DEWASA TENGAH
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dosen :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23 tahun
1992 tentang kesehatan). Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain (UU No 36, 2009). Kesehatan
jiwa menurut World Health Organization (WHO) tahun 2001 yaitu kondisi sejahtera
dimana indivdu menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress dalam
kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Sehat jiwa menurut Jahoda adalah bersikap positif terhadap diri, mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sampai aktualisasi diri, memiliki integritas diri, otonomi,
persepsi realitas dan environmental mastery (menguasai lingkungan). Cara memelihara
kesehatan jiwa antara lain bersikap assertive, mampu solitude (menyepi), sehat fisik dan
memiliki mekanisme koping (mekanisme pertahan diri) yang adekuat. Kesehatan jiwa
bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia, mampu mengolah emosi
dan menjaga diri tetap seimbang, mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima
orang lain, mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri maupun orang lain, sekalipun ada
perbedaan.
“In Mente Sano Corpus Sano” Ungkapan tersebut bisa dimengerti begini dalam
jiwa yang sehat barulah terdapat tubuh sehat. Ada fakta menunjukkan bahwa banyak yang
mengalami cacat tubuh fisiknya tetapi seht jiwanya yang berprestasi ajaib. Ini menunjukkan
bahwa kesehatan jiwa itu sangat penting dipelajari. Dalam keperawatan jiwa digunakan
ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik. Menjaga, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan jiwa, menurut beberapa model keperawatan dimulai sejak bayi.
Orang yang sehat jiwanya dapat mempercayai orang lain dan senang menjadi
bagian dari suatu kelompok. Bagi mereka, kehidupan ini penuh arti. Seseorang bisa
dikatakan sehat jiwanya apabila merasa nyaman terhadap dirinya, merasa nyaman
berhubungan dengan orang lain serta mampu memenuhi kebutuhan hidup dan tahu
bagaimana cara menangani tekanan (stress) yang terjadi dalam kehidupannya.
Ciri sehat jiwa menurut WHO adalah dapat menyesuaikan diri secara konstruktif;
merasakan kepuasan dari usaha nyata; lebih puas memberi daripada menerima; hubungan
antar manusia yang saling menolong; menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan
datang; mengarahkan rasa bermusuhan pada penyesalan yang kreatif dan konstruktif; serta
mempunyai kasih saying.
1) Aspek individu, memiliki harga diri positif, vitalitas, hidup berarti, hidup yang
harmonis, identitas yang positif dan factor-faktor biologis terpenuhi.
2) Aspek interpersonal, komunikasi yang efektif, keintiman, menolong orang lain dan
keseimbangan antara kebergantugan dan kemandirian.
3) Aspek budaya, rasa memiliki kelompok, support antara anggota masyarakat, cukupnya
sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dalam masyarakat dan tidak ada tindakan
kekerasan dalam masyarakat.
Ketidak harmonisan pada ketiga aspek ini merupakan faktor predisposisi, jika
ada stressor seperti kegagalan dalam hidup, akan timbul perilaku sebagai
mekanisme koping mengatasi stressor. Masalah kesehatan jiwa tidak langsung
menyebabkan kematian (kecuali bunuh diri), namun bisa menyebabkan kerugian besar,
baik secara moral maupun material karena penderita menjadi tidak produktif, bahkan sering
kali bergantung pada keluarga ataupun masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu masalah
kesehatan jiwa perlu dipahami, dicegah, dikenali secara dini dan ditangani secara tepat dan
segera mungkin. Kesehatan jiwa sesungguhnya memiliki ruang lingkup yang sangat luas,
yaitu:
Istilah dewasa berasal dari kata latin yaitu adults yang berarti telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu, orang
dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan telah siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersamaan dengan orang dewasa lainnya. Usia
dewasa adalah usia ketenangan jiwa, ketetapan hati dan keimanan yang tegas. Secara
sederhana bahwa seseorang yang dapat dikatakan dewasa ialah apabila telah sempurna
pertumbuhan fisiknya dan mencapai kematangan psikologis sehingga mampu hidup dan
berperan bersama-sama orang dewasa lainnya.
Dalam kebudayaan orang amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status
dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaaan
indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah,
meskipun usianya belum mencapai 21 tahun. Psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun
sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sektitar usia 40-45 tahun.
Dewasa pertengahan adalah masa menyesuaikan diri dan kesedaran bahwa ia bukan
lagi muda dan masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yang
tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis (Craig, 1976). Dewasa pertengahan
merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun.
1. Fungsi psikomotorik : mampu berjalan dan meloncat diakhir usia madya kemampuan
kaki mulai mengalami keterbatasan.
2. Intelegensi : kemampuan berfikir masih realistis.
3. Emosional : stabilitas emosi sudah seimbang dan terkontrol.
4. Sosial : masa dewasa madya awal biasanya lebih giat bermasyarakat dan lebih mengenal
tetangga.
5. Moralitas dan keberagamaan : sangat menghargai adat istiadat dan daya tarik kearah
religi mulai terlihat apalagi diusia madya akhir.
Penelitian Nowark (1977) yang dikutip dari Santrock (1995), menemukan bahwa
perempuan yang berusia dewasa pertengahan menganggap tanda-tanda penuaan sebagai
pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya. Ciri-ciri fisik dewasa tengah, yaitu:
a. Berat badan bertambah, bahu sering kali membentuk bulat, dan terjadi penggemukan
seluruh tubuh yang membuat perut kelihatan mnonjol sehingga sesorang kelihatan lebih
pendek.
b. Otot menjadi lembek dan mengendur disekitar dagu, pada lengan bagian atas dan perutc.
c. Mulai menurunnya kekuatan fisik, fungsi motorik dan sensorik.
d. Gangguan pada persendian, tungkai, lengan yang membuat mereka sulit berjalan dan
memegang benda yang jarang terjadi pada usia muda.
e. mulai terjadinya proses menua secara gradual, maksudnya terlihat tanda-tanda bahwa
dirinya mulai tua, seperti tumbuhnya uban dikepala, rambut pada wajah tumbuh lebih
lambat dan kurang subur, adanya kerutan-kerutan pada bagian wajah, kemampuan
fungsi mata berkurang.
f. Rambut pada pria mulai jaranmg, menipis dan terjadi kebotakan pada bagian atas
kepala,rambut dihidung, telinga, dan bulu mata menjadi lebih kaku.
g. Rambut pada wanita semakin tipis dan rambut diatas bibir dan dagu bertambah banyak.
h. Terjadinya perubahan-perubahan seksual. Kaum laki-laki dapat
mengalami Climacterium dan wanita mengalami Menopause.
a. Menurut WHO :
-Bisa menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu
buruk baginya
-Memperoleh kepuasan diri dari hasil jerih payah usahanya
-Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
-Secara relatif bebas dari rasa gelisah dan cemas
-Berhubungan dengan individu lain dengan cara tolong menolong dan saling
memuaskan
-Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk kemudian hari
-Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaiaan yang kreatif dan konstruktif
-Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
b. Menurut Psikolog Hanna Djumhana Bastaman :
-Bebas dari gangguan dan penyakit jiwa
-Mampu serta luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar pribadi yang
bermanfaat dan menyenangkan
-Mengembangkan potensi potenbsi pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat, dan
sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan
-Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam
kehidupan sehari hari.
Masa dewasa pertengahan merupakan periode transisi antara masa dewasa muda
dan masa dewasa tua. Selama usia setengah baya, banyak orang yang telah mencapai
puncak karirnya, kesadaran mereka akan siapa diri mereka telah berkembang dengan baik,
anak mereka bertumbuh, dan mereka mempunyai waktu untuk mengejar minat lain. Tahap
perkembangan psikososial masa dewasa pertengahan yaitu sebagai berikut:
Perkembangan Psikososial
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia, mampu mengolah emosi dan menjaga
diri tetap seimbang, mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain,
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri maupun orang lain, sekalipun ada
perbedaan.
Dewasa pertengahan adalah masa menyesuaikan diri dan kesedaran bahwa ia bukan
lagi muda dan masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan
yang tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis (Craig, 1976). Dewasa
pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun dan berakhir sekitar 60 tahun.
Peran perawat dalam masalah kesehatan jiwa adalah:
a. Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan memetakan permasalahan kesehatan jiwa.
b. Pendidikan kesehatan dalam upaya preventif dan promotif penemuan kasus dini,
dan tindakan secara cepat.
c. Pemberi asuhan kepevawatan pada intevvensi kondisi “krisis”.
3.2. SARAN
1. Untuk pembaca makalah dapat menambah pengetahuan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehat jiwa pada usia dewasa pertengahan dan mengetahui bagaimana
cara mengatasi pasien sehat jiwa pada usia dewasa pertengahan dengan belajar
melalui banyak sumber referensi.
Nasir & Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar & Teori. Jakarta:
Salemba Medika.
Muzzaaiyah. 2019. Psikologi Perkembangan Dewasa Tengah. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Saswati, Nofrida., Isti Harkomah, & Sutinah. 2019. “Stimulasi Perkembangan
Psikososial Usia Dewasa Tengah (30-60 Tahun)”. Jurnal Pengabdian Harapan Ibu
(JPHI), 1(1), 24-26.
akhmadhasbiwayhie.wordpress.com. (2012, 24 September). Makalah Perkembangan
Jiwa Usia Dewasa. Diakses pada 15 Oktober 2020, dari
https://akhmadhasbiwayhie.wordpress.com/2012/09/24/makalah-perkembangan-jiwa-
usia-dewasa/