DEWASA
OLEH :
KELOMPOK 6
Siti Hartina
Bella Restu A
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya kita dapat menyusun laporan Asuhan Keperawatan . Asuhan
Keperawatan ini adalah berisi mengenai tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Dewasa yang akan mempermudah dalam penyusunan laporan kasus
sesuai dengan keadaan pasien. Selain itu asuhan keperawatan keluarga ini juga
digunakan sebagai acuan pencapaian target praktek Keperawatan Keluarga. Ilmu
keperawatan kini telah berkembang sangat pesat, oleh karena itu pembaca atau
pembimbimng dengan rendah hati diharapkan dapat memberikan bimbingan
untuk perbaikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya
ketika menghadapi krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori
keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat
dinamis dari kehidupan seseorang.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa
mereka dimana sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari
makna hidup. Menyiapkan diri menjadi dewasa, karena menjadi dewasa
adalah sebuah pilihan, maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan. Tidak
bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa dalam cara berpikir itu
bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.
2. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis agar pembaca :
1. Mengetahui dan memahami teori perkembangan keluarga dan unsur-
unsur yang ada didalamnya
2. Mengetahui dan memahami teori proses keperawatan keluarga dan
unsur-unsur yang ada didalamnya.
3. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan keluarga dengan
dewasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang
penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana
mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia
pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan
dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di
masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal,
masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam
tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst,
1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang
terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat
mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa
dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan
untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau
perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah
dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak
dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau
kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress
yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
1.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya.
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasislitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggta keluarga dari ujung rambut ke ujung
kaki.
d. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear
dan sebagainya.
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
Genogram
Simbol-simbol yang biasa digunakan:
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela pemanfaatan
ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank,
jarak septik tank dengan sumber air, air minum yang digunakan
serta denah rumah.
Contoh:
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak
N), keluarga bapak Y “berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan mobilisasi”.
Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga
Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
(rematik).
Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran
sebagai suami.
2. Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya :
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
Contoh:
Risiko terjadi konflik pada bapak I berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N)
keluarga bapak Y berhubungan dengan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap
balita
Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga
Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera
sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Contoh:
Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil
(Ibu M) keluarga Bapak K.
Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga
Bapak X.
Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru
menikah keluarga Bapak I.
Daignosa yang sering muncul dalam asuhan keperawatan kelurga
menurut NANDA:
a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan
1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Adalah suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau berisiko
mengalami kesulitan mempertahankan kebersihan dan menjaga
lingkungan rumah.
2) Risiko cedera
Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang
merugikan yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap
bahaya lingkungan atau usia maturasi.
3) Resiko infeksi
Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen
patogen ke anggota yang lain.
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
1) Komunikasi keluarga disfungsional
Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap
penurunan untuk mengirim atau menerima pesan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga pada maslah struktur peran
1) Berduka dan diantisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang
sakit terhadap keluarga)
5) Proses keluarga terhenti
6) Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/bayi/anak
7) Resiko ketegangan peran pemberi perawatan
8) Penampilan peran tidak efektif
d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial
1) Perubahan perkembangan
2) Kurang pengetahuan
3) Isolassi sosial
4) Kerusakan interaksi sosial
5) Resiko kekerasan terhadap orang lain
6) Resiko kekerasan terhadap diri
7) Konflik peran orang tua
e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
1) Manajemen regimenterapeutik keluarg tidak efektif
2) Kerusakan pemeliharaan rumah
3) Perilaku mencari kesehatan
4) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
1) Koping keluarga melemah
2) Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga
3) Koping keluarga cacat
4) Resiko berduka disfungsional.
1) Evaluasi kuantitatif
2) Evaluasi kualitatif
b. Proses
a. Luasnya Evaluasi
1) Keadaan baik
Pada keadaan fisik baik dapat diobservasi melalui suhu tubuh
turun, berat badan naik, perubahan tanda klinik.
2) Psikologik sikap
3) Pengetahuan perilaku
TINJAUAN KASUS
a. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bp.Mj
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur : 43 tahun
4. Alamat : Mijen, Ungaran
5. Pekerjaan Kepala Keluarga : Tani
6. Pendidikan Kepala Keluarga: SD
7. Agama : Islam
8. Suku bangsa : Jawa
9. Komposisi keluarga
No Nama JK Hub dgn Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
KK
Keterangan: Laki-laki
Perempuan
Klien sakit
Meninggal
Menikah
Pisah
Tinggal serumah
Sumur
Ruang belakang
Dapur
Kamar tidur
f. Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis keluarga:
a. Kebersihan perorangan
Keluarga memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari
sekali, sikat gigi 2 kali sehari.
b. Pengambilan keputusan
4. Fungsi spiritual:
Sumber penghasilan keluarga adalah dari kerja An.P dan An.N, karena
mereka belum menikah maka uang gaji digunakan untuk membantu
kebutuhan hidup sehari-hari. Dahulu sewaktu ibu masih ada, ibu
berdagang warung kecil-kecilan, tetapi sekarang warung tersebut
diteruskan oleh keluarga kakak Bp.Mj.
h. Pemeriksaan Fisik
Bp.Mj :
KU baik, Postur tubuh kurus, tinggi. Berat Badan : 45 Kg, TB: 166
cm