Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Ansietas

2.1.1 Pengertian Ansietas

Menurut Ivancevich et al (2006) dalam Lalu berpendapat bahwa Stres

adalah suatu respon adaptif, yang dipengaruhi oleh perbedaan individual

dan atau proses psikologis, yang merupakan konsekuensi dari aksi ekternal

(lingkungan), situasi atau peristiwa yang mengakibatkan ketegangan

psikologis dan atau fisik terhadap seseorang. (Mutawalli et al., 2020)

Masa remaja (adolescence) adalah merupakan masa yang sangat

penting dalam rentang kehidupan manusia, merupakan masa transisi atau

peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa dewasa.

Menurut Riyadi & Purwanto (2010) dalam Dewi menyatakan bahwa

Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak

dapat dibenarkan yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan pada

gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan

gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut. (Indri, 2007)

Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata

latin (adolescene), kata bendanya adolescentia yang berarti remaja yang

berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa‟‟ bangsa orang-orang

zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda

dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan anak dianggap sudah

dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.


2.1.2 Tingkatan Ansietas

Menurut Halter (2014) ada 4 klasifikasi tingkat ansietas yaitu ansietas

ringan, ansietas sedang, ansietas berat, dan panik.

a) Ansietas Ringan

Penyebab dari ansietas ringan biasanya karena pengalaman

kehidupan sehari-hari dan memungkinkan individu menjadi lebih fokus

pada realitas. Individu akan mengalami ketidaknyamanan, mudah marah,

gelisah, atau adanya kebiasaan untuk mengurangi ketegangan (seperti

menggigit kuku, menekan jari-jari kaki atau tangan).

b) Ansietas Sedang

Pada ansietas sedang, lapang pandang individu menyemit. Selain itu

individu mengalami penurunan pendengaran, penglihatan, kurang

menangkap informasi dan menunjukkan kurangnya perhatian pada

lingkungan. Terhambatnya kemampuan untuk berpikir jernih, tapi masih

ada kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah meskipun tidak

optimal. Respons fisiologis yang dialami yaitu jantung berdebar,

meningkatnya nadi dan respiratory rate, keringat dingin, dan gejala

somatik ringan (seperti gangguan lambung, sakit kepala, sering

berkemih). Terdengar suara sedikit bergetar.

c) Ansietas Berat

Semakin tinggi level ansietas, maka lapang pandang seseorang akan

semakin menurun atau menyempit. Seseorang yang mengalami ansietas


berat hanya mampu fokus pada satu hal dan mengalami kesulitan untuk

memahami apa yang terjadi. Pada level ini individu tidak memungkinkan

untuk belajar dan memecahkan masalah, bahkan bisa jadi individu

tersebut linglung dan bingung. Gejala somatik meningkat, gemetar,

mengalami hiperventilasi, dan mengalami ketakutan yang besar.

2.1.3 Faktor-Faktor yang memengaruhi ansietas

Menurut (Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami

oleh individu yaitu cemas ringan, cemas sedang, cemas berat dan panik. a.

Faktor internal, meliputi : tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri/

tidak percaya diri, usia seseorang yang mempunyai usia lebih muda akan

lebih mudah mengalami gangguan kecemasan daripada seseorang yang

lebih tua usianya, pengalaman seseorang yang mempunyai sedikit

pengalaman akan lebih merasakan cemas ketimbang seseorang yang

memiliki lebih banyak pengalaman mekanisme koping terhadap cemas,

pengetahuan, seseorang dengan tingkat pengetahuan yang lebih luas.

2.1.4 Penyebab Ansietas

Menurut Stuart (2013) terdapat tiga faktor penyebab terjadinya ansietas,

yaitu:

a) Faktor biologis/ fisiologis, berupa ancaman yang mengancam akan

kebutuhan sehari-hari seperti kekurangan makanan, minuman,

perlindungan dan keamanan. Otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi

asam gama aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam


mekanisme terjadinya ansietas. Selain itu riwayat keluarga mengalami

ansietas memiliki efek sebagai faktor predisposisi ansietas.

b) Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan

benda/ orang berharga, dan perubahan status sosial/ ekonomi.

c) Faktor perkembangan, ancaman yang menghadapi sesuai usia

perkembangan, yaitu masa bayi, masa remaja dan masa dewasa.

2.2 Konsep Remaja

2.2.1 Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,

menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003).

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa

peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini

terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan

fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono,

1995).

Begitu juga pendapat dari (World Health Organization) WHO 1974

remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama

kali ia menunjukkan tanda-tanda seksualitas sampai saat ini mencapai

kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan psikologi

dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, dan terjadi peralihan

dari ketergantungan sosial yang penuh, kepada keadaan yang relatife lebih

mandiri.
2.2.2 Ciri-ciri Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan, pada masa ini terjadi perubahan-

perubahan yang sangat pesat yakni baik secara fisik, maupun psikologis, ada

beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja ini diantaranya:

a) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada remaja awal yang

dikenal sebagai masa strong dan masa stress. Peningkatan emosional ini

merupaknan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada

masa remaja. Dari segi kondisi sosial peningkatan emosi ini merupakan

tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru, yang berbeda dari masa

sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukan

pada remaja misalnya mereka di harapkan untuk tidak lagi bertingkah

seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan tanggung jawab.

Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring dengan

berjalannya waktu, dan akan Nampak jelas pada remaja akhir yang dalam

hal ini biasanya remaja sedang duduk di masa sekolah.

b) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga di sertai kematangan seksual.

Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri

dan kemampuan mereka sendiri. Perubhan fisik yang terjadi secara cepat

baik perubahan internal maupun eksternal. Perubahan internal seperti

sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi. Sedangkan perubahan

eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat

berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

c) Perubahan yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.

Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa
dari masa kanak-kanak digantiakan dengan hal menarik yang baru dan

lebih menantang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang

lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat

mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting.

Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak

lagi berhungan dengan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang

sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

d) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati masa

dewasa.

e) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan

yang terjadi, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang

menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka

sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut

2.3 Konsep Ansietas Remaja

2.3.1
Indri, K. N. (2007). STRES PADA REMAJA.pdf.

Mutawalli, L., Setiawan, S., & Saimi, S. (2020). Terapi Relaksasi Otot Progresif

Sebagai Alternatif Mengatasi Stress Dimasa Pandemi Covid-19 Di

Kabupaten Lombok Tengah. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan),

4(3), 41–44. https://doi.org/10.36312/jisip.v4i3.1155

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6991/5/BAB%20II.pdf

http://repository.unimus.ac.id/2566/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai