Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya kita dapat menyusun laporan Asuhan Keperawatan . Asuhan
Keperawatan ini adalah berisi mengenai tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Dewasa yang akan mempermudah dalam penyusunan laporan kasus
sesuai dengan keadaan pasien. Selain itu asuhan keperawatan keluarga ini juga
digunakan sebagai acuan pencapaian target praktek Keperawatan Keluarga. Ilmu
keperawatan kini telah berkembang sangat pesat, oleh karena itu pembaca atau
pembimbimng dengan rendah hati diharapkan dapat memberikan bimbingan
untuk perbaikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia
sudah berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode
yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana
mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki
dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya
keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi
kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa
kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
b. Tahap-tahap perkembangan
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi
pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya
ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat
kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
5. Cacat tubuh
8. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi
pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun.
Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa
seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down
sindrom, adanya penyakit kronis. Tingkat ketidakmampuan dan
persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan
sampai mana perubahan gaya hidup akan terjadi.
9. Tingkat kesejahteraan
1.2.1. Pengkajian
a. Wawancara keluarga
a. Data umum
8). Agama
c. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
6. Fungsi pendidikan
7. Fungsi religius
8. Fungsi rekreasi
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
Contoh:
(rematik).
Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya : lingkungan
rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh
kembang yang tidak adekuat.
Contoh:
Contoh:
2) Risiko cedera
3) Resiko infeksi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial
1) Perubahan perkembangan
2) Kurang pengetahuan
3) Isolassi sosial
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai
melalui segala upaya. Jika keluarga mengerti dan menerima sasaran yang telah
ditentukan diharapkan mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencapai
sasaran tersebut. Contoh: setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga
mampu merawat anggota kelaurga yang menderita hipertensi
2. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci tentang
hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan dilakukan. Ciri tujuan
atau objektif yang baik adalah : spesifik, dapat di ukur, dapat dicapai, realistik dan
ada batasan waktu. Contoh: seteleh dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
anggota keluarga yang sakit hipertensi mengerti tentang cara pencegahan dan
pengobatan hipertensi dan tekanan darah : 120/80 mmHg.
b. Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang
ada
Perawat dalam menolong keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat
dalam rangka menyelesaikan masalahnya, dapat melakukan tindakan antara lain :
a. Tujuan
b. Kriteria
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana
perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk
mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan,
kebingungan, ketidakmampuan yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus
menjadikan suatu perhatian, sehingga perawat diharapkan dapat memberikan
kekuatan dan membantu mengembangkan potensipotensi yang ada sehingga
keluarga dapat mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan
masalah. Dalam kondisi ini untuk membangkitkan minat keluarga dalam
berperilaku hidup sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk
bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial
6. Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
kebersihannya. Bila tidak/belum berhasil perlu di susun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat di lakukan dalam satu kali
kunjungan kekeluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Langkah-langkah dalam mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang diberikan baik kepada individu maupun keluarga
adalah :
1) Evaluasi kuantitatif
2) Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah
satu dari tiga dimensi yang saling terkait yaitu :
Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia, bahan-bahan yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam upaya keperawatan hal ini
menyangkut antara lain :
b. Proses
c. Hasil
a. Luasnya Evaluasi
Evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan misalnya : uang,
waktu, tenaga, atau bahan.
1) Keadaan baik
Pada keadaan fisik baik dapat diobservasi melalui suhu tubuh turun, berat badan
naik, perubahan tanda klinik.
2) Psikologik sikap
Seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif terhadap petugas
kesehatan.
3) Pengetahuan perilaku
Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif. Wvaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Data Umum
3. Umur : 43 tahun
7. Agama : Islam
9. Komposisi keluarga
tangga
10. Genogram
Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Klien sakit
Meninggal
Menikah
Pisah
Tinggal serumah
3. Riwayat keluarga inti: Bp. Mj menderita asam urat sudah lama (sekitar
lebih dari 10 tahun). Saat ini kondisi sudah lebih baik, tetapi jika digunakan untuk
beraktivitas berlebihan kaki masih terasa nyeri . Istri Bp. Mj menderita sakit
Ginjal dan sekitar 5 bulan yang lalu meninggal. Kedua anak Bp.Mj dalam kondisi
sehat.
c. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
a. Denah rumah :
Ruang belakang
Dapur
Kamar tidur
Ruang tamu
kamar tidur
Sumur
d. Keadaan lingkungan dalam rumah
Halaman rumah cukup luas, ditanami pohon pisang. Untuk Sumber air bersih dan
air minum keluarga memiliki sumur gali yang digunakan bersama-sama dengan
keluarga kakaknya yang tinggal disebelah rumah Bp. Mj. Air bekas mandi dan
cucian hanya disalurkan ke pekarangan di belakang rumah dan terbuka. Untuk
pengelolaan sampah rumah tangga keluarga membuat lubang sampah terbuka dan
jika sudah penuh sampah dibakar.
5. Sistem pendukung keluarga: Saat ini anggota keluarga yang lain( An.P dan
An.n) dalam keadaan sehat, sehingga bisa merawat Bp.Mj dan bekerja untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
e. Struktur Keluarga
3. Struktur peran (formal dan informal): Kepala keluarga tetap dipegang oleh
Bp.Mj, tetapi sebagai pencari nafkah digantikan oleh anak laki-laki Bp.Mj. Tugas
rumah tangga dikerjakan oleh An. N. Selain sudah tua, kondisi kesehatan Bp. Mj
tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.
4. Nilai dan norma keluarga: Nilai/norma yang dianut adalah nilai dan norma
suku Jawa, tidak ada norma-norma khusus yang berlaku di keluarga dan tidak ada
norma yang bertentangan dengan kesehatan.
f. Fungsi Keluarga
a. Kebersihan perorangan
Keluarga memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali, sikat gigi
2 kali sehari.
Keluarga biasa makan 3 kali sehari dengan makanan beraneka ragam. Bp.Mj
menghindari jenis makanan yang menyebabkan penyakitnya kambuh, seperrti
daun so, emping dan mlinjo, juga menghindari makan lele, karena jika makan lele
Bp.Mj merasakan kakinya nyeri-nyeri. Jarang minum susu.
a. Keadaan emosi
Hubungan antar anggota keluarga baik dan cukup harmonis. Kedua anak Bp.Mj
sangat menyayanggi Bapaknya, mengingat mereka hanya tinggal memiliki Bp.Mj.
Selama ini tidak ada masalah yang menyebabkan hubungan antar anggota
keluarga menjadi renggang.
b. Pengambilan keputusan
Hubungan dalam keluarga baik, hubungan dengan orang lain baik, Keluarga
Bp.Mj juga selalu aktif mengikuti kegiatan di masyarakat, seperti kerjabakti,
ronda dll. Tetapi tugas-tugas tersebut digantikan oleh An.P.
4. Fungsi spiritual:
5. Fungsi kultural:
6. Fungsi ekonomi:
Sumber penghasilan keluarga adalah dari kerja An.P dan An.N, karena mereka
belum menikah maka uang gaji digunakan untuk membantu kebutuhan hidup
sehari-hari. Dahulu sewaktu ibu masih ada, ibu berdagang warung kecil-kecilan,
tetapi sekarang warung tersebut diteruskan oleh keluarga kakak Bp.Mj.
Keluarga sudah mengetahui jika Bp.Mj menderita Asam urat dan sudah
mengupayakan berbagai macam usaha pengobatan tetapi belum mengetahui
tentang bagaimana perawatan dan pencegahan agar tidak semakin parah.
Keluarga merasakan adanya masalah kesehatan dan menyadari jika penyakit asam
urat sangat dipengaruhi oleh pola makanan seharihari, oleh karena itu keluarga
berusaha untuk menghindari jenis makanan yang dipantang. Jika merasakan
gejala-gejala yang cukup serius keluarga segera membawa Bp. Mj ke Dokter
untuk periksa.
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang: Bp.Mj merasa kondisinya saat
ini membebani kedua anaknya, padahal saat ini mereka seharusnya bisa
memikirkan diri mereka dan hasil kerjanya untuk kebutuhan-kebutuhan mereka.
Tetapi Bp.Mj sangat bersyukur memiliki anak yang sangat menyayanginya.
KU baik, Postur tubuh kurus, tinggi. Berat Badan : 45 Kg, TB: 166 cm
i. Harapan Keluarga
Bp.Mj mengatakan bahwa masalah dalam kehidupan adalah hal yang lumrah, dan
sudah menjadi kehendak dari Tuhan. Sebagai manusia diberi kemampuan untuk
memecahkan setiap masalah yang dihadapi.
Jumlah 4 2/3
Jumlah 4 1/6
1.2. Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah
DAFTAR PUSTAKA