Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS KEBUTUHAN TEKNOLOGI INFORMASI


DALAM BK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Teknologi Informasi dalam BK

Dosen Pengampu : Veno Dwi Krisnanda, M.Pd.

Oleh : Kelompok 3

Mahendra Aziandhani 201701500262

Netty Mouw 201701500377

Putri Deninta 201701500385

Ade Fajarulloh 201701500467

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2019

15
KATA PENGANTAR

Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan semata hanya


tertuju kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan baik jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini untuk memenui tugas mandiri mata kuliah Analisi kebutuhan
Teknologi informasi Dalam Bimbingna dan Konseling.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Veno
Dwi Krisnanda, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi
informasi Dalam Bimbingan dan Konseling di Fakutas Bimbingan dan
Konseling Universitas Indraprasta PGRI, dan tak lupa kepada orang tua
dan teman-teman yang sudah memberikan motivasi dan dukungannya,
sehingga kami dapat menyelesikan makalah ini tanpa halangan apapun.
Dalam penyusuan makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna perbaikan tugas mandiri di
kemudian hari, semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan
khususnya untuk penulis.

15
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulis 1

D. Metode Pembahasan 2

BAB II Tinjauan Teoritis 4

A. Sejumlah teori dan hasil penemuan 4

B. Review 5

BAB III PEMBAHASAN 6

A. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan


konseling Berbasis Program Pribadi Sosial 6

B. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan


Konseling Berbasis Bidang Belajar 8

C. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan


Konseling Berbasis Bidang Karier 11

BAB IV PENUTUP 14

Kesimpulan 14

DAFTAR PUSTAKA 15

15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat
urgen/sangat penting dalam upaya mendukung layanan BK yang lebih
inovatif. Perkembangan TI yang semakin canggih ini secara langsung
dapat mendukung proses pemberian layanan BK yang lebih kreatif,
menarik dan inovatif. Layanan BK yang sifatnya inovatif sudah tentunya
dapat membangkitkan motivasi konseli untuk mengikuti layanan dengan
baik dan tujuan layanan dapat tercapai dengan baik. Misalnya
penggunaan video/film, gambar animasi dan sejensinya yang dapat
dipergunakan sebagai sarana penunjang pemecahan masalah konseling.
Dengan demikian, keberadaan TI sangat dibutuhkan dalam mendukung
kinerja guru bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasannyamaka akan dibahas sub
masalahsesuaidengan latar belakang diatas yaknisebagaiberikut :
1. Apa analisis kebutuhan Teknologi Informasi dalam bimbingan dan
Konseling berbasis program pribadi- sosia?
2. Apa analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam bimbingan dan
Konseling Berbasis bidang belajar ?
3. Apa analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam bimbingan dan
Konseling Berbasis bidang karier ?

C. Tujuan Dan Manfaat


Makalah ini bertujuan dan bermanfaat untuk :
1. Untuk mengetahui analisis kebutuhan Teknologi Informasi dalam
bimbingan dan konseling berbasis program pribadi- sosial.
2. Untuk mengetahui analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam
bimbingan dan konselingn Berbasis bidang belajar.
3. Untuk mengetahui analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam
bimbingan dan konseling Berbasis bidang karier.

15
D. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Identifikasi masalah, merupakan langkah pertama untuk
menganalisa masalah-masalah yang ada di dalam suatu sistem,
dari hal itu dapat diketahui adanya kesalahan, kekurangan,
ketidakdisiplinan, kurang efektif dan efisien dari suatu sistem dalam
sebuah organisasi atau instansi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan peneliti diketahui bahwa permasalahan dalam hal
bimbingan konseling, 2. adalah sulitnya pencatatan data pribadi
seluruh siswa, catatan konferensi kasus dan konseling siswa serta
kegiatan BK lainnya yang mengakibatkan tercecernya data yang
berupa arsip atau dokumen setelah penulisan data yang berakibat
lambatnya proses pencarian data pada saat proses bimbingan
berlangsung. Pencatatan poin atau skor pelanggaran kepada siswa
sangat tidak efektif, hasil atau jumlah poin yang sudah didapat oleh
siswa tidak terdapat dokumentasi yang jelas. Dari dokumen-
dokumen tersebut nantinya sangat diperlukan untuk proses
pengambilan keputusan oleh guru BK maupun kepala sekolah.

2. Analisis Sistem Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi


dan mengevaluasi permasalahan yang dihadapi, selain itu dapat
juga untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan
pengembangan organisasi atau instansi juga untuk mengetahui
kelemahan pada sistem lama atau pada sistem baru. Untuk
memastikan suatu sistem baru layak atau tidak maka diperlukan
analisis PIECES ( Performance, Information, Economy, Control,
Eficiency, Service).
a. Analisis Kinerja (Performance) Kinerja merupakan bagian
pendukung dalam kelancaran proses kerja sistem. Analisis
kinerja sistem dimaksudkan untuk peningkatan terhadap
kinerja sistem yang baru. Kinerja dapat diukur dari jumlah
produksi (troughput) dan waktu tanggap (response time).
Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang dapat
diselesaikan dalam suatu saat tertentu. Waktu tanggap adalah
ratarata waktu yang tertunda diantara dua pekerjaan ditambah
dengan waktu respon untuk menangani pekerjaan tersebut.
Masalah kinerja terjadi ketika tugas-tugas operasional
dijalankan terlalu lambat dalam mencapai sasaran yang
diinginkan dan keputusan yang ingin dicapai.

15
b. Analisis Informasi (Information) Informasi yang akurat, tepat
waktu dan relevan merupakan tujuan bagi pemakai akhir. Jika
sistem bisa menghasilkan informasi yang berkualitas maka akan
berdampak baik terhadap manajemen yang ada namun
sebaliknya jika yang dihasilkan kurang berkualitas maka akan
berdampak kurang baik terhadap manajemen yang ada. Sistem
lama yang diterapkan tidak mampu memberikan informasi yang
akurat kepada siswa, wali kelas bahkan kepada orang tua
sehingga tidak mampu menyajikan histori siswa untuk
pemberian solusi masalah siswa.

c. Analisis Ekonomi (Economy) Tinjauan analisis ekonomi


merupakan perhitungan manfaat-manfaat atau keuntungan
serta biaya yang dikeluarkan atas sistem yang sedang berjalan
pada organisasi atau insansi. Dengan menerapkan sistem
informasi bimbingan konseling pada madrasah berdasarkan
penilaian ekonomis mampu meningkatkan pendapatan sekolah
dengan menekan biaya untuk pembelian alat-alat tulis. d.
Analisis Kendali (Control) Kendali atau kontrol dalam sebuah
sistem sangat diperlukan keberadaannya karena untuk
menghindari dan mendeteksi secara dini kesalahan atau
penyalahgunaan sistem serta menjamin keamanan data dan
informasi. Dengan JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 13 No.
1 MARET 2012 25 adanya kendali maka tugas-tugas dan
kinerja yang mengalami gangguan dapat diperbaiki. Sistem
keamanan penyimpanan dokumen yang ada masih terlalu
rawan untuk bisa dilihat dan dirubah oleh orang lain karena data
kepribadian siswa bersifat rahasia. e. Analisis Efisiensi
(Eficiency) Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber
daya digunakan dengan seminimal mungkin untuk peningkatan
efisiensi operasi. Dengan kata lain efisiensi menyangkut
bagaimana menghasilkan output sebanyakbanyaknya dengan
input sekecil mungkin. Proses penulisan data yang diinput dan
disalin secara berlebihan yang mengakibatkan banyak waktu
yang terbuang pada aktifitas sumber daya manusia dalam hal ini
guru BK

15
BAB II
Tinjauan Teoritis

Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang merupakan


gabungan dari teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
Perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi berdampak pada
perubahan yang bersifat komprehensif bagi masyarakat secara umum
dan para peserta didik dalam dunia pendidikan secara khusus, hal ini
mendorong para pakar pendidikan untuk melakukan berbagai terobosan
atau inovasi yang merupakan solusi dalam menghadapi perubahan
perkembangan teknologi tersebut. Bimbingan konseling sebagai bagian
integral dalam pendidikan, dengan program pemberian layanan bantuan
kepada peserta didik untuk mencapai perkembangan optimal tidak
terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Layanan-layanan dalam
bimbingan dan konseling saat ini tidak hanya dapat dilaksanakan melalui
tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi melalui penggunaan media
komputer.

A. Sejumlah teori dan hasil penemuan


Teknologi informasi diartikan sebagai perpaduan antara
teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya
seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi
jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya (Sri Maharsi,2000).
Sedangkan menurut Martin, Teknologi informasi tidak hanya
terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat
lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyampaikan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi (Izeere,2011).
Sehingga dapat disumpulkan bahwa teknologi informasi (TI),
ialah teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi
melalui teknologi telekomunikasi dan peralatan komunikasi
sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami.
Salah satu penerapan teknologi informasi dalam BK
diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan
sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem
pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara
sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya
teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia konseling untuk
menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan
masyarakat luas. (Sulistyorini, 2012).

15
B. Review

Judul : Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam


Bimbingan dan Konseling

Jurnal : Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling

Tahun : 2016

Penulis : Novi Ria Ningsih

Tujuan penelitian :Dengan adanya kemajuan teknologi informasi


tersebut,manusia dengan mudah dapat mengakses
informasi dari belahan dunia manapun dengan
sangat cepat sehinggkebutuhan manusiapun
menjadi semakin cepat terpenuhi. Kemajuan
teknologi informasi tersebut juga sangat
bermanfaat dalam bidang pendidikan. Bimbingan
dan konseling sebagai salah satu aspek dalam
pendidikan juga merasakan manfaat dari kemajuan
teknologi informasi tersebut.

15
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan


konseling Berbasis Program Pribadi- Sosial

Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan


kepada konselor untuk menguasai teknologi komputer dan internet untuk
kepentingan pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Identitas layanan bimbingan dan konseling Menurut Handarini ,
menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat diterapkan dalam layanan
bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2) layanan informasi, 3)
layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan perencanaan,
penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi.

Pada layanan appraisal yang merupakan kegiatan BK yang berupa


pengumpulan, analisa, dan pengumpulan data personal, psikologis, sosial
siswa; yang berguna untuk memahami siswa dan membantu siswa
memahami dirinya sendiri. Teknologi yang dapat diterapkan pada teknik
testing dan non testing menggunakan komputer dan internet. Layanan
informasi yang merupakan kegiatan BK yngg bertujuan untuk memberikan
informasi kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan siswa
bagaimana mencari informasi (personal-sosial, karier, pendidikan).
Teknologi yang dapat diterakan yaitu self-initiated information searching
dengan menggunakan internet.

Layanan konseling yang merupakan kegiatan layanan yang


bertujuan untuk memfasilitasi self-understanding dan self-development,
yang dilakukan dengan cara “dyadic relationship” atau small group
relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal development dan decision
making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah
cybercounseling. Layanan konsultasi yaitu layanan bantuan yang
diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang tua untuk
memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber
consultation. Layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yaitu
layanan BK yang bertujuan untuk membantu siswa memilih dan
menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang ada.
Teknologi yang dapat diterapkan yaitu Komputerized self information dan
internet.

15
Adapun potensi penggunaan teknologi komputer dan internet untuk
bimbingan dan konseling menurut Cabanis yaitu, terdapat 8 potensi
teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis
non internet untuk bimbingan dan konseling. Potensi teknologi komputer
berbasis internet yang dapat digunakan untuk bimbingan dan konseling
yaitu :
1. Email atau Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi,
marketing, screening, client atau therapist, surat menyurat untuk
penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut post-
therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan
rumah, penelitian dan colegial professional
2. Website atau Homepages Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan
publikasi.
3. Komputer konfrensi video Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi.
4. Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup Potensi penggunaan
oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan
kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi
profesional.
5. Simulasi terkomputerisasi Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
6. Pangkalan data / FTP Sites Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber
informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan
analisis.
7. Chat Rooms / Electronic Discussion Groups Potensi penggunaan
oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri
sendiri dan asesment / pengukuran.
8. Software berbasis internet;Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri
sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.

15
B. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan
Konseling Berbasis Bidang Belajar

Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, yakni metode
mengajar dan media pembelajaran. Metode mengajar yang dipilih akan
menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini sama
dengan apa yang disampaikan Arsyad bahwa “Jenis media pembelajaran
selain ditentukan oleh metode pengajaran juga dipengaruhi oleh tujuan
pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa”. Dalam
dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah dikenalkan
dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis
TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar,
kamus elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang
paling sering dijumpai yaitu power point.

Berbicara tentang penggunaan TIK sebagai media layanan dalam


bimbingan dan konseling tidak jauh beda dengan TIK sebagai media
pembelajaran pada umumnya yaitu tentang bagaimana seorang tanaga
pendidik dalam memanfaatkan media TIK sebagai fasilitas dalam
pengoptimalan tujuan dan program layanan yang ada. Hal ini sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh Wahidin (2009:5) tentang fungsi TIK
dalam pembelajaran yaitu : “agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan
perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal
untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar,
bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi,
mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan
eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di
lingkungannya.

”Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah


menghadirkan tantangan baru bagi praktisi bimbingan dan konseling.
Seperti halnya yang telah kita ketahui bahwa model pendekatan baru
cybercounceling mulai sering diminati oleh para praktisi bimbingan dan
konseling baik disekolah atau di luar sekolah.
Berdasarkan hal diatas maka TIK bagi dunia bimbingan dan
konseling adalah tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai
untuk menyiarkan program-progam pendidikan dan layanan yang ada. Hal
tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Susanto bahwa
“Dalam bimbingan dan konseling, teknologi informasi dan komunikasi
merupakan media dalam pelaksanaan program layanan bukan tujuan
layanan, maka pemanfaatannya hanya sebagai media untuk melakukan
pendekatan-pendekatan, pemberian informasi, promosi, konsultasi dan
masih banyak lagi”.

15
Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi perubahan
mendasar terhadap peran guru dari informasi ke tranformasi. Penerapan
TIK menjadi fasilitator yang utama sebagai pemerata dunia pendidikan,
dan tentunya memperkaya wawasan siswa secara lebih kompleks. Dalam
dunia bimbingan dan konseling penggunaan media dalam pemberian
layanan dirasa lebih efektif dan menarik bagi siswa sehingga ketercapaian
layanan dirasakan lebih optimal, karena dengan berbasis TIK berbagai
tampilan layanan dapat diperoleh dan dibermanfaatkan dengan lebih baik
seperti media flash, ebook, artikel internet dan tentunya masih banyak
aplikasi TIK lainnya. Dengan begitu baik guru pembimbing maupun siswa
nantinya dapat memperoleh dan memanfaatkan segala media yang ada
dalam mencapai tujuan layanan yang diinginkan.

Fungsi dari penggunaan TIK dalam dunia pembelajaran atau


layanan bimbingan dan konseling akan melihat dari dibermaanfaatkannya
untuk apakah perkembangan dari TIK itu sendiri. Seperti halnya apa yang
disampaikan Koesnandar bahwa fungsi dari TIK dapat dibagi menjadi 3
hal yaitu :
1. TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi
berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui
fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara
institusi pendidikan, dll.
2. TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar
bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interkasi
antara guru dengan siswa.
3. TIK sebagai fasilitas pendidikan, TIK di sekolah dapat berupa pojok
internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan
elektronik, dll.

15
Pendapat yang lain disampaikan oleh Siahaan. Secara sederhana
dapatlah dikemukakan bahwa pada umumnya fasilitas/peralatan TIK
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran karena potensinya antara lain:
1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
sistem peredaran darah;
2. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari
kutub selatan
3. Menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur;
4. Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
seperti: mikro organisme;
5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion
atau time-lapse photograhy;
6. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya;
7. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi
pengalaman belajar siswa;
8. Membangkitkan motivasi belajar siswa;
9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan
dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan
kebutuhan; atau
10. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk
lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan
waktu
(kapan saja maupun ruang di mana saja).

Melihat kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa


penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi atau TIK dalam dunia
pendidikan baik itu pembelajaran kelas maupun layanan bimbingan dan
konseling akan dapat membantu mempermudah dan memaksimalkan
pembelajaran atau layanan yang ada. Kebermanfaat TIK tidak hanya akan
dirasakan oleh murid malainkan oleh guru dan seluruh komponen di
sekolah.

15
C. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan
Konseling Berbasis Bidang Karier

Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan


oleh konselor dalam proses konseling. Pelling (2002) menyatakan bahwa
penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu
siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan
keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan
membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau
data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan
karirnya.

Manfaat penggunaan komputer (internet) adalah:


1. Pemanfaatan internet untuk survei, studi eksplorasi, mencari data,
informasi atau dokumen elektronik yang berharga, dll.
2. Pemakaian email dan messaging dengan memperhatikan etika.
3. Publikasi pengumuman, makalah, materi ajar, program aplikasi gratis,
data, dll. yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat luas pada situs web
(website).
4. Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan secara on line
yang bernilai positif bagi masyarakat luas.

Data-data yang didapat melalui internet, dapat dianggap sebagai


data yang dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal (Pearson, dalam
Pelling 2002; Hohenshill, 2000). Data atau informasi yang didapat melalui
internet adalah data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal
ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh
semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang
dimasukkan berupa data-data sampah. Sebagai contoh, saat ini dapat kita
lihat di internet tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi
yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai
masing-masing program studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang
dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang didapat
oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Tentu saja, pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat


diperlukan. Sampsons (2000) mengungkapkan bahwa fasilitas di internet
dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu saja
hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa. Penggunaan komputer di
kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa
keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut:

15
1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan
memberikan
variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang
berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap
materi yang diberikan;
4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
5. Tidak akan menimbulkan kebosanan;
6. Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui
website; dan
7. Terdapat pengaturan yang baik

Selain penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas,


dapat dipergunakan pula software seperti microsoft power point. Software
ini dapat membantu konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan
secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat menyajikan bahan
layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan layanannya
tidak membosankan. Program software power point memberikan
kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni
dalam bahan layanan informasi.

Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa tulisan-


tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan
gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam
program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula
memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga
sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal.

Gambar-gambar yang disajikan melalui program power point tidak


statis seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor
dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa
melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah film. Media lain
yang dapat dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling di kelas
antara lain adalah VCD/DVD player. Peralatan ini seringkali dipergunakan
oleh konselor untuk menunjukkan perilaku-perilaku tertentu.

15
Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan tersebut
dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak
diinginkan (Alssid & Hitchinson, 1977; Ivey, 1971, dalam Baggerly 2002).
Dalam proses pendidikan konselor pun, penggunaan video modeling ini
juga dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan dan prinsip
konseling yang akan dikembangkan bagi calon konselor (Koch &
Dollarhide, 2000, dalam Baggerly, 2002).

Sebelum VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor


sebaiknya memberikan arahan terlebih dahulu kepada siswa tentang
alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat penting, sebab dengan
memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa akan
memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan,
maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa
yang telah mereka lihat.

Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi


bagaimana klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan
dapat merubah perilaku klien atau siswa.

15
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Sistem teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan


sangat pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan
manusia yang semakin meningkat. Dengan adanya kemajuan teknologi
informasi tersebut, manusia dengan mudah dapat mengakses informasi
dari belahan dunia manapun dengan sangat cepat sehingga kebutuhan
manusiapun menjadi semakin cepat terpenuhi. Kemajuan teknologi
informasi tersebut juga sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan.
Bimbingan dan konseling sebagai salah satu aspek dalam pendidikan juga
merasakan manfaat dari kemajuan teknologi informasi tersebut.

Aplikasi yang sangat nyata adalah proses layanan bimbingan dan


konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka, melainkan bisa
dengan menggunakan media informasi baik itu telepon maupun internet.
tetapi semua itu bukan tanpa masalah. Banyak sekali hambatan yang
menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling. Salah
satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan
dengan baik kemajuan teknologi informasi tersebut sehingga perlu
sosialisasi kepada konselor maupun kepada konseli agar kedua belah
pihak bisa sama-sama memanfaatkan media teknologi informasi yang
sudah maju.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Bimbingan dan Konseling. (2008). Penataan Pendidikan


Profesional
Konselor Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur
Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.

Sri Maharsi. (2009). “Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap


Bidang Akuntansi Manajemen”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2, No. 2,
(online).

Setiawan, W. (2009). Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Bandung:
UPI PRESS.

Setiawan, W. & Munir. (2009). Pengantar teknologi informasi. Bandung :


Universitas Pendidikan Indonesia

http://stppyogyakarta.ac.id/artikel-ilmiah-dan-ilmiah-populer/artikel-ilmiah-
dan-populer-tahun-2016

http://arekempatbe.blogspot.com/2011/06/teknologi-informasi-bk-erni-
daryanti197.html

https://asrabiahimo.wordpress.com/2010/10/28/layanan-bk-berbasis-ti/

15

Anda mungkin juga menyukai