Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Warga negara adalah salah satu fundamen penting dalam keberadaan sebuah negara, sudah
selayaknya mendapat kepastian hukum dan jaminan hukum yang layak dari negara. Sepeti
dikemukakn oleh para ahli, sudah menjadi kenyataan yang berlaku umum bahwa syarat untuk
berdirinya sebuah negara yang merdeka harus sekurang-kurangnya ada tiga syarat, yaitu adanya
wilayah, adanya rakyat (warga negara) yang tetap, adanya pemerintahan yang berdulat dan adanya
pengakuan dari Negara lain. Seorang warga negara indonesia harus mendapat jaminan
perlindungan dan kepastian hukum atas hak-hak yang dimilikinya, sekaligus kewajiban-kewajiban
yang menjadi tanggung jawabnya sebagai warga negara dari suatu negara.

Warga negara atau kewarganegaraan merupakan salah satu unsur konstitutif keberadaan
suatu negara , warga negara merupakan bagian dari suatu penduduk dan menjadi sebuah unsur
negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan tanah airnya dan dengan
UUD negaranya sekalipun yang bersangkutan berada diluar negeri.

Indonesia merupakaan negara hukum yang mengakui, dan menjamin hak asasi manusia
dalam proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara serta memberikan jaminan
perlindungan hukum dan kepastian hukum terhadap seluruh warga negaranya, berdasarkan
ketentuan tersebut berarti setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan, dan berhak untuk mendapatkan kepastian hukum dan perlindungan
hukum yang sama tanpa adanya perbedaan. Hal ini terdapat dalam ketentuan pasal 3 ayat (2)
No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan “ setiap orang berhak atas
pengakuan , jaminan, perlindungan, dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian
hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum”.

Karena itu sebagai negara hukum salah satu cirinya adalah penghormatan terhadap hak
asasi manusia (HAM) . HAM merupakan hak yang melekat dengan kuat didalam diri manusia.
Keberadaannya diyakini sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Meskipun
kemunculan HAM adalah sebagai respon dan reaksi atas berbagai tindakan yang mengancam
kehidupan manusia, maka HAM pada hakikatnya telah ada ketika manusia itu ada di muka bumi,
artinya hak yang bersifat mendasar dan menjadi jati diri manusia.
Wacana HAM bukanlah berarti menafikan eksisensi hak-hak asasi yang sebelumnya
memang telah diakui oleh manusia itu sendiri secara universal, artinya berlaku dimana saja , siapa
saja, dan tidak dapat diambil oleh siapaun karena hak adalah salah satu hal yang penting dalam
kehidupa manusia baik itu untuk melindungi diri dan menjaga martabat manusia itu sendiri. Siapa
pun manusianya berhak memiliki hak tersebut. Artinya disamping keabsahannya terjaga dalam
eksistensi kemanusiaan manusia, juga terdapat kewajiban yang sungguhsungguh untuk
dimengerti, dipahami dan bertanggung jawab untuk memeliharanya.

Warga negara merupkan salah satu pendukung negara tapi dalam hal memahai warga
negara masih sering ditemukan kekeliruan mengenai penduduk dan warga negara . dalam
beberapa kasus , istilah penduduk sering digunakan untuk menjelaskan pengertian warga negara ,
dan sebaliknya. Untuk menghindari kesalahpahaman tersebut pasal 26 UUD 1945 memberikan

1
batasan atau pengertian antara pendudukan dan warga negara. Menurut pasal 26 ayat (1)
disebuutkan bahwa yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Sedangkan penduduk menurut paasal 26 ayat (2) disebutkan bahwa penduduk ialah warga
negara indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di indonesia.3 Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bawa keduanya berbeda, warga negara merupakan unsur hakiki yang menjadi
pokok suatu negara, karena itu seperti apa yag dijelaskaan pada pasal 26 ayat (1) setiap
masyarakat akan memiliki status kewarganegaraan yang menimbulkan hubungan timbal balik
antar warga negara dan negaranya. Berkaitan dengan masalah-masalah kewargnegaaraan
indonesia Pascareformasi telah diundangkan UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan
Republik Indonesia dan disahkan pada 1 Agustus 2006, sebelum undang-undang tersebut
diberlakukan indonesia telah memiliki beberapa peraturan tentang kewarganegaraan setelah
Proklamasi, adanya undang-undang yang mengatur tentang kewarganegaraan merupakan upaya
pemerintah guna memberikan jaminan kepastian hukum tentang legalitas status kewarganegaraan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep bangsa?


2. Apa yang dimaksud dengan konsep Negara?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep warga Negara?
4. Apa yang dimaksud dengan Konsep kewarganegaraan?

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan mengenai konsep bangsa


2. Memahami atas konsep dari Negara
3. Menjelaskan atas konsep dari warga negara
4. Menjelaskan kewarganegaraan dan kewarganegaraan di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Bangsa

1. Pengertian Bangsa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, bangsa dapat didefinisikan sebagai
kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, serta sejarahnya,
dan memiliki pemerintahan sendiri.
Dalam kamus ilmu politik dijumpai istilah bangsa, yaitu natie dan nation, artinya masyarakat
yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut :

1) Satu kesatuan bahasa.


2) Satu kesatuan daerah.
3) Satu kesatuan ekonomi.
4) Satu kesatuan hubungan ekonomi.
5) Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.

Selain itu, Otto Bauer mendefinisikan bangsa sebagai sekumpulan orang yang memiliki
kesamaan dalam sifat serta karakter, hal ini disebabkan karena adanya persamaan nasib serta
sejarah di masa lampau yang tumbuh serta berkembang di suatu negara.

Menurut Hans Kohn dalam pengertiannya, sebuah bangsa merupakan hasil proses
perjuangan hidup manusia yang ada di dalam sebuah sejarah. Bangsa dapat mencakup
komunitas yang majemuk sehingga tidak dapat dinyatakan dalam matematika. Selain itu, ada
juga penanda dari bangsa sendiri, yaitu faktor objektif yang menjadi latar belakang serta
menjadi sebuah jati diri dari suatu bangsa seperti ras, agama, wilayah, budaya, serta adat
istiadat.

Sedangkan, Friederich Ratzel mendefinisikan bangsa sebagai sekumpulan manusia yang


dibentuk berdasarkan keinginannya untuk bersatu yang timbul dengan adanya rasa persatuan
antar manusia dan lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut Lothrop Stoddard, bangsa merupakan keyakinan yang dimiliki sekelompok


orang yang menyatakan diri mereka sebagai bagian dari sebuah bangsa.

Menurut Rawink, pengertian sebuah bangsa adalah sekelompok orang yang bersatu di
wilayah tertentu serta memiliki sebuah ikatan atau hubungan dengan wilayah tersebut.
Wilayah dalam konteks ini bisa dikaitkan dengan geografis maupun wilayah teritorial tertentu.

2. Tujuan Bangsa
Sebuah bangsa, dalam pencapaiannya memiliki tujuan yang sama dengan sebuah negara.
Di negara Indonesia sendiri, tujuan bangsanya tercantum dalam Pembukaan Undang Undang
Dasar Negara 1945 alinea IV. Berikut tujuan bangsa Indonesia.

3
1) Membentuk sebuah pemerintahan pada negara Indonesia.
2) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
3) Memajukan kesejahteraan umum masyarakatnya.
4) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
5) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang memiliki dasar kemerdekaan, perdamaian abadi,
serta keadilan sosial.

3. Faktor pembentuk sebuah bangsa

Pada negara Indonesia sendiri, terdapat beberapa faktor penting yang menjadi
pembentuk dari bangsa Indonesia hingga saat ini. Berikut faktor pembentukan bangsa
Indonesia.

1) Memiliki persamaan nasib, dimana bangsa Indonesia berada di bawah penderitaan yang
sama yaitu penjajahan bangsa asing yang berlangsung selama 350 tahun.
2) Memiliki keinginan bersama untuk mendapatkan kemerdekaan dan melepaskan diri dari
belenggu penjajah asing yang ada.
3) Terdapat kesatuan tempat tinggal, dalam hal ini yaitu wilayah yang ada di negara
Indonesia yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke.
4) Memiliki cita-cita bersama dalam mencapai kemakmuran serta keadilan bagi seluruh
masyarakat di dalamnya sebagai sebuah bangsa.

Sedangkan, menurut dasar identitasnya faktor pembentukan sebuah bangsa terbagi menjadi
lima, sebagai berikut.

1) Memiliki pandangan yang memegang teguh, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah
kekerabatan, etnis, ras, daerah, bahasa, serta adat istiadat
2) Memiliki sikap kudus, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah memiliki atau menganut
agama yang sama oleh setiap anggota masyarakatnya, sehingga khususnya dalam konteks
ini dapat membentuk ideologi yang kuat di tengah masyarakat.
3) Angka yang menjadi salah satu faktor dalam menentukan sebuah bangsa sebagai
masyarakat, pemimpin yang dijadikan panutan dalam mencapai cita-cita dan menjalankan
misi sebuah bangsa.
4) Sejarah yang menjadi salah satu faktor yaitu dengan adanya pendiri bangsa yang
membawa sejarah serta pengalaman dari masa lampau sebagai penderitaan yang harus
dilewati akan membawa semangat solidaritas yang dapat membentuk tekad serta tujuan
setiap anggota masyarakatnya untuk mencapai tujuan.
5) Kata pembangun ekonomi yang merupakan salah satu faktor pembangunan bangsa dalam
bertumbuh serta merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang membuatnya saling
bergantung dan secara tidak langsung akan memicu terjadinya pembentukan sebuah
kesatuan
dalam bangsa untuk memenuhi kebutuhan antara satu sama lain.

4
4. Faktor yang mendorong terciptanya persatuan bangsa Indonesia

Negara Indonesia yang merupakan sebuah negara yang memiliki keberagaman di


dalamnya baik dalam hal suku, etnis, agama, ras, budaya, bahasa, dan masih banyak lagi, tetap
mengedepankan nilai persatuan dan kesatuan yang ingin dicapai.

Berikut merupakan faktor yang mendorong terciptanya persatuan serta kesatuan pada
bangsa Indonesia, simak informasi berikut.

1) Faktor sejarah yang dapat menimbulkan rasa senasib serta seperjuangan


2) Keinginan untuk bersatu
3) Rasa cinta pada tanah air pada kalangan bangsa Indonesia
4) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bersama
5) Pancasila
6) Bhinneka Tunggal Ika

5. Unsur Terbentuknya Sebuah Bangsa

1) Unsur terbentuknya sebuah bangsa dalam pengertian sosio-antropologis


Yang pertama, unsur terbentuknya sebuah bangsa dalam arti sosio-antropologis
yang dimaksud sebagai sebuah himpunan yang memiliki sifat etnik atau alami. Pada
contohnya adalah suku Batak dan suku Sunda.

Dimana, suku Batak yang memiliki tempat tinggal dan berasal dari Sumatera Utara
memiliki adat, bahasa, serta budaya Batak. Sedangkan, suku Sunda yang memiliki tempat
tinggal dan berasal dari Bandung, memiliki adat, bahasa, serta budaya Sunda. Oleh sebab
itu unsur yang membentuk sebuah bangsa dalam pengertian sosio-antropologis adalah:

 Tempat tinggal atau homeland serta tanah kelahiran yang sama.


 Memiliki kesamaan pada budaya, adat, bahasa, maupun agama.
 Persamaan darah yang dimiliki seseorang, hubungan sebuah keluarga, serta keturunan
atau hereditas.
2) Unsur terbentuknya sebuah bangsa menurut arti politis
Yang kedua, unsur terbentuknya sebuah bangsa menurut arti politis yang memiliki
sifat etis. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah unsur yang ada dibuat dengan sengaja
berdasarkan kesepakatan umum. Berikut unsur yang membentuk sebuah bangsa menurut
arti politis.

 Terdapat keinginan bersama dapat mendapatkan atau memperoleh kemajuan serta


kedamaian dalam hidup.
 Memiliki nasib serta penanggungan yang setara pada setiap anggota masyarakat.
 Anggota masyarakat yang ada mendiami suatu wilayah bersama yang termasuk ke
dalam wilayah bangsa terkait.

5
3) Unsur terbentuknya sebuah bangsa menurut Benedict Anderson
Yang ketiga, unsur terbentuknya sebuah bangsa menurut Benedict Anderson yang
terbagi menjadi tiga, yaitu:

 Sebuah bangsa yang baik memiliki kedaulatan.


 Sebuah bangsa yang baik memiliki batasan wilayah yang jelas.
 Sebuah bangsa yang baik memiliki komunitas wilayah yang diinginkan

4) Unsur terbentuknya sebuah bangsa menurut Friederich Ratzel


Yang keempat, unsur terbentuknya sebuah bamgsa menurut Friederich Ratzel yang
terbagi menjadi tiga, yaitu:

 Kemauan dalam mendapatkan kesatuan nasional, yang dibagi menjadi beberapa aspek
yang terdiri dari kesatuan politik, budaya, ekonomi, agama, sosial, serta solidaritas.
 Keinginan dalam mendapatkan kemerdekaan serta kebebasan nasional secara
menyeluruh, yang memiliki arti sebuah bangsa bebas dari adanya campur tangan pihak
asing yang masuk ke dalam bangsanya.
 Kemauan sebuah bangsa untuk mandiri, memiliki kemampuan individualitas,
keunggulan, serta keaslian yang membedakannya dengan bangsa lain.

6. Ciri-ciri sebuah bangsa


1) Ciri bangsa yang pertama, memiliki rasa kebersamaan atau self belonging dalam sebuah
kelompok dan rasa persatuan yang terjadi di dalam sebuah negara.
2) Ciri bangsa yang kedua, memiliki sikap nasionalis yang berarti bahwa setiap anggota
kelompok di dalamnya memiliki sikap kebangsaan.
3) Ciri bangsa yang ketiga, memiliki identitas khusus yang dapat berupa sebuah agama,
budaya, ras, suku, serta bahasa. Hal ini digunakan untuk membedakan antara bangsa yang
satu dengan yang lainnya.
4) Ciri bangsa yang keempat, setiap anggota masyarakat didalamnya memiliki rasa keinginan
yang sama untuk membentuk sebuah pemerintahan serta ruang lingkupnya sendiri dalam
sebuah lingkungan.
5) Ciri bangsa yang kelima, sebuah bangsa memiliki sebuah wilayah yang dapat digunakan
untuk tempat perkumpulan tiap anggota masyarakatnya.
6) Ciri bangsa yang keenam, sebuah bangsa yang baik harus memiliki lembaga pemerintahan
di dalamnya.
7) Ciri bangsa yang ketujuh, setiap anggota masyarakat memiliki rasa satu nasib serta
sepenanggungan agar dapat terbentuknya persatuan serta bangsa yang mandiri.
8) Ciri bangsa yang kedelapan, sebuah bangsa yang baik harus membentuk sistem
pemerintahan serta hukum yang dapat digunakan untuk mengatur anggota masyarakat
yang berada di dalamnya.

6
B. Konsep Negara

1. Pengertian Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat diartikan kedalam
dua hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang berapa pada suatu wilayah dan
memiliki kekuasaan tertinggi secara sah serta ditaati oleh masyarakat di dalamnya.

Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang mendiami
sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga politik maupun
pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang memiliki tujuan nasional
yang ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.

Selain itu, menurut Muh Nur El Ibrahimi mengenai pengertian negara terbagi menjadi tiga,
yang dikutip dari buku “Bentuk Negara dan Pemerintahan RI”, terdiri dari:

1) Sebuah bentuk organisasi yang ada pada baik satu kelompok maupun beberapa kelompok
individu yang tinggal bersama atau mendiami suatu wilayah tertentu. Selain itu, mereka
juga mengakui adanya suatu pemerintahan di dalam sebuah negara yang bertugas untuk
mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok maupun beberapa kelompok individu
yang ada.
2) Sebuah perserikatan yang menjalankan sebuah pemerintahan melalui hukum yang sifatnya
mengikat masyarakat yang ada di dalamnya melalui kekuasaan untuk memaksa para
masyarakat yang ada di dalam suatu wilayah tertentu serta membedakannya dengan
kondisi masyarakat yang berada di luar wilayah tersebut untuk menciptakan ketertiban
sosial.
3) Sebuah asosiasi yang melaksanakan penertiban di dalam sebuah kelompok masyarakat
maupun wilayah tertentu yang berdasarkan dengan sistem hukum yang sudah disahkan dan
diselenggarakan oleh sistem pemerintah yang ada.

2. Fungsi Negara
Sebuah negara yang merupakan bentuk dari organisasi di suatu wilayah tertentu juga
memiliki berbagai fungsi, yang terdiri dari:
1) Melaksanakan penertiban

Fungsi dari sebuah negara yang pertama adalah melaksanakan penertiban. Hal ini
dikarenakan dalam sebuah negara agar tujuan bersama yang ingin diraih tercapai, harus
adanya penertiban yang merupakan sebuah bentuk pencegahan agar bentrokan antara
masyarakat tidak terjadi. negara dalam hal ini bertindak sebagai stabilisator yang menjaga
keseimbangan segala lingkungan yang ada di dalamnya.

2) Mengusahakan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat

Fungsi dari sebuah negara yang kedua adalah mengusahakan kesejahteraan serta
kemakmuran rakyat. Negara dalam hal ini memiliki arti bahwa akan selalu berusaha untuk
memperjuangkan kehidupan masyarakat di dalamnya dan mengeluarkan usaha agar
masyarakat yang ada dapat hidup dengan makmur secara adil dan juga merata.

7
3) Pertahanan

Fungsi dari sebuah negara yang ketiga adalah pertahanan. Dalam konteks ini,
pertahanan negara merupakan suatu hal yang sangat penting bagi berjalannya serta
kelangsungan hidup dari sebuah negara.

4) Menegakan keadilan

Fungsi dari sebuah negara yang keempat adalah menegakkan keadilan. Hal ini
dikarenakan, keadilan merupakan suatu hal yang penting dan bukanlah suatu status yang
dapat langsung terjadi, melainkan untuk meraih keadilan ini sendiri membutuhkan sebuah
proses. Pada sebuah negara, terdapat berbagai badan pengadilan yang dapat digunakan
untuk menegakkan keadilan bagi seluruh masyarakat di dalamnya.

3. Unsur-unsur Negara
Setelah mengetahui fungsi sebuah negara, terdapat beberapa unsur yang membuat sebuah
wilayah dapat disebut sebagai sebuah negara. Berikut unsur dasar dari sebuah negara:

1) Rakyat dan jumlah penduduk


Unsur dari sebuah negara yang pertama adalah adanya rakyat maupun jumlah
penduduk. Hal ini dikarenakan tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah negara maka
akan mustahil negara tersebut dapat terbentuk. Seperti yang Leacock katakan, dimana
sebuah negara tidak dapat berdiri tanpa adanya sekelompok individu yang tinggal di
dalamnya.

Selain itu, sekelompok individu yang tinggal di sebuah wilayah tersebut harus
dipersatukan oleh sebuah perasaan maupun tujuan sehingga dapat terbentuknya sebuah
negara.

Tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah negara maka sistem pemerintahan pada
negara tersebut tidak dapat berjalan. Masyarakat yang ada pada sebuah negara juga
berfungsi sebagai SDM atau Sumber Daya Manusia yang berguna bagi sebuah negara
dalam menjalankan kegiatan atau aktivitasnya di kehidupan sehari-hari.

2) Wilayah
Unsur dari sebuah negara yang kedua adalah adanya wilayah, dimana jika pada
sebuah negara tidak ada wilayah yang dapat ditempati atau tinggali oleh manusia di
dalamnya, maka negara tersebut tidak akan terbentuk. Selain itu, individu yang ada di
dalamnya juga harus tinggal secara permanen, agar sebuah negara dapat terbentuk.

Seperti pada contoh yang dapat kita lihat adalah Bangsa Yahudi, dimana mereka
tidak mendiami sebuah tempat secara permanen dan terus bepergian sehingga mereka tidak
memiliki tempat tinggal atau wilayah yang jelas yang dapat mereka jadikan sebagai sebuah
negara.

Dengan adanya wilayah itu sendiri, para masyarakat di sebuah negara dapat
menjalankan kegiatan serta kehidupan sehari-harinya sebagai warga negara dan sistem
pemerintahan yang ada dapat berjalan dan beroperasi sesuai dengan fungsinya.

8
3) Pemerintahan
Unsur dari sebuah negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan, dimana selain
memiliki penduduk serta wilayah, sebuah negara juga penting untuk memiliki sistem
pemerintahan di dalamnya.

Pemerintahan sendiri memiliki definisi sebagai berikut, secara luas pemerintah


dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang bertugas untuk mengelola kewenangan
serta kebijakan yang ada dalam mengambil sebuah keputusan dan melaksanakan
kepemimpinan serta koordinasi pemerintahan dan pembangunan masyarakat serta
wilayahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk sebuah lembaga pada wilayah
yang mereka tempati.

4) Kemampuan membuat hubungan dengan Negara lain


Unsur dari sebuah negara yang ketempat adalah kemampuan sebuah negara dalam
membangun hubungannya dengan lain.

Dengan memiliki kemampuan ini, sekelompok orang yang menempati suatu


wilayah tertentu dan sudah memiliki sistem pemerintahannya layak menjadi subjek hukum
internasional atau tidak.

Dengan diakui oleh berbagai negara lain maka negara tersebut akan dianggap
memiliki tingkatan yang setara dan diakui namanya oleh negara lain.

4. Bentuk-Bentuk Negara
Bentuk negara merupakan suatu organisasi atau susunan secara keseluruhan mengenai
struktur dari sebuah negara dengan batas peninjauan secara sosiologis dan yuridis. Bentuk dari
suatu negara akan membahas tentang dasar negara, susunannya, dan tata tertib dari suatu
negara itu sesuai dengan kedudukan dan kekuasaan yang dianut oleh negara tersebut.

Batas peninjauan secara sosiologis merupakan suatu bentuk negara yang tanpa melihat
bagaimana keseluruhan isinya. Sedangkan, peninjauan secara yuridis adalah suatu bentuk
negara yang melihat dari struktur dan isinya.

Berikut ini merupakan beberapa bentuk negara berdasarkan zamannya, antara lain:

1) Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno


Adapun tiga bentuk negara pada zaman yunani kuno, yaitu Monarki, Demokrasi, dan
Oligarchi.

 Monarki merupakan bentuk negara yang berasal dari bahasa Yunani “monos” yang
berarti “satu”. Sedangkan, archien berarti “memerintah”.
 Demokrasi adalah bentuk negara yang berasal dari bahasa Yunani “Demos” yang
berarti “rakyat”. oleh karena itu, pemerintahannya dipegang oleh rakyat.
 Oligarchi yaitu bentuk negara yang berasal dari bahasa Yunani “oligai” yang berarti
“beberapa”. oleh sebab itu, pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang dalam
suatu negara tersebut.

9
Selain itu, terdapat beberapa pendapat menurut ahli lain pada zaman ini yaitu sebagai
berikut.

Menurut Plato terdapat lima macam bentuk negara, antara lain:

 Tirani merupakan bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh seorang


penguasa yang bertindak secara sewenang-wenang.
 Demokrasi adalah suatu bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat
miskin.
 Oligharki yaitu bentuk negara yang pemerintahannya dijalankan oleh para golongan
hartawan yang melahirkan partikuli.
 Timokrasi merupakan bentuk negara yang pemerintahannya diurusi oleh orang-orang
yang ingin mencapai suatu kehormatan dan kemasyhuran.
 Aristokrasi yaitu bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh Aristokrat
(cendikiawan) dengan kesesuaian dengan pikiran orang lain.

Menurut Aristoteles terdapat tujuh macam bentuk negara, diantaranya:

 Monarki merupakan pemerintahan yang dijalankan oleh satu orang dengan


kepentingan seluruh rakyatnya.
 Tirani adalah bentuk negara yang dipegang oleh satu orang demi kepentingannya
sendiri.
 Aristokrasi yaitu pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang atau para
cendekiawan demi kepentingan seluruh rakyat.
 Oligarhki adalah pemerintah yang dijalankan oleh sekelompok orang guna kepentingan
golongannya sendiri atau kelompoknya.
 Plutokrasi merupakan pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang kaya demi
kepentingan orang kaya tersebut.
 Politea yaitu pemerintahan yang dijalankan oleh seluruh orang untuk kepentingan
rakyatnya.
 Demokrasi adalah bentuk negara yang dipegang oleh orang yang tidak mengetahui
apapun soal pemerintahan.

2) Bentuk Negara Pada Zaman Pertengahan


Pada zaman pertengahan bentuk negaranya adalah Republik dan Kerajaan. Seorang
ahli bernama Duguit mengemukakan pendapatnya bahwa negara Republik dengan
Kerajaan memiliki perbedaan. Jika cara pengangkatan kepala negaranya ditunjuk oleh
keturunannya maka disebut Monarkhi. Namun, apabila kepala negaranya terpilih maka
disebut Republik.

Berbeda dengan pendapat ahli lain yaitu Machiavelli yang mengemukakan bahwa
negara Kerajaan dalam pembentukannya dipilih berdasarkan kemauan seseorang atau
orang tertentu, sedangkan negara berbentuk Republik dipilih berdasarkan atas kemauan
negara yang diatur oleh hukum dan keinginan dari banyak orang.

10
3) Bentuk Negara Pada Zaman Modern-Sekarang
Pada zaman modern seperti sekarang bentuk negaranya adalah Kesatuan dan Serikat.

a) Negara Kesatuan

Negara kesatuan adalah suatu bentuk negara yang berdaulat dan merdeka dengan satu
pemerintahan yang berpusat pada kekuasan dengan mengatur seluruh daerah. Namun,
dalam pelaksanaannya negara kesatuan ini terbagi lagi ke dalam dua macam sistem
pemerintahan yaitu Sentral dan Otonomi.

b) Negara Serikat
Negara serikat atau Federasi adalah suatu bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada awalnya, negara-negara bagian ini
merupakan suatu negara yang berdaulat, merdeka, dan berdiri sendiri. Sistem pada negara
ini dapat melepaskan sebagian dari kekuasaannya dengan menyerahkannya kepada negara
serikat. Penyerahan kekuasaan dari negara-negara bagian tersebut kepada negara serikat
biasa disebut dengan istilah limitatif.

C. Konsep warga Negara.

1. Pengertian Warga Negara


Warga negara merupakan seseorang atau individu yang tinggal dan menjadi bagian dari
suatu masyarakat di wilayah tertentu. Sebagai salah satu unsur dari terbentuknya suatu negara
yaitu warganya, warga negara secara sederhana dapat diartikan sebagai semua orang yang
tinggal serta bertumbuh di negara tersebut.

Secara etimologis, kata warga negara berasal dari bangsa Romawi yang pada saat itu
menggunakan bahasa Latin. Kata warga negara berasal dari kata “civis” atau “civitas” yang
memiliki arti anggota warga yang berasal dari city-state. Selain itu, kata civitas dalam bahasa
Perancis dapat diistilahkan sebagai “citoyen” yang memiliki makna warga dalam “cite” yang
memiliki makna kota yang memiliki hak terbatas.

Istilah warga negara sendiri merupakan hasil terjemahan dari kata bahasa Inggris yaitu
citizen yang memiliki makna yaitu warga negara atau juga dapat diartikan sebagai sesama
penduduk serta individu setanah air.

Orang yang dapat disebut sebagai warga negara dapat berupa penduduk lokal maupun
warga negara asing yang datang ke sebuah negara tersebut. Secara umum, terdapat asa
kewarganegaraan yang dapat digunakan dalam menentukan kewarganegaraan yang dimiliki
oleh seseorang.

 Pertama, yaitu asas ius sanguinis yang didasarkan pada keturunan berdasarkan darah
maupun kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tua yang melahirkan mereka.

11
 Kedua, yaitu ius soli yang didasarkan pada tempat kelahiran dari seseorang di sebuah
negara tersebut.

2. Fungsi warga Negara


 Fungsi warga negara yang pertama adalah menjunjung hukum serta pemerintahan yang sah
serta berdaulat.
 Fungsi warga negara yang kedua adalah ikut serta dalam upaya pembelaan sebuah negara
menyesuaikan dengan kapasitas serta bidang yang dikuasai masing-masing.
 Fungsi warga negara yang ketiga adalah menghormati HAM atau hak asasi manusia yang
dimiliki oleh orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.
 Fungsi warga negara yang keempat adalah tunduk kepada peraturan serta batasan yang ada
dan sudah ditetapkan berdasarkan undang-undang maupun peraturan yang berlaku.
 Fungsi warga negara yang kelima adalah menjaga persatuan serta kesatuan sebuah negara.
 Fungsi warga negara yang keenam adalah mentaati dasar sebuah negara, hukum yang
berlaku, serta sistem pemerintahan tanpa adanya terkecuali.
 Fungsi warga negara yang ketujuh adalah turut serta dalam proses pembangunan dalam
memangun bangsa dan cita-cita yang ingin dicapainya.

3. Hak dan kewajiban sebagai warga Negara Indonesia beserta undang-undangnya


1) Hak serta Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia telah dicantumkan ke dalam UUD
atau Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 26, pasal 27, pasal 28, dan pasal 30. Berikut
penjelasannya.
 Pada pasal 26 ayat 1, dijelaskan bahwa dalam menjadi warga negara memiliki
pengertian yaitu sekelompok orang bangsa Indonesia asli serta kelompok orang bangsa
lain yang telah disahkan melalui undang-undang sebagai warga negara. Selanjutnya,
pada ayat 2 syarat yang ada mengenai kewarganegaraan ditetapkan melalui undang-
undang.
 Pada pasal 27 ayat 1, dijelaskan bahwa semua warga negara memiliki kedudukan yang
sama di dalam hukum serta sistem pemerintahan yang ada, dan sebagai warga negara
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan yang ada tersebut. Selanjutnya, pada ayat
2 setiap warga negara memiliki hak atas pekerjaan serta penghidupan yang layak
sebagai manusia.
 Pada pasal 28, dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak atas kemerdekaan
berserikat serta berkumpul, maupun mengeluarkan pikiran secara lisan, dan sebagainya
yang telah ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku.
 Pada pasal 30 ayat 1, dijelaskan bahwa semua warga negara memiliki hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dalam partisipasi ikut serta membela negara.
Selanjutnya, pada ayat 2 dinyatakan juga bahwa pengaturan lebih lanjut diatur dalam
undang-undang yang berlaku.
2) Hak sebagai WNI atau Warga Negara Indonesia
 Pada pasal 27 ayat 1, hak yang pertama adalah setiap warga negara Indonesia memiliki
kesamaan dalam hukum dan pemerintahan.
 Pada pasal 27 ayat 2, hak yang kedua adalah setiap warga negara Indonesia memiliki
hak atas pekerjaan serta penghidupan yang layak.
 Pada pasal 27 ayat 3 yang mengalami perubahan kedua pada tanggal 18 Agustus 2000,
hak yang ketiga adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
 Pada pasal 31 ayat 1 yang mengalami perubahan keempat pada tanggal 10 Agustus
2000, hak yang keempat adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan.

12
 Pada pasal 33 ayat 1 dan 2 serta pada pasal 34, hak yang kelima adalah setiap warga
negara Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial.
 Pada pasal 28A, hak yang keenam adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak
untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.
 Pada pasal 28B ayat 1, hak yang ketujuh adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk membentuk keluarga serta melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
 Hak atas kelangsungan hidup, yang merupakan hak yang kedelapan adalah setiap anak
memiliki hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, serta berkembang.
 Pada pasal 28C ayat 1, hak yang kesembilan adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk mengembangkan diri serta melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya
serta berhak untuk mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan,seni dan budaya, serta
teknologi, dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dirinya demi kesejahteraan hidup
manusia.
 Pada pasal 28C ayat 2, hak yang kesepuluh adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk dapat memajukan dirinya sendiri dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, serta negaranya.
 Pada pasal 28D ayat 1, hak yang kesebelas adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, serta kepastian hukum secara
adil dan perlakuan yang sama di hadapan hukum.
 Pada pasal 28I ayat 1, hak yang kedua belas adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan baik pikiran maupun hati nurani, hak untuk beragama, hak
untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, serta hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut ialah hak asasi manusia atau
HAM yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan atau situasi apapun.
3) Kewajiban sebagai WNI atau Warga Negara Indonesia
 Pada pasal 27 ayat 1, kewajiban yang pertama adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
 Pada pasal 27 ayat 3 yang mengalami perubahan kedua pada tanggal 18 Agustus 2000,
kewajiban yang kedua adalah setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk
ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
 Pada pasal 23A yang mengalami perubahan ketiga pada tanggal 10 November 2001,
kewajiban yang ketiga adalah setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk
setia membayar pajak negara.
 Pada pasal 30 ayat 1 yang mengalami perubahan kedua pada tanggal 18 Agustus 2000,
kewajiban yang keempat adalah setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban
untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
 Pada pasal 28J ayat 1, kewajiban yang kelima adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk menghormati HAM atau hak asasi manusia milik orang lain.
 Pada pasal 28J ayat 2, kewajiban yang keenam adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan yang telah ditetapkan melalui
undang-undang. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut: “Dalam menjalankan hak
serta kebebasannya. Setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang telah
ditetapkan melalui undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai agama, keamanan, serta ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokratis.”

D. Konsep kewarganegaraan

13
1. Arti kewarganegaraan
Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukan
hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
warga negara adalah penduduk dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran.
Mereka punya hak dan kewajiban penuh sebagai warga di negara itu.

2. Jenis Kewarganegaraan
Ada sejumlah macam kewarganegaraan yang harus diketahui, yakni:
1) Asas lus Sanguinis (Asas Keturunan) Ini adalah asas seseorang yang ditentukan
berdasarkan pada keturunan. Dicontohkan, jika seseorang dilahirkan di Indonesia,
sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan Malaysia maka jadi warga negara Malaysia.
2) Asas lus Soli (Asas Kedaerahan) Asas ini adalah kewarganegaraan ditentukan berdasarkan
tempat kelahiran. Jika dilahirkan di Indonesia, sedangkan orang tuanya dari Malaysia
maka jadi warga Indonesia. Ini tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tua, karena
patokannya tempat kelahiran.

3. Macam asas Kewarganegaraan di Indonesia


Di Indonesia ada beberapa jenis asas kewarganagaraan yang terkandung pada UU adalah:
1) Asas ius Sanguinis Asas ini yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan bukan negara tempat kelahiran.
2) Asas ius Soli Ini merupakan asas yang secara terbatas menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan tempat kelahiran.
ini yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
UU.
3) Asas kewarganegaraan tunggal Ini adalah yang menentukan satu kewargenagaraan bagi
setiap orang.
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas Asas ini yang menentukan kewarganegaraan ganda
bagi anak-anak sesuai ketentuan yang diatus dalam UU.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

14
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, terdapat beberapa konsep penting
yang saling terkait, yaitu bangsa, negara, warga negara, dan kewarganegaraan. Bangsa adalah
kelompok manusia yang memiliki kesamaan budaya, bahasa, sejarah, dan ciri khas lainnya yang
membedakannya dari kelompok manusia lainnya. Negara adalah suatu wilayah yang memiliki
pemerintahan yang berdaulat dan memiliki kekuasaan untuk mengatur urusan dalam negeri dan
luar negeri, serta memperoleh pengakuan dari negara-negara lain. Warga negara adalah individu
yang mempunyai kedudukan hukum dan politik di suatu negara. Status warga negara dapat
diperoleh melalui kelahiran, pernikahan, atau proses naturalisasi. Kewarganegaraan adalah ikatan
antara individu dengan negara dan memberikan hak dan kewajiban yang sama antara satu dengan
lainnya. Kewarganegaraan menunjukkan keikutsertaan seseorang dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab untuk kepentingan bersama.

Dalam sebuah negara, warga negara dan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam
pembangunan dan kemajuan negara tersebut. Warga negara dan kewarganegaraan dapat
menciptakan rasa persatuan dan kesatuan dalam memajukan negara, serta berkontribusi dalam
mewujudkan tujuan negara. Oleh karena itu, penting bagi setiap warga negara untuk memahami
dan memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta menghargai perbedaan yang ada
dalam masyarakat dan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan sebagai sebuah
bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Tim ICCE UIN, Chotib, dkk. (2007).
Kewarganegaraan 1 Menuju Masyarakat Madani. Jakarta: Yudhistira

Dwiyono, Agus, dkk, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Yudhistira

15
H.S. Marjohan, 2018. Pendidikan Kewarganegaraan, Padang: Ristekdikti

16

Anda mungkin juga menyukai