Anda di halaman 1dari 4

Wawancara

1. Konsep dasar
Wawancara merupakan alat tukar menukar informasi 1. Metode
wawancara biasa digunakan pada pelayanan bimbingan dan konseling,
yang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
berkomunikasi, bertatap muka yang disengaja, terencana, dan
sisitematis antara pewawanca (interviewer) dengan individu yang
diwawancarai (interviewee).
2. Fungsi dan perannan konselor
Pada proses wawancara, konselor memiliki peranan yang harus
dilakukan agar proses wawancara berlangsung lancar yang
menghasilkan informasi lengkap,mendalam dan objektif.
Beberapa peranan diantaranya:
a. Pembukaan, konselor sebagai pewawancara menciptakan hubungan
yang baik dan menjelaskan tujuan dari kegiatan wawancara.
b. Inti wawancara, saan wawancara berlangsung konselor
menunjukkan sikap yang ramah, perhatian dan menghindari waktu
diam terlalu lama, karena akan mematikan suasana.
c. Pencacatan hasil wawancara, yang dicatat secara detail (batuan
alat perekam).
d. Penutup, konselor mengakhiri proses wawancara, menyimpulkan
dan dibuat laporan.
Fungsi konselor diantaranya:
a) Menggali informasi sesuai tujuan.
b) Mampu melakukan klarifikasi.
c) Mampu mengarahkan wawancara sesuai tujuan.
d) Mampu menciptakan situasi menyenangkan.
3. Jenis wawancara
a. Wawancara menurut responden, bila ditinjau bersadarkan
responden wawancara dibedakan menjadi; wawancara langsung
(langsung dari satu individu )dan wawancara tidak langsung
(informasi suatu individu melalui individu lainnya).
b. Wawancara menurut prosedur, dibedakan menjadi terstruktur
(pertanyaan di susun dalam daftar terinci dan dijadikan pegangan )
1 Drs.Hadeli, M.A. , Metode penelitian kependidikan, (Ciputat : PT.ciputat press,
2006), hlm.82.
dan tidak terstruktur(pertanyaan tidak disusun rapi melainka poko-
pokok dari pertanyaan dan bersifat fleksibel).
c. Wawancaramenurut situasi, dibedakan menjadi wawancara formal
(pada tempat terencana dan khusus) dan informal (pada tempat yang
santai atau tidak resmi).
d. Wawancara dilihat dari segi perencanaan, dibeakan menjadi wawancara
terencana dan insidensial.
4. Langkah pengadministrasian
a. Langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara
1) Menetapkan tujuan wawancara.
2) Menetapkan pertanyaan sesuai tujuan.
3) Merumuskan butir pertanyaan dengan bahasa yang dipahami
interviwee.
4) Pertanyaan harus focus
5) Rumusan pertanyaa jangan memiliki makna ganda.
6) Rumusan pertanyaan harus netral.
7) Pertanyaa di sesuaikan dengan bentuk wawancara.
Contoh format wawancara tidak terstruktur.

b. Langkah-langkah pelaksanaa wawancara


1) Menetapkan individu yang memiliki informasi.
2) Menetapkan jadwal dan tempat wawancara.
3) Menetapkan jumlah individu yang akan diwawancara.
4) Menghubungi individu (interviewee).
5) Melaksanakan wawancara menggunakan pedoman yang telah dibuat.
6) Melakukan verbal setting di awal wawancara.
7) Selama proses wawancara, konselor harus melakukan attending skill.
8) Melakukan pencatatan hasil wawancara dengan menuliskan atau
merekam dengan alat recorder.
9) Menutup wawancara dengan membuat kesimpulan hasil wawancara,
penyampain terimakasih dan mengari dengan situasi yang
menyenangkan.
c. Analisi hasil wawancara
1) Hasil pencatatan atau perekaman wawancara, diketik dalam bentuk
verbatim.
2) Mengidentifikasi dan mengelompokkan jawaban sesuai dengan pokok
pikiran pada pedoman dan pencpaian tujuan wawancara.
3) Menganalisis dan menyintesis hasil jawaban sesuai dengan tujuan
4) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil sintesis dari berbagai jawaban.
5. Kelebihan dan kekurangan
Setiap metode asesmen yang digunakan memiliki aspek kelebihan
maupun kekurangan, oleh karena itu pada pelaksanaa asesmen dalam
pelayanan bimbingan dan konseling memiliki aspek kelebihan dan
kekurangan diantaranya:
a. Kelebihan wawancara
1) Pertanyaan- Pertanyaan yang belum jelas dapat ditanyakan
kembali oleh pewawancara sehingga individu yang di wawancara
lebih memahami apa maksud pertanyaan yang diajukan.
2) Bahasa yang digunakan dapat disesuaikan dengan bahasa yang
digunakan atau kemampuan interviewee.
3) Melalui komunikasi langsung tatap muka, diharapkan adanya
keakraban yang baik, sehingaa akan mengoptimalkan hasil
wawancara.
4) Wawancara dapat di lakukan kpada setiap individu tanpa dibatasi
usia maupun kemampuan membaca.2
5) Wawancara dapay dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
hasil yang diperoleh baik melalui observai tehadap objek
manusia maupun bukan manusia, juga hasil yang diperoleh
melalui angket.3
6) Wawancara lebih fleksibel dan dinamis.4
b. Kekurangan wawancara
1) Wawancara membutuhkan waktu yang lama dan lebih banyak
tenaga.
2) Memerlukan pendididkan dan keahlian khusus untuk menjadi
pewawancara yang baik.
3) Sering terjadinya wawancara secara bertele-tele.5
4) Hasil wawancara akan menjadi bias apabila terbentuk prasangka
atau stereotip, shingga hasilnya menjadi tida objektif.

2 Locit

3 Ibi, hlm.83.

4 Locit

5 Locit

Anda mungkin juga menyukai