Oleh : Kelompok 3
15
KATA PENGANTAR
15
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulis 1
D. Metode Pembahasan 2
B. Review 5
BAB IV PENUTUP 14
Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15
15
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasannyamaka akan dibahas sub
masalahsesuaidengan latar belakang diatas yaknisebagaiberikut :
1. Apa analisis kebutuhan Teknologi Informasi dalam bimbingan dan
Konseling berbasis program pribadi- sosia?
2. Apa analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam bimbingan dan
Konseling Berbasis bidang belajar ?
3. Apa analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam bimbingan dan
Konseling Berbasis bidang karier ?
15
D. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Identifikasi masalah, merupakan langkah pertama untuk
menganalisa masalah-masalah yang ada di dalam suatu sistem,
dari hal itu dapat diketahui adanya kesalahan, kekurangan,
ketidakdisiplinan, kurang efektif dan efisien dari suatu sistem dalam
sebuah organisasi atau instansi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan peneliti diketahui bahwa permasalahan dalam hal
bimbingan konseling, 2. adalah sulitnya pencatatan data pribadi
seluruh siswa, catatan konferensi kasus dan konseling siswa serta
kegiatan BK lainnya yang mengakibatkan tercecernya data yang
berupa arsip atau dokumen setelah penulisan data yang berakibat
lambatnya proses pencarian data pada saat proses bimbingan
berlangsung. Pencatatan poin atau skor pelanggaran kepada siswa
sangat tidak efektif, hasil atau jumlah poin yang sudah didapat oleh
siswa tidak terdapat dokumentasi yang jelas. Dari dokumen-
dokumen tersebut nantinya sangat diperlukan untuk proses
pengambilan keputusan oleh guru BK maupun kepala sekolah.
15
b. Analisis Informasi (Information) Informasi yang akurat, tepat
waktu dan relevan merupakan tujuan bagi pemakai akhir. Jika
sistem bisa menghasilkan informasi yang berkualitas maka akan
berdampak baik terhadap manajemen yang ada namun
sebaliknya jika yang dihasilkan kurang berkualitas maka akan
berdampak kurang baik terhadap manajemen yang ada. Sistem
lama yang diterapkan tidak mampu memberikan informasi yang
akurat kepada siswa, wali kelas bahkan kepada orang tua
sehingga tidak mampu menyajikan histori siswa untuk
pemberian solusi masalah siswa.
15
BAB II
Tinjauan Teoritis
15
B. Review
Tahun : 2016
15
BAB III
PEMBAHASAN
15
Adapun potensi penggunaan teknologi komputer dan internet untuk
bimbingan dan konseling menurut Cabanis yaitu, terdapat 8 potensi
teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis
non internet untuk bimbingan dan konseling. Potensi teknologi komputer
berbasis internet yang dapat digunakan untuk bimbingan dan konseling
yaitu :
1. Email atau Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi,
marketing, screening, client atau therapist, surat menyurat untuk
penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut post-
therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan
rumah, penelitian dan colegial professional
2. Website atau Homepages Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan
publikasi.
3. Komputer konfrensi video Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi.
4. Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup Potensi penggunaan
oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan
kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi
profesional.
5. Simulasi terkomputerisasi Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
6. Pangkalan data / FTP Sites Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber
informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan
analisis.
7. Chat Rooms / Electronic Discussion Groups Potensi penggunaan
oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri
sendiri dan asesment / pengukuran.
8. Software berbasis internet;Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri
sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.
15
B. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan
Konseling Berbasis Bidang Belajar
Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, yakni metode
mengajar dan media pembelajaran. Metode mengajar yang dipilih akan
menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini sama
dengan apa yang disampaikan Arsyad bahwa “Jenis media pembelajaran
selain ditentukan oleh metode pengajaran juga dipengaruhi oleh tujuan
pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa”. Dalam
dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah dikenalkan
dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis
TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar,
kamus elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang
paling sering dijumpai yaitu power point.
15
Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi perubahan
mendasar terhadap peran guru dari informasi ke tranformasi. Penerapan
TIK menjadi fasilitator yang utama sebagai pemerata dunia pendidikan,
dan tentunya memperkaya wawasan siswa secara lebih kompleks. Dalam
dunia bimbingan dan konseling penggunaan media dalam pemberian
layanan dirasa lebih efektif dan menarik bagi siswa sehingga ketercapaian
layanan dirasakan lebih optimal, karena dengan berbasis TIK berbagai
tampilan layanan dapat diperoleh dan dibermanfaatkan dengan lebih baik
seperti media flash, ebook, artikel internet dan tentunya masih banyak
aplikasi TIK lainnya. Dengan begitu baik guru pembimbing maupun siswa
nantinya dapat memperoleh dan memanfaatkan segala media yang ada
dalam mencapai tujuan layanan yang diinginkan.
15
Pendapat yang lain disampaikan oleh Siahaan. Secara sederhana
dapatlah dikemukakan bahwa pada umumnya fasilitas/peralatan TIK
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran karena potensinya antara lain:
1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
sistem peredaran darah;
2. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari
kutub selatan
3. Menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur;
4. Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
seperti: mikro organisme;
5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion
atau time-lapse photograhy;
6. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya;
7. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi
pengalaman belajar siswa;
8. Membangkitkan motivasi belajar siswa;
9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan
dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan
kebutuhan; atau
10. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk
lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan
waktu
(kapan saja maupun ruang di mana saja).
15
C. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan
Konseling Berbasis Bidang Karier
15
1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan
memberikan
variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang
berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap
materi yang diberikan;
4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
5. Tidak akan menimbulkan kebosanan;
6. Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui
website; dan
7. Terdapat pengaturan yang baik
15
Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan tersebut
dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak
diinginkan (Alssid & Hitchinson, 1977; Ivey, 1971, dalam Baggerly 2002).
Dalam proses pendidikan konselor pun, penggunaan video modeling ini
juga dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan dan prinsip
konseling yang akan dikembangkan bagi calon konselor (Koch &
Dollarhide, 2000, dalam Baggerly, 2002).
15
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
http://stppyogyakarta.ac.id/artikel-ilmiah-dan-ilmiah-populer/artikel-ilmiah-
dan-populer-tahun-2016
http://arekempatbe.blogspot.com/2011/06/teknologi-informasi-bk-erni-
daryanti197.html
https://asrabiahimo.wordpress.com/2010/10/28/layanan-bk-berbasis-ti/
15