DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 8
Disusun oleh :
PENDIDIKAN PANCASILA
KELAS 58
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, serta rahmat,
taufik, dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dalam
penyusunan makalah yang berjudul Demokrasi Pancasila. Serta tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar, dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi
sempurna.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya
dan mendapat ridha dari Allah SWT, amin ya robbal alamin
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Kebaganggan Indonesia atau Nasionalisme
2. Perikemanusiaan atau Internasionalisme
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam Demokrasi Pancasila.
2. Untuk mengetahui perkembangan Demokrasi Pancasila di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui implementasi Demokrasi Pancasila di era
Reformasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan
pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat
didefinisikan sebagai warga negara. Kenyataannya, baik dari segi
konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna diskriminatif.
Demos bukan untuk rakyat keseluruhan, tetapi populus tertentu, yaitu
mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal memiliki
hak preogratif forarytif dalam proses pengambilan/pembuatan
keputusan menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih,
wakil terpilih juga tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya.1
1
Idris Israil, 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan
2
Lihat Mohammad Hatta,”Indonesia Merdeka” dalam karya lengkap Bung Hatta.Buku I:
Kebangsaan dan Kerakyatan(Jakarta:Penerbit LP3ES),1998,hal.87
3
Pikiran dan Gagasan Adnan Buyung Nasution,Demokrasi Konstitusional, Kompas,Jakarta,2010,
hal 3-4.
4
Yudi Latif,Negara Paripurna.Historisitas,Rasionalitas dan aktualitasPANCASILA,Gramedia,Jakarta,
2011,hal 383
5
Ibid hal 250
4
Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila merupakan kebenaran yang
pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain sebagainya. Dalam
menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat dua
landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak
untuk harus diketahui oleh setiap orang yang menjadi pemimpin
negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai / keluarga, yaitu:
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan
milik perorangan atau milik suatu
keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik
penguasa negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara,
prinsipnya adalah selaku pengurusa rakyat, yaitu harus bisa
bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh rakyatnya, dan
sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa
bertindak zalim terhadap tuannya, yakni rakyat.
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila Indonesia adalah sebagai berikut:6
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah
dinyatakan dan disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak
menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
6
Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan, Idris Israil (2005:52-53)
5
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
6
pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu
disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu
terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi
sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala
kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP.
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah
negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik.
c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945
tentang perubahan sistem pemerintahn presidensil
menjadi parlementer
d. Perkembangan demokrasi pada periode itu telah
menjadikan beberapa hal mendasar. Pertama,
pemberian hak-hak politik secara menyeluruh kepada
pemerintah. Kedua, presiden yang secara konstitusional
ada kemungkinan untuk menjadi diktator. Ketiga,
dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan
terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian
menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di
Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah
kehidupan politik kita.
2. Perkembangan Demokrasi Parlementer (1950-1959)
Periode pemerintahan negara Indonesia tahun 1950 sampai
1959 yang menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai
landasan konstitusionalnya. Pada masa ini adalah masa
kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua elemen
demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan kehidupan
politik di Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen
7
memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik
yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini
diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya
kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus
meletakkan jabatannya. Pada tahun 1950 – 1959 bisa disebut
sebagai masa demokrasi liberal yang parlementer, dimana
presiden sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif.
Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik
sangat tinggi dan banyak berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan :
a. Dominannya politik aliran, sehingga membawa
konsekuensi terhadap pengelolaan konflik
b. Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
c. Tidak mampunyai konstituante bersidang untuk
mengganti UUDS 1950
d. Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno
dengan kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak
senang dengan proses politik yang berjalan karena
terjadinya kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
a. Bubarkan konstituante
b. Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS
1950
c. Pembentukan MPRS dan DPAS
8
a. Presiden yang bersifat diktaktor
b. Terbatasnya peran partai politik
c. Berkembangnya pengaruh PKI
Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno
sudah menunjukkan gejala ketidaksenangannya kepada partai-
partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat
orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang
memperhatikan kepentingan politik nasional secara
menyeluruh, disamping itu Soekarno melontarkan gagasan
bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa indonesia yang dijiwai oleh Pancasila.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
a. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai
banyak yang dipenjarakan
b. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan
oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR
c. Jaminan HAM lemah
d. Terjadi sentralisasi kekuasaan
e. Terbatasnya peranan pers
f. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC
(Blok Timur). Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G
30 September 1965 oleh PKI, hal itu menjadi tanda akhir
dari pemerintahan Orde Lama.
9
V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997. Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde
baru ini dianggap gagal juga sebab:
a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
b. Rekrutmen politik yang tertutup
c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
d. Pengakuan HAM yang terbatas
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
a. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
b. Terjadinya krisis politik
c. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
d. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut
Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden.
10
a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang
pokok-pokok reformasi.
b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap
MPR tentang Referandum.
c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
Negara yang bebas dari KKN.
d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan
Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI
e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II,
III, IV.
f. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan
pemilihan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan
tahun 2004.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini
adalah demokresi Pancasila, namun berbeda dengan orde baru
dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950
1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi
sebelumnya adalah:
a. Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih
demokratis dari yang sebelumnya.
b. Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan
pusat sampi pada tingkat desa.
c. Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik
dilakukan secara terbuka.
d. Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya
kebebasan menyatakan pendapat.
11
istilah lain yang berkaitan dengan itu. Tujuannya, memberikan
pendasaran emperis sosiologis tentang konsep demokrasi yang sesuai
dengan sifat kehidupan masyarakat asli Indonesia, bukan sesuatu yang
asing yang bersal dari barat dan dipaksakan pada realitas kehidupan
bangsa Indonesia. Masyarakat asli yang dimaksudkan disini adalah
bentuk kehidupan masyarakat yang sudah berlangsung dipulau-pulau
di nusantara sejak berabad-abad yang lalu dan yang tersusun dari
satuan-satuan kehidupan yang terkecil yang berbeda-beda seperti desa
di Jawa, Nagari di Sumatra barat, Pekon di Lampung atau Subak di Bali.
Masyarakat asli ini memiliki seperangkat nilai mental dan moral yang
bersifat homogen, struktural dan kolektif, yang kesemuanya memiliki
sistem budaya sendiri dan berlangsung secara demokratis, yaitu
demokrasi secara langsung sebagaimana terdapat dinegara-negara
kota di yunani kuno 25 abad yang lalu. Proses metamorfosis nilai – nilai
demokrasi yang digali dari kearifan budaya Indonesia tersebut
mengalami beberapa prioderisasi dalam proses implementasinya
sebagai suatu keniscayaan, dan tahapan tersebut dapat dilihat dalam
uraian berikut ini. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke
dalam lima priode :
a. Pelaksanaan demokrasi masa revolusi 1945-1950.
b. Pelaksanaan demokrasi masa orde lama.
1. Masa demokrasi liberal 1950-1959.
2. Masa demokrasi terpimpim tahun 1959-1965.
3. Pealaksanaan demokrasi masa orde baru tahun 1966-1998.
4. Pelaksanaan demokrasi masa transisi tahun 1998-1999.
5. Pelaksanaan demokrasi masa reformasi tahun 1999 sampai
sekarang.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi Tahun 1945 – 1950
Indonesia masih berjuang mengghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Pada masa itu penyelenggaraan pemerintah dan demokrasi
Indonesia belum berjalan baik. Hal itu disebabkan masih adanya
revolusi fisik.Berdasarkan pada konstitusi Negara, yaitu UUD 1945,
12
Indonesia adalah Negara demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Masa
pemerintahan tahun 1945 – 1950 mengindikasikan keinginan kuat dari
para pemimpin Negara untuk membentuk pemerintahan demokratis.
Untuk menghindari kesan bahwa Negara Indonesia adalah Negara
absolute maka dilakukan serangkaiaan Kebijakan untuk menciptakan
pemerintahan demokratis. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Maklumat pemerintah No. X tanggal 16 oktober 1945 tentang
perubahan fungsi KNIP menjadi Fungsi parlemen.
b. Maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 Mengenai
pembentukan partai politik.
c. Maklumat pemerintah tanggal 14 N0vember 1945 mengenai
perubahan cabinet ke cabinet parlementer.
Dengan kebijakan tersebut terjadi perubahan dalam sistem
pemerintahan di Indonesia. Sistem pemerintahan berubah menjadi
system pemerintahan parlementer. Cita-cita dan proses demokrasi
masa itu trhambat oleh revolusi fisik menghadapi belanda dan
pemberontakan PKI madiun tahun 1948.
13
menjadikan presiden soekarno mengeluarkan
Dekrit Presidan tanggal 5 juli 1959.
Dengan turunnya Dekrit Presiden tersebut, berakhirlah
masa demokrasi parlementer atau demokrasi liberal di
Indonesia. Selanjutnya Indonesia memasuki masa
Demokrasi Terpimpin.
b. Masa Demokrasi Terpimpin.
Masa antar tahun 1959-1965 adalah periode demokrasi
terpimpin. Pengertian dasar demokrasi terpimpin
menurut ketetapan MPR S No. VIII/MPRS/1965 adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan / perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong
diantara semua kekuatan nasional yang progresif
revulusioner dengan berporoskan nasakom. Adapun
ciri-ciri demokrasi terpimpin adalah sebagai berikut:
a) Dominasi presiden, artinya Presiden Soekarno
sangat berperan dalam menentukan
penyelenggaraan pemerintahan Negara.
b) Terbatasnya peran partai politik.
c) Berkembangnya pengaruh PKI dan militer
sebagai kekuatan sosial politik di Indonesia.
14
derajat demokrasi. Orde baru sesungguhnya telah mampu
membangun stabiliats pemerintahan dan kemajuain ekonomi.
Namun, makin lama semakin jauh dari semangat demokrasi dan
kontrol rakyat. Pemerintahan orde baru berakhir pada saat
Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari
kekuasaannya pada tanggal 29 Mei 1998. Berakhirnya orde baru
membuka jalan munculnya Masa Transisi dan periode
Reformasi.
15
2000 tentang Pengadilan Hak asasi manusia. Pelaksanaan
demokrasi yang sangat penting pada masa reformasi ini adalah
adanya amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen UUD
1945 dimaksudkan untuk mengubah dan memperbaharui
konstitusi Negara agar sesuai dengan prinsip-prinsip Negara
demokrasi. Proses amandemen terhadap UUD 1945 adalah
7Amandemen pertama tahun 1999, Amandemen kedua tahun
2000, Amandemen ketiga tahun 2001, Amandemen keempat
tahun 2002.
7
Lihat Jimly Asshiddiqie,Menuju Negara Hukum yang Demokratis,BIP,Jakarta,2009, hal 155-175
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi
pemerintahan, yang keduanya bisa dipakai di negara manapun, dengan
cara masing masing di Indonesia sendiri Demokrasi Pancasila sudah
mendarah daging disetiap warganya, karena demokrasi itu
mencerminkan kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi /
pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk diterapkan di Indonesia
karena adat dan budaya negara Indonesia bertolak belakang dengan
negara barat. Demokrasi Pancasila yang dimunculkan adalah
demokrasi berdasarkan paham kebersamaan dan kekeluargaan,
substansi dari demokrasi model ini adalah sikap kritis terhadap
kebijakan penguasa, musyawarah untuk mencapai mupakat dalam
pengambilan keputusan politik dan kebiasaan tolong menolong atau
gotong royong. NKRI harga mati, Demokrasi Pancasila harus
dibudayakan kepada anak cucu kita.
3.2 Saran
Semoga penerapan Demokrasi Pancasila di Indonesia tetap
terlaksana dengan baik dan tidak terpengaruh paham paham dari
barat, karena demokrasi Pancasila sendiri sudah tertanam pada jati diri
setiap bangsa Indonesia. Serta pengenalan terhadap Demokrasi
Pancasila di Indonesia harus terjaga agar tetap terlaksana oleh generasi
penerus bangsa.
17
DAFTAR PUSTAKA
18