Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MENJADI ORANG TUA DIUSIA REMAJA

Disusun oleh :

Amlia 14220190040

F AKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT

PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “MENJADI ORANG TUA PADA MASA
REMAJA ” sebagai tugas mata kuliah Keperawatan materinitas
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Makassar, 13 maret 2021

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………….
BAB. 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………….

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………


1.2 RUMUS MASALAH…………………………………………………………………………………………
1.3 TUJUAN MASALAH………………………………………………………………………………………..

BAB. 11 PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………..

2.1 PENEGERTIAN…………………………………………………………………………………………………

2.2 FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENJADI ORANG TUA PADA MASSA
REMAJA

2.3 DAMPAK YANG MUNCUL MENJADI ORANG TUA PADA MASA REMAJA

2.4 PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPAI BAHAYA PADA PASIEN MENJADI


ORANG TUA PADA MASA REMAJA

2.5 PENANGANAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENGHADAPI DAMPAK MENJADI


ORANG TUA PADA USIA REMAJA

BAB III PENUTUP

2.6 KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………..

2.7 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fenomena pernikahan diusia muda masih sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari
maraknya pernikahan usia muda pada kalangan remaja, yang kini tidak hanya terjadi di
pedesaan tetapi juga kota-kota besar di Indonesia. Fenomena pernikahan usia muda
tampaknya merupakan ‘’mode’’ yang terulang. Dahulu, pernikahan usia muda dianggap
lumrah. Tahun berganti, makin banyak yang menentang pernikahan usia muda namun
fenomena ini kembali lagi. Jika dahulu orang tua ingin agar anaknya menikah muda
dengan berbagai alasan, maka mini tidak sedikit remaja sendiri, bukan hanya remaja
pedesaan tetapi juga remaja dikota besar, yang ingin menikah muda.

Pernikahan diusia muda hanyalah sepenggal realitasi social yang dihadapi masyarakat
saat ini. Pada kalangan remaja, pernikahan usia muda ini dianggap sebagai jalan keluar
untuk menghindari seks bebas. Ada juga yang melakukannya dengan terpaksa dan
karena hamil diluar nikah. Pendapat tersebut mungkin ada benarnya, namun pernikahan
tentunnya bukan hanya sekedar menyatu diri dalam suatu perkawinan sebagai jawaban
atas permasalahan hidup yang sedang dihadapi. Pernikahan merupakan suatu bekal
hidup yang harus diperisapkan dengan matang.

Dorongan seksual remaja yang tinggi karena didorong oleh lingkungan pergaulan remaja
yang mulai permisif (suka memperbolehkan/mengizinkan) dan nyaris tanpa batas. Pada
akhirnya secara fisik anak anak bisa terlihat lebih cepat matang dan dewasa, namun
psikis, ekonomi, agam, social, maupun bentuk kemandirian lainnya belum tentu mampu
membangun komunitas baru bernama keluarga. Untuk membentuk suatu keluarga,
pasangan suami istri memerlukan kesiapan moril dan material untuk mengarugi dan
berbagi apapun kepada pasangan tercinta, harus cukup dewasa, sehat jasmani rohani
serta sudah mempunyai kemampuan mencari nafkah.

Pernikahan diusia muda sangat rentan ditimpah masalah karena tingkat pengendalian
emosi belum stabil. Dalam sebuah perkawinan akan dijumpai berbagai masalahan yang
menuntut kedewasaan dalam penanganan sehingga sebuah perkawinan tidak
dipandang sebagai kesiapan materi belak, tetapi juga kesiapan mental dan kedewasaan
untuk mengarungi. Biasannya kondisi dimana pasangan yang tidak sanggup
menyelesaikan serta menganulangi permasalahan yang terjadi dapat menimbulkan
berbagai masalah lainnya yang dapat mengarah pada perceraian keluarga. Sehingga
banyak perkawinan uisa muda ini juga berbanding lurus dengan tingginya angka
perceraian. Banyaknya kasus perceraian ini merupakan dampak dari mudanya usia
pasangan bercerai ketika memutuskan untuk menikah. Namun dalam alasan perceraian
tentu saja bukan karena alasan menikah muda, melainkan maalah ekonomi dan
sebagainnya, tetapi masalah tersebut tentu saja sebagai dampak dari prkawinan yang
dilakukan tanpa kematangan diri dari segala aspek. Hal ini disebabkan oleh pengampilan
keputusan menikah yang terlalu ringkas dan kurang pertimbangan demi efisien waktu
sehingga bukan menyelesaikan masalah tetapi menumpuk masalah dengan masalah
lainnya.

Contoh kasus yang sering kita lihat adalah menikah muda karena keterlanjutan
hubungan seks akibatnya terpaksa dikawinkan karena terlanjut hamil dan orangtua tidak
memberi pilihan pada anak itu selain menikah dengan sang pacar padahal sebenarnya
tidak ingin menikah, tetapi juga tidak ingin mengugurkan kandungannya. Kasus-kasus
seperti ini merupakan fenomena dikota-kota besar. Hal ini juga akan mengakibatkan
penolakan dari keluarga karena malu.

Selain itu, fenomena menikah usia muda ini akan beruntut pada masalah social lainnya
seperti tindakan criminal aborsi, risiko pemyakit menular seks (PMS), serta perilaku
social lainnya dan juga tidak menutup kemungkinan pekerja seksual juga muncul dari
‘’budaya kebablasan’’ ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang menjadi orang tua
pada masa remaja

1.3 Tujuan Masalah


1. Mahasiwa mampu menjelaskan definisi dari orang tua dan remaja ?
2. Mahasiswa mampu menjeaskan fakto-faktor yang menyebabkan menjadi orang tua
pada masa remaja
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak yang muncul setelah menjadi orang tua pada
masa remaja
4. Mahasiswa mampu menjelaskan peran perawat dalam penghadapi bahaya pasien yang
menjadi orang tua pada usia remaja
5. Mahasiswa mampu menjelaskan penanganan yang dilakukan untuk menghadapi
dampak menjadi orang tua pada usia remaja

BAB II PEMBAHASAAN

2.1 pengertian

dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005 : 802) pengertian orang tua adalah ayah ibu
kandung orang yang dianggap tua (serdik,pandai,ahli,dsb). Sejalan dengan pandapat tersebut,
soelaeman (1994:179) menganggap bahwa’’…istilah orang tua hendaknya tidak pertama-tama
diartikan sebagai orang yang dituakan, karena diberi tanggung jawab untuk merawat dan
mendidik anaknya menjadi manusia dewasa.

Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud
adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan social dan psikologi (yani
widyastuti, 2009)

Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu msa alat-alat kelamin manusia
mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan
tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan alat-alat kelamin tersebut
sudah berfungsi secara sempurna pula. Pada akhir peran perkembangan fisik ini akan terjadi
seorang yg berotot dan berkumis/berjanggut yang mampu mengahasilkan beberapa ratus juta
sel mani (spermatozoa) setiap kali berejakulasi (memancurkan air mani) atau seorang wanita
yang berpayudara dan berpinggul besar yang setiap bulannya mengeluarakan sebuah sel telur
dari indung telurnya (sarlito W.sarwono, 2010)

2.2 faktor faktor yang menyebabkan menjadi orang tua pada saat remaja

Selama ini perkawinan di bawah umur terjadi dari dua aspek :

1. Sebab dari anak

a. Faktor pendidikan
Peran pendidikan anak – anak sangat mempunyai peran yang besar. Jika seorang
anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan
bekerja. Saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga merasa
mampu untuk menghidupi diri sendiri. Hal yang sama juga jika anak yang putus
sekolah tersebut menganggur. Dalam kekosonagn waktu tanpa bekerja membuat
mareka akhirnya melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah
menjalin hubungan dengan lawan jenis, yamg jika diluar control memuat kehamilan

Diluar nikah.

b. Faktor telah melakukan hubungan bioligis


Ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan
hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak
perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, karena menurut orang tua anak
gadis ini, bahwa mereka sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib. Tanpa
mengenyampikan perasaan dan kegalauan orang tua, menanggapi ini sebuah solusi
yang kemungkinan di kemudian hari akan menyesatkan anak-anak. Ibarat anak itu
melakukan suatu kesalahan yang besar, bukan memperbaiki kesalahan tersebut
tetapi orang tua justru membawah anak pada suatu kondisi yang rentang terhadap
masalah.karena sangat besar di kemudian hari perkawinan anak-anak tersebut akan
dipenuhi oleh konflik.

c. Hamil sebelum menikah


Ini dipisahkan dari faktor penyebab diatas, karena jika kondisi anak perempuan itu
telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung menikahkan anak-anak
tersebut. Bahkan ada beberapa kasus walau pada dasarnya orang tua anak gadis ini
tidak setuju dengan calon menantunya tapi karena kondisi kehamilan si gadis , maka
dengan terpaksa orangtua menikahkan anak gadis tersebut.
Bahkan ada kasus , justru anak gadis tersebut pada dasarnya tidak mencintai calon
suaminya, tapi karena terlanjut hamil maka dengan sangat terpaksa mengajukan
permohonan dispensasi kawin. Ini semua tentu menjadi hal yang dilematis baik bagi
anak gadis, orang tua bahkan hakim yang menyidangkan. Karena dengan kondisi
seperti ini, jelas-jelas perkawinan yang akan dilaksanakan bukan lagi sebagai mana
yang diamanatkan UU bahkan agama. Karena sudah terbayang didepan mata, kelak
rona perkawinan anak gadis ini kelak, perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan
rasa cinta saja kemungkinan dikemudian hari bisa goyah apalagi jika perkawinan
tersebut didasarkan paksa

2. Sebab dari luar anak

a. Faktor pemahaman agama


Menyebut ini sebagai pemahaman agama, karena ini bukan lah sebagai doktrin. Ada
sebagian masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak menjalin hubungan
dengan lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama dan sebagai orang tua wajib
melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan anak-anak tersebut. Ada
satu kasus dimana orang tuan anak menyatakan bahwa anak menjalin hubungan
lawan jenis merupakan satu : ‘’perzinahan’’. Oleh karena itu sebagai orang tua harus
mencegah hal tersebut dengan segera menikahkan. Saat majelishakim menanyakan
anak wanita yang berusia 16 tahun tersebut anak, pada dasarnya tidak keberatan
jika menunggu dampai usia 16 tahun yang tinggal beberapa bulan lagi. Tapi orang
tua yang telah bersikukuh bahwa pernikahan harus segera dilaksanankan. Bahwa
perbuatan anak yang saling sms dengan anak laki-laki adalah merupakan ‘’zina’’ .
dan sebagai orang tua sangat takut dengan azab membiarkan anak tetap berzina.
b. Faktor ekonomi
Masih banyak menemukan kasus-kasus dimana orang tua terlilit hutang yang sudah
tidak tidak mampu dibayarkan. Dan jika seorang tua terlilit hutang tadi mempunyai
anak gadis , maka anak gadis tersebut akan diserahka sebagai ‘’alat pembayaran’’
kepada sang piutang. Dan setelah anak tersebut dikawini, maka lunaslah hutang-
hutang yang melilit orang tua si anak.

c. Faktor adat
Di beberapa belahan daerah Indonesia masih terdapat beberapa pemahaman
tentang perjodohan.diman anak gadisnya sejak kecil telah dijodohkan orang
tuannya. Dan akan segera dinikahkan sesaat anak tersebut mengalami masa
menstruasi padahal pada umumnya anak-anak perempuan mulai menstruasi diusia
12 tahun. Maka dapat dipastikan anak tersebut dinikahkan pada usia 12 tahun jauh
dibawah batas usia minimal sebuah pernikahan yang diamanatkan UU. Dari kedua
penyebab pernikahan dini , maka pernikahan dini yang terjadi bukan karena si anak
yang menjadi korban adalah anak-anak perempuan.

2.3 dampak yang muncul menjadi orang tua pada masa remaja
1. rusaknya organ produksi
banyak pihak medis mengatakan bahwa orga reproduksi terutama orga reproduksi
anak gadis remaja belum siap untuk melakukan hubungan intim dan juga belum siap
untuk mengandung. Jika hal ini terjadi medis mengatakan kemungkinan buruknya
adalah bisa terjadi keguguran secara berulang-ulang karena kondisi Rahim yang
belum siap. Tidak hanya itu saja kegugura berulang ini menyebabkan rusaknya organ
reproduksi wanita sehingga kemungkinan untuk mengandung kembali sangat nihil.

2. Keguguran
Halnya yang bisa dialami oleh wanita yang hamil diusia muda adalah akan
mengalami keguguran. Penyebab keguguran hamil muda adalah Rahim wanita yang
masih mudah belum siap dan belum matang untuk menerima kehamilan. Akibatnya
adalah keguguran akan dialami oleh wanita tersebut.

3. Cacat fisik
Salah satu hal menjadi bahaya hamil diusia muda adalah bayi yang dilahirkannya
akan mengalami cacat fisik. Alasannya adalah sel telur wanita muda diusia bawah 20
tahun belum terbentuk dengan sempurna sehingga ketika sel telur dibuahi akan
menimpulkan kecatataan terutama cacat fisik janinnya kelak.

4. Kanker serviks
Salah satu bahaya akibat hamil mudah adalah bisa terkena kanker serviks. Hal ini
dikarenakan berhubungan seksual saat masih muda bisa menyebabkan leher Rahim
terkena virus. Virus tersebut bisa berubah menjadi kanker serviks terutama virus
yang tidak segera diobati.

5. Mudah terkena infeksi


Orga reproduksi masih belum siap untuk melakukan hubungan seksual bisa
menyebabkan organ reproduksi mudah terkena infeksi. Terlebih lagi ditunjang
dengan faktor rendahnya ekonimi, stress dan perawatan organ reproduksi yang
belum banyak dipahami bisa memyebabkan wanita mudah terkena infeksi apalagi
saat wanita tersebut terkena infas. Banyak bakteri yang masuk kedalam organ
reproduksinya dan menimbulan infeksi.

6. Kurangnya perawatan kehamilan


Tingkat pendidikan yang rendah bisa menyababkan gadis muda yang sedang hamil
kurang dalam merawat kehamilannya. Tidak hanya itu saja, masyarakat terpencil
juga belum tahu bagaimana caranya merawat kehamilan pun menjadi rawan
terutama di saat awal-awal kehamilannya.

7. Hipertensi
Wanita hamil yang menikah muda akan memiliki terkena hipertensi dalam
kehamilan lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang hamil diusia cukup. Kondisi
itu dalam dunia medis terkenal dengan pregnancy hypertension. Tekanan darah
tinggi adalah pemicu timbulnya pre eklamsia, sehingga remaja muda yang hamil
sangat rentan untuk bisa terkena pre eklamsia. Pre eklaminsia bisa disebut
kombinasi kehamilan. Misanya saya saja ibu muda mengalami gangguan jantung.
Kolesterol dan masih banyak lagi penyakit lainnya.

8. Premature
Remaja yang mengalami kehamilan diusia muda bisa membuat remaja tersebut
mengalami kelahiran premature. Usia kehamilan yang matang adalah 38 minggu
sampai dengan 40 minggu, sedangkan yang mengalami kehamilan sangat rentan
untuk melahirkan diusia sebelum 37 minggu. Penyebabnya adalah kondisi Rahim
yang masih belum siap untuk mengandung membuat bayi tersebut dilahirkan
premature.

9. Bayi memiliki berat badan rendah


Bahaya kehamilan diusia muda adalah ibu bisa melahirkan bayi dengan berat badan
yang rendah. Alasannya adalah bayi tidak bisa mendapatkan energy dan gizi yang
cukup selama di dalam Rahim. Kelahiran premature juga bisa menyebabkan bayi
yang dilahirkan memiliki berat badan yang rendah. Bayi dilahirkan kurang dari usia
37 minggu yang membuat berat badan bayi kurang 2.500 gram.

10. Terkena PMS


Hamil dengan usia yang masih sangat muda bisa menyebabkan ibu dan bayinya
terkena PMS. Penyakit yang akan mengintai remaja adalah penyakit kelamin yang
disebabkan oleh bakteri klamidia dan juga HIV. PMS bisa menular melalui mulut
Rahim setelah virus itu sapai kedalam Rahim, bakteri atau virus tersebut akan
menganggu pertumbuhan dan juga kesehatan bayi yang ada didalam Rahim.

11. Depresi
Remaja rang belum siap mental dan belum siap fisik untuk hamil bisa mengalami
depresi. Depresi itu bisa menyerang remaja sehabis melahirkan bayinya. Depresi itu
ditandai dengan perasan rendah diri, sedih juga tidak mau mengurus bayinya setelah
melahirkan. Depresi tersebut bisa berubah menjadi sidrom baby blues. Jika sudah
terterkena baby blues maka diperlukan perawatan khusus dari pihak medis
terutama untuk mengobati psikologi remaja tersebut.

12. Tekanan psikologis


Remaja yang hamil muda dan melahirkan diusia yang sangat muda akan
mendapatkan tekanan psikologis dari masyarakat. Remaja tersebut mendapatkan
psikologi berupa rasa sendiri dan juga rasa dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya.
Dari pihak keluarga sendiri.

13. Anemia
Remaja yang mengalami hamil di usia muda bisa menyebabkan dirinya terkena
anemia atau kekurangan darah.kurangnnya penegtahuan remaja dan keluarga akan
kebutuhan zat besi/ gizi saat kehamilan bisa menyebabkan remaja tersebut terkena
anemia. Anemia sangat berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan remaja
terebut terkena keracunan kehamilan.
14. Keracunan kehamilan
Gangguan kehamilan seperti keracunan mungkin saja bisa terjadi. Gabungan antara
organ reproduksi yang belum matang dan resiko terekna anemia bisa menyebabkan
remaja tersebut terkena keracunan kehamilan.

2.4 peran perawat mengahdapi bahaya pasien yang menjadi orang tua pada masa remaja

1. conselor
membantuk klien untuk menyadari dan megatasi tekanan psikologis atau masalah
social untuk mebangun hubungan interpersonal yang baim dengan keluarga.
Sehingga pasien mempunyai pandangan yang lebih baik dari sebelumnya dan dapat
menerima peran sebagai orang tua diusia remaja.

2. Client Advocate (pembela klien)


a. Membantu klien dan keluarga dalam menginterpresentasikan informasi dari
berbagai permberi pelayanan kesehatan
b. Membelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

3. Care Giver
Memberikan pelayanan keperawatan pada pasien menegnal hal-hal yang
dibutuhkan pasien dan juga memberikan dorongan semangat untuk menjalani peran
sebagai orang rua diusia remaja.

4. Perawatan memberi edukasi tentang dampak menjadi orang tua diusia remaja,
sehingga klien dapat mempunyai wawasan tentang bahayanya menjadi orang tua
diusia remaja misalnya tentang belum matangnya sistem reproduksi
2.5 penanganan yang dilakukan untuk menghadapi dampak menjadi orang tua pada usia
remaja

1. memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada remaja mengenai berbagai


permasalahan social terutama tentang resiko pernikahan usia muda melalui
pendidikan seks dini, konseling kesehatan reproduksi juga memberikan kesadaran
pada remaja untuk menghindari seks pranikah yang bisa mengakibatkan kehamilan
2. upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada dan pengembangan potensi dan skill
yang lebih baik.

3. Keluara harus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai yang baik sejak dini kepada
remaja serta memberika bimbingan, perlindungan, dan pengawasan agar remaja
tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang dapat mengarah pada menjadi orang
tua pada masa remaja.

4. Pemerintah maupun kalangan masyarakat harus terus mengembangkan pendidikan


dan membuka lapangan agar perempuan dan laki-laki mempunyai alternatif
kegiatan lain sehingga menikah muda bukan satu-atunya pilihan hidup. Misalnya
mengembangkan program pemberdayaan orang muda agar meneruskan sekolah,
dan bagi yang terpaksa putus sekolah diberikan pendidikan keterampilan agar tidak
segera memasuki jenjang pernikahan.

5. Mengupayakan sosialisasi kepada keluarga untuk menyekolahkan anak-anak


meraka hingga tamat SMA/SMK.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN 2002. PROGRAM DAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI. JAKARTA


:BKKBN. 2005. PANDUAN PRATIS KONSELING KESEHATAN PRODUKSI REMAJA.
BANDUNG BKKBN
2008 KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN PENGELOLAHAN PEMBERIAN
INFORMASI KESEHATAN REPRODUKI REMAJA OLEH PENDIDIKAN SEBAYA. JAKARTA :
BKKBN

Anda mungkin juga menyukai