Anda di halaman 1dari 10

DEMOKRASI INDONESIA

MATA KULIAH: KEWARGANEGARAAN

NAMA DOSEN:DR.DARWIS.,S.pd.,M.Kes

DISUSUN OLEH

NAMA : NUR ADELIA PUTRI

NIM : NH0119044

KELAS : A2

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Pancasila,
Pada awal masa kemerdekaan bangsa Indonesia terjadi perdebatan antara
Moehammad Hatta dan Soepomo tentang landasan ideologis bangsa Indonesia.
Hatta menganjurkan liberalisme sebagai basis ideologis bangsa Indonesia dan
berhasil memasukkan ide kebebasan berserikat, berkumpul dan mengemukakan
pendapat ke dalam konstitusi NKRI (bdk. Psl 28 UUD 45). Sementara itu Soepomo
mengusulkan konsep negara integralistik karena integralisme dianggap sesuai
dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yakni azas gotong-royong dan
kekeluargaan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahwa
kritik yang membagun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 09 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………i

BAB I………………………………………………………………………………………………………………4

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………….4

A. Latar belakang………………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………5
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………..5

BAB II…………………………………………………………………………………………………………….6

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………….6

A. Makna demokrasi dan prinsipnya…………………………………………………. .6


B. Pelaksanaan demokrasi di indonesia………………………………………………..6
C. Pendidikan demokrasi di PT…………………………………………………………….7
D. Demokrasi indonesia...........................................................................8

BAB III…………………………………………………………………………………………………………….9

PENUTUP……………………………………………………………………………………………………….9

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………….9
B. Saran …………………………………………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………….iii
BAB I

PENDAHULUAN

A . latar Belakang

Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam


demokrasi, yaitu negara yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk
rakyat”,sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut
infrastruktur politik maupun supra struktur politik, berbeda satu dengan yang lain.
Inggris misalnya, suatu kerajaan dengan system pemerintahan parlementer dan
pengorganisasian kekuatan social politiknya yang sederhana tetapi mantap, yaitu
terdiri dari dua partai besar yang secara menentukan jalanya pemerintahan, adalah
negara demokrasi.

Amerika suatu republik, dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana


kekuasaan pemerintah dibagi menjadi tiga dan diserahkan masing-masing kepada
tiga lembaga tinggi konstitusional, legislatif kepada Congress, eksekutif kepada
presiden, judikatif kepada supremeCourt, dan pengorganisasian kekuatan sosial
politik yang longgar kedalam dua partai besar, juga merupakan negara demokrasi.

“Tidak ada demokrasi tanpa democrat”. Pengalaman pahit Jerman dimasa lalu
telah membuktikan kebenaran itu:Demokrasi pertama jerman pada masa
republicWeimar (1919 – 1933) akhirnya runtuh dan berakhir dengan malapetaka
terror kediktatoran rezim Nazi. FriedrichEbert, presiden pertama Jerman yang terpilih
secara demokratis berjuang dengan susah payah untuk membawa demokrasi
kesetiap kehidupan masyarakat dimana ketika itu mayoritas penduduk tidak
berpikiran demokratis.

Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada


Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…dalam susunan
Negara indonsia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan
yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bahwa
Negara Indonesia adalah Negara demokrasi juga nampak dalam pasal 1 ayat (2)
UUD 1945 yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”…., tetapi bukan demokrasi
liberal dan juga bukan demokrasi Rakyat, melainkan demokrasi Pancasila.
B . Rumusan Masalah

1. makna demokrasi dan prinsip prinsipnya

2. Demokrasi Indonesia(demokrasi pancasila)

3. pelaksanaan demokrasi di indonesia

4. pendidikan demokrasi di PT

C . Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian mengenai demokrasi

2. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan demokrasi di indonesia

3. untuk mengetahui sejauh mana pendidikan demokrasi di PT


BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna demokrasi dan prinsip prinsipnya

Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu
demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi
dalam bahasa Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Makna
Demokrasi, Demokrasi dalam Perspektif Negara Indonesia Pancasila Sila Ke 4
Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya sebab
dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi. Hampir
semua pengertian yang diberikan untuk istilah demokrasi ini selalu memberikan posisi
penting bagi rakyat akan tetapi penerapannya tidak selalu sama. 

Prinsip prinsip demokrasi

prinsip demokrasi yang dianut oleh Indonesia menuntut adanya transparansi dan
keterbukaan dalam pembentukan kebijakan daerah. Secara legal formal prinsip
demokrasi diatur dalam UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan. Dalam konteks ini, perlu dikaji dan dipahami apakah dalam
pembentukan kebijakan daerah sudah berasaskan prinsip demokrasi serta perlu
dikaji makna demokrasi dalam pembentukan kebijakan daerah. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian normatif dengan pendekatan  peraturan
perundang-undangan dan pendekatan filsafat.  Hasil pembahasan adalah

1) bahwa makna dari penjabaran prinsip demokrasi dalam pembentukan kebijakan


daerah dipahami pelibatan masyarakat dalam pembentukan kebijakan daerah.
Pelibatan masyarakat dalam konteks legal formal disebut partisipasi masyarakat
yang wajib terlibat dalam setiap tahapan pembentukan kebijakan daerah.

2) Penjabaran prinsip demokrasi  yang dimaknai sebagai partisipasi masyarakat


dalam pembentukan kebijakan daerah dilakukan pada setiap proses pembentukan
kebijakan daerah. Mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pembahasan,
penetapan dan pengundangan kebijakan hukum daerah serta penjabaran prinsip
demokrasi juga dituangkan dalam subtansi kebijakan hukum daerah.

B. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi


dalam sistem pemerintahannya. Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi
yang dalam pemerintahan telah ditentukan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia
menggunakan demokrasi pancasila. Mengenai pelaksanaan demokrasi pancasila
sudah diatur dalam UUD 1945, baik yang bertalian dengan pelaksanaan demokrasi
pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional di tingkat pusat maupun yang
bertalian dengan pelaksanaan demokrasi pancasila pada lembaga-lembaga
konstitusional di tingkat daerah.

-  Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Konstitusional Tingkat Pusat


Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada lembaga-lembaga pusat menurut UUD
1945, harus mengikuti prinsip-prinsip yang termuat dalam UUD 1945. Beberapa
prinsip demokrasi Pancasila:

1. Cita-cita Kenegaraan Kekeluargaan


2. Faham Unitarisme atau Kesatuan
3. Faham Negara Hukum
4. Fahamkonstitusionalisma
5. Supremasi MPR
6. Pemerintah yang Bertanggung Jawab
7. Pemerintah Berdasarkan Perwakilan
8. Presidensial Sistem Pemerinyahan
9. Pengawasan Parlemen terhadap Pemerintah

-  Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Pemerintah Di Daerah

Pelaksanaan demokrasi Pancasila dibidang kehidupan politik pemerintah pula


lembaga-lembaga Pemerintah di daerah.Dengan pengarahan-pengarahan yang
diberikan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka ditetapkan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok pemerintahan di Daerah:

1. Pengarahan-pengarahan dan prinsip otonomi daerah, sepanjang yang


peduli dengan daerah otonom adalah bahwa mempersembahkan otonomi
itu haruslah sesuai dan serasi dengan pembinaan dan kesatuan bangsa,
dapat menjamin hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan
daerah dan dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah.
2. Pembagian wilayah Negara RI, Uniteritorial.
3. Lembaga-lembaga Kenegaraan di Daerah.
4. Badan Pertimbangan Daerah.

-Mekanisme Pada Kehidupan Politik Rakyat

Adapun Pelaksanaan pelaksanaan demokrasi Pancasilan dibidang kehidupan


politik rakyat (infra struktur politik) kita dapat berpegang pada UUD 1945 dan UU
Nomor 3 tahun 1975, tentang partai politik dan golongan karya.

C.Pelaksanaan demokrasi di indonesia

Pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung adalah suatu mekanisme yang
berfungsi sebagai pelaksanaan demokrasi. Namun, dalam perjalanannya muncul
ketidakpuasan berbagai pihak untuk tidak lagi menggunakan sistem pemilihan
gubernur secara langsung. Hal itulah yang menjadi dasar bagi Pemerintah untuk
mengusulkan sistem pemilihan gubernur oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) melalui Rancangan Undang-undang tentang Pemilihan Kepala Daerah (RUU
Pilkada). Usulan perubahan sistem tersebut merupakan topik yang sangat serius,
karena berpotensi mengingkari kedaulatan rakyat yang dijamin dalam UUD 1945.
Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, dapat disimpulkan bahwa,
pertama , pemilihan secara langsung merupakan satu-satunya cara yang paling
efektif untuk memaknai frasa ”dipilih secara demokratis” sebagaimana dimuat dalam
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945. Kedua , sejarah pemilihan kepala daerah ditandai
dengan diberlakukannya berbagai peraturan perundang-undangan terkait dengan
pemerintahan daerah mulai sejak masa kolonial hingga reformasi. Ketiga , sistem
pemilihan gubernur secara perwakilan oleh DPRD merupakan kemunduran bagi
demokrasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil pelajaran dari sejarah
sistem pemilihan kepala daerah. Setelah itu, diharapkan pemerintah dapat meninjau
kembali kebijakannya tentang sistem pemilihan kepala daerah oleh DPRD yang
tertuang dalam RUU Pilkada.

D.Pendidikan demokrasi

Demokrasi dewasa ini memerlukan syarat hidup yaitu warga Negara yang
memiliki dan menegakan nilai-nilai demokrasi. Tersedianya demokrasi ini
membutuhkan waktu yang lama, berat dan sulit. Oleh karena itu, secara substantif
berdimensi jangka panjang, guna mewujudkan masyarakat demokrati, pendidikan
demokratis mutlak diperluka. Karena pada hakikatnya pendidikan demokrasi
adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh
warga negara.

Tujuan pendidikan demokrasi adalah mempersiapkan warga masyarakat


berperilaku dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan pada generasi
muda akan pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi.

- Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dinyatakan


Nasional pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkannya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

- PKN sebagai Pendidikan Demokrasi

Sekarang ini banyak kalangan menghendaki Pendidikan Kewarganegaraan baik


sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah di perguruan tinggi
mengemban misi sebagai pendidikan nasional.

Tuntutan demikain tidak salah oleh karena secara teoritis, pendidikan


kewarganegaraan adalah salah satu ciri dari pemerintah yang demokratis.
International commission of jurist sebagai organisasi ahli hokum internasional dalam
konferensinya di Bangkok 1965 mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk
terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law ialah sebagai
berikut:

1. Perlindungan konstitusionil, dalam arti konstitusi, selain menjamin hak-


hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk mendapatkan
perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (pengadilan
independent and impartial tribunals)
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berserikat / berorganisasi danberoposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan (civic education)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perubahan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 “kedaulatan berada


ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Hal ini berarti
kedaulatan tidak lagi dilaksanakan oleh sepenuhnya oleh MPR. Selanjutnya Pasal 1
ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Indonesia adalah merupakan negara hukum”.
Lembaga-lembaga negara berdasarkan perubahan UUD 1945 adalah MPR,
Presiden, DPR, DPD, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi. Dengan semangat era
reformasi kita sepakat untuk tidak melakukan amandemen pembukaan UUD 1945,
maka demokrasi yang ditetapkan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.
sebagaimana dimuat dalam Pasal 18 ayat (4) UUD 1945. Kedua , sejarah pemilihan
kepala daerah ditandai dengan diberlakukannya berbagai peraturan perundang-
undangan terkait dengan pemerintahan daerah mulai sejak masa kolonial hingga
reformasi. Ketiga , sistem pemilihan gubernur secara perwakilan oleh DPRD
merupakan kemunduran bagi demokrasi.

Saran
Dari pengalaman sejarah kita harus banyak belajar dari keberhasilan
kehidupan demokrasi negara lain, antara lain dalam meningkatkan kedewasaan
dalam berpolitik, tanggung jawab sebagai bangsa dan kesadaran untuk mematuhi
aturan main dalam kehidupan demokrasi. Masalah praktik politik yang mengarah
kepada tindakan anarkis, moneypolitic, dan kurang betanggung jawab harus kita
hindarkan. Kita harus terbiasa untuk mengakui keberhasilan orang lain dan kita siap
belajar dari kegagalan untuk meraih sukses dimasa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Pamudji,S. 1982. Demokrasi Pancasila Dan Ketahanan Nasional. Jakarta: PT BINA


AKSARA.
Abdul Aziz Hakim, 2011, Negara Hukum dan Demokrasi Di Indonesia, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Bertens, K., Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanisius, 2000

Anda mungkin juga menyukai