Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu memiliki usia dan karakter yang berbeda karena


setiap orang adalah unik. Dan disepanjang daur kehidupannya, individu akan
mengalami fase kehidupannya. Mulai dari fase perinatal, bayi, toddles,
preschool, sekolah, remaja, hingga fase dewasa muda menengah dan tua.
Masing-masing dari semua fase itu memiliki tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda pula. Laju pertumbuhan bervariasi pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda pula karena perkembangan
merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.

Adapun dari fase-fase yang terjadi terdapat tugas-tugas


perkembangan yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap
perkembangannya. Tugas-tugas ini harus dicapai sebelum seorang individu
melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila seseorang
individu gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit
untuk memenuhi dan melaksanakan tugas perkembangan pada fase
selanjutnya.

Sebagai seorang perawat, kita dituntut untuk mengerti proses


tumbuh kembang manusia mulai dari masa perinatal hingga masa dewasa tua
itu. Oleh karena keunikan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda dan
fase kehidupan yang juga bertahap-tahap sehingga dalam menangani kasus
yang samapun tindakan yang di berikan akan sangat berbeda.

1
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pertumbuhan dan
perkembangan orang dewasa.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tahap perkembangan dewasa muda.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tugas perkembangan dari masing-
masing fase dewasa itu.
4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan sehat jiwa pada
klien dewasa.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Untuk melakukan pengkajian pada asuhan keperawatan sehat jiwa
pada klien dewasa.
2. Untuk menentukan diagnosa pada asuhan keperawatan sehat jiwa
pada klien dewasa.
3. Untuk melakukan intervesi pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada
klien dewasa.
4. Untuk melakukan implementasi pada asuhan keperawatan sehat jiwa
pada klien dewasa.
5. Untuk melakukan evaluasi pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada
klien dewasa.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dewasa awal

Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata
adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang
sempurna atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1999) mengatakan bahwa
masa dewasa awal dimulai pada umur 20 tahun sampai umur 40 tahun,
saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.

Dariyo (2003) mengatakan bahwa secara umum mereka yang


tergolong dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-
40 tahun. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dewasa awal
adalah individu yang berada pada rentang usia antara 20 hingga 40 tahun
dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu yang
disertai berkurangnya kemampuan reproduktif, merupakan masa dimana
individu tidak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun
psikologis pada orangtuanya, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam
hubungan masyarakat, dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

2.2 Tugas perkembangan masa dewasa awal

Hurlock (1980) membagi tugas perkembangan pada individu


dewasa awal, antara lain:
a. mulai bekerja

b. memilih pasangan

c. mulai membina keluarga

d. mengasuh anak

e. mengelola rumah tangga

f. mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

3
g. mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

2.3 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan


2.3.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang
dapat diukur secara kuantitatif. Indicator pertumbuhan meliputi tinggi
badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola
pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang. Akan tetapi, laju
pertumbuhan bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
berbeda.

2.3.2 Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan
kemajuan keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Perkembangan merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.

2.4 Perkembangan Orang Dewasa


2.4.1 Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa

Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut :


1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan
sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi
aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat
sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan
dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi,
kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus
berkembang lebih meluas atau komprehensif dan mendalam.
Perkembangan ini tergantung pada pengetahuan dan informasi yang
dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu pengetahuan, dan informasi
yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan berpikir.

4
3. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui
pengalaman moral, orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran
moral menjadi perbuatan moral.
4. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan
karakteristik utama dari masa dewasa

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
orang dewasa adalah sebagai berikut :
A. Faktor genetik
1) Faktor keturunan - masa konsepsi.
2) Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan.
3) Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan
beberapa keunikan psikologis seperti temperamen.

B. Faktor eksternal / lingkungan


Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai
konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya.
1) Keluarga
Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa
aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai
masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan
perilaku.
2) Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan
struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan
memerlukan gaya perilaku yang berbeda. Fungsi kelompok teman
sebayaadalah sebagai tempat belajar kesuksesan dan kegagalan,

5
memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan,
mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai
manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga serta untuk
mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan
harapan.
3) Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan
individu berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah
dipelajari.
4) Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap
lingkungan dan respon orang lain pada individu. Kesehatan
prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan dari fetal (janin). Ketidakmampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan karena kesehatan
terganggu akan mengakibatkan tumbuh kembang juga terganggu.
5) Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial
ekonomi juga mempengaruhi perkembangan seseorang.

2.5 Dewasa Muda (20-40 tahun)


2.5.1 Tahap Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka
sudah dapat memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan
mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi
berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat
keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
1) Perkembangna Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia
20a-an. Semua sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler,
pengelihatan, pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada

6
efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat
badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah raga.
2) Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman
serta perubahan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa,
mereka harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan,
perkawinan, memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan
anak. Tanggungjawab sosial meliputi membentuk hubungan
pertemanan yang baru dan menjalani beberapa kegiatan di
masyarakat. Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa
muda, yaitu:
a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan
untuk mencapai hubungan seksual yang matur (mengacu
pada teori Freud).
b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada
pemikiran Havighurst: Memilih pasangan, belajar untuk
hidup bersama pasangan, membentuk sebuah keluarga,
membesarkan anak, mengatur rumah tangga, memulai
suatu pekerjaan, memikul tanggung jawab sebagai warga
negara, menemukan kelompok social yang cocok.

3) Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi
kurang lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut,
operasi formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan
pemikiran selama massa dewasa, egosentrismenya terus
berkurang. Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan
argumen yang diciptakan oleh logika dan emosi.
4) Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari
pengharapan dan aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan
moralitas terkait prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik

7
dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat penilaian
berdasarkan prinsip pribadi mereka.
5) Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu
dewasa yang berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan
yang bersifat filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan
hal spiritual tersebut.

2.6. Fase-fase interaksi dalam asuhan keperawatan sehat jiwa klien Dewasa

1) Pra-interaksi

Dimulai sebelum kontak pertama dengan pasien. Perawat


mengeksplorasikan perasaan, fantasi dan ketakutannya, sehingga kesadaran dan
kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggung
jawabkan. Tugas tambahan pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang
klien dan menentukan kontak pertama.

2) Perkenalan atau orientasi

Dalam memulai hubungan, tugas utama adalah membina rasa percaya,


penerimaan, dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak
dengan pasien. Elemen-elemen kontrak perlu diuraikan dengan jelas pada klien
sehingga kerjasama perawat-pasien dapat optimal. Diharapkan pasien berperan
serta secara penuh dalam kontrak, namun pada kondisi tertentu, misalnya pasien
dengan gangguan realita maka kontrak dilakukan sepihak dan perawat perlu
mengulang kontak jika kontak realitas pasien meningkat.

3) Fase kerja

Pada fase kerja, perawat dan pasien mengeksplorasi stressor yang tepat
dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan
persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu pasien
mengatasi kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri
sendiri, dan mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif. Perubahan
prilaku yang maladaptif menjadi adaptif merukapan fokus fase ini.

8
4) Terminasi

Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dalam hubungan
terapeutik. Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina
dan berada dalam tingkat yang optimal (Dalami, Ermawati, dkk, 2009).

Kriteria penetapan kesiapan pasien untuk terminasi yaitu:

 Klien mengalami kelegaan dari masalah yang ada.


 Fungsi klien sudah meningkat.
 Harga diri klien meningkat dan rasa identitas diri yang kuat.
 Klien menggunakan respon koping yang lebih adaptif.
 Klien telah mencapai hasil asuhan yang telah direncanakan.
 Kendala sudah ditemukan dalam hubungan perawat-klien yang
tidak dapat diselesaikan (Stuart, Gail, 2016).

2.7. Asuhan Keperawatan Sehat jiwa pada klien remaja

KASUS :

Di sebuah klinik x, Seorang klien tn. F umur 24 tahun yang baru


saja menikah 1 tahun yang lalu, istrinya sedang mengandung dan usia
kandungan istrinya sekarang sudah 7 bulan, klien mengeluh tentang
bagaimana dia akan menjadi seorang ayah (kepala keluraga), dia merasa
belum siap menjadi seorang ayah, klien juga merasa cemas dan bingung akan
penghasilannya dari pekerjaanya sebagai karyawan di sebuah perusahaan
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya

9
PENGKAJIAN DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
Data Subjektif: 1. Kesiapan 1. Untuk Diagnosa Pertama 1. Untuk Diagnosa Pertama 1. Untuk Diagnosa Pertama
1. Klien meningkatkan a. Mengksplorasi persepsi a. Klien mampu mengatasi
mengatakan menjadi orangtua Peningkatan Efikasi Diri individu mengenai menerima peran nya
merasa belum berhubungan (5395) keuntungan sebagai seorang ayah
siap menjadi dengan a. Eksplorasi persepsi melaksanakan perilaku- ( kepala keluarga)
seorang ayah mengekspresikan individu mengenai perilaku yang diinginkan 2. Untuk Diagnosa Kedua
2. Klien keinginan untuk keuntungan b. Mengidentifikasi persepsi a. Klien mampu mengatasi
mengatakan meningkatkan peran melaksanakan perilaku- individu mengenai resiko kecemasannya.
penghasilannya menjadi orangtua perilaku yang tidak melaksanakan
dari pekerjaanya ditandai dengan diinginkan perilaku-perilaku yang
belum klien b. Identifikasi persepsi diinginkan
mencukupi mengatakan merasa individu mengenai c. Memberikan penguatan
kebutuhan belum siap menjadi resiko tidak kepercayaan diri dalam
keluarga nya seorang melaksanakan perilaku- membuat perubahan
Data Objektif: ayah dan klien perilaku yang perilaku dan mengambil
1. Klien tampak bingung tampak bingung diinginkan tindakan
akan perannya sebagai bagaimana cara c. Berikan penguatan d. Memberikan contoh atau
orangtua menjadi seorang kepercayaan diri dalam tunjukan perilaku yang
ayah

1
2. Klien tampak Ragu, 2. Ansietas membuat perubahan diinginkan
khawatir dan gelisah berhubungan dengan perilaku dan mengambil e. Memberikan penguatan
bagaimana cara perubahan besar (mis: tindakan positif dan dukungan
mencukupi kebutuhan status ekonomi dan d. Berikan contoh atau emosi selama proses
keluarganya lingkungan) di tandai tunjukan perilaku yang pembelajaran dan saat
dengan klien diinginkan mengimplementasikan
mengatakan e. Berikan penguatan perilaku
penghasilannya dari positif dan dukungan f. Mendukung interaksi
pekerjaanya belum emosi selama proses dengan individu lain
mencukupi kebutuhan pembelajaran dan saat yang telah berhasil
keluarga dank lien mengimplementasikan mengubah perilaku
tampak ragu, khawatir perilaku (misalnya, dukungan
dan gelisah f. Dukung interaksi kelompok atau
bagaimana cara dengan individu lain berpartisipasi pada
mencukupi kebutuhan yang telah berhasil pendidikan kelompok).
keluarganya. mengubah perilaku
(misalnya, dukungan
kelompok atau
berpartisipasi pada 2. Untuk Diagnosa Kedua

1
pendidikan kelompok). a. Mendukung pasien
untuk
2. Untuk Diagnosa Kedua mengidentifikasikan
deskripsi yang realistik
Peningkatan Koping (5230) terhadap adanya
a. Dukung pasien untuk perubahan dalam peran
mengidentifikasikan b. Memberikan suasana
deskripsi yang realistik penerimaan
terhadap adanya c. Mencari jalan untuk
perubahan dalam peran memahami perspektif
b. Berikan suasana pasien terhadap situasi
penerimaan penuh stres
c. Cari jalan untuk d. Membantu pasien untuk
memahami perspektif mengidentifikasi
pasien terhadap situasi strategi-strategi positif
penuh stres untuk
d. Bantu pasien untuk mengatasi keterbatasan
mengidentifikasi dan
strategi-strategi positif mengelola kebutuhan
gaya hidup maupun

1
untuk mengatasi perubahan peran
keterbatasan dan e. Mendukung pasien
mengelola kebutuhan untuk mengidentifikasi
gaya hidup maupun kekuatan dan
perubahan peran kemampuan diri
e. Dukung pasien untuk f. Menginstruksikan
mengidentifikasi pasien untuk
kekuatan dan kemampua menggunakan teknik
diri relaksasi sesuai dengan
f. Instruksikan pasien kebutuhan
untuk menggunakan g. Mengevaluasi
teknik relaksasi sesuai kemampuan pasien
dengan kebutuhan dalam membuat
g. Evaluasi kemampuan keputusan.
pasien dalam membuat
keputusan.

1
2.8 Role Play

Suatu hari ada seorang pemuda, Tn. F yang baru membentuk keluarga 1
tahun yang lalu, istrinya sedang mendandung dan usia kandungan istrinya sudah 7
bulan, Tn. F mendatangi klinik X yang berada di daerah kota medan. dia datang
ke klinik untuk berkonsultasi dengan perawat yang ada diklinik tersebut.

Perawat 1 : Selamat pagi pak? (perawat dengan senyum)

Suami : Selamat pagi suster

Perawat 1 : Ada yang bisa saya bantu pak?

Suami : Begini suster, saya ingin berkonsultasi.

Perawat 1 : Baiklah pak, silahkan masuk

Suami : Baik suster

Perawat 1 : Sebentar ya pak, tolong isikan format ini terlebih dahulu

ya Suami : (mengisi format) sudah selesai suster

Perawat 1 : Baiklah kalau begitu mari saya antarkan ke ruangan konsultasinya


ya pak.

Suami : iya suster

Di ruangan konsultasi

Perawat 1 : Selamat pagi kak ini ada klien kita,bapak Filipus, ingin
melakukan konsultasi kak, ini format konsultasi yang
sudah diisi, permisi ya kak.

Perawat 2 : Baiklah, terimakasih ya.

Kemudian bapak tersebut masuk keruangan konsultasi.....

Perawat 2 : Selamat pagi pak

1
Suami : Selamat pagi suster

Perawat 2 : Perkenalkan saya ….. saya perawat yang bertanggung jawab


untuk melakukan tindakan konsultasi di klinik ini, apakah benar
ini dengan bapak filipus?

Suami : ya, benar suster

Perawat 2 : kalau boleh tau pak, apa tujuan bapak datang kesini?

Suami : saya datang kesini untuk berkonsultasi mengenai permasalahan


saya. saya merasa belum mampu untuk menjadi orangtua. padahal
istri saya sekarang sedang mengandung, suster.

Perawat 2 : ohh begitu ya pak, sebenarnya apa masalah yang membuat bapak
merasa belum mampu untuk menjadi orangtua? dan kalau boleh
saya tau, sudah berapa bulan usia kandungan istri bapak?

Suami : saya merasa penghasilan saya tidak akan bisa mencukupi keluarga
kami nanti suster, apalagi membayar biaya untuk persalinan dan
keperluan bayi kami nanti setelah istri saya ini melahirkan. Kalau
usia kandungan istri saya sudah 7 bulan, suster.

Perawat 2 : kalau boleh tau pekerjaan bapak apa?

Suami : saya seorang karyawan di sebuah perusahaan suster

Perawat 2 : baiklah pak, jadi menurut saya mengenai masalah yang bapak
hadapi, sebaiknya bapak tidak perlu merasa begitu khawatir.
Bapak mestinya merasa bersyukur karena tidak ada ruginya jika
mempunyai anak, apalagi ini nanti merupakan anak pertama
bapak, nah saya mau tanya, apakah bapak senang dengan
kehamilan istri bapak saat ini?

Suami : sangat senang suster,

Perawat 2 : nah kalau begitu bapak harus bisa menerima dan siap untuk
menjadi seorang suami sekaligus ayah, dan memang
tanggungjawab bapak akan semakin bertambah dan itu bukan

1
sesuatu hal yang harus bapak cemaskan, melainkan di saat seperti
itulah bapak sudah harus memiliki rencana kedepan nya harus
seperti apa, apalagi dengan bertambahnya anggota keluarga baru
yaitu anak pertama bapak nantinya, dengan kehadiran anak
pastinya ada perubahan, tetapi itu merupakan sesuatu yang
lumrah karena kehadiran anak pastinya akan membuat kehidupan
di keluarga lebih bewarna, bisa juga sebagai rejeki dan membawa
kebahagian terkhusus untuk bapak dan istri bapak.

Suami : iya suster, apa yang suster katakan benar

Perawat : iya pak, jadi bapak jangan mudah putus asa, melainkan bapak
harus semangat, bapak harus bisa menjadi teladan bagi keluarga
dan lebih memberi perhatian atau lebih memprioritaskan keluarga

Suami : baiklah suster, tetapi saya masih merasa khawatir dengan


keuangan saya . saya khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan
keluarga kedepannya

Perawat 2 : nah, seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa bapak dari
sekarang sudah harus memiliki rencana, seperti menabung,
menyisihkan uang agar bisa di gunakan sewaktu-waktu. Bapak
juga bisa ikut program asuransi seperti untuk anak bapak,
sehingga nanti masa depannya lebih terjamin.

Suami : oh iya suster, itu merupakan ide yang bagus untuk saya lakukan
mulai dari sekarang

Perawat 2 : iya pak, nah kalau bapak memang mencemaskan sesuatu, bapak
bisa merilekskan pikiran bapak, melalui hobi bapak, kalau boleh
tau, hobi bapak apa ya?

Suami : biasanya sih suster, jika saya sedang bosan saya akan bermain
gitar

1
Perawat 2 : nah, itu lebih bagus pak, hobi bapak ini bisa menjadi salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan. Bukankah setelah bermain
gitar perasaan bapak lebih rileks?

Suami : iya suster, serasa saya mampu untuk melanjutkan aktivitas saya
yang lain setelahnya.

Perawat 2 : Nah, bapak. Kita sudah membicarakan dan membahas banyak hal
pada petemuan ini. jadi bagaimana menurut bapak? Apakah
bapak merasa sudah lebih baik sekarang?

Suami : iya, suster. Setelah konsultasi ini saya merasa tidak perlu khawatir
lagi kalau saya akan menjadi seorang ayah karena itu bukan
beban tetapi itu sudah menjadi tanggung jawab yang harus saya
jalani. Saya juga tidak perlu terlalu mencemaskan keuangan saya.
Jika saya sudah merencanakan kehidupan keluarga saya untuk ke
depannya sejak sekarang maka kebutuhan keluarga saya dapat
tercukupi.

Perawat 2 : Baiklah, pak. Saya rasa untuk sesi kali ini sudah cukup. Jika
nantinya bapak memiliki hal yang ingin dikonsultasikan dan
dicari penyelesaiannya bersama, bapak bisa berkunjung lagi ke
sini.

Suami : iya suster, terimakasih banyak ya suster.

Perawat 2 : Sama-sama, pak.

Suami : kalau begitu saya permisi dulu ya suster, Selamat pagi

(salaman). Perawat 2 : Selamat pagi, pak. Hati-hati di jalan.

1
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dewasa awal adalah individu yang berada pada rentang usia antara
20 hingga 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri
individu yang disertai berkurangnya kemampuan reproduktif, merupakan
masa dimana individu tidak lagi harus bergantung secara ekonomis,
sosiologis, maupun psikologis pada orangtuanya, serta masa untuk bekerja,
terlibat dalam hubungan masyarakat, dan menjalin hubungan dengan
lawan jenis.

1
DAFTAR PUSTAKA

 Santrock, J.W. (2002) Life spon Development(perkembangan masa hidup,


jilid 2, penerjemah chusatri dan Damanik). Jakarta:Erlangga
 Agnes Dariyo, (2003), proses perkembangan Dewasa muda, Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana.
 Hurlock, Elizabeth B. (1980). Development Psycology A life-spon
approach New york : Mc Grow-Hill
 Hurlock, (1999). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan, Edisi Kimia

1
2

Anda mungkin juga menyukai