Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
AL-ISLAMI BOGOR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah................................................................................................................ 2
BAB II.............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
A. Pengertian Filsafat..........................................................................................................3
B. Filsafat Pancasila............................................................................................................. 5
BAB III.......................................................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................................... 12
D. Kesimpulan..................................................................................................................... 12
E. Saran.................................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka........................................................................................................... 13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat)
tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan
kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup
bangsa yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat yang mendiami negara tersebut.
Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap
bangsa. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai
adalah suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau
ciri khas seseorang atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan
nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian yang
secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu
masyarakat (Prayitno, 1989:1).
Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat
masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari
segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan
negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup
suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup,
hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan
dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia
lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti
bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama
Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa
Indonesia.
1
Oleh karna itu penulis tertarik untuk membahas filsafat pancasila,karna
filsafat bukan hanya ada pada pemikiran politik saja tapi ada juga pada
kehidupan sehari hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Kata Filsafat di Indonesia diserap dari bahasa Arab dan Inggris yaitu
Falsafah dan Filosofi, sementara akar katanya berasal dari bahasa Yunani yaitu
Philosophia, Kata ini terdiri dari kata ‘philos/philein’ yang berarti cinta (love)
dan ‘sophia/sophos’ yang berarti kebijaksanaan. Jadi Secara bahasa, filsafat itu
bisa dikatakan cinta kebijaksanaan dalam artian sedalam- dalamnya.
masehi.
3
c. Agama, menjawab sampai dimana harapan kita
d. Antropologi, menjawab apa yang dinamakan manusia
Sedangkan itu harus begitu, tidak seharusnya begini. Untuk apa saya
kuliah? Kenapa saya harus belajar di kelas tidak di luar? Kenapa di ruangan ini
panas? Semua ini telah menjadi objek pemikiran filosofis. Jadi, secara umum,
kita sudah ‘berfilsafat,’ yaitu mengajukan pertanyaan filosofis, terlibat dalam
perbincangan filosofis, dan memegangi sudut pandang filsafat tertentu.
4
B. Filsafat Pancasila
5
1. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Ontologis
Kata ontologis berasal dari kata yunani “ ONTO “ yang berarti sesuatu yang
sesungguhnya ada atau kenyataan yang sesungguhnya , dan kata “ LOGOS “ yang
berarti studi tentang atau teori yang membicarakan atau dapat juga berarti “
ILMU.
Objek formal dari ontologis adalah memberikan dasar- dasar yang paling
umum bagi semua masalah yang menyangkut manusia, dunia, dan tuhan, seperti
tentang keberadaan, kebersamaan, kebebasan, badan, jiwa, dan sebagainya.
(dalam Ganeswara, 2007) menyatakan bahwa hakikat dasar ontologis Pancasila
adalah manusia, sebab manusia merupakan subjek hukum pokok dari Pancasila.
Selanjutnya, hakikat manusia itu kerakyatan, yaitu ufilsafat yang kredibel
secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
6
2. Causa formalis ( asal mula bentuk )
Hal ini berarti sebagaimana asal mula bentuk pancasila itu di rumuskan
oleh pembentuk negara dalam hal ini Ir.Soekarno dan moh, yamin bersama-sama
dengan anggota BPUPKI yang merumuskan pertama kalinya pancasila sebagai
dasar negara.
Yaitu asal mula di rumuskannya pancasila sebagai dasar nrgara. Hal itu di
wujudkan oleh panitia sembilan dan menyusun piagam jakarta termasuk
pembukaan UUD 1945. Pancasila di susun untuk tujuan sebagai dasar negara
republik indonesia. ( margono,dkk.,2002:56 ).
Bahwa pancasila mengakui adanya tuhan sebagai causa prima dari segala
sesuatu yang Esa dan yang maha sempurma dan merupakan zat yang mutlak.
Mengakui adanya sesuatu yang transendental dan yang mutlak, sebagai yang
menciptakan alam semesta ini.
Keberadaan tuhan diakui sebagai sesuatu yang mutlak dan adanya secara
mutlak sebagai sesuatu yang causa prima. Keberadaan manusia sebagai makhluk
yang memiliki susunan monopluralis, jiwa raga, jasmani rohani, individu sosial,
yang berkedudukan sebagai makhluk ciptaan tuhan.
7
Hal itu berarti bahwa manusia berada di dunia bukan sekedar memiliki diri
sendiri akan tetapi juga harus bisa menciptakan keseimbangan antara dirinya
dan juga dengan tuhan YME.
Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki tiga unsur pokok agar
dapat menarik loyalitas dan pendukungnya yaitu
1. Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya
8
Adapun potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan atau dengan
lain perkataan transformasi pengetahuan terdapat tingkatan sebagai berikut:
demonstrasi, imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham
(Notonagoro, tanpa tahun:3).
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu, axios yang
berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami
sebegai teori nilai. Jujun S. Suriasumantri mengartikan Aksiologi sebagai teori
nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada
pemikiran atau suatu sistem seperti politik sosial dan agama.
9
C. Hakikat Dasar Nilai Nilai Pancasila
Kata ‘hakikat’ dapat didefinisikan sebagai suatu inti yang terdalam dari
segala sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur tertentu yang mewujudkan
sesuatu tersebut, sehingga terpisah dengan sesuatu lain dan bersifat mutlak.
Contohnya pada hakikat air yang tersusun atas dua unsur mutlak, yaitu hidrogen
dan oksigen.
Kebersatuan kedua unsur tersebut bersifat mutlak untuk membentuk air.
Artinya kedua unsur tersebut secara bersamasama menyusun air sehingga
terpisah dari benda yang lainnya, misalnya dengan batu,kayu, dan lain
sebagainya.
10
2. Hakikat Kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat
kongkrit Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara.
Dalam realisasinya, pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud
pelaksanaan praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan negara Indonesia yang
sesuai dengan kenyataan sehari hari, tempat, keadaan dan waktu. Sehingga
pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bersifat dinamis, antisipatif, dan
sesuai dengan perkembangan waktu, keadaan, serta perubahan zaman.
Pancasila yang berisi lima sila, menurut Notonagoro (1967:32) merupakan
satu kesatuan utuh. Kesatuan sila-sila Pancasila tersebut, diuraikan sebagai berikut:.
1. Sila pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sila kedua; Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah kemanusiaan yang
berKetuhanan Yang Maha Esa, yang berpesatuan Indonesia, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan,
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila ketiga; Persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
4. Sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat dalam Permusyawaratan/
Perwakilan, adalah kerakyatan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
Berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila kelima; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah keadilan yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan bearadab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/ perwakilan (Notonagoro, 1975:43- 44).
11
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
E. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran dari penulis yakni kepada para
pembaca makalah ini pada umumnya, dan khususnya terhadap para dosen dan
mahasiswa direkomendasikan agar memberikan saran dan kritik yang
membangun baik itu terhadap penulisan, isi, maupun pembahasan yang kurang
tepat atau kurang sesuai yang terdapat dalam makalah ini.
Saran dan kritik dari para pembaca akan sangat bermanfaat untuk
penyempurnaan makalah ini selanjutnya
12
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Cecep Sumarna. 2020. Filsafat Ilmu. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Prof. Dr. Nur A. Fadhil Lubis, MA. 2015. Pengantar Filsafat Umum. Medan.
PERDANA PUBLISHING Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana.
13
14
15
16
17