Anda di halaman 1dari 241

LAPORAN KELOMPOK

PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN


DI SMP YAPEMRI DEPOK

Disusun dan diajukan


Untuk memenuhi persyaratan dalam tugas
Mata kuliahProgram Pengalaman Lapangan (PPL)

Disusun Oleh :
Evy Nurhayati : 201901500409
Muhammad Riyana : 201901500028
Rosiala Oktafiani : 201901500739
Dewi Purwati : 201901500539
Destrina Rahmasari : 201901500026
Muhammad Alfiansyah : 201901500720
Zulva Farah Nabila : 201901500511
Nirmala Previani : 201901500619
Tetty Nurhaida S : 201901500596
Neti Nurbaiti : 201901500602

PROGRAM STUDI BIMBINGNGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN & PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
TAHUN 2022/2023
i

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan
Konseling di SMP/MTS sederajat ini telah diperiksa dan disetujui pada
Tanggal…..
Mengetahui,

Guru Pamong
Mata Pelajaran Bimbingan Konseling

Syaefudin ZuhriS.Pd..
NIP.

Dosen Pembimbing Kepala Sekolah


Program Pengalaman Lapangan SMP YAPEMRI Depok

Bahrudin, S.E., M.Pd. Drs. Hadiyono, M.Pd.


NIDN. 0313017401 NIP.

Mengetahui,

Wakil Dekan FIPPS


Universitas Indraprasta PGRI

NIK
ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunianya kepada penuli, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Program Pengalaman Lapangan (PPL) selesai pada
waktunya. Laporan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini ditulis untuk
memenuhi nilai mata kuliah PPL.
Pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal
PPL ini, terutama kepada :
1. Bapak Bahrudi, S.E, M.Pd. sebagai dosen pembimbing PPL Universitas
Indraprasta PGRI.
2. Bapak Syaefudin Zuhri, S.Pd. sebagai guru pamong SMP YAPEMRI Depok.
3. Bapak Prof. Dr. Sumaryoto sebagai Rektor Universitas Indraprasta PGRI.
4. Bapak Dr. Heru Sriyono, M.M, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta PGRI.
5. Bapak Hengki Satrianta, M.Pd. selaku koordinat PPL Universitas Indraprasta
PGRI.
6. Bapak Drs. Hadiyono, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP YAPEMRI Depok.
7. Seluruh peserta didik dan siswa/siswi SMP YAPEMRI Depok.
8. Rekan – rekan dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan disini
yang telah banyak membantu dalam penulisan laporan ini.
Penuli berharap laporan ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang
komprehensif sangat kami butuhkan. Terima kasih.

Jakarta, 16 Desember 2022

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………….. iii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. v
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………… 1
B. Tujuan Kegiatan PPL BK – S ………………………………. 1
C. Ruang Lingkup Materi dan Kegiatan ………………………. .2
D. Kondisi Umum Tempat Praktik PPL BK – S ……………….. 6
E. Waktu Penyelenggaraan PPL BK – S ……………………….. 7

BAB II PROGRAM LAYANAN KONSELING DALAM SATU SEMESTER


A. Penyusunan Program ……………………………………….. 8
B. Materi Program ……………………………………………… 15
C. Penjabaran Program
1. Program Bulanan (dilampirkan) …………………………. 29
2. Program Mingguan (dilampirkan) ……………………….. 42
3. Program Harian ( dilampirkan) …………………………... 51

BAAB III IDENTIFIKASI MASALAH PESERTA DIDIK


A. Identifikasi Melalui Aplikasi Instrumentasi ………………….. 53
B. Identifikasi Melalui Analisis Himpunan Data ………………... 56

BAB IV KEGIATAN LAYANAN KONSELING


A. Laporan Rosilla Oktaviani…………………………………. 72
B. Laporan Evy Nurhayati …………………………………… . 79
C. Laporan Destrina Rahmawati ………………………............. 92
D. Laporan Muhammad Riyana …………………………………. 102
iv

E. Laporan Nirmala Previani ……………………………… 124


F. Laporan Muhammad Alviansyah ………………………… 128
G. Laporan Teti Nurhaida ………………………………… 132
H. Laporan Dewi Purwati ………………………………… 143
I. Laporan Neti Nurbaiti ………………………………… 153
J. Laporan Zulfa Farah Nabila ………………………….. 179

BAB V KEGIATAN KHUSUS


A. Kegiatan Kelompok Belajar ……………………………… 197
B. Kegiatan Peserta Didik …………………………………. 199
C. Bimbingan Teman Sebaya ……………………………… 200.

BAB VI KEGIATAN PENDUKUNG


A. Himpunan Data ………………………………………… 205.
B. Konferensi Kasus …………………………………….. 212.
C. Kunjungan Rumah (Home Visit)……………………… 214.
D. Alih Tangan Kasus …………………………………… 214

BAB VII MANAJEMEN KONSELING DISEKOLAH


A. Pola Managemen Yang Ada …………………………… 228
B. Kompetensi Personal Konseling ………………………. 229
C. Fasilitas Pendukung Konseling ……………………….. 229
D. Kepengawasan …………………………………………. 231

BAB VIII LAPORAN KHUSUS……………………………… 237


BAB IX PENUTUP
A. Gambaran Tentang Keberhasilan Layanan Konseling …… 239.
B. Faktor Penunjang, Penghambat, dan Upayan mengatasinya 241.
C. Saran – saran …………………………………………… 241
v

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Program BK
2. Intensitas dan Variabilitas Masalah Peserta Didik
3. Satlan, Satkung, dan Lapelprog
4. Data Kegiatan Khusus
5. Data Managemen Konseling
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah muara dari
seluruh proses pendidikan yang dihayati sepanjang masa belajarnya.
Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk kuliah, praktek,
maupun kegiatan mandiri, diarahkan bagi terbentuknya kemampuan
pembelajaran, secara terjadwal dan sistematis dibina pembentukannya
pada Program Pengalaman Lapangan (PPL). PPL dijadikan sebagai
suatu pegangan sentral oleh semua pengasuh mata kuliah yang
diasuhkan terhadap pembentukan kemampuan professional mahasiswa
calon guru untuk menjadi guru professional. Pengertian dalam kaitan
dengan lembaga pendidikan guru, PPL dapat diartikan sebagai suatu
program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang khusus
untuk menyiapkan para calon guru menguasai kemampuan keguruan
yang terintegrasi dan utuh sehingga setelah menyelesaikan
pendidikannya dan diangkat menjadi guru, mereka siap mengemban
tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. PPL juga merupakan
salah satu kegiatan akademik yang bersifat intrakurikuler yang
mencakup latihan mengajar dan tugas-tugas kependidikan lainnya
secara terbimbing, terarah dan terpadu untuk memenuhi persyaratan
pembentukan tenaga professional dalam kependidikan. Berdasarkan
hal tersebut, PPL juga bertujuan untuk membekali mahasiswa
praktikan agar memiliki kualitas dan sesuai dengan kebutuhan
lapangan kerja. Pengalaman-pengalaman mahasiswa praktikan selama
PPL adalah bekal yang akan sangat berharga sebagai bentuk
pengalaman nyata untuk menjadi guru yang sebenarnya.
B. Tujuan Kegiatan PPL BK-S
PPL diarahkan untuk membentuk kompetensi mengajar
mahasiswa, sehingga lulus nanti akan memiliki kemampuan mengajar
2

yang terampil dan produktif. Secara lebih spesifik, tujuan PPL


adalah agar praktikan semakin :
1. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrative,
akademik, dan sosial sekolah tempat praktik.
2. Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh
dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan para guru
pamong dan dosen pembimbing.
3. Mampu menarik pembelajaran dari pengalamannya selama latihan
melalui refleksi yang merupakan salah satu ciri penting pekerjaan
professional.
C. Ruang Lingkup Materi dan Kegiatan
a. Ruang Lingkup Materi
1. Bidang Pribadi
7(Tujuh) dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan
dan konseling di SMP Yapemri membantu siswa menemukan
dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta
sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dapat dirinci menjadi
pokok- pokok berikut :
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan
wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa,
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
peranannya di masa depan.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi
serta penyaluran dan pengembangannya pada atau melalui
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-
usaha penanggulangannya.
3

e. Pemantapan kemampuan pengambilan keputusan.


f. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang telah diambilnya.
g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup
sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
2. Bidang Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan
konseling di SMP Yapemri membantu siswa mengenal dan
berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi
pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui
ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
b) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan
pendapat serta beragumentasi secara dinamis, kreatif dan
produktif.
c) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat
luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun,
serta nilai-nilai agama, adat, hokum, ilmu dan kebiasaan
yang berlaku.
d) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan
produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama,
di sekolah yang lain, diluar sekolah, maupun di masyarakat
pada umumnya.
e) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah
serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan
bertanggung jawab.
f) Orientasi tentang hidup berkeluarga.
4

3. Bidang Belajar
Dalam bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling
di di SMP Yapemri membantu siswa mengembangkan diri,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang
ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut :
a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan
efisien serta produktif, baik dalam mencari, informasi dari
berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan
narasumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar,
mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program
penilaian hasil belajar.
b) Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara
mandiri maupun berkelompok,
c) Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah
menengah umum sesuai dengan perkembangan ilmu,
teknologi dan kesenian.
d) Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,
sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar,
dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan
kemampuan, serta pengembangan pribadi.
e) Orientasi belajar di sekolah sambungan/ pergurun tinggi.

4. Bidang Karir
Dalam bidang bimbingan karir, pelayanan bimbingan dan
konseling di SMP Yapemri membantu siswa merencanakan
dan mengembangkan masa depan karir. Bidang ini dapat
dirinci menjadi pokok-pokok sebagi berikut :
a) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan
kecenderungan karir yag hendak dikembangkan.
5

b) Pemantapan orientasi dan informasi karir pada


umumnya, khususnya karir yang hendak
dikembangkan.
c) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
d) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak
dikembangkan.
b. Kegiatan
1. Melakukan studi kebutuhan (need assessment) pelayanan
konseling terhadap peserta didik yang menjadi sasaran
kegiatan melalui :
1 Aplikasi instrumentasi ( DCM, SOSIOMETRI )
2 Data documenter
3 Data dari Konselor Sekolah, Guru Pembimbing, guru mata
pelajaran dan staf sekolah.
2. Menyusun program Kegiatan Pelayanan Konseling hanya
dengan 1 bulan penuh dan rinciannya menjadi program harian,
mingguan dan bulanan oleh mahasiswa praktik Bersama
Konselor Sekolah/Guru Pembimbing sebagai guru pamong.
3. Menyusun rencana kegiatan pelayanan melalui RPL (Rencana
Pelaksanaan Layanan) dan SATKUNG (Sataun Pendukung)
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didi
4. Melaksanakan kegiatan praktik yang meliputi :
1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan RPL (Rencana
Pelaksanan Layanan) dan SATKUNG.
2. Pelaksanaan format klasikal (layanan orientasi atau layanan
informasi atau layanan penguasaan konten) sebanyak 3
(tiga) kali pertemuan,
6

3. Pelaksanaan layanan konseling perorangan sebanyak 3


klien,
4. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sebanyak 6
(enam) kali (3 topik tugas dan 3 topik bebas)
5. Layanan BK secara incidental
6. Pelayanan evaluasi hasil setiap layanan melalui format
laiseg, laijapen, dan laijapang.
7. Menyusun laporan akhir tertulis kegiatan PPL BK
8. Menyelenggarakan seminar PPL BK untuk mengakhiri
seluruh kegiatan PPL BK

D. Kondisi Umum Tempat Praktik


Kondisi umum dari gedung SMP Yapemri Depok yang
merupakan tempat praktik PPL yang sangat kokoh, dari segi situasi
berada dekat dengan jalan raya. Hal tersebut membuat sekolah berada
pada kondisi dari segi situasi berada dekat dengan jalan raya. Hal
tersebut membuat sekolah berada pada kondisi yang sangat strategis
dan nyaman untuk para semua siswa yang bersekolah di SMP Yapemri
Depok. Analisis situasi yang dilakukan merupakan upaya untuk
menggali potensi dan kendala-kendala yang ada sebagai acuan dalam
merumuskan program.
1. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ternyata SMP
Yapemri masih memerlukan usaha untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas diberbagai bidang sebagai upaya untuk
memajukan sekolah.
2. Sarana dan prasarana di SMP Yapemri cukup baik. Bangunan fisik
yang dimiliki sekolah ini terdiri:
a) Kelas VII : 1 Kelas
b) Kelas VIII : 2 Kelas
c) Kelas IX : 2 Kelas
7

Sarana dan Prasarana yang menunjang proses pembelajaran disekolah


antara lain :

a) Sarana : Ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang
bimbingan konseling, ruang OSIS, ruang Lab, perpustakaan , UKS,
Kolam renang, mushola, ruang satpam, ruang piket, lapangan
upacara, ruang tamu, koperasi dan WC.
b) Prasarana : Instalasi air, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan
internet, dan akses jalan.. Pembinaan dan pengarahan para
pendidik beserta elemen sekolah lainnya melalui pendekatan yang
relevan sangatlah dibutuhkan guna menunjang pencapaian tujuan
pendidikan sekolah sebagai salah satu pusat pengembangan sumber
daya manusia.
E. Waktu Penyelenggaraan PPL BK

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diselenggarakan


sesuai dengan kurikulum pada semester gasal, yaitu pada tanggal 02
November 2022- 31 November 2022. Mahasiswa datang kesekolah
tepat pada pukul 07.30 WIB, pada pukul 08.00 untuk jadwal proses
mengajar sampai dengan pukul 13.30 WIB.
8

BAB II
PROGRAM LAYANAN KONSELING DALAM SATU SEMESTER

A. PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana melalui


sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan tersebut
diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance
program). Secara umum program bimbingan merupakan suatu
rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu. Rancangan atau rencana kegiatan tersebut disusun
secara sistematis, terorganisasi dan terkoordinasi dalam jangka waktu
tertentu. Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, harus
melibatkan berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti orang tua dan
masyarakat, karena manfaat layanan bimbingan dan konseling dapat
dirasakan oleh berbagai pihak tersebut.

Berkenaan dengan perencanaan program bimbingan dan


konseling, perlu dilakukan dan dipersiapkan hal sebagai berikut:

a. Studi Kelayakan.

Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan-alasan


mengapa diperlukan suatu program bimbingan dan konseling
Studi kelayakan juga perlu dilakukan untuk melihat program
mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan
bimbingan dan konseling.

b. Penyediaan Sarana Fisik dan Teknik.

Program bimbingan dan konseling perlu didukung oleh


sarana fisik dan teknis. Sarana fisik adalah semua peralatan atau
perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan program
bimbingan dan konseling seperti: ruangan kerja tenaga bimbingan
9

beserta peralatannya seperti: almari data, perpustakaan


bimbingan dan konseling, ruang konsultasi, peralatan administrasi
dan lain-lain. Sarana teknis seperti: alat-alat atau instrument yang
diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes
baku, daftar check list, angket, format, daftar penilaian, kartu
pribadi dan lain sebagainya.

c. Penentuan Sarana Personil dan Pembagian Tugas


Selain sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program
bimbingan dan konseling juga membutuhkan sarana personil.
Sarana personil dalam penyusunan rencana program bimbingan
dan konseling adalah orang-orang yang bisa dilibatkan dalam
penyusunan program bimbingan dan konseling dan pembagian
tugas masing-masing.
d. Kegiatan-kegiatan Penunjang
Dalam penyusunan rencana program bimbingan dan
konseling diperlukan kegiatan-kegiatan pendukung terutama
pertemuan komponen-komponen yang terlibat didalam rencana
program pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam merencanakan suatu program, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu:
a. Proses pembuatan program
b. Identifikasi program
c. Langkah-langkah dalam penyusunan rencana program
d. Penjadwalan rencana program

e. Proses Pembuatan Program


Dalam proses pembuatan program dapat kita kemukakan
sebagai berikut :
10

1. Berdasarkan atas fakta yang objektif, rasional dan


pertimbangan-pertimbangan terhadap perkembangan
kegiatan.
2. Sasaran yang ingin dicapai harus jelas.
3. 5W + H : What (Apa), Why (Kenapa), Who (Siapa),
Where (Dimana), When (Kapan) dan How
(Bagaimana).
4. Harus dipertimbangkan kebijaksanaan organisasi.
5. Antara satu kegiatan dengan kegiatan yang saling
mengisi dan berkaitan.
6. Tidak kaku dalam batas-batas tertentu sesuai dengan
perkembangan.
7. Mudah dipahami dan penafsiran harus sama oleh
pelaksana kegiatan.

Penyusunan program bimbingan dan konseling umumnya


mengikuti empat langkah pokok, yaitu identifikasi kebutuhan,
penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian
kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan.

Pertama, identinfikasi kebutuhan. Program yang baik


adalah program yang sesuai (match) kebutuhan konseli seperti:
Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization
needs) seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri
(esteem needs) seperti status atau kedudukan, kepercayaan diri,
pengakuan, reputasi, kehormatan diri dan penghargaan. Kebutuhan
social (social needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki,
kekeluargaan dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa aman
(safety and security needs) seperti perlindungan dan stabilitas.
Kebutuhan fisiolgis (physiological needs) seperti makan, minum,
perumahan, seks dan istirahat, Semua kebutuhan di atas perlu di
11

analisis untuk ditetapkan kebutuhan mana yang akan diprioritaskan


untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling.

Kedua, penyusunan rencana kegiatan. Rencana kegiatan


bimbingan disusun atas dasar jenis-jenis dan prioritas kebutuhan
konseli. Selain itu, rencana kegiatan bimbingan juga harus
disesuaikan dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya serta disusun secara spesifik dan realistis.

Ketiga, pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan


merupakan realisasi rencana program bimbingan yang telah
disusun. Dalam kaitannya, buat format monitoring dan
kembangkan dalam rangka pencatatan proses kegiatan (proses
bimbingan).

Keempat, penilaian kegiatan. Penilaian dilakukan


mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling yang telah
dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan
dalam keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran
tentang proses seluruh hsil yang dicapai disertai dengan
rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up).

Penyusunan program bimbingan dapat dikerjakan oleh


tenaga ahli bimbingan atau konselor dan melibatkan tenaga
bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan harus
merujuk kepada kebutuhan konseli. Dalam menyusun rencana
program bimbingan dan konseling, harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

a. Pola dasar yang mana yang sebaiknya dipegang dan strategi


mana yang paling tepat untuk diterapkan
b. Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk
melayani kebutuhan konseli.
c. Pengaturan pelayanan konsultasi
12

d. Cara mengevaluasi program


e. Penetapan alih kasus atau tindak lanjut.
f. Identifikasi Program

Dari sekian banyak bidang atau seksi dalam


perencanaan program harus diidentifikasi menurut:

a. Bidang kegiatan
b. Jenis kegiatan
c. Sub.jenis kegiatan
d. Bentuk kegiatan

Berdasarkan Misi Universitas akan diambil salah satu


bagian yaitu kegiatan dalam bentuk pendidikan dan penalaran.

1. Bidang kegiatan : Pendidikan dan Penalaran


2. Jenis kegiatan : - Pendidikan
3. Bentuk kegiatan : - Diklat, dll
4. Jenis kegiatan : - Penalaran
5. Bentuk kegiatan : - Seminar, Lokakarya, dll
g. Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Rencana Program

Dalam merencanakan suatu rencana program beberapa


langkah yang harus kita perhatikan, yaitu :

a. Sasaran yang ingin dicapai harus diketahui dan ditetapkan.


b. Kumpulkan data atau informasi yang diperlukan.
c. Analisa data dan informasi terhadap sasaran atau
permasalahan yang terjadi.
d. Identifikasi faktor-faktor apa saja yang akan menjadi
penghambat dan penunjang.
e. Buat alternatif rencana program, dari masing-masing
alternatif tersebut tetapkan yang terbaik.
13

f. Rencana program harus terperinci, yaitu terdiri dari waktu,


pendanaan, pelaksanaan dan lain-lain.

h. Penjadwalan Rencana Program

Penjadwalan program merupakan aspek penting dari


suatu perencanaan program, karena dalam suatu penjadwalan
tersebut lebih memfokuskan kepada identifikasi terhadap
sesuatu yang harus atau ingin dilakukan, kapan untuk dimulai
dan kapan harus selesai. Penjadwalan ini sangat membantu
dalam hal pelaksanaan, monitoring kegiatan, dan evaluasi
suatu program. Dalam penjadwalan suatu rencana program
beberapa hal harus kita pedomani :

a. Identifikasi seluruh kegiatan yang direncanakan.


b. Prioritaskan program.
c. Tentukan kegiatan yang telah dirinci.
d. Tentukan lama waktu dan waktu pelaksanaan.
e. Jadwal kegiatan disesuaikan dengan tahun anggaran
f. Evaluasi jadwal yang telah disusun.

Dari keempat hal tersebut diatas, walaupun


perencanaan program yang disusun terlihat baik dan rapi,
dalam pelaksanaannya belum tentu demikian. Seorang
pemimpin atau ketua organisasi harus dapat memperkecil
kendala-kendala yang datang baik dari dalam maupun dari
luar organisasi. Kendala yang datang dari dalam organisasi
adalah kuranganya pengertian dan pemahaman, kesadaran
dan tanggung jawab, waktu dan pendanaan, pola manajemen.
Sedangkan yang datang dari luar organisasi seperti
peraturan/ketentuan-ketentuan (birokrasi) yang berlaku,
faktor sosial, faktor politik dan faktor ekonomi.
14

Organisasi merupakan sistem yang kompleks dan


multidimensi, dalam hal ini dituntut kemampuan pengelolaan
menghadapi dan mengatasi bermacam tantangan atau
hambatan dan perubahan baik dari dalam maupun dari luar.
Semakin kritis dan dinamis kehidupan kampus, semakin
cepat dan besar terjadinya perubahan, berarti strategi-strategi
yang tepat sangat diharapkan sekali.

Strategi merupakan suatu arah dan kebijaksanaan


untuk pencapaian tujuan organisasi, yang melibatkan peran
dan tanggung jawab anggota. Dalam menetapkan strategi ini
kurun waktu pelaksanaan kita tetapkan berdasarkan program
jangka panjang dan jangka pendek. Dalam perencanaan ini
harus dapat dilaksanakan serta di-implementasikan secara
konsisten, dan hasil yang ingin dicapai benar-benar
memenuhi sasaran yang akhirnya akan dievaluasi
keberhasilannya.

Setelah program direncanakan, apakah benar-benar


telah evektif. Dalam menilai suatu perencanaan evektif atau
tidak dapat kita perhatikan yaitu : manfaat dari hasil yang
dicapai terhadap yang kita harapkan apakah sesuai dengan
sasaran, dari manfaat yang kita harapkan bagaimana
pemanfaatan dana, efisiensi, evektifitas dan pengelolaan.
Untuk pencapaiannya dibutuhkan pengendalian atau
monitoring dan pengawasan secara 3S (sebelum, selama dan
sesudah) kegiatan berlangsung.

Secara makro keberhasilan organisasi dalam


melaksanakan program dapat dinilai dari:

1. Hasil yang dicapai.


2. Keterlibatan anggota (sumber daya anggota).
15

3. Manajemen atau sistem pengelolaan.


4. Lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan.

B. Materi Program BK
Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode
berisikan materi yang merupakan sinkronisasi dari unsur-unsur :
a. Tugas perkembangan siswa yang mendapatkan layanan\
Materi-materi tersebut yang meliputi juga materi
pendidikan budi pekerti, mengarah kepada pemahaman diri siswa
dan lingkungannya. Serta pengembangan diri dan arah karir siswa.
Adapun tugas-tugas perkembangan siswa sesuai dengan
tahap perkembangannya, adalah sebagai berikut:
Tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP):
1. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan yang Maha esa
2. Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
3. Mencapai kemandirian emosional
4. Mengembangkan keterampilan intelektual
5. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab
6. Mencapai peran sosial sebagai pria/wanita
7. Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
8. Mencapai kemandirian perilaku ekonomis
9. Memiliki wawasan persiapan karir
10. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita (Soeharto, 1998:32-34)

b. Bidang-bidang bimbingan
1. Bidang Pengembangan kehidupan pribadi :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
16

kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan


karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik.
2. Bidang Pengembangan kehidupan sosial :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
3. Bidang Pengembangan kemampuan belajar,
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4. Bidang Pengembangan karir :
yaitu bidang pelayanan yang memBantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.

c. Jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan


konseling.
a. Jenis - jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan Orientasi

Fungsi layanan orientasi memberikan pemahaman


bagi siswa supaya bisa mengenal lingkungan baru, termasuk
lingkungan sekolah dan semua objek yang dipelajari,
sekaligus mempermudah maupun memperlancar siswa
dalam mengenal lingkungan baru.
Layanan orientasi berjalan dua kali per tahun, yaitu
tiap awal semester. Tujuan layanan tersebut yaitu supaya
para siswa bisa beradaptasi dengan lingkungan baru secara
memadai, fungsinya untuk pencegahan juga pemahaman.
17

2. Layanan Informasi

Layanan ini membantu para siswa agar bisa


menerima maupun memahami semua informasi, termasuk
informasi diri, sosial, belajar, berkarir, bergaul, juga
pendidikan lanjutan. Pemberian layanan informasi yaitu
membantu supaya siswa bisa mempertimbangkan atau
memutuskan suatu hal secara tepat tentang masalah pribadi,
sosial, belajar, ataupun karir karena informasi yang
diperoleh sudah cukup.

Pemberian layanan informasi fungsinya adalah


pencegahan dan pemahaman.

3. Layanan Pembelajaran

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah juga


membantu supaya siswa bisa mengembangkan sikap dan
punya kebiasaan belajar baik. Sehingga, siswa bisa
menguasai materi belajar maupun penguasan kompetensi
cocok sesuai kemampuan dan kecepatan diri dalam berbagai
aspek tujuan maupun kegiatan belajar lainnya. Layanan
pembelajaran berperan untuk pengembangan.

4. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan ini berfungsi supaya para siswa bisa


mendapatkan penempatan juga penyaluran dalam kelas,
kelompok belajar, program latihan, program studi, magang,
kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat, potensi, minat, juga
kondisi pribadi. Tujuannya supaya siswa bisa
mengembangkan seluruh bakatnya, minatnya, juga potensi
lainnya.
18

Layanan penempatan dan penyaluran pada


bimbingan dan konseling fungsinya adalah untuk
pengembangan siswa.

5. Layanan Penguasaan Konten

Adalah layanan yang sangat membantu siswa dalam


menguasai sebuah konten, misalnya kompetensi tertentu
ataupun kebiasaan yang sangat bermanfaat. Sehingga,
menjadi pribadi dengan kemampuan yang lebih baik baik di
lingkungan sekolah, masyarakat, dan juga keluarga.

6. Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling dan bimbingan berikutnya yaitu


layanan yang memungkinkan siswa memperoleh bimbingan
langsung saat tatap muka, per individu, dengan bantuan
guru ahli untuk membicarakan dan mencari solusi masalah
agar perkembangan siswa lebih baik.

Tujuan layanan konseling perorangan yaitu siswa


bisa menyelesaikan masalah dan berfungsi sebagai
pengentasan ataupun advokasi.

7. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan pada bagian bimbingan konseling ini


membantu sejumlah siswa bersama-sama dalam kelompok
untuk mendapatkan bahan dan penjelasan tentang pokok
bahasan. Tujuannya agar siswa lebih paham dan mampu
berkembang secara sosial.

Sehingga tidak hanya menjadi seorang siswa yang


memperoleh dukungan sosial, tapi juga bisa
mengembangkan kemampuan dalam kegiatan belajar, karir,
19

juga mengambil keputusan dalam dinamika kelompok.


Layanan tersebut fungsinya adalah pemahaman dan
pengembangan siswa.

8. Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling ini adalah layanan yang


membantu para siswa termasuk anggota kelompok supaya
mendapatkan peluang pembahasan dan juga pengentasan
berbagai masalah pribadi dalam dinamika kelompok.
Pembahasan masalah tersebut adalah untuk masalah pribadi
yang dialami oleh masing-masing anggota. Fungsinya
adalah untuk pengentasan dan juga advokasi.

9. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi yaitu layanan dimana para siswa


bisa memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan berbagai
cara yang perlu dilakukan supaya bisa menangani masalah
atau kondisinya. Konsultasi pada program BK yaitu proses
dalam bimbingan teknis bagi konselor, orang tua, konselor
dan administrator supaya bisa melakukan identifikasi dan
juga perbaikan masalah.

Selain itu, tujuannya adalah sebagai konseling atau


psikoterapi, karena konsultasi yang berjalan bukan
merupakan layanan langsung untuk klien tapi secara tidak
langsung bisa memberikan layanan bagi klien dengan
menggunakan bantuan dari orang lain.

10. Layanan Mediasi

Bagian terakhir tentang layanan bimbingan dan


konseling di sekolah yaitu berupa layanan mediasi.
Tujuannya adalah supaya siswa bisa menyelesaikan
20

masalah, perselisihan, serta perbaikan hubungan antar


siswa. Mediator dalam layanan tersebut yaitu konselor.

Semua jenis layanan bimbingan konseling dapat


dilakukan oleh guru BK atau konselor di sekolah. Semua
layanan tersebut ditujukan untuk pengembangan diri siswa
agar lebih baik.

b. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan


seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan
berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:

1. Aplikasi Instrumentasi Data

Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik,
tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen,
baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami
peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami
karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini adalah
pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya,
menetapkan bentuk himpunan data,

Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi


ini adalah: a). Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk
instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan
responden yang bertugas untuk mengerjakan instrument baik
tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang
diselenggarakan oleh Konselor.
21

Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan


dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis
Konselor dapat bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi
professional).

Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung


penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung
mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu,
menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah

1) Perencanaan

Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan


subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan
prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan
administratif.

2) Pelaksanaan

Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi


instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument,
pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan
dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.

3) Evaluasi dan Analisis

Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur,


melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan
hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan
norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan
menafsirkan hasil analisis.

4) Tindak Lanjut
22

Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi


instrumentasi, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut
dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun
laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

2. Himpunan Data

Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun


seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi
pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.

Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data


memiliki fungsi: Menghimpun data, mengembangkan data dan
menggunakan data

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah

1) Perencanaan

Menetapkan jenis menetapkan dan manata fasilitas,


menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan
penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.

2) Pelaksanaan

Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai


dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan
mengembangkan HD.
23

3) Evaluasi dan Analisis

Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan


fasilitas yang digunakan, memerikasa kelengkapan,
keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta
melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan
dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan
dan efisiensi penyelenggaraannya.

4) Tindak Lanjut

Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan


data yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika
data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan
data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang
terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya
dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Teknis
penyelenggaraan serta menyusun laporan HD,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

3. Konferensi Kasus

Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas


permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang
dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan
tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait
dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka
pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah :


24

1) Perencanaan

Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu


dan mendapat persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan
seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor
dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap
aspek dari kasus yang dibicarakan.

2) Pelaksanaan

Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga


seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan
yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk
memecahkan masalah siswa.

3) Analisis dan Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang


sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan
tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa
dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan
untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa.

4) Tindak Lanjut

Seluruh hasil pertemuan dicatat dan


didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-
banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis
layanan masalah siswa yang bersangkutan.

4. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk


memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan
rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan,
25

dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun


komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan
permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki
fungsi pemahaman dan pengentasan.

Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan


dianalisis perlu tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai
tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau
lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan
keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak
terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan
dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan
klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam masalah
klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat
penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan
Rumah yang akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan
perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah

1. Perencanaan

Menetapkan kasus yang memerlukan KR,


meyakinkan klien akan KR, menyiapkan data dan
informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga,
menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan
administrasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana


pelaksanaan KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota
keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi
data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan
26

konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil


KR

3. Evaluasi dan Analisis

Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi


kelengkapan dan keakurautan data hasil KR serta komitmen
ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka
pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap
efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan
kasus.

4. Tindak Lanjut

Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan


apakah perlu dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan
mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan
menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat.
Serta menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

5. Alih Tangan Kasus.

Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk


memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti
kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli
lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi
kegiatan ini adalah pengentasan.

Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya


memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah
27

klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini


adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang
Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain,
melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh
ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain
tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.

Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus


ini adalah

1) Perencanaan

Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan


klien akan ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah
ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan
administratif.

2) Pelaksanaan

Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak


terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.

3) Evaluasi dan Analisis

Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari


ahli lain dan analisis hasil ATK kemudian mengkaji hasil
ATK terhadap pengentasan masalah klien. Serta Melakukan
analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan
masalah klien secara menyeluruh.

4) Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan adalah


menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika
diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi.
28

Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan


laporan dan mendokumentasi laporan.

6. Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung

Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/membantu


penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan konseling. Dalam
kaitan ini, perlu diingatkan bahwa terlaksananya layanan
bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada kegiatan-
kegiatan pendukung. Hal ini tidak berarti bahwa kegiatan
pendukung menjadi kurang penting dan tidak perlu
dilaksanakan.

Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu


dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi kesibukan
pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan
mengecilkan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
yang sifatnya lebih utama itu. Keadaan yang terbaik adalah
apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat
terselenggara secara penuh dengan memperoleh sokongan dari
kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan baik.
29

Program Bulanan

PROGRAM BULANAN

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Sekolah : SMP Yapemri Depok Tahun Pelajaran : 2022 /2023


Kelas / Semester : IX / Ganjil Konselor : Syaefudin
Zuhri, S.Pd.

MATERI BIDANG PENGEMBANGAN


Semester Ganjil
NO KEGIATAN Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
Bulan I Bulan II
1 2 3 4 5 6 7 8

 Pekerjaan yang
berkaitan
 Pengenalan
Layanan dengan
1 lingkungan
Orientasi kesehatan yang
sekolah
mendukung
cita-cita

2 Layanan
Informasi
 Cara  Cara  Dampak  Peminatan
menghilangkan mengatasi menyontek dalam
perbedaan
30

rasa bosan pendapat pada saat kurikulum


dalam belajar  Cara ulangan bagi 2013
 Jenis-jenis melepaskan masa depan
diri dari
pekerjaan yang
lingkungan
memiliki pertemanan
prospek bagus yang kurang
di masa depan mendukung
cita-cita
 Pergaulan
bebas

 Teknik-teknik  Perencanaan  Pengaruh


belajar pemilihan pendidikan
pendidikan dengan
Layanan lanjutan keberhasilan
karir
3 Penempatan dan
 Cara
Penyaluran mengatasi
rasa bimbang
 Menumbuhka
n sikap
optimis
terhadap
masa depan
4 Layanan
Penguasaan
Konten  Cara  Cara  Cara belajar
mengendalika menyalurkan melalui tutor
n diri, bakat yang sebaya
31

berpikir dan mengarah ke


bersikap karir tertentu
positif  Meningkatkan
rasa percaya
diri berbicara
dengan lawan
jenis
5 Layanan
Konseling
Perorangan  Ragu pada  Ragu pada  Ragu pada  Ragu pada  Ragu pada
tercapainya tercapainya tercapainya tercapainya tercapainya
cita-cita karena cita-cita cita-cita karena cita-cita cita-cita
orang tua tidak karena orang orang tua tidak karena orang karena orang
sejalan tua tidak sejalan tua tidak tua tidak
 Minder dengan sejalan  Minder dengan sejalan sejalan
teman sekelas  Minder teman sekelas  Minder  Minder
 Orang tua dengan teman  Orang tua dengan teman dengan teman
kurang sejalan sekelas kurang sejalan sekelas sekelas
terhadap  Orang tua terhadap  Orang tua  Orang tua
kegiatan belajar kurang sejalan kegiatan belajar kurang sejalan kurang
 Bingung belum terhadap  Bingung belum terhadap sejalan
memiliki cita- kegiatan memiliki cita- kegiatan terhadap
cita belajar cita belajar kegiatan
 Bingung  Bingung belajar
belum belum  Bingung
memiliki cita- memiliki cita- belum
cita cita memiliki cita-
cita
32

 Cara  Cara  Cara  Cara  Cara


Layanan mengendalikan mengendalika mengendalikan mengendalika mengendalika
6 Bimbingan perasaan cinta n perasaan perasaan cinta n perasaan n perasaan
Kelompok dan pacaran cinta dan dan pacaran cinta dan cinta dan
pacaran pacaran pacaran

7 Layanan
konseling
Kelompok  Pernyataan  Pernyataan  Pernyataan  Pernyataan  Pernyataan
cinta ditolak cinta ditolak cinta ditolak cinta ditolak cinta ditolak
secara terang- secara terang- secara terang- secara terang- secara terang-
terangan terangan terangan terangan terangan
 Khawatir tugas-  Khawatir  Khawatir tugas-  Khawatir  Khawatir
tugas pelajaran tugas-tugas tugas pelajaran tugas-tugas tugas-tugas
hasilnya kurang pelajaran hasilnya kurang pelajaran pelajaran
memuaskan hasilnya memuaskan hasilnya hasilnya
 Khawatir tidak kurang  Khawatir tidak kurang kurang
mampu memuaskan mampu memuaskan memuaskan
menamatkan  Khawatir tidak menamatkan  Khawatir tidak  Khawatir
sekolah dan mampu sekolah dan mampu tidak mampu
harus segera menamatkan harus segera menamatkan menamatkan
bekerja sekolah dan bekerja sekolah dan sekolah dan
harus segera harus segera harus segera
33

bekerja bekerja bekerja

8 Layanan
Konsultasi
 Ingin  Ingin  Ingin  Ingin  Ingin
membantu membantu membantu membantu membantu
kawan akrab kawan akrab kawan akrab kawan akrab kawan akrab
yang baru saja yang baru saja yang baru saja yang baru saja yang baru
diputus oleh diputus oleh diputus oleh diputus oleh saja diputus
pacarnya pacarnya pacarnya pacarnya oleh pacarnya
 Memiliki teman  Memiliki  Memiliki teman  Memiliki  Memiliki
yang setiap hari teman yang yang setiap hari teman yang teman yang
melemahkan setiap hari melemahkan setiap hari setiap hari
semangat melemahkan semangat melemahkan melemahkan
belajar semangat belajar semangat semangat
 Ingin belajar  Ingin belajar belajar
membantu  Ingin membantu  Ingin  Ingin
teman yang membantu teman yang membantu membantu
mengatasi teman yang mengatasi teman yang teman yang
kesulitan mengatasi kesulitan mengatasi mengatasi
memperoleh kesulitan memperoleh kesulitan kesulitan
informasi memperoleh informasi memperoleh memperoleh
tentang informasi tentang informasi informasi
pendidikan tentang pendidikan tentang tentang
lanjutan pendidikan lanjutan pendidikan pendidikan
 Memiliki teman lanjutan  Memiliki teman lanjutan lanjutan
34

yang selalu  Memiliki yang selalu  Memiliki  Memiliki


mengeluhkan teman yang mengeluhkan teman yang teman yang
dirinya selalu dirinya selalu selalu
memiliki tubuh mengeluhkan memiliki tubuh mengeluhkan mengeluhkan
terlalu gemuk dirinya terlalu gemuk dirinya dirinya
atau kurus memiliki atau kurus memiliki memiliki
 Mempunyai tubuh terlalu  Mempunyai tubuh terlalu tubuh terlalu
teman yang gemuk atau teman yang gemuk atau gemuk atau
tidak berminat kurus tidak berminat kurus kurus
melanjutkan melanjutkan
 Mempunyai  Mempunyai  Mempunyai
sekolah sekolah
teman yang teman yang teman yang
tidak berminat tidak berminat tidak berminat
melanjutkan melanjutkan melanjutkan
sekolah sekolah sekolah

9 Layanan Mediasi

 Orang tua tidak  Orang tua  Orang tua tidak  Orang tua  Orang tua
sejalan pada tidak sejalan sejalan pada tidak sejalan tidak sejalan
rencana pilihan pada rencana rencana pilihan pada rencana pada rencana
pendidikan pilihan pendidikan pilihan pilihan
lanjutan siswa pendidikan lanjutan siswa pendidikan pendidikan
 Siswa dipaksa lanjutan siswa  Siswa dipaksa lanjutan siswa lanjutan
mengikuti  Siswa dipaksa mengikuti  Siswa dipaksa siswa
pilihan karir mengikuti pilihan karir mengikuti  Siswa
orang tua pilihan karir orang tua pilihan karir dipaksa
 Sedih karena orang tua  Sedih karena orang tua mengikuti
35

memiliki  Sedih karena memiliki  Sedih karena pilihan karir


masalah dengan memiliki masalah dengan memiliki orang tua
salah seorang masalah salah seorang masalah  Sedih karena
guru mata dengan salah guru mata dengan salah memiliki
pelajaran seorang guru pelajaran seorang guru masalah
mata pelajaran mata pelajaran dengan salah
seorang guru
mata
pelajaran

 Pendampingan  Pendampinga  Pendampingan  Pendamping


 Pendampinga
dan n dan dan an dan
n dan
 Pendampingan pembibingan pembibingan pembibingan pembibingan
Layanan pembibingan
10 dan bagi siswa yang bagi siswa bagi siswa bagi siswa
Advokasi bagi siswa
pembibingan mengalami yang yang yang
yang
bagi siswa yang permasalahan mengalami mengalami mengalami
mengalami
mengalami permasalahan permasalahan permasalaha
permasalahan
permasalahan n

11 Aplikasi  Menggunakan  Menggunaka


Instrumentasi AKS dan n AKS dan
sosiometri  Menggunakan  Menggunakan  Menggunakan sosiometri  Menggunakan
untuk AKS dan AKSdan AKS dan untuk AKS dan
mengungkapka sosdiometri sosiometri sosiometri mengungkapk sosiometri
36

untuk untuk untuk untuk


mengungkapka mengungkapk mengungkapka mengungkapk
an kondisi
n kondisi dan n kondisi dan an kondisi dan n kondisi dan an kondisi dan
dan
permasalahan permasalahan permasalahan permasalahan permasalahan
permasalahan
peserta didik peserta didik peserta didik peserta didik peserta didik
peserta didik

 Pembahasan
kasus-kasus  Pembahasan
 Pembahasan tertentu yang  Pembahasan kasus-kasus  Pembahasan
kasus-kasus dialami kasus-kasus tertentu yang kasus-kasus
12 Konferensi Kasus
tertentu yang peserta didik tertentu yang dialami tertentu yang
dialami peserta dialami peserta peserta didik dialami
didik didik peserta didik

 Pertemuan  Pertemuan  Pertemuan


dengan orang dengan orang dengan orang  Pertemuan  Pertemuan
Kunjungan tua, keluarga tua, keluarga tua, keluarga dengan orang dengan orang
13
Rumah peserta didik peserta didik peserta didik tua, keluarga tua, keluarga
yang yang yang peserta didik peserta didik
mengalami mengalami mengalami yang yang
masalah masalah masalah mengalami mengalami
masalah masalah
14 Himpunan Data  Mengumpulkan  Mengumpulkan  Mengumpulka  Mengumpulkan  Mengumpulka  Mengumpulk
informasi yang informasi yang n informasi informasi yang n informasi an informasi
berkaitan berkaitan yang berkaitan berkaitan yang berkaitan yang
dengan dengan dengan dengan dengan berkaitan
permasalahan permasalahan permasalahan permasalahan permasalahan dengan
siswa melalui siswa melalui siswa melalui siswa melalui siswa melalui permasalahan
37

siswa melalui
data siswa
data siswa data siswa baik dari
data siswa baik data siswa baik data siswa baik
baik dari buku baik dari buku buku
dari buku dari buku dari buku
penghubung, penghubung, penghubung,
penghubung, penghubung, penghubung,
kartu kartu kartu
kartu kartu kartu
konseling/kart konseling/kart konseling/kar
konseling/kartu konseling/kartu konseling/kartu
u peribadi, u peribadi, tu peribadi,
peribadi, peribadi, peribadi,
catatan catatan catatan
catatan anekdot, catatan anekdot, catatan anekdot,
anekdot, anekdot, anekdot,
observasi, observasi, observasi,
observasi, observasi, observasi,
sosiometri dan sosiometri dan sosiometri dan
sosiometri dan sosiometri dan sosiometri
lain-lain lain-lain lain-lain
lain-lain lain-lain dan lain-lain

Depok, 14 Juli 2022

Mengetahui:

Kepala SMP Yapemri Depok, Guru BK,

Drs. Hadiyono, M.Pd Syaefudin Zuhri, S.Pd

NIP. NIP.
38

Program Mingguan

PROGRAM MINGGUAN

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA SEKOLAH : SMP Yapemri Depok MINGGU / BULAN : I / Agustus

KELAS : IX 1 dan 2 KONSELOR : Syaefudin Zuhri,


S.Pd

MATERI BIDANG PENGEMBANGAN


NO KEGIATAN
PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR

1 2 3 4 5 6

1 Layanan Orientasi - - - -
39

- Cara menghilangkan rasa - -


2 Layanan Informasi
bosan dalam belajar

Layanan - - - -
3 Penempatan dan
penyaluran

Layanan Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir


4
Penguasaan konten

Layanan Konseling Ragu pada tercapainya cita- Minder dengan teman di Orang tua kurang peduli Masalah Pribadi
5 perorangan cita karena orang tua tidak kelas terhadap kegiatan belajar
sejalan

Layanan Bimbingan Cara mengendalikan Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir
6
Kelompok perasaan cinta dan pacaran

Layanan Konseling Pernyataan cinta di tolak Masalah sosial  Khawatir tugas-tugas Masalah karir
Kelompok secara terang-terangan pelajaran hasilnya
kurang memuaskan
 Khawatir tidak mampu
7
menamatkan sekolah
dan harus segera
bekerja

8 Layanan Konsultasi Masalah Pribadi  Ingin membantu kawan Masalah belajar Masalah karir
akrab yang baru saja
40

diputus oleh pacarnya


 Memiliki teman yang
setiap hari melemahkan
semangat belajar
 Memiliki teman yang
selalu mengeluhkan
dirinya memiliki tubuh
gemuk atau kurus

 Orang tua tidak sejalan Masalah sosial  Orang tua tidak  Siswa dipaksa
pada rencana pilihan sejalan pada rencana mengikuti pilihan
pendidikan lanjutan pilihan pendidikan karir orang tua
siswa lanjutan siswa  Orang tua tidak
 Sedih karena memiliki  Sedih karena memiliki sejalan pada rencana
masalah dengan salah masalah dengan salah pilihan pendidikan
9 Layanan Mediasi
seorang guru mata seorang guru mata lanjutan siswa
pelajaran pelajaran  Sedih karena
memiliki masalah
dengan salah seorang
guru mata pelajaran

10 Layanan Advokasi Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Aplikasi - - - -
11
Instrumentasi

12 Alih Tangan Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir
41

13 Konferensi Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

14 Kunjungan Rumah Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

15 Himpunan Data Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Depok, 14 Juli 2022

Mengetahui:

Kepala SMP Yapemri Depok, Guru BK,

Drs. Hadiyono, M.Pd Syaefudin Zuhri, S.Pd

NIP. NIP.
42

PROGRAM MINGGUAN

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA SEKOLAH : SMP Yapemri Depok MINGGU / BULAN : I / Agustus

KELAS : IX 1 dan 2 KONSELOR : Syaefudin Zuhri, S.Pd

MATERI BIDANG PENGEMBANGAN


NO KEGIATAN
PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR

1 2 3 4 5 6

1 Layanan Orientasi - - - -

- - - Jenis-jenis pekerjaan
2 Layanan Informasi yang memiliki prospek
bagus di masa depan

Layanan - - - -
3 Penempatan dan
penyaluran

Layanan Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir


4
Penguasaan konten
43

Layanan Konseling Ragu pada tercapainya cita- Minder dengan teman di Orang tua kurang peduli Masalah Pribadi
5 perorangan cita karena orang tua tidak kelas terhadap kegiatan belajar
sejalan

Layanan Bimbingan Cara mengendalikan Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir
6
Kelompok perasaan cinta dan pacaran

Layanan Konseling Pernyataan cinta di tolak Masalah sosial  Khawatir tugas-tugas Masalah karir
Kelompok secara terang-terangan pelajaran hasilnya
kurang memuaskan
 Khawatir tidak mampu
7
menamatkan sekolah
dan harus segera
bekerja

Masalah Pribadi  Ingin membantu kawan Masalah belajar Masalah karir


akrab yang baru saja
diputus oleh pacarnya
 Memiliki teman yang
setiap hari melemahkan
8 Layanan Konsultasi semangat belajar
 Memiliki teman yang
selalu mengeluhkan
dirinya memiliki tubuh
gemuk atau kurus

9 Layanan Mediasi  Orang tua tidak sejalan Masalah sosial  Orang tua tidak sejalan  Siswa dipaksa
pada rencana pilihan pada rencana pilihan mengikuti pilihan
44

pendidikan lanjutan pendidikan lanjutan karir orang tua


siswa siswa  Orang tua tidak
 Sedih karena memiliki  Sedih karena memiliki sejalan pada rencana
masalah dengan salah masalah dengan salah pilihan pendidikan
seorang guru mata seorang guru mata lanjutan siswa
pelajaran pelajaran  Sedih karena
memiliki masalah
dengan salah seorang
guru mata pelajaran
10 Layanan Advokasi Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Aplikasi - - - -
11
Instrumentasi

12 Alih Tangan Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

13 Konferensi Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

14 Kunjungan Rumah Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

15 Himpunan Data Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Depok, 14 Juli 2022

Mengetahui:
Kepala SMP Yapemri Depok, Guru BK,

Drs. Hadiyono, M.Pd Syaefudin Zuhri, S.Pd


NIP. NIP.
45

PROGRAM MINGGUAN
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
NAMA SEKOLAH : SMP Yapemri Depok MINGGU / BULAN : I / Agustus

KELAS : IX 1 dan 2 KONSELOR : Syaefudin Zuhri, S.Pd

MATERI BIDANG PENGEMBANGAN


NO KEGIATAN
PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR

1 2 3 4 5 6

Pekerjaan yang berkaitan - - -


1 Layanan Orientasi dengan kesehatan yang
mendukung cita-cita

2 Layanan Informasi - - - -

Layanan - - - -
3 Penempatan dan
penyaluran

Layanan Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir


4
Penguasaan konten

Layanan Konseling Ragu pada tercapainya cita- Minder dengan teman di Orang tua kurang peduli Masalah Pribadi
5
perorangan cita karena orang tua tidak kelas terhadap kegiatan belajar
sejalan
46

Layanan Bimbingan Cara mengendalikan Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir
6
Kelompok perasaan cinta dan pacaran

Layanan Konseling Pernyataan cinta di tolak Masalah sosial  Khawatir tugas-tugas Masalah karir
Kelompok secara terang-terangan pelajaran hasilnya
kurang memuaskan
 Khawatir tidak mampu
7
menamatkan sekolah
dan harus segera
bekerja

Masalah Pribadi  Ingin membantu kawan Masalah belajar Masalah karir


akrab yang baru saja
diputus oleh pacarnya
 Memiliki teman yang
setiap hari melemahkan
8 Layanan Konsultasi semangat belajar
 Memiliki teman yang
selalu mengeluhkan
dirinya memiliki tubuh
gemuk atau kurus

9 Layanan Mediasi  Orang tua tidak sejalan Masalah sosial  Orang tua tidak sejalan  Siswa dipaksa
pada rencana pilihan pada rencana pilihan mengikuti pilihan
pendidikan lanjutan pendidikan lanjutan karir orang tua
siswa siswa  Orang tua tidak
 Sedih karena memiliki  Sedih karena memiliki sejalan pada rencana
masalah dengan salah masalah dengan salah pilihan pendidikan
47

seorang guru mata seorang guru mata lanjutan siswa


pelajaran pelajaran  Sedih karena
memiliki masalah
dengan salah seorang
guru mata pelajaran

10 Layanan Advokasi Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Aplikasi - - - -
11
Instrumentasi

12 Alih Tangan Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

13 Konferensi Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

14 Kunjungan Rumah Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

15 Himpunan Data Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Depok, 14 Juli 2022

Mengetahui:
Kepala SMP Yapemri Depok, Guru BK,

Drs. Hadiyono, M.Pd Syaefudin Zuhri, S.Pd


NIP. NIP.
48

PROGRAM MINGGUAN

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


NAMA SEKOLAH : SMP Yapemri Depok MINGGU / BULAN : I / Agustus

KELAS : IX 1 dan 2 KONSELOR : Syaefudin Zuhri, S.Pd

MATERI BIDANG PENGEMBANGAN


NO KEGIATAN
PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR

1 2 3 4 5 6

1 Layanan Orientasi - - - -

2 Layanan Informasi - - - -

Layanan - - Teknik-teknik belajar -


3 Penempatan dan
penyaluran

Layanan Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir


4
Penguasaan konten

Layanan Konseling Ragu pada tercapainya cita- Minder dengan teman di Orang tua kurang peduli Masalah Pribadi
5
perorangan cita karena orang tua tidak kelas terhadap kegiatan belajar
sejalan
49

Layanan Bimbingan Cara mengendalikan Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir
6
Kelompok perasaan cinta dan pacaran

Layanan Konseling Pernyataan cinta di tolak Masalah sosial  Khawatir tugas-tugas Masalah karir
Kelompok secara terang-terangan pelajaran hasilnya
kurang memuaskan
 Khawatir tidak mampu
7
menamatkan sekolah
dan harus segera
bekerja

Masalah Pribadi  Ingin membantu kawan Masalah belajar Masalah karir


akrab yang baru saja
diputus oleh pacarnya
 Memiliki teman yang
setiap hari melemahkan
8 Layanan Konsultasi semangat belajar
 Memiliki teman yang
selalu mengeluhkan
dirinya memiliki tubuh
gemuk atau kurus

9 Layanan Mediasi  Orang tua tidak sejalan Masalah sosial  Orang tua tidak sejalan  Siswa dipaksa
pada rencana pilihan pada rencana pilihan mengikuti pilihan
pendidikan lanjutan pendidikan lanjutan karir orang tua
siswa siswa  Orang tua tidak
 Sedih karena memiliki  Sedih karena memiliki sejalan pada rencana
masalah dengan salah masalah dengan salah pilihan pendidikan
50

seorang guru mata seorang guru mata lanjutan siswa


pelajaran pelajaran  Sedih karena
memiliki masalah
dengan salah seorang
guru mata pelajaran

10 Layanan Advokasi Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Aplikasi - - - -
11
Instrumentasi

12 Alih Tangan Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

13 Konferensi Kasus Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

14 Kunjungan Rumah Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

15 Himpunan Data Masalah Pribadi Masalah sosial Masalah belajar Masalah karir

Depok, 14 Juli 2022


Mengetahui:
Kepala SMP Yapemri Depok, Guru BK,

Drs. Hadiyono, M.Pd Syaefudin Zuhri, S.Pd


NIP. NIP.
51

Program Harian BK

Program Harian

Pelayanan Konseling di SMP Yapemri Depok

Tahun Pelajaran 2022/2023

Hari : Rabu

Tanggal : 16 November 2022

Sasara Kegiata
N n Materi n Alat Pelaksa Keterang
Wak Tempat
o Kegiat Kegiatan Pelayan Bantu na an
tu
an an

1 Meningkat
kan prestasi
belajar
Guru peserta Sound
06.30- MP Briefing Ruang Kepala Kegiatan
didik, syste
06.45 Pagi Guru Sekolah Rutin
dan berkaitan m
BK program
pengayaan
dan
remidial

2 Mengecek
Daftar
ketidakhadi
pesert
ran peserta
a
06.50- Peserta didik Absensi Guru Kegiatan
didik Sekolah
08.00 didik dengan Harian BK Rutin
dan
mendatangi
alat
kelas –
tulis
kelas

3 Buku
layana
Kegiatan
n
tugas Kegiatan
08.05- Guru agend Ruang Guru
harian MGBK Minggua
10.00 BK a BK BK
selama n
kinerj,
sepekan
notule
n

4 10.05- Pesert Mengecek Layanan Daftar Sekolah Guru Insidental


11.30 a didik ketidakhadi no. BK/
52

ran peserta
dan didik
Walikel
orang melalui Mediasi Telp
as
absensi
tua
harian

5 Mengundan
g peserta
didik
Bimbing
tertentu
an teman
Peserta untuk Data Lingkung
11.30- dan Guru
didik memberi Riway an Insidental
12.00 Konselin BK
tertentu layanan at Sekolah
g
pada teman
individu
sebaya, saat
jam
istirahat

6 12.00-
Istirahat
12.30

7 Buku
Merekap layana
hasil n
kegiatan agend
agenda Sistem a
12.30- Guru Guru Kegiatan
harian, manajem kinerj Sekolah
14.00 BK BK Rutin
mengisi en a,
buku notule
layanan n dan
kasus alat
tulis

Mengetahui Depok, 16 November 2022

Kepala Sekolah SMP Guru BK


Yapemri Depok

Drs. Hadiyono, M.Pd Syaefudin Zuhri, S.Pd


53

BAB IIII
IDENTIFIKASI MASALAH PESERTA DIDIK

A. Identifikasi melalui aplikasi intsrumen


Beberapa contoh instrument yang digunakan
1. Sosiometri
Angket
Sosiometri
Pengantar
Sosiometri ini merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk
mengetahui hubungan sosial dalam suatu kelompok. Pengisian sosiometri ini
diharapkan diisi dengan sejujur-jujurnya. Hasil dari sosiometri ini dijamin
kerahasiaannya. Terima kasih atas kerjasama dan partisipasi dari Anda.

Petunjuk pengisian
a. Isilah data dirimu dengan lengkap.
b. Pilihlah 3 nama teman yang paling asyik dalam bercerita, belajar atau
bermain beserta alasanya.
c. Pilihan satu merupakan pilihan yang paling Anda sukai.

Nama pemilih :
Jenis kelamin :
Kelas :
Untuk memilih teman dalam bercerita, belajar atau bermain saya memilih :

No Nama teman Alasan memilih


54

Hasil sosiometri kelas 9.1


Input data sosiometri

No Nama siswa L/P Pil 1 Pil 2 Pil 3

1 ABIEL RASYA JULLIO L 14 6 8

2 AHMAD FARHAN HARDIAN L 4 6 7

3 ALESIA STEFANI P 10 15 5

4 ALTHAN DARMALAN L 6 7 8

5 ALYA SYAHRANI P 10 13 15

6 ARIO BIMO TRI PURNOMO L 1 14 8

7 ARRYYAN FATIH AL GHANI BAHRI L 8 12 11

8 ARVEL NAZIRIEL NAJERA L 1 14 6

9 ARWEN CINTHYANA PUTRI P 10 13 15

10 CARISA CAYADEWI P 15 16 13

11 DERIAN PUTRA SUDJA L 12 14 17

12 HERVAN ANDRIAN SENOLINGGI L 14 17 18

13 KANZAHAYA IKHRAR SMILEY P 3 15 16

14 KRISTIAN DIMAS SAPUTRA L 1 6 8

15 LIDYA MUTIARA SIDABUTAR P 10 16 23

16 MAYZA SHAFWA AZ-ZAHRA P 23 24 25


55

17 MOHAMMAD ADI FADILLAH L 18 19 20

18 MUHAMAD IHSAN L 19 20 21

19 MUHAMMAD RAFI GILANG L 20 21 22


RAMADAN

20 MUHAMMAD RAFLI PRASETYO L 21 22 26

21 RAIHAN AMRU FAAD PRAYOGA L 22 26 28

22 RANDY ABDULLAH NADHIF L 26 28 29

23 SINTYA OKTAVIA P 24 25 27

24 SYAKINAH PUTRI P 25 27 3

25 TITANIA HIDAYAH P 27 3 5

26 VINCENT RIZQI RADITYA L 22 29 28

27 YUZTIARA PUTRI SUMARNA P 3 5 9

28 ZAVIRLY ATHALA AKBAR L 29 1 2

29 MUHAMAD RHENO JANUAR L 26 1 4

REKAP

LAKI - LAKI 18

PEREMPUAN 11

JUMLAH 29 Orang
56

b. DCM
DAFTAR CEK MASALAH

INSTRUKSI
Di bawah ini ada bermacam-macam pernyataan. Bila pernyataan tersebut
merupakan  masalah  bagi Anda, lingkarilah nomor masalah tersebut.
Kerjakan DCM ini dengan  sejujur-jujurnya;  Anda tidak perlu merasa  cemas
(khawatir). Jawaban Anda akan dirahasiakan dan akan membantu kami dalam
membantu mengatasi  masalah yang Anda hadapi.
Kerjakan DCM ini pada lembar yang telah diberikan.
Tulislah identitas Anda dengan lengak pada tempat yang sudah disediakan.
IDENTITAS SISWA :
Nama :
Kelas :
Umur :

PRIBADI

PRIBADI YA TDK

KEDISIPLINAN
1. sering terlambat masuk kelas
2. lebih senang dikantin daripada dikelas
3. senang duduk dibangku belakang
4. pekerjaan rumah kadang saya kerjakan disekolah
5. menyontek pekerjaan teman bila lupa mengerjakan
6. saya memakai seragam tidak sesuai jadwal 
57

7. sering meninggalakan pelajaran tanpa izin guru


8. tidak masuk sekolah bila ada pelajaran yang tidak
disenangi 
9. saya selalu menunda-nunda dalam mengerjakan PR
10. ketika guru mengajar saya sering ngobrol sendiri bila bosan
11. saya tidak pernah sholat tepat waktu
12. tidak pernah melakukan tugas piket membersihkan kelas
13. sering bolos ketika pelajaran tertentu
14. tidak pernah mengikuti extrakulikuler di sekolah
15. saya tidur larut malam
16. sering lupa memakai atribut saat upacara
17. ketika bertemu guru jarang berjabat tangan dengan guru
18. tidak terbiasa mengucapkan salam ketika masuk kelas
19. suka memakai kaos kaki yang berwarna-warni
20. mengerjakan tugas tidak tepat waktu

PEMAHAMAN DIRI
1. Sering pesimis dalam mengerjakan berbagai hal
2. Tidak yakin dengan pekerjaan yang saya kerjakan
3. Saya mempunyai kemampuan yang bisa saya andalkan 
4. Saya belum mengetahui bakat yang saya miliki
5. Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki
6. Saya tidak mengetahui kekuatan dan kelebihan saya
7. Saya tidak pernah yakin dengan jawaban ketika
mengerjakan ulangan sendiri
8. Saya bingung mengetahui bakat yang saya miliki
9. Merasa tidak memiliki bakat
10. Saya kurang bersemangat ketika di kritik orang lain
11. Saya tidak suka di kritik orang lain
12. Saya merasa diri saya tidak sebaik orang lain
13. Saya merasa tidak percaya diri
58

14. Sering berburuk sangka terhadap orang lain


15. Saya memiliki kebiasaan jelek
16. Saya tidak peduli dengan masalah orang lain
17. Saya malas mendengarkan cerita orang lain
18. Sendiri menurut saya lebih tenang
19. Saya tidak tau cara mengembangkan bakat yang saya miliki
20. Sering merasa malu bergaul dengan lawan jenis
21. Saya mudah terpengaruh oleh teman saya

PENGENDALIAN EMOSI
1. Jika saya ada masalah di rumah sering terbawa marah-
marah di kelas
2. Ketika marah saya membanting barang-barang di sekitar
3. Ketika keinginan tidak dituruti orangtua saya tidak mau
keluar kamar 
4. Saya tidak tau bagaimana mengendalikan diri apabila
sedang marah
5. Saya mudah tersinggung dengan perkataan orang lain’
6. Saya mudah marah bila tersinggung
7. Sulit memaafkan kesalahan orang lain 
8. Saya tidak dapat menahan emosi ketika marah
9. Saya ingin sekali di kagumi
10. Saya merasa putus asa apabila melakukan kesalahan
11. Apabila saya sedang marah saya tidak mau berbicara
dengan siapapun
12. Susah tersenyum apabila sedang marah
13. Saya merasa kurang puas dengan apa yang saya miliki
14. Sering merasa curiga terhadap orang lain
15. Tidak mudah percaya terhadap orang lain 
16. Saya merasa marah bila orang yang saya sayang disakiti
59

17. Saya terlalu mudah memafkan orang lain


18. Saya susah untuk tersenyum

19. Kritik bagi salah hal yang menyakitkan 


KEPERCAYAAN DIRI
1. Saya sering gugup jika bertemu guru
2. Saya merasa orang yang paling gemuk
3. Saya merasa malu jika memakai baju kebesaran
4. Deg-deg an saat  diajak berdiskusi
5. Merasa malu apabila disuruh guru maju mengerjakan soal
6. Merasa malu jika berteman dengan orang yang lebih kaya
7. Ketika berjalan saya sering menundukkan kepala
8. Saya merasa orang yang paling kurus
9. Menyendiri di dalam kelas apabila jam istirahat
10. Selalu bertanya kepada orang lain saat mengerjakan tugas
11. Mengalihkan pandangan apabila diajak bicara
12. Terbata-bata dalam berbicara apabila guru member
pertanyaan
13. Tidak yakin dengan apa yang dikerjakan
14. Merasa malu dengan penampilan 
15. Malu jika keluar rumah dengan sepeda
16. Dalam diskusi di kelas lebih banyak diam daripada
berpendapat
17. Tidak berani dalam menyampaikan pendapat di dalam
kelas
18. Saya kurang percaya diri jika memakai jilbab
19. Sering keluar keringat dingin apabila disuruh guru maju
mengerjakan soal

20. Saya malu jika baju yang saya pakai kekecilan


MANAJEMEN WAKTU
60

1. Saya tidak bisa membagi waktu dengan baik


2. Saya bingung memprioritaskan kegiatan
3. Tidak mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari
4. Saya sering terlambat masuk sekolah
5. Saya sering tidur larut malam
6. Saya malas untuk menunggu
7. Ketika bermain suka lupa waktu belajar
8. Saya selalu tepat waktu
9. Saya sering mengulur-ulur waktu
10. Saya sering lupa ketika ada jadwal kegiatan
11. Saya sulit menolak ajakan teman saya
12. Saya ceroboh ketika terburu-buru
13. Saya selalu berusaha menepati janji
14. Saya takut tidak bisa menepati janji
15. Saya sering menunda PR
16. Saya sulit tidur tepat waktu
17. Saya sering terburu-buru
18. Saya sering lupa waktu
19. Saya sering bangun kesiangan
20. Apabila bermain HP saya jadi lupa mengerjakan PR

SOSIAL

NILAI-NILAI KEHIDUPAN
1. Menghindar apabila ada kerja bakti di desa
2. Lebih baik dirumah daripada mengikuti kegiatan di desa
3. Tidak pernah mengikuti kegiatan karang taruna
4. Mudah tersinggung dengan perkataan teman
5. Bersifat tertutup
6. Tidak dapat menerima kritikan dari orang lain
61

7. Mudah marah 
8. Merasa malu jika dilihat banyak orang
9. Merasa genggsi menolong orang lain
10. Senang menjadi pusat perhatian
11. Pernah mengambil tanaman tetangga tanpa izin 
12. Pernah melanggar kesusilaan seperti pacaran yang
berlebihan
13. Pernah mengambil barang teman
14. Ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai
15. Pernah dimarahi orangtua karena pulang telat dan tanpa
izin
16.  Ketika berangkat ke sekolah jarang pamit
17.  Tidak suka bertegur sapa
18.  Tidak pernah membantu orangtua di rumah
19.  Merasa selalu bisa tanpa bantuan orang lain
20.  Sukar untuk menetap pada satu pilihan

ETIKA PERGAULAN
1. Sukar berteman dengan lawan jenis 
2. Bebas keluar malam setiap hari
3. Lebih suka berteman dengan lawan jenis
4. Ingin diberi kebebasan dalam berteman’
5. Suka berteman dengan teman yang memiliki sifat sama
6. Memilih teman dengan melihat kesukaan yang sama
7. Takut berteman dengan lawan jenis 
8. Ingin tampil berbeda dengan orang lain agar menarik
perhatian lawan jenis
9. Sering dilarang keluar malam
10. Tidak boleh berteman dengan lawan jenis
11. Orangtua membatasi saya dalam memilih teman
62

12. Hanya boleh berteman dengan orang yang agamanya sama


13. Berpenampilan beda dari teman yang lain
14. Orang tua membiarkan saya berteman dengan siapapun
15. Senang menjadi pemimpin dalam berteman
16.  Lebih senang berteman di dunia maya
17.  Sulit untuk jujur ketika berteman
18.  Saya merasa kurang adil bila berteman
19.  Sering bermain di rumah teman 
20.  Sering keluar dengan teman

INTERAKSI SOSIAL
1. Tidak senang bermain dalam kelompok
2. Sulit berkomunikasi dengan orang lain
3. Sulit akrab dengan orang baru
4. Takut berhadapan dengan banyak orang
5. Merasa malu bila diajak bicara
6. Sering gagal dalam usaha mencari teman
7. Takut berteman dengan kakak kelas
8. Tidak akrab dengan kakak atau adik kelas
9. Tidak akrab dengan adik kelas
10. Jarang diajak bermain bersama teman
11. Merasa tidak disenangi teman-teman diluar sekolah
12. Jarang menyapa guru
13. Kurang bisa akrab dengan guru di sekolah
14. Kurang senang dengan teman pendiam
15. Hanya senang berteman dengan teman sekelas saja
16. Kurang akrab dengan tetangga di sekitar rumah
17. Sering gugup bila menyampaikan pendapat
18. Jarang menyapa duluan bila bertemu teman
19. Merasa tidak disenangi kawan-kawan di luar sekolah
63

20. Sering tidak sabar 

PENYESUAIAN DIRI
1. Sulit menyesesuaikan diri dengan lingkungan baru
2. Sering gelisah ketika berada di lingkungan baru
3. Bingung dan banyak diam ketika berada di lingkungan baru
4. Pelajaran yang bersifat menghafal ayat-ayat sukar bagi
saya
5. Kadang minder dengan teman yang lancar mengaji 
6. Pelajaran yang bersifat menghitung sulit bagi saya
7. Sulit menerima teman bila tidak banyak kesamaan
8. Kurang percaya diri dalam bergaul
9. Pelajaran disekolaan terlalu membosankan
10. Bahan pelajaran sulit dikuasai
11. Didalam kelas sering melamun
12. Mudah marah bila tersinggung
13. Sulit mendapat teman yang cocok dengan saya di kelas
14. Mudah tersinggung dengan perkkataan orang lain
15. Takut dengan lingkungan baru
16. Bersifat tertutup bila baru berteman dengan teman baru
17. Sulit menyesuaikan diri dengan teman beda kelas 
18.  Saya tidak suka masuk sekolah
19.  Saya ingin pindah ke kelas lain
20.  Saya tidak nyaman dengan kebisingan

ALTRUISME
1. Merasa acuh tak acuh dengan orang lain
2. Kurang ada tenggang rasa 
3. Sulit memaafkan teman ketika salah
64

4. Membiarkan orang kesusahan


5. Senang mendengar penderitaan orang lain
6. Ketika ada yang menanyakan alamat terkadang saya pura-
pura tidak tau
7. Ketika ada pengemis saya tidak pernah member uang
8. Saya merasa orang lain tidak butuh bantuan dari saya
9. Saya merasa kurang mampu untuk membantu orang lain
10. Saya takut bila dikritik
11. Saya tidak pernah tau jika ada tetangga yang sakit
12. Jarang menjenguk teman yang lagi sakit
13. Jika terburu-buru saya membiarkan orang yang jatuh di
jalan
14. Saya jarang meminjami alat tulis kepada teman
15. Saya takut dicemooh
16. Membiarkan teman yang sedang sedih
17. Membiarkan teman yang sedang menangis di kelas
18. Membiarkan teman yang sedang bertengkar di kelas
19. Enggan menerima tamu
20. Tidak suka pilihan
65

REKAPITULASI HASIL HITUNG DCM


SMP YAPEMRI - DEPOK
KELAS 8.2

BIDANG PRIBADI BIDANG SOSIAL HASIL

PENGENDALIAN EMOSI

MANAJEMEN WAKTU
KEPERCAYAAN DIRI

NILAI2 KEHIDUPAN

PENYESUAIAN DIRI
PEMAHAMAN DIRI

ETIKA PERGAULAN

INTERAKSI SOSIAL
KEDISIPLINAN

ALTRUISME

PRIBADI
NO NAMA SISWA

SOSIAL
1 Hendry Dwi PW 15% 38% 11% 25% 30% 0% 45% 15% 5% 5% 119% 70%
2 Abdul Azzis R 20% 52% 21% 30% 25% 20% 25% 25% 60% 20% 148% 150%
3 Asyifa Dwi S 40% 86% 79% 55% 75% 40% 45% 70% 80% 40% 335% 275%
4 Rahilah Akmal 25% 76% 58% 80% 55% 55% 40% 85% 90% 55% 294% 325%
5 Lembayung Nara A.W 5% 33% 26% 10% 40% 20% 20% 10% 10% 15% 115% 75%
6 Grace Safiral 30% 52% 53% 40% 75% 45% 30% 10% 15% 25% 250% 125%
7 Dinda Alyera R 25% 86% 74% 85% 90% 45% 40% 85% 70% 55% 359% 295%
8 Radit 55% 100% 47% 60% 95% 55% 40% 40% 60% 40% 357% 235%
9 Anisa Rahayu 65% 76% 74% 35% 85% 40% 30% 55% 65% 45% 335% 235%
10 Dikta Diwa Sakti 55% 35% 16% 40% 60% 25% 25% 15% 15% 10% 206% 90%
11 Kayla Putri A 25% 76% 74% 45% 50% 65% 40% 85% 70% 65% 270% 325%
12 Agus 50% 52% 37% 35% 65% 25% 35% 65% 70% 55% 239% 250%
13 Chico Airasya 35% 57% 68% 1% 50% 60% 30% 75% 80% 80% 211% 325%
14 Dwi Arya 75% 38% 58% 45% 75% 25% 95% 30% 0% 0% 291% 150%
15 Wahyu Alamsyah 60% 90% 68% 60% 90% 55% 65% 65% 80% 30% 369% 295%
16 Arkan Agesta 50% 81% 37% 60% 55% 45% 25% 30% 45% 60% 283% 205%
17 Akram Ahnafia 40% 38% 11% 10% 30% 0% 5% 15% 5% 10% 129% 35%
18 Faris Rasendriya H 55% 62% 32% 35% 70% 30% 45% 15% 40% 0% 253% 130%
19 Shafira Ramadhan 25% 24% 26% 25% 55% 20% 5% 30% 50% 10% 155% 115%
20 Ayomi Indirasanti 20% 33% 58% 35% 40% 25% 10% 35% 65% 35% 186% 170%
TOTAL 770% 1187% 926% 811% 1210% 695% 695% 855% 975% 655% 4904% 3875%
Prosentase Kelas 39% 59% 46% 41% 61% 35% 35% 43% 49% 33% 245% 194%
66

b. Himpunan Data

DATA PRIBADI SISWA


IDENTITAS SISWA

No. URAIAN KETERANGAN

1 Nama Lengkap

2 Nama Panggilan

3 Kelas

4 Jenis Kelamin

5. Jml Bersaudara

6. No. induk

7. Golongan Darah

8. Agama

9. Tempat, Tanggal Lahir

10. Alamat Rumah

11. No. Tlp. Rumah

12. Tinggi

13. Berat Badan

14. Hobi

15. Asal Sekolah


67

IDENTITAS ORANG TUA 

No. URAIAN KETERANGAN

1 Nama Ayah

2 Tempat Tanggal Lahir

3 Agama

4 Alamat rumah

5. Pekerjaan

6. Jml. Penghasilan

7. Nama Ayah

8. Tempat Tanggal Lahir

9. Agama

10. Alamat rumah

11. Pekerjaan

12. Jml. Penghasilan

TEMAN AKRAB

NAMA DI SEKOLAH DIRUMAH

a.

b.

c.
68

d.

KETERANGAN LAIN

1. Jumlah Saudara laki-laki :


2. Jumlah Saudara perempuan :
3. Jumlah Saudara yg sudah berkeluarga :
4. Jumlah Saudara yg masih menjadi tanggungan orang tua :
5. Jumlah Saudara yg sudah bekerja :
6. Sakit keras yang /pernah diderita
:
7. Kecakapan khusus/prrestasi yg pernah dicapai
:
8. Intelegencia (IQ)
9. Pernah mendapatkan beasiswa :
10. Jarak dari rumah ke sekolah :
11. Kesulitan :

Demikian keterangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk kepentingan


study saya

………………………….

(siswa yg membuat)
69

BAB IV
LAPORAN TUGAS INDIVIDU

A. ROSILLA OKTAFIANI (201901500739)

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTAKU
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP YAPEMRI DEPOK
Jl. Agung Ujung No. 3 Depok Timur, ABADIJAYA, Kec. Sukmajaya, Kota Depok Prov. Jawa Barat

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Komponen  Layanan Dasar

B Bidang Layanan Sosial

C Topik / Tema Layanan Stop Bullying !

D Fungsi Layanan Pemahaman

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli  mampu memahami tentang bullying, bahaya perilaku bullying serta berani
melawan tindakan bullying

F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bullying


2. Peserta didik/konseli dapat memahami sebab-sebab dan dampak negatif bullyng
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara mencegah dan melawan bullying

G Sasaran Layanan Kelas 8

H Materi Layanan 1. Pengertian bullying


2. Sebab-sebab dan dampak negatif bullying
3. Cara mencegah dan melawan bullying
I Waktu  2 Kali Pertemuan x  45 Menit
70

J Sumber Materi 1.  Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMP-MTs kelas 8,
Yogyakarta, Paramitra Publishing
2.  Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling bidang sosial,
Yogyakarta, Paramitra
3.  Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4.  Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam Bimbingan dan
Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

L Media / Alat  L Power Point,  Stop Bullying !

M Pelaksanaan

1. Tahap Awal /Pedahuluan

a.   Pernyataan Tujuan 1.  Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa
2.  Membina hubungan baik dengan peserta didik 
      (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3.   Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai 

b.  Penjelasan tentang1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab peserta didik
langkah-langkah 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan melakukan kegiatan selama 1 jam
kegiatan pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan baik.

c. Mengarahkan
Guru BK/Konselor memberikan penejelasan tentang topik yang akan dibicarakan
kegiatan (konsolidasi)

d. Tahap peralihan  Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan kegiatan, dan memulai ke
     ( Transisi) tahap inti

2. Tahap Inti

a. Kegiata 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)


n peserta didik 2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya,
dan seterusnya bergantian sampai selesai.

b. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan 
BK/Konselor 2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6 kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses layanan

3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan


2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan  kemanfaatan dan
kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik bersyukur/berdoa dan
mengakhiri dengan salam
71

NEvaluasi

1.  Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi :
1.  Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2.  Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3.  Mengamati  cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya
4.  Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan terhadap pertanyaan guru BK

2.  Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :
1.  Evaluasi tentang  suasana pertemuan  dengan instrumen: menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2.  Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
3.  Evaluasi terhadap cara Guru BK  dalam  menyampaikan materi: mudah dipahami/tidak
mudah/sulit dipahami
4.  Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa

Depok, 7 November
2022
Mengetahui
Kepala Sekolah SMP YAPEMRI Guru BK

Drs. Hadianto Konselor, M.Pd.Kons.                                     Rosila Oktafiani


NIP  19640209 199203 1 003                 NPM 201901500739

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTAKU
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP YAPEMRI DEPOK
Jl. Agung Ujung No. 3 Depok Timur, ABADIJAYA, Kec. Sukmajaya, Kota Depok Prov. Jawa Barat

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


72

BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Komponen  : Layanan Dasar

Bidang Layanan : Sosial

Topik / Tema Layanan : Pengertian BK

Kelas / Semester : 7 / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

A Komponen  Layanan Dasar

B Bidang Layanan Sosial

C Topik / Tema Layanan Pengertian BK

D Fungsi Layanan Pemahaman

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu menyesuaikan diri serta


beradaptasi secara baik berkaitan dengan lingkungan
sekolah baru

F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat beradaptasi dengan


teman, guru, karyawan di sekolah 
2. Pesera didik/konseli memahami dan belajar
menyesuaiakan diri terhadap lingkungan sekolah yang
baru
3. Peserta didik/konseli dapat memahami persiapan
belajar dalam mengikuti KBM

G Sasaran Layanan kelas 7

H Materi Layanan 1. Penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah


yang baru
2. Belajar menyesuaikan diri 
3. Persiapan belajar dalam mengikuti KBM
4. Belajar mandiri
I Waktu  2 Kali Pertemuan x  45 Menit

J Sumber Materi 1.  Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan


dan Konseling untuk SMP-MTs kelas 7, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang sosial, Yogyakarta,
Paramitra 
3. Pietono, Yan Djoko. 2015. Anakku Bisa Brilliant(Sukses
Belajar Menuju Brilliant).Jakarta: Bumi Aksara
4.  Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
73

dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

L Media / Alat  LCD, Power Point, Adaptasi di lingkungan sekolah baru

M Pelaksanaan

1. Tahap Awal /Pedahuluan

a.   Pernyataan Tujuan 1.  Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa
2.  Membina hubungan baik dengan peserta didik 
      (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3.   Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai 

b.  Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung
jawab peserta didik
2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.

c. Mengarahkan kegiatan (konsolidasi) Guru BK/Konselor memberikan penejelasan tentang topik yang akan
dibicarakan

d. Tahap peralihan  Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik


     ( Transisi) melaksanakan kegiatan, dan memulai ke tahap inti

2. Tahap Inti

a. Kegiatan peserta didik 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar,


video)
2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya
kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.

b. Kegiatan Guru BK/Konselor 1. Menayangkan media slide power point yang


berhubungan dengan materi layanan 
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6
kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses
layanan

3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan


2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan
mengungkapkan  kemanfaatan dan kebermaknaan
74

kegiatan secara lisan


3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak
lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan
mengajak peserta didik bersyukur/berdoa dan
mengakhiri dengan salam

N Evaluasi

1.  Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan


memperhatikan proses yang terjadi :
1.  Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2.  Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan
3.  Mengamati  cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4.  Mengamati cara peserta didik dalam memberikan
penjelasan terhadap pertanyaan guru BK

2.  Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara
lain :
1.  Evaluasi tentang  suasana pertemuan  dengan instrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
2.  Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat
penting/kurang penting/tidak penting
3.  Evaluasi terhadap cara Guru BK  dalam  menyampaikan
materi: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4.  Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti :
menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa

Depok, 18 November 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah SMP Yapemri Depok Guru BK

Drs. Hadianto Konselor, M.Pd.Kons.                                     Rosila Oktafiani


75

B. EVY NURHAYATI (201901500409)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


76

BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Satuan Pendidikan : SMP Yapemri Semester : Ganjil

Satuan Kelas : 7, 8, 9 Tahun Pelajaran : 2021/2022

A. Tujuan perkembangan Peserta didik/ konseli dapat memahami pengertian bimbingan


konseling

B. Topic/tema layanana Bimbingan konseling

C. Bidang layanan Belajar

D. Jenis layanan Layanan orientasi

E. Fungsi layanan Pemahaman

F. Tujuan layanan Peserta didik/konseli dapat mendifinisikan pengertian bimbingan dan


konseling, peserta didik dapat mendefinisikan tujuan dari bimbingan
dan konseling , peserta didik dapat memahami manfaat bimbingan dan
konseling

G. Metode Ceramah, diskusi, dan tanya jawab

H. Waktu pertemuan 1 x 45 menit

I. Hari, tanggal Rabu, 02 November 2022

J. Tempat penyelenggaran Ruang Kelas

K. Sarana/ media Power point

L. Sumber layanan materi 1. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling Bidang Pribadi, Yogyakarta, Paramitra
2. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam
Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
M. Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa


(Alokasi waktu 5 menit) 2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti a. Berpikir
(Alokasi waktu 35 menit) 1. Guru BK/ Konnselor mengajar berpikir dengan siswa tanya
jawab seputar bimbingan dan konseling
2. Guru BK/Konselor mengajak curhat pendapat pada siswa
tentang tema “bimbingan dan konseling”
b. Merasa
1. Guru BK/ Konselor mengadaka diskusi bersama siswa
terkait perasaannya yang mereka hadapi dalam memahami
arti bimbingan dan konseling
2. Guru BK/ Konselor memberi kesempatan kepada siswa
77

untuk bertanya/berkomentar mengenai hal yang belum


dapat dipahami dan memberikan ide atau gagasan yang
ingin disampaikan
c. Bersikap
1. Guru BK/Konseor menanyakan pada siswa apa saja yang
telah ia ambil sikap terhadap bimbingan dan konseling
2. Guru BK/Konselor memberi kesempatan pada siswa
(action)
d. Bertindak
1. Guru BK/Konselor menanyakan pada siswa apa saja yang
telah ia ambil tindakan pada pemahaman bimbingan dan
konseling
2. Guru BK/Konselor memberikan motivasi pada siswa yang
belum bertindak aktif, positif dalam memahami arti
bimbingan dan konseling
e. Bertanggung Jawab
1. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya/ komentar mengenai hal yang belum dapat
dipahami dan memberikan ide atau gagasan yang ingin
disampaikan / dirasakan
2. Guru BK/Konselor menanyakan pada siswa apa saja yang
telah ia ambil dalam hal tindakan yang dapat
dipertanggung jawabkan dalam pengertian bimbingan dan
konseling
3. Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
(Alokasi waktu 5 menit) 2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam

N. Rencana Penilaian

1. Penilaian Proses Guru BK/ Konselor melakukan penilaian segera terhadap proses
pelaaksanna layanan informasinformat klasikalnya, yaitu menilai
kesungguhan/ semangat/ antusias konseli

2. Penilaian Hasil Guru BK/ Konselor melakukan penilaian segera terhadap proses
pelaksanaan layanan informasi klasikalnya, yaitu :

a. Pemahaman baru apa yang diperoleh konseli ?


(Understanding)
b. Bagaimana perasaan positif konseli? (Confort)
c. Apa rencana tindakan yang aan dilakukan konseli ? (Action)
O. Tindak Lanjut 1. Satu minggu setelah layanan, dipantau dengan memberikan
penilaian jangka pendek (Laijapen )
2. Satu bulan setelah layanan, dipantau dengan memberikan
penilaian jangka panjang ( Laijapang)
Konseli yang mengalami KES-T & membutuhkan bantuan, maka
Konselor atau Guru BK segera memberikan layanan sesuai jenis
78

layanan Bimbingan dan Konseling,

Depok, 02 November 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah SMP Yapemri Mahasiswa

Drs. Hadiyanto, M.Pd Evy Nurhayati

MATERI

Bimbingan dan Konseling, disingkat BK, adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya
ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai
upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi
perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, layanan yang diberikan oleh konselor terhadap konseli harus
didasari oleh asas-asas sebagai berikut :

a. Asas kerahasian,
b. Asas kesukarelaan,
c. Asas keterbukaan,
d. Asas kegiatan,
e. Asas kemandirian,
f. Asas kekinian,
g. Asas kedinamisan,
79

h. Asas keterpaduan,
i. Asas kenormatifan,
j. Asas keahlian,
k. Asas alih tangan kasus,
l. Asas tut wuri handayani

Komponen Layanan, Layanan bimbingan dan konseling memiliki beberapa komponen yang terbagi dalam jenis
layanan, kegiatan pendukung, dan format layanan, yaitu:
Jenis Layanan

1. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru dan objek-objek yang perlu dipelajari untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran
di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
2. Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karier/jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif,
dan bijak.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas
minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif, dan bijak.

4. Layanan Penguasaan Konten


Layanan Penguasaan Konten adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan
peminatan dirinya.
5. Layanan Penguasaan Perseorangan
Layanan Penguasaan Perseorangan adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.

6. Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan Bimbingan Kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu konseli dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier/jabatan, dan pengambilan keputusan,
serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan Konseling Kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling membantu konseli dalam pembahasan dan
pengentasan masalah yang dialami konseli melalui dinamika kelompok.
8. Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu konseli dalam meperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilakukan.
9. Layanan Mediasi
Layanan Mediasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu konseli dalam menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain. Konselor berperan juga berperan sebagai perantara
antara konseli dengan pihak lain.
10. Layanan Advokasi
Layanan Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu konseli untuk memperoleh kembali
hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang menyalahi hak-haknya.
80

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSELING INDIVIDU

Satuan Pendidikan : SMP Yapemri Semester : Ganjil


Satuan Kelas : 8.2 Tahun Pelajaran : 2021/2022

A. Tujuan perkembangan Untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadadi oleh klien mengenai
sikap malu dan tidak percaya diri

B. Topic/ tema layanan Permasalahan klien

C. Bidang layanan Pribadi

D. Fungsi layanan Fungsi Pengentasan

E. Jenis layanan Layanan konseling individu/ perorangan

F. Tujuan layanan Untuk dapat mengentaskan permasalah yang dihadapi


81

G. Metode Wawancara tatap muka, Tanya jawab

H. Hari, tanggal Rabu, 09 November 2022

I. Waktu pertemuan 1 X 45 Menit

J. Tempat penyelenggaran Ruang Bk

K. Materi Permasalahan klien

L. Sumber materi Prof. Dr. H. Sofyan S. Willis, M.Pd. 2014. Konseling Individual Teori dan
Praktek. Bandung. Alfabeta

M. Media/alat Meja, kursi, kertas, pulpen

N. Langkah kegiatan

1. Pendahuluan a. Menyambut klien dan memberikan senyum salam sapa


b. Meminta klien untuk duduk
c. Meminta klien untuk mengisi form identitas diri
d. Menanyakan kabar kepada klien dan membuat nyaman dalam proses
konseling
2. Kegiatan inti a. berpikir :
1. Guru BK/Konselor mengajak siswa berpikir dengan melakukan sesi
bertanya dan menjawab mengenai permasalah yang sedang dihadapi
b. merasa :
1. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
apa yang sedang dihadapi dan dirasakan klien saat ini
c. Bersikap :
1. Guru BK/Konselor menanyakan pada siswa bagaimana sikap siswa
terhadap usaha memahami mengenai permasalahan yang ada didalam
dirinya
d. bertindak :
1. Guru BK/Konselor menanyakan apa saja tindakan yang akan di lakukan
atau usaha apa yang harus dilakukan oleh siswa setelah mendapat kegiatan
konseling
2. Guru BK/Konselor memberikan motivasi atau pengertian kepada siswa
yang belum dapat berusaha atau belum bertindak aktif serta positif
e. bertanggungjawab :
1. Guru BK/Konselor bertanya dan kemudian memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan tindakan apa saja dalam rangka
mengentaskan permasalahn yang dihadapi oleh klien
3. Penutup a. Guru BK/Konselor menyimpulkan kegiatan konseling
b. Guru BK/Konselor memberi motivasi
c. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan memberikan form
penilaian pada akhir proses konseling
O. Rencana penilaian Menggunakan penilaian : Laiseg

1. Penilaian proses Guru BK/Konselor melakukan penilaian terhadap proses konseling dan
bagaimana respon dalam klien memecahkan setiap permasalahan yang
82

dihadapinya

2. Penilaian hasil BK/Konslor melakukan penilaian terhadap proses pelaksanaan layanan informasi
format klasikal, yaitu :

1. Pemahaman apa yang diperoleh konseli


2. bagaimana perasaan konseli
3. apa rencana dan tindakan konseli selanjutnya
P. Tindak lanjut Setelah melakukan Laiseg, konseli yang mengalami KES-T membutuhkan
bantuan, maka konselor atau guru BK segera memberikan layanan sesuai dengan
masalah konseli dan disesuaikan dalam penerapan layanan bimbingan dan
konselingnya

Depok, 09 November 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah SMP Yapemri Mahasiswa

Drs. Hadiyanto, M.Pd Evy Nurhayati

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
83

1. Nama Konseli :AO


2. Kelas / Semester : 8.2 / Ganjil
3. Hari / Tanggal : Rabu / 09 November 2022
4. Pertemuan ke :1
5. Durasi waktu : 45 menit
6. Tempat : Ruang Bk
7. Pendekatan dan teknik konseling yang digunakan : Pendekatan Client-Centered

Jakarta, 09 November 2022

Mengetahui. Mahasiswa PPL


Guru Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan Konseling

Syefudin Zuhri, S.Pd Evy Nurhayati

DATA DIRI KLIEN

A. INFORMASI KLIEN

Nama : Ani Octavia Agama : Islam


Umur : 15 Tahun Alamat: Jl. Nangka raya Cimanggis
Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Sunda
84

Status : Siswa

HAL YANG INGIN DIDISKUSIKAN DENGAN KONSELOR/GURU BK (Centang (V) yang sesuai)

Asmara Individu Kebimbangan

Hubungan Kepribadian V Kdrt


Sosial

Keluarga Obsesi Ekonomi

Kekerasaan Trauma Bunuh diri


Anak

Kesepian Kegelisahan Penyalahgunaan obat

Kerohanian Karir Dll …

Pernikahan Akademik/ belajar

Anak motivasi

- Pernahkah anda melakukan konseling sebelumnya ? Tidak - Jika ada,


- Tuliskan obat-obatan yang anda gunakan saat ini : ……………………………………………………

INFORMASI TAMBAHAN

1. Uraikan kelebihan yang menurut anda ada pada diri anda :


Saya suka bernyanyi

2. Uraikan 3 kelemahan yang menurut anda ada pada diri anda :


- Tidak percaya diri
- Pemalu
- sukit di ajak diskusi

DIISI OLEH PELAKSANA LAYANAN

A. MASALAH YANG DIBAHAS :


Siswa menjelaskan bahwa yang dialami saat ini adalah dai sangat tidak percaya diri dan malu, ketika teman teman
sedang diskusi dia sulit untuk menyimbangankan atau malu untuk berpendapat

B. DESKRIPSI SINGKAT MASALAH :


85

1) Masalah tidak percaya diri

C. HASIL PEMBAHASAAN/PENGENTASAN MASALAH :


Siswa akan berusaha mengentaskan permasalahan yang ada dalam dirinya serta berusaha untuk lebih bersosialisasi
dengan teman teman nya dan juga untuk dapat lebih pervaya diri dalam akademik.

Jakarta, 09 november 2022

Pelaksaana Layanan

Evy Nurhayati

LAPORAN KONSELING PERORAGAN

1) Identitas Pribadi
Nama : Ani Octavia
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
86

No Hp/Tlp : -
Status : Pelajar
Alamat : Jl. Nangka Raya Cimanggis

2) Masalah Konseli
merupakan siswa di sekolah tersebut. Dia merasa bahwa dirinya tidak percaya diri untuk dapat diskusi dan
berbicara di depan kelas dan juga kurangnya bersosialisasai dengan teman temannya yang lain

3) Gambaran Masalah
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh konselor dan klien, klien merasa sangat pemalu dan tidak percaya
diri

4) Hubungan Awal
Hubungan awal dalam pelaksanaan konseling yakni konselor mengupayakan klien agar dapat percaya pada
dirinya sendiri dan lebih bersosialisasi dengan teman temannya.

5) Pengkajian Keadaan Awal


Setelah konseling, keadaan konseli merasa bahwa ia lebih baik dari sebelumnya, karena telah menceritakan
masalah ini.

6) Penetapan apa yang akan diubah


Penetapan yang akan yaitu perilaku yang kurang negatif agar dapat menjadi siswa yang efektif dan tidak
pemalu.
Tujuannya agar klien segera mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapinya.

7) Rencana Usaha mencapai Tujuan


a) Pelaksaan Usaha Waktu Pelayanan Layanan :
Hari / Tanggal : Rabu, 09 november 2022
Waktu : 09.00-09.30
Tempat : Ruang Bimbingan dan Konseling

PENILAIAN HASIL SEGERA (LAISEG)


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Hari/Tanggal Layanan : Rabu, 09 november 2022


Format Layanan : Klasikal
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Pemberi Layanan : Evy Nurhayati
87

Isilah Titik-Titik Di Bawah Ini Dengan Singkat !!!!


1) Topik Apakah Yang Telah Di Bahas Melalui Layanan Tersebut ? Topik yang dibahas yaitu tentang
masalah kurangnya percaya diri dan sifat malu
2) Hal-Hal Atau Pemahaman Baru Apakah Yang Anda Peroleh Dari Layanan Tersebut ? Pada saat proses
konseling mendapatkan pemahaman tentang bagaimana cara untuk lebih pd dan percaya atas
kemampuan diri sendiri
3) Bagaimanakah Perasaan Anda Setelah Mengikuti Layanan Tersebut ? Perasaan yang saya rasakan ada
teman untuk diajak bercerita secara lebih serius dan saya merasa jauh lebih baik dari biasanya
4) Hal-Hal Apa Yang Anda Lakukan Setelah Mengikuti Layanan Tersebut ? Hal yang dilakukan ialah
untuk dapat bersosialisasi lebih baik lagi
5) Apakah Layanan Yang Anda Ikuti Berkaitan Langsung Dengan Masalah Yang Sedang Anda Alami ?
Berkaitan langsung, sehingga masalah saya dapat terentaskan dengan baik melalui bantuan yang
diberkan oleh Guru BK
6) Tanggapan, Saran, Atau Harapan Apa Yang Ingin Anda Sampaikan Kepada Pemberi Layanan ?
Terimakasih sudah mendegarkan segala permasalahan, membantu bagaimana cara menghadapi dan
mengentaskan masalah, saya harap masalah saya bias terentaskan sebaik mungkin karena adanya
layanan yang telah diberikan ini.

Dokumentasi kegiatan
88

Konseling Individu

C. DESTRINA RAHMASARI
89

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SMP YAPEMRI DEPOK

A Komponen Layanan informasi

B Bidang Layanan Belajar

C Topik / Tema Layanan Belajar gaya hidup sehat disekolah

D Fungsi Layanan Pemahaman

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
serta dapat belajar secara efektif dan efisien

F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengetian belajar


2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar
3. Peserta didk/konseli dapat memahami strategi belajar efektif dan efisien
G Sasaran Layanan Kelas 7,8,9

H Materi Layanan 1. Pengertian gaya hidup


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
3. Indikator gaya hidup
4. Cara menjaga pola hidup disekolah
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit

J Sumber Materi
https://promkes.kemkes.go.id/content/?p=1642

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

L Media / Alat LCD, Power Point, Cara belajar efektif dan efisien

M Pelaksanaan

Tahap Uraian Kegiatan

1. Membuka dengan salam dan berdoa


2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
Pedahuluan 4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik

1. Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi
layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2. Tahap Inti 5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
90

7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain


menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi
layanan
2. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi

1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang
terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan guru BK

2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :


1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan : mudah
dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti

Depok, 22 November 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Mahasiswa,

Drs. Hadiyanto, M.Pd. Destrina Rahmasari

Gaya Hidup

A. Pengertian

Gaya hidup atau Lifestyle adalah gambaran tingkah laku, pola dan cara hidup yang ditunjukkan bagaimana aktivitas
seseorang, minat dan ketertarikan serta apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri sehingga membedakan
statusnya dari orang lain dan lingkungan melalui lambang-lambang sosial yang mereka miliki.
Gaya hidup adalah seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Gaya
hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat. Sedangkan dari sisi ekonomi, gaya
hidup adalah perilaku seseorang dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya.
Gaya hidup berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Gaya hidup menjadi upaya untuk membuat
diri menjadi eksis dengan cara tertentu dan berbeda dari kelompok lain. Berdasarkan pengalaman sendiri yang
diperbandingkan dengan realitas sosial, individu memilih rangkaian tindakan dan penampilan mana yang menurutnya
sesuai dan mana yang tidak sesuai untuk ditampilkan dengan ruang sosial.
91

Berikut ini beberapa pengertian dan definisi gaya hidup dari beberapa sumber buku:

1. Menurut Sumarwan (2011:57), Gaya hidup sering digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari seseorang
(activities, interests, and opinions). Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang
mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuakan dengan perubahan hidupnya.
2. Menurut Weber (Damsar, 2002:120), gaya hidup merupakan selera pengikat kelompok dalam (in group) aktor-aktor
kolektif atau kelompok status, berkompetisi ditandai dengan kemampuan untuk memonopoli sumber-sumber budaya.
3. Menurut Plummer (1983:131), gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
4. Menurut Kotler dan Keller (2012:192), Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.
B. Jenis-jenis Gaya Hidup

Menurut Mowen dan Minor, terdapat sembilan jenis gaya hidup yaitu sebagai berikut (Sumarwan, 2011:45):

 Funcionalists. Menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting. Pendidikan rata-rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan
pekerja kasar (buruh). Berusia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak.
 Nurturers. Muda dan berpendapatan rendah. Mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun rumahtangga
dan nilai-nilai keluarga. Pendidikan diatas rata-rata.
 Aspirers. Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk
barang-barang berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik Yuppie klasik. Pendidikan tinggi, pekerja
kantor, menikah tanpa anak.
 Experientials. Membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barangbarang hiburan, hobi, dan kesenangan
(convenience). Pendidikan rata-rata, tetapi pendapatannya diatas rata-rata karena mereka adalah pekerja kantor.
 Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya dan berpendidikan tinggi. Pendapatan tertinggi dari
kesembilan kelompok. Menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri. Menghabiskan uang di atas
rata-rata untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
 Moral majority. Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja. Berada pada tahap
empty-nest. Pendapatan tertinggi kedua. Pencari nafkah tunggal.
 The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi pendapatannya tertinggi ketiga. Melakukan pembelian
tempat tinggal kedua. Melakukan pengeluaran yang besar pada produk-produk padat modal dan hiburan.
 Sustainers. Kelompok orang dewasa dan tertua. Sudah pensiun. Tingkat pendapatan terbesar dibelanjakan untuk
kebutuhan sehari-hari dan alkohol. Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.
 Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah. Persentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan
merupakan keluarga-keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal jumlahnya di atas rata-rata kelompok
minoritas.

C. Indikator dan Pengukuran Gaya Hidup

Kegiatan (Activity) adalah apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa
yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut
jarang dapat diukur secara langsung.
Minat (Interest) adalah objek peristiwa, atau topik dalam tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus
maupun terus-menerus kepadanya. Interest dapat berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup konsumen
tersebut. Minat merupakan apa yang konsumen anggap menarik untuk meluangkan waktu dan mengeluarkan uang. Minat
merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
92

Opini (Opinion) adalah pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi
dan sosial. Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai
maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi
ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.
Pengukuran gaya hidup dapat dilakukan dengan psikografik (psychographic). Menurut Sumarwan (2011:58),
psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup yang bisa memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa
dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.
Analisis psikografik biasanya digunakan untuk melihat segmen pasar dan segmen konsumen dalam hal kehidupan
mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion)
atau pernyataan untuk menggambarkan aktifitas, minat, dan opini konsumen.

D. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Menurut Amstrong faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang adalah sikap, pengalaman dan
pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, persepsi, kelompok referensi, kelas sosial, keluarga dan kebudayaan
(Nugraheni, 2003:15). Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah sebagai
berikut:

 Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap
suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
 Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman
dapat diperoleh dari semua tindakannya di 1masa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat
memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
 Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan
perilaku dari setiap individu.
 Konsep Diri. Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi
pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image
merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai
inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya.
 Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise
merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
 Persepsi. Persepsi adalah proses di mana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk
membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Memperkenalkan dunia kesehatan pada anak-anak di sekolah, seharusnya tidak terlalu susah karena pada
umumnya tiap sekolah sudah memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Pengertian UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79
tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
UKS bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menyiptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
PHBS di Sekolah
Ruang lingkup dan tujuan UKS tidak lain mengarah pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
sekolah. Karena terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat
93

lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran.Sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Indikator PHBS di Sekolah

 Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.


 Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
 Olahraga yang teratur dan terukur.
 Memberantas jentik nyamuk.
 Tidak merokok di sekolah
 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
 Membuang sampah pada tempatnya.

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SMP YAPEMRI DEPOK

A Komponen Layanan Dasar

B Bidang Layanan Belajar

C Topik / Tema Layanan Belajar efektif dan efisien

D Fungsi Layanan Pemahaman

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar serta dapat belajar secara efektif dan efisien
94

F Tujuan Khusus 4. Peserta didik/konseli dapat memahami pengetian belajar


5. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar
6. Peserta didk/konseli dapat memahami strategi belajar efektif dan efisien
G Sasaran Layanan Kelas 8

H Materi Layanan 5. Pengertian belajar


6. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
7. Strategi belajar efektif dan efisien
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit

J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk
SMP-MTs kelas 8, Yogyakarta, Paramitra Publishing
2. http://mintotulus.wordpress.com
3.https://sdnwarungboto.sch.id/read/5/cara-belajar-efektif-dan-efisien-belajar-
jadi-lebih-menyenangkan

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

L Media / Alat LCD, Power Point, Cara belajar efektif dan efisien

M Pelaksanaan

Tahap Uraian Kegiatan

5. Membuka dengan salam dan berdoa


6. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 7. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
Pedahuluan 8. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik

8. Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan


materi layanan
9. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
10. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
11. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2. Tahap Inti 12. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
13. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
14. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup 4. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan
materi layanan
5. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
6. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi

1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang
terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas yang
sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
95

3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya


4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan guru BK

2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :


1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan : mudah
dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti

Depok, 15 November 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah Mahasiswa

Destrina Rahmasari

Lampiran 1. Uraian Materi

CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN


Pengertian belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif
adalah melalui penglaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104).
Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang terjadi melalui suatu tahapan-tahapan
yang pada akhirnya menjadi suatu hasil belajar. Misalnya: Seorang anak yang ingin dapat berjalan, maka ia mulai dilatih
oleh orangtua, merangkak, berdiri,dituntun untuk mulai melangkah yang pada akhirnya si anak bisa mulai berdiri dan mulai
sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya dan kemudian ia mulai dapat berjalan dengan sempurna.
Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui,dapat serta memahami sesuatu dengan baik maka ia harus
melalui proses yang disebut proses belajar. Proses belajar akan menghasilkan perubahan yang bersifat “Intensional
(disengaja)”,positif,aktif,efisien,efektif dan fungsional.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
96

Belajar itu merupakan aktivitas fisik dan mental yang tidak berdiri sendiri, tetapi keberhasilan belajar ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam diri sendiri (faktor Internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal).
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
Kondisi internal

Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi :
1. Fisik / Jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila dikatakan sehat,maka akan mempengaruhi
aktivitas dan hasil belajarnya. Misalnya : siswa kondisi sakit : secara tiba-tiba terjadi sakit kepala,sakit perut, siswa
sedang menjalani perawatan operasi, amandel,jantung,paru-paru,kecelakaan lalu lintas sejenisnya

2. Psikis / Kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiwaan seseorang dalam belajar kurang stabil,maka akan mempengaruhi
aktivitas belajar dan hasil belajarnya. Misalnya : Siswa diliputi rasa ketakutan, kecemasan, adanya konflik-konflik
batin, diliputi rasa kekecewaan,serta gangguan psikis lainnya.
3. Adanya Kemauan ( Niat ) yang muncul dari daalam diri individu. Dan kemauan atau niat tersebut benar-benar tulus.
Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya..Misalnya : Siswa niat belajar dengan sungguh-
sungguh karena belajar/ sekolah itu merupakan suatu kebutuhan diri sendiri apabila ingin mencapai masa depan yang
gemilang. Siswa juga berniat bahwa : “saya harus menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam sekolah dan karir
saya”. “Saya tidak boleh bermalas malasan dalam hidup ini, saya harus bekerja keras”.
4. Kecerdasan ( IQ)
Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seseorang. Seseorang yang
dikategorikan mempunyai IQ Normal (100-110) menurut hasil psykhotes),maka ia disimpulkan akan mampu
mengikuti belajar di sekolah-sekolah umum dengan lancar, selama ia tidak mengalami gangguan-gangguan lainnya.
Demikian juga apabila seseorang mempunyai kecerdasan dibawah normal, tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan
hasil belajar disekolah jika dibanding dengan seseorang yang berkecerdasan normal.
5. Minat
Minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adalah tertarik yang kuat terhadap obyek tertentu.
Apabila seseorang dalam belajarnya sudah tidak mempunyai rasa ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang
dipelajari tentunya aktivitas dan hasil belajar yang dicapai juga tidak optimal. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena
itu perlu seseorang terus menerus untuk belajar mencintai,menyenangi suatu obyek belajar sehingga pada akhirnya
mampu dengan seutuhnya tertarik yang kuat dan mencintai dengan setulus-tulusnya obyek belajar tersebut, yang pada
akhirnya motivasi belajar semakin meningkat untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya.
6.  Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai suatu hasil tertentu / suatu perbuatan.
Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi Internal adalah
dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang. Misalnya ; Belajar adalah suatu kebutuhan untuk masa depan, dan
sejenisnya. Sedangkan motivasi eksterinsik adalah dorongan yang dilakukan oleh seseorang karena adanya faktor dari
luar. Misalnya : Hadiah/Reward. Siswa akan dapat hadiah apabila nilai hasil belajarnya di atas 80. Kedua motivasi
tersebut sudah dilaksanakan baik oleh orangtua,guru atau suatu lembaga. Alangkah baiknya seseorang memiliki
motivasi internal yang kuat, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.

Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi lingkungan adalah keadaan alam
sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajarnya baik lingkungan personal maupun lingkungan-lingkungan
material (sarana prasarana). Kondisi eksternal tersebut yaitu :
1. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana penunjang keberhasilan belajar juga mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seseorang.
Sarana dan prasarana ini juga bisa dari siswa dan dari lembaga pendidikan. Misalnya di rumah mempunyai sarana
dan prasarana penunjang keberhasilan belajar, sedangkan di sekolah sarana dan prasarana penunjang belajar juga
97

lengkap, maka kemungkinan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal akan tercapai. Sarana dan prasarana
belajar misalnya ; buku-buku paket, buku catatan,ruang laboratorium, komputer, laptop, conect internet (hotspot),
dan sejenisnya
2.  Lingkungan Sekitar
Lingkungan dimana individu tinggal dan lingkungan bermain individu akan sangat mempengaruhi aktivitas
dan hasil belajar. Apabila lingkungan sekitar sangat mendukung kemajuan individu,maka keberhasilan belajar
dapat tercapai. Demikian juga sebaliknya, termasuk didalamnya adalah lingkungan bermain dan kelompok
individu. Oleh sebab itu seseorang harus bijak dalam menyikapi dirinya untuk hidup bermasyarakat, artinya
mampu memilih mana yang bermanfaat dan mana yang tidak.

Ada 3 hal yang mendukung terhadap cara belajar efektif diantaranya :


1. Belajar Mandiri
Yaitu sebuah konsep pembelajaran atas inisiatif sendiri bukan belajar sendiri, kedua hal itu sangat berbeda artinya,
yang benar adalah belajar atas inisiatif diri sendiri karena dengan begitu diri kita akan merasa teringat akan hal yang
kita pelajari karena kita tertarik pada hal tersebut. Cara ini adalah cara paling efektif untuk belajar sehingga kita
terus mengingatnya, tetapi cara ini juga sangat sulit karena butuh kemauan pada dirinya sendiri. Dan kemauan itu
tumbuh dengan sendirinya karena kebiasaan diri orang tersebut.
2. Media belajar
Media belajar adalah sebuah sarana kita yang akan membantu kita dalam belajar karena kita tinggal membaca dari
media itu sehingga kita sudah tinggal memahami hal tersebut ini juga butuh kita cari sesuai yang akan kita pelajari.
Bentuk sumber belajar banyak diantaranya ; buku, transparansi, film dengan topik tertentu, internet, dan sebagainya.
3. Strategi atau cara belajar
Strategi belajar efektif sangat penting untuk mencapai presatasi belajar yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa
strategi dalam belajar supaya efektif dan efisein, diantaranya :
Strategi Belajar Efeketif dan Efisien
1. Siapkan buku-buku materi pelajaran yang akan dipelajari dan kumpulkan dengan rapi di atas meja belajar.
2. Mulailah pelajari buku paket atau buku catatan untuk jam pertama dan seterusnya
3. Jangan terlalu lama membaca buku pelajaran, uapayakan kira-kira 20 menit
4. Pahami setiap alenia materi yang dipelajari
5. Catat hal-hal yang penting dalam buku anda,jika belum dimengerti maka tanyakan pada guru atau teman yang
mengerti
6. Untuk pelajaran non eksakta ( yang tidak menggunakan rumus-rumus), cobalah sambil berbicara sendiri layaknya
seorang guru ketika berdiri di depan kelas. Hal itu untuk menguji berapa persen anda menguasai materi yang baru
dipelajari.
7. Untuk pelajaran eksakta (menggunakan rumus-rumus), upayakan anda tulis rumus-rumus tersebut pada folio, karton
manila dsb. Tempelkan/gantungkan pada tempat belajarmu atau di kamarmu agar sering terlihat dan mudah untuk
mengingatnya
8. Kerjakan latihan-latihan soal sebanyak-banyaknya dan catat temuan-temuan soal yang belum dimengerti untuk
ditanyakan kepada teman atau guru yang mengerti
9. Seringlah mendiskusikan atau menanyakan soal-soal atau materi pelajarnmu baik dengan teman maupun bapak/ibu
guru
10. Upayakan kelompok belajar kecil yang solid
Stevent R. Covey dalam bukunya berjudul Seven Habits of Highly Effective People, memaparkan tujuh langkah
yang bisa Anda kembangkan untuk mendapatkan belajar yang efektif.
1. Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
Merupakan tolok ukur sederhana Anda sudah berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu, sumber-sumber
terpercaya dalam mencapainya
2. Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
98

Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu.  Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang
penting.
3. Kerjakan dahulu mana yang penting.
Kerjakanlah dulu prioritas yang telah Anda tentukan sendiri. 
4. Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan).  Jadi,
selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. 
Dengan begini, Anda akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas
5. Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Banyaklah belajar memahami orang lain, sehingga orang akan memahami Anda.
6. Cari solusi yang lebih baik.
Bila Anda tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut.  Coba
cara lainnya.  Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru, teman, kelompok belajar
7. Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang.
Seseorang belajar dapat kita kategorikan seperti ini:
10% dari apa yang dibaca
20% dari apa yang didengar
30% dari apa yang dilihat
50% dari apa yang dilihat dan didengar 70% dari apa yang dikatakan
90% dari apa yang dilakukan

D. MUHAMMAD RIYANA

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN


KLASIKAL
/SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Membangun Rasa Percaya Diri
D Fungsi Layanan Pemahaman
99

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu meningkatkan rasa percaya diri dengan
baik untuk mencapai tujuan hidupnya
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami Pentingnya rasa
percaya diri
2. Peserta didik/konseli dapat memahami ciri-ciri dan manfaat
orang yang mempunyai rasa percaya diri
3. Peserta didik/konseli dapat memahami proses pembentukan rasa
percaya diri
4. Peserta didik/konseli dapat memahami membangun rasa
percaya diri
G Sasaran Layanan Kelas 8
H Materi Layanan 1. Pentingnya rasa percaya diri
2. Ciri-ciri dan manfaat orang yang mempunyai rasa percaya diri
3. Proses pembentukan rasa percaya diri
4. Membangun rasa percaya diri
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMP-MTs kelas 8, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
2. http://mintotulus.wordpress.com
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media / Alat LCD, Power Point Membangun Rasa Percaya Diri
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan
1. Tahap Awal kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
/ 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan
materi layanan
2. Tahap Inti 3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6
orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang
terkait dengan materi layanan
2. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
100

M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan guru
BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :

1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang


menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik
untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian

Depok, 2 November 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

.………………………………………… ……………………………………..
……………………………………………. .…………………………………..
101

Lampiran 1. Uraian Materi

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI

1. Pentingnya Rasa Percaya Diri

Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki
pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran
positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya
diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada
dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki
konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Menurut Spencer (2003 ) percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri
atau citra sendiri, termasuk atas kemampuan dirinya yang diwujudkan dalam lingkungan yang
semakin menantang serta percaya pada keputusan dan pendapatnya utnuk mengatasi kegagalan
secara konstruktif.
102

2. Ciri – ciri Orang yang Mempunyai Rasa Percaya Diri

Apa yang membedakan orang antara yang mempunyai rasa percaya diri dan tidak? Ternyata
ada banyak hal yang membedakan mereka antara lain:
1. Berani Tampil Beda

Orang yang PD adalah sesorang yang hampir pasti memahami dirinya sendiri. Ia mengerti
kebutuhan dirinya, mengerti keterbatasannya, sehingga jadilah ia seorang yang berani tampil
beda, tentunya dalam hal positif.
2. Berani Menerima Tantangan

Bukankah ketika kita belum mencoba, kita belum tahu persis kapankah kesiapan kita? Berani
menerima antangan berarti berani untuk belajar sesuatu yang baru.
3. Asertif

Asertif berarti tegas, punya pendapat, serta berani berkata tidak. Seseorang yang PD tentu
bersikap tegas, sebab ia berilmu ia tahu kapan saat untuk berkata “ya” dan kapan saat untuk
berkata “tidak”.
4. Mandiri

Seorang yang PD adalah seorang yang mandiri. Ia percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya
dalam emngatasi permasalahan.
5. Selalu bereaksi Positif dalam Menghadapi Masalah

Reaksi positif ini misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi permasalahan
hidup.
3. Manfaat Rasa Percaya Diri
1. Menjadi pribadi yang tahan banting, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
2. Mampu mengatasi keadaan dengan baik.
3. Mengetahui kemampuan diri sendiri, sehingga mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.
4. Memandang semua hal secara optimis.
5. Kualitas kepribadian akan meningkat
6. Mampu mengontrol emosi dengan baik.
7. Hidup akan lebih sistematis.

I. Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri

Rasa Percaya Diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang. Ada proses tertentu dalam pribadi
seseorang sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Secara garis besar, terbentuknya rasa percaya
yang kuat terjadi melalui proses sebagai berikut:
a) Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan
– kelebihan tertentu.
b) Pemahaman seseorang terhadap kelebihan – kelebihan yang dimiliknya dan melahirkan keyakinan
kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan tersebut.
c) Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan – kelamahan yang dimilikinya agar
tidak menimbulkan rasa rendah diri atau kesulitan menyesuaikan diri.
d) Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan
yang ada pada dirinya.

4. Membangun Rasa Percaya Diri

Rasa Percaya Diri sangat diperlukan setiap orang. Tanpa rasa percaya diri, seseorang akan
merasa kikuk, serba salah, dan tidak dapat melakukan sesuatu secara maksimal. Berikut ini ada tujuh
103

(7) pilar untuk membangun rasa percaya diri yang dikutip dari buku Sukses Membangun rasa Percaya
Diri karya Wishnubroto Widarso, antara lain:
1. Sadar bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang dikaruniai hak dasar yang sama yaitu, hak untuk
hidup, hak untuk merdeka, dan hak untuk mencari kebahagiaan kita sendiri.
2. Hidup Mandiri, dalam arti mempunyai pikiran sendiri, mempunyai minat dan hobi sendiri, dan
berani secara terbuka menyatakan pendapat/pikiran sendiri, serta melakukan apapun yang menjadi
minat dan hobi, sejauh itu tidak merugikan orang lain.
3. Menemukan keunggulan/kelebihan diri dan kemudian mengembangkannya dengan sungguh – sungguh.
4. Menimba ilmu dan mengumpulkan pengetahuan umum sebanyak yang mampu dilakukan.
5. Berfikir realistis bahwa setiap manusia pasti punya keunggulan/kelebihan disamping
kelemahan/kekurangan.
6. Berfikir asertif, tulus mengakui hak orang lain, tetapi pada saat yang sama mampu menegakkan
haknya sendiri.
7. Menggunakan bahasa non verbal (bahasa tubuh) dengan tepat, misalnya memAndang wajah dan
mata lawan bicara kita dalam kurun waktu yang relative lama (bukan seperti pAndangan sekilas
saja), berdiri tegak dengan kaki lurus dan berat badan ditumpukan pada kedua kaki (tidak condong
ke salah satu sisi); duduk dengan punggung tegak pada sAndaran kursi (tidak duduk membungkuk
atau meringkuk); bahu di tarik ke belakang supaya lurus; kepala tegak tetapi tidak mendongak;
artikulasi (pengucapan kata) juga jelas. Bahasa nonverbal ini seharusnya memang muncul secara
alamiah, tetapi bukan berarti tidak dapat dipelajari. Kita dapat belajar dan berlatih menggunakan
bahasa nonverbal tertentu sebagai salah satu cara membangun rasa percaya diri kita.
Dari uraian singkat di atas, tentunya Anda sudah paham mengenai apa dan bagaimana rasa
percaya diri itu. Andapun memahami betapa pentingnya memiliki rasa percaya diri. Nah, sudahkah
Anda termasuk orang yang percaya diri alias PD? Kalau belum, mulailah dari sekarang. Tak ada
kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki diri.
Lampiran 2. Instrumen Penilian

Lembar Refleksi Kegiatan Proses Bimbingan Klasikal

Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa
yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!

SKOR
No PERNYATAN

1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan


klasikal dibutuhkan peserta didik
2 Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
layanan
3 Peserta didik tertarik dengan media yang
digunakan
4 Peserta didik senang mengikuti kegiatan
bimbingan klasikal yang dilakukan
5 Kegiatan bimbingan klasikal
104

memberikan manfaat bagi peserta


didik
6 Alokasi waktu dalam pelaksanaan
bimbingan klasikal mencukupi.
CATATAN
.........................................................................................................................................
..........
.........................................................................................................................................
..........
......................................................................................................................................
............

Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
105

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Komponen Layanan Layanan Dasar

B Bidang Layanan Sosial

C Topik / Tema Layanan Dampak handphone (medsos)

D Fungsi Layanan Pemahaman dan pencegahan

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat memahami


dampak positif dan negatif bermain
handphone atau media sosial

F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat mememahami


pengertian handphone
2. Peserta didik dapat memahami fungsi
handphone
3. Peserta didik dapat memahami
dampakpositif dan negatif handphone
4. Peserta didik dapat mengatasi dampak
negatif handphone
5. Peserta didik dapat mempraktekan
langkah-langkah pencegahan
106

ketergantungan handphone/medsos

G Sasaran Layanan Kelas 8

H Materi Layanan 1. Pengertian handphone


2. Memahami fungsi handphone
3. Dampak positif dan negatif dari
handphone
4. Mengatasi dampak negatif handphone
5. Mempraktekan langkah-langkah
pencegahan ketergantungan
handphone/medsos

I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit

J Sumber 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan


Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk
SMA-MA kelas 10, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan
Klasikal Bimbingan dan Konseling
Bidang sosial, Yogyakarta, Paramitra
3. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.
Permainan (games) dalam Bimbingan
dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


107

L Media / Alat LCD, Power Point, Dampak handphone

M Pelaksanaan

1. Tahap Awal /Pedahuluan

a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan


salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta
didik (menanyakan kabar, pelajaran
sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus
yang akan dicapai

b. Penjelasan tentang 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan,

langkah-langkah tugas dan tanggung jawab peserta didik

kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan),


hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penejelasan
(konsolidasi) tentang topik yang akan dibicarakan

d. Tahap peralihan Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan


(Transisi) peserta didik melaksanakan kegiatan, dan
memulai ke tahap inti

2. Tahap Inti
108

a. Kegiatan peserta
didik
1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan,
gambar, video)
2. Melakukan Brainstorming/curah
pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok
masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan
tugasnya kemudian kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya
bergantian sampai selesai.
b. Kegiatan Guru BK/Konselor 1. Menayangkan media slide power point
yang berhubungan dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk
brainstorming/curah pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa
kelompok (6 kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi
selama proses layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil
kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan
mengungkapkan
3. kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan
secara lisan
4. Guru BK memberi penguatan dan
109

rencana tindak lanjut


5. Guru BK menutup kegiatan layanan
dengan mengajak peserta didik
bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
salam

N Evaluasi

Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi


dengan
memperhatikan proses yang terjadi :

1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta


didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta
didik dalam mengikuti kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam
menyampaikan pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam
memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan guru BK
1. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah
disiapkan, antara lain :

1. Evaluasi tentang suasana pertemuan


dengan instrumen:
menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas :
sangat penting/kurang penting/tidak
110

penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK
dalam menyampaikan materi: mudah
dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang
diikuti : menarik/kurang
5. menarik/tidak menarik untuk diikuti
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian
Depok, 7 November 2022
Mengetahui
Kepala Sekolah SMP Yapemri Guru BK

……………………… ………………………
111

Lampiran materi :
DAMPAK HANDPHONE

A. Pengertian
Apa itu handphone?Telepon genggam atau Handphone adalah
sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan
dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun
dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan
dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).

B. Sejarah Perkembangan Handphone


Teknologi handphone pertama kali diperkenalkan pada tanggal 3
April 1973. Komunitas bisnis telefon bergerak mengingatnya sebagai hari
lahirnya handphone. Saat itu untuk pertama kalinya pembicaraan jarak
jauh dengan perangkat telefon bergerak portable dilakukan. Yang pertama
kali mencobanya adalah Martin Cooper , General Manajer Divisi Sistem
Komunikasi Motorola. Ide handphone datang dari Cooper yang bermimpi
untuk membuat alat komunikasi yang fleksibel. Ia menginginkan untuk
dapat keluar dari keterbatasan telefon tetap (fixed phone).Handphone Mr.
Cooper ini memiliki berat hampir 1 kg dengan ukuran tinggi 33 cm.
Sebagai teknologi baru, handphone tersebut tidak langsung dijual ke
masyarakat. Perlu waktu sampai 10 tahun sampai tersedia layanan
komersial telefon bergerak.
Tepatnya pada tahun 1983, ketika Motorola memperkenalkan
DynaTAC 8000X. Inilah handphone pertama yang mendapat izin dari
Federal Communications Commission) FCC dan bisa dipergunakan untuk
tujuan komersial. FCC adalah badan pemerintah di AS yang mengatur
semua regulasi menyangkut penyiaran (broadcasting) dan pengiriman
sinyal radio atau televisi lewat gelombang udara. Handphone ini tersedia
di pasaran pada bulan April 1983. Beratnya sekira 16 ons atau 1/5 kg.
Dijual dengan harga 3.500 Dolar AS atau sekira Rp 30-an juta.
112

C. Fungsi Handphone
Saat ini di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh
kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut
masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi).
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar
pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan
kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu
besar terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat
dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Kemajuan teknologi
seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan
hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh
masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik
yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh
remaja. Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah
mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir remaja. Mereka banyak
berinteraksi dengan teknologi seperti televisi,handphone, ataupun internet.
Dan juga secara pengaruh,merekalah yangpaling rentan terkena
pengaruh/dampak negatif dariteknologi tersebut. Sesungguhnya
handphone sangat penting bagi para remaja, karena dengan handphone
tersebut,para remaja bisa lebih mudah dan lancar untuk berkomunikasi,
akan tetapi, akan tetapi ternyata handphonebisa menjadi barang yang
bahaya ketika ternyatahandphone tersebut disalahgunakan oleh anak untuk
hal-hal yang negative

D. Dampak Handphone
Remaja zaman sekarang sudah banyak yang mempunyai
handphone dan tiada hari tanpa memeganghandphone terasa tidak enak
karena handphone dapat di pergunakan sebagai alat komunikasi, dan
sebagai alat yang dapat menyimpan file-file yang sangat berharga.
Handphone pada umumnya digunakan untuk berkomunikasi, tapi banyak
113

juga remaja yang sering menyalahgunakannya, misalnya untuk melihat


hal-hal yang semestinya tidak patut mereka lihat.
Berikut ini adalah dampak handphone

1. Dampak Positif
a. Mempermudah komunikasi.
b. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
c. Memperluas jaringan persahabatan.

2. Dampak Negatif
a. Mengganggu Perkembangan Anak
Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand
phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan
mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah? Tidak
jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms,
miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.
Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek
(curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan
pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka
generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.

b. Efek radiasi
Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif
penggunaannya,. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap
kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam
menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-
anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak
jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara
permanen.
114

c. Rawan terhadap tindak kejahatan.


Karena pelajar merupakan salah satu target utama dari
pada penjahat. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan
perilaku siswa.Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP
bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang
mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama sekali tidak
layak dilihat seorang pelajar.

d. Pemborosan
Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan
bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal
yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan
saja.

E. Cara pencegahan
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa menghindari
penyalah gunaan Handphone

1. Menolak ajakan teman untuk menyimpan maupun melihat hal-hal


yang meyangkut pornoaksi dan pornografi.
2. Tidak membawa handphone ke sekolah atau mematikan handphone
saat pelajaran berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi belajar.
3. Ketika berada dirumah sebaiknya mengatur waktu sebaik-baiknya
antara belajar dan menggunakan handphone.
4. Belajar sebaik mungkin agar tidak sampai menggunakan handphone
saat ujian.
5. Menghindari mengakses situs porno atau mendownload konten-konten
porno dari handphone.
6. Menggunakan handphone jika diperlukan dan untuk hal-hal yang
penting saja.
7. Memperbanyak konten-konten religi pada handphone.
8. Memberi kode pengaman pada handphone jika diperlukan
115

INSTRUMEN
PENILAIAN HASIL

A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Apakah yang dimaksud denganhandphone
2. Sebutkan fungsi handphone
3. Sebutkan dampak positifhandphone
4. Sebutkan dampak negatif handphone
5. Jelaskan cara mencegah ketergantungan pada Handpone

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan
kondisi Anda dan berilah tanda cek
(V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda

No

1 Saya merasa senang


menerima materi
layanan BK tentang
Dampak
Handphone

2 Setelah menerima
materi layanan BK
tentang Dampak
Handphone, timbul
kesadaran
sayauntuk
penggunaan
Handphone secara
116

bijak

3 Untuk menjaga
perasaan teman
yang tidak memiliki
Handphone, saya
akan menggunakan
Handphone
seperlunya saja.

4 Setelah menerima
materi layanan BK
tentang Dampak
Handphone saya
menyadari bahwa
saya belum bijak
dalam penggunaan
Handpone

5 Materi layanan BK
tentang Dampak
Handphone,
menyadarkan saya
akan pentinya
membatasi diri
dalam
menggunakan
Handphone
117

C. KETRAMPILAN (ACTION) Setelah menerima materi layanan BK tentang


dampak handphone, buatlahsosiodrama dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tema : Ketergantungan Handphone
2. Durasi : 10 – 15 menit
3. Naskah diketik 1,5 spasi dengan kertas kwarto/A4, 70 gram

Tugas dikerjakan sesuai kelompoknya dan minggu depan ditampilkan di depan


kelas
118

HASIL
No PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK

A Keterlaksanaan program

1. Program layanan
terlaksana sesuai dengan
RPL

2. Waktu pelaksanaan sesuai


dengan RPL

3. Metode yang digunakan


variatif dan menarik

4. Menggunakan media
layanan BK

5. RPL minimal terdiri dari


Tujuan, Materi Layanan,
Kegiatan, Sumber, Bahan
dan Alat, Penilaian

B Perolehan Siswa Pasca Layanan

1. Peserta didik memperoleh


pemahaman baru

2. Peserta didik mempunyai


perasaan positif

3. Peserta didik berkurang


masalahnya

4. Peserta didik terentaskan


masalahannya
119

5. Berkembangnya PTSDL

C Perhatian Peserta Didik

1. Peserta didik antusias


mengikuti materi layanan
BK
2. Peserta didik aktif
bertanya

3. Peserta didik aktif


menjawab

4. Peserta didik
mengerjakan tugas yang
diberikan konselor

5. Peserta didik hadir semua

D Kesesuaiaan Program

1. Program disusun sesuai


dengan kebutuhan peserta
didik

2. Materi layanan
sesuaikebutuhan peserta
didik

3. Materi layanan sesuai


tugas perkembangan
peserta didik
4. Materi layanan mengacu
pada sumber yang jelas
120

5. Program dilaksanakan
sesuai waktu yang telah
ditentukan

Mengetahui Depok,7November 2022

Kepala Sekolah SMP Guru BK


Yapemri

………………. ……………

E. NIRMALA PREVIANI (201901500619


121

FORMAT RINCIAN KEGIATAN HARIAN PPL


(Ditulis Dalam Buku Pribadi)

Hari : Rabu Tanggal :03 November 2022

Kegiatan Lamanya
No.
Jam (Dalam
Urut Kode(+) Deskripsi Menit)

1 07:30- Guru pamong mengenalkan ruang 15 menit


08:30 A lingkup sekolah, fasilitas sekolah dan
ruang kelas sekolah

Memberikan program BK berupa :


1. Lay. Dasar BK pada kelas 9.2 10 menit
2. Lay.Dasar pada kelas 9.2 35 menit
C
Bidang : Belajar
Tema : Pentingnya Disiplin
Belajar

2 08:30 – C Memberikan program BK berupa :


09:45 1. Lay. Dasar pada kelas 8.2 45 menit
Bidang : Belajar
Tema : Pentingnya Disiplin
122

Belajar

3 10:30 – Membrikan program BK berupa :


11:45 1. Lay. Dasar pada kelas 8.1 45 menit
C Bidang : Belajar
Tema : Pentingnya Disiplin
Belajar

150
Jumlah Waktu :
menit

Mengetahui,
Guru Pamong

(Syaefudin Zuhri, S.Pd)

FORMAT REKAPITULASI MINGGUAN KEGIATAN PPL


(Ditulis Dalam Buku Pribadi)

Minggu ke : 1 (Dari Tanggal : 01 November 2022 s/d 07 November 2022)

Kegiatan Lamanya
No.
Jam (Dalam
Urut Kode(+) Deskripsi Menit)

1 07:30 1. Guru pamong mengenalkan ruang 15 menit


– A lingkup sekolah, fasilitas sekolah
08:30 dan ruang kelas sekolah
123

Memberikan program BK berupa :


1. Lay. Dasar pada kelas 9.2 10 menit
2. Lay.informasi pada kelas 9.2 35 menit
Bidang : Belajar

C Tema : Pentingnya disiplin belajar


Memberikan program BK berupa :
45 menit
1. Lay. Dasarpada kelas 9.2
Bidang : Belajar
Tema : Pentingnya disiplin belajar

Membrikan program BK berupa :


45 menit
1. Lay. Dasar pada kels 8.2
Bidang : Belajar
08:30
Tema : Pentingnya disiplin belajar
2 – C
Memberikan program BK berupa :
09:45 45 menit
1. Lay. Dasar pada kelas 8.2
Bidang : Belajar
Tema : Pentingnya disiplin belajar

45
Membrikan program BK berupa :
menit
1. Lay. Dasar pada kelas 8.1
10:30 Bidang : Belajar
3 – C Tema : Pentingnya disiplin belajar
11:45 Membrikan program BK berupa :
45 menit
1. Lay. Dasar pada kelas 8.1
Tema : Pentingnya disiplin belajar

285
Jumlah Waktu :
menit

Mengetahui,
Guru Pamong

(Syaefudin Zuhri, S.Pd)


124

F. MUHAMMAD ALFIANSYAH (201901500720)

FORMAT RINCIAN KEGIATAN HARIAN PPL


(Ditulis Dalam Buku Pribadi)

Hari : Selasa Tanggal : 01 November 2022

Kegiatan Lamanya
No. Urut Jam Kode (Dalam
Deskripsi Menit)
(+)

1 07:30 - Guru pamong mengenalkan ruang 15 menit


08:30 A lingkup sekolah, fasilitas sekolah
dan ruang kelas sekolah
125

Memberikan program BK berupa :


3. Lay.orientasi BK pada 10menit
kelas 8.1 35 menit
C 4. Lay.informasi pada kelas
8.2
Bidang : Pribadi
Tema : Minat dan Bakat

2 08:30 – Membrikan program BK berupa :


09:45 2. Lay. Informasi pada kels 45 menit
C 8.2
Bidang : pribadi
Tema : Minat dan Bakat

3 10:30 – Membrikan program BK berupa :


11:45 2. Lay. Informasi pada kels 45 menit
C 7.1
Bidang : pribadi
Tema : Minat dan Bakat

150
Jumlah Waktu :
menit

Mengetahui,
Guru Pamong

(Syaefudin Zuhri, S.Pd)


126

FORMAT REKAPITULASI MINGGUAN KEGIATAN PPL


(Ditulis Dalam Buku Pribadi)

Minggu ke : 3 (Dari Tanggal : 29 November 2022 s/d 01 Desember 2022)

No. Kegiatan Lamanya


Jam
Urut Kode(+) Deskripsi (DalamMenit)

1 07:30 – Memberikan program BK 45 menit


08:30 berupa :
1. Lay.penguasaan konten
pada kelas8.2
Bidang :Pribadi
Tema : Manusia sebagai
makhluk sosial 45 menit
C Memberikan program BK
berupa :
1. Lay.penguasaan konten
pada kelas 9.1
Bidang :Pribadi
Tema : Membangun
percayadiri
Permainan : ice breaking

Memberikan program BK
berupa :
1. Lay.penguasaan konten
45 menit
08:30 – pada kelas 8.2
2 C
09:45 Bidang :Pribadi
Tema : Manusia sebagai
makhluk sosial

3 10:30 – C Membrikan program BK 45 menit


127

berupa :
1. Lay. Penguasaan konten
pada kelas 8.2
Bidang : sosial
Tema : Masa remaja
Memberikan program BK
11:45 berupa :
1. Lay.penguasaan konten
pada kelas 7.1 35 menit

Bidang :Pribadi
Tema : Manusia sebagai
makhluk sosail 10 menit
Permainan : ice breaking

Jumlah Waktu : 225 menit

Mengetahui,
Guru Pamong

(Syaefudin Zuhri, S.Pd)

G. TETI NURHAIDA S (201901500596)

/
128

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL

1. Materi/Topik bahasan : Menghargai perbedaan dan keberagaman


2. Bidang Bimbingan : Sosial
3. Jenis Layanan : Informasi
4. Tujuan Layanan : Agar siswa dapat mencapai kemampuan
berprilakusosial
5. Fungsi Layanan : Pemahaman
6. SasaranLayanan : Kelas…
7. Tempat Penyelenggaraaan : Ruang kelas
8. Waktu Penyelenggaraan : 1X40 Menit
9. Penyelenggara Layanan : Guru BK
10. Pihak-pihak yang dilibatkan : -
11. Metode : Ceramah
12. Media danAlat : Papan tulis,kertas
13. Uraian Kegiatan :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU


129

Pembukaan -Salam 5 Menit

-Menanyakankabar

-Ice Breaking

Kegiatan Inti -Guru BK menjelaskan 30 Menit


keberagaman dan
perbedaan

-Guru BK mengajak
siswa melihat wilayah
norma kita yang penuh
dengan keberagaman dan
perbedaan
Guru BK membagi kelas
menjadi 4 kelompok
sehingga 1 kelompok
terdiridari 5 orang
-Peserta didik
mendefinisikan materi
tentang perbedaan dan
keberagaman

-Setiap kelompok diberi


tugas mendeskripsikan
kembali tentang
menghargai perbedaan
dan keberagaman
-Masing-masing anggota
130

kelompok menuliskan
positif dan negative dari
adanya perbedaan dan
keberagaman serta
memberikan kesimpulan

-Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
didepan kelas secara
bergantian dankelompok
yang lain memberikan
tanggapan

Penutup -Guru BK memberi 5 Menit


kesimpulan materi

-Evaluasi : Refleksi hasi


lsetiap pesertadidik di
kertas yang sudah
dipersiapkan.

Mengetahui Depok
131

Tetty Nurrhaida S
(Pamong) (Pemberi Layanan)

MATERI

Tahukah Sobat SMP bahwa setiap tanggal 16 November


diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional? Peringatan Hari Toleransi
Internasional ditetapkan pada tahun 1996, oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dengan resolusi 51/95, mengundang Negara-negara
Anggota PBB untuk memperingati Hari Toleransi Internasional pada
tanggal 16 November. Tindakan ini menindaklanjuti Tahun Toleransi
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 1995, yang dicanangkan oleh Majelis Umum
PBB pada tahun 1993 atas inisiatif UNESCO.
Perserikatan Bangsa-Bangsa berkomitmen untuk memperkuat
toleransi dengan memupuk saling pengertian di antara budaya dan
masyarakat. Keharusan ini terletak pada inti Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Permasalahan ini
132

menjadi penting diangkat, dimana terjadi kekerasan ekstremisme dan


konflik yang meluas yang ditandai dengan pengabaian mendasar terhadap
kehidupan manusia.
Lalu, apa sih yang dimaksud dengan toleransi? Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) toleransi bermakna memiliki sikap toleran
yaitu menenggang, menghargai, membiarkan atau membolehkan pendirian,
pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya
yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. 
Sikap toleransi sangat penting dimiliki oleh semua orang, terlebih
para remaja SMP.
Indonesia adalah negara multikultural. Menurut data BPS (2010)
Indonesia memiliki 300 kelompok etnis, 1.340 kelompok suku bangsa, 718
bahasa daerah, dan 6 agama besar. Keragaman ini semakin unik jika
dimasukan pula tradisi dan adat istiadat yang sangat banyak jumlahnya,
termasuk tata busana, makanan tradisional, tarian, alat musik dan lain-lain.
Oleh karena itu, dibutuhkan sikap toleran dalam bermasyarakat agar
kehidupan dapat berjalan damai, tentram, dan tidak terpecah karena
perbedaan.
Selain itu, sikap toleransi juga salah satu nilai profil pelajar
pancasila yaitu berkebhinekaan global. Nilai pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika wajib menjadi nilai yang dipegang bersama oleh seluruh
masyarakat Indonesia termasuk para pelajar. Bukan hanya dengan sesama
bangsa Indonesia, melainkan juga ketika berhadapan dengan bangsa atau
kultur negara lain. Pelajar Pancasila dituntut untuk dapat mempertahankan
budaya luhur, lokalitas dan identitas, namun tetap berpikiran terbuka ketika
berinteraksi dengan budaya lain.
Sikap toleran perlu ditanamkan kepada anak sejak dini untuk
mengajarkan anak berpikiran terbuka terhadap budaya lain dan dunia,
mendorong anak untuk belajar bekerjasama dengan orang lain,
mengajarkan anak untuk menerima orang lain apa adanya, serta
133

mengajarkan anak untuk menghargai orang lain tanpa harus menanggalkan


identitas diri dan kebudayaan.
Penanaman sikap toleran perlu dilakukan sejak dini agar seorang
individu dapat memahami dan mampu menginternalisasikannya secara
nyata. Jika individu sudah terbiasa bersikap toleran sejak dini, maka bukan
hal yang sulit untuk menebarkan toleransi dalam kehidupannya.

FORMAT
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
KONSELING INDIVIDUAL

IDENTITAS

a) Satuan Pendidikan : SMP YAPEMRI-DEPOK


b) Tahun pelajaran/Semester : 2022-2023/Semester 1
c) Sasaran Layanan : Kelas VIII ( Siswi inisial SA)
d) Pelaksana : Tetty Nurhaida S
TOPIK PERMASALAHAN
134

a) Topik permasalahan : Dijauhi oleh teman


b) Bidang bimbingan : Pribadi
c) Fungsi Layanan : Pengentasan
d) Tujuan :
 Siswa dapat memahami diri dan
masalah yang sedang dihadapinya
 Siswa dapat mengenali potensi serta
kelemahan diri yang dimilikinya
 Siswa dapat mengenali tujuan masa
depan dan rencana hidupnya
 Siswa dapat membuat dan
mempertimbangkan pilihan-pilihan
tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan hidupnya
 Siswa dapat membuat keputusan dan
rencana-rencana yang akan dilakukan
untuk mencapai keberhasilan
terutama dalam belajarnya.

WAKTU DAN TEMPAT

a) Tanggal :
b) Waktu Layanan : Kamis
c) Alokasi Waktu : 45 Menit
d) Tempat :
PENDEKATAN ATAU TEHNIK :
MEDIA/ALAT YANG DIGUNAKAN :
LANGKAH KEGIATAN :

NO KEGIATAN LAYANAN ALOKASI


WAKTU
135

A 1. TAHAP AWAL 10 .Menit


a) Menerima konseli

b) Membina hubungan baik dengan konseli

c) Meanyakan kabar dengan konseli

d) Pembicaraan topic bebas

e) Penyampaian asas-asaskonseling

f) Penyampaian penstrukturan layanan


konseling

B 2. TAHAP INTI 30 .Menit


a) Mengeksplorasi masalah serta kepedulian
konseli dan lingkungannya dalam
mengatasi permasalahan yang dialaminya

b) Menjaga agar hubungan konseling selalu


terpelihara

c) Menjaga proses konseling agar berjalan


sesuai kontrak
C 3. TAHAP AKHIR 5 Menit
a) Menyimpulkan hasil konseling

b) Konselor membantu klien untuk


membuat rencana berkaitan dengan yang
dialami klien

c) Menyusun rencana pertemuan


selanjutnya

d) Mengakhiri Konseling

Mengetahui

( ) (Tetty Nurhaida S)
136

Pamong Pemberi Layanan

MATERI

Menurut Gunarsa (2003:98) anak terisolasi adalah anak yang tidak


mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan kelompok sebagai proses bersosial.
Anak seperti ini lebih tertarik untuk melakukan kegiatan seorang diri dan tidak
pandai dalam segi pergaulannya antar teman. Senada dengan hal tersebut, Walgito
(2007:50) juga menyatakan bahwa siswa terisolasi adalah siswa yang terasingkan
atau ditolak oleh teman-temannya. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa terisolir
adalah siswa yang terasingkan dari kelompoknya dan tidak tertarik untuk
melakukan proses sosial bersama kelompoknya.
Jenis dari isolasi diri yang ditunjukkan siswa ada 2 macam, yaitu voluntary
isolate dan involuntary isolate. Voluntary isolate adalah suatu perbuatan menarik
diri dari kelompok karena adanya rasa kurang memiliki minat untuk menjadi
anggota suatu kelompok. Sedangkan involuntary isolate adalah sikap atau
perbuatan menolak terhadap orang lain dalam kelompoknya meskipun ia ingin
menjadi anggota kelompok tersebut. Involuntary yang subyektif beranggapan
bahwa dia tidak dibutuhkan oleh kelompoknya dan menjauhkan diri dari
kelompok, sedangkan involuntary yang obyektif sebaliknya dia benar-benar
ditolak oleh kelompoknya (Hurlock, 1997:29).
137

Agar siswa terisolir ini dapat diterima dengan baik oleh kelompoknya,
maka mereka perlu belajar perilaku baru agar lebih terbuka dengan perasaannya
dan mampu mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Konseling behavior sangat
bertitik tolak pada perilaku individu. Hal ini senada dengan hakikat manusia
menurut konseling behavior yang salah satunya menyatakan bahwa manusia
mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri
suatu pola tingkah laku yang baru melalui proses belajar. Adanya perilaku baru
yang menggantikan perilaku adaptif dari siswa diatas merupakan tujuan konseling
dari konseling behavior, yaitu yang awalnya siswa terisolir karena kurangnya
ketrampilan berasertif mereka dapat memunculkan perilaku asertif agar tidak lagi
kesulitan mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Konseling behavior dipilih menjadi alternatif pengentasan masalah siswa terisolir,
karena siswa tidak mampu menyerap norma dari lingkungan teman sebayanya
yang berakibat siswa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Agar siswa mampu menyesuaikan diri, maka dibutuhkan suatu ketrampilan baru
yang lebih adaptif. Salah satunya adalah dengan teknik asertif, pada siswa terisolir
yang tidak mampu menolak ataupun melawan segala perilaku yang teman
sekelasnya tujukan padanya dapat dibelajarkan perilaku asertif agar ia dapat dapat
secara tegas mengungkapkan segala pikiran dan perasaannya dengan berani tanpa
menyinggung teman sekelasnya sehingga ia dapat diterima oleh kelompoknya.
138

H. DEWI PURWATI (201901500539)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

Satuan Pendidikan : SMP YAPEMRI DEPOK


TahunAjaran : 2022/2023
Pelaksana : DEWI PURWATI
Tempat : Ruang Kelas

A.Komponen Layanan Dasar


B.Bidang Layanan Pribadi,
C.Topik/Tema Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
139

Layanan
D.Fungsi Layanan Pemahaman
E. Tujuan Umum Peserta Didik dapat menerapkan pola hidup
Bersih dan Sehat
F. Tujuan Khusus 1. Ingin mengetahui apakah siswa
sudah menerapkan pola hidup bersih
dan sehat dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Ingin mengetahui apakah di
lingkungan sekolah telah di lakukan,
diterapkan, di sediakan fasilitas
pendukung pola hidup bersih dan
sehat untuk warga masyaraakat
sekolah.
G.Sasaran Layanan Seluruh siswa Kelas (Terjadwal)
H.Materi Layanan 1. Penjelasan Materi PHBS
2. Praktik Cuci tangan yang baik dan
benar
3. Pemeriksaan kuku
I. Waktu 2x Pertemuan x 45 menit (Terjadwal)
J. Sumber Materi http://dinkes.kotimkab.go.id/perilaku-
hidup-bersih-dan-sehat-disekolah/
K.Metode/Teknik Ceramah, Praktik, Tanya Jawab
L. Media/Alat Kertas, Pulpen, Alat Cuci Tangan (Hand
Sanitizer), Alat potong kuku
M.Tahap
Pelaksanaan 1. Membuka dengan salam dan doa
Tahap Awal 2. Membina hubungan baik dengan
peserta didik (menanyakan kabar,
pelajaran sebelumnya, ice breaking)
140

3. Perkenalam dan menyampaikan


tujuan layanan.
4. Menanyakan kesiapan peserta didik

Tahap Inti 1. Guru BK menjelaskan yang


berhubungan denganPerilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Sekolah.
2. Guru BK mengajak siswa praktik
cara cuci tangan yang baik dan
benar dengan menggunakan hand
sanitizer sebagai ilustrasi air
mengalir
3. Peserta didik mendengarkan
penjelasan.
4. Tanya jawab dan pendapat
5. Guru BK memberikan tips atau
saran mengenai PHBS
Tahap Penutup 1. Menyimpulkankegiatanlayanan
2. Mengucapkanterimakasih
3. Ice breaking penutup
4. Mengakhirikegiatandengansalam
dan doa.

Depok, November 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Pelaksana

Drs. Hadiyanto, M.Pd Dewi Purwanti


141

MATERI PHBS

Kesehatan Merupakan kunci dari keberhasilan dan kesuksesan yang


akan di capai seseorang, keadaan badan yang sehat dapat mempengaruhi
kegiatan sehari-hari seseorang. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, (Presiden RI,
2009). Menurut defnisi di atas tampak jelas bahwa seseorang dapat
dikatakan sehati itu mencakup aspek fisik (badaniah) dan juga rohani
(spiritual) dan juga sosial.Untuk mencapai sehat maka seseorang harus
dapat menerapkan pola hidup Bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan menerapkan pola hidup Bersih dan Sehat akan meminimalisir
datangnya berbagai macam penyakit terutama pada anak-anak yang sering
beraktivitas di luar rumah. Munculnya Sebagian penyakit yang menyerang
anak usia sekolah ternyata umumnya berkaitan dengan Pola Hidup Bersih
Dan Sehat. Oleh karena itu penanaman nilai-nilai PHBS di Sekolah dapat
di lakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat di lingkungan Sekolah agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan Penerapan Hidup Bersih dan Sehat secara sukarela dan di
142

lakukan rutin setiap hari sehingga masyarakat lingkungan Sekolah dapat


hidup dengan sehat dan Sejahtera.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Depkes RI, 2007). Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat adalah perilaku atau tindakan mengupayakan
kebersihan dan kesehatan dari kemauan diri sendiri dan menularkannya
kepada orang lain. Perilaku ini meliputi menjaga kebersihan dan kesehatan
diri sehingga berdampak pada kesehatan orang lain dan lingkungan sekitar
(Wikipedia).
Tujuan Umum: Memperdayakan setiap pesertadidik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong
dirisendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.
2. Meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.
3. Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolahber PHBS.

Manfaat PHBS
a. Manfaat bagi peserta didik
1) Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
2) Meningkatkan semangat belajar
3) Meningkatkan produktivitas belajar
4) Menurunkan angka absensi karena sakit
143

b. Manfaat bagiwargasekolah
1) Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak positif
terhadap pencapaian target dan tujuan
2) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
3) Meningkatnya citra sekolah yang positif

c. Manfaat bagi sekolah

1) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah


2) Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah

d. Manfaat bagimasyarakat
1) Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
2) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh
sekolah.

Komponen
Adapun Komponen yang dapat di Terapkan di dalam Lingkungan Sekolah
terkait PHBS yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4. Olahraga yang teratur dan terukur.
5. Memberantas jentik nyamuk.
6. Tidak merokok di sekolah.
7. Menimbang berat badan dan menguku rtinggi badan setiap bulan.
144

RENCANA PELAKSANAAN
LAYANAN(RPL)
BIMBINGAN DAN
KONSELING KONSELING
INDIVIDU

Satuan
Kelas : VIII-
Tahun
Pelajara
n : 2022/2023
Satuan Pendidikan : SMP YAPEMRI DEPOK Semester:Ganjil

Tujuan Penetapan yang akan yaitu perilaku yang kurang


A :
Perkembangan negatif agar dapat mengikuti dan tanggung jawab
dengan apa yang telah dilakukannya.

Topik/Tema
: Permasalahan klien
B Layanan

C Bidang Layanan : Pribadi

D Jenis Layanan : Layanan Konseling Individu/Perorangan

E Fungsi Layanan : Fungsi Pengentasan

F Tujuan Layanan : Untuk dapat mengentaskan permasalahn yang dihadapi


klien

G Metode : Wawancara tatap muka, Tanya jawab

Waktu
: 1 x 60 menit
Pertemuan
H
Hari/Tanggal : Rabu,02 November 2022

Tempat : Ruang BK
Penyelenggaraan
145

I Materi : Permasalahan klien

J Sarana Media/
: Meja, kursi, kertas, pulpen
Alat Dan

Sumber Materi Ahmadi, Abu. 2017. Psikologi Umum. Jakarta:


:
Layanan Rineka
Cipta.HartonodanBoysoedarmadji.2012.Psikologi
Konseling
Jakarta: KharismaPutraUtama.
Hurlock, Elizabet B. 1980. Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Padmonartono,Sumardjono.2014.KonselingRemaja.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Prayitnodan Erman Amti.2015.Dasar-Dasar Bimbingan
dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta.
Prof.Dr.H.SofyanS.Willis,M.Pd.2014. Konseling
Individual Teori dan Praktek.Bandung.Alfabeta

K Langkah Kegiatan

e. Menyambut klien dan memberikan senyum salam


sapa
1. Pendahuluan : f. Meminta klien untuk duduk
(Alokasi Waktu : g. Meminta klien untuk mengisi form identitas diri
5 Menit) h. Menanyakan kabar kepada klien dan
membuat nyaman dalam proses konseling
146

a. Berpikir:
1. Guru BK/Konselor mengajak siswa berpikir
dengan melakukan sesi bertanya dan menjawab
mengenai permasalahan yang sedang dihadapi
b. Merasa:
1. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada
siswauntukmenjelaskanapayangsedangdihadapida
ndirasakanklien saat ini
c. Bersikap:
1. GuruBK/
2. Kegiatan Konselormenanyakanpadasiswabagaimanasikapsi
Inti(AlokasiWakt : swaterhadapusahamemahamimengenaipermasalah
u:35Menit) anyangadadidalam dirinya
d. bertindak:
3. Guru BK/Konselor menanyakan apa saja tindakan
yangakan di lakukan atau usaha apa yang harus
dilakukan olehsiswasetelah mendapat kegiatan
konseling
4. Guru BK/Konselor memberikan motivasi atau
pengertiankepadasiswayangbelumdapatberusahaat
aubelumbertindakaktif sertapositif
e.bertanggungjawab:
1.GuruBK/
Konselorbertanyadankemudianmemberikesempata
n kepada siswa untuk mengemukakan
tindakanapasajadalamrangkamengentaskanpermas
alahnyang
dihadapiolehklien

d. GuruBK/Konselormenyimpulkankegiatankonseling
3. Penutup : e. GuruBK/Konselormemberimotivasi
(AlokasiWaktu:5 : f. GuruBK/
Menit) Konselormenutupkegiatankonselingde
nganmemberikanformpenilaianpada
akhir
147

proseskonseling

RencanaPenilai
: Menggunakanpenilaian: Laiseg
L an

1.PenilaianP Guru BK/Konselor melakukan penilaian terhadap


:
roses prosespelaksanaanlayanantentangapa
yangudahdidapatkan

BK/Konslormelakukanpenilaianterhadapproses
:
pelaksanaan
layanankonselingindividu, yaitu:

2.PenilaianHasil 4. Pemhamanapayangdiperolehkonseli
5. bagaimanaperasaankonseli
6. aparencanadantindakan konseliselanjutnya
SetelahmelakukanLaiseg,konseliyangmengalamiKES-
TindakLanjut T
: membutuhkan bantuan, maka konselor atau guru BK
M segeramemberikanlayanansesuaidenganmasalahkonsel
idandisesuaikan dalam penerapan layanan
bimbingan dan
konselingnya.

Mengetahui,

Kepala Sekolah Mahasiswa

Drs. Hadiyanto, M.Pd. Dewi Purwati


148

I. NETI NURBAITI (201901500602)


/

/RPL
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING FORMAT KLASIKAL

I. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan : SMP YAPEMRI DEPOK
b. Tahun Ajaran : 2019-2020, Semester 2
c. Kelas : XII AP
d. Pelaksana : Neti Nurbaiti
e. Pihak Terkait : - ( Tidak Ada )

II. WAKTU DAN TEMPAT


a. Tanggal : 02 November 2022
b. Jam : 09.00-09.45 ( sesuai jadwal )
Pembelajaran/Pelayanan : Pertemuan dialokasikan waktu 45 menit
c. Volume/alokasi waktu (1xJP)
: Ruang Kelas 7-9

d. Tempat
III. MATERI
PEMBELAJARAN : 1. Tema : Minat dan Bakat
a. Tema/subtema 3. Subtema : “Perencanaan Masa
Depan”( point2)
149

IV. TUJUAN/ARAH
PENGEMBANGAN : Agar siswa memahami pengertian, dan
a. Pengembangan KES factor-faktor yang menjadi bakat didalam
dirinya, dan menumbuhkan potensi minat
dan bakat dalam dirinya.
: Untuk mencegah siswa dari situasi yang
tidak menguntungkan sebagai dampak dari
b. Penanganan KES-T
ketidaktahuan dalam mengenali potensi dan
bakat dirinya.
: 1. Siswa mampu memahami makna dari
bakat dan potensi
c. Tujuan Layanan 2. Siswa mampu memotivasi diri sejak dini
bahwa setiap individu mempunyai bakat
dan potensi diri untuk mencapai cita-cita.
3. Siswa mampu mengembangkan bakatnya.
4. Siswa berani mencoba dan
mengaplikasikan potensi dari bakat yang
ada dalam dirinya untuk kearah akademik
atau karir.
5. Siswa mampu Menyusun perencanaan
lanjutan berdasarkan minat, bakat dan
potensi apakah kejalur perguruan tinggi
atau karir.
6. Siswa mampu menjalankan rencana masa
depan baik Pendidikan tingkat lanjut atau
karir dengan komitmen dan penuh tanggung
jawab.

V. MODEL PENDEKATAN : Cooperative Learning dan Self Directed


Learning  penayangan video Motivasi diri
untuk kesuksesan karir, pemberian tugas.
(SCL)

VI. FUNGSI LAYANAN : Pemahaman


150

VII. JENIS LAYANAN DAN


KEGIATAN PENDUKUNG
a. Jenis Layanan : Layanan Informasi
b. Kegiatan Pendukung : AUM Umum Format SMK/Sederajat

VIII. SARANA
a. Media dan Perlengkapan : Infocus, Power point, Laptop, dan lembar
kerja siswa
:https://www.homeschoolingtalenta-
b. Sumber Kepustakaan
jakartatimur.com/pengertian-bakat-arti-jenis-
jenis-dan-contoh-bakat/artikel-
homeschooling/
https://youtu.be/JaujDUuBoFM
https://youtu.be/TmW3hqJsl-I
Copy and WIN :http://ow.ly/KNICZ/ Bloger
universitas Gunadarma,Mei,2015

IX. SASARAN PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN/PELAYANAN


Diperolehnya hal-hal baru oleh siswa terkait KES (Kehidupan Efektif Sehari-
hari) dengan unsur-unsur AKURS (Acuan, Kompetensi, Usaha, Rasa,
Sungguh-sungguh)>

A. KES
1. Acuan (A) : Siswa memiliki pengetahuan tentang makna dan arahan
minat dan bakat
2. Kompetensi (K) : Siswa menunjukkan perilaku positif sebagai dampak
dimilikinya arahan dan pengetahuan mengenai makna minat dan bakat
3. Usaha (U) : Siswa Menyusun perencanaan arah tujuan dari minat dan
bakat dengan membuat target pemilihan akademik atau karir
4. Rasa (R) : Perasaan tertarik untuk mengembangkan dengan perilaku
positif minat dan bakatnya dengan mengikuti kursus lanjutan yang
sesuai dengan keahlian yang dimiliki
5. Sungguh-sungguh (S) : Kesungguhan dan keseriusan dalam
merancang masa depan dan mengaplikasikannya setelah lulus.
B. KES – T, yaitu terhindarnya kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu,
dalam mengembangkan minat dan bakat, berupa :
151

1. Pemahaman dan persepsi siswa yang menganggap bahwa dirinya


kurang mampu dalam mengembangkan potensi diri, sehingga tidak
semangat dalam mengembangkan bakat yang ada.
2. Tidak dimilikinya pemahaman tentang makna minat dan bakat
3. Tidak mengetahui bagaimana mengembangkan dan mengaplikasikan
minat dan bakat
4. Tidak mengetahui bagaimana Menyusun perencanaan minat dan bakat
untuk kesuksesan karir.
C. Ridho Tuhan, Bersyukur, Ikhlas dan Tabah :
Memohon Ridho Tuhan Yang Maha Esa untuk suksesnya siswa dalam
mengembangkan dan mengaplikasikan minat dan bakat yang dimilikinya
untuk mencapai kesuksesan karir dengan sikap dan nilai positif.

X. LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan ke-1:

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi


Waktu

Pendahuluan  Melakukan  Menjawab 10 menit


Penstrukturan: salam
 Ucapan salam  Mendengarkan
 Ungkapan rasa penjelasan
senang guru
 Penjelasan yang  Menjawab
dimaksud dengan pertanyaan
layanan informasi guru
 Memberikan  Mengikuti
ilustrasi untuk kegiatan
menjelaskan topik pembelajaran
yang akan dibahas dengan
yaitu : “ Mengenali semangat
minat dan bakat  berdoa
demi suksesnya
karir”.
 Menjelaskan
manfaat dari
152

memiliki bakat
yang berpotensi
 Menjelaskan asas
kegiatan, asas
keterbukaan, asas
kenormatifan, dan
asas kerahasiaan.
 Menjelaskan
aturan atau tatacara
kegiatan layanan
informasi yang
diberikan.
 Berdoa untuk
memasuki kegiatan
inti
 Memperkenalkan
narasumber (Guru
BK) yang akan
mengisi materi
layanan
Inti  Guru BK  Mengamati 25 menit
menampilkan video dan
inspiratif sosok mencermati
motivator penjelasan dari
 Narasumber (Guru narasumber
BK) memberikan  Menanya :
materi tentang bertanya
kewirausahaan dengan mengenai hal
power point. yang kurang
 Guru BK membuka dipahami
kesempatan bagi tentang materi
siswa untuk bertanya. yang
 Narasumber dijelaskan
menganggapi  Mengumpulka
pertanyaan dan n informasi :
153

tanggapan siswa menyimak


 Guru BK membagi penjelasan
siswa ke dalam guru terkait
kelompok dengan Langkah-
metode jigsaw dimana langkah dalam
tiap anggota penentuan
kelompok bertugas karir melalui
menjadi duta minat dan
kelompoknya untuk bakat
menjalankan materi  Mengasosiasi
yang menjadi tugas dan mengolah
kelompok informasi :
 Guru BK melakukan mengaitkan
tanya jawab tentang informasi yang
Langkah-langkah diperoleh, baik
dalam Menyusun dari power
perencanaan karir , point yang
bakat dan minat ditampilkan,
tayangan video
maupun dari
penjelasan
guru
 Menyimpulkan
Penutup  Guru BK mereview  Menyimak 10 menit
inti pembahasan penjelasan
(sebagai resume) guru
 Guru BK melakukan  Merespon
laiseg berupa kesan pertanyaan
kognitif maupun guru
kesan afektif dari  Menyampaika
siswa n kesan-kesan
 Guru BK melakukan mengenai
penstrukturan kegiatan
Sebagian, peneguhan layanan sesuai
akan perwujudan asas dengan
154

kerahasiaan komponen
 Guru BK mengakhiri BMB3
kegiatan dengan  Bersyukur dan
ucapan syukur dan berdoa
doa  Menjawab
 Mengucapkan salam salam guru
XI. PENILAIAN
1. Penilaian Proses
Melalui pengamatan dilakukan penilaian proses pembelajaran/pelayanan
untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dan efektifitas
pembelajaran/pelayanan yang telah diselenggarakan dengan dinamika
BMB3.
2. Penilaian Hasil (BMB3)
Konsep BMB3:
Berpikir : hal-hal apa yang dipikirkan siswa tentang makna minat dan
bakat diri
Merasa : bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti materi minat dan
bakat diri
Bersikap : bagaimana sikap siswa terkait materi minat dan bakat diri
Bertindak : hal-hal apa yang akan dilakukan siswa terkait dengan materi
minat dan bakat diri
Bertanggung Jawab : hal-hal apa yang menjadi tanggung jawab setelah
mengikuti materi minat dan bakat diri untuk mencapai kesuksesan karir.

XII. LAPELPROG dan TINDAK LANJUT


Setelah kegiatan pembelajaran atau pelayanan selesai, disusunlah Laporan
Pelaksanaan Program Layanan ( LAPELPROG ) yang memuat data penilaian
hasil dan proses, dengan disertai arah tindak lanjutnya.

Mengetahui,
Kepala Sekolah Mahasiswi PPL
155

Drs. Hadiyanto, M.Pd. Neti Nurbaiti


Lampiran,

1. Uraian materi (bahan layanan/modul)


2. Instrumen penilaian
3. Media layanan (gambar/video/power point)

Uraian 1. (materi)

1. Hakekat Minat dan Bakat


 Minat adalah suatu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk
memilih cita-cita / karier dengan adanya dorongan yang kuat dalam
belajar, pekerjaan atau tugas-tugas yang dibebankannya. Minat sangat
erat sekali dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak
tertarik, senang atau tidak senang. Minat seseorang dapat berpengaruh
pada pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan. Ada
banyak pendapat tentang definisi minat antara lain sebagaimana
disampaikan tokoh- tokoh berikut; “ Minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang
diinginkan bila orang tersebut diberi kebebasan untuk memilih”
(Elisabeth B. Hurlock, 1999:114). Minat juga merupakan
kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada
sekelompok hal tertentu (Guilford dalam Munandir, 1997: 146).
 Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo
yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru
lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang
156

sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang yang berbakat melukis


akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan
seseorang yang kurang berbakat.

2. Jenis-Jenis Bakat dan Minat


a. Jenis-jenis Bakat antara lain adalah sebagai berikut :
 Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang
bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
 Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus,
artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin,
penceramah, olahraga.

Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :

 Bakat Verbal
Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata –
kata.
 Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
 Bakat Skolastik
Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat,
menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola
numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini
merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram
komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
 Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola,
rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-
posisinya.
 Bakat mekanik
Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas
dan alat – alat lainnya.
157

 Bakat Relasi Ruang (spasial)


Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir
dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail
visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup,
melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan
kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin.
(Thomas Edison,  Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
 Bakat kecepatan ketelitian klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium,
kantor dan lain – lainnya.
 Bakat bahasa (linguistik)
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain
– lainnya.

b. Jenis – jenis Minat


Mechanical :Minat terhadap aktivitas yang berhubungan
dengan mesin, perkakas
dan daya mekanik , contohnya menjadi
mInsinyur Sipil ,montir
Out Door : Minat terhadap aktivitas yang dilakukan di luar atau di
lapangan, atau
pekerjaan yang berhubungan dengan hal – hal rutin di
luar , seperti Nelayan, Sopir, Bertani di sawah,
pesepakbola dll.

Medical : Minat terhadap aktivitas yang terkait dengan


pengobatan, mengurangi akibat umumnya.
Contohnya dokter,ahli bedah, perawat, farmasi,
fisioterapi dan laiin.
Praktical : Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan
pekerjaan praktis, yang bisa dilakukan dengan
ketrampilan , contohnya karya pertukangan, ahli
bangunan.
158

Clarical : Minat terhadap aktivitas yang berhubungan dengan


tugas-tugas rutin yang memerlukan ketelitian dan
ketepatan dalam perhitungan, contohnya manager bank,
sekertaris perusahaan, pegawai.

Social Service :Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan


kesejahteraan masyarakat, keinginan menolong,
membimbing dan menasehati, keinginan mengerti orang
lain, dan mempunyai ide.
Musical :Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan music ,
baik memainkan, mendengarkan, bernyanyi atau
membaca sesuatu yang berhubungan dengan musik,
penghargaan terhadap musik , contohnya pemain
musik, komponis , guru musik, penikmat musik.
Laterarary : Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan buku-
buku, kegiatan membaca, mengarang, contohnya
wartawan, pengarang, penyair, penulis scenario drama/
film/sinetron.
Aesthetic :Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan
keindahan, bersifat seni dan menciptakan sesuai yang
bernilai seni. Contohnya seniman, artik, arsitek,
perancang .
Personal Contact:Minat yang berkaitan dengan manusia, diskusi,
membujuk, bergaul dengan orang lain, atau sesuatu
yang membutuhkan kontak dengan masyarakat. Contoh
bidang penjualan/sales, penyiar , konselor, motivator,
broker.

Scientific :Minat yang berkaitan dengan kreativitas dan analisis,


penyelidikan, dan experiment, kimia dan pilmu
p[engetahuan umum, contoh; ilmuwan, Insinyur, ahli
biologi dll.
Computational :Minat yang berkaitan dengan angka-angka, seperti
akuntan, ahli statistic, auditor, guru matematika, kasir.
159

3. Faktor – factor yang Mendukung Pengembangan Bakat dan Minat


1. Faktor Intern
a. Faktor Bawaan (Genetik). Faktor ini merupakan faktor yang
mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai
totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak
dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sebagai pewarisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai
faktor pertama munculnya bakat (Yusuf ; 2004 ; 31). Dari segi biologi,
bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan,
segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan
logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial,
non verbal, estetik dan artistic serta atletis.
b. Faktor kepribadian . Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis
dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi
anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk
konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat
dan bakatnya (Asror ; 1999 ; 93).
2. Faktor Ekstern
Faktor di luar diri ini lebih banyak berhubungan dengan lingkungan atau bisa
dikatakan sebagai Faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan olahan
dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak.
Faktor lingkungan terbagi atas
a. Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan
atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga
merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ;
1998 ; 171).
b. Lingkungan sekolah. Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar kondusif yang bersifat formal. Lingkungan ini sangat
berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini
minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
c. Lingkungan sosial Suatu lingkungan yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan
minat dan bakatnya kepada masyarakat.

4. Hal-hal Pengembangan Bakat dan Minat


160

a. Mengikuti minat teman.


Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas
tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami
siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui
dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat
temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat
serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan
dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan
bertukar pikiran dengan orang tuanya.
b. Penelusuran minat & bakat secara dangkal.
Memperhatikan kelebihan dan minat membutuhkan usaha yang serius dan
berkesinambungan. Penelusuran dan penjajakan yang dangkal dapat
menyesatkan, misalnya, ”Saya merasa bakat saya di bidang musik karena
saya suka sekali mendengar musik”. ”Saya suka traveling dan
kelihatannya menyenangkan menjadi pemandu wisata, bisa jalan-jalan
makanya saya akan memilih sekolah pariwisata”, Alasan-alasan untuk
memilih studi lanjutan sebagaimana contoh di atas tidak cukup kuat, dan
membutuhkan penelusuran yang lebih jauh, baik untuk bidang studi yang
akan dipilih maupun dari kemampuan, minat serta kepribadian remaja.
Dengan mengembangkan minat dan bakat, remaja akan semakin
menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan
menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan
ditekuninya disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan
kelemahannya, sehingga ia bisa menentukan pilihan yang tepat dan
menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.
Bakat dan minat hanya dapat diketahui dari diri sendiri. Faktor yang
mempengaruhi bakat dapat diperoleh dari faktor keturunan, belajar dan
latihan. Bakat dan minat erat kaitannya, setelah mengetahui bakat yang ada
pada diri tentunya kita juga harus meminatinya dengan cara mau berusaha
untuk mempelajari bakat yang ada dalam diri kita.
Minat seseorang mengenai suatu bidang bisa muncul dimulai karena tahu,
kenal, dan kemudian merasa tertarik untuk mengetahui seluk beluk bidang
tersebut secara lebih mendalam. Kesempatan adalah waktu, karena ia
hanya datang sekali, kesempatan adalah peluang, karena anda dapat
mengambil atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan, karena ia
161

membuka jalan-jalan baru dimasa depan. Dihadapan anda berjajar pintu-


pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Karenanya,
putuskanlah yang terbaik bagi anda. Nasib tidak memihak pada siapa-siapa
melainkan pada keputusan anda. Kata pepatah : matahari pagi takkan terbit
dua kali untuk membangunkan orang yangtertidur nyenyak.
Kesempatanpun takkan mengetuk dua kali agar anda mau membukakan
pintu keputusan anda. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan wajah yang
berbeda. Dan , kesempatan terbaik yang anda miliki adalah hidup yang
hanya sekali ini. Pergunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya. (Copy
and WIN :http://ow.ly/KNICZ/ Bloger universitas Gunadarma,Mei,2015 ).

5. Memadukan Bakat dan Minat


Bagaimana kita bisa tahu minat kita? ada dua cara yang umum dilakukan.
Seperti halnya bakat ,minatpun bisa diketahui secara awam dengan merasakan
kenginan kuat kita terhadap suatu bidang maka sebenarnya di situlah letak
minat kita, itulah minat kita.
Sementara secara ilmiah cara yang sangat umum digunakan untuk mengetahui
minat
sesorang adalah dengantes minat. Tes ini tersusun dalam bentk seperangkat
alat ukur yang telah diuji kesakhihannya secara ilmiah, dimana hasilnya
sangat kecil kemungkinan salahnya. Dari hasil tes minat itu akan tergambar
secara ilmiah minat kita kemudian masuk kategori apa. Kemudian dari hasil
itu kita mendapat saran sebaiknya aktivitas apa yang harus kita tekuni agar
sukses karier di masa depan kita. Kalau sudah kita ketahui maka langkah
berikutnya adalah memberi ruang agar minat itu mendapatkan kesempatan
untuk terpenuhi dalam bentuk aktivitas yang sesuai sehingga akan
menghasilkan suatu keahlian yang amat berguna bagi karier kita.
Jika ternyata minat sudah kita ketahui, demikian juga dengan bakat kita maka
langkah selanjutnya adalah memadukan antara keduanya melalui aktivitas
yang tepat, usaha keras, terarah, terprogram dan terukur dalam setiap
tahabnya.

Daftar Pustaka
Copy and WIN :http://ow.ly/KNICZ/ Bloger universitas Gunadarma,Mei,2015
162

https://www.homeschoolingtalenta-jakartatimur.com/pengertian-bakat-arti-
jenis-jenis-dan-contoh-bakat/artikel-homeschooling/
https://youtu.be/JaujDUuBoFM
https://youtu.be/TmW3hqJsl-I

KONSELING FORMAT KHUSUS

XIII. IDENTITAS
f. Satuan Pendidikan : SMP YAPEMRI DEPOK
g. Tahun Ajaran : 2022-2023, Semester 1
h. Kelas :7-9
i. Pelaksana : Neti Nurbaiti
j. Pihak Terkait : - ( Tidak Ada )

XIV. WAKTU DAN TEMPAT


e. Tanggal : 24 November 2022
f. Jam Pembelajaran/Pelayanan : 09.00-09.45 ( sesuai jadwal )
g. Volume/alokasi waktu (JP) : Pertemuan dialokasikan waktu 45
h. Tempat menit (1xJP)
: Ruang BK
163

XV. MATERI PEMBELAJARAN


b. Tema/subtema : 1. Tema : Konseling Perorangan
2. Subtema : -

XVI. TUJUAN/ARAH
PENGEMBANGAN : Agar siswa memahami pengertian,
d. Pengembangan KES dan apa saja yang terkait dengan
konseling perorangan
: Untuk mencegah siswa dari situasi
yang tidak menguntungkan sebagai
dampak dari ketidaktahuan dalam
e. Penanganan KES-T
mengatasi permasalahan yang
dialaminya.
: 1. Siswa mampu memahami makna
konseling perorangan
f. Tujuan Layanan 2. Siswa mampu memotivasi diri
sejak dini bahwa setiap masalah
harus dientaskan.
3. Siswa berani mencoba dan
mengaplikasikan solusi yang
menjadi komitmen diri siswa dalam
konseling perorangan.
5. Siswa mampu membedakan
masalah dengan potensi yang ada
dalam dirinya.

XVII. MODEL PENDEKATAN : Personal Client Centered.

XVIII. FUNGSI LAYANAN : Pengentasan, pencegahan,


pemeliharaan

XIX. JENIS LAYANAN DAN


KEGIATAN PENDUKUNG
c. Jenis Layanan : Layanan Konseling Perorangan
d. Kegiatan Pendukung : AUM umum pertanyaan terbuka
164

XX. SARANA
c. Media dan Perlengkapan : lembar kertas, papan tulis
d. Sumber Kepustakaan :-

XXI. SASARAN PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN/PELAYANAN


Diperolehnya hal-hal baru oleh siswa terkait KES (Kehidupan Efektif
Sehari-hari) dengan unsur-unsur AKURS (Acuan, Kompetensi, Usaha,
Rasa, Sungguh-sungguh)>

D. KES
6. Acuan (A) : Siswa memiliki pemahaman dan pengetahuan
mengenai Konseling Perorangan
7. Kompetensi (K) : Siswa menunjukkan perilaku positif sebagai
dampak dimilikinya arahan dan pengetahuan mengenai
pengentasan masalah yang dialaminya.
8. Usaha (U) : Siswa Menyusun perencanaan untuk mengaplikasikan
dalam komitmen yang telah dibuat untuk pengentaasan masalah
9. Rasa (R) : Perasaan tertarik untuk bisa melakukan pencegahan dari
masalah yang akan kembali terjadi.
10. Sungguh-sungguh (S) : Kesungguhan dan keseriusan dalam
pemeliharaan potensi yang dimiilikinya.
E. KES – T, yaitu terhindarnya kehidupan efektif sehari-hari yang
terganggu, dalam konseling perorangan, berupa :
5. Pemahaman dan persepsi siswa yang menganggap bahwa dirinya
tidak memiliki masalah yang harus di entaskan.
6. Tidak dimilikinya pemahaman tentang konseling perorangan.
7. Tidak mengetahui bagaimana cara mengentaskan permasalahannya
8. Tidak mengetahui bagaimana mengaplikasikan komitmen yang
telah dibuat untuk mengentaskan masalahnya.
F. Ridho Tuhan, Bersyukur, Ikhlas dan Tabah :
Memohon Ridho Tuhan Yang Maha Esa untuk suksesnya siswa dalam
kehidupan sehari – hari dan dalam memilih teman yang baik untuk
perkembangan hidupnya.
165

XXII. LANGKAH KEGIATAN


Pertemuan ke-1:

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi


Waktu

Pendahuluan  Melakukan  Mengucapkan 10 menit


rapport salam ketika
 Mengucapkan mendatangi
salam dalam guru BK di
penerimaan klien ruangan BK
 Menanyakan  Menginfokan
keadaan klien keadaannya
saat ini
Inti  Guru BK  Siswa sebagai 25 menit
membangun klien,
suasana nyaman menceritakan
kepada klien dengan
 Guru BK keterbukaan
menjelaskan asas- dan
asas kerahasiaan, kesukarelaan
keterbukaan, kepada guru
kesukarelaan dan BK
kenormatifan  Siswa
 Guru BK melakukan
mempersilahkan konseling
klien untuk melalui
bercerita pendekatan
 Guru BK PCC
menunjukkan rasa
empati dan
altruistic kepada
klien
 Guru BK
166

melakukan
pendekatan
dengan Personal
Client Centered.
Penutup  Guru BK  Klien 10 menit
mereview mendengarkan
permasalahan review dari
yang ada dan guru BK
komitmen yang  Klien
akan dilakukan menandatanga
oleh klien atas ni komitment
pendekatan client yang telah
centered. dibuat.
 Guru BK  Menyampaika
memberikan surat n kesan-kesan
pernyataan kepada mengenai
klien agar dapat kegiatan
ditanda tangani layanan sesuai
untuk dengan
menjalankan komponen
komitmen yang BMB3
telah dibuat.  Bersyukur dan
 Menjawab salam berdoa
 Mengucapkan
salam

XXIII. PENILAIAN
3. Penilaian Proses
Melalui pengamatan dilakukan penilaian proses
pembelajaran/pelayanan untuk memperoleh gambaran tentang
aktivitas siswa dan efektifitas pembelajaran/pelayanan yang telah
diselenggarakan dengan dinamika BMB3.
4. Penilaian Hasil (BMB3)
Konsep BMB3:
Berpikir : hal-hal apa yang dipikirkan siswa tentang Konseling
167

Perorangan
Merasa : bagaimana perasaan siswa setelah melakukan konseling
perorangan
Bersikap : bagaimana sikap siswa terkait komitmen perubahan atas
permasalahannya
Bertindak : hal-hal apa yang akan dilakukan siswa terkait dengan
komitmen yang telah dibuat.
Bertanggung Jawab : hal-hal apa yang menjadi tanggung jawab setelah
melakukan konseling perorangan

XXIV. LAPELPROG dan TINDAK LANJUT


Setelah kegiatan pembelajaran atau pelayanan selesai, disusunlah Laporan
Pelaksanaan Program Layanan ( LAPELPROG ) yang memuat data
penilaian hasil dan proses, dengan disertai arah tindak lanjutnya.

Mengetahui,
Kepala Sekolah Mahasiswi PPL

(Drs. Hadiyanto, M.Pd.) Neti Nurbaiti


168

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

1. Nama Konseli : MR
2. Kelas / Semester : 7.1 / Ganjil
3. Hari / Tanggal : Kamis/ 24 November 2022
4. Pertemuan ke :1
5. Durasi waktu : 45 menit
6. Tempat : Ruang Kelas
7. Pendekatan dan teknik konseling yang digunakan : Pendekatan Client-
Centered

Jakarta, 24 November 2022

Mengetahui.
Guru Bimbingan dan Konseling Mahasiswi PPL

Syefudin Zuhri, S.Pd Neti Nurbaiti

DATA DIRI KLIEN

A. INFORMASI KLIEN
169

Nama : Muhammad Rafa Agama : Islam


Umur : 14 Tahun Alamat: Jl. Nangka raya
Cimanggis
Jenis Kelamin : Laki - Laki Suku : Sunda
Status : Siswa

HAL YANG INGIN DIDISKUSIKAN DENGAN KONSELOR/GURU BK (Centang (V) yang


sesuai)

Asmara Individu Kebimbangan

Hubungan Kepribadian V Kdrt


Sosial

Keluarga Obsesi Ekonomi

Kekerasaan Trauma Bunuh diri


Anak

Kesepian Kegelisahan Penyalahgunaan obat

Kerohanian Karir Dll …

Pernikahan Akademik/ belajar

Anak motivasi

- Pernahkah anda melakukan konseling sebelumnya ? Tidak - Jika ada,


- Tuliskan obat-obatan yang anda gunakan saat ini :
……………………………………………………

INFORMASI TAMBAHAN

1. Uraikan kelebihan yang menurut anda ada pada diri anda :


Saya suka menggambar

2. Uraikan 3 kelemahan yang menurut anda ada pada diri anda :


- Tidak percaya diri
- Pemalu
170

- Dijauhi Teman
-

DIISI OLEH PELAKSANA LAYANAN

A. MASALAH YANG DIBAHAS :


Siswa menjelaskan bahwa yang dialami saat ini adalah sangat tidak
percaya diri dan malu, duduk dikelas sendirian, tidak ada teman yang mau
duduk bersamanya, dan suka dijahili oleh teman-temannya

B. DESKRIPSI SINGKAT MASALAH :


1) Masalah tidak percaya diri

C. HASIL PEMBAHASAAN/PENGENTASAN MASALAH :


Siswa akan berusaha mengentaskan permasalahan yang ada dalam dirinya
serta berusaha untuk lebih bersosialisasi dengan teman teman nya dan juga
untuk dapat lebih pervaya diri dalam akademik.

Jakarta, 24 november 2022


Pelaksaana Layanan

Neti Nurbaiti

LAPORAN KONSELING PERORAGAN

1) Identitas Pribadi
Nama : Muhammad Rafa
Umur : 14 tahun
171

Jenis Kelamin : Laki-laki


Agama : Islam
No Hp/Tlp : -
Status : Pelajar
Alamat : Jl. Nangka Raya Cimanggis
2) Masalah Konseli
merupakan siswa di sekolah tersebut. Dia merasa bahwa dirinya sangat
tidak percaya diri dan malu, duduk dikelas sendirian, tidak ada teman
yang mau duduk bersamanya, dan suka dijahili oleh teman-temannya
3) Gambaran Masalah
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh konselor dan klien, klien
merasa sangat pemalu dan tidak percaya diri
4) Hubungan Awal
Hubungan awal dalam pelaksanaan konseling yakni konselor
mengupayakan klien agar dapat percaya pada dirinya sendiri dan lebih
bersosialisasi dengan teman temannya.
5) Pengkajian Keadaan Awal
Setelah konseling, keadaan konseli merasa bahwa ia lebih baik dari
sebelumnya, karena telah menceritakan masalah ini.
6) Penetapan apa yang akan diubah
Penetapan yang akan yaitu perilaku yang kurang negatif agar dapat
menjadi siswa yang efektif dan tidak pemalu.
Tujuannya agar klien segera mengambil keputusan terhadap masalah
yang dihadapinya.

7) Rencana Usaha mencapai Tujuan


a) Pelaksaan Usaha Waktu Pelayanan Layanan :
Hari / Tanggal : Kami, 24 november 2022
Waktu : 09.00-09.30
Tempat : Ruang Kelas

/FOTO KEGIATAN
///
172

J. ZULVA FARAH NABILA (201901500511)

/
173

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SMP YAPEMRI DEPOK

A Komponen Layanan Dasar

B Bidang Layanan Pribadi

C Topik / Tema Layanan Membangun Rasa Percaya Diri

D Fungsi Layanan Pemahaman

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu meningkatkan rasa percaya


diri dengan baik untuk mencapai tujuan hidupnya

F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami Pentingnya


rasa percaya diri
2. Peserta didik/konseli dapat memahami ciri-ciri dan
manfaat orang yang mempunyai rasa percaya diri
3. Peserta didik/konseli dapat memahami proses
pembentukan rasa percaya diri
4. Peserta didik/konseli dapat memahami membangun
rasa percaya diri
G Sasaran Layanan Kelas 8

H Materi Layanan 1. Pentingnya rasa percaya diri


2. Ciri-ciri dan manfaat orang yang mempunyai rasa
percaya diri
3. Proses pembentukan rasa percaya diri
4. Membangun rasa percaya diri
I Waktu 45 Menit
174

J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan


dan Konseling untuk SMP-MTs kelas 8, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. http://mintotulus.wordpress.com

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

L Media / Alat LCD, Power Point Membangun Rasa Percaya Diri

M Pelaksanaan

Tahap Uraian Kegiatan

1. Membuka dengan salam dan berdoa


2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya
bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
175

datang
3. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi

1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan


memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK

2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :


1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian

Depok, 01 Desember 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah Mahasiswa,
176

Zulva Farah Nabila

Lampiran 1. Uraian Materi

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI

1. Pentingnya Rasa Percaya Diri

Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat


penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas
kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan
177

ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat
menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling
(2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang
yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan
sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif,
kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Menurut Spencer (2003 ) percaya diri adalah keyakinan pada
kemampuan dan penilaian diri atau citra sendiri, termasuk atas kemampuan
dirinya yang diwujudkan dalam lingkungan yang semakin menantang serta
percaya pada keputusan dan pendapatnya utnuk mengatasi kegagalan secara
konstruktif.

2. Ciri – ciri Orang yang Mempunyai Rasa Percaya Diri


Apa yang membedakan orang antara yang mempunyai rasa percaya
diri dan tidak? Ternyata ada banyak hal yang membedakan mereka antara
lain:
a. Berani Tampil Beda
Orang yang PD adalah sesorang yang hampir pasti memahami dirinya
sendiri. Ia mengerti kebutuhan dirinya, mengerti keterbatasannya, sehingga
jadilah ia seorang yang berani tampil beda, tentunya dalam hal positif.
b. Berani Menerima Tantangan
Bukankah ketika kita belum mencoba, kita belum tahu persis kapankah
kesiapan kita? Berani menerima tantangan berarti berani untuk belajar
sesuatu yang baru.

c. Asertif
Asertif berarti tegas, punya pendapat, serta berani berkata tidak. Seseorang
yang PD tentu bersikap tegas, sebab ia berilmu ia tahu kapan saat untuk
berkata “ya” dan kapan saat untuk berkata “tidak”.
d. Mandiri
Seorang yang PD adalah seorang yang mandiri. Ia percaya pada
kemampuan dan kekuatan dirinya dalam emngatasi permasalahan.
e. Selalu bereaksi Positif dalam Menghadapi Masalah
178

Reaksi positif ini misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam
menghadapi permasalahan hidup.

3. Manfaat Rasa Percaya Diri


a. Menjadi pribadi yang tahan banting, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
b. Mampu mengatasi keadaan dengan baik.
c. Mengetahui kemampuan diri sendiri, sehingga mengerjakan sesuatu secara
efektif dan efisien.
d. Memandang semua hal secara optimis.
e. Kualitas kepribadian akan meningkat
f. Mampu mengontrol emosi dengan baik.
g. Hidup akan lebih sistematis.

i.Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri


Rasa Percaya Diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang. Ada proses
tertentu dalam pribadi seseorang sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya
diri. Secara garis besar, terbentuknya rasa percaya yang kuat terjadi melalui proses
sebagai berikut:
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan
yang melahirkan kelebihan – kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan – kelebihan yang dimiliknya
dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan
memanfaatkan kelebihan tersebut.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan – kelamahan
yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau kesulitan
menyesuaikan diri.
d. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan
menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

4. Membangun Rasa Percaya Diri


Rasa Percaya Diri sangat diperlukan setiap orang. Tanpa rasa percaya diri,
seseorang akan merasa kikuk, serba salah, dan tidak dapat melakukan sesuatu secara
maksimal. Berikut ini ada tujuh (7) pilar untuk membangun rasa percaya diri yang
dikutip dari buku Sukses Membangun rasa Percaya Diri karya Wishnubroto Widarso,
antara lain:
179

1. Sadar bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang dikaruniai hak dasar yang sama
yaitu, hak untuk hidup, hak untuk merdeka, dan hak untuk mencari kebahagiaan
kita sendiri.
2. Hidup Mandiri, dalam arti mempunyai pikiran sendiri, mempunyai minat dan
hobi sendiri, dan berani secara terbuka menyatakan pendapat/pikiran sendiri, serta
melakukan apapun yang menjadi minat dan hobi, sejauh itu tidak merugikan
orang lain.
3. Menemukan keunggulan/kelebihan diri dan kemudian mengembangkannya
dengan sungguh – sungguh.
4. Menimba ilmu dan mengumpulkan pengetahuan umum sebanyak yang mampu
dilakukan.
5. Berfikir realistis bahwa setiap manusia pasti punya keunggulan/kelebihan
disamping kelemahan/kekurangan.
6. Berfikir asertif, tulus mengakui hak orang lain, tetapi pada saat yang sama mampu
menegakkan haknya sendiri.
7. Menggunakan bahasa non verbal (bahasa tubuh) dengan tepat, misalnya
memAndang wajah dan mata lawan bicara kita dalam kurun waktu yang relative
lama (bukan seperti pAndangan sekilas saja), berdiri tegak dengan kaki lurus dan
berat badan ditumpukan pada kedua kaki (tidak condong ke salah satu sisi);
duduk dengan punggung tegak pada sAndaran kursi (tidak duduk membungkuk
atau meringkuk); bahu di tarik ke belakang supaya lurus; kepala tegak tetapi tidak
mendongak; artikulasi (pengucapan kata) juga jelas. Bahasa nonverbal ini
seharusnya memang muncul secara alamiah, tetapi bukan berarti tidak dapat
dipelajari. Kita dapat belajar dan berlatih menggunakan bahasa nonverbal tertentu
sebagai salah satu cara membangun rasa percaya diri kita.
Dari uraian singkat di atas, tentunya Anda sudah paham mengenai apa dan
bagaimana rasa percaya diri itu. Andapun memahami betapa pentingnya memiliki
rasa percaya diri. Nah, sudahkah Anda termasuk orang yang percaya diri alias
PD? Kalau belum, mulailah dari sekarang. Tak ada kata terlambat untuk belajar
dan memperbaiki diri.

Lampiran 2. Instrumen Penilian

Lembar Refleksi Kegiatan Proses Bimbingan Klasikal


180

Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor
sesuai dengan apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang
dilakukan!
SKOR
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan

2 klasikal
Peserta dibutuhkan peserta didik
didik terlibat aktif dalam
kegiatan
3 Peserta layanan
didik tertarik dengan media yang

4 digunakan
Peserta didik senang mengikuti kegiatan

5 bimbingan
Kegiatan klasikal yang dilakukan
bimbingan klasikal
memberikan manfaat bagi peserta
6 Alokasi
didik waktu dalam pelaksanaan bimbingan
klasikal mencukupi.
CATATAN
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup

1 = Kuran

LEMBAR EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

SKOR
1 2 3 4
1 Saya memahami dengan baik tujuan yang
diharapkan dari materi yang disampaikan
2 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan
181

3 Saya menyadari pentingnya bersikap sesuai


dengan materi yang disampaikan.
4 Saya meyakini diri akan lebih baik,apabila

5 Saya dapat mengembangkan perilaku yang lebih


positif setelah mendapatkan materi
yang disampaikan.
6 Saya dapat mengubah perilaku sehingga
kehidupan saya menjadi lebih teratur dan
Total Skor =…

Keterangan:
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Cukup Setuju
1 = Kurang Setuju

RENCANA
PELAKSANAAN
LAYANAN BIMBINGAN
INFORMASI
SMP YAPEMRI DEPOK

A Komponen Layanan Layanan dasar


B Bidang Layanan Bidang Sosial
182

C Topik Bimbingan Pergaulan Bebas


D Fungsi Layanan Informasi
E Tujuan Agar siswa memahami pengertian, dan factor-faktor yang
menjadi penyebab terjadinya pergaulan bebas.
G Sasaran Layanan Kelas VII
H Materi (terlampir)
I Waktu 5x35 menit
J Sumber Bimbingan dan Konseling SMP Untuk Kelas IX . Jakarta:
Erlangga

K Teknik Ceramah, tanya jawab, diskusi, bermain peran


L Media/Alat Laptop, LCD dan layar
M Tanggal Pelaksanaan 3 November 2022
N Pelaksanaan
1. Tahap
Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan 1. Guru BK menyapa peserta didik dengan kalimat yang
Tujuan membuat siswa bersemangat.
2. Guru BK menyampaikan tentang tujuan bimbingan
3. Ice breaking
b. Penjelasan Guru BK menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan
tentang langkah- bimbingan
langkah kegiatan
c. Mengarahkan Guru BK memberikan penjelasan tentang topik yang akan
kegiatan di bahas
(konsolidasi)
d. Tahap peralihan 1. Guru BK menanyakan kesiapan kelas dalam
(transisi) melaksanakan tugas
2. Setelah semua peserta menyatakan siap, kemudian
Guru BK memulai masuk ke tahap inti
2. Tahap Inti
a. Kegiatan guru BK 1. Menyajikan materi dengan menggunakan media yang
sesuai
2. Tanya jawab berkaitan dengan materi pembahasan
3. Menjelaskan tugas yang akan dilaksanakan oleh peserta
183

Didik
b. Kegiatan peserta 1. Mendengarkan penjelasan dari guru BK
didik 2. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru
3. Tahap Penutup Guru BK memberikan penguatan terhadap aspek-aspek
yang ditemukan oleh siswa dalam diskusi atau tanya jawab
O Evaluasi
A. Evaluasi Proses 1. Guru BK mengadakan refleksi tentang kegiatan
2. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan Guru BK
B. Evaluasi Hasil 1. Merasakan suasana pertemuan: menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan
2. Topik yang dibahas: sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Cara guru BK menyampaikan: mudah dipahami/kurang
dipahami/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti: menarik/kurang menarik/tidak
5. Menarik
P Tindak Lanjut 5. -

Depok, 3 November 2022


Mengetahui

Kepala Sekolah, Mahasiswa,

Zulva Farah Nabila


184

Lampiran:

1. Uraian materi
2. Media

Pergaulan Bebas
PENDAHULUAN
Di zaman era globalisasi ini banyak beberapa kemajuan di bidang apapun,khususnya
di bidang IPTEK. Oleh karena itu dengan adanya kemajuan IPTEK maka yang timbul
adalah dampak positif dan dampak negatif. Terutama dalam penggunaan internet.
Banyak remaja yang menyalahgunakan teknologi tersebut,salah satunya yang
berdampak pada “Pergaulan Bebas”. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai
apa itu pergaulan bebas,penyebab pergaulan bebas,cirri-ciri orang yang melakukan
pergaulan bebas,dampak dari pergaulan bebas,solusi untuk orang yang melakukan
pergaulan bebas.
185

Oleh karena itu,semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dan dapat menjadi sebuah pengetahuan baru agar kita tidak termasuk orang yang
termasuk pelaku pergaulan bebas.

LAYANAN INFORMASI
            Layanan informasi yaitu : layanan Bimbingan dan Konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik
(klien). Klien tidak hanya peserta didik tetapi bisa juga orang tua atau wali.
            Layanan informasi, secara umum sama dengan layanan orientasi bermaksud
untuk memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Layanan
orientasi dan informasi merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan
bimbingan dan konseling. Selain itu akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi
bimbingan dan konseling lainnya dalam kaitan antara bahan-bahan orientasi dan
informasi itu dengan permasalahan individu. (Prayitno, 2008: 260).

PERGAULAN BEBAS

A. Pengertian
Pergaulan Bebas
            Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa.    Remaja adalah individu labil yang emosinya
rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas
186

membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan


bangsa.
            Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap
manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan
diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya
bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta
norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur
atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan
menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

B. Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia


            Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja
mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya
pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi
remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan
bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS
ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di
Indonesia: 
1.      Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap
pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi
mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana
ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan
kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua
yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak,
dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang
nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka
biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif,
contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
2.      Pelampiasan rasa kecewa
187

Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya


terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang
memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering
gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat
yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat
labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di
sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam
lingkungan hidupnya.
3. Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi
yang sebenarnya adalah westernisasi.

C. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas 


1. Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
2.Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari
jalan yang haram dan keji
3. Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
4. Rasa ingin tahu yang besar
5. Rasa ingin mencoba dan merasakan
6.Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung
jawab yang dihadapi.
7. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa
malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan
diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.
8. Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi
dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak
dalam keluarganya.
9. Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.
10. Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.

D. Dampak dari Pergaulan Bebas


            Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia
gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali
pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya
188

berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja
akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

E. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas


            Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat
membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun
kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang
melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas
masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam
“kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki
angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja
mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan
mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya
mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan
kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin
yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat
dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan
baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang
berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-
orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa
depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan
terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi
individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif
untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir
panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja
yang terkena HIV & AIDS nantinya.
Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi
apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk
memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan
189

remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam


kehidupan tiap remaja.

F. Cara pergaulan yang baik.


            Pergaulan yang baik sebenarnya gampang-gampang susah.yang jelas
tergantung dari tingkah laku kita sendiri.Kita harus banyak berkomunikasi dengan
orang-orang yang kita percayai atau keluarga kita sendiri.Dalam bergaul yang sangat
mempengaruhi adalah lingkungan sekitar.Ada pepatah yang mengatakan masuk ke
kandang kambing tapi jangan seperti kambing,begitu juga dengan bergaul kita harus
memperhatikan lingkungan sekeliling kita.bagaimana cara orang cara orang
berperilaku yang baik.Gaya berbicara yang sopan dan santun dalam bergaul tidak
harus dengan cara ugal-ugalan atau ketenaran semata.Jadi yang harus kita lakukan
adalah jadi diri kamu sendiri bagaimana oarang disekeliling kamu merasa nyaman
saat berkomunikasi dengan kita.Jadi cobalah memberanikan diri untuk
mengungkapkan apa yang ada di dalam isi hati kita.

G. Mengapa pergaulan bebas dapat terjadi dikalangan remaja.


            Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional
Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual
remaja berusia 14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan,
Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar
melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama.
Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual
mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena
semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.
            Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki
pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%)
mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua
(5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan
dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan
permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya.
            Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama
berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan
hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi
190

ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi.


Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal
seperti ini.

Kesimpulan
            Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).
            Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari
penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama
dan ketidakstabilan emosi remaja.
            Pergaulan bebas juga memiliki dampak yang sangat merusak  generasi pola
fikir generasi penerus. Diantara nya yaitu generasi penerus akan terkena HIV/aids dan
remaja akan menggunakan narkoba yang mana itu dapat merusak jaringan otak
remaja.
            Jadi, perlunya pengawasan orang tua yang ketat yaitu untuk menghindari
terjadonya pergaulan bebas. Sebagai orang tua, kita juga berperan penting untuk masa
depan anaknya. Karena orang tua mana sihh yang tidak senang jika anaknya dapat
sukses sesuai dengan keinginannya. Maka dari itu, marilah sama-sama kita menjaga
generasi penerus
191

BAB V
KEGIATAN KHUSUS

A. Kegiatan Kelompok Belajar


a. Pengertian
Pengertian kelompok belajar/ belajar kelompok adalah suatu
kegiatan belajar yang dilakukan bersama – sama guna menyelesaiakan
persoalan – persoalan yang berkaitan dengan belajar. Hal – hal yang
diperhatikan dalam kegiatan kelomok belajar adalah :
1. Pembentukan kelompok
Kelompok dalam KKB dibentuk atas bimbingan wali kelas,
guru pembimbing atau prakarsa siswa sendiri. Besarnya anggota KKB
5 – 8 orang, apabila KKB terlalu banyak anggotannya dimungkinkan
akan berubah fungsinya menjai arena gossip. Dalam pembentukan
KKB perlu diperhatikan:
a. Jarak antar rumah dengan tempat belajar.
b. Kemampuan anggota.
c. Kualitas anggota.
d. Jenis kelamin, diusahakan tiap kelompok terdapat siswa putra dan
putrid.
e. Musyawara nama kelompok, tetapkan nama yang menarik dan
bermakna, nama kota/ Negara/ tempat yang menarik dan semua
anggota kelompok menjadi bangga bila nama itu disebut.
f. Selanjutnya rumuskan aturan/ tata tertib kelompok. Tetapkan
aturan – aturan yang berkaitan dengan kedisiplinan, kerapian,
kerajinan, kesopanan, kekompakan dan motivasi pencapaian
prestasi belajar. Contoh :
 Pasal 1 : Semua anggota kelompok harus selalu berpenampilan
rapi.
192

 Pasal 2 : Semua anggota kelompk harus saling menjaga


kekompakan dsb
g. Lengkapi aturan/ tata tertib kelompok dengan sanksi bagi
pelanggran. Hindari sanksi/ hukuman fisik, rumusan sanksi yang
bersifat kreatif dan mendidik, yang bila sanksi itu diterapkan justru
bisa menambah kekompakan dan keakraban. Contohnya membawa
makanan ringan saat pertemuan kelompok sebatas kemampuan,
membersihkan meja kursi anggota selama 3 hari berturut – turut,
menggantikan kerja piket, mentraktir anggota kelompok sebatas
kemampuan dll.
2. Tempat belajar
Tempat penyelanggraan KKB diantarannya :
a. Di rumah anggota dengan diatur bergiliran.
b. Di ruang kelas pada sore hari.
c. Di tempat lain yang memenuhi syarat antara lain adanya meja,
kuris, penerangan dan kenyamanan.
3. Persiapan belajar
Agar KKB benar – benar bermanfaat, setiap anggota wajib
menyiapkan bahan – bahan dan alat – alat belajar. Bahan dapat berupa
soal – soal yang akan diselesaikan PR, tugas – tugas yang akan
dilaporkan hasilnya dab sebagainnya. Alat – alat dan sumber belajar
sepeti buku refrensi dan kamus harus pula disiapkan.
4. Pengantar bicara
Secara bergiliran tiap pertemuan KKB diantarkan oleh seorang
anggota, untuk membuka suatu pertemuan dan menyebutkan apa yang
akan dibahas agar tujuan KKB tidak menyimpang. Pembuka
pertemuan sekaligus bertindak sebagai ketua saat itu.
5. Waktu belajar
Waktu pelaksanaan KKB harus dijadwalkan hari dan
waktunya/ jam berapa. Setiap anggota harus disiplin mentaati jadwal
193

yang telah disepakati. Lama pelaksanaan bias 1,5 jam efektif ditambah
15 menit istirahat. Waktu yang terlalu lama dimungkinkan digunakan
untuk bergurau dan mengobrol.
6. Cara pelaksanaan
Berbagai cara untuk membangkitkan KKB diantarannya :
a. Membahas dan menyelesaikan soal.
b. Tanya jawab.
c. Memahami kata dan istilah yang cukup kompleks.
d. Mencatat pertanyaan untuk diajukan kepada guru di kelas dan lain
– lain.
Hal yang sangat berharga dalam KKB yang tersimpan dalam
sanubari para anggota setelah dewasa adalah “kenagan indah” saat
aktifitas KKB. Masih tersimpan jelas kesan – kesan kehidupan remaja
pada saat mengadakan KKB dengan kelompoknya yang penuh suka –
suka. Nama – nama anggota KKB seakan terpatri dalam batin dan
menjadi sejarah kehidupan yang sulit dilupakan.

b. Latihan pembentukan KKB.


1. Buatlah KKB dalam kelas masing – masing terdiri dari 5 – 8 orang
anggota.
2. Bentuk KKB merupakan kelompok campuran yang terdiri dari
siswa putra dan putrid.
3. Pilih salah satu anggota kelompok untuk menjadi ketua KKB,
lengkap kepengurusan kelompok dan seketaris, bendahara bila
diperlukan.
4. Teknis pembentukan KKB tergantung pada kreatifitas siswa, tetapi,
mengacu pada penjelasan diatas.
5. Laporkan hasil pembentukan KKB kepada guru pembimbing.
194

Laporan Pembentukan KKB

1. Nama Kelompok : Amsterdam


2. Pengurus Kelompok :
a. Ketua : Raffi
b. Seketrais : Valentina
c. Bendahara : Indah
d. Anggota : Kayla, Ridwan, Rizki, Amel, Habibi
3. Aturan/ tata tertib : Materi yang dibahas tidak boleh sama
4. Sanksi pelanggaran : jika ada materi yang sama maka kedua
kelompok akan dihukum yaitu membawa makanan dan minuman
yang bisa di konsumsi Bersama sama
c. Tugas 2 Pelaksanaan KKB.

Setiap kelompok wajib melaksanakan KKB dengan topic dan


waktu yang disesuaikan pada kebutuhan kelompok. Setelah itu
kelompok wajib melaporkan kegiatan pada guru pembimbing. Hal –
hal yang harus dilaporkannya:

1. Hari/ tgl pelaksanaan : 9 November 2022


2. Tempat : SMP Yapemri Depok
3. Waktu /lama KKB : 45 Menit
4. Siswa yang hadir : hadir semua
5. Materi bahasan : cara menghadapi ujian nasional
6. Hambatan : masih ada siswa yang belum bisa
berkonsentrasi atau bercanda Ketika diskusi dilaksanakan
195

d. Kegiatan Peserta Didik


Kegiatan peserta didik secara umum

jam kegiatan

Kegiatan belajar mengajar dikelas


07.00 – 09.30 Pelajaran disesuaikan dengan jadwal masing masing
hari

09.30 – 10.00 Istirahat ke 1

Kegiatan belajar mengajar dikelas


10.00 – 12.00 Pelajaran disesuaikan dengan jadwal masing masing
hari

12.00 – 12.30 Istirahat ke 2

Kegiatan belajar mengajar dikelas


12.30 – 13.50 Pelajaran disesuaikan dengan jadwal masing masing
hari

Pramuka ( Kegiatan setiap 1 bulan sekali ) /


13.50 - selesai Latihan upacara setiap 2 minggu sekali disesuaikan
dengan jadwal masing masing kelas

e. Bimbingan Teman Sebaya


Bimbingan dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya
atau sesama teman sebaya. Salah satu alasan mengapa diadakan
bimbingan teman sebaya karena kebanyakan dari remaja (peserta
didik) lebih nyaman dan lebih sering menceritakan masalahnya kepada
teman sebayanya dari pada kepada orang yang lebih dewasa dari
mereka.
196

Perkembangan teman sebaya pada masa remaja sangat


dimungkinkan diperlukannya layanan ini. Pada perkembangan teman
sebaya masa remaja terjadi peralihan dari dependent menjadi
independent. Mereka sudah mulai melepaskan diri dari
ketergantungannya pada orang tua dan berlatih untuk mandiri.
Tidak jarang saat orang tua mencampuri urusan si remaja maka
mereka merasa keberatan. Sama halnya ketika seorang guru BK
menanyakan sesuatu kepada remaja (peserta didik) maka respon yang
ditimbulkan seakan-akan menutupi sesuatu terseut. Hal inilah yang
mendorong perlunya menunjuk seorang murid yang dianggap pantas
atau memenuhi kualifikasi sebagi pembimbing teman sebaya.
Siswa yang menjadi pembimbing berperan sebagai tutor dalam
memecahkan masalah yang dihadapi oleh temannya. Untuk menjadi
seorang pembimbing teman sebaya tentunya ada campur tangan dari
guru BK dalam mengarahkan layanan ini dan ada pelatihannya juga.
Pelatihan Terhadap calon Bimbingan Teman Sebaya (BTS)
menurut Hamburd, dkk : 1972 adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan melakukan pendekatan dan membina percakapan
dengan baik serta bermanfaat dengan orang lain.
2. Kemampuan mendengar, memahami dan merespon (3M),
termasuk komunikasi nonverbal (cara memandang, cara
tersenyum, dan melakukan dorongan minimal).
3. Kemampuan mengamati dan menilai tingkah laku orang lain
dalam rangka menentukan apakah tingkah laku itu bermasalah
atau normal.
4. Kemampuan untuk berbicara dengan orang lain tentang
masalah dan perasan pribadi.
5. Kemampuan untuk menggunakan keputusan yang dibuat dalam
konseling mengahadapi permasalahan-permasalahan pribadi,
permasalahan kesehatan, permasalahan sekolah, dan
permasalahan perencanaan hubungan dengan teman sebaya.
197

6. Kemampuan untuk mengembangkan tindakan alternatif


sewaktu menghadapi masalah.
7. Kemampuan menerapkan keterampilan interpersonal yang
menarik untuk mengusahakan terjadi pertemuan pertama
dengan siswa yang minta tolong.
8. Kemampuan untuk mengembangkan keterampilan observasi
atau pengamatan agar dapat membedakan tingkah laku
abnormal dengan normal; terutama mengidentifikasi masalah
dalam menggunakan minuman keras, masalah terisolasi, dan
masalah kecemasan
9. Kemampuan mengalih tangankan konsli untuk menolongnya
memecahkan masalahnya, karena KTS tidak mampu
melakukannya.
10. Kemampuan mendemontrasikan kemampuan bertingkah laku
yang beretika.
11. Kemampuan mendemontrasikan pelaksanaan strategi
konseling.
Sebagai pembimbing tutor sebaya pasti memiliki tugas yang
harus dilakukan. Tugas-tugas yang hendak dikerjakan adalah :
1. Membantu siswa lain memecahkan permasalahannya.
2. Membantu siswa lain yang mengalami penyimpangan fisik.
3. Membantu siswa-siswa baru dalam menjalani pekan orientasi
siswa untuk mengenal sistim dan suasana sekolah secara
keseluruhan.
4. Membantu siswa baru membina dan mengembangkan hubungan
baru dengan teman sebaya dan personil sekolah.
Memang tidak mudah dalam melatih calon pembimbing teman
sebaya. Kesulitan lain yaitu kemungkinan menentukan calon
pembimbing teman sebaya yang benar-benar dapat menjalankan tugas
sebagai pembimbing teman sebaya. Di sisi lain layanan ini dapat
membantu guru BK dalam memenuhi tuntutan memberikan layanan
198

kepada peserta didik yang jumlahnya tidak sedikit. Bimbingan teman


sebaya akan lebih banyak membantu guru BK dalam meng-cover
semua kebutuhan peserta didiknya. Dalam prakteknya disesuaikan
dengan perkembangan masa remaja yang lebih suka mengutarakan
sesuatu (curhat) kepada teman sebayanya.
199

BAB VI
KEGIATAN PENDUKUNG

A. Himpunan data
Data adalah gambaran atau keterangan tentang ada atau keadaan
tertentu. Layanan Himpunan Data adalah upaya Konselor untuk
menghimpun, digolong-golongkan dan dikemas dalam betuk tertentu.
Himpunan data mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang
siswa, menganalisis dan menafsirkan data, serta menyimpan data itu.
(Winkel, 2005:253 ). Prayitno, dkk (1997) menyatakan, bahwa salah satu
di antara tugas guru pembimbing adalah melaksanakan segenap program
kegiatan pendukung, sedangkan himpunan data merupakan bagian dari
kegiatan pendukung. Kegiatan penyelenggaraan himpunan data menurut
Prayitno ( 2004:18 ) meliputi perencanaan, pelaksanaan , evaluasi dan
laporan. Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Jadi himpunan data
merupakan kegiatan pendukung dalam kegiatan bimbingan konseling yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan evaluasi dan laporan. Dalam hal ini
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan membagikan
angket data siswa dan membuat format DCM. Angket data siswa
disebarkan kepada seluruh siswa kelas 7,8,9 Uraian kegiatan :
 Tanggal : 14 – 17 November 2022
 Kelas : 7, 8, 9
 Materi : Menyebarkan angket data siswa
 Tujuan : Mencari data siswa Pelaksana
 Kegiatan : Praktikan BK
 Teknis Pelaksanaan : Praktikan menyebar angket data siswa
Kemudian menjelaskan langkah-langkah pengisisan angket
200

tersebut. Lalu siswa diberi waktu untuk mengisi angket tersebut


dan dikumpulkan pada pertemuan minggu depan

 Hasil : Kegiatan berjalan dengan lancar, lembar angket data


siswa telah diisi dan dikembalikan pada praktikan.

 Hambatan dan Solusi : Masih ada beberapa siswa yang bermasalah


karena tidak mengumpulkan angket tersebut. Solusinya adalah
melakukan wawancara secara
DAFTAR SISWA - SISWI langsung kepada siswa yang
SMP " YAPEMRI " DEPOK
bersangkutan TAHUN
atau AJARAN
menemui siswa secara langsung untuk
: 2022 - 2023

KELAS : 7.1 ( TUJUHmenanyakan


- SATU ) angket tersebutWALI KELAS : MIN ATUN WIDI KOLILA, S.TP
NO
Berikut data siswa SMP YAPEMRI
N AMA Depok, yang telahKETERAN
L/ P kami himpun
GAN
URT N IS N ISN
1 datanya0103993740
222307001 sebagai ABI
berikut : ANANTO
MARCEL L
2 222307002 0096140383 ADHITYA FITRAH L
3 222307003 0101118150 AIKKO NUR MALINA P
4 222307004 0099014061 AISYAH PUTRI P
5 222307005 0105362727 ALMIRA CHAIRUNNISA P
6 222307006 3095931493 AMEERA FAYZA HUMAIRA P
7 222307007 0107428997 ANITA ANGGRAINI P
8 222307008 0091004261 BENNY YUDHISTIRA L
9 222307009 0095760146 CRIANZA PUTRI PAMUNGKAS P
10 222307010 0109449784 DAFFA AL FARIZI AKHMAD L
11 222307011 0104866525 FAIQ FAZRIL L
12 222307012 0106270706 FAIZ ARFIANSYAH L
13 222307013 0105904431 FHIRSYA KAILA EMIRA P
14 222307014 0097541841 GILANG ANGGA KUSUMA L
15 222307015 0096890249 KIFA AGUSTINA AZ-ZAHRA P
16 222307016 0093506921 MOHAMMAD ABDULLAH HAFIDZ L
17 222307017 0098963722 MUHAMAD FAJRI L
18 222307018 0109624250 MUHAMMAD AL ZIDANE L
19 222307019 0103143832 MUHAMMAD RAFA ATMADEVA L
20 222307020 0101921684 RAIEN YEREMIA ARIS TOTELES HUTAGALUNG L
21 222307021 0101426935 RIZKY DARMAWAN L
22 222307022 0107652101 SAFA AQILA P
23 222307023 0091304851 SELVIANA AL JESYA P
24 222307024 0101655449 SULTAN RAMADHAN LESTARI L
25 222307025 0101777217 WINDA HADYTA PUTRI P
26 222307026 0092364334 YOGA ABDI SAPUTRA L
27 222307027 094741537 ZASQIA KHUMAIRAH P

REKAP Depok, 18 Juli 2022


LAKI - LAKI 15 KEPALA SEKOLAH
PEREMPUAN 12
JUMLAH 27 Orang
`
Drs. HADIYAN TO, MM.Pd
201

DAFTAR SISWA - SISWI


SMP " YAPEMRI " DEPOK
TAHUN AJARAN : 2022 - 2023

KELAS : 8.1 ( DELAPAN - SATU ) WALI KELAS : N AN I N URHAYATI,S.Pd


NO
N AMA L/ P KETERAN GAN
URT N IS N ISN
1 212207001 0092022932 ABY HARYANSAH L
2 212207002 0086840710 AIDAN DIRGA PUTRA L
3 212207003 0091608507 BRYAN ARYA PRATAMA L
4 212207004 0098834196 BUNGA SAFIYYA SUHAIMI L
5 212207005 0095580848 DHERA AMANDA LESTARI P
6 212207006 0091091015 EVAN ADRIANSYAH L
7 212207007 0099630521 FARHAN FEBRYAN L
8 212207008 0087525073 GALIH ADIS PRASETYO L
9 212207009 0095242876 IBNU APRIANTO L
10 212207010 0075645242 MARINA PUTRI IRIANI P
11 212207011 0071228848 MOCHAMMAD ZAKY AERO L
12 212207012 0094809673 MUHAMMAD AKDHAN FAIZAL L
13 212207013 0095258760 MUHAMMAD FACHRI SUDIRMAN L
14 212207014 0086825574 MUTIARA ALLYSA ZACHRA P
15 212207015 0095777622 RAFFA AHMAD L
16 212207016 0079727060 RAISYAH SYAKILA AKBAR P BLM DU
17 212207017 0094741051 RIDHO APRILIANSYAH L
18 212207018 0092815936 RIFQI MULYA ALBARI L
19 212207019 0092412756 RIZKI FERDIANSYAH L
20 212207020 0088772418 SHEILA AYU P
21 212207021 0092095708 SYAFIRA FEBRIYANTI P
22 212207022 0091504733 VAREL VEBRIANZ TRITON L
23 222308029 0096354712 MARSYA ZILLIA P

REKAP : Depok, 18 Juli 2022


LAKI - LAKI 16 KEPALA SEKOLAH
PEREMPUAN 7
JUMLAH 23 Orang

Drs. HADIYAN TO, MM.Pd


202

DAFTAR SISWA - SISWI


SMP " YAPEMRI " DEPOK
TAHUN AJARAN : 2022 - 2023

KELAS : 8.2 ( DELAPAN - DUA ) WALI KELAS : H. WAWAN HERMAWAN , S.Pd


NO
N AMA L/ P KETERAN GAN
URT N IS N ISN

1 212207023 0089519043 ABDUL AZZIS RISTIADI L

2 212207024 0088452853 AGUS SULAEMAN L

3 212207025 0089499413 AKRAM AHNAFIAN L

4 212207026 0084345601 ANISA RAHAYU P

5 212207027 0097853208 ARKAN AGESTA WARDOYO L

6 212207028 0085558565 ASYIFA DWI SAFITRI P

7 212207029 0086076190 AYOMI INDIRASANTI P

8 212207030 0088173627 CHICCO ALRASYA DHENINO L

9 212207031 0099447689 DIKTA DIWA SAKTI L

10 212207032 0092230254 DINDA ALYERA RAHMADINI P

11 212207033 0088469610 DWI ARYA KESUMA PERKASA L

12 212207034 0099738694 FARIS RASENDRIYA HASYIM L

13 212207035 0093528112 GRACE SHAFIRA LADO P

14 212207036 0092512237 HENRY DWI PRANATA WICAKSANA L

15 212207037 0097152040 KAYLA PUTRI ANJANI P

16 212207038 0098743513 LEMBAYUNG NARA AYUNINGTYAS WIBISONOP

17 212207039 0098610934 MUHAMMAD REVAN PRASETIYO L

18 212207040 0088716328 RADITYA DWIKI PUTRA RISNANTA L

19 212207041 0094506711 RAFKA ATHAR KAMIL L

20 212207042 0092964985 RAHILAH AKMAL P

21 212207043 0085594038 SHAFIRA RAMADHANI P

22 212207044 0082995099 WAHYU ALAMSYAH L

REKAP : Depok, 18 Juli 2022


LAKI - LAKI 13 KEPALA SEKOLAH
PEREMPUAN 9
JUMLAH 22 Orang

Drs. HADIYAN TO, MM.Pd


203

DAFTAR SISWA - SISWI


SMP " YAPEMRI " DEPOK
TAHUN AJARAN : 2022 - 2023

KELAS : 9.1 ( SEMBILAN - SATU ) WALI KELAS : Drs. H. SYAEFUDIN ZUHRI


NO
N AMA L/ P KET.
URT N IS N ISN
1 202107001 0088576910 ABIEL RASYA JULLIO L
2 202107002 0088722227 AHMAD FARHAN HARDIAN L
3 202107003 3085828807 ALESIA STEFANI P
4 202107004 0089602254 ALTHAN DARMALAN L
5 202107005 3083748575 ALYA SYAHRANI P
6 202107006 0079302628 ARIO BIMO TRI PURNOMO L
7 202107007 0075746293 ARRYYAN FATIH AL GHANI BAHRI L
8 202107008 0081134542 ARVEL NAZIRIEL NAJERA L
9 202107009 0089154201 ARWEN CINTHYANA PUTRI P
10 202107010 0086240198 CARISA CAYADEWI P
11 202107011 0075094441 DAFFA AUFA SYAPUTRA L
12 202107012 0087157818 DERIAN PUTRA SUDJA L
13 202107013 0075370051 HERVAN ANDRIAN SENOLINGGI L
14 202107014 0088074960 KANZAHAYA IKHRAR SMILEY P
15 202107015 0062635603 KRISTIAN DIMAS SAPUTRA L
16 202107016 0089742104 LIDYA MUTIARA SIDABUTAR P
17 202107017 0133598407 MAYZA SHAFWA AZ-ZAHRA P
18 202107018 0084685027 MOHAMMAD ADI FADILLAH L
19 202107019 0081306037 MUHAMAD IHSAN L
20 202107020 0083726053 MUHAMMAD RAFI GILANG RAMADAN L
21 202107021 0078418780 MUHAMMAD RAFLI PRASETYO L
22 202107022 0077728788 RAIHAN AMRU FAAD PRAYOGA L
23 202107023 0088922012 RANDY ABDULLAH NADHIF L
24 202107024 0081211994 SINTYA OKTAVIA P
25 202107025 0088490899 SYAKINAH PUTRI P
26 202107026 0072469182 TITANIA HIDAYAH P
27 202107027 0077167840 VINCENT RIZQI RADITYA L
28 202107028 0076859834 YUZTIARA PUTRI SUMARNA P
29 202107029 0071700010 ZAVIRLY ATHALA AKBAR L
30 202107060 0083399859 MUHAMAD RHENO JANUAR L

REKAP Depok, 18 Juli 2022


LAKI - LAKI 19 KEPALA SEKOLAH
PEREMPUAN 11
JUMLAH 30 Orang

Drs. HADIYAN TO, MM.Pd


204

DAFTAR SISWA - SISWI


SMP " YAPEMRI " DEPOK
TAHUN AJARAN : 2022 - 2023

KELAS : 9.2 ( SEMBILAN - DUA ) WALI KELAS : SON N Y ADITYA, S.Pd


NO
N AMA L/ P KET.
URT N IS N ISN
1 202107030 0087042078 AFDAL ABIRAMAWAN L
2 202107031 0088338940 BILAL LANGIT ROBANIE L
3 202107034 0086911391 DAFI ALFARIZI L
4 202107035 0082775490 DELIA SEPTI RAMADHANI P
5 202107036 0084630656 DIMAS HARIZ APRIYANSAH L
6 202107037 0084695912 DIO AGRIAN MAGIPASA L
7 202107038 0086984821 DIYANTHIE ARINI AGUSTIE P
8 202107039 0088946233 FARREL SEBASTIAN TITALEY L
9 202107040 0077128995 HOURA REZVANI P
10 202107041 0081076489 INDAH PRATIWI SEKAR WANGI P
11 202107042 0088518242 KAYLA ASYIFAH P
12 202107043 0071972812 KHAIRANA DINAR FAYZA P
13 202107044 0087124726 LEVINA GRACIA TURANGAN P
14 202107045 0077507729 LINDA NURHAYATI P
15 202107046 0084741358 LUTHFI HAKIM PANCA TIRTA L
16 202107047 0089252685 MARSHELL JUBLINO PATTINASARANY L
17 202107048 0072978476 MUCHAMAD RIZQI ADHZAKY L
18 212208045 0082069717 MUHAMMAD AZKA PUTRA ARDANI L
19 202107049 0084067112 MUHAMMAD RADHITYA APRILIANSYAH L
20 202107050 0075375234 MUHAMMAD REZA NOVANTO L
21 202107051 0086523768 NAJWAAN WONG BAHTERA L
22 202107052 0085142361 NATASYA AMELIA PUTRI SITOMPUL P
23 202107054 0089511081 RANI HERAWATI P
24 202107055 0088561683 RENDI PUTRA PRATAMA L
25 202107056 0085852805 RIDHO SYAHPUTRA L
26 202107057 0071179254 RIFAEL JONATHAN L
27 202107059 0087997474 VALENTINA BR BARUS L
28 222309028 0086022965 NAYAKA BENITA CALLULA P

REKAP Depok, 18 Juli 2022


LAKI - LAKI 17 KEPALA SEKOLAH
PEREMPUAN 11
JUMLAH 28 Orang

Drs. HADIYAN TO, MM.Pd


205

B. Koenfrensi kasus
206

Pengertian konferensi yaitu rapat atau pertemuan untuk berunding


atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama
atau permusyawaratan. Konferensi juga merupakan media komunikasi
tatap muka yang memberikan suatu kemungkinan bahwa dengan
konferensi dapat dicapai suatu pemahaman bersama yang tidak mungkin
dicapai melalui komunikasi secara tertulis.
Menurut Prayitno, (2012 : 335) Kasus adalah kondisi yang
mengandung permasalahan tertentu. Permasalahan yang ada perlu
dipecahkan, diurai, dikaji secara mendalam dan berbagai sumber perlu
diakses dan dibina komitmennya untuk bersama-sama mengarahkan diri
bagi upaya pengentasan permasalahan tersebut.
Menurut Hallen, 2005. Konferensi kasus yaitu kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk membahas pemasalahan yang dialami oleh
peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh
berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan
kkomitmen bagi terentakannya permasalahan tersebut.
Jadi, konferensi kasus adalah salah satu kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk membahas suatu permasalahan dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait untuk
mendapatkan keterangan yang digunakan untuk mengentaskan suatu
permasalahan.

 Tujuan Konferensi Kasus


Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004 : 322) tujuan konferensi kasus
yaitu :
1.      Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh
tentang permasalahan siswa. Gambaran yang diperoleh itu lengkap dengan
saling sangkut paut data atau keterangan yang satu dengan yang lain.
2.      Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penanganan
masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
207

Pada kasus yang terjadi di lapangan yanan Konferensi kasus


dilaksanakan dengan menghadirkan guru mata pelajaran, wali kelas, guru
BK orang tua siswa dan siswa sendiri. Layanan ini secara khusus
bertujuan untuk: pertama, mendapatkan konsistensi, kalau guru atau
konselor ternyata menemukan berbagai data/informasi yang dipandang
saling bertentangan atau kurang serasi satu sama lain (cross check data),
kedua mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi dalam
menafsirkan data yang cukup komprehensif dan pelik yang menyangkut
diri siswa (konseli) guna memudahkan pengambilan keputusan, ketiga,
untuk mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen
peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapi
siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya.
Pada kesempatan tersebut Wali Kelas, menyampaikan,”Kami
sebagai wali kelas merasa kerepotan manakala siswa tidak segera
merespon tugas guru, akibatnya beban tugas bertumpuk dan siswa tidak
memenuhi tugas. Lebih kesel lagi siswa dihubungi tidak merespon,”
ujarnya. Sementara Guru BK berkenan menyampaikan “Kendala
pembelajaran Matematika banyak, namun siswa tidak tetap saja tidak
memenuhi tugas, maka mohon maaf saja jika menerapkan sanksi tegas
agar disiplin anak terbentuk,” ujarnya.
Lebih lanjut Guru BK menyampaikan serangkaian bimbingan yang
telah dilaksanakan berupa bimbingan individu, pemanggilan orang tua,
konseling , advokasi. Hasilnya siswa masih belum lancar memenuhi tugas
guru.
Diakui, Sebagian siswa mengalami kejenuhan dan kesusahan
dalam memahami dan memenuhi tugas guru. Demikian juga yang dialami
siswa Ditemukan banyak siswa yang lambat merespon tugas guru,
sehingga tugas mata pelajaran banyak yang menumpuk dan akhirnya siswa
keberatan dalam mengerjakan tugas. Beban tugas guru menjadi berat
manakala ditemukan siswa yang tidak tertib dalam memenuhi tugas guru.
Di satu sisi guru harus menyiapkan materi pelajaran, menyiapkan media
208

yang digunakan dalam pembelajaran, mengoreksi hasil tugas siswa, dan


mengatasi siswa yang tidak tertib mengerjakan tugas.
Konferensi kasus ini cukup memberikan pencerahan dan
ditemukan solusi dalam memberikan pembelajaran terbaik sesuai
kesepakatan Bersama. Selanjutnya Madrasah memohon kepada oran tua
siswa agar selalu memantau belajar anak di rumah dan memastikan tugas
mata pelajaran dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Konferensi kasus ini
cukup efektif dan diakhiri pukul 13.00 WIB.

C. Home Visit
Home visit merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga
dalam kaitannya dengan pemecahan permasalahan siswa. Home visit ini
dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan orang tua
siswa atau anggota keluarga siswa. Aspek-aspek yang dapat menjadi acuan
dari home visit itu sendiri yaitu kondisi keluarga, ekonomi keluarga,
hubungan dengan keluarga, kebiasaan belajar, kondisi kesehatan, dll.
Tujuan dari Home Visit yaitu :
1. Untuk menambah kelengkapan data / informasi tentang
siswa melalui wawancara dengan orang tua, dan hasil
observasi suasana di rumah.
2. Memberi penjelasan tentang keadaan siswa kepada orang
tua, membangun kerja sama sekolah dan rumah.
3. Mengembangkan tingkat kepedulian orang tua terhadap
masalah anak.
D. Alih tangan kasus
Alih tangan kasus adalah suatu tindakan pemindahan penanganan individu
atau peserta didik kepihak lain yang sesuai dengan keahlian dan
kewenangannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Petugas atau
lembaga diluar sekolah diperlukan karena mereka dapat memberikan
bantuan yang tidak bisa diperoleh, baik oleh sekolah maupun konselor
setempat. Rujukan dilakukan untuk mendapatkan batuan secara khusus
209

tetapi bukan berarti bahwa individu yang di reveral itu memiliki masalah
yang serius karena pandangan semacam itu terlalu sempit dan salah.
Kegiatan alih tangan kasus diselenggarakan oleh konselor tidak lain
bermaksud agar klien memperoleh pelayanan hingga oktimal ( atas
masalah yang dialami ) oleh ahli pelayana profesi yang benar- benar
handal. Melalui alih tanga kasus yang tepat klien akan segera memperoleh
pelayaan yang tepat itu; sebaliknya, apabila alih tangan kasus tidak tepat
maka akan terjadi hal- hal yang tidak mengenakkan.
 Tujuan Alih Tangan Kasus
Tujuan umum alih tangan kasus adalah diperolehnya pelayanan
yang optimal, setuntas mugkin, atas masalah yang dialami klien.
Pelayanan terdahulu mengantarkan klien ke ahli yang bear- benar
berkemampuan dan berkewenangan denagn pengentasa masalah
klien itu.
Tujuan Kusus
Dalam kaitaya dengan fungsi- fungsi koseling, alih tangan khasus
didominasi oleh fungsi pengentasan. Tenaga ahli yang menjadi
arah alih tangan kasus diminta untuk memberikan pelayan yang
spesipik lebih menuntaskan pengentasan masalah klien. Terkait
secara langsung dengan pengentasan ini, fungsi pemahaman
sekaligus termasuk di dalamnya, dan fungsi pencegahan
merupakan dampak positif yang di harapkan. Dengan
terentaskannya masalah klien, masalah yang lebih parah dan
masalah- masalah lain dapat di cegah timbulnya.
Demikian pula fungsi pemahaman dan pemeliharaan. Dengan
terentaskannya masalah dengan potensi klien dapat
terkembangkan. Lebih jauh, alih tngan kasus dapat diarahkan untuk
terselenggaranya fungsi advokasi, khususnya masalah- masalah
klien berkeaan dengan terhambatnya atau teraniayanya hak- hak
klien.
210

LAMPIRAN
DAFTAR CEK MASALAH

INSTRUKSI
Di bawah ini ada bermacam-macam pernyataan. Bila pernyataan
tersebut merupakan  masalah  bagi Anda, lingkarilah nomor
masalah tersebut.
Kerjakan DCM ini dengan  sejujur-jujurnya;  Anda tidak perlu
merasa  cemas (khawatir). Jawaban Anda akan dirahasiakan dan
akan membantu kami dalam membantu mengatasi  masalah yang
Anda hadapi.
Kerjakan DCM ini pada lembar yang telah diberikan.
Tulislah identitas Anda dengan lengak pada tempat yang sudah
disediakan.

IDENTITAS SISWA :
Nama :
Kelas :
Umur :

PRIBADI

PRIBADI YA TDK
211

KEDISIPLINAN

1. sering terlambat masuk kelas


2. lebih senang dikantin daripada dikelas

3. senang duduk dibangku belakang


4. pekerjaan rumah kadang saya kerjakan disekolah
5. menyontek pekerjaan teman bila lupa mengerjakan
6. saya memakai seragam tidak sesuai jadwal 
7. sering meninggalakan pelajaran tanpa izin guru
8. tidak masuk sekolah bila ada pelajaran yang tidak
disenangi 
9. saya selalu menunda-nunda dalam mengerjakan PR
10. ketika guru mengajar saya sering ngobrol sendiri bila bosan
11. saya tidak pernah sholat tepat waktu
12. tidak pernah melakukan tugas piket membersihkan kelas
13. sering bolos ketika pelajaran tertentu
14. tidak pernah mengikuti extrakulikuler di sekolah
15. saya tidur larut malam
16. sering lupa memakai atribut saat upacara
17. ketika bertemu guru jarang berjabat tangan dengan guru
18. tidak terbiasa mengucapkan salam ketika masuk kelas
19. suka memakai kaos kaki yang berwarna-warni
20. mengerjakan tugas tidak tepat waktu

PEMAHAMAN DIRI

1. Sering pesimis dalam mengerjakan berbagai hal

2. Tidak yakin dengan pekerjaan yang saya kerjakan


3. Saya mempunyai kemampuan yang bisa saya andalkan 
4. Saya belum mengetahui bakat yang saya miliki
212

5. Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki


6. Saya tidak mengetahui kekuatan dan kelebihan saya
7. Saya tidak pernah yakin dengan jawaban ketika
mengerjakan ulangan sendiri
8. Saya bingung mengetahui bakat yang saya miliki
9. Merasa tidak memiliki bakat
10. Saya kurang bersemangat ketika di kritik orang lain
11. Saya tidak suka di kritik orang lain
12. Saya merasa diri saya tidak sebaik orang lain
13. Saya merasa tidak percaya diri
14. Sering berburuk sangka terhadap orang lain
15. Saya memiliki kebiasaan jelek
16. Saya tidak peduli dengan masalah orang lain
17. Saya malas mendengarkan cerita orang lain
18. Sendiri menurut saya lebih tenang
19. Saya tidak tau cara mengembangkan bakat yang saya miliki
20. Sering merasa malu bergaul dengan lawan jenis
21. Saya mudah terpengaruh oleh teman saya

PENGENDALIAN EMOSI

1. Jika saya ada masalah di rumah sering terbawa marah-


marah di kelas

2. Ketika marah saya membanting barang-barang di sekitar


3. Ketika keinginan tidak dituruti orangtua saya tidak mau
keluar kamar 
4. Saya tidak tau bagaimana mengendalikan diri apabila
sedang marah
5. Saya mudah tersinggung dengan perkataan orang lain’
6. Saya mudah marah bila tersinggung
213

7. Sulit memaafkan kesalahan orang lain 


8. Saya tidak dapat menahan emosi ketika marah
9. Saya ingin sekali di kagumi
10. Saya merasa putus asa apabila melakukan kesalahan
11. Apabila saya sedang marah saya tidak mau berbicara
dengan siapapun
12. Susah tersenyum apabila sedang marah
13. Saya merasa kurang puas dengan apa yang saya miliki
14. Sering merasa curiga terhadap orang lain
15. Tidak mudah percaya terhadap orang lain 
16. Saya merasa marah bila orang yang saya sayang disakiti
17. Saya terlalu mudah memafkan orang lain
18. Saya susah untuk tersenyum

19. Kritik bagi salah hal yang menyakitkan 


KEPERCAYAAN DIRI
1. Saya sering gugup jika bertemu guru
2. Saya merasa orang yang paling gemuk
3. Saya merasa malu jika memakai baju kebesaran
4. Deg-deg an saat  diajak berdiskusi
5. Merasa malu apabila disuruh guru maju mengerjakan soal
6. Merasa malu jika berteman dengan orang yang lebih kaya
7. Ketika berjalan saya sering menundukkan kepala
8. Saya merasa orang yang paling kurus
9. Menyendiri di dalam kelas apabila jam istirahat
10. Selalu bertanya kepada orang lain saat mengerjakan tugas
11. Mengalihkan pandangan apabila diajak bicara
12. Terbata-bata dalam berbicara apabila guru member
pertanyaan
13. Tidak yakin dengan apa yang dikerjakan
14. Merasa malu dengan penampilan 
214

15. Malu jika keluar rumah dengan sepeda


16. Dalam diskusi di kelas lebih banyak diam daripada
berpendapat
17. Tidak berani dalam menyampaikan pendapat di dalam
kelas
18. Saya kurang percaya diri jika memakai jilbab
19. Sering keluar keringat dingin apabila disuruh guru maju
mengerjakan soal

20. Saya malu jika baju yang saya pakai kekecilan


1. MANAJEMEN WAKTU

2. Saya tidak bisa membagi waktu dengan baik


3. Saya bingung memprioritaskan kegiatan
4. Tidak mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari
5. Saya sering terlambat masuk sekolah
6. Saya sering tidur larut malam
7. Saya malas untuk menunggu
8. Ketika bermain suka lupa waktu belajar
9. Saya selalu tepat waktu
10. Saya sering mengulur-ulur waktu
11. Saya sering lupa ketika ada jadwal kegiatan
12. Saya sulit menolak ajakan teman saya
13. Saya ceroboh ketika terburu-buru
14. Saya selalu berusaha menepati janji
15. Saya takut tidak bisa menepati janji
16. Saya sering menunda PR
17. Saya sulit tidur tepat waktu
18. Saya sering terburu-buru
19. Saya sering lupa waktu
20. Saya sering bangun kesiangan
215

21. Apabila bermain HP saya jadi lupa mengerjakan PR

SOSIAL

NILAI-NILAI KEHIDUPAN
1. Menghindar apabila ada kerja bakti di desa
2. Lebih baik dirumah daripada mengikuti kegiatan di desa
3. Tidak pernah mengikuti kegiatan karang taruna
4. Mudah tersinggung dengan perkataan teman
5. Bersifat tertutup
6. Tidak dapat menerima kritikan dari orang lain
7. Mudah marah 
8. Merasa malu jika dilihat banyak orang
9. Merasa genggsi menolong orang lain
10. Senang menjadi pusat perhatian
11. Pernah mengambil tanaman tetangga tanpa izin 
12. Pernah melanggar kesusilaan seperti pacaran yang
berlebihan
13. Pernah mengambil barang teman
14. Ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai
15. Pernah dimarahi orangtua karena pulang telat dan tanpa
izin
16.  Ketika berangkat ke sekolah jarang pamit
17.  Tidak suka bertegur sapa
18.  Tidak pernah membantu orangtua di rumah
19.  Merasa selalu bisa tanpa bantuan orang lain
20.  Sukar untuk menetap pada satu pilihan

1. ETIKA PERGAULAN
216

2. Sukar berteman dengan lawan jenis 


3. Bebas keluar malam setiap hari
4. Lebih suka berteman dengan lawan jenis
5. Ingin diberi kebebasan dalam berteman’
6. Suka berteman dengan teman yang memiliki sifat sama
7. Memilih teman dengan melihat kesukaan yang sama
8. Takut berteman dengan lawan jenis 
9. Ingin tampil berbeda dengan orang lain agar menarik
perhatian lawan jenis
10. Sering dilarang keluar malam
11. Tidak boleh berteman dengan lawan jenis
12. Orangtua membatasi saya dalam memilih teman
13. Hanya boleh berteman dengan orang yang agamanya sama
14. Berpenampilan beda dari teman yang lain
15. Orang tua membiarkan saya berteman dengan siapapun
16. Senang menjadi pemimpin dalam berteman
17.  Lebih senang berteman di dunia maya
18.  Sulit untuk jujur ketika berteman
19.  Saya merasa kurang adil bila berteman
20.  Sering bermain di rumah teman 
21.  Sering keluar dengan teman

1. INTERAKSI SOSIAL

2. Tidak senang bermain dalam kelompok


3. Sulit berkomunikasi dengan orang lain
4. Sulit akrab dengan orang baru
5. Takut berhadapan dengan banyak orang
6. Merasa malu bila diajak bicara
7. Sering gagal dalam usaha mencari teman
217

8. Takut berteman dengan kakak kelas


9. Tidak akrab dengan kakak atau adik kelas
10. Tidak akrab dengan adik kelas
11. Jarang diajak bermain bersama teman
12. Merasa tidak disenangi teman-teman diluar sekolah
13. Jarang menyapa guru
14. Kurang bisa akrab dengan guru di sekolah
15. Kurang senang dengan teman pendiam
16. Hanya senang berteman dengan teman sekelas saja
17. Kurang akrab dengan tetangga di sekitar rumah
18. Sering gugup bila menyampaikan pendapat
19. Jarang menyapa duluan bila bertemu teman
20. Merasa tidak disenangi kawan-kawan di luar sekolah
21. Sering tidak sabar 

PENYESUAIAN DIRI
1. Sulit menyesesuaikan diri dengan lingkungan baru
2. Sering gelisah ketika berada di lingkungan baru
3. Bingung dan banyak diam ketika berada di lingkungan baru
4. Pelajaran yang bersifat menghafal ayat-ayat sukar bagi saya
5. Kadang minder dengan teman yang lancar mengaji 
6. Pelajaran yang bersifat menghitung sulit bagi saya
7. Sulit menerima teman bila tidak banyak kesamaan
8. Kurang percaya diri dalam bergaul
9. Pelajaran disekolaan terlalu membosankan
10. Bahan pelajaran sulit dikuasai
11. Didalam kelas sering melamun
12. Mudah marah bila tersinggung
13. Sulit mendapat teman yang cocok dengan saya di kelas
14. Mudah tersinggung dengan perkkataan orang lain
218

15. Takut dengan lingkungan baru


16. Bersifat tertutup bila baru berteman dengan teman baru
17. Sulit menyesuaikan diri dengan teman beda kelas 
18.  Saya tidak suka masuk sekolah
19.  Saya ingin pindah ke kelas lain
20.  Saya tidak nyaman dengan kebisingan

ALTRUISME
1. Merasa acuh tak acuh dengan orang lain
2. Kurang ada tenggang rasa 
3. Sulit memaafkan teman ketika salah
4. Membiarkan orang kesusahan
5. Senang mendengar penderitaan orang lain
6. Ketika ada yang menanyakan alamat terkadang saya pura-
pura tidak tau
7. Ketika ada pengemis saya tidak pernah member uang
8. Saya merasa orang lain tidak butuh bantuan dari saya
9. Saya merasa kurang mampu untuk membantu orang lain
10. Saya takut bila dikritik
11. Saya tidak pernah tau jika ada tetangga yang sakit
12. Jarang menjenguk teman yang lagi sakit
13. Jika terburu-buru saya membiarkan orang yang jatuh di
jalan
14. Saya jarang meminjami alat tulis kepada teman
15. Saya takut dicemooh
16. Membiarkan teman yang sedang sedih
17. Membiarkan teman yang sedang menangis di kelas
18. Membiarkan teman yang sedang bertengkar di kelas
19. Enggan menerima tamu
20. Tidak suka pilihan
219
220

BAB VII
MANAJEMEN KONSELING SEKOLAH

A. Pola Manajemen Yang Ada

Menghadapi tuntutan kehidupan yang selalu berkembang dengan nilai-


nilai yang bergeser menjadikan peserta didik (siswa) sebagai anak bangsa
memiliki masalah dan persoalannya sendiri. Di sekolah siswa dituntut untuk
dapat berkembang dengan optimal, perkembangan yang diharapkan adalah
perkembangan utuh kompetensi yang dimiliki. Melihat hal tersebut
bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian di sekolah yang turut
mengoptimalkan kompetensi yang ada pada siswa tersebut harus memiliki
program dan strategi baru. Program dan strategi dimaksud harus dapat
membantu siswa untuk dapat berkembang dan mandiri. Untuk itu kebutuhan
haruslah datang dari siswa yang diawali dengan needs assesment.
Needs sama dengan kebutuhan yang berarti ketidaksesuaian antara apa
yang ada dan seharusnya ada (Posavac & Carey,1997). Ketidaksesuaian ada
di antara keadaan aktual dan (a) cita-cita, (b) norma, (c) minimum, (d)
keadaan yang diinginkan atau (e) keadaan yang diharapkan (Roth, 1990).
Assessment adalah alat untuk memperoleh informasi dalam membuat
keputusan tentang individu, kelompok, program atau proses. Tujuan
assessment meliputi kemampuan, prestasi, variabel kepribadian, kompetensi,
sikap, prioritas/pilihan, minat, nilai, demografis dan karakteristik lainnya.
Needs Assessment adalah kebutuhan yang diperoleh dengan menggunakan
alat dan indikator yang terstandar untuk dapat merancang kegiatan atau
tindakan yang akan diambil. Needs assessment yang mendasari semua
pekerjaan konselor sekolah adalah komitmen untuk memenuhi kebutuhan
siswa. Bagi Myrick (1990), bahwa tujuan sederhana dari sebuah evaluasi
adalah
1. mengidentifikasi kebutuhan siswa
2. mengidentifikasi apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut
221

3. menentukan perbedaan, jika ada intervensi konselor.


Berdasarkan hasil dari needs assessment ini disusun komponen program
bimbingan dan konseling.

B. PERENCANAAN KEGIATAN

Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program


tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta
mingguan.
1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan
jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan
SATKUNG yang masing-masing memuat:
a. Sasaran layanan/kegiatan pendukung
b. Substansi layanan/kegiatan pendukung
c. Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan
d. Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang
terlibat
e. Waktu dan tempat
2. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di
dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik
yang menjadi tanggung jawab konselor (guru BK).
3. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling
berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
4. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu
minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor (guru BK) di
sekolah.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
222

1. Bersama pendidik dan personil sekolah lainnya, konselor (guru BK)


berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat
rutin, insidental dan keteladanan.
2. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN
dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis
kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah :


b. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
c. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas
per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
d. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus,
himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan
alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:


1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di
luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran
sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
223

konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan


sekolah/madrasah.
4. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program
(LAPELPROG).
5. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan
persetujuan pimpinan sekolah/madrasah
b. Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan
kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/
madrasah.

D. Kompetensi Personal Konseling


Guru bimbingan dan konseling/konselor harus menampilkan kepribadian
yang baik, tidak saja ketika melaksanakan tugasnya di sekolah, tetapi di luar
sekolahpun guru harus menampilkan kepribadian yang baik, hal ini untuk
menjaga wibawa dan citra guru sebagai pendidik yang selalu ditiru oleh
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat
Hidayat (2013), tentang persepsi siswa terhadap pribadi konselor yang
diharapkan siswa diperoleh hasil yaitu, pada indikator berwibawa responden
menyatakan setuju dengan persentase sebasar 98,5%. Kedua, yaitu pada
indikator ramah responden menyatakan setuju dengan persentase sebesar
97,3%. Ketiga pada indikator sabar siswa menyatakan setuju dengan
persentase sebesar 93%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut yaitu konselor
dalam aspek ini telah menunjukkan integritas dan stabilitas yang kuat ditinjau
dari beberapa aspek yakni: menampilkan kepribadian dan perilaku yang
terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah dan konsisten), menampilkan
emosi yang stabil, peka bersikap empati, serta menghormati keragaman dan
224

perubahan, menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi


stress dan frustasi, menampilkan kinerja berkualitas tinggi dengan aspek
menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif,
bersemangat, berdisiplin dan mandiri, berpenampilan menarik dan
menyenangkan, dan berkomunikasi secara efektif.
1. Menampilkan keutuhan kepribadian konselor
a. Menampilkan perilaku membantu berdasarkan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengkomunikasikan secara verbal dan atau non verbal minat yang tulus
dalam
membantu orang lain.
c. Mendemonstrasikan sikap hangat dan penuh perhatian.
d. Secara verbal dan nonverbal mampu mengomunikasikan rasa hormat
konselor terhadap klien sebagai pribadi yang berguna dan bermartabat.
e. Mengkomunikasikan harapan, mengekspresikan keyakinan bahwa klien
mempunyai kapasitas untuk memecahkan problem, mengatur dan menata
dirinya, dan
berkembang.
f. Mendemonstrasikan sikap empati dan atribusi secara tepat.
g. Mendemonstrasikan integritas dan stabilitas kepribadian serta kontrol diri
yang baik
h. Memiliki toleransi yang tinggi terhadap stress dan frustasi.
i. Mendemonstrasikan berfikir positf terhadap orang lain dan lingkungannya.
2. Berperilaku etik dan professional
a. Menyadari bahwa nilai-nilai pribadi konselor dapat mempengaruhi
responsrespons konselor terhadap klien.
b. Menghindari sikap-sikap prasangka dan pikiran-pikiran stereotipe terhadap
klien.
c. Tidak memaksakan nilai-nilai pribadi konselor terhadap klien.
d. Memahami kekuatan dan keterbatasan personal dan professional.
e. Mengelola diri secara efektif.
225

f. Bekerjasama secara produktif dengan teman sejawat dan anggota profesi


lain.
g. Secara konsisten menampilkan perilaku sesuai dengan kode etik profesi.

E. Fasilitas Pendukung Konseling


a. Sarana
Dalam penyediaan sarana kelengkapan bimbingan dan konseling di SMP
Yapemri Depok masih perlu dilengkapi, seperti buku-buku sumber yang
berkaitan dengan upaya pengembangan diri siswa, alat test psikologis, alat
perekam konseling, dan lain-lain
b. Prasarana
Fasilitas ruangan yang terdapat dalam ruang BK adalah ; ruang tamu,
ruang konseling individual, ruang konseling kelompok, ruang
penyimpanan data dan ruang kerja staf BK,sedangkan fasilitas yang
dibutuhkan : lemari/loker penyimpan data, kursi tamu, kursi dan meja
untuk konseling individual dan kelompok, meja kerja staf BK, dan papan
informasi.

Sebagai gambaran keperluan fasilitas ruang bimbingan konseling antara


lain sbb
 Perlengkapan kerja : Meja dan kursi kerja, meja dan kursi tamu, lemari,
rak buku, lemari file, filing cabinet, papan data,dsb.
 Berbentuk format-format antara lain : isian peta siswa, pedoman
observasi, angket siswa dan orang tua, angket penjurusan, format
laporan absensi, dsb.
 Alat penyimpan data Berbentuk : map administrasi siswa, agenda
kegiatan,catatan konsultasi, catatan konseling, dsb.
 Perlengkapan Teknis. Berbentuk : Buku Pedoman, Buku sumber
(pribadi, sosial, belajar,karier, pendidikan), alat tulis, ICT, dsb
 Ruang bimbingan diusahakan memenuhi standar layanan bimbingan
konseling, yang terdiri dari ruang konsultasi, ruang administrasi, ruang
226

penyimpanan file, ruang konseling, ruang bimbingan kelompok/diskusi,


dsb.

F. Kepengawasan
Yang menjadi masalah bagi siswa SMP Yapemri Depok ini pada umumnya
sama dialami oleh siswa yang lainnya, karena pada masa ini siswa berada
pada masa pubertas, mereka sedang mencari identitas diri dan ingin diakui
keberadaannya sebagai remaja tetapi mereka belum bisa sepenuhnya
meninggalkan masa anak-anaknya, sehingga akhirnya sering muncul
masalah-masalah sebagai berikut :
a. Masalah Pribadi, seperti pemahaman dan penerimaan diri (kekurangan
dan kelebihan), citra diri/konsep diri negatif, pencarian bakat dan minat,
kurang percaya diri dan lain-lain
b. Masalah Sosial/pergaulan, seperti penyesuaian dengan teman
sebaya,guru dan lingkungan,genk/klik, mulai tertarik pada lawan jenis,
pengaruh media/teknologi.
c. Masalah Belajar, seperti motivasi rendah, kesulitan belajar, nilai kurang,
kurang konsentrasi, cara belajar yang kurang efektif, cara mengatur waktu
belajar, belajar kelompok.
d. Masalah Karir, seperti kelanjutan studi, cita-cita dan pemahaman dunia
kerja.
e. Masalah Pengisian Waktu Luang, seperti penyaluran bakat, kegiatan
ektra kurikuler, dan kegiatan di lingkungan masyarakat.
f. Masalah Sosial Ekonomi Orang Tua,seperti kesulitan memenuhi
kebutuhan/fasilitas belajar, ongkos sehari-hari, dan lain-lain.

Mekanisme penangan masalah Bimbingan dan Konseling berpedoman


kepada Struktur Organisasi yang digunakan. Penanganan kegiatan Bimbingan
dan Konseling oleh petugas bekerja sama dengan wali kelas. Hasil dari
kegiatannya dilaporkan kepada Koordinator yang selanjutnya dibahas secara
bersama.
227

Seluruh Kegiatan Bimbingan dan Konseling selanjutnya dilaporkan oleh


Koordinator kepada Kepala Sekolah baik secara insidental aupun secara
berkala. Kebijakan lebih lanjut ditetapkan oleh Kepala Sekolah melalui
Koordinator Bimbingan dan Konseling. Bagan mekaniske kerja Bimbingan
dan Konseling sebagai berikut:

Kepala
Bimbingan dan
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas
Konseling Sekolah

1 2 3 4

Nilai siswa Himpunan nilai Himpunan data Pengadaan


1. Kognisi 1. Buku
sarana
2. Psikomotor data/peta siswa
3. Afeksi 2. Prediksi (Wakasek
keberhasilan
Sarpras)
kognisi
3. Hasil
Menemukan Menerima informasi psikotes
kasus/permasalahan kasus/permasalahan 4. Hasil
siswa siswa; diinventaris konseling
1) di dalam dan ditangani/di individu
kelas selesaikan
Mengetahui
 kehadiran Aplikasi
mengikuti instrumentasi dan
pelajaran bimbingan menyetujui
 sikap 1. Tes (IQ,
menolak/tida bakat, kreatifitas,
k interest kepribadian)
(misal: sering 2. Non
mengantuk, tes/angket,dll
pasif, keluar
masuk kelas,
mengganggu
PBM, dsb)
2) di luar kelas
 hubungan
teman sebaya
:
konflik/perke
la
hian, dsb)
228

Catatan : Bersama guru BK Catatan : Mengetahui


1) Anekdot/ /konselor menemui 1)
kejadian OT siswa kegiatan (L.
2) Siswa yang konseling
memerlukan 1) hadi individu/mengam
remidial r disekolah ati afeksi siswa)
untuk keperluan (satuan layanan
konsultasi untuk kunjungan
2) kunj rumah, konferensi
ungan rumah kasus. Alih
3) konf tangan kasus)
erensi kasus 2)
3)
semesteran
(program BK
semesteran,
rekapitulasi
presensi
kehadiran,
konseling,
konsultasi
OT/layanan dan
kegiatan
pendukung
4)
(program
bimbingan dan
konseling)
229

BAB VIII
LAPORAN KHUSUS

Konseling penanganan khusus adalah upaya batuan yang diberikan oleh konselor
kepada konseli agar konseli tersebut dapat menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapinya dan mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang berbeda dengan dirinya serta mereka mampu untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki anak yang membutuhkan penanganan khusus tersebut.

Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan ialah sebagai


berikut:
1. Memperoleh kasih sayang
2. Memperoleh penghargaan yang sama
3. Memperoleh harga diri
4. Ingin dikenal
5. Memperoleh prestasi dan posisi
6. Untuk dibutuhkan orang lain
7. Merasa bagian dari kelompok
8. Memperoleh rasa aman dan perlindungan
9. Memperoleh kemerdekaan diri

Pengenalan tentang kebutuhan seseorang sangat diperlukan apalagi untuk anak


yang membutuhkan penanganan khusus bagi usaha membantu mereka. Program
bimbingan dan konseling merupakan salah satu usaha untuk membantu para siswa
untuk memenuhi kebutuhannya secara wajar dan sesuai dengan norma yang
berlaku.

Salah satu contoh seperti kenakalan remaja merupakan problem sosial tidak hanya
di negara Indonesia, melainkan juga terjadi di negara-negara lain, khususnya para
remaja yang tinggal di kota-kota besar karena pengaruh era globalisasi.
230

Akan tetapi, perlu diingat bahwa problem kenakalan remaja dapat diminimalisir
dengan memberikan ruang gerak kepada para remaja dalam mengikuti sertakan
atau menyalurkan mereka dalam kegiatan yang bermanfaat.

Berdasarkan observasi kami pada saat PPL dengan menggunakan instrumen DCM
dihasilkan bahwa tidak ada siswa yang mengalami permasalahan dengan
penanganan khusus pada kelas 7,8, dan 9 di SMP Yapemri Depok.
231

BAB IX

PENUTUP

A. Gambaran tentang keberhasilan Layanan Konseling


Evaluasi Analisis TidakLanjut
Jenis Layanan
No
Pendukung
Proses Hasil Hasil Hambatan

1. Layanan Informasi Antusias dalam Laiseg: 80%pes 20% yang Bagi peserta
 Orientasi mengikuti KBM Memaham erta tidak didik yang belum
tata tertib i materi didik memahami memahami maka
sekolah layanan memaha materi layanan dan
 Pergaulan yang mi dan karena tindak lanjut
pada masa
diberikan aktif tidak mengikuti
remaja
mengiku masuk layananan
 Motivasi
belajar Laijapen: ti sekolah orientasi perlu
Dilaksana kegiatan dan izin ke diberikan.
kan luar kelas
beberapa
minggu
kemudian.

2. Layanan Beberapa peserta Laiseg: 85% 15%pesert Perlu diberikan


penguasaan konten didik Ada 2-3 peserta a didik layanan konseli
 Selektif Yang berani bertanya anak yang didik yang mampu
perilaku karena ada beberapa belum mampu belum menyusun
yang hal yang belum mampu mengerj mampu ringkasan dengan
menyimpa dipahami mengenda akan menyelesai dan bagi anak-
ng
likan diri tugas- kan tugas anak yang belum
 Membiasa
kan diri dalam tugas sesuai punya keberanian
berbicara menyelesa yang petunjuk 2- bertanya
dengan ikan diberika 3 peserta
sopan masalah n. didik yang
 Toleransi peserta 95% kesulitan
dalam didik peserta membuat
kehidupan
mampu didik ringkasan
sekolah
membuat sudah
 Menyalur
kan bakat ringkasan dapat
dan minat dengan membua
yang baik t
dimiliki ringkasa
secara n materi
efektif dengan
baik.
232

3. Layanan konseling  Keterlibatan Laiseg: 50% Agak Perlu promosi


individu peserta ada konseli kesulitan konseling tentang
didik dalam perasaan yang konseli pelayanan
proses lega dan dapat dalam konseling
konseling
tenang terlibat mengungk
 Masih
kesulitan setelah langsun apkan Perlu layanan
dalam mendapat g dalam masalahny konseling
mengungka kan proses a lanjutan
pkan layanan konselin
masalahnya konseling g karena
masih
Laijapen : ada
melalui perasaan
observasi takut.
melihat
perkemba
ngan
konseli
tersebut.

4 Layanan konseling Mengikuti dengan Laiseg : 75% Ada Perlu diberikan


kelompok dan antusias merasa peserta beberapa layanan
Bimbingan senang,leg didik peserta penguasaan
kelompok a,dan puas dapat didik yang konten untuk
menamba terlibat kesulitan memantapkan
h dalam mengungk kemampuan
wawasan kegiatan apkan dalam
baru antusias pendapatn berpendapat
dan ya
semanga
t dalam
mengiku
ti
kegiatan
layanan

5 Aplikasi Ada beberapa peserta Laiseg : 95 % Ada 2-3 Diberi tugas


Instrumentasi dan didik yang malu-malu Peserta dapat peserta susulan
sosiometri menentukan pilihan didik bisa menentu didik yang
nya menentuk kan tidak
an pilihan pilihan masuk/tida
nya nya k
sesuaipetu sesuai mengikuti
njuk petunjuk kegiatan
dalam
format
sosiomet
ri

B. Faktor Penunjang,Penghambat dan Upaya mengatasinya


233

Faktor penunjang meliputi : Sarana dan prasarana disekolah yang


memadai,dari sumber manusia yang mumpunidibidang
nya,kemudian siswa-siswa yang antusias,dan koordinasi yang baik
dari banyak pihak
Faktor penghambat meliputi : kurang nya jam masuk kelas untuk
Bimbingan dan Konseling dan kurang nya tenaga Bimbingan dan
Konseling dengan jumlah siswa 150 Siswa hanya terdapat 1
Konselor.
Upaya : Dengan Memaksimalkan Jam Bimbingan dan Konseling

C. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan disimpulkan
maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1) Bagi Kepala Sekolah
Semoga dapat menambah jumlah SDM yaitu konselor agar
bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik dan
semakin optimal dan juga memberikan jam khusus untuk
masuk kelas untuk bimbingan dan konseling
2) Bagi Konselor
Terus meningkatkan kapasitas sebagai konselor atau guru
BK agar semakin professional
3) Bagi peneliti
Mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi seiring
berjalan nya waktu.Diharapkan mampu untuk meneliti
lebih lanjut
234
235

Anda mungkin juga menyukai