Layanan dasar (Layanan Inti) diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa
dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan
kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada
umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga
memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa
diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel
(pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tatatertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya.
Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa
tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi
langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku,
brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat
mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan
klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.
Jenis Layanan BK meliputi :
Sejarah Bimbingan dan Konseling dan Lahirnya BK 17 Plus oleh IFDIL DAHLANI (2008) 10
L.1. Layanan Orientasi (Orin)
L.2. Layanan Informasi (Info)
L.3. Layanan Penempatan dan Penyaluran (PP)
L.4. Layanan Penguasaan Konten (PKO)
L.5. Layanan Konseling Perorangan (KP)
L.6. Layanan Bimbingan Kelompok (BKp)
L.7. Layanan Konseling kelompok (KKp)
L.8. Layanan Konsultasi (KSI)
L.8. Layanan Mediasi (MED)
Jenis Layanan Klasikal
1. Pengertian Layanan Orientasi
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan kedepan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di
sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang
sesuatu yang baru.
Layanan Orientasi yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan
diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat
memahami
dan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
baru,
terutama
lingkungan
pelayanan
orientasi
disekolah/madrasah
biasanya
mencakup
organisasi
sekolah/madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program
ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana dan tata tertib sekolah/madrasah
Adapun materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
1) Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2) Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
3) Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan
sosial siswa.
4) Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
5) Peranan kegiatan bimbingan karier.
6) Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala jenis masalah dan
kesulitan siswa.
a. Fungsi Layanan Orientasi
Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara rinci
pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo SK Menpan nomor 84/1993
tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut:
Fungsi pemahaman yaitu membantu siswa untuk mengenal dan memahami diri dan
lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal dan memahami
lingkungan yang baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dengan dunia yang akan ditempuhnya.
Fungsi pencegahan yakni upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai permasalahan
yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu dan menghambat proses perkembangannya.
Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari permasalahan yang bisa timbul akibat tidak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mengganggu keberhasilannya di
sekolah maupun di luar. Serta peserta didik tidak merasa terkucilkan oleh teman-temannya.
b. Metode yang Digunakan dalam Layanan Orientasi
Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada siswa dapat
dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan kunjungan
lapangan.
Layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik:
1) Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
2) Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
3) Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan,
mencoba, dan mengalami sendiri.
4) Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang
terkait.
5) Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang
berbagai hal yang menjadi isi layanan.
6) Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji, nara sumber, dan para
peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.
Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan
fungsi pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi
dalam penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan individu mandiri yaitu
memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu
mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan
akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya.
c. Komponen
1) Konselor sebagai pelaksana layanan
2) Peserta layanan sebagai sasaran layanan adalah individu yang memerlukan informasi
untuk mengatasi permasalahannya dan mengembangkan kehidupannya
3) Informasi sebagai isi layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta layanan.
d. Asas Layanan Informasi
Layanan informasi sangat menuntut asas kegiatan dari peserta layanan, asas keterbukaan dan
kesukarelaan. Asas kerahasiaan diperlukan jika informasi bersifat pribadi.
Pendekatan dan Teknik
Layanan informasi diberikan secara langsung dan terbuka oleh konselor yang disajikan dalam
bentuk:
1)
2)
3)
4)
Layanan ini hendaknya dapat mengaktifkan peserta layanan seperti melalui Studi Kasus tentang
suatu materi lalu diminta peserta layanan menganalisis kasus tersebut.
e. Operasionalisasi
1) Perencanaan
Identifikasi kebutuhan informasi terhadap objek layanan, menetapkan materi layanan,
menetapakan subyek layanan, menetapkan nara sumber, menentapkan prosedur, perangkat dan
media layanan serta menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan
Mengorganisasikan kegiatan layanan, mengaktifkan peseta layanan dan mengoptimalkan
penggunaan metode dan media.
3) Evaluasi
diberikan.
Komponen yang berperan pokok dalam layanan
Standar Prosedur Operasional (SPO) layanan
Setting atau lokasi dan kondisi yang menyertainya
Penilaian dan pelaporan
http://bksmadukepohbaru.guru-indonesia.net/artikel_detail-37235.html
http://bksmadukepohbaru.guru-indonesia.net/artikel_detail-37223.html
http://bksmadukepohbaru.guru-indonesia.net/artikel_detail-37601.html
http://konselingindonesia.com/images/sejarah%20bk%20dan%20lahirnya%20bk
%2017%20plus.pdf