Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FILSAFAT PANCASILA

Dosen Pengampun:

Yeni kartikawati, M.Si

Disusun Oleh:

NAMA : Pathor Rohman Rosi

NIM : 22.12.07.31.0334

PROGRAM STUDY PERBANKKAN SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN-PROBOLINGGO
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “FILSAFAT PANCASILA” Semoga sesuai harapan.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa mahasiswi Universitas Islam Zainul Hasan Genggong untuk mendapatkan nilai
prestasi akademik pada semester I. Penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut,
penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: Dosen pengampu Mata Kuliah
Kewerganegaraan,Yakni beliau: Yeni Kartikawati, M.Si
Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak diatas
mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kraksaan, 2,APRIL,2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah .....................................................................................2

1.3 Tujuan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2. 1 Konsep Dasar Kepemimpinan .................................................................3

2.2 Karakteristik, dan Sifat seorang kepemimpinan .......................................4

2.3 Teori, dan Metode Kepemimpinan ..........................................................5

BAB III PENUTUP ..............................................................................................14

3.1 Kesimpulan .............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat indonesia yang di dalam
nya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa indonesia.
Sila-sila dalam pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan
bernegara bagi manusia seluruh nya dan seutuhnya.Masuk nya pancasila sebagai
suatau ideologi dan falsafah bangsa,, indonesia tak lepas pula dari peran bung karno.
Pancasila dilahirkan pada 1 juni 1945, ditetapkan pada 18 agustus 1945
bersamaan dengan UUD. Bunyi dan ucapan pancasila yang yang benar berdasarkan
Inpres nomor 12 Tahun 1968, aalah satu kesatuan yang maha esa.
Sejarah indonesia telah mencatat bahwa diantara tokoh perumus pancasila itu
Mr.Moh Yamin, Prof. Mr. Soepomo , dan Ir. Soekarno. Pancasila itu sakti dan selalu
bertahan daei guncangan kisru politik di negara ini yaitu pertma, secara intrisik, dalam
pancasila yang mengandung toleransi. Pancasila diketahui oleh seluruh indonesia agar
menghormati, menghargai, menjaga, dan menjalankan. Yang telah dilakukan oleh para
pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemrdekaan.
Pancasila sebagai filsafatmengandung pandangan nilaidan pemikiran yang
dapat jadi subtansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Filsafat pancasila dapat di
definisikan sebagai refleksi keritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara
dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan Untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian nya yang mendasar dan menyeluruh
Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila merupakan sebagai hasil
renungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh defoauding thing father(Ayah
yang putus asa) kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Ghani).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa filsafat pancasila?
2. Bagaimna konsep pancasila?
3. Apa pengertian pancasila sebagai filsafat?
1.3 Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa filsafat pancasila
2. Untuk mengetahui apa saja konsep pancasila
3. Mengatahui apa yang dimaksud pancasila sebagai filssafat

1
BAB II
PEMBAHASAN
1.A Pengertian Konsep Filsafat
Istilah filsafat ini sebenarnya berasal dari bahasa yunani, yakni philosophia
yang mana merupakan gabungan kata philo dan shopia. Philo yang berarti Cinta dalam
artian yang luas, Sementara shopia berarti kebijakan atau pandai. Jadi dapat di sebut
bahwa filsafat ini adalah keinginan cita pada kebijakan.

Poedjawijatna ber pendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang


berusaha mencari sebab secara se dalam-dalam nya bagi sega sesuatu yang
berdasarkan fikiran belakang. Menurut hasbullla bakry, filsafat merupakan sejenis
pengatahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, Mulai dari ketuhanan,
Alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagai mana hakikatnya sejauh yang dapat di capai oleh akal manusia. Sehingga dapat
di simpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara
mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia.

Pandangan –Pandangan dalam filsafat dalam perkembangan nya, muncul


pandangan atau aliran yang menjadi dasar atau landasan manusia ketika hendak
melakukan suatu tindakan, hingga sekarang, pandangan-pandangan tersebut masih di
praktikan dalam bidang ilmu apapun yaitu:

1. Idealisme.

Istilah idealisme ini di kemukakakan oleh plato sekitar 20400 tahun yang lau.
Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental dan realitas yang
tampak oleh indera manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini idialis alam
yang mana bersifat spritual.
2. Humanisme,
Pandangan humanisme ini memiliki dua arah, yakni Humanisme Individu dan
Humanisme Sosial. Humanisme Individu lebih mengutamakan adanya
kemerdekaaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang
menuntut kretivitas. Sedangkan Humanisme sosial lebih mengutamakan
pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan dan hubungan
anttar manusia.

2
3. Rasionalisme

Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengatahuan nya yang berasal


dari akal manusia.
4. Empirisme
Empirisme adalah pandangan yang sumber pengatahuan nya dengan
pengalaman, Selalu memberikan kepastian yang di ambil dari dunia nyata.
5. Kritisisme
Pandangan ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu di uji sebab sudah
memiliki batasan batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme.
6. Konstruktivisme
Pandangan ini menyatakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil
konstruksi dari individu itu sendiri, melalui intraksi dengan objek, fenomena,
pengalaman, dan lingkungan nya.

1.B. Cabang Ilmu Filsafat

Keberadaan ilmu filsafCabang Ilmu Filsafat

Keberadaan ilmu filsafat ini tidak statis begitu saja, melainkan dinamis yang mana
berkembang sedemikian rupa hingga semakin rasional dan sistematis. Terlebih lagi, semakin
berkembangnya zaman juga berkembang pula pola pikir manusia. Nah, berikut adalah 6 cabang
bidang studi dari filsafat.

1. Epistemologi

Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata,
pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat
yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah
berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.

2. Metafisika

Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang
filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis
oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat
dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif

3
mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua
hal, yakni:

a) Metafisika Umum atau Ontologi

Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus.
Pembahasan biasanya dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang
sesungguhnya dari penampilan atas eksistensinya.

b) Metafisika Khusus

Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang
paling fundamental dari seluruh realitas.

Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya


membahas mengenai eksistensi dari Tuhan.

Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan
bagaimana hubungan alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini
berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi,
status, dan relasinya.

3. Logika

Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur
normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran
yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya
memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal).

4. Etika

Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik
dan buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari
segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan
amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana
patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau
siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.

5. Estetika

Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang

4
dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji
keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah
ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China,
hingga Yunani.

6. Filsafat Ilmu

Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam
upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang
ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang
filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah,
filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.an rupa hingga semakin rasional dan sistematis.
Terlebih lagi, semakin berkembangnya zaman juga berkembang pula pola pikir manusia. Nah,
berikut adalah 6 cabang bidang studi dari filsafat.

1. Epistemologi

Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata,
pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat
yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah
berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.

2. Metafisika

Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang
filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis
oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat
dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif
mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua
hal, yakni:

a) Metafisika Umum atau Ontologi

Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus.
Pembahasan biasanya dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang
sesungguhnya dari penampilan atas eksistensinya.

5
b) Metafisika Khusus

Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang
paling fundamental dari seluruh realitas.

Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya


membahas mengenai eksistensi dari Tuhan.

Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan
bagaimana hubungan alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini
berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi,
status, dan relasinya.

3. Logika

Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur
normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran
yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya
memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal).

4. Etika

Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik
dan buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari
segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan
amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana
patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau
siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.

5. Estetika

Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang
dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji
keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah
ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China,
hingga Yunani.

6
6. Filsafat Ilmu

Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam
upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang
ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang
filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah,
filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.

2. Konsep pancasila

Konsep PancasilaPancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani


kehidupanbernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilaiyang
terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak.Karena itu,
setiap manusia ingin melakukan tindakan harus bercermin padanilai-nilai Pancasila
terlebih dahulu. Pancasila sebagai norma fundamentalberfungsi sebagai suatu cita-cita
atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatukenyataan. Wujud Pancasila sebagai konkret
ialah Pancasila dalam setiap perbuatan,tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari.
Pancasila adalah etika dan moralbangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari
bersama dari berbagaimoral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia
mempunyaiberbagai moral yang berasal darimagama-agama, kepercayaan, dan adat
istiadat.Masing-masing moral itu mempunyai coraknya sendiri, berbeda satu sama laindan
hanya berlaku bagi kelompok yang bersangkutan. Namun demikian, dalam moral-moral itu
terdapat unsur-unsur bersama yangbersifat umum dan mengatasi segala paham golongan.
Dengan demikian,nampaklah bahwa moral Pancasila mengatasi segala golongan dan
bersifatnasional. Pancasila adalah lima asas moral yang relevan untuk di
tetapkanmenjadi dasar Negara. Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang juga memiliki
ilmupengetahuan dari aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi itu harus mampudijadikan
landasan dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasipersoalan bangsa
Indonesia saat ini. Pancasila menurut para ahli, yaitu:
Prof. Muhammad Yamin

Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yangberarti sendi,
atas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Maka demikian
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah
lakumyang penting dan baik.

7
Notonegoro

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia, sehingga dapat diambil


kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology Negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu,
lambing persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan Negara
Indonesia.

Ir. Soekarno

Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak
saja falsafah Negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada


Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya,
Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam
membentuk Negara. Setijo menyatakan, bahwa konsep Pancasila sebagai dasar Negara
diajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara
falsafah Negara atau filosophische grondslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan
tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang.

Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh Panitia Kecil atau Panitia 9 dan
menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni
1945, yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta
Charter, atau Piagam Jakarta, yang di dalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV,
Piagam Jakarta, selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
menjadi Pembukaan UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang bersamaan
dengan Pancasila disahkan menjadi dasar Negara.

Sejak itu Pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai
berikut:

Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,

Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,

8
Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara,

Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan

Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan pemerintah


maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.

Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara itu memberikan pengertian bahwa


Negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa Negara
harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-
undangan. Mengenai hal itu “Negara Pancasila adalah suatu Negara yang didirikan,
dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia
(kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai
manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraan umum, yaitu
kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan
social).”

Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan


menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap Negara yang
didirikan diatasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi
dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia.
Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban
Negara.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara


sesungguhnya berisi:

Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-
Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhana yang maha esa, yang ber-
Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.

9
Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusian yang
adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/


perwakilan, yang berKetuhanan yang maga esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha
esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan
ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.

3. Pengertian pancasila dalam sistem filsafat

Pengertian “Sistem”

“Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen,

2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri,

3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan

4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem),

5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore & Voich, 1974).

Pancasila sebagai suatu “SISTEM”

- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila),

- Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,

10
- Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan,

- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk


tunggal).

1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisahpisah maka
itu bukan Pancasila.

2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan
sebagai berikut:

dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;

sendiri.

Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep

kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan

juga bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek

penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat


dianggap mencakup kesemestaan.

11
1. Landasan Ontologis Pancasila

Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu


atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu?

Apakah realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas sebagai wujudnya,
yaitu benda?

Apakah ada suatu rahasia di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak pada
makhluk hidup? dan seterusnya. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada
(eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika.
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima
sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu
kesatuan dasar ontologisSubyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah
manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang
berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai
pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak,
yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat
manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk
pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama
mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya(Notonagoro, 1975: 53)

2. Landasan Epistemologis Pancasila

Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,


metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan,
proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau science of science. Menurut
Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi, yaitu:

1. Tentang sumber pengetahuan manusia;

2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;

12
3. Tentang watak pengetahuan manusia.

Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai


upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.Pancasila
sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti
Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi.
Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam
kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.Dasar epistemologis Pancasila pada
hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga dasar
epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat
manusia. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah
sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.

- Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah


nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut

merupakan kausa materialis Pancasila.

- Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila


memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila
maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah
bersifat hirarkis dan berbentuk piramida.

13
BAB III

KESIMPULAN

Filsafat Pancasila belum merupakan ajaran secara tertulis dari seorang filosof. Fisafat
Pancasila masih berupa tata nilai dan tata masyarakat yang terkandung dalam sosio-budaya
bangsa Indonesia, terpelihara sepanjang sejarah. Filsafat Pancasila masih terpemdam secara
potensi dalam proses menjadi actual.

Dardji Dharmodihardjo mengatakan bahwa filsafat Pancasila adalah hasil berpikir yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia, yang oleh bangsa Indonesia dianggap, dipercayai,
dan diyakini sebagai suatu (kenyataan, nilai-nilai, dan norma-norma) yang paling benar,paling
adil, paling bijaksana, paling baik, dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Notonagoro
nengatakan bahwa Pancasila merupakan hasil pemikiran yang mendalam, mendasar, secara
cermat dan sistematisoleh para ahli dan dalam kurun waktu yang lama.

Jadi, filsafat Pancasila adalah hasil pemikiran yang paling mendalamdan dianggap telah
dipercaya serta diyakini sebagai suatu kesatuandari norma dan nilai yang paling dianggap
benar,adil, bijaksana,paling baik,dan paling sesuai dengan kaidah didirikanya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Filsafat Ilmu: Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmubooks.google.co.id ›


booksWelhendri Azwar dan Muliono · 2021

Filsafat Hukum Refleksi Filsafat Pancasilabooks.google.co.id › booksDr. Drs. H.


Amran Suadi, S.H., M.Hum

Pendidikan Pancasilabooks.google.co.id › booksDr. H. Ishaq, S.H., M.Hum. · 2021

Kamus Pancasila: istilah dan teoribooks.google.co.id › booksA. Syaifuddin · 1991

Ideologi Pancasila: bimbingan ke arah penghayatan dan ...books.google.co.id ›


booksMuzayin Arifin · 1990 ·

15

Anda mungkin juga menyukai