Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FOTOGRAFI

“HUMAN INTEREST”

Dosen Pembimbing :

Drs. Mayang Sri Herbimo

Nama : Agung Firmansyah

NIM : 17040110

Kelas : 1D Semester 1

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KOMPUTER

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

Alamat : Jalan Mataram No. 9 Pesurungan Lor – Tegal Telp. 0283 – 352000

Website : poltektegal.ac.id Email : email@poltektegal.ac.id


HUMAN INTEREST

A. Pengertian

Fotografi human interest (HI) adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan
suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya.

Awalnya, human interest photography lebih termasuk kedalam bagian dari fotojurnalisme,
yaitu menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya, dan lalu bertujuan
supaya mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu untuk membantu
subjek foto.

Di dalam fotojurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya
sisipan dan bukan untuk berita utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan
individu atau masyarakat biasa yang jarang diulas.

Human Interest cukup luas cakupannya tapi sering dicampur-adukkan adukkan dengan
kategori lain seperti Portrait photography, culture photography (budaya), street photography,
travel photography, conceptual photography, dll.

Kebanyakan foto human interest adalah menggambarkan kehidupan masyarakat dengan


ekonomi lemah atau di daerah pedalaman, tapi sebenarnya human interest tidak membatasi pada
subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas
atas.

Foto human interest bisa terdiri dari satu foto atau rangkaian foto yang bercerita (photo
story/essay).

B. Mendapatkan Foto Human Interest yang Baik (Tips Foto Human Interest)

1. Momen

Salah satu quote fotografer terkenal dalam sejarah fotografi, Henry Cartier Bresson adalah
“The picture is good or not from the moment it was caught in the camera”.

Demikian pentingnya momen dalam sebuah foto yang menjadikan foto tersebut bernilai luar biasa.
Jadi mulailah melatih mata anda untuk menangkap momen di sekeliling anda.
Jelilah terhadap kondisi sekeliling lingkungan dimana saja anda berada, karena ada orang yang
memang bersikap acuh tak acuh terhadap sekelilingnya, dengan sikap seperti itu anda hanya akan
melewatkan begitu banyak momen berharga di sekeliling anda.

2. Karakter

Subjek foto anda seharusnya memiliki karakter yang kuat, atau memiliki latar cerita yang
bisa terlihat tanpa anda dengan sengaja harus mengeksplornya.

Hal itu juga bisa didukung dengan background foto atau kondisi lingkungan yang ada. Perhatikan
foto kedua di atas, yang menjadi subjek foto mungkin terlihat biasa saja, tapi perhatikan kondisi
background atau latar lingkungan, anda pasti mengerti maksud foto tersebut tanpa harus saya
jelaskan.

3. Natural

Maksud dari natural di sini adalah foto human interest yang kita buat, seharusnya bersifat
natural atau alami. Tanpa harus diarahkan atau diminta berpose seperti apa, jika sudah diminta
atau diarahkan malah kita sudah punya model dong, jadi masuk kategori foto konsep atau malah
portrait dengan model.
4. Candid

Masih berhubungan dengan foto yang natural, agar supaya kita bisa mendapatkan pose
yang alami, salah satu caranya adalah dengan teknik candid, ambillah foto tanpa diketahui oleh
orang tersebut.

Agar supaya nyaman dalam mengambil foto candid, kebanyakan fotografer menggunakan
lensa tele atau lensa dengan jarak fokal yang jauh seperti 200mm, memang dengan lensa tersebut
kita mudah untuk mendapatkan efek candid, namun tak ada salahnya juga jika anda menggunakan
lensa dengan fokal length yang pendek, foto di atas adalah salah satu favorit saya, berlokasi di
salah satu pasar tradisional, saya menggunakan lensa 50mm untuk mendapatkan foto tersebut.

Namun jika anda tak punya kamera SLR atau kamera digital, manfaatkanlah yang ada.
Saya pribadi jauh lebih mudah memotret candid menggunakan smartphone daripada menggunakan
kamera SLR, yaialah… dari ukurannya saja sudah jauh berbeda.

Smartphone jika dilihat orang belum tentu untuk memotret, mungkin saja orang yang
memegang sedang sms-an atau yang lain, lah.. kalau kamera, ya pasti untuk memotret, kan tak
mungkin dipake buat nelpon hehehe.

Apalagi dengan fleksibilitas dan portabilitas yang dimiliki smartphone, pasti anda selalu siap
dengan smartphone kemana-mana.
Mari Memotret Human Interest

Credit foto : Mijail Vallejo, Equador.

Foto ini memenangkan Sony World Photography Award, Mobile Phone Category,

artinya foto ini diambil menggunakan kamera mobile phone. Wow. Sumber : distractify.com

5. Komposisi

Masih ingat dengan bahasan Komposisi Rule of Thirds ? Anda bisa pergunakan komposisi
tersebut juga dalam memotret human interest.

Namun jangan terpaku dengan komposisi tersebut, karena komposisi yang baik juga bila anda
mampu menampilkan bahasa tubuh dari subjek foto atau ekspresi yang ditunjukkan subjek foto.

6. Pahami peralatan yang anda gunakan

Jika anda menggunakan kamera SLR, pastikan anda memahami benar cara penggunaan
kamera anda, jangan sampai sebuah momen terlewatkan hanya karena anda kebingungan, dimana
harus mengatur ISO yang kelewat tinggi.

Demikian juga berlaku jika anda menggunakan smartphone, jangan sampai salah tekan aplikasi
yaa, mau tekan kamera eh malah yang terpilih aplikasi chatting atau malah camera 360. -____-
Intinya kuasailah pengoperasian peralatan yang anda miliki, karena kamera yang terbaik untuk
memotret adalah kamera yang anda pegang saat ini, pastinya.

7. Hargai privasi orang lain

Ingat tujuan utama foto human interest adalah menggugah atau memotivasi orang yang
melihat, namun bagaimana jika yang difoto saja tidak merasa nyaman karena merasa terganggu
privasinya?

Di sini sebagai fotografer kita harus belajar menghargai orang lain apalagi menyangkut
privasi. Saya sering melihat banyak fotografer yang memperlakukan subjek fotonya seolah seperti
mangsa buruan (makanya kan lahir istilah hunting foto, hunting ya berburu hehe).

Kondisi seperti ini sering saya lihat dalam pemotretan model, apalagi modelnya satu dan
fotografernya sepuluh atau lebih, waahh…

Yang terpikir disitu hanya bagaimana saya mendapatkan angle yang bagus, spot yang
menarik, kadang bahkan menyepelekan modelnya nyaman atau tidak, walaupun tetap itu memang
tuntutan profesionalitas seorang model juga sih.

Eh kok jadi soal model sih, haha. Pokoknya saat anda memotret human interest,
kenyamanan orang yang difoto tetap yang utama, jangan sampai membuat mereka tesinggung atau
hanya diperlakukan sebagai objek foto saja, cobalah untuk berinteraksi, ngobrol sedikit atau tanya-
tanya, dengan begitu tentu suasana jadi lebih rileks dan santai.
Sebagai tambahan, untuk foto human interest biasanya orang menggunakan warna hitam
putih, agar supaya perhatian orang yang melihat, tidak terdistraksi atau teralihkan dengan warna
yang menonjol dan hanya terfokus pada subjek foto dan makna foto.

Namun kembali ke masing-masing kita juga, saya pribadi tetap mempertahankan warna
yang ada, maksud saya adalah menunjukan keceriaan juga dalam foto supaya tidak terlalu gloomy,
kalau semua foto black and white bisa-bisa saya di unfriend di path karena semua jadi sedih melihat
foto-foto saya hehehe.

Sumber
http://www.saveseva.com/mari-memotret-human-interest/
http://www.infofotografi.com/blog/2013/12/apa-itu-foto-human-interest/

Anda mungkin juga menyukai