Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA DALAM PRINSIP KEDAULATAN RAKYAT DAN


PANCASILA DALAM PRINSIP NEGARA HUKUM
Dosen pengampu:
Rahmawati Alwi,M.Pd.

Disusun Oleh
Ahmadi
Laela Lutfiah
M Fachmi Ramdani
Siti Khodijah
Arif Munanzar
Roza Zahiroh
Siti Nuraidatussaadah
Abdul Azis
Amrul prastia
Nurhasan
Linda Adistin
Siti Ulul Azmi
Dzakiatul Aghnia
Amalia Fadhilah
M Ibnu mukhtar
Rizal Kurniawan

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAAN


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI
2021/1442M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat, hidayah dan
inanyah-nya sehingga penulisan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
kepada penulis untuk menghadikan sebuah makalah dengan judul “Pancasila Dalam Prinsip
Kedaulatan Rakyat Dan Pancasila Dalam Prinsip Negara Hukum”

Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kehadiran junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau sampai akhir
zaman.
Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan dalam bentuk yang mudah
di mengerti. Namun demikian, penulisan menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan
penyampaian materi didalam makalah penulis. Karenanya penulis menerima kritik dan saran
dari berbagai pihak demi kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran
dikemudian hari.

Bogor, 29 oktober 2021

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................II
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................................................1
Rumusan Masalah.................................................................................................................................1
Tujuan....................................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A.PANCASILA DALAM PRINSIP KEDAULATAN RAKYAT............................................................2
B.PANCASILA DALAM PRINSIP NEGARA HUKUM.......................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................8
B. SARAN...............................................................................................................................................8
C. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

II
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pancasila merupakan ideology bangsa Indonesia yang terlahir dari kebudayaan
dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum bangsa Indonesia
merdeka.
Para pendiri bangsa berhasil menggali nilai-nilai luhur dan kemudian
merumuskan menjadi sebuah prdoman atau ideologi yakni Pancasila.

Rumusan Masalah
1. Apa Pancasila dalam prinsip kedaulatan rakyat
2. Apa Pancasila dalam prinsip negara hukum

Tujuan
1. Untuk Mengetahui prinsip Pancasila dalam kedaulatan rakyat
2. Untuk Mengetahui prinsip Pancasila dalam Negara hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.PANCASILA DALAM PRINSIP KEDAULATAN RAKYAT

Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya bangsa Indonesia dan esensi dasar
dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural bangsa Indonesia. Kultur dan budaya bangsa
Indonesia lahir dari suku-suku bangsa Indonesia yang bermukim sejak lama, suku-suku bangsa
inilah yang membentuk nilai-nilai Pancasila. Suku bangsa dan golongan inilah yang memiliki
nilai-nilai budaya yang berbeda, yang terus bergesekan, bersinergi sehingga dapat membentuk
nilai-nilai persatuan Indonesia. Kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, mengandung dua asas,
yakni asas kerakyatan dan asas musyawarah. Asas kerakyatan adalah asas kesadaran akan cinta
kepada rakyat, berjiwa kerakyatan, menghayati kesadaran senasib, dan seperjuangan dan cita-
cita bersama. Sedangkan asas musyawarah untuk mufakat adalah asas yang memperhatikan
aspirasi atau kehendak seluruh rakyat Indonesia, baik melalui forum permusyawaratan maupun
aspirasi murni dari rakyat.
Kedaulatan rakyat terkait dengan sila ke 4, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan . negara yang berfaham demokrasi sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat jadi rakyatlah yang berdaulat,demokrasi
berasal dari Bahasa Yunani yaitu berasal dari kata demos dan kratos demos artinya rakyat kratos
artinya kekuasaan atau kedaulatan
jadi pengertian demokrasi rakyatlah pemegang kekuasaan kedaulatan didalam suatu
negara. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila
demokrasi yang diterapkan dinegara kita tidak mengadopsi dari faham demokrasi negara
lain,demokrasi yang diterapkan dinegara kita adalah demokrasi yang digali dari akar budaya
bangsa kita sendiri.
a. Definisi Kedaulatan
Kedaulatan berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “sovereignty”yang asal katanya berasal dari
Bahasa Latin ”superanus”, yang berarti yang tertinggi atau teratas (supreme). Kedaulatan juga
dapat dipakai sebagai sinonim untuk istilah kemerdekaan. Kedaulatan merupakan kekuasaan
tertinggi untuk menentukan hukum suatu negara. Konsep kedaulatan berarti kekuasaan
pemerintahan yang tertinggi dalam suatu negara yang ditujukan untuk kepentingan warga
negaranya.
Kedaulatan mempunyai pengertian negatif dan positif. Kedaulatan dalam arti negatif
berarti bahwa Negara tidak tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum internasional yang
mempunyai status yang lebih tinggi atau kekuasaan apapun dan dari manapun tanpa persetujuan
negara yang bersangkutan. Kedaulatan dalam pengertian positif berarti kedaulatan memberikan

2
titulernya kepada Negara pemimpin tertinggi atas Negaranya, hal ini yang dinamakan wewenang
penuh dari suatu Negara.
Berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan negara lain, kedaulatan mempunyai dua
pengertian, yaitu kedaulatan ke dalam dan ke luar. Kedaulatan ke dalam adalah kedaulatan suatu
negara untuk mengatur segala kepentingan rakyatnya tanpa campur tangan negara lain. Dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, kedaulatan tersebut tampak pada tujuan negara, yaitu untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan kedaulatan keluar adalah
kedaulatan suatu negara untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain
demi kepentingan bangsa dan Negara. Hubungan dan kerjasama ini tentu saja untuk kepentingan
bersama. Hal ini juga menandakan bahwa bahwa negara Indonesia mempunyai kedudukan yang
sederajat dengan negara lain.

b. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem kekuasaan
dalam sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Kedaulatan
rakyat merupakan cara untuk memecahkan masalah berdasarkan sistem tertentu yang memenuhi
kehendak umum yang tidak hanya ditunjukkan kepada hal terkait penyelenggaraan kekuasaan
pemerintah dan peradilan, tetapi juga kekuasaan dalam pembentukan peraturan.
Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan rakyat yang
berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan peradaban
bangsa Indonesia. Sedangkan kedaulatan rakyat dalam rumusan konseptual barat, merupakan
kedaulatan rakyat yang bersumber dari faham individualisme dan kolektivisme yang berlaku
pada bangsa Eropa. Hal tersebut tentu berbeda dan tidak dapat begitu saja disama-ratakan.
Kedaulatan rakyat di Indonesia berarti bahwa sekalipun kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat, bukan berarti rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan peradilan dan bahkan
pembentukan peraturan, melainkan kedaulatan rakyat yang dimaksud ialah menghendaki agar
setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat (demokrasi). Oleh karena itu,
menurut ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan rakyet diserahkan kepada
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana MPR adalah lembaga tertinggi negara karena
lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.

c. prinsip Kedaulatan Rakyat dalam UUD 1945


Negara Indonesia adalah penganut teori kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum sehingga
jelas bahwa Indonesia menganut paham demokrasi. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat
menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah
sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Konsep-konsep
Kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945, yaitu:
1. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik {Pasal 1 ayat (1)}
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
{Pasal 1 ayat (2)}
3
3. Negara Indonesia adalah negara hukum {Pasal 1 ayat (3)}
4. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan nmenetapkan UUD. MPR
melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. MPR hanya dapat memberhentikan
Presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3)
5. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat
(Pasal 7C)
6. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemeritahan. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur
dalam undang-undang (Pasal 17)
Negara Indonesia memiliki tujuan untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan
kepada warga negaranya. Kebebasan disini adalah kebebasaan dalam batas undang-undang,
karena undang-undang sendiri merupakan penjelmaan dari kemauan atau kehendak rakyat. Jadi,
rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau berdaulat dalam negara. Indonesia sendiri
merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Paham tersebut tergambar jelas secara
konstitusional dan fundamental dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang
antara lain menegaskan salah satu dasar negara yang berbunyi: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” dan dalam Pasal 1 ayat (2) Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat”.
Berdasarkan dua dasar konstitusional dan fundamental tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Indonesia merupakan negara demokrasi yang tidak dapat dibantah. Hal itu menjelaskan bahwa
konsepsi dasar tentang kedaulatan rakyat di dalam UUD 1945 adalah kedaulatan rakyat yang
pluralis dikarenakan dalam negara Indonesia tidak hanya melibatkan dua entitas belaka yaitu
penguasa (negara) dengan yang dikuasai (rakyat), tetapi erdapat berbagai kekuatan sosial dan
politik yang secara terbuka memperjuangkan kepentingannya di dalam sidang-sidang BPUPKI
sehingga menghasilkan sejumlah keputusan yang dihasilkan baik melalui pemungutan suara,
kompromi, maupun aklamasi. Kata ”kerakyatan” dan “kedaulatan di tangan rakyat” itulah yang
menunjukkan asas demokrasi, artinya kekuasaan sepenuhnya ada pada rakyat.
Sekalipun kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat, bukan berarti
setiap rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan, peradilan, dan bahkan pembentukan
peraturan, melainkan kedaulatan rakyat menghendaki agar setiap tindakan pemerintah harus
berdasarkan kemauan rakyat. Maka dari itu, kedaulatan rakyat Indonesia tidak dilakukan
melainkan diserahkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana menurut
ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi negara, karena
lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.

4
B.PANCASILA DALAM PRINSIP NEGARA HUKUM

Hakikat Negara Hukum


Konsep negara hukum menurut F.J. Stahl harus memenuhi empat unsur yaitu: a. Pengakuan
dan perlindungan terhadap hak asasi manusia, b. Negara dijalankan berdasarkan trias politica, c.
Pemerintahan berdasarkan undang-undang (wetmatig bestuur) dan d. Adanya peradilan
administrasi negara untuk mengadili pelanggaran hukum oleh badan-badan negara atau
pemerintah (onrechmatig overheidsdaad). Sedangkan di negara-negara Anglo Saxon, konsep
negara hukum dipelopori oleh A.V. Dicey dengan sebutan Rule of Law. Konsep ini menekankan
pada beberapa asas-asas, yaitu: (1) Supremasi hukum (supremacy of law); (2) persamaan di
hadapan hukum (equality before the law); (3) konstitusi didasarkan pada hakhak perorangan
(constitution based on individual rights) (Muhammad Tahir Azhary, 1991).
Pancasila sebagai Landasan Negara Hukum Indonesia
Konsep tersebut kemudian diadopsi oleh Indonesia yang memiliki karaktersitik khusus.
Kekhususan itu karena negara hukum Indonesia berjalan di atas asas Pancasila yang menjadi
dasar filosofis -ideologis negara. Pancasila adalah falsafah kenegaraan atau - 41 - staatsidee (cita
negara) yang berfungsi sebagai filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun
sawa di antara sesama warga masyarakat dalam konteks kehidupan bernegara (Jimly
Asshiddiqie, tanpa tahun).
Lima prinsip dasar Pancasila itu mencakup sila: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2)
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Kelima sila tersebut dipakai sebagai dasar filosofis-ideologis untuk
mewujudkan empat tujuan atau cita-cita ideal bernegara, yaitu: melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; meningkatkan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian yang abadi, dan keadilan social (Jimly Asshiddiqie, tanpa tahun).
Sesungguhnya Pancasila merupakan norma dasar negara Indonesia (grundnorm) dan juga
merupakan cita hukum negara Indonesia (rechtsidee) sebagai kerangka keyakinan (belief
framework ) yang bersifat normatif dan konstitutif. Bersifat normatif karena berfungsi sebagai
pangkal dan prasyarat ideal yang mendasari setiap hukum positif. Hal ini terlihat dalam
ketentuan Pasal 2 Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Sedangkan bersifat konstitutif karena Pancasila mengarahkan hukum pada tujuan yang
hendak dicapai. Selain itu, Pancasila menjadi pokok kaidah fundamental negara
“staatsfundamentalnorm” dengan dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun

5
1945 (UUD 1945) (Arief Hidayat, 2019). Oleh karena itu, negara hukum Indonesia adalah
negara hukum Pancasila yang mempunyai karakteristik khusus karena (Arief Hidayat, 2019):
Pertama, Indonesia merupakan suatu negara kekeluargaan. Dalam suatu negara kekeluargaan
terdapat pengakuan terhadap hak-hak individu (termasuk pula hak milik) atau HAM. Namun
dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional (kepentingan bersama) di atas kepentingan
individu. Di satu sisi, ini sejalan dengan nilai sosial masyarakat Indonesia yang bersifat
paguyuban, namun disisi lain juga sejalan pergeseran masyarakat Indonesia ke arah masyarakat
modern yang bersifat patembayan. Konsepsi ini sangat berbeda dengan konsep negara hukum
Barat yang menekankan pada kebebasan individu seluas-luasnya, sekaligus bertolak belakang
dengan konsep negara hukum sosialisme-komunisme yang menekankan pada kepentingan
komunal atau bersama. Dalam negara hukum Pancasila, diusahakan terciptanya suatu harmoni
dan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan nasional (masyarakat) dengan
memberikan pada negara kemungkinan untuk melakukan campur tangan sepanjang diperlukan
bagi terciptanya tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Pancasila.
Kedua, Indonesia adalah negara hukum yang menjunjung tinggi asas kepastian dan keadilan.
Dengan sifatnya yang prismatik maka konsep negara hukum Pancasila dalam kegiatan berhukum
baik dalam proses pembentukan maupun pengimplementasiannya dilakukan dengan memadukan
prinsip keadilan, serta konsep dan sistem hukum lain, misalnya sistem hukum adat dan sistem
hukum agama yang hidup di nusantara ini, sehingga terciptalah suatu prasyarat bahwa kepastian
hukum harus ditegakkan demi menegakkan keadilan dalam masyarakat sesuai dengan prinsip-
prinsip Pancasila.
Ketiga, Indonesia adalah religious nation state. Dengan melihat pada hubungan antara negara dan
agama maka konsep negara hukum Pancasila tidaklah menganut sekulerisme tetapi juga
bukanlah sebuah negara agama seperti dalam teokrasi dan nomokrasi Islam. Konsep negara
hukum Pancasila adalah sebuah konsep negara yang berketuhanan bahwa kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia didasarkan atas kepercayaan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dengan demikian, maka negara menjamin kebebasan bagi warga negara untuk memeluk agama
dan kepercayaan sesuai keyakinan masing-masing. Konsekuensi logis dari pilihan ini adalah
bahwa atheisme dan komunisme dilarang karena telah mengesampingkan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Keempat, adanya kolaborasi hukum sebagai sarana perubahan masyarakat dan hukum sebagai
cermin budaya masyarakat. Dengan kolaborasi kedua konsep ini negara hukum Pancasila
berusaha untuk memelihara dan mencerminkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat (living
law) sekaligus melakukan positivisasi terhadap living law tersebut untuk mendorong dan
mengarahkan masyarakat pada perkembangan dan kemajuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Pancasila.

6
Kelima, basis pembuatan dan pembentukan hukum nasional didasarkan pada prinsip hukum yang
bersifat netral dan universal, dengan pengertian bahwa harus memenuhi persyaratan utama yaitu:
a. Pancasila sebagai perekat dan pemersatu; b. berlandaskan nilai yang dapat diterima oleh
semua kepentingan dan tidak mengistimewakan kelompok atau golongan tertentu; c.
mengutamakan prinsip gotong royong dan toleransi; serta d. adanya kesamaan visimisi, tujuan
dan orientasi yang sama disertai dengan saling percaya.
Pancasila dijadikan suatu dasar atau landasan kekuasaan hukum atau kedaulatan karena
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku dinegara kita harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai rujukanya.
Indonesia adalah negara hukum supermasi hukum { rechtstat } adalah hukum diatas
segalanya atau hukum sebagai panglima artinya kita sebagai suatu bangsa harus bersikap
bertingkah laku sesuai dengan hukum yang berlaku dinegara kita kehidupan dalam berbangsa
bernegara harus mengacu pada hukum yang berlaku agar tercapai masyarakat yang tertib dan
teratur.
Untuk mencapai tegaknya hukum diperlukan suatu perangkat atau suatu Lembaga penegak
hukum seperti : 1. Kepolisian sebagai penyidiK, 2. Kejaksaan sebagai penuntut umum { jpu }
3. Hakim yang memeriksa atau memutus perkara dipengadilan, 4. Advokat yang membantu
hakim dalam mencari kebenaran materil.
Penyelenggara negara harus taat dan patuh pada hukum jadi penyelenggara negara tidak
boleh melakukan atau berbuat sewenang-wenang kepada rakyat penyelenggara negara dalam
melaksanakan kewajibanya harus sesuai dengan perintah undang-undang dasar dan tidak boleh
melakukan penyalahgunaan kewenangan { abuse of power }.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan
cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka
degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan
mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa
Indonesia.

B. SARAN
Pancasila diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme masyrakat dalam
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap masyarakat diharapkan dapat mengetahui
serta memaknai prinsip dan konsep Pancasila itu sendiri. Selain itu, setiap warga negara
diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari guna mempertahankan kedaulatan tanah air.

8
C. DAFTAR PUSTAKA

PANCASILA DALAM PRINSIP KEDAULATAN RAKYAT


Buku Hukum Tata Negara Republik Indonesia Prof. Drs. Kansil, S.H.
Situmorang, I. M. 2021. “Konsep Kedaulatan Negara dan Rakyat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila.” 1–14.

PANCASILA DALAM PRINSIP KEDAULATAN HUKUM

Buku Hukum Tata Negara Republik Indonesia Prof. Drs. Kansil, S.H
Rahmatullah, Indra. 2020. “Meneguhkan Kembali Indonesia Sebagai Negara Hukum Pancasila.” ’Adalah
4(2):39–44.

Anda mungkin juga menyukai