Abstrak
Pertemanan berarti perihal berteman atau bisa diartikan sebagai sebuah
lingkungan sosial dimana terdapat 2 orang atau lebih yang dapat membawa
pengaruh positif mauapun sebaliknya. Menggunakan Teori Firo milik William
Schutz dengan asumsi dasar bahwa setiap orang terdorong untuk memasuki suati
kelompok yang didasari oleh 3 (tiga) hal, yaitu: Iklusi; Kontrol; dan Afeksi. Kami
ingin melihat bagai mana relevansi dari ketiga poin dalam Teori Firo pada siklus
pertemanan di lingkungan Mahasiswa Fikom Unsub. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan sumber data yang dihasilkan melalui
wawancara dengan narasumber yaitu informan yang diambil dari Mahasiswa aktif
yang sedang menempuh perkuliahan semester 3 dan 5. Dengan kesimpulan yang
dihasilkan dari wawancara dengan informan yaitu (1) kebutuhan inklusi dilihat
dari pola pertemanan yang ada membuat salah satu informan memilih untuk
bergabung dan salah satu kelompok sedangkan informan lain tidak, (2) kebutuhan
control yang mereka mereka guneakan tergantung bagaimana situasi, apakah
mereka harus mengontrol kelompok tersebut atau sebaliknya, dan (3) kebutuhan
afeksi yang mereka benarkan karena mereka berdua sama-sama membutuhkan
adanya dorongan motivasi / dukungan dari sesama anggotanya.
Keywords – Pertemanan, Teori Firo, Mahasiwa Fikom Unsub, Deskriptif
Kualitatif.
1.1. Latar Belakang
Pada artikel ini peneliti ingin melakukan analisis pada Teori FIRO
(Fundamental Interpersonal Relationship Orientation) milik William
Schutz (1958) terhadap lingkungan pertemanan yang terjadi di Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Subang (FIKOM UNSUB). Kami selaku
peneliti ingin memastikan apakah Teori ini relevan dengan keadaan yang
sebenarnya.
1
1.3.1. Untuk mengetahui siklus kelompok pertemanan yang terjalin pada
Mahasiswa FIKOM UNSUB.
1.3.2. Untuk mengetahui pakah ada keinginan untuk mengontrol suatu
kelompok pertemanan yang terjalin pada Mahasiswa FIKOM
UNSUB.
1.3.3. Untuk mengetahui adakah rasa ingin dikasih atau disanyangi ketika
berada di suatu kelompok pertemanan pada Mahasiswa FIKOM
UNSUB.
Adapun manfaat dari penelitan ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
2
dalam hubungan dengan orang lain dalam sebuh kelompok. Asumsi
dasar dari teori ini adalah suatu individu terdorong untuk memasuki
suatu kelompok karena didasari oleh beberapa hal yaitu :
1. Inclusion / Keikutsertaan
Kebutuhan Inklusi adalah kebutuhan yang berdasarkan
pada kesadaran pribadi yang ingin mendapatkan kepuasan
dengan cara berkontribusi penuh/berguna bagi kelompok atas
dasar kesadaran sendiri setelah berinteraksi dalam kelompok.
2. Control / Mengendalikan
3
a. Mempunyai setting yang alamiah, maksudnya penelitian dilakukan
dalam situasi yang wajar dan realistis dari fenomena yang nyata,
setting alamiah merupakan sumber data, peneliti sendiri bertindak
sebagai instrumen penelitian.
b. Data yang dikumpulkan dalam bentuk kalimat, gambar dan lainnya
yang berisi deskripsi, transkrip, interview, catatan di kancah
penelitian dan lain-lain.
c. Peneliti-peneliti kualitatif lebih mementingkan proses dari pada
hasil, karena penelitian ini menggunakan pernyataan bagaimana
sehingga jawabannya adalah proses sesuatu diteliti. Analisis yang
digunakan adalah analisis induktif, analisis ini dilakukan secara
bottom-up.
d. Penelitian kualitatif mamentingkan makna, ini berarti peneliti
berusaha memahami makna fenomena yang sedang diteliti.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis Teori FIRO terhadap
lingkungan pertemanan di Fakultas Ilmu Komunikasi Univesitas Subang.
Penelitian ini tidak diarahkan pada kesimpulan salah-benar, tidak menguji
suatu hipotesis diterima-ditolak, tetapi lebih ditekankan pada pengumpulan
data untuk mendeskripsikan keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan
secara mendalam.
4
Informan dari penelitian ini merupakan mahasiswa aktif dari Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Subang dengan kriteria sebagai berikut :
5
jangka waktu, dalam susunan tahapan, sehingga dapat dilihat kapan gejala
tertentu terjadi. Prinsip dasarnya adalah kronologi.
Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah
anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive
Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam
kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data (data collection)
Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil
wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan
kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian
dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.
2. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan
final dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman, 2007: 16).
3. Penyajian Data (data display)
Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data
dimaksudkan intuk menemukan pola-pola yang bermakna serta
memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan
tindakan (Miles dan Huberman, 2007: 84).
4. Penarikan Kesimpulan (conclutions)
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan
konfigurasi yang utuh (Miles dan Huberman, 2007: 18).
Maka dari teknik analisis data menurut Miles dan Huberman dapat
dijadikan panduan dalam proses analisis data, yaitu sebagai berikut :
1. Pengumpulan data terdapat dari hasil wawancara dengan informan, dari
hasil wawancara dibuat catatan lapangan secara lengkap.
2. Hasil dari catatan lapangan, selanjutnya dibuat reduksi data. Reduksi data
ini berupa pokok-pokok temuan yang penting di lapangan.
6
3. Dari reduksi data kemudian diikuti penyusunan sajian data yang berupa
cerita sistematis dengan suntingan peneliti supaya maknanya lebih jelas
dipahami. Sajian data ini, dilengkapi dengan faktor pendukung, antara
lain metode, dan lain sebagainya.
4. Dari hasil sajian data tersebut, kemudian dirumuskan kesimpulan. Dalam
merumuskan kesimpulan, agar dapat terhindar dari unsur subjektif,
dilakukan upaya : melengkapi data-data kualitatif dan mengembangkan
“intersubjektivitas”, melalui diskusi dengan orang lain.
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.2.1. Inklusi
7
bahwa inklusi yaitu kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dengan
cara berkontribusi / bergabung dengan sebuah kelompok. Dalam hal
ini kami ingin meliihat bagaimana pola / siklus pertemanan yang
terjalin pada Mahasiswa Fikom Unsub serta bagaimana cara para
informan menyikapinya.
8
membuat kami tergerak untuk emanyakan cara mereka menyikapi
kelompok tersebut serta apakah ada keinginan untuk mereka
bergabung dengan kelompok tersebut dan jawaban merekapun sebagai
berikut:
4.2.2. Kontrol
9
“kalau anita mah tergantung dianya mau tujuannya apa
bagaimana jadi diliat dulu, misalkan mau maen kemana Gitu,
ngajakin teman-teman yang lain, kan otomatis anita juga
diajakin. Pasti lebih liat situasinya dulu tujuannya untuk apa
baik untuk semuanya apa engga, kalau emang manfaatnya untuk
semu ya hayu aja. Tapi kalau Cuma untuk menguntungkan
mereka aja orang itu aja engga, pasti anita ikut kaya lebih ikut
yang mending bareng-bareng yang manfaatnya untuk semuanya.
Kalau engga ada yang ngehandle ikut ngontrol tapi kalau udah
ada yang ngehandle engga ikut campur.”
4.2.3. Afeksi
Bagian terakhir dari Teori Firo adalah afeksi yang berarti suatu
keadaan seseorang ingin memiliki keakraban secara emosional dari
anggota kelompoknya, dalam artian lain berarti adanya keinginan
untuk disayangi / dikasihi oleh sesama anggota.
10
sejauh mana reevansi dari afeksi yang dipaparkan oleh William
Schutz bagi mereka, dan jawab merekapun sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
11
dengan salah satu kelompok tersebut, ada pula yang bersikap menarik
diri memilih untuk tidak mengikuti salah satunya.
2. Kontrol atau keinginan untuk mengatur suatu kelompok bila melihat
pada hasil wawancara dengan kedua informan, mereka kompak
menjawab “tergantung situasi” yang menandakan mereka akan berada
pada posisi mengontrol apabila pada suatu kelompok tidak ada figure
sebagai penggerak atau justru memilih diam mengikuti yang lainnya.
3. Afeksi atau kebutuhan akan pemenuhan rasa kasih saying yang
ditandai oleh repon positif keduanya. Mereka sama-sama melihat
bahwa dukungan kasih sayang itu penting dan mereka berdusa sama-
sama membutuhkannya sebagai bentuk motivasi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dari kesimpulan diatas adalah
sebagai berikut:
12
3. http://eprints.ums.ac.id/12946/4/BAB_III.pdf diakses pada tanggal 26
desember 2019 pukul 20.30 WIB.
4. https://www.coursehero.com/file/18428146/SUMBER-DATA/ diakses pada
tanggal 28 desember 2019 pukul 13.34 WIB.
5. https://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/fundamental-
interpersonal-relationship-orientation/
6. https://didietx-fuera.blogspot.com/2014/09/teori-firo-fundamental-
interpersonal.html?m=1
13