Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PERTAHANAN DAN KEAMANAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

1. MOAMMAR FIKAR
2. DIKI PURNOMO AJI
3. RIO RIDWAN MAULANA
4. GATHAN ALFARIDZI HIDAYAT
5. MUHAMMAD RIZKY DARMAWAN
6. SIFA NAFISTA HAIRUL ROZAK
7. ANNISA ZIRHAN

UNIVERSITAS PAMULANG

Jl. Puspitek Raya No 10, Serpong, Tangerang Selatan. Banten, Indonesia

Telp : 021-7470 9855


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala
pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ” PERTAHANAN DAN KEAMANAN ”.

Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua
orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan
kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi.
Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau
kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I ....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah ............................................................................................... 4
1.2. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................................................... 4
1.3. Identifikasi Penulisan Makalah .................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
2.1. Pengertian Pertahanan Negara............................................................................................... 6
2.2. Definisi Keamanan Negara ...................................................................................................... 6
2.3. Pertahanan terhadap Keamanan Neagara ............................................................................. 7
2.4. Komponen Pertahanan Negara............................................................................................... 7
2.4.1. Komponen utama ........................................................................................................... 7
2.4.2. Komponen cadangan ...................................................................................................... 8
2.4.3. Komponen pendukung .................................................................................................... 8
2.5. Redifinisi Doktrin Pembagian Wewenang dan Strategi Pertahanan ...................................... 8
BAB III .................................................................................................................................. 11
PENUTUP.............................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 11
3.2 Saran-Saran ........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah


Sejauh menyangkut ancaman militer dari luar, tidak diragukan bahwa peningkatan kemampuan
militer (modernisasi dan profesionalisasi) merupakan sa1ah satu pilihan. Namun, selain karena
pertimbangan ekonomi, peningkatan kekuatan militer selalu mengundang kecurigaan pihak 1ain,
terutama jika hal itu dilakukan dengan lebih banyak memberikan prioritas pada modernisasi senjata-
senjata ofensif.

Dalam suasana anarki dan ketidakpastian, upaya unilateral bisa menimbulkan dilema keamanan
(security dilemma) terutama jika upaya unilateral itu berupa penggelaran jenis senjata- senjata ofensif
baru. Pengembangan kekuatan militer yang mengarah pada non-provocative defense merupakan salah
satu pilihan strategis.

Selain itu, di tengah gelombang interdependensi dalam kehidupan antarbangsa, suatu negara
tidak bisa mengamankan dirinya dengan mengancam orang lain. Upaya untuk membangun keamanan,
oleh karenanya, bergeser dari konsep “security against” menjadi

“security with”. Apa yang selama ini dikenal sebagai cooperative security, confidence building measures,
dan preventive diplomacy yang dilakukan secara bilateral, regiona1, global, maupun multilateral adalah
sebagian dari berbagai upaya menjawab persoalan ini.

1.2. Tujuan Penulisan Makalah


Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut:

1. Pengertian Pertahanan Negara?


2. Definisi Keamanan Negara?
3. Pertahanan terhadap Keamanan Neagara?
4. Komponen Pertahanan Negara?
5. Redifinisi Doktrin, Pembagian Wewenang dan Strategi Pertahanan ?

4
1.3. Identifikasi Penulisan Makalah
1. Pengertian Pertahanan Negara
2. Definisi Keamanan Negara
3. Pertahanan terhadap Keamanan Negara
4. Komponen Pertahanan Negara
5. Redifinisi Doktrin, Pembagian Wewenang dan Strategi Pertahanan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pertahanan Negara


Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa
dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan
negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada
kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem
pertahanan negara.

Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu
Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-
kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan. Angkatan bersenjata
disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.

2.2. Definisi Keamanan Negara


Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai suasana "bebas
dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan". Dalam kajian tradisional, keamanan
lebih sering ditafsirkan dalam konteks ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Walter Lippmann
merangkum kecenderungan ini dengan pernyataannya yang terkenal: "suatu bangsa berada dalam
keadaan aman selama bangsa itu tidak dapat dipaksa untuk mengorbankan nilai-nilai yang diaggapnya
penting (vital) ...dan jika dapat menghindari perang atau, jika terpaksa melakukannya, dapat keluar
sebagai pemenang. Karena itu, seperti kemudian disimpulkan Arnord Wolfers, masalah utama yang
dihadapi setiap negara adalah membangun kekuatan untuk menangkal (to deter) atau mengalahkan (to
defeat) suatu serangan. Dengan semangat yang sama, kolom keamanan nasional dalam International
Encyclopaedia of the Social Science mendefinisikan keamanan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk
melindungi nilai- nilai internalnya dari ancaman luar".
Kajian keamanan mengenal dua istilah penting, dilemma keamanan (security dilemma) dan
dilemma pertahanan (defence di1emma). Istilah yang pertama, dilema keamanan, menggambarkan

6
betapa upaya suatu negara untuk meningkatkan keamanannya dengan mempersenjatai diri justru, dalam
suasana anarki internasional, membuatnya semakin rawan terhadap kemungkinan serangan pertama
pihak lain. Istilah kedua, dilema pertahanan, menggambarkan betapa pengembangan dan penggelaran
senjata baru maupun aplikasi doktrinal nasional mungkin saja justru tidak produktif atau bahkan
bertentangan dengan tujuannya untuk melindungi keamanan nasional. Berbeda dari dilema keamanan
yang bersifat interaktif dengan apa yang [mungkin] dilakukan pihak lain, dilema pertahanan semata-mata
bersifat non-interaktif, dan hanya terjadi dalam lingkup nasional, terlepas dari apa yang mungkin
dilakukan pihak lain.

2.3. Pertahanan terhadap Keamanan Neagara


Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit
yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan
spesialisasi mereka, pertahanan udara (sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA), pertahanan
rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk menentang/membalas
serangan. Jenis pertahanan:

• Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan


• Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.

2.4. Komponen Pertahanan Negara


Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan didukung oleh "komponen cadangan" dan
"komponen pendukung". Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter
menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan
bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.

2.4.1. Komponen utama


"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk melaksanakan
tugas tugas pertahanan.

7
2.4.2. Komponen cadangan
"Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen
utama.

2.4.3. Komponen pendukung


"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen
pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.

"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya
buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam,
sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil
strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara
dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.

Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :

Para militer

• Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)


• Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
• Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutan pertahanan sipil (Hansip)
• Satuan pengamanan (Satpam)
• Resimen Mahasiswa (Menwa)
• Organisasi kepemudaan
• Organisasi bela diri
• Satuan tugas (Satgas) partai

2.5. Redifinisi Doktrin Pembagian Wewenang dan Strategi Pertahanan


Threat, survival dan defence dilemma itu membawa implikasi serius. Pesan yang hendaknya
digarisbawahi adalah penggunaan eksesif dari resources tidak boleh. Penggunaan kekerasan untuk
menghadapi ancaman harus sepadan. ancaman tertentu harus dihadapi dengan instrumen tertentu yang
sesuai, efektif, efisien, dan tidak menimbulkan dislokasi sosial, ekonomi, politik, ideologi. Security deficit
yang timbu1 karena vu1nerabilitas membawa kompleksitas tersendiri. Semuanya bermuara pada satu
persoalan besar: perlunya kajiulang terhadap doktrin keamanan dan pertahanan nasional, khususnya
8
sejauh menyangkut “apa yang harus dipertahankan”, “bagaimana untuk mempertahankannya”, dan
“siapa yang harus memikul tanggungjawab” itu.

Jawaban atas pertanyaan pertama, apa yang harus dipertahankan, memerlukan suatu
kesepakatan politik. Pertimbangan historis, geografis, ideologis dan perkembangan politik kontemporer
harus dimasukkan dalam kalkulasi itu. Gravitas hubungan antarnegara pada dinamika ekonomi tidak
sepenuhnya menghapus relevansi konteks politik geostrategi. Bagi sebuah negara kepulauan, termasuk
Indonesia, melindungi keamanan nasional adalah usaha besar untuk melindungi dan mempertahankan
kedaulatan maritim berikut sumberdaya yang berada di dalamnya. Pada tingkat strategi, bagaimana
mempertahankan dari ancaman, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana merumuskan ancaman
secara lebih realistik. Untuk waktu yang dapat diperhitungkan ke depan, keamanan terhadap ancaman
interna1 masih akan mendominasi pemikiran strategis di Indonesia. Pluralisme sosial, ketimpangan
ekonomi, disparitas regional menjadikan upaya bina-bangsa dan bina-bangsa menjadi soal serius.
Indonesia adalah suatu entitas politik (negara) yang dibangun di atas fondasi pluralitas. Persatuan
Indonesia seperti diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 1928, selama ini lebih direkat oleh common history
anti- kolonia1isme. Common history menghadapi kolonialisme kelihatannya perlu dijelmakan dalam
wujud yang lebih konkret, misalnya common platform dan komitmen untuk menegakkan keadilan sosia1,
dan dengan menggunakan instrumen yang lebih appropriate seperti ketentuan hukum yang demokratik.

Di tengah keharusan untuk mempersiapkan diri terhadap keamanan internal, ancaman militer
dari luar merupakan sesuatu yang harus selalu diperhitungkan, sekalipun pada saat yang sama harus
diakui pula bahwa untuk beberapa tahun yang dapat diperhitungkan ke depan sukar dibayangkan
terjadinya perang dalam pengertian tradisional. Menduduki wilayah asing (occupation) menjadi
sesuatu yang secara moral memperoleh gugatan semakin tajam dan secara ekonomis semakin mahal.
Konflik bersenjata, jika harus terjadi, kemungkinan besar akan bersifat terbatas, berlangsung dalam waktu
singkat, dan menggunakan teknologi tinggi. Amerika Serikat diperkirakan tetap memainkan peranan
penting di kawasan Asia Pasifik, baik karena potensi ketidakstabilan di semenanjung Korea, hubungan
tradisionalnya dengan Jepang dan Korea Selatan, kekhawatirannya terhadap tampilnya Cina sebagai
kekuatan hegemon regional, maupun karena kepentingan ekonominya di kawasan ini. Ancaman militer
dari luar terhadap Indonesia kelihatannya akan bersifat ancaman tidak langsung yang terjadi karena
ketidakstabiIan regional. Termasuk dalam kategori ini adalah perlombaan senjata yang dapat terjadi
karena ketidakstabilan di Semenanjung Korea dan Asia Timur, prospek penyelesaian masalah Taiwan, dan
kemungkinan konf1ik tapalbatas.

9
Masalah pokok, seperti dirumuskan sebagai pertanyaan ketiga, adalah apa cara yang paling efektif
dan efisien untuk menghadapi sumber dan watak ancaman-ancaman tertentu. Ancaman internal harus
diketahui dengan pasti alasan timbulnya. Gagasan-gagasan, termasuk komunisme dan fundamentalisme
religius, tidak pernah secara langsung mempengaruhi tindakan [kekerasan] politik. Menghilangkan
deprivasi ekonomi, politik dan kultural. Demokratisasi dalam penggunaan dan pengelolaan sumberdaya,
dan distribusi pembangunan. Penghormatan pada budaya lokal. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan
yang seharusnya ditafsirkan sebagai komitmen untuk menghormati keragaman, bukan untuk
menciptakan keseragaman. Upaya nasional, unilateral, adalah demokratisasi. Pengenda1ian dan resolusi
konflik seharusnya semata- mata dilakukan sebagai tindakan polisionil.

Contoh dari Pertahanan dan keamanan negara


Menjaga suku budaya asli suatu negara agar tidak di ambil alih negara lain dan menjaga zona
zona yang ada di wilayah wilayatersebu tersebut

Upaya pertahanan dan keamanan di lingkungan kenegaraan dapat ditampilkan melalui berbagai
sikap berikut ini;

1) Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara


2) Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945

3) Rela berkorban untuk bangsa dan negara


4) Menjaga kelestarian tanah air Indonesia
5) Mempetaruhkan diri untuk kejayaan bangsa dan negara
6) Mencegah adanya terorisme
7) Mencegah sikap radikalisme
8) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
9) Tidak main hakim sendiri
10) Membela negara sampai titik penghabisan

Keikutsertaan upaya ini dalam lingkungan setempat, akan menciptakan adanya keamanan dan
ketertiban lingkungan, ketenangan dan ketentraman hidup, suasana kehidupan menjadi teratur,
kehidupan masyarakat menjadi sejuk dan tidaknya suatu kerusuhan dan kekacauan

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah kesadaran bersama
antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan.

Pertahanan Negara melingkupi bidang-bidang:

1. politik
2. social
3. budaya
4. persatuan
5. ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan Negara Persoalan siapa yang
harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu menjadi rumit dan politikal:
rumit, karena perkembangan konsep dan ketidapastian setelah berakhirnya Perang Dingin dan politikal,
karena landasan konstitusiona1, sejarah, maupun realita politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk
membangun pola pembagian kerja baru. Salah satu konsekuensi penting adalah perlunya ketentuan
yang mengatur level of engagement dan instrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari
spektrum ancaman terhadap keamanan nasional.

3.2 Saran-Saran
Saran-saran dalam menerapkan sistm pertahanan nasional adalah:

• Sebagai pelajar ada baiknya menghindari pengaruh negative seperti narkoba, pergaulan bebas, dan
kriminalitas.

• Menyikapi perbedaan suku bangsa, ras, atau agama di negera kita sebagai keragaman yang indah untuk
saling memahami dan bertukar pengetahuan.

• Tidak memicu atau ikut dalam tawuran atau perkelahian antar pelajar.
.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-

8#q=makalah+pertahanan+dan+keamanan+NKRI
http://pertahanandankeamanannegara.blogspot.co.id/2010/03/pertahanan-dan-keamanan-
negara.html

12

Anda mungkin juga menyukai