menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu dan mau
melakukan peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap
diri secara obyektif.
2. Plato (472-347 s. M.)
Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah
pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan
menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam
konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau
terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudan
digolongkan sebagai filsafat spekulatif.

Ada dua cakupan dari pengertian filsafat, yaitu:

1. Filsafat sebagai Produk mencakup:


- Filsafat sebagai jenis Pengetahuan, ilmu, konsep-konsep, pemikiran-
pemikiran (rasionalisme, materialisme, pragmatisme)

4
- Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai
hasil dari aktivitas berfilsafat. Manusia mencari suatu kebenaran yang timbul
dari suatu persoalan yang bersumber pada akal manusia.
2. Filsafat sebagai suatu Proses mencakup:
- Filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini filsafat diartikan dalam ben-
tuk suatu aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan suatu permasala-
han dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai
dengan objeknya.

Filsafat sebagai ilmu memiliki beberapa cabang pokok:


- Etafisika membahas tentang hal-hal dibalik segala sesuatu yang fisis,
yang meliputi bidang: ontologi, kosmologi dan antropologi.
- Epistemologi membahasa tentang hakikat pengetahuan berkaitan
dengan kebenaran pengetahuan, sumber pengetahuan, teori
pengetahuan, dan sifat kebenaran pengetahuan.
- Metodologi berkaitan dengan metode-metode yang dipergunakan dalam
ilmu pengetahuan.
- Logika terkait dengan penalaran atau pengujian validitas suatu
pernyataan.
- Asiologi berkaitan dengan masalah nilai, yang meliputi: etika (nilai
baik-buruk), estetika berkaitan dengan nilai keindahan(indah-jelek).

2.3 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.

5
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan
yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.

A. Dasar Ontologis

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki


hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini
dijelaskan sebagai berikut :

“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social manusia. Demikian juga
jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah
rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam
filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.

Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologism


memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani
dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social,
serta kedudukan kodrat manusia sebagai pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hirarkis sila
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-sila
pancasila lainnya (notonegoro, 1975-53). 

B. Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya


juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila
merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam

6
semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai
dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan
kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu sistem
cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan
landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideology.
Sebagai suatu ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik
loyalitas dari para pendukungnya yaitu :

1. Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya

2. Pathos, yaitu penghayatannya

3. Ethos, yaitu kesusilaannya

C. Dasar Aksiologis

Sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan
dasar aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada
hakekatnya juga merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu
bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai
tersebut dengan manusia.

Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian


yang mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila
tergolong nilai kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan
harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau
estetis, nilai kebaikan atau nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan
bersifat sistematik hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya sampai sila
kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo). 

2.4 Fungsi Dan Tujuan Filsafat Pancasila

7
Fungsi dari filsafat pancasila di antaranya sebagai berikut:
1. Sebagai jiwa Bangsa Indonesia
Setiap bangsa di dunia memiliki jiwanya sendiri. Hal ini disebut dengan istilah
Volkgeish, yang berarti “jiwa bangsa” atau “jiwa rakyat”. Bagi bangsa Indonesia,
Pancasila adalah jiwa yang telah memainkan peranan penting dalam kehidupan
Indonesia dalam semangat Pancasila sejak kelahirannya setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia.

2. Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia, donor
yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia dan menjadi ciri pembeda bangsa kita di
tengah bangsa lain di dunia. Dengan demikian, Pancasila berfungsi sebagai kepribadian
bangsa juga dimanifestasikan sebagai identitas nasional melalui perilaku dan sikap
spiritual, sehingga ciri khas bangsa ini datang dalam bentuk kepribadian Indonesia.

3. Sebagai Sumber dari Semua Sumber Hukum


Indonesia adalah negara hukum yang menerapkan hukum secara adil
berdasarkan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini, fungsi filsafat Pancasila merupakan
sumber dari seluruh sumber daya hukum di Indonesia. Dengan kata lain, sifat standar
hukum di Indonesia harus sesuai dan diperoleh di Pancasila. Dan tidak hanya itu,
semua warga negara Indonesia harus mematuhinya. Tidak boleh ada hukum dan
peraturan mengenai Pancasila.

4. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Tidak hanya itu, filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai cara hidup dari
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila merupakan pedoman dan instruksi dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa Pancasila merupakan Pedoman
Perilaku dan presupputing norma yang berlaku di masyarakat. Segala bentuk idealisme
dan moral bangsa Indonesia dan budaya harus bersumber di Pancasila.

5. Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia


Baru-baru ini disebutkan bahwa idealisme bangsa harus dibawa ke Pancasila.
Hal ini dapat disimpulkan dari pembukaan Konstitusi 1945 yang secara jelas berisi
Pancasila, yang merupakan tujuan dan ideal bangsa Indonesia, yaitu menciptakan
masyarakat yang adil dan sejahtera.

6. Menjadi Falsafah Hidup Bangsa


Dengan kata lain, filsafat Pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini
mungkin dikarenakan pandangan bahwa Pancasila mengandung nilai kepribadian
yang paling tepat dan sesuai dengan bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, Pancasila
juga dianggap sebagai nilai yang paling bijaksana, paling adil dan paling tepat untuk
menyatukan seluruh rakyat Indonesia.

8
7. Sebagai Dasar Negara
Jika telah disebutkan bahwa fungsi filsafat Pancasila merupakan salah satu
sumber dari semua sumber hukum, maka Pancasila juga berfungsi sebagai dasar
untuk mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara. Segala sesuatu yang ada
dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik rakyat, pemerintah, wilayah maupun aspek
negara lainnya harus didasarkan pada Pancasila.

8. Menjadi Perangkat Ilmu Kenegaraan

Fungsi filsafat Next Pancasila adalah perangkat ilmu pengetahuan yang


berbeda, khususnya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan negara. Hal
ini dapat tercermin dalam berbagai contoh Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah
yang kami temukan setiap harinya. Fungsi Pancasila sebagai instrumen ilmu
pengetahuan ini akan terlihat jelas jika pemerintah negara secara teratur dipimpin,
seperti kehidupan negara seharusnya.

Tujuan dari filsafalt diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk menciptakan bangsa yang religius dan patuh kepada Allah yang Maha kuasa.
2. Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara sosial maupun ekonomi.
3. Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia, untuk dapat berada
dalam kaitannya HAM dengan Pancasila sebagai dasar negara kita.
4. Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
5. Menjadi negara nasionalis dan cinta tanah air Indonesia.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang
mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca
agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat,
filsafat pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini
para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Kaderi, Alwi. (2015). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Banjarmasin:
Aswaja Pressindo.
Paristiyanti Nurwardani, H. Y. (2016). Pendidikan Pancasila. Jakarta: RISTEKDIKTI.
Widisuseno, Iriyanto. (2007). Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Semarang: BP UNDIP.
https://kutukuliah.blogspot.com. (2012). Pancasila sebagai sistem ilmu filsafat indonesia.
Diakses pada 25 September 2020 Jam 18:14 WIB, dari
(https://kutukuliah.blogspot.com/2012/07/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html)
http://makalahirfan.blogspot.com. (2019). Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa | Anak
Hukum. Diakses pada 25 September 2020 jam 19:26WIB, dari
(http://makalahirfan.blogspot.com/2019/03/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html)
https://ppkn.co.id. (2020). Pengertian filsafat pancasila. Diakses pada 27 September 2020
jam 17:54 WIB, dari (https://ppkn.co.id/pengertian-filsafat-pancasila/)

11
12

Anda mungkin juga menyukai