Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengkajian dan Promosi Kesehatan Wanita” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Selain itu, makalah ini disusun untuk memperluas ilmu tentang “Pengkajian dan
Promosi Kesehatan Wanita”.
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini
karena pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu,
kami berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam rangka men
ambah pengetahuan juga wawasan tentang Pengkajian dan Promosi Kesehatan
Wanita.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesehatan yang sempurn


a baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit a
tau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya (Rohan & Siyoto, 2013). Kesehatan reproduksi menjadi cukup serius
sepanjang hidup, terutama bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, ju
ga berhubungan dengan kehidupan sosialnya, misalnya kurangnya pendidikan yang cu
kup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah k
esehatan kerja, menopause dan masalah gizi. (Manuaba, 2005).
Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ reproduksi wanita
adalah kanker serviks yang merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita d
i seluruh dunia (Kemenkes, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Gustiana et a
l., 2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
dukungan sosial pada wanita usia subur terhadap perilaku pencegahan kanker serviks.
Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda internasional. Adanya ke
sadaran perempuan sendiri untuk menyembuhkan diri adalah salah satu cara mengatas
inya melalui penyaringan dini dan deteksi dini terhadap penyakit atau faktor resiko ya
ng diketahui dapat menyebabkan penyakit atau trauma.
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimu
lus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan s
erta lingkungan (Wawan dan Dewi, 2011 ; 56). Kesehatan adalah hak asasi manusia d
an merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan, oleh karenanya perlu dipelih
ara dan ditingkatkan kualitasnya. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada w
us sangat efektif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Usaha peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit antara lain mendorong
terjadinya perubahan prilaku yang dilakukan bersamaan dengan pemberian informasi
yang berhubungan dengan kesehatan. Klien membutuhkan informasi dan pengetahuan
ini untuk membuat keputusan mengubah prilakunya. Perawat juga dapat memberi kon
tribusi yang unik dengan cara membuat diagnosa dan mengidentifikasi kebutuhan kes
ehatan dan merujuk klien ke sumber yang tepat. Menggunakan pedoman pengajaran d
an menerapkan penelitian terbaru merupakan cara-cara untuk membantu klien mencap
ai kesehatan yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian Wanita Usia dewasa/ Usia Produktif?

1.2.2 Sebutkan Ciri Ciri pada Masa Dewasa?

1.2.3 Apa pengertian Promosi Kesehatan?

1.2.4 Apa saja Upaya Pencegahan penyakit pada Sistem reproduksi?

1.2.5 Apa pengertian Kegel Exercise?

1.2.6 Sebutkan Nutrisi pada Masa Kehamilan?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dariWanita Usia dewasa/


Usia Produktif.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami Ciri Ciri pada Masa Dewasa.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Promosi Kesehatan.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami Upaya Pencegahan penyakit pada
Sistem reproduksi.
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami Kegel Exercise.
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami Nutrisi pada Masa Kehamilan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pemahaman dalam menyusun sebuah k
arya tulis dan dapat mengetahui lebih dalam tentang perbedaan pandangan
politik yang berujung persekusi.
1.4.2 Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan
pandangan politik yang berujung persekusi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Wanita Usia Dewasa/Usia Produktif

Seseorang yang dikatakan dewasa dinyatakan matur maka konsep dirinya


berubah dari pribadi yang dependen menjadi manusia yang self-directed dan mandiri.
Orang yang dewasa akan menyatukan kumpulan pengalaman yang semakin
bertambah yang berfungsi sebagai sumber pembelajaran yang kaya. Selain itu,
kesiapan belajar semakin berorientasi pada tugas perkembangan peran sosial dan
perspektif waktu berubah dari penerapan pengetahuan yang ditangguhkan menjadi
penerapan langsung dimana ada pergeseran orientasi pembelajaran dari yang berpusat
pada subjek menjadi berpusat pada masalah (Bastable, 2002).
Masa dewasa awal/dewasa muda merupakan waktu untuk membentuk
hubungan akrab jangka panjang dengan orang lain, memilih suatu gaya hidup dan
menyesuaikan diri dengannya, memutuskan tentang pekerjaan dan mengurus rumah
serta keluarga. Semua keputusan ini menyebabkan perubahan dalam kehidupan
dewasa muda yang dapat menjadi sumber potensial stress bagi mereka. Selama
periode ini, kemampuan fisik bagi kebanyakan dewasa muda berada pada puncaknya
dan tubuh berada pada kapasitas fungsinya yang optimal. Kapasitas kognitif dewasa
muda sepenuhnya berkembang, tetapi dengan kematangan, mereka terus
mengakumulasi pengetahuan dan keterampilan baru dari berbagai sumber pengalaman
formal dan informal. Pengalaman ini menambah persepsi mereka, memungkinkan
mereka menggeneralisasikan situasi baru dan meningkatkan kemampuannya untuk
menganalisis secara kritis, memecahkan masalah dan membuat keputusan tentang
peran pribadi, pekerjaan dan sosial mereka (Bastable, 2002).
Kehidupan dewasa muda ditandai dengan kemampuan fisik yang prima.
Kondisi kesehatan yang baik akan memacu individu untuk mengaktualisasikan
dirinya agar mencapai puncak prestasi (Dariyo, 2008). Usia dapat meningkatkan kem
ungkinan terjadinya penyakit tertentu. Contohnya resiko terjadinya kecacatan saat lahi
r dan komplikasi kehamilan meningkat pada wanita yang melahirkan anak sesudah usi
a 35 tahun (Potter & Perry, 2005). Perempuan usia dewasa sering dikaitkan dengan us
ia produktif/subur karena pada usia ini kemungkinan kehamilan sehat dapat terjadi. U
sia antara 20 sampai 45 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur atau masa usia
produktif. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu
dalam kondisi prima dan bugar agar terhindar dari berbagai macam penyakit khususn
ya untuk persiapan masa tua (Hurlock, 1990). Hurlock (1996), menguraikan secara rin
gkas ciri-ciri dewasa yang menonjol dalam masa-masa dewasa awal sebagi berikut :
a. Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan
Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Pada masa ini individu menerim
a tanggung jawab sebagai orang dewasa. Seorang pria mulai membentuk bidang p
ekerjaan yang akan ditangani sebagai kariernya dan wanita diharapkan mulai men
erima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
b. Masa dewasa awal sebagai usia repoduktif
Orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang de
wasa. Orang yang kawin berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia d
uapuluhan atau pada awal tigapuluhan.
c. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi
seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda dengan dari mas
alah-masalah yang sudah dialami sebelumnya. 
d. Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional
Pada usia ini kebanyakan individu sudah mampu memecahkan masalah – masala
h yang mereka hadapi secara baik sehingga menjadi stabil dan lebih tenang.
e. Masa dewasa awal sebagai masa keterasingan sosial
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat unt
uk maju dalam karir, sehingga keramahtamahan masa remaja diganti dengan pers
aingan dalam masyarakat dewasa.
f. Masa dewasa awal sebagai masa komitmen
Setelah menjadi orang dewasa, individu akan mengalami perubahan, dimana mer
eka akan memiliki tanggung jawab sendiri dan memiliki komitmen-komitmen sen
diri.
g. Masa dewasa awal sering merupakan masa ketergantungan
Meskipun telah mencapai status dewasa, banyak individu yang masih tergantung
pada orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantung
an ini mungkin pada orang tua yang membiayai pendidikan.
h. Masa dewasa awal sebagai masa perubahan nilai
Perubahan karena adanya pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dan ni
lai-nilai itu dapat dilihat dri kacamata orang dewasa. Perubahan nilai ini disebabk
a karena beberapa alasan yaitu individu ingin diterima olh anggota kelompok ora
ng dewasa, individu menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman
pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan dan perilaku.
i. Masa dewasa awal masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
Masa ini individu banyak mengalami perubahan dimana gaya hidup baru paling
menonjol dibidang perkawinan dan peran orangtua.
j. Masa dewasa awal sebagai masa kreatif
Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orangtua maupun
guru-gurunya sehingga terlebas dari belenggu ini dan bebas untuk berbuat apa ya
ng mereka inginkan. Bentuk kreatifitas ini tergantung dengan minat dan kemamp
uan individual. 
Masalah kesehatan umum yang sering dijumpai pada masa dewasa awal/usia produkti
f (Rohan&Siyoto, 2013), diantaranya:
a. Masalah infeksi saluran reproduksi (PMS, HIV/AIDS)
b. Pencegahan dan penanganan aborsi serta infertil dan berbagai aspek kesehatan lai
nnya seperti kanker serviks dan kanker payudara
c. Osteoporosis
d. Jantung Koroner
e. Anemia

2.2 Promosi Kesehatan


Kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan yang saling memengaruhi satu sama lain. Lingkungan
merupakan faktor terbesar, selain langsung memengaruhi kesehatan dan memengaruhi
perilaku, begitu pula sebaliknya, perilaku juga memengaruhi lingkungan dan faktor-
faktor yang lain (pelayanan kesehatan dan keturunan). Untuk mencapai keadaan sehat,
seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi,
mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan. Status
kesehatan akan tercapai secara optimal, jika keempat factor secara bersama-sama
memiliki kondisi yang optimal pula (maulana, 2009).
Untuk mencapai kesehatan optimal perlu adanya promosi kesehatan. Promosi
mungkin tidak hanya meningkatkan derajat kesehatan yang sudah ada, tetapi mungkin
juga bisa mencapai suatu derajat kesehatan dan membantu mempertahankannya (Teng
land, 2010). Promosi kesehatan menurut WHO (2009) adalah proses membuat orang
mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan mereka. Promosi
kesehatan meliputi dan merangkum pengertian dari istilah pendidikan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta istilah lainnya
(maulana, 2009).
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan
masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Charter, 1986
dalam Maulana, 2009). Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak
hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi (seperti kegiatan penyuluhan, KIE,
dan pendidikan kesehatan) tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan
di masyarakat. Penggabungan beberapa metoda pendidikan dapat meningkatkan efekti
fitas program pendidikan (Maryati, 2006).
Promosi kesehatan adalah program masyarakat yang menyeluruh, bukan
hanya perubahan perilaku, melainkan juga perubahan lingkungan, sistem dan
kebijakan kesehatan. Pengetahuan dan pengalaman baru yang diberikan petugas keseh
atan melalui promosi kesehatan tidaklah secara langsung dapat diterima dan diadopsi
dalam perilaku klien tetapi melalui beberapa proses yang berurutan (Rogers, 1974 dal
am Maryati, 2006), yaitu awareness (sadar), interest (tertarik terhadap stimulus), eval
uation (menimbang-nimbang), trial (mencoba perilaku baru), adoption (berprilaku ses
uai pengetahuan baru).
Dalam konteks kesehatan, promosi berarti upaya memperbaiki kesehatan
dengan cara memajukan, mendukung dan menempatkan kesehatan lebih tinggi, baik
secara perorangan maupun secara kelompok. Menurut pengertian tersebut, terdapat
dua unsur tujuan dan proses kegiatan promosi kesehatan, yaitu memperbaiki
kesehatan dan memiliki kontrol yang lebih besar terhadapnya (Maulana, 2009).
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu, keluarga, masyarakat,
pemerintah/lintas sektor/swasta dan petugas atau pelaksana program.
Strategi promosi kesehatan secara global dari WHO (1984) dikenal dengan
strategi ABG (Advokasi, Bina suasana, Gerakan masyarakat). Advokasi kesehatan
merupakan upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan supaya
dapat memberikan dukungan, kemudahan dan semacamnya pada upaya pembangunan
kesehatan. Bina suasana merupakan upaya membuat suasana yang kondusif atau
menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan
perilaku hidup bersih dan sehat. Gerakan masyarakat merupakan upaya memandirikan
individu, kelompok, masyarakat agar berkembang kesadaran, kamauan dan
kemampuan di bidang kesehatan atau agar secara proaktif, masyarakat
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (Maulana, 2009).
Berdasarkan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada
tahun 1986, promosi kesehatan dikelompokkan menjadi lima area yaitu kebijakan
pembangunan berwawasan kesehatan, mengembangkan jaring kemitraan dan
lingkungan yang mendukung, reorientasi pelayanan kesehatan, meningkatkan
keterampilan individu dan memperkuat kegiatan masyarakat. Ewles dan Simnett
(1994) mengidentifikasi tujuh area kegiatan promosi kesehatan antara lain program
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan preventif, kegiatan berbasis masyarakat,
pengembangan organisasi, kebijakan publik yang sehat, tindakan kesehatan
berwawasan lingkungan, kegiatan ekonomi dan bersifat peraturan (Maulana, 2009).
Hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan promosi kesehatan menurut
Taylor (1991), yaitu struktur dan sikap yang lebih mendorong menyembuhkan
daripada mencegah, hambatan individual yang berkaitan dengan kebiasaan dan
persepsi resiko, jaring koperasi dan perencanaan yang rumit. Menurut Ewles dan
Simnett (1994), terdapat kerangka lima pendekatan promosi kesehatan yaitu,
pendekatan medik, perubahan perilaku, pendidikan, pendekatan berpusat pada klien
dan perubahan sosial (Maulana, 2009).

Perilaku pencegahan penyakit adalah perilaku dimana klien melakukan aktivit


as yang bertujuan untuk menurunkan resiko terjadinya penyakit (Potter & Perry, 201
3). Tujuan Program pencegahan penyakit adalah mempertahankan penyakit yang opti
mal dengan mencegah terjadinya penyakit. Beberapa aktivitas keperawatan yang men
cegah timbulnya penyakit meliputi imunisasi, perawatan prenatal dan bayi, dan mence
gah penyakit menular seksual (Kozier, 2010). Peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit merupakan dua konsep yang berhubungan erat dan pada pelaksanaanya, ada
beberapa hal yang saling tumpang tindih satu sama lain.
Kegiatan peningkatan kesehatan membantu klien untuk memelihara atau mem
perbaiki tingkat kesehatan mereka saat ini. Aktivitas pencegahan penyakit bertujuan u
ntuk melindungi klien dari ancaman kesehatan yang bersifat aktual maupun potensial.
Kedua jenis kesehatan tersebut berorientasi pada masa yang akan datang. Perbedaan k
edua jenis kegiatan tersebut terdiri dari perbedaan motivasi dan tujuan. Kegiatan peni
ngkatan kesehatan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bertindak secara p
ositif, untuk mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang lebih stabil. Kegiatan pen
cegahan penyakit memberi motivasi kepada masyarakat untuk menghindari penuruna
n tingkat kesehatan atau fungsi (Potter & Perry, 2005).
Hal ini juga diperkuat oleh sebuah jurnal yang dikemukakan oleh (Tengland, 2
010) bahwa promosi kesehatan terutama berkaitan dengan mempromosikan kesehatan
yang positif, khususnya melalui meningkatkan kesehatan sebagai lawan mencegah pe
nyakit melalui penghapusan terhadap faktor patogen. Pelayanan keperawatan yang ber
orientasi kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dipahami mel
alui berbagai aktivitas kesehatan menurut Pender (1993) dalam Potter & Perry (2005),
pencegahan penyakit digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang sebenarnya, pencegahan ini dilakuka
n sebelum terjadi penyakit dan gangguan fungsi dan diberikan kepada klien yang s
ehat secara fisik dan mental.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada individu yang mengalami masalah kesehatan
atau penyakit, dan individu yang beresiko mengalami komplikasi atau kondisi yan
g lebih buruk. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan pe
nyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara menghindarkan ata
u menunda akibat yang timbul dari perkembangan penyakit.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika terjadi kecacatan atau ketidakmampuan yang
permanen dan tidak dapat disembuhkan. Kegiatan ini ditujukan untuk melaksanak
an tindakan rehabilitasi yang bertujuan membantu klien mencapai tingkat fungsi s
etinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat penyakit atau kecaca
tan.
a. Exercise/Senam hamil
Senam Hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang dilaksanakan
oleh ibu hamil sehingga ibu tersebut menjadi siap baik fisik maupun mental
untuk menghadapi kehamilan dan persalinannya dengan aman dan alami.
( Hamilton P. ( 1995 )

Tujuan umum senam hamil 


1. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat di jaga kondisi otot-otot
dan persediaan yang berperan dalam mekanisme persalinan
2. Mempertinggi kesehatan fisik dan serta pskis serta kepercayaan diri sen
diri dalam menghadapi persalinan 
3. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis

 Tujuan khusus senam hamil


1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,oto
t-otot dasar panggul,ligamen,dan jaringan serta fasia yang berperan dala
m mekanisme persalinan
2. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses
persalinan
3. Membentuk sikap tubuh yang prima,sehingga dapat membantu mengata
si keluhan-keluhan,letak janin,dan mengurangi sesak nafas.
4. Memperoleh cara kontraksi dan relaksasi yang sempurna
5. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
6. Dapat mengatur diri dalam ketenangan

Syarat mengikuti senam hamil


1. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau
bidan
2. Latihan dilakukan setelah kehamilan menapai 22 minggu
3. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin sebaiknya laihan dilakukan
di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam h
amil. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH.1998)
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum senam hamil
1. Petugas kesehatan sebaiknya mengadakan pengawasan selama melatih
2. Latihan fisikatau olahraga dapat dianjurkan, dimulai mulai kehamilan 7
bulan
3. Makan yang cukup agar tenaga selalu ada tidak ada kontra indikasi mela
kukan senam hamil (Hamilton P. ( 1995 ).
 Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil:

a. Latihan Otot Kaki

1. Duduklah dengan posisi kedua lutut diluruskan, tubuh bersandar pada


kedua lengan yang diletakkan di belakang pantat.
2. Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut menekan kasur. Kemudian
tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya. Ulangi beberapa k
ali.
3. Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut tetap mengh
adap ke atas, kembalikan ke posisi semula. Ulangi terus sebanyak beb
erapa kali.
4. Kedua telapak kaki digerakkan turun ke arah bawah, lalu gerakan me
mbuka ke arah samping, tegakkan, kembali, dan seterusnya.
5. Kedua telapak kaki buka dari atas ke samping turunkan, hadapkan, ke
mbali ke posisi semula, dan seterusnya.
Kegunaan: Memperlancar sirkulasi darah di kaki dan mencegah
pembengkakan pada pergelangan kaki.

b. Latihan Pernafasan

1) Pernafasan perut

 Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan d


an dibuka kurang lebih 20 cm.
 Letakkan kedua telapak tangan di atas perut di sekitar pusat sebagai
perangsang.
 Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup, perut mengembang
mendorong kedua tangan ke atas. Perhatikan bahwa gerakan pernaf
asan dilakukan dengan perut (jadi dada tidak ikut kembang kempis).
Kegunaan: Melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa oleh
dokter/bidan.

2) Pernafasan iga 

 Tidur terlentang (seperti pada pernafasan perut), letakkan kedua tan


gan dalam posisi mengepal di iga sebagai perangsang.
 Bernapaslah seperti pada pernapasan perut, dengan pengecualian ta
ngan menekan iga ke dalam dan iga mengembang mendorong kedu
a tangan ke arah samping luar.
Kegunaan: Mendapatkan oksigen sebanyak mungkin.

3) Pernapasan dada

 Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua tan


gan di dada bagian atas.
 Keluarkan napas dari mulut (tiup) dengan tangan menekan dada ke
arah dalam.
 Tarik napas dari mulut dengan mulut terbuka, dada mengembang m
endorong ke dua tangan ke atas.
Kegunaan: Mengurangi rasa sakit saat bersalin.

c. Latihan Otot Panggul


1. Tidur terlentang, kedua lutut dibengkokkan.
2. Letakkan kedua tangan di samping badan. Tundukkan kepala dan k
erutkan pantat ke dalam hingga terangkat dari kasur.
3. Kempeskan perut hingga punggung menekan kasur. Rasakan tonjol
an tulang panggul bergerak ke belakang.
4. Lemaskan kembali dan rasakan tonjolan tulang bergerak kembali ke
depan. Ulangi gerakan ini 15-30 kali sehari.
Kegunaan: Mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan, mengurangi
dan mencegah pegal-pegal, sakit pinggang dan punggung serta
nyeri di lipat paha.

d. Latihan Otot Betis

1. Berdiri sambil berpegangan pada benda yang berat dan mantap.


2. Posisikan ibu jari dan jari-jari lain menghadap ke atas.
3. Regangkan kaki sedikit dengan badan lurus dan pandangan lurus ke
depan.
4. Tundukkan kepala seraya berjongkok perlahan sampai ke bawah ta
npa mengangkat tumit dari lantai.
5. Setelah jongkok, lemaskan bahu. Kempeskan perut, kemudian perla
han kembalilah berdiri tegak, lepaskan kerutan. Lakukan enam kali
dalam sehari.
Kegunaan: Mencegah kejang di betis.

e. Latihan Otot Pantat

1. Tidur terlentang tanpa bantal, kedua lutut dibengkokkan dan agak d


iregangkan.
2. Dekatkan tumit ke pantat dengan kedua tangan di samping badan.
3. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat panggul
ke atas sejauh mungkin.
4. Turunkan perlahan (pantat masih berkerut), lepaskan kerutan, dsb.
Ulangi enam kali sehari.
Kegunaan: Mencegah timbulnya wasir saat mengejan.

f. Latihan Anti Sungsang

1. Ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sej
ajar panggul dan agak diregangkan.
2. Kepala di antara kedua tangan, tolehkan ke kiri atau ke kanan.
3. Letakkan siku di atas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri dan k
e kanan hingga dada menyentuh kasur. Lakukan sehari 2 kali selam
a 15 – 20 menit/kali.
Kegunaan: Mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepal
a tetap di bawah.
b. Kagel Exercise
Senam kegel pertama kali diperkenalkan tahun 1948 oleh Dr Kegel, seorang
gynecologist ( dokter spesialis penyakit dan kesehatan sistem reproduksi wanita),
sebenarnya dengan tujuan untuk memperbaiki ketidakmampuan menahan kencin
g wanita setelah melahirkan. Latihan ini memiliki hasil efektif untuk menguatkan
otot pubococcygeus, membantu wanita memulihkan kondisi setelah melahirkan.
Tapi hal yang sangat menarik, pasien wanita tersebut dilaporkan mendapatkan ke
puasan seksual luar biasa yang belum pernah dialami sebelumnya setelah menjala
ni senam kegel. Senam ini akan memperkuat otot pubococcygeus, otot seksual ut
ama pendukung vagina, penis, uterus, rectum dan bagian tubuh lain yang terkait f
ungsi seksual seperti orgasme dan ejakulasi baik pada wanita maupun pria. Disa
mping itu, senam kegel juga membantu menyembuhkan impotensi dan kesulitan
menahan kencing. Siapapun dapat dapat melakukan senam kegel, kapanpun, dim
anapun dan pada berbagai variasi usia. Senam kegel telah tersebar luas di berbaga
i negara dunia, menjadi alternatif yang direkomendasikan untuk wanita pasca mel
ahirkan dan bahkan menjadi salah satu topik terpopular majalah kesehatan. Kece
nderungan arah penelitian mengenai seksualitas sekarang ini membuktikan bahw
a kesehatan dan kekuatan otot pubococcygeus dengan senam kegel, secara langsu
ng meningkatkan kepuasan seksual dan kemampuan mencapai orgasme. Keuntun
gan senam kegel pada pria Pada pria, latihan ini akan meningkatkan kemampuan
mengontrol & mengatasi ejakulasi dini, ereksi lebih kuat dan meningkatkan kepu
asan seksual saat orgasme. Selain itu, multiple orgasme bisa dialami pria berkat b
erlatih senam kegel. Keuntungan senam kegel pada wanita Keuntungan wanita de
ngan menjalani senam kegel adalah: Lebih mudah mencapai orgasme Orgasme d
engan lebih baik, karena otot yang dilatih adalah otot yang digunakan selama org
asme. Vagina akan lebih sensitif dan peka rangsang, memudahkan peningkatan k
epuasan seksual Menyembuhkan ketidakmampuan menahan kencing Mempercep
at pemulihan kondisi vagina setelah melahirkan Suami akan merasakan perubaha
n fantastis saat senggama disebabkan vagina mampu mencengkeram penis lebih k
uat.

Cara melakukan senam kegel Pertama, anda perlu mengetahui dimana otot in
i berada dan seperti apa rasanya sehingga bisa melatihnya. Otot pubococcygeus a
dalah otot yang sama seperti saat anda menahan kencing. Saat anda kencing, coba
lah untuk menahan aliran kencing dan teruskan kembali. Otot untuk menghentika
n dan meneruskan kembali aliran kencing itulah otot yang akan dilatih. Setelah m
enemukan dan merasakan otot pubococcygeus, anda dapat mulai berlatih. Yang p
aling gampang dilakukan adalah lakukan kontraksi pada otot ini, tahan selama hit
ungan 10 detik, kemudian rilekskan. Jika anda tidak dapat menahan kontraksi dal
am hitungan tersebut, jangan patah arang, untuk itulah mengapa perlu berlatih se
nam kegel. Secara bertahap, otot ini akan semakin kuat. Ulangi langkah ini 10 kal
i pada kesempatan pertama dan tingkatkan intensitasnya pada kesempatan berikut.
Senam kegel selain sederhana dan mudah dilakukan, hanya membutuhkan beber
apa menit dalam sehari. Bahkan orang lain tidak akan mengetahui saat anda berla
tih kapanpun dan dimanapun. Di dalam mobil, antri ATM, saat berjalan, ketika m
enonton TV, saat berbaring, duduk, atau saat berjalan di escalator. Intinya, senam
kegel bisa dilakukan dan dijadikan kebiasaan positif kapanpun juga. Untuk hasil t
erbaik, senam kegel perlu dilakukan secara konstan setiap hari. Hasilnya tidak ak
an didapat dalam waktu sehari. Kebanyakan orang akan merasakan perubahan set
elah 3 atau 4 minggu dengan berlatih beberapa menit setiap hari. Baik wanita ma
upun pria akan merasakan perubahan menakjubkan dengan kenikmatan saat seng
gama dan orgasme lebih intensif. Teknik senam kegel Teknik senam kegel ini da
pat dilakukan selama 6 detik, dan anda dapat menghitung 1, 2 , 3 sampai 6 detik
untuk menghitung saat melakukan latihan ini. 1. Kontraksi perlahan (hitung 1 det
ik ) 2. Tetap kontraksi ( detik ke 2 ) 3. Tetap kontraksi ( detik ke 3 ) 4. Tetap kont
raksi ( detik ke 4 ) 5. Kontraksikan sekuat mungkin ( detik ke 5 ) 6. Rileks ( detik
ke 6 ) sebelum mulai langkah pertama kembali. Anda dapat melakukan langkah t
ersebut selama kurang lebih 20 menit setiap hari. Dan alternatif lain yang lebih ef
ektif dengan tahapan langkah tambahan sebagai berikut: 1-5. sama seperti diatas
6. Rileks 5 detik 7. Kontraksikan dengan cepat dan keras 8. Rileks (cepat) 9. Kon
traksi (cepat) 10. Rileks (cepat) 11. Kontraksi (cepat) 12. Rileks beberapa detik d
an mulai lagi pada nomor 1. Alternatif teknik lain : 1. Kontraksi perlahan 5 detik
2. Kontraksi lebih keras 5 detik 3. Kontraksi sekuat mungkin 5 detik 4. Rileks 5 d
etik dan ulangi langkah 1.

c. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil selama dalam keadaan hamil harus cukup
mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang
biasa dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitasnya haru ditambah dengan zat-
zatgizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan
yangdikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan
kelahirannyadan untuk produksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkan. Demi
suksesnyakehamilan keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan
baik,dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, kalori, asam
folat,kalsium, zat besi, energi, vitamin, dan mineral.
1. Protein
Kebutuhan protein meningkat untuk mendukung pertumbuhandan perkembangan
janin, pembentukan plasenta,cairan
amninon, pertumbuhan jaringan maternal, dan penambahan volume darah.Makan
protein lebih banyak tidak memberi keuntungan dan
berpotensi bahaya. Menurut WHO tambahan protein ibu hamil adalah 0,75gram/kg
berat badan.
2. Kalori
Kebutuhan kalori meningkat karena peningkatan laju metabolik basal dan
karena penambahan berat badan meningkatkan jumlah kaloriyang dibakar
selama aktivitas. Peningkatan kebutuhan kalori kira-kira15% dari
kebutuhan kalori normal wanita.
3. Asam folat
Ibu yang mengkonsumsi jumlah asam folat adekuat sebelumkonsepsi dan
selama bulan awal kehamilan menurunkan risikomengandung bayi dengan
defek tuba neural misalnya:
 spina bifida
 (tulang belakang tidak bersambung) dan
 anensefali
 (tanpa batokkepala). Makanan yang kaya bentuk folat alami (folat)
meliputi jus jeruk, sayuran hijau, brokoli, dan asparagus.
4. Kalsium
Asupan kalsium adekuat sebelum hamil, jumlah yangdikonsumsi tidak
perlu meningkat. Namun, 1300 mg/hari kalsiumdianjurkan untuk remaja
hamil dan diperlukan untuk pertumbuhantulang dan gigi, kontraksi otot
dan sistem syaraf. Ibu yang tidakmengonsumsi cukup kalsium dari
makanan memerlukan suplemenkalsium.
5. Zat besi
Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua wanitaselama trimester
kedua dan ketiga. Zat besi lebih banyak dikonsumsidiantara waktu makan
atau pada jam tidur pada saat lambung kosonguntuk memaksimalkan
absorpsi.
6. Energi
Tambahan energi selama hamil diperlukan baik bagi komponenfetus
maupun perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri. Kuranglebih 27.000
Kkal atau 100 Kkal/hari dibutuhkan selama mengandung.
National Research council (1980) menganjurkan pemberian 2000Kkal/hari
bagi wanita berumur 25-50 tahun, dengan tambahan 300Kkal bagi
mereka yang sedang mengadung.7.
 
7. Vitamin dan mineral
Pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin danmineral
seperti vitamin C dan zink. Tambahan vitamin dan
mineral bagi ibu hamil tidak melebihi 100% terkecuali zat besi. Tambahan
makanan lebih baik dikonsumsi dalam bentuk cairan seperti
formuladengan kandungan zat gizinya telah sesuai dengan kebutuhan ibu
hamil.

d. Manajemen stress
Kehamilan dapat menimbulkan stress bagi ibu hamil. Sumber stress pada
kehamilan berasal dari faktor internal dan eksternal. Dari internal, ibu hamil pada
umumnya akan merasakan berbagai macam perubahan fisik yang tidak
menyenangkan, seperti perubahan postur tubuh, bertambahnya besarnya  perut,
dan timbulnya perasaan menjadi jelek. Faktor eksternal yang dapat berpengaruh
adalah respon lingkungan dalam hal ini suami, keluarga, dan sahabat. Untuk
mengelola stress pada ibu hamil dapat dilakukan beberapa hal berikut, yaitu:

 Tetaplah tenang dalam segala situasi


 Bila dalam keadaan berjalan, maka berhentilah dan duduk dengan nyam
an
 Bila dalam keadaan duduk, maka berbaringlah dengan rileks
 Pejamkan mata, kemudian lakukan teknis pernapasan: hirup napas melal
ui hidung pelan-pelan, tahan 2-3 detik, keluarkan melalui mulut sambil
membentuk huruf “O”
 Rileksasikan seluruh anggota badan
 Berpikirlah positif. Berpikirlah akan kesenangan-kesenangan saat bayi t
elah lahir (tawa dan tangisnya yang akan menghiasi hidup Anda)
 Berdoalah kepada Tuhan dan percayalah Dia kan memberikan yang terb
aik untuk Anda

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seseorang dikatakan mencapai maturitas ketika mereka sudah mencapai kesei


mbangan pertumbuhan fisikologis, psikologis, dan kognitif. Orang-orang yang matan
g terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun tanpa kehilangan keperc
ayaan diri. Mereka mempertimbangkan masukan dan rekomendasi orang lain ketika
membuat keputusan tetapi tidak terlalu terpengaruh atau terintimidasi oleh orang lain.
Diatas semua itu orang yang matur berkembang dengan belajar dari diri sendiri atau p
engalaman orang lain. Peran perawat pada masa dewasa ini memberikan suatu dasar u
ntuk berhati-hati dalam mengenali kebutuhan klien terhadap tuntutan masanya.
Perempuan usia dewasa/usia produktif harus menyesuaikan perubahan biologi
snya terhadap realita. Perlunya kontribusi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
memberikan kebutuhan akan pendidikan kesehatan dalam hal mencapai peningkatan d
erajat kesehatan yang optimal serta untuk mencegah atau meminimalisir faktor resiko
penyakit terkait dengan kesehatan reproduksi yang baik dimasa yang akan datang. Ma
kin banyak perawat memahami dinamika perilaku dan kebiasaan, makin besar kemun
gkinan intervensi yang akan membantu klien mencapai dan/atau memaksakan perilak
u peningkatan kesehatan.

3.2 Saran
a. Pengkajian yang lengkap dan komprehensif sangat diperlukan untuk menilai p
ermasalahan pada usia dewasa/usia produktif.
b. Pemberian pendidikan kesehatan pada klien maupun keluarga dan masyarakat
hendaknya lebih memperhatikan pendekatan strategi penyuluhan dan prioritas
masalah yang ada.
c. Program pemerintah tentang pelayanan kesehatan pada usia dewasa/usia produ
ktif harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari individu, keluar
ga, masyarakat dan tenaga kesehatan.
d. Promosi kesehatan diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik s
ecara formal maupun informal.

DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Nikmatur.2009.Pendidikan Prenatal:Upaya Promosi Kesehtan Bagi Ibu


Hamil. Jakarta: Gramata Publishing

https://idamaryati.wordpress.com/2009/03/12/kegel%E2%80%99s-exercise/

http://www.davishare.com/2015/01/kebutuhan-exercise-senam-hamil.html

Tengland, P. A. 2010. Health promotion and disease prevention: Logically different


conceptions? Health Care Analysis, 18(4), 323–341.
http://doi.org/10.1007/s10728-009-0125-0

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Kesehatan/Umum/Manajemen-
Stress-Nutrisi-dan-Aktivitas-untuk-Meningkatkan-Kesehatan-Ibu-Ha
mil

Anda mungkin juga menyukai