Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu memiliki usia dan karakter yang berbeda karena setiap
orang adalah unik. Dan disepanjang daur kehidupannya, individu akan
mengalami fase kehidupannya. Mulai dari fase perinatal, bayi, toddles,
preschool, sekolah, remaja, hingga fase dewasa muda menengah dan tua.
Masing-masing dari semua fase itu memiliki tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda pula. Laju pertumbuhan bervariasi pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda pula karena perkembangan
merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.
Adapun dari fase-fase yang terjadi terdapat tugas-tugas perkembangan
yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap
perkembangannya. Tugas-tugas ini harus dicapai sebelum seorang individu
melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila seseorang individu
gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk
memenuhi dan melaksanakan tugas perkembangan pada fase selanjutnya.
Sebagai seorang perawat, kita dituntut untuk mengerti proses tumbuh
kembang manusia mulai dari masa perinatal hingga masa dewasa tua itu. Oleh
karena keunikan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda dan fase kehidupan
yang juga bertahap-tahap sehingga dalam menangani kasus yang samapun
tindakan yang di berikan akan sangat berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah konsep pertumbuhan dan perkembangan orang dewasa sampai
lansia?
2. Bagaimanakah tahap perkembangan pada dewasa muda, menengah, dan tua
dan lansia?
3. Apakah tugas perkembangan dari masing-masing fase dewasa sampai lansia?
4. Bagaimana tahap pengkajian perkembangan dari masing-masing fase dewasa
sampai lansia?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan konsep pertumbuhan dan perkembangan orang dewasa
sampai lansia.
2. Untuk mengetahui tahap perkembangan dewasa muda, menengah, dan tua
dan lansia.
3. Untuk mengetahui tugas perkembangan dari masing-masing fase dewasa
sampai lansia.
4. Unutk menjelaskan tahap pengkajian perkembangan dari masing-masing fase
dewasa sampai lansia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

2.1.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang dapat
diukur secara kuantitatif. Indicator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat
badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola pertumbuhan fisiologis sama
untuk semua orang. Akan tetapi, laju pertumbuhan bervariasi pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
2.1.2 Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan
keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan merupakan aspek
perilaku dari pertumbuhan.
2.2 Perkembangan Orang Dewasa

2.2.1 Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa


Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut:

3
1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai
dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik.
Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan
dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan,
dan pemeliharaan kesehatan.
2. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang
lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung
pada pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu
pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas
kemampuan berpikir.
3. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman
moral, orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi
perbuatan moral.
4. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik
utama dari masa dewasa
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa adalah
sebagai berikut:
1. Faktor genetik
a. Faktor keturunan — masa konsepsi;
b. Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan;
c. Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut,
warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen.
2. Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai
akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a. Keluarga

4
Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa aman,
perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan
dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku.
b. Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang
berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku
yang berbeda. Fungsi kelompok teman sebaya adalah sebagai tempat
belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang
pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan
penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga
serta untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan
harapan.
c. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu
berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
d. Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan
respon orang lain pada individu. Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir)
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin).
Ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan karena
kesehatan terganggu akan mengakibatkan tumbuh kembang juga
terganggu.
e. Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi juga
mempengaruhi perkembangan seseorang.
2.2.3 Perbedaan Individual Orang Dewasa
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individual orang dewasa adalah
faktor lingkungan, pembawaan dan pengalaman.
2. Unsur-unsur perbedaan individu yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan
dan pembawaan adalah perbedaan dalam minat, kepribadian, dan kecakapan
(kecerdasan).

5
3. Penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan (pengalaman)
ditentukan oleh:
a. Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego
b. Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler);
c. Kadar rasa harga diri (Kunkel);
d. Kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan dirinya
(Stern)
e. dangan subjektif terhadap partisipasinya dengan lingkungan (Rullo May);
f. Kemampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (Lewin), serta
g. Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).
h. Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan)
2.2.4 Dewasa Muda (20-40 tahun)

2.2.4.1 Tahap Perkembangan


Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat
memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan hal
uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi berbagai tugas dalam hidup
dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan dan bertanggung
jawab atas keputusan tersebut.
1. Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua
sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan
reproduktif) juga berfungsi pada efesiensi puncak. Perubahan fisik pada

6
tahap ini minimal, berat badan dan massa otot dapat berubah akikab diet
dan olah raga.
2. Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta
perubahan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus
membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai
rumah tangga, dan untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial
meliputi membentuk hubungan pertemanan yang baru dan menjelani
beberapa kegiatan di masyarakat.
Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu:
a) Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk
mencapai hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
b) Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran
Havighurst:
Memilih pasangan, belajar untuk hidup bersama pasangan,
membentuk sebuah keluarga, membesarkan anak, mengatur rumah
tangga, memulai suatu pekerjaan, memikul tanggung jawab sebagai
warga negara, menemukan kelompok sosial yang cocok
3. Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih
sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh:
membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama massa dewasa,
egosentrismenya terus berkurang. Mereka mampu memahami dan
menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh logika dan emosi.
a. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan
dan aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait
prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik dengan norma dan
hukum masyarakat, mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip
pribadi mereka.

7
4. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang
berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi
mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut. Ajaran-
ajaran agama yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat
diterima/didefenisikan kembali
5. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk
usia ini meliputi kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi,
penyakit menular seksual (PMS), penganiayaan terhadap wanita dan
keganasan tertentu.
a. Kecelakaan
Cedera tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor)
merupakan penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun.
Oleh sebab itu pendidikan mengenai tindakan kewaspadaan
keselamatan dan pencegahan kecelakaan merupakan peran utama
perawat dalam meningkatkan kesehatan orang dewasa muda.
b. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu
dewasa muda di AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk,
2011). Secara umum, tindakan bunuh diri disebabkan oleh
ketidakmampuan individu dewasa muda untuk menghadapi berbagai
tekanan, tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa.
Peran perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi
mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan masalah potensial:
depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat badan,
gangguan tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat dalam
peran sosial dan pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri;
menyediakan informasi mengenai tanda awal bunuh diri dalam
program pendidikan. Apabila terindentifikasi berisiko melkukan
bunuh diri maka harus dirujuk ke profesional kesehatan jiwa atau
pusat penenangan kritis.

8
c. Hipertensi
Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas,
diet tinggi-natrium, dan tingkat stres yang tinggi.
d. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan
individu dewasa muda. Alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain
misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia pada individu yang
memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada
masalah kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan
obat selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada janin,
penggunaan alkohol dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
penyakit berbahaya.
Strategi perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan
tentang komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap
individu terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang
berbagai masalah yang menyebabkan penyalahgunaan obat.
e. Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang
umum terjadi pada individu dewasa muda. Fungsi perawat disini
terutama sebagai pendidik.
f. Kekerasan
Tindakan pembunuhan akibat kekerasan merupakan penyebab kedua
kematian pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun.
g. Penganiayaan terhadap Wanita
Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi.
Kondisi stres yang memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan
meliputi masalah keuangan, perpisahan keluarga dan dukungan
masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial. Perawat yang menangani
wanita tersebut harus
1. memiliki komunikasi terbuka yang mendorong mereka
mengemukakan masalahny
2. membantu mereka meningkatkna harga dirinya

9
3. terus mendikung dan mendidik wanita agar memahamo sebab
dan akibat perilaku kekerasann dan penganiayaan.
h. Keganasan
Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun
adalah kanker testis. Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali
sebagai identifikasi dini terjadinya kanker skrotum(Barkauskas dkk,
2002 dalam Kozier, 2011). Sedangkan pada wanita adalah kanker
payudara yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker payudara
merupakan penyebab kematian utama yang terjadi pada wanita.
2.2.5 Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 tahun)

2.2.5.1 Tahap Perkembangan


1. Perkembangan Fisik
Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain
sebagai berikut:
a. Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul
kerutan pada kulit, jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga
menyebabkan deposit lemak di area abdomen.
b. Sistem muskuloskeletal
Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus
interverbal menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci.
Kehilangan kalsium dari jaringan tulang lebih sering terjadi pada

10
wanita pasca menstruasi. Otot tetap tetap bertumbuh sesuai
penggunaan.
c. Sistem kardiovaskular
Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal
d. Presepsi sensori
Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an,
khususnya untuk pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman
pendengaran untuk suara frekuansi tinggijuga menurun(presbikusis),
khususnya pada pria. Sensasi perasa juga berkurang.
e. Metabolisme
Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan
f. Sistem pencernaan
Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan
kecendrungan terjadinya konstipasi pada individu.
g. Sistem perkemihan
Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus
menurun.
h. Seksualitas
Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita
2. Perkembangan Psikososial
Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas perkembangan
psikososial sebagai berikut:
a) Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan
tanggung jawab sosial;
b) Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
c) Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa
yang bahagia dan bertanggung jawab;
d) Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
e) Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu; Menerima dan
menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
f) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.

11
3. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak
mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori,
persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas.
4. Perkembangan Moral
Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang
pilihan moral personal serta tanggung jawab.
5. Perkembangan Spiritual
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah
sudut pandang. Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap
keyakinan agam, dan agama seringkali membrikan lebih banyak
kenyamanan pada diri individu di masa ini dibandingkan sebelumnya.
Individu kerap kali bergantung pad akeyakinan spiritual untuk membantu
mereka menghadapi penyakit, kematian, dan tragedi.
2.2.5.2 Masalah Kesehatan
Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar
daripada kelompok usia dewasa muda, antara lain:
1. Kecelakaan
Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab
personal dan pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan pada
individu paruh baya, terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
2. Kanker
kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia
antara 25 dan 64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru
dan kandung kemih yang tinggi. Pada wanita, penyakit kanker payudara
menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan rektum, uterus, dan
kanker paru.
3. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS.
Faktor penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes
melitus, gaya hidup kurang gerakriwayat keturunan atau riwayat kematian

12
mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55 tahun atau ibu saat
berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia individu.
a. Obesitas
Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti
dibaetes dan hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan
mengurangi asupan kalori dan berolahraga secara teratur.
b. Alkoholisme
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah
pengangguran, keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan
berbagai penyakit.
c. Perubahan Kesehatan Mental
Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun
yang semakin dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian,
pengangguran, dan kematian pasangan, dapat memicu peningkatan
depresi di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh manfaat dari
kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah
ini.
2.4 Dewasa Tua atau Lansia (Lebih dari 65 tahun sampai meninggal )

2.4.1 Tahap Perkembangan


1. Perkembangan Psikososial

13
Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego versus
putus asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan
dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang dicapai di
masa lalu. Mereka memandang kematian sebagai akhir kehidupan yang dapat
diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali merasa pilihannya salah
dan berharap dapat mengulang kembali waktu
Tugas perkembangan lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain:
a. Usia 65-75 tahun
1. Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang
menurun
3. Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
4. Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak
yang sudah dewasa
5. Menyesuaikan diri dengan waktu luang
6. Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
b. Usia 75 tahun sampai meninggal
1. Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”
2. Menjaga kesehatan fisik dan mental
3. Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
4. Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain
5. Menemukan makna hidup
6. Mengurus akan kematiannya kelak
7. Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
8. Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan
2. Perkembangan Kognitif
Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia.
Diyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu,
aliran darah ke otak menurun, dan metabolisme otak melambat. Penurunan
intelektual umumnya mnecerminkan proses penyakit, seperti arterosklerosis.
Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang dapat

14
menjadi lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja
berlalu. Dan mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar
3. Perkembangan Moral
Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan moral,
mereka mematuhi setiap aturan agar tidak menyakiti atau menyusahkan orang
lain. Sedangkan pada tingkat konvensional, mereka mengikuti kaidah sosial
yang berlaku sebagai respons terhadap harapan orang lain.
4. Perkembangan Spiritual
Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi
lansia, yang dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan
dalam kegiatan keagamaan”. Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang
kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah keagamaan. Keterkaitan
lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi
berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau
nasib baik.
5. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang mungkin dialami lansia, antara lain:
a. Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia.
Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari seluruh kasus
fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan oleh insiden
jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang semakin lambat,
dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu berhati-hati pada saat
menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan bahkan saat berjalan.
b. Penyakit Ketunadayaan Kronik
Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti
artritis, osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan
pendengaran, pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden lainnya
yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.
c. Penggunaan dan Penggunasalahan Obat
Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap memerlukan
obat-obatan. Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat itu secara

15
mandiri dapat menimbulkan berbagai situasi penggunasalahan, seperti
mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit, mengonsumsi obat
bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama obat bebas, atau
mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.
d. Alkoholisme
Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh buruk
pada semua sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan
ginjal, merusak lambung dan organ lain yang terkait, serta memperlambat
respons mental yang kerap mengakibatkan kecelakaan dan kematian.
e. Demensia
Demensia merupakan proses yang membahayakan dan berlangsung
lambat, yang mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara progresif.
Tipe dimensia yang paling sering ditemui adalah penyakit Alzheimer.
f. Penganiayaan Lansia
Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas
usia 75 tahun yang mengalami gangguan fisik atau mental dan bergantung
pada pelaku dalam perawatan diri. Penganiayaan dapat berupa
penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual;
penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM. Secara
psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman,
penghinaan, atau ejekan. Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat
terjadi di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah sakit, atau fasilitas
layanan jangka panjang.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fase
pertumbuhan dan perkembangan pada dewasa memiliki tiga fase yaitu fase dewasa
muda, menengah, dan tua atau yang disebut dengan lansia . Dari masing-masing
fase tersebut terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu
yang terlibat. Jika individu tidak dapat melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya dengan baik maka tugasnya dalam tahap perkembangan
selanjutnya akan terganggu. Peran seorang perawat disini sangat penting, perawat
harus memahami setiap proses perkembangan manusia, terutama pada fase dewasa
ini. Perawat juga harus bisa melakukan pengkajian terhadap perkembangan serta
promosi kesehatan untuk setiap fasenya.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis memberi ingin memberi saran antara
lain sebagai berikut:
1. Agar perawat dapat memahami setiap proses pertumbuhan dan perkembangan
dari masing-masing fase orang dewasa.
2. Kepada tema-teman mahasiswa keperawatan agar dapat menggali pengetahuan
lebih dalam lagi mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada fase dewasa ini
sehingga dapat memiliki pedoman pengajaran lebih banyak lagi dalam
menerapkan penegetahuan kita di lapangan nantinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Allligood, M. 2014. Nursing Theorist and Their Work. USA: Elseiver Health Sciences.

Bulecheck. 2013. Nursing Intervetion Classification. USA: Elseifer Mosby.

Maryam. 2018. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Watson. 2003. Keperawatan Lansia. Jakarta: EGC.

Tamher. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Muhibin. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Juntika. 2000. Bimbingan Konseling Pada Dewasa. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia.

Sarwono. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudarwan. 2011. Perkembangan Manusia. Bandung: Alfabeta

18

Anda mungkin juga menyukai