Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEHAT DEWASA TENGAH

Ade Yoan T. S. 30902200235


Aditya Sakhirul Ulum 30902200239
Amei Dwi Widyawati 30902200242
Fatkhiyah Hanim 30902200262
Karsini 30902200270
Nina Fitriani Rahayu 30902200282
Tria Evita Sari 30902200306
Yulia Ulfa Kusuma Astuti 30902200319

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN LJ

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi
untuk komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa). Menurut Keliat (2014),
kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang harmonis dan produktif dengan ciri
menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan
wajar, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada
pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa
toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12
tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun),
sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009).
Masa dewasa tengah biasa disebut dengan masa paruh baya. Masa dewasa tengah
tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun. Menurut
Hurlock (1996), usia 52 tahun berada dalam rentang perkembangan dewasa madya, yaitu
antara usia 40 – 60 tahun. Masa dewasa madya mencakup waktu yang lama dalam rentang
hidup. Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara mandiri
terhadap kehidupan dan harapan sosial. Kebanyakan orang telah mampu menentukan
masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi cukup stabil dan matang
secara emosinya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dan asuhan
keperawatan jiwa sehat pada dewasa menengah
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari sehat jiwa dewasa menengah.
b. Mahasiswa mampu mengetahui tahap perkembangan dewasa tengah.
c. Mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang
dewasa
d. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien dewasa
menengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh,
berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi
sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Upton, 2012).
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa
toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12
tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun),
sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009).
Masa dewasa tengah biasa disebut dengan masa paruh baya. Masa dewasa tengah
tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun. Menurut
Hurlock (1996), usia 52 tahun berada dalam rentang perkembangan dewasa madya, yaitu
antara usia 40 – 60 tahun. Masa dewasa madya mencakup waktu yang lama dalam rentang
hidup. Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara mandiri
terhadap kehidupan dan harapan sosial. Kebanyakan orang telah mampu menentukan
masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi cukup stabil dan matang
secara emosinya.
B. Tahap Perkembangan Dewasa
1. Perkembangan Fisik
Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain sebagai berikut:
a. Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul kerutan pada
kulit, jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga menyebabkan deposit
lemak di area abdomen.
b. Sistem musculoskeletal
Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus interverbal
menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan kalsium dari
jaringan tulang lebih sering terjadi pada wanita pasca menstruasi. Otot tetap tetap
bertumbuh sesuai penggunaan.
c. Sistem kardiovaskular
Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebih tebal
d. Presepsi sensori
Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an, khususnya untuk
pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara frekuansi
tinggijuga menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi perasa juga
berkurang.
e. Metabolisme
Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan
f. Sistem pencernaan
Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan
kecendrungan terjadinya konstipasi pada individu.
g. Sistem perkemihan
Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus menurun.
h. Seksualitas
Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita
2. Perkembangan Psikososial
Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas perkembangan
psikososial sebagai berikut:
a. Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung jawab
sosial;
b. Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
c. Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa yang bahagia
dan bertanggung jawab;
d. Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
e. Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu; Menerima dan
menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
f. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia
3. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak mengalami
perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori, persepsi, pembelajaran,
pemecahan masalah, dan kreativitas.
4. Perkembangan Moral
Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang pilihan moral
personal serta tanggung jawab.

5. Perkembangan Spiritual
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut pandang.
Mereka cenderung tidak terlalu fanatic terhadap keyakinan agam, dan agama seringkali
membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri individu di masa ini dibandingkan
sebelumnya. Individu kerap kali bergantung pada keyakinan spiritual untuk
membantu mereka menghadapi penyakit, kematian, dan tragedi.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa adalah sebagai berikut:
1. Faktor genetic
a. Faktor keturunan — masa konsepsi;
b. Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan;
c. Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras,rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti
temperamen.
2. Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir
hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor
eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a. Keluarga
Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa aman, perkembangan
emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu
mempelajari peran dan perilaku.
b. Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam
interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda. Fungsi
kelompok teman sebaya adalah sebagai tempat belajar kesuksesan dan
kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan
penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan
bagian dari keluarga serta untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan dan harapan.
c. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang
dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
d. Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan
respon orang lain pada individu. Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir)
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin).
Ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan karena
kesehatan terganggu akan mengakibatkan tumbuh kembang juga terganggu.
e. Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi juga mempengaruhi
perkembangan seseorang.
D. Masalah Kesehatan
Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar daripada
kelompok usia dewasa muda, antara lain:
1. Kecelakaan
Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab personal dan
pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan pada individu paruh baya,
terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
2. Kanker
kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia antara 25 dan
64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru dan kandung kemih yang
tinggi. Pada wanita, penyakit kanker payudara menempati posisi tertinggi, diikuti kanker
kolon dan rektum, uterus, dan kanker paru.
3. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS. Faktor
penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, gaya hidup
kurang gerakriwayat keturunan atau riwayat kematian mendadak pada ayah saat berusia
kurang dari 55 tahun atau ibu saat berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia
individu.
4. Obesitas
Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti dibaetes dan
hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan mengurangi asupan kalori dan
berolahraga secara teratur.
5. Alkoholisme
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah
pengangguran, keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan berbagai penyakit.
6. Perubahan Kesehatan Mental
Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun yang semakin
dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian, pengangguran, dan kematian
pasangan, dapat memicu peningkatan depresi di masa paruh baya. Klien dapat
memperoleh manfaat dari kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi
masalah ini
E. Diagnosa Sehat
1. Diagnosa: Kesiapan meningkatkan koping
a. Definisi : suatu pola upaya kognitif dan perilaku untuk mengatasi tuntutan/
permintaan yang adekuat untuk kesejahteraan dan dapat ditingkatkan.
b. Batasan Karakteristik:
1) Menunjukkan keinginan meningkatkan manajemen stressor
2) Menunjukkan keinginan meningkatkan pengetahuan tentang strategi
manajemen stress baru
3) Menunjukkan keinginan meningkatkan penggunaan rentang strategi
berorientasi emosi
4) Menunjukkan keinginan meningkatkan penggunaan rentang strategi
berorientasi masalah
5) Menunjukkan keinginan meningkatkan dukungan social
6) Menunjukkan keinginan meningkatkan penggunaan sumber-sumber
spiritual
7) Menyadari kemungkinan perubahan lingkungan
2. Diagnosa: Kesiapan Meningkatkan Pengambilan Keputusan
a. Definisi: Suatu pola pemilihan urutan tindakan yang cukup untuk
memenuhi tujuan terkait kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang dapat
ditingkatkan.
b. Batasan Karakteristik:
1) Menyatakan keinginan meningkatkan analisis risiko keuntungan
terhadap keputusan.
2) Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan nilai
sosiokultural
3) Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan nilai
4) Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan tujuan
sosiokultural
5) Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan tujuan
6) Menyatakan keinginan meningkatkan pemahaman tentang makna pilihan
7) Menyatakan keinginan meningkatkan pemahaman tentang pilihan untuk
mengambil keputusan
8) Menyatakan keinginan meningkatkan pengambilan keputusan
9) Menyatakan keinginan meningkatkan penggunaan data reliable untuk keputusan
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kritera hasil Intervensi
1 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan
meningkatkan keperawatan selama 4 x 24
koping jam pasien dapat
meningkatkan
koping dengan maksimal.
Dengan kriteria hasil
sebagai berikut:
1. Rencana untuk masa
depan ditingkatkan dari
tidak pernah menunjukkan
(skala 1) menjadi secara
konsisten menunjukkan
(skala 5).
2. Memperoleh dukungan
yang diperlukan
ditingkatkan dari tidak
pernah menunjukkan
(skala 1) menjadi secara
konsisten menunjukkan
(skala 5).
3. Mempertahankan harga
diri postif ditingkatkan
dari tidak pernah
menunjukkan (skala 1)
menjadi secara konsisten
menunjukkan (skala 5).
4. Mengungkapkan kinerja
yang akan mengarah
kehasil yang diinginkan
ditingkatkan dari tidak
pernah menunjukkan
(skala 1) menjadi secara
konsisten menunjukkan
(skala 5).

2 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan


Meningkatkan keperawatan selama 3 x 24
Pengambilan jam
Keputusan pasien dapat menemukan
tujuan dalam pengambilan
keputusan. Dengan kriteria
hasil sebagai berikut:
1. Kemauan untuk
menghubungi orang lain
untuk meminta bantuan
ditingkatkan dari tidak
adekuat (skala 1)
menjadi sepenuhnya
adekuat (skala 5).
2. Dukungan emosi yang
disediakan oleh orang
lain ditingkatkan dari
tidak adekuat (skala 1)
menjadi sepenuhnya
adekuat (skala 5).
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. (1996). Psikologi perkembangan. Alih bahasa: dr. Med. Metasari T. & Dra.
Muslichah Z. Jakarta: Erlangga
Keliat, B A. dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Upton, Penney. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume I.Alih bahasa Agus
Sutarna dkk. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai