Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH PANCASILA


NILAI KERAKYATAN DAN IMPLEMENTASINYA

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


Dr. Nasril, M.Pd. I.
NIP. 1967202021992031001

DISUSUN OLEH
NAMA KELOMPOK :
1. LIZA IKA / 2112010066
2. FATHAN KURNIA RAHMAN / 2112010072
3. SILVA TAMARA / 2112010045

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt.,karena atas limpahan


rahmat dan karunia–Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Tahsin ini sesuai waktunya.
Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa
dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami mata kuliah
Tahsin, Kami menyadari bahwa didalam pembuatan
Makalah ini masih ada kekurangan sehingga kami berharap saran
dan kritik dari pembaca sekalian khususnya dari Dosen mata pelajaran
Tahsin agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Ujung Gading, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Penulis .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerakyatan Dalam Konteks Keseimbangan Ruang
Makrokosma Dan Mikrokosmos
................................................................................................................................
3
B. Nilai Kerakyatan sebagai bagian dari nasionalisme, Patriotisme dan
Kedaulan Rakyat Indonesia
................................................................................................................................
5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem keadilan dan demokrasi yang berlaku di Indonesia selalu mengacu
dan berbasis kepada Pancasila dan didukung oleh UUD 1945. Pancasila pun
menjadi sebuah landasan dalam penentuan prinsip dan pandangan hidup. Namun
dewasa ini semakin banyak penyimpangan nilai – nilai Pancasila berdasarkan
butir – butir yang terkandung di dalamnya. Namun nilai tersebut serasa hilang jika
dibandingkan dengan kehidupan Bangsa pada zaman ini. Penyimpangan pun
sudah dianggap hal yang biasa dilakukan, dianggap sebagai sesuatu yang ‘bisa
dilanggar’ menjadi ‘biasa dilanggar’.
Namun butir /nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang
dan tersamarkan artinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem
demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai Negara Indonesia, kita menganut sistem Demokrasi Pancasila. Demokrasi
Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan
berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi
pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai
dengan UUD 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kerakyatan Dalam Konteks Keseimbangan Ruang
Makrokosma Dan Mikrokosmos?
2. Apa Nilai Kerakyatan sebagai bagian dari nasionalisme, Patriotisme dan
Kedaulan Rakyat Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kerakyatan Dalam Konteks Keseimbangan
Ruang Marokosma Dan Mikrokosmos
2. Untuk Mengetahui Nilai Kerakyatan sebagai bagian dari nasionalisme,
Patriotisme dan Kedaulan Rakyat Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerakyatan Dalam Konteks Keseimbangan Ruang


Marokosma dan Mikrokosmos.
a. Kerakyatan
Berasal dari kata rakyat,yang berarti sekelompok manusia yang berdiam
dalam suatu wilayah tertentu. Ini menjelaskan bahwa kekuasaan yang tertinggi
berada di tangan rakyat. Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
b.Hikmat kebijaksanaan
Berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan
dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab serta didorong oleh
itikad baik sesuai dengan hati nurani.
c. Permusyawaratan
Suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau
memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai
keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.
d. Perwakilan
Satu sistem arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat
mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan
melalui badan-badan perwakilan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa Rakyat dalam melaksanakan tugas
kekuasaannya baik secara langsung maupun tidak langsung (Perwakilan) ikut
dalam pengambilan keputusan - keputusan dalam musyawarah yang dipimpin
oleh pikiran yang sehat secara penuh tanggungjawab, baik kepada Tuhan Yang
Maha Esa maupun kepada rakyat yang mewakilinya. Sila Ke IV ini merupakan
sendi yang penting asas kekeluargaan masyarakat Indonesia serta merupakan
suatu asas, bahwa tata Pemerintahan Republik Indonesia didasarkan atas
kedaulatan rakyat. Sebagaimana ditegaskan dalam alenia ke-IV Pembukaan

2
UUD 1945 : Maka disusunlah kemerdekaan Indonesia, yang berkedaulatan
Rakyat.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan. Dalam sila kerakyatan terkandung nilai
demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara.
Selain itu, dalam sila ini juga menjelaskan tentang demokrasi, adanya
kebersamaan dalam mengambil keputusan dan penanganannya, dan kejujuran
bersama.
Dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, pasti terjadi banyak
perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam setiap aspek kehidupan, hal ini
dikarenakan tidak ada manusia di dunia ini yang sama. Untuk itu sila keempat
Pancasila ini menjelaskan tentang budaya demokrasi, bahwa perbedaan itu hal
yang wajar dan tidak perlu diperdebatkan dan setiap warga negara Indonesia
berhak dan diberi kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya baik pribadi
maupun di muka umum. Bahkan kebanyakan orang mengatakan bahwa yang
membuat indah itu adalah perbedaan, tanpa perbedaan itu dunia ini akan terasa
monoton.
Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu
sendiri. Maksudnya adalah bagaimana konsep demokrasi yang berarti setiap
langkah yang diambil pemerintah harus ada kaitannya dengan unsur dari, oleh
dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur utama dalam demokrasi. Itulah
yang seharusnya menjadi realita yang membangun bangsa.
Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 adalah sebagai berikut:
1) Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu
pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi
yang melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung
dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
2) Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah
itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu

3
mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil
yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama.
Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan
pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan.Oleh karena
itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-baiknya didalam kehidupan
bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu harus merupakan suatu nilai
yang ditempatkan lebih dahulu.
3) Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal
ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga
membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama.Perbedaan secara umum
demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada
permusyawaratan.Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila
pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru
diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa
yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak.Jika
demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan sejarah bahwa
kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat atau masyarakat.
Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi
yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah
pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada
hal-hal yang bersifat fisik/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah
pemimpin yang berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada
hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-
kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat)
dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh
orang yang dewasa profesional dilakukan melalui tatanan dan tuntunan
permusyawaratan/perwakilan.Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI
sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang profesional-
dewasa melalui sistem musyawarah.

4
kepala banteng
Banteng (latin: Bos Javanicus ) atau biasa disebut dengan lembu liar merupakan
hewan sosial yang suka berkumpul.
Kepala banteng juga dimaknai sebagai lambang tenaga rakyat.

B. Nilai Kerakyatan sebagai bagian dari nasionalisme, Patriotisme dan


Kedaulan Rakyat Indonesia
a. Nilai kerakyatan sebagai bagian dari nasionalisme
Secara etimologi : Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan
“isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna : kesadaran dan
semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau
memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah
dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara;
persatuan dan kesatuan.
Menurut Ensiklopedi (Bahasa Indonesia): Nasionalisme adalah sikap
politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan
kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan
meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya.
Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Bertolak dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Nasionalisme adalah: Paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu
yang harus diberikan kepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa
individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk
mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan
tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.
b. Nilai Kerakyatan sebagai bagian dari Patriotisme
Secara etimologi: Patriotisme berasal dari kata “Patriot” dan “isme”
(bahasa Indonesia)’ yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan.

5
Menurut Ensiklopedi: “Patriotism” (bahasa Inggris), yang berarti sikap gagah
berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.

Kesimpulan dari pengertian tersebut bahwa, Patriotisme adalah sikap yang


bersumber dari perasaan cinta tanah air (semangat kebangsaan atau
nasionalisme), sehingga menimbulkan kerelaan berkorban untuk bangsa dan
negaranya.

Semangat kebangsaan (Nasionalisme dan Patriotisme) dapat diterapkan di


lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar dengan cara melalui :
* Keteladanan
* Pewarisan
* Ketokohan.

c. Nilai Kerakyatan sebagai kedaulatan rakyat indonesia


Teori kedaulatan rakyat Pada teori ini, kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat. Maka dari itu legitimasi kekuaaan pemerintah adalah berasal
dari rakyat. Teori kedaulatan rakyat menganggap kehendak rakyat adalah satu-
satunya sumber kekuasaan bagi pemerintah. Rakyat memberikan kekuasaan
pada wakil rakyat yang menduduki lembaga legislatif maupun eksekutif untuk
melaksanakan keinginan rakyat.
Selain itu melindungi hak-hak rakyat serta memerintah berdasarkan hati
nurani rakyat. Rakyat berhak mengganti pemerintahan yang dipilih, bila
pemerintah tidak melaksanakan keinginan rakyat. Paham inilah yang menjadi
dasar negara-negara demokrasi, termasuk Indonesia. Peran lembaga negara
sebagai kedaulatan rakyat Pelaksanaan kedaulatan di Indonesia menurut UUD
1945 adalah rakyat dan lembaga-lembaga negara yang berfungsi menjalankan
tugas kenegaraan sebagai representatsi kedaulatan rakyat. Berikut lembaga
negara.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai kerakyatan dalam konteks keseimbangan ruang makrokosma dan
mikrokosmos
a. Kerakyatan
Berasal dari kata rakyat,yang berarti sekelompok manusia yang berdiam dalam
suatu wilayah tertentu. Ini menjelaskan bahwa kekuasaan yang tertinggi berada
di tangan rakyat. Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
b.Hikmat kebijaksanaan
Berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan
sadar, jujur, dan bertanggung jawab serta didorong oleh itikad baik sesuai
dengan hati nurani.
c. Permusyawaratan
Suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau
memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai
keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.
d. Perwakilan
Satu sistem arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat
mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan
melalui badan-badan perwakilan

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut
penulis meminta kritik yang membangun dari para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Yuni Marlingga. 2012. “Korelasi Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi
Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 4 Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2012”. Tugas Akhir.
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, UNDIKSHA, Bali.

Susanti, Dian. 2013. “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kegiatan PKK di


Desa Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak”. Tugas Akhir.
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, UNNES Semarang.

Winataputra, H.U.S. 2001. Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai


Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi (Suatu Kajian Konseptual dalam
Konteks Pendidikan IPS). Disertasi(Tidak dipublikasikan). Bandung: UPI

Anda mungkin juga menyukai