KELAS : BK S2D
1
BAB I
2
Proses Berlangsung secara cepat Berlangsung di setiap fase
pada awal usia hingga kehidupan
remaja
3
ahli juga menyatakan bahwa pengaruh terpenting pada perkembangan adalah
warisan biologis, dan yang lain (pendukung “nurture) menyatakan bahwa
pengalaman lingkunganlah yang merupakan pengaruh terpenting. Teori Nurture
adalah teori mengatakan adanya perbedaan wanita dan pria adalah hasil konstruksi
sosial budaya sehingga menimbulkan peran dan tugas yang berbeda antara pria dan
wanita. Perbedaan itu membuat wanita selalu tertinggal dan terabaikan perannya
dan kontribusinya dalam kehidupan berkeluarga, pergaulan bermasyarakat,
berbangsa serta bernegara. Konstruksi sosial menempatkan wanita dan pria dalam
perbedaan kelas / tingkatan-tingkatan. Pria diidentikkan dengan kelas borjuis (kelas
menengah keatas) dan wanita sebagai kelas proletar (kelas keduah atau dibawah
borjuis).
BAB II
5
- Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan,
kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih
tinggi dan lebih berat daripada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk
tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak
perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .
- Status Sosial Ekonomi
Umumnya anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga dengan
tingkat ekonomi rendah.
- Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang
berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan
berat atau besar dibanding yang sering sakit.
- Kecerdasan
Pada umumnya, anak yang kecerdasannya lebih tinggi atau berprestasi di
sekolah biasanya lebih gemuk dan berat daripada anak yang kecerdasannya
rendah.
- Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan
fisik. Di antara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan
tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan “mimpi pertama” pada
anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.
6
Emosi yang meninggi
Hilangnya Kepercayaan Diri
Terlalu sederhana
2. Faktor Lingkungan
Teori lingkungan dipelopori oleh Jhon Locke. Dia berpendapat bahwa manusia
dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Perkembangan taraf intelegensi
sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari
lingkungan. Lingkungan memiliki peran besar bagi perubahan yang positif atau
negative pada individu. Hal ini tergantung bagaimana karakteristik lingkungan
itu sendiri. Lingkungan yang baik tentu membawa pengaruh yang baik bagi
7
individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik, rusak, buruk cenderung
memperburuk perkembangan individu.
Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan berfikir pada
remaja disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan sumber daya kognitif.
Peningkatan ini disebabkan oleh :
- Kecepatan pemrosesan (Case;Keating & Maclean;dalam Carlson,dkk.1999)
- Pengetahuan lintas bidang yang makin luas (Case,dalam Carlson,dkk.1999)
- Meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan informasi abstrak dan
menggunakan argumen-argumen logis (Moshman & Frank,Carlson,dkk.1999)
- Makin banyaknya strategis yang dimiliki dalam mendapatkan dan menggunakan
informasi (Carlson,dkk.1999).
8
maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau
kecerdasan seseorang anak.
4. Status sosial ekonomi
keluarga Status sosial
ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang
berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal
ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam
keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga
berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara
tidak sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.
6. Kedwibahasaan (bilingualism)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa yang lebih dari
satu bahasa akan lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang
yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan
bahasa secara bervariasi.
7. Jumlah anak atau anggota keluarga
suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota keluarga,
perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komuikasi yang bervariasi
dibandingkan dengan keluarga yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada
anggota keluarga lain selain keluarga inti.
9
a. Mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan.
b. Mengungkapkan perasaan.
c. Menilai intensitas perasaan.
d. Mengelola perasaan.
e. Menunda pemuasan.
f. Mengendalikan dorongan hati.
g. Mengurangi stress, dan
h. Memahami perbedaan antara perasaan dan tindakan.
- Pengembangan keterampilan kognitif.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu
adalah sebagai berikut:
a. Belajar melakukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi
masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri.
b. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial, misalnya mengenali
pengaruh sosial terhadap perilaku dan melihat diri sendiri dalam perspektif
masyarakat yang lebih luas.
c. Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan, misalnya mengendalikan dorongan hati, menentukan
sasaran, mengidentifikasi tindakan-tindakan alternatif, dan memperhitungkan
akibat-akibat yang mungkin timbul.
d. Belajar memahami sudut pandang orang lain (empati)
e. Belajar memahami sopan santun, yaitu perilaku mana yang dapat diterima dan
mana yang tidak.
f. Belajar bersikap positif terhadap kehidupan.
g. Belajar mengembangkan kesadaraan diri, misalnya mengembangkan harapan-
harapan yang realistis tentang diri sendiri.
- Pengembangan keterampilan perilaku.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan ketempilan perilaku individu
adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari keterampilan komunikasi non-verbal, misalnya berkomunikasi
melalui pandangan mata, ekspresi wajah, gerak-gerik, posisi tubuh, dan
sejenisnya.
b. Mempelajari keterampilan komunikasi verbal, misalnya mengajukan
permintaan dengan jelas, mendeskripsikan sesuatu kepada orang lain dengan jelas,
menanggapi kritik secara efektif, menolak pengaruh negatif, mendengarkan orang
lain, dan ikut serta dalam kelompok-kelompok kegiataan positif yang banyak
menggunakan komunikasi verbal.
10
menunjukkan konsistensi dalam memegang dan menerapkan nilai-nilai dalam
kehidupannya.
- Meningkatnya kesadaran akan lawan jenis. Ini menyebabkan remaja pada
umumnya berusaha keras memiliki teman dekat dari lawan jenisnya atau
pacaran. Untuk itu, remaja perlu diajak berkomunikasi secara rileks dan terbuka
untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan lawan jenis.
- Mulai tampak kecenderungannya untuk memilih karir tertentu, meskipun
sebenarnya perkembangan karir remaja masih berada pada tahap pencarian
karir. Untuk itu, remaja perlu diberi wawasan karir disertai dengan keunggulan
dan kelemahan masing-masing jenis karir tersebut.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hubungan sosial remaja
- Lingkungan keluarga
Dalam lingkungan keluarga ada beberapa faktor yang sangat dibutuhkan oleh anak
dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan
kebebasan untuk menyatakan diriinteraksi antara anggota keluarga yang tidak
harmonis merupakan suatu korelat yang potensial menjadi penghambat
perkembangan sosial remaja.
- Lingkungan sekolah
Guru dan teman sebayanya membentuk lingkungan norma bagi dirinya. Selama
tidak ada pertentangan maka selama itu pula remaja akan tidak akan mengalami
kesulitan . jika pertentangan terjadi maka remaja akan mencari teman yang dapat
menerima dirinya dalam penyesuaian diri.
- Lingkungan Masyarakat
Menurut Walgito, Salah satu masalah yang dihadapi remaja pada proses
sosialisasinya adalahbahwa tidak jarang masyarakat tidak bersikap konsisiten pada
remaja.di satu sisi mereka dikatatakan dewasa namun kenyataannya di sisi lain
remaja tidak diberikan kesempatan untuk melakukan perah penuh sebagai orang
dewasa
11
Di sekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai norma yang berlaku di masyarakat
sehingga mereka juga dapat menentukan mana tindakan yang baik dan boleh
dilakukan.
- Lingkungan Pergaulan
Dalam pengembangan kepribadian, faktor lingkungan pergaulan juga turut
mempengaruhi nilai, moral dan sikap seseorang. Pada masa remaja, biasanya
seseorang selalu ingin mencoba suatu hal yang baru. Dan selalu ada rasa tidak enak
apabila menolak ajakan teman. Bahkan terkadang seorang teman juga bisa
dijadikan panutan baginya.
- Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sendiri juga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan
moral. Tingkah laku yang terkendali disebabkan oleh adanya kontrol dari
masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi-sanksi tersendiri untuk pelanggar-
pelanggarnya.
- Teknologi
Pengaruh dari kecanggihan teknologi juga memiliki pengaruh kuat terhadap
terwujudnya suatu nilai. Di era sekarang, remaja banyak menggunakan teknologi
untuk belajar maupun hiburan. Contoh: internet memiliki fasilitas yang menwarkan
berbagai informasi yang dapat diakses secara langsung.
c. Upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan Nilai, Moral dan Sikap pada
remaja, serta implikasinya dalam dunia pendidikan
- Menciptakan komunikasi.
Dalam komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan
moral. Tidak hanya memberikan evaluasi, tetapi juga merangsang anak tersebut
supaya lebih aktif dalam beberapa pembicaraan dan pengambilan keputusan.
- Menciptakan iklim lingkungan yang serasi.
Seseorang yang mempelajari nilai hidup tertentu, dan moral dan kemudian berhasil
memiliki sikap dan tingkah laku sebagai pencerminan nilai hidup itu umumnya
adalah seseorang yang hidup dalam lingkungan secara positif,jujur dan konsekuen
dalam tingkah laku yang merupakan pencerminan nilai hidup tersebut
D. Pentingnya Kemandirian
1. Kreativitas dan Kemandirian sangat penting dalam proses pembelajaran
Karena jika kemandirian sudah tertanam di setiap diri para peserta didik tentunya akan
berimplikasi pada pendidikan, Dengan kemandirian, peserta didik akan: Belajar dan
berlatih dalam membuat rencana, Memilih alternatif, Membuat keputusan, Bertindak
sesuai dgn keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dilakukannya.
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kemandirian remaja
-Gen atau keturunan orang tua.
Faktor keturunan ini masih menjadi persebatan karena ada yang berpendapat bahwa
sesunguuhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada anaknya,
melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya
12
-Pola asuh orang tua.
Orang tua yg terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada
anaknya tanpa disertai dgn penjelasan yg rasional akan menghambat perkembangan
kemandirian.
-Sistem pendidikan di sekolah.
Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan
cenderung menekankan indoktrinisasi tanpa argumentasi akan menghambat
perkembangan kemandirian remaja.
-Sistem kehidupan dimasyarakat.
Sistem kehidupan masyarakat yg terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur
sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi
potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran
perkembangan kemandirian remaja.
3. Peranan Orang-tua dan Guru terhadap pembentukan Kemandirian remaja
- Peran Orang tua
Penciptaan keterbukaan komunikasi dalam keluarga.
Penciptaan kebebasan mengeksplorasi lingkungan.
Penerimaan remaja secara positif tanpa syarat atau tanpa pamrih.
Penciptaan komunikasi empati dengan remaja.
Penciptaan kehangatan interaksi dengan remaja. Peran
- Guru
Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang
memungkinkan anak merasa diahargai.
Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan
keputusandan dalam berbagai kegiatan sekolah.
Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan,
mendorong rasa ingin tahu mereka.
Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak
membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.
Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
13
positif,Proses Penyesuaian diri adalah bagaimana individu mencapai keseimbangan
diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan.kalau lingkungan saja tidak
terpenuhi maka akan berdampak ke proses itu sendiri
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menimbulkan efek pada proses penyesuaian diri
remaja
- Kondisi-kondisi fisik (keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf kelenjar, sistem
otot, kesehatan, penyakit dan sebagainya).
- Perkembangan dan kematangan khususnya kematangan intelektual, sosial, moral
dan emosional.
- Penentu psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajar, pengkondisian,
penentuan diri (self – determination), frustasi dan konflik.
- Kondisi lingkungan khususnya keluarga dan sekolah. Penentu
cultural/ budaya, termasuk agama.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16