DI INDONESIA
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Media Penyiaran Digital
DOSEN :
Dr. Muhammad Ansar Akil
DISUSUN OLEH :
Muhammad Arpin
NIM : 80800221010
Muhammad Usman
Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan ke hadhirat Allah swt. yang atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya tulisan ini selesai disusun dengan baik. Shalawat
teriring salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan Nabi Besar Muhammad saw.
yang diutus sebagai teladan dan rahmat bagi sekalian alam. Tulisan ini berjudul
“Regulasi Media Penyiaran Di Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Media Penyiaran Digital
Tulisan ini dapat terselesaikan berkat arahan dan bimbingan berbagai pihak.
Untuk itu penulis sampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada
mereka semua yang telah membantu dan memfasilitasi sehingga tulisan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Terutama kepada dosen pembina mata kuliah Media
Penyiaran Digital, Dr. Muhammad Ansar Akil
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Untuk itu, tegur sapa dan kritik yang membangun sangat Penulis
harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, hanya
kepada Allah-lah penulis memohon petunjuk dan pertolongan. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi segenap pembaca, terutama demi pengembangan ilmu
komunikasi di masa mendatang.
Penyusun
Muhammad Arpin
Muhammad Usman
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, mungkin tidak ada hal yang punya dampak signifikan pada
masyarakat melebihi media massa. Media massa dan teknologi media telah
memberi dampak kepada individu dan masyarakat secara global dalam level yang
lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan. Efek yang timbul meliputi
beragam pengalaman yang dirasakan manusia, termasuk kasih sayang, kesadaran,
dan perilaku dalam aktivitas, peristiwa, dan interaksi bermasyarakat.
Sedemikian pentingnya peran media massa dalam menggerakkan
perubahan dalam masyarakat, media harus diatur untuk memastikan tercapainya
perbaikan dalam kehidupan sosial, karena media pada hakekatnya adalah perkara
publik dan lingkup kerjanya selalu berada dalam ranah publik. 1
Proses demokratisasi di Indonesia telah menempatkan publik sebagai
pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran. Oleh karena frekuensi adalah milik
publik dan sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi
kepentingan publik. Sebesar-besarnya bagi kepentingan publik artinya adalah
media penyiaran harus menjalankan fungsi pelayanan publik yang sehat. Penyiaran
berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, kebudayaan, hiburan, kontrol
sosial, perekat sosial, ekonomi, wahana pencerahan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Regulasi penyiaran sebagai sesuatu yang dinilai baru di tengah kehidupan
masyarakat Indonesia dianggap perlu mendapat pengawasan dan pembinaan agar
kebebasan yang diberikan dapat menjadi kebebasan yang bertanggung jawab dan
tidak lepas kendali. Untuk itulah pemerintah menetapkan suatu regulasi dan
pedoman etika untuk mengontrol perilaku pers tanpa membatasi kebebasan mereka,
yaitu Undang Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
C. Kegunaan
3
4
informasi yang berupa produk budaya maupun pesan yang mempengaruhi dan
mencerminkan budaya dalam masyarakat.6
17 Ibid. h. 3
18 PP. RI. No. 51 Tahun 2005, Tentang Penyelenggaran Penyiaran Lembaga Penyiaran
Komunitas, Bab I Ketentuan Umum Pasl 1 ayat 2
8
Komunitas dilarang menerima bantuan dana awal mendirikan dan dana operasional
dari pihak asing. Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang melakukan siaran iklan
dan/atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.
19 PP. RI. No. 52 Tahun 2005, Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Berlangganan, Bab I Ketentuen Umum Pasal 1 Ayat 2
9
Menurut Mike Feintuck seperti yang dikutip Muhamad Mufid, dewasa ini
regulasi penyiaran mencakup tiga hal,20 yakni :
5. Memuat apa yang disebut Head (1985) sebagai “regulator of fairness” yang
memuat prinsip objektivitas, imparsialitas, dan akuntabilitas. Prinsipprinsip
tersebut diperlukan untuk membangun media yang sehat juga untuk
menjaga keseimbangan hubungan antara pengelola penyiaran, pemerintah,
dan audien.
6. Mengatur tata-aliran keuangan dari sumber yang berbeda. Dana komersial,
misalnya mesti dibatasi guna melindungi konsumen dari iklan yang eksesif,
paling tidak dari bentuk promosi tertentu dan untuk mencegah pengaruh
pengiklan yang berlebihan terhadap suatu acara.
22 Rohim. M, Mengapa Kita Perlu Regulasi Penyiaran?, Media TOR Vol. 8 No. 2
Desember 2007
11
Sumber dari regulasi media di Indonesia yaitu UUD 1945 dan sosiokultural
masyarakat, adapun regulasi itu mencakup UUD 1945, undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan gubernur, peraturan
daerah. Jenis-jenis regulasi media di Indonesia ada tujuh 24 yaitu:
25 Khusna, Regulasi Media di Indonesia (Kajian pada Keterbukaan Informasi Publik dan
Penyiaran) PROMEDIA, VOLUME I, NO 2, 2015
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4. Jenis-jenis regulasi media di Indonesia ada tujuh dan regulator (pengawas dan
pelaksana regulasi media juga ada tujuh.
14
15
B. Implikasi
Abrar, Ana Nadya. 2008. Kebijakan Komunikasi: Konsep, Hakekat dan Praktek.
Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
Akil, M. Anshar A. Standarisasi Manajemen Penyiaran: Mewujudkan
Profesionalisme Radio & TV. Penerbit KPID Sulsel, Makassar. 2009
Aisah, Siti. Implementasi Regulasi Penyiaran dalam Program Berita Kriminal
SERGAP di RCTI. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kementerian Pendidikan Dan Budaya,
2016
Khusna, Regulasi Media di Indonesia (Kajian pada Keterbukaan Informasi Publik
dan Penyiaran) PROMEDIA, VOLUME I, NO 2, 2015
Koop, Christel, and Martin Lodge. "What is regulation? An interdisciplinary
concept analysis." Regulation & Governance 11.1 (2017)
Leicester: University of Leicester "What is media regulation?". Media Regulation..
2019
Lyytinen, Kalle, and Rudy Hirschheim. "Information systems as rational discourse:
An application of Habermas's theory of communicative
action." Scandinavian Journal of Management 4.1-2 (1988):
Morisan. 2005. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Tangerang: Ramdina Prakarsa.
Mufid, Muhamad. 2007. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Rohim. M, Mengapa Kita Perlu Regulasi Penyiaran?, Media TOR Vol. 8 No. 2
Desember 2007
Ocktavia Gesti Paramitha, Regulasi Media di Indonesia, Jurnal 2018
PP No. 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Publik
Presiden Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran"
16
17