Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME

MATA KULIAH PSIKOLOGI LANJUT USIA

Dibuat Oleh

HASBI 200205019

Prodi Psikologi Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM SUMATERA BARAT

(IAI SUMBAR ) PARIAMAN

TAHUN 2023
BAB 1 (PENGANTAR PSIKOLOGI LANJUT USIA)
Periode masa dewasa dibagi menjadi beberapa periode yaitu:

 Dewasa awal dengan rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun


 Dewasa tengah/madya dengan rentang usia 40 hingga 65 tahun
 Dewasa lanjut/usia lanjut dengan rentang usia 65 tahun ke atas

Pada kenyataannya, terdapat tidak sesuaian antara chronological age atau usia kronologis
dan functional age atau usia fungsional atau usia mental individu. Tiga (3) komponen dalam
functional age antara lain:

 Biological age: prediksi kondisi fisik sepanjang kehidupan individu


 Psychological age: kemampuan dalam menghadapi dan menyelesaikan tantangan
dari lingkungan
 Social age: sejauhmana perilaku individu sesuai dengan norma, harapan, peran
individu dalam lingkungan sosial.

Di Indonesia, usia, hak dan kewajiban usia lanjut diatur dalam Undang-Undang.
Identifikasi “tua” pada diri individu, berdasarkan pendekatan chronological age & functional
age. Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut, akan berpengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan, berkaitan dengan penurunan aspek fisik, psikis, dan sosial.

Dikemukakan oleh Laslett (Caselli dan lopez, 1996) yang menyatakan bahwa menjadi
tua (aging) merupakan proses perubahan biologis secara terus menerus yang dialami manusia
pada semua tingkatan umur dan waktu, sedangkan lajut usia adalah istilah untuk tahap akhir
dari proses penuaan tersebut.

Point penting bahwa umur kronologis bukan satu-satunya faktor yang menentukan
bagaimana orang menyesuaikan diri terhadap penuaannya. Keadaan pikiran , kebiasaan
terkait kesehatan dan pandangan sosial juga psikologis secara umum tentang hidup juga
menentukan penyesuaian terhadap penuaan. Kusumoputra (dalam Suadirman, 2011)
menyatakan proses menua adalah proses alami yang disertai penurunan fisik, psikologis
maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain yang berarti penurunan fisik
mempengaruhi psikis maupun sosial sementara penurunan psikis mempengaruhi fisik dan
sosial serta sebaliknya
BAB 2 (PERKEMBANGAN FISIK DAN KESEHARAN
DEWASA AWAL DAN TENGAH
Dewasa Awal

Dewasa awal berkisar dari umur 22-40 tahun. Umumnya puncak fisik diraih sebelum
individu berusia 30 tahun. Sering kali diantara umur 19-26 tahun fisik berkembang secara
sempurna/puncak. Fisik berfungsi secara baik begitu juga dengan sistem sensorinya (panca
indera) juga bagus. Puncak performa fisik tidak hanya terjadi pada muda-mudi umumnya
tetapi juga sangat berpengaruh pada para atlet. Dimasa dewasa awal idividu tidak hanya
mencapai performa fisik, akan tetapi juga mulai mengalami penurunan performa fisik.
Kesehatan dan kekuatan otot biasanya mulai memperlihatkan penurunan diusia 30 tahun.

Kesehatan dan penyakit Dimasa dewasa awal status kesehatan seharusnya prima dan
tidak menderita komplikasi penyakit. Akan tetapi berdasarkan penelitian angka kematian
individu yang beranjak dewasa 2 x lebih besar dari remaja dan lelaki dewasa awal angka
kematiannya lebih besar dari perempuan (Park.dkk, 2006).

Hal ini yang mempengaruhi

 Faktor gaya hidup; kesehatan prima dipengaruhi oleh gaya hidup seperti;
1. Tingkat pendidikan; semakin tinggi tingkat pendidikan maka kesehatan
semakinbagus, percaya diri meningkat dan terhindar dari stress juga memiliki
gizi tinggi
2. Kombinasi perkerjaan dan pernikahan; hal ini lebih berpengaruh pada wanita.
Ketika bisa mengkombinasikan pekerjaaan dan perkawinan secara baik maka
tingkat kesehatan juga baik dibanding hanya memfokuskan pada salah satu
saja yang diutamakan. Biasanya kesehatan yang sudah menikah lebih baik dari
pada yang belum menikah/janda
3. Religius; umumnya orang yang religius kesehatannya baik karena terhindar
dari stres
 Spesifik behavior; yaitu tingkah laku yang khusus seperti perokok, peminum,
olahraga yang teratur memperbaiki kesehatan, diet dengan pola makan yang
seimbang, stres sangat mempengaruhi kesehatan.
 PMS (premenstrual syndrome); tidak dialami laki-laki. Biasanya suatu keadaan yang
terjadi 2 minggu sebelum haid dimana muncul gejala-gejala pusing, mual, emosi
tinggi, dan ini terjadio pada beberapa wanita (tidak semua)

Dewasa Tengah

Hakikat masa dewasa menengah Merupakan periode perkembangan yang dimulai


pada usia kurang lebih 40 -60 atau 65 tahun. Masa dewasa menengah adalah masa dimana
terjadi penurunan ketrampilan fisikdan meluasnya taggung jawab. Merupakan titik dimana
individu menjadi lebih sadar megenai usia dengan berkurangnya jumlah waktu yang tersisa
dan berusaha meneruska suatu yang bermakna bagi generasi selanjutnya. Merupakan periode
yang unik dimana pemrolehan (pertumbuhan) dan kehilangan(penurunan) saling berimbang.
Usia dewasa menengah (paruh baya) banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya.
Pada masa ini individu umumnya banyak dihadapkan pada masalah Kesehatan. Akan tetapi
tidak semua individu dewasa menengah menghadapi masalah yang sama, biasanya lebih
bersifat variasi antara individu satu dengan yang lain.

Perubahan fisik Pada masa dewasa menengah atau paruh baya perubahan fisik
berlangsung secara bertahap tidak seperti masa remaja atau usia lanjut. Perubahan fisik pada
masa dewasa menengah, laju dan proses penuaannya bervariasi antara individu satu dengan
yang lainnya. Susunan genetik dan faktor gaya hidup menjadi faktor penentu apakah penyakit
kronis akan muncul atau tidak dan kapan tepatnya.

BAB 3 (PERKEMBANGAN KOGNITIF DEWASA AWAL DAN


TENGAH TINJAUAN PIAGET)
Dewasa awal

Pandangan Jean Piaget perkembangan Kognitif dewasa awal Cara berpikir para
remaja pada tahap operasional hampir sama secara kulitatif dengan cara berfikir orang
dewasa seperti lebih logis, abstrak dan idealistis. Secara kuantitatif pemikiran orang dewasa
berbeda dengan remaja yang mana orang dewasa memiliki pengetahuan yang lebih banyak
dibandingkan remaja. Penambahan pengetahuan pada dewasa awal secara khusus terjadi
dalam bidang-bidang tertentu berdasarkan pengetahuan yang mereka dalami. Tahap formal
operasional menjadi tahap terakhir dalam perkembangan kognitif dan tahap ini menjadi ciri
remaja dan dewasa. Akan tetapi beberapa ahli berpendapat banyak individu yang akan
mengaplikasikan tahap operasional formalnya ketika memasuki masa dewasa seperti mulai
mampu menjadi lebih sistematis.

Berfikir realistis dan pragmatis yaitu Ketika masa dewasa awal individu mulai
memasuki masa dunia kerja maka cara berfikirnya juga mulai berubah. Salah satunya
individu menghadapi paksaan realitas yang disebabkan pekerjaan sehingga menyebabkan
idealisme mereka menurun. Beberapa pendapat ahli menyatakan walau beberapa orang
dewasa cenderung tidak mencapai cara berfikir ilmiah akan tetapi penggunaan intelektual
mereka melampaui remaja.

Dewasa Tengah

Intelegensi Menurut John Horn (dalam Santrock, 2012) di usia paruh baya ada sejumlah
kemampuan yang mulai menurun dan ada pula sejumlah kemampuan yang meningkat yaitu;
Crystallized Intelligence : akumulasi dari informasi dan ketrampilan verbal terus meningkat
pada masa dewasa menengah. Fluid Intelligence: kemampuan seseorang untuk melakukan
penalaran secara abstrak mulai menurun didewasa tengah

Menurut Salthouse (2009); level keberfungsian kognitif menjadi lebih rendah masa
dewasa awal adan tengah kemungkinan disebabkan oleh penurunan neurobiologis terkait
usia Pemrosesan Informasi. Kecepatan dalam pemrosesan informasi, Kecepatan perseptual
mulai menurun dimasa dewasa awal dan terus berlanjut kemasa dewasa menengah misalnya
dalam bentuk tugas kecepatan reaksi.

Menurut Salthouse hal ini mungkin disebabkan karena level analisis yang berbeda dalam
kognitif yaitu mempertahankan tujuan, peralihan antar tugas, dan mempertahankan
representasi internal dari distraksi. Memori verbal mencapai puncaknya diusia 50. Penurunan
memori diusia paruh baya hanya sedikit, akan tetapi untuk memori baru akan terjadi
penurunan diusia tengah paruh baya. Menurut Denise Park (2001); sejak akhir usia paruh
baya seseorang membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari informasi baru. Hal inin
berkaitan dengan perubahan didalam working memory mental tempat individu memanipulasi
dan mengumpulkan informasi ketika membuat keputusan, menyelesaikan masalah dan
menguasai bahasa tertulis dan lisan. Penurunan memory cenderung lebih sering terjadi ketika
individu tidak menggunakan strategi memory yag efektif seperti penyusunan dan
pembayangan.
Keahlian dibidang tertentu lebih banyak tampil dimasa dewasa menengah dibandingkan
masa dewasa awal karena mengembangkan “ahli” merupakan hasil pengalaman, belajar dan
usaha selama bertahun-tahun. Dalam menyelesaikan masalah dalam bidangnya orang yang
ahli lebih banyak mendasarkan pada akumulasi pengalaman mereka. Dalam memecahkan
masalah mereka yang ahli lebih sering memproses informasi secara otomatis dan
menganalisa secara efektif. Ketika memecahkan masalah mereka yang ahli memiliki strategi
yang lebih baik dan singkat dibandingkan yang baru. Dalam memecahkan masalah, yang ahli
lebih kreatif dan fleksibel.

BAB 4 (BERPIKIR)
Berpikir dapat dianggap bahasa otak. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental dan
merupakan representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Berpikir disebabkan
berkembangnya ide dan kosep didalam diri seseorang. Berpikir memproses informasi secara
mental maupun kognitf.

Menurut Solso berpikir adalah sebuah proses dimana representasi baru dibentuk
melalui transformasi informasi dengan interaksi yang kompleks atribut-atribut mental seperti
penilaian, abstraksi, logika, imajinasi dan pemecahan masalah.

Berpikir bertujuan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan,


memecahkan permasalahan danmenghasilkan sesuatu yang baru.

1. Mengambil keputusan

Salah satu fungsi berpikir adalah menempatkan keputusan. Sepanjang hidup,


kita harus menetapkan keputusan karena sebagian dari keputusan menentukan masa
depan. Tanda-tanda umum dari Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil
usahaintelektual. Keputusan selalu melibatkan pilihan dan berbagai alternati.
Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun dalam pelaksanaannya boleh
ditangguhkan atau dilupakan. Dalam mengambil keputusan juga dipengaruhi faktor
personal yaitu kognisi (kulitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki), motif dan
sikap.
2. Memecahkan persoalan/masalah
Fungsi berpikir juga memecahkan masalah. Umumnya manusia bergerak
sesuai kebiasaan, akan tetapi tetap akan menghadapi situasi yang tidak dapat dihadapi
dengan cara yang biasa yangmenimbulkan masalah sehingga individu harus
mengatasi masalah tersebut. Proses pemecahkan masalah tersebut adalah; Terjadi
peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat karena sebab-sebab tertentu. Mencoba
menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa lalu.
Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah diingat atau dapat dipikirkan.
Mulai menggunakan lambang-lambang verbal atau grafis untuk mengatasi masalah;
mencoba memahami situasi yang terjadi, mencari jawaban, dan menemukan
kesimpulan yang tepat; mungkin menggunakan dedukasi dan induksi, tetapi karena
jarang memperoleh informasi lengkap, terjadinya lebih sering menggunakan analogi.

3. Menghasilkan sesuatu yang baru.

Fungsi berpikir yang lain adalah menciptakan sesuatu yang baru


(creativity).berpikir secara kreatif berarti berpikir untuk menciptakan sesuatu yang
baru, yang berbeda dari yang sudah ada. Menurut MacKinnon ada tiga syarat berpikir
kreatif yaitu; Kreativitas melibatkan respon atau gagasan yang baru atau secara
statistik sangat jarang terjadi. Kreativitas ialah dapat memecahkan persoalan secara
realitas. Kreativitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight orisional ,
meneliti dan mengembangkan sebaik mungkin.

BAB 5 (PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DEWASA AWAL


DAN TENGAH)
Temperamen Merupakan gaya perilaku dan karakteristik respon emosional yang
sifatnya individual. Dimasa dewasa awal perubahan suasana hati jauh lebih sedikit dibanding
ketika remaja dan lebih bertanggung jawab serta jarang berperilaku yang mengandung risiko.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para peneliti terdapat beberapa kaitan antara
temperamen ketika kecil dengan penyesuaian saat dewasa.

Temperamen yang mudah dan temperamen yang sulit. Anak-anak yang memiliki
temperamen yang mudah diusia 3-5 tahun akan cenderung mudah menyesuaikan diri ketika
menjadi orang dewasa muda. Anak-anak yang memiliki temperamen sulit diusia3-5 tahun
akan cenderung mempunyai penyesuaian diri yang buruk ketika masuk dewasa awal. Anak
laki-laki yang memiliki temperamen sulit ketika dewasa cenderung tidak melanjutkan studi
formalnya ketika dewasa sedangkan yang anak perempuan dengan temperamen sulit
mengalami konflik perkawinan (Chess & Thomas, 1987).

Kekangan (inhibiation). Individu yang memiliki temperamen terkekang dimasa kanak-


kanak ketika dewasa cenderung bersikap kurang asertif atau memperoleh dukungan sosial
dan cenderung terlambat memasuki jalur kerja yang stabil. Rasa malu/kekangan ketika masa
kanak-kanak berkaitan dengan kecemasan sosial dimasa umur 22 tahun (Bohlin & Hagekull,
2009)

Kemampuan mengendalikan emosi. Ketika anak-anak balita memperlihatkan emosi yang


baik dan tabah ketika menghadapi tekanan mereka cenderung mampu mengatasi emosinya
secara efektif ketika dewasa. Sebaliknya jika anak balita memiliki kontrol emosi yang rendah
dan tidak tabah cenderung memperlihatkan masalah ketika dewasa muda. Akan tetapi kaitan
temperamen dengan kepribadian dimasa dewasa dapat bervariasi tergantung pada konteks
yang mengintervensi pengalaman masing-masing individu.

Kelekatan. Orang dewasa awal mengandalkan pasangannnya untuk menjadi basis yang
aman dan tempat memperoleh kenyamanan dalam kondisi penuh tekanan (Feeney, 2008).
Berdasarkan penelitian orang dewasa yang memiliki kelekatan dengan pasangannnya
mencerminkan kelekatan dengan orangtua pada masa kanak-kanak. Ada 3 gaya kelekatan
orang dewasa yaitu; Gaya kelekatan yang aman; orang dewasa dengan kelekatan yang aman
memiliki pandangan yang positif terhadap relasi, mudah dekat dengan orang lain dan tidak
khawatir atau stres berlebihan terhadap hubungan dengan pasangan. Gaya kelekatan yang
menghindar; individu yang menghindar merasa ragu terlibat dalam relasi romantis dan sering
mengambil jarak dari pasangan mereka. Gaya kelekatan yang cemas; individu ini menuntut
kedekatan, kurang bisa mempercayai orang lain, lebih emosional, posesif dan pecemburu.
Orang dewasa dengan gaya kelekatan yang aman puas dengan relasi dekatnya, diwarnai
kepercayaan, komitmen dan usia yang panjang serta cenderung mau menerima dan
memberikan dukungan terhadap pasangan ketika menghadapi tekanan dibanding dengan 2
gaya kelekatan lainnya.

Keterbiasaan dan kesamaan Biasanya individu tertarik dengan orang lain yang memiliki
banyak kesamaan dengan dirinya seperti sikap, nilai, gaya hidup dan daya tarik fisik. Hal ini
dikarenakan individu ingin memperoleh dukungan untuk nilai dan sikap jika memiliki
kesamaan. ketertarikan fisik ;Biasanya individu cenderung mencari pasangan yang sesuai
dengan level individu dalam ketertarikan terhadap karakteristik fisik maupun atribut social.

Keintiman Ditandai dengan keterbukaan diri dan berbagi pikiran-pikiran personal.


Mengelola tuntutan akan keintiman, identitas dan kemandirian menjadi tugas utama dimasa
dewasa. Berdasarkan perkembangan psikososial dari Erik Erikson dimasa dewasa.

Keintiman vs isolasi Dimasa remaja ada masa identitas vs kebingungan identitas yang
mana berusaha mengetahui siapa diri, apa yang dicari, dan tujuan apa yang hendak dicapai
dalam hidup adalah isu yang penting untuk diselesaikan dimasa remaja. Setelah individu
berhasil mencapai identitas yang stabil maka akan memasuki masa keintiman vs isolasi.
Menurut Erikson keintiman sebagai proses menemukan diri sendiri sekaligus peleburan diri
sendiri didalam diri orang lain dan membutuhkan komitmen terhadap orang lain. Jika orang
gagal mengembangkan relasi yang intim dimasa dewasa awal dirinya akan mengalami isolasi.
Ketidakmampuan mengembangkan relasi yang bermakna dengan orang lain dapat melukai
kepribadian individu dan membuat individu tidak mau mengakui, mengabaikan, atau
menyerang orang-orang yang dianggap menimbulkan frustasi.

Keintiman dan kemandirian Perkembangan dimasa dewasa awal sering kali melibatkan
upaya menyeimbangkan keintiman dan komitmen disatu sisi serta kemandirian dan
kebebasan di sisi lain. Ketika individu berusaha membangun identitas, mereka juga
dihadapkan dengan kesulitan tututan kemandirian dari orangtua, mengembangkan relasi yang
intim dengan individu lain, dan meningkatkan komitmen dalam relasi mereka. Seorang
dewasa muda yang belum cukup terlepas dari ikatan orang tua dapat mengalami kesulitan
dalam relasi interpersonal dan karir. Keseimbangan antara keintiman dan komitmen dengan
kemandirian dan kebebasan akan dialami sepanjang masa dewasa.

Anda mungkin juga menyukai