Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN POST POWER SYNDROME PADA

LANSIA

Dosen Pembimbing :

Umi Azizah Kusumaningrum, S.Kep.Ns., M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 2 Kelas 4A

1. Neneng Anggraeni (201801017)


2. Dewi Muslimatul Qorin (201801018)
3. Rita Amalia Karyow (201801019)
4. Wanda Laila Istiqomah (201801020)
5. Siti Nur Kholifah Udhayana (201801021)
6. Sinta Nur Arif Agustin (201801022)
7. Niva Putri Cahyani (201801023)
8. Fadilah Nur Aisah (201801024)
9. Savinda Afista (201801025)
10. Nur Umi Amalia (201801026)
11. Siti Aliyah (201801027)
12. Fara Aprilia (201801028)
13. Andany Ica Rindy Sofyanti (201801029)
14. Indah Nurrahmawati (201801030)

PROGRAM STUDI S1 ILMU

KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO TA 2021/2022

Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 390203


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah – Nya, sehingga kami dapat meyelesaikan makalah

keperawatan keluarga dengan judul “Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome


Pada lansia”. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga untuk kedepannya kami dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi


kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 05Septermber 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

i|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3

1.1. Latar Belakang...................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................3

1.3. Tujuan.................................................................................................................. 4

1.4. Manfaat................................................................................................................ 4

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................5

2.1. Pengkajian........................................................................................................... 5

2.2. Diagnosa Keperawatan...................................................................................34

2.3. Nursing Care Planning..................................................................................34

2.4. Implementasi....................................................................................................36

2.5. Evaluasi.............................................................................................................. 36

BAB IIIPENUTUP......................................................................................................... 43

3.1. Kesimpulan....................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................44

ii | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Darmodjo dan Martono (alam Azizah,2011) bila seseorang
pensiun maka akan mengalami kehilangan-kehilangan seperti, kehilangan
finansial,kehilangan status,kehilangan teman atau kelompok dan
kehilangan kegiatan atau pekerjaan. Hilangnya hal-hal tersebut dapat
dirasakan sebagai sesuatu yang mengancam dan dapat menimbulkan
perasaan cemas,depresi,pesimis dan berbagai macam pikiran negatif
lainnya. Semua pikiran negatif tersebut jika dibiarkan secara terus
menerus akan menimbulkan berbagai macam gejala baik fisik maupun

psikis yang akan menyerang para pensiunan dan jika dibiarkan maka
dapat mengarahkan pada kecenderungan post power syndrome dalam
(Krisna, 2017).
Post power syndrome terjadi bukanlah karena situasi pensiun
ataumenganggur, melainkan bagaimana cara individu menghayati dan
merasakan keadaan baru tersebut. Apabila individu tidak bisa menerima
kondisi baru itu,maka akan merasa kecewa, pesimis yang akan
menimbulkan konflik batin,ketakutan, dan rasa rendah diri. Individu yang
optimis memandang masa pensiun bukanlah akhir dari segalanya,

individu akan tetap berpikiran positif sehingga aperasaan negatif tidak


akan muncul akibatnya individu akan dapat menjalani masa pensiun
dengan tenang dan bahagia. Namun hal yang terjadi pada saat masa
pensiun itu tiba, banyak individu tidak mau berhenti dari pekerjaannya
(Seminum,2010) dalam (Krisna, 2017).

1.2. Rumusan Masalah


Bagi seseorang yang sudah pensiun akan mengalami kehilangan
kehilangan seperti, kehilangan finansial, kehilangan status, kehilangan
teman atau kelompok dan kehilangan kegiatan atau pekerjaan. Bagi
lansia yang ingin memasuki masa pensiun diharapkan mempunyai

3|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


konsep atau pandangan diri yang positif agar dapat memahami
permasalahan pensiun,sehingga dapat berempati dan mempersiapkan diri
ketika menjalani pensiun.Oleh karena itu Merumuskan masalah berupa :

1. Bagaimana lansia yang mengalami post power syndrome memaknai

pekerjaan?
2. Bagaimana lansia yang mengalami post power syndrome memaknai
pensiun?
3. Mengapa seorang lansia mengalami post power syndrome pasca
pensiun?
4. Bagaimana gejala yang timbul ketika seorang lansia mengalami post
power syndrome?
5. Bagaimana upaya seorang lansia untuk mengurangi post power
syndrome pasca pensiun?

1.3. Tujuan
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam
penelitian ini sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji hubungan yang signifikan antara Harga Diri dengan
Post Power Syndrome pada Masa Pensiun.
2. Untuk menguji hubungan yang signifikan antara Dukungan Sosial
dengan Post Power Syndrome pada Masa Pensiun.

1.4. Manfaat
1. Bagi Lansia
Sebagai tambahan pengetahuan bagi lansia tentang post power
syndrome yang dialami dan cara mengurangi kecemasan pada masa
pensiun.
2. Bagi Keluarga Lansia
Menjadi informasi bagi keluarga dalam menghadapi dan mendukung
lansia pada masa pensiun.
3. Bagi Ilmu Keperawatan

4|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


Menjadi data dasar untuk pengembangan ilmu mengenai post power
syndrome dengan kecemasan lansia pada masa pensiun.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN
2.1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan
situasi lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi
penyakit, diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kekuatan dan
kebutuhan promosi kesehatan lansia. Data yang dikumpulkan mencakup
mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi data bio, psiko, sosial,
dan spiritual, data yang berhubungan dengan masalah lansia serta data tentang
faktor-faktor yang mempengeratuhi atau yang berhubungan dengan masalah
kesehatan alansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan yang
ada(Kholifah, 2016).

I. IDENTITAS

Nama :

Alamat :

Jenis kelamin :

Umur :

Status :

Agama :

Suku :

Tingkat pedidikan :

Lama tinggal di panti/ keluarga :

Keluarga yang dapat dihubungi :

Riwayat Pekerjaan :

5|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


II. RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan yang dirasakan saat ini meliputi : status kesehatan umum


selama setahun yang lalu, status kesehatan umum selama 5 tahun yang
lalu, keluhan-keluhan kesehatan utama, serta pengetahuan tentang

penatalaksanaan masalah kesehatan.

1. Riwayat kesehatan sekarang


Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat ini
2. Riwayat kesehatan dahulu
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit
dengan penyakit yang sama
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama
dengan klien
III. DATA PERUBAHAN FISIK, PSIKOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL

1. Perubahan Fisik
Pengumpulan data dengan wawancara Pandangan lanjut usia tentang
kesehatan, Kegiatan yang mampu di lakukan lansia, Kebiasaan lanjut usia
merawat diri sendiri, Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan,
dan pendengaran, Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK,
Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia, Perubahan-perubahan
fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna, Kebiasaan lansia dalam

memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.


Penurunan berat badan serta nafsu makan merupakan ciri-ciri dari
adanya depresi seperti gejala-gejala depresi yang diungkapkan oleh
Lumongga (2009, h.22) diantaranya adalah gangguan pola tidur,
menurunnya tingkat akivitas, sering menangis, suka menyendiri,
menurunnya nafsu makan dan hilangnya emosi kasih saying. Gejala fisik,
misal bagi orang-orang yang menderita Post-Power Syndrome biasanya
tampak menjadi jauh lebih cepat tua dibandingkan pada waktu dia masih
menjabat. Tanpa diduga tiba-tiba rambutnya menjadi putih, berkeriput,

6|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


menjadi pemurung dan mungkin sakit-sakitan (Elia, 2003:99) dalam
(Rahmat, 2016).
Pengumpulaan data dengan pemeriksaan fisik :
Pemeriksanaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh. Pengkajian sistem
persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran adanya perubahan-
perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau
melemah.
1. Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak.
Pupil: kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena
proses pemenuaan,
2. Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar,
tinnitus, serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di
bersihkan, apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga.
3. Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan),
auskultasi denyut nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena
jugularis, apakah ada keluhan pusing, edema.
4. Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual,
muntah, kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan
rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung
ada pelebaran kolon, apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan
inkontinensia alvi.
5. Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi,
tekanan, desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat
buang air kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks,
adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual.
Penurunan esterogen yang bersikulasi mengakibatkan atrofi jaringan
payudara dan genital serta terjadinya penurunan masa tulang dengan
resiko osteoporosis dan fraktur.
6. Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban),
keutuhan luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya

7|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


jaringan parut, keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada gangguan-
gangguan umum.
7. Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya
tendon, gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan atau tanpa
bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan
melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk (Kholifah, 2016).
IV. PERUBAHAN PSIKOLOGIS

Hawari (2013) menyatakan post power syndrome merupakan sekumpulan


gejala mental yang menimbulkan gejala-gejala depresi yang diderita oleh
orang yang mengalami stresor psikososial yang berkaitan dengan hilangnya
kedudukan/jabatan/kekuasaan.

1. Gejala emosi, misalnya cepat mudah tersinggung, merasa tidak berharga,


ingin menarik diri dari lingkungan pergaulan, ingin bersembunyi dan lain-
lain (Elia, 2003:99).
Dampak psikologis ini nantinya mempengaruhi kesehatan mental
seseorang dan juga proses penyesuaian dirinya. Seseorang yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik pada masa pensiun memberikan dampak
positif bagi seorang pensiunan karena ia dapat menjalani masa pensiun
dengan rasa bahagia dan bahkan dapat mencari pekerjaan lain.

2. Kecemasan pada masa pensiun terutama terjadi saat seseorang harus mulai
lagi menjalani kebiasaan baru. Beradaptasi, bagi sebagian orang memang

bukan sesuatu yang mudah. Terutama bila ia mesti menyesuaikan diri dari
kondisi mapan dan menyenangkan ke kondisi yang idak terbayangkan.
Hal seperti ini bisa menjadi sumber stress. Selain itu, kecemasan itu
juga bisa terjadi karena ia belum sempat memikirkan kegiatan produktif
yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luangnya nanti. Perubahan di
masa pensiun seperti dalam hal ekonomi karena tidak ada lagi income dan
dalam hal pengaturan waktu karena banyaknya waktu luang di masa
pensiun membuat seseorang harus melakukan penyesuaian diri tanpa
memperhatikan apakah dia meninggalkan karir yang cemerlang atau

pekerjaan yang tidak ada harapan.

8|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


3. Gejala Psikis
Gelaja psikis yang dialami oleh para pensiunan yang menderita
post power syndrome, diantaranya:
a. Mudah tersinggung
b. Merasa tersisih oleh perusahaan /lembaga
c. Merasa sedih dan jenuh
d. Merasa tidak berguna
e. Merasa malu kepada keluarga dan Masyarakat
4. Gejala perilaku
Misal malu bertemu dengan orang lain, lebih mudah melakukan pola-
pola kekerasan atau menunjukan kemarahan baik di rumah atau tempat
lain (Elia, 2003:99).
Gelaja perilaku yang dialami oleh para pensiunan yang menderita post
power syndrome, di antaranya:
a. Pemurung

b. Cenderung menarik diri dari pergaulan (Rahmat, 2016).

V. PERUBAHAN PSIKOSOSIAL

Menurut Supeno individu yang mengalami Post-Power Syndrome me-


nunjukkan adanya gangguan baik sikap maupun perilaku. Gaya sikap atau
perilaku merupakan manifestasi dari reaksi-reaksi kejiwaan yang terjadi pada
diri individu tersebut (Supeno, 1992:62). Gangguan sikap dan perilaku

tersebut adalah reaksi eksplosif, seperti kehilangan kendali, emosi meledak-


ledak, marah-marah, serta agresi verbal dan fisik, memperlihatkan gejala
frustasi yang ditandai dengan timbulnya kecemasan dan depresi, reaksi
mekanisme pertahanan diri, seperti reaksi substitusi, dan selalu mengenang
hal-hal yang menyenangkan di masa lalu sehingga timbul sikap-sikap yang
kadang tidak diterima oleh keluarga.
Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat disimpulkan dari gejal-gejala
orang yang mengalami Post-Power Syndrome adalah gejala fisik, emosi dan
perilaku (Rahmat, 2016).

9|Asuhan Keperawatan Post Power Syndrome pada Lansi


SKALA DEPRESI GERIATRIK

(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam


Gerontological Nursing, 2006)

1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda ?

□ Ya □ Tidak

2 Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan


hal-hal yang
menarik minat anda ?

□ Ya □ Tidak

3 Apakah anda merasa hidup anda hampa ?

□ Ya □ Tidak

4 Apakah anda sering merasa bosan ?

□ Ya □ Tidak

5 Apakah anda biasanya bersemangat / gembira ?

□ Ya □ Tidak

6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada


anda ?
□ Ya □ Tidak

7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup


anda ?
□ Ya □ Tidak

8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?

□ Ya □ Tidak

10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah dari pada
keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru ?

□ Ya □ Tidak

10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan


daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang ?

□ Ya □ Tidak

11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini


menyenangkan ?
□ Ya □ Tidak

12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda


saat ini ?
□ Ya □ Tidak

13 Apakah anda merasa anda penuh semangat ?


□ Ya □ Tidak

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada


harapan ?
□ Ya □ Tidak

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik


keadaannya dari
pada anda ?

□ Ya □ Tidak

Skor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal

- Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1.

11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
- Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi.
- Skor 10 atau lebih merupakan depresi.

PENILAIAN DEPRESI MENURUT BECK AT & BECK RW:

1. Kesedihan
1. Saya tidak merasa sedih
1. Saya merasa sedih
2. Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak

dapat keluar darinya


3. Saya sangat sedih/tak bahagia dimana saya tidak
dapat menghadapinya

1. Pesimisme
1. Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa
depan
2. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
3. Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang
kedepan
4. Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan
sesuatu tidak dapat membaik

2. Rasa kegagalan
1. Saya tidak merasa gagal
2. Bila merasa telah gagal melebihi pada umumnya
3. Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
4. Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami atau istri)

3. Ketidakpuasan

12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
1. Saya tidak merasa tidak puas
2. Saya tidak mempunyai cara yang saya gunakan
3. Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
4. Saya tidak puas dengan segalanya

5. Rasa bersalah
1. Saya tidak kecewa dengan diri sendiri
2. Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
3. Saya merasa sangat bersalah
4. Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga

6. Tidak menyukai diri sendiri


1. Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
2. Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
3. Saya muak dengan diri saya sendiri
4. Saya benci diri saya sendiri

7. Membahayakan diri sendiri


1. Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai
membahayakan diri sendiri

2. Saya merasa lebih baik mati


3. Saya mempunyai rencana pasti tentang rencana bunuh
diri
4. Saya akan membunuh saya sendiri jika saya mempunyai
kesempatan

8. Menarik diri dari sosial


1. Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
2. Saya kurangberminat pada orang lain dari pada
sebelumnya
3. Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
4. saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya

9. Keragu-raguan
1. Saya membuat keputusan yang baik
2. Saya berusaha mengambil keputusan
3. Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat
keputusan
4. Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

10. Perubahan Gambaran Diri


1. Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari
pada sebelumya
2. Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
3. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang
permanen dalam penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik
4. Saya merasa bahwa saya jelek dan tampak menjijikkan

11. Kesulitan Kerja


1. Saya tidak bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
2. Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai
melakukan sesuatu
3. Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan untuk melakukan
sesuatu
4. Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali

14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
12. Keletihan
1. Saya tidak merasa lebih lelah dari sebelumnya
2. Saya merasa lelah dari yang biasanya
3. Saya merasa lebih untuk melakukan sesuatu
4. Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

13. Anoreksia
1. Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya
2. Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
3. Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
4. Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali

0-4 : Depresi tidak ada atau minimal

5– 7 : Depresi ringan

8 – 15 : Depresi sedang

16 ke atas : Depresi berat

Sosial:

Hubungan dengan orang lain dalam wisma/di dalam keluarga :

(1) Tidak dikenal


(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama

Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti/di masyarakat:

(1) Tidak dikenal


(2) Sebatas kenal

15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti/di masyarakat:
(1) Selalu
(2) Sering
(3) Jarang
(4) Tidak pernah

Frekwensi kunjungan keluarga

(1) 1 kali/bulan
(2) 2 kali/bulan
(3) Tidak pernah

APGAR KELUARGA

(Skrinning singkat mengkaji fungsi SOSIAL Lansia)

Selal Tdk
No Fungsi URAIAN Kadang2
u pernah

1. AdaptatioSaya merasa puas karena saya dapat meminta


n bantuan keluarga (teman-teman) saya saat ada
sesuatu yang mengganggu saya.

2. Partnershi Sayamerasapuaskarenakeluarga (teman-


p teman) saya membicarakan setiap hal dan

berbagai masalah dengan saya.

3. Growth Saya merasa puas karena keluarga (teman-


teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk terlibat dalam aktivitas atau k

4. AffectionSayamerasapuas karenakeluarga(teman-
teman) saya memperlihatkan kasih sayang dan

berespons terhadap emosi saya, sepertirasa

16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
marah, penderitaan, dan kasih sayang.

5. Resolve Saya merasa puas dengan cara keluarga (teman-


teman)sayadansayameluangkanwaktu

bersama-sama.

INTERPRETASI HASIL :

< 3 = Disfungsi berat

4 - 6 = Disfungsi sedang

> 6 = Fungsi baik

Spiritual:

Aktivitas
ibadah:..................................................................................................................
.....

Hambatan :...........................................................................................................
....................

PENGKAJIAN TINGKAT KERUSAKAN INTELEKTUAL/ASPEK


KOGNITIF LANSIA

1. SPMSQ (SHORT PORTABLE MENTAL


STATUS QUESIONER).

Benar Salah NomorPertanyaan

17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
1 Tanggal berapa sekarang?

2 Hari apa sekarang ?

3 Apa nama tempat ini ?

4 Dimana alamat anda ?

5 Berapa umur anda ?

6 Kapan anda lahir ?

7 Siapa presiden Indonesia sekarang?

8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

9 Siapa nama ibu anda ?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari


setiap angka baru, secara menurun

JUMLAH

Interpretasi :

Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 – 10: Fungsi intelektual kerusakan berat

II. MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

Skor Skor
Maksimum Lansia
ORIENTASI

5 ( ) Sekarang(hari),(tanggal),(bulan),(tahun),berapadan
( musim ) apa ?

5 ( ) Sekarang kita berada dimana ? (jalan), (no rumah), (kec),

18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
(kabupaten/kota), (Propinsi)

REGISTRASI

3 ( )

Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk


tiap benda . Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama
tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah , ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah ( bola, kursi, sepatu )

( Jumlah percobaan....................................)

ATENSI DAN KALKULASI

5 ( ) Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1


angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
hitungan. (93, 86, 79, 72, 65).

Kemungkinan lain : ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal ( a-


i-n-u-d )

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

3 ( ) Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan


diatas. Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar.

BAHASA

9 ( ) a. Apakah nama benda-benda ini ? ( Perlihatkan pensil


dan arloji )
( 2 angka )

b. Ulanglah kalimat berikut : ” Jika Tidak Dan Atau

19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
Tapi ” ( 1 angka )
Laksanakan 3 buah perintah ini : ” Peganglah selembar kertas dengan tanga
Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ”
PEJAMKAN MATA ANDA ” ( 1 ANGKA )

e. Tulislah sebuah kalimat ( 1 angka )


f.Tirulah gambar ini ( 1 angka )

Skor Total ( )

Skor Nilai : 24 – 30 : Normal/tidak ada gangguan kognitif

Nilai : 18 – 23 : Gangguan kognitif sedang

Nilai : 0 – 17 : Gangguan kognitif berat

3. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN

Kebiasaan merokok

(1) > 3 batang sehari


(2) < 3 batang sehari
(3) Tidak merokok

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

Frekwensi makan

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan

(1) 1 porsi dihabis


(2) ½ porsi yang dihabiskan
(3) < ½ porsi yang dihabiskan
(4) Lain-lain
Makanan tambahan

(1) Dihabiskan
(2) Tidak dihabiskan
(3) Kadang-kadang dihabiskan

Pola pemenuhan cairan

Frekwensi minum

(1) < 3 gelas sehari

(2) > 3 gelang sehari


Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :

(1) Takut kencing malang hari


(2) Tidak haus
(3) Persediaan air minum terbatas
(4) Kebiasaan minum sedikit

No Indikators score Pemeriksaan

1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan 2

21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi

2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3

3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2

4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman 2


beralkohol setiap harinya

5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak 2


dapat makan makanan yang keras

6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4

7. Lebih sering makan sendirian 1

8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali 1


atau lebih setiap harinya

9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan 2


terakhir

10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk 2


belanja, memasak atau makan sendiri

Total score

Jenis Minuman

(1) Air putih (2) Teh (3) Kopi (4) susu (5) lainnya,
……………..

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam


Introductory Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

Pola kebiasaan tidur

Pola tidur pada lansia mengalami perubahan yang khas yang membedakannya dari
orang yang lebih muda. Ada beberapa faktor yang menagkibatkan lansia
mengalami gangguan tidur yaitu ketelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan
peningkatan jumlah tidur siang. Di sisi lain gangguan tidur disebabkan oleh
beberapa penyakit.

Pola eliminasi BAB

Frekwensi BAB

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) Lainnya, ………………….
Konsisitensi

(1) Encer (2) Keras (3) Lembek

Gangguan BAB

(1) Inkontinensia alvi


(2) Konstipasi
(3) Diare
(4) Tidak ada

Pola BAK

Frekwensi BAK

23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
(1) 1 – 3 kali sehari

(2) 4 – 6 kali sehari

(3) > 6 kali sehari

Warna urine

(1) Kuning jernih


(2) Putih jernih
(3) Kuning keruh
Gangguan BAK

(1) Inkontinensia urine


(2) Retensi urine
(3) Lainnya, …………………………………

Pola aktifitas

Mobilitas disik lansia dipengaruhi oleh penurunan fungsi musculoskeletal,


penurunan fungsi neurologis, adanya nyeri, adanya defisit perseptual,
berkurangnya kemampuan kognitif, mudah jatuh.

Pola Pemenuhan Kebersihan Diri

Mandi

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) < 1 kali sehari

24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
Memakai sabun

(1) ya (3) tidak

N AKTIVITAS NILAI SKORE


O

BANTUAN MANDIRI

1. Makan 5 10

2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan 5 -10 15


sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur

3. Kebersiandiri,mencucimuka,menyisir,0 5
mencukur dan mengosok gigi

4. Aktivitas toilet 5 10

5. Mandi 0 5

6. Berjalandijalanyangdatar(jikatidak10 15
mampu berjalan lakukan dengan kursi roda )

7. Naik turun tangga 5 10

8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 5 10

9. Mengontrol defekasi 5 10

10. Mengontrol berkemih 5 10

JUMLAH

Sikat gigi

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) Tidak pernah, alasan …………………………
Menggunakan pasta gigi

(1) ya (2) tidak

Kebiasaan berganti pakaian bersih

25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
(1) 1 kali sehari
(2) > 1 kali sehari
(3) Tidak ganti
Pengkajian Fungsional berdasar Barthel Indeks :

Penilaian :

0 – 20 : Ketergantungan penuh

21 – 61 : Ketergantungan berat / sangat tergantung

62 – 90 : Ketergantungan sedang

91 – 99 :Ketergantungan ringan

100 : Mandiri

Pengkajian Fungsional berdasar Indeks KATZ dari AKS

A . Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,


berpakaian, dan mandi.
B . Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut.
C . Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
D . Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu
fungsi tambahan.
E . Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil dan satu fungsi tambahan.
F . Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G . Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.

Lain-lain tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat


diklasifikasikan sebagai C, D, E, atau F.

26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
Hasil Indeks KATZ: ............

Jelaskan..............................................

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan


Ginter, SF, 1998)

KRITERIA NILAI

a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka

º ** tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi usila

mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi
terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali

duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka

 ** menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi

bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup

 **tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi usila
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi
terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali

duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup

 **menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi

Ket: kursi harus yang keras tanpa lengan

menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata terbuka

 ** menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak


menyentuh sisi-sisinya

menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata tertutup

27 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
 **klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya

perputaran leher (klien sambil berdiri)

 ** menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan kaki: keluhan


vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil

gerakan mengapai sesuatu

 **tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya


sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil memegang sesuatu untuk
dukungan

Membungkuk

 **tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misalnya

pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan usaha-
usaha yang keras untuk bangun

b. komponen gaya berjalan atau pergerakan

minta klien berjalan ke tempat yang ditentukan

 ** ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan

ketinggian langkah kaki

 ** kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)

kontinuitas langkah kaki

 ** setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat


satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai

kesimetrisan langkah

 **langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit

penyimpangan jalur pada saat berjalan

 **tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi

28 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
berbalik

º ** berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang


objek untuk dukungan

Jumlah

Keterangan:

0 – 5 resiko jatuh rendah

6 – 10 resiko jatuh sedang

11 – 15 resiko jatuh tinggi

THE TIMED UP AND GO TEST (TUG TEST)

NO LANGKAH
1 Posisi Pasien Duduk Dikursi
2 Minta Pasien Berdiri Dari Kursi, Berjalan 10 Langkah (3meter), Kembali Ke Kursi,

Ukur Waktu Dalam Detik

Interpretasi hasil:

Score:

≤ 10 detik : risiko jatuh rendah

11 -19 detik : risiko jatuh rendah-sedang

20 –29 detik : risko jatuh sedang – risiko tinggi

≥ 30 detik : gangguan mobilitas dan risiko jatuh tinggi

29 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
4. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

PEMUKIMAN

Luas bangunan :

Bentuk bangunan :

(1) Rumah (2) Petak (3) asrama (4) paviliun

Jenis bangunan :

(1) Permanen (2) Semi permanen (3) non permanen

Atap rumah

(1) Genting (2) seng (3) ijuk (4) kayu (5) asbes

Dinding

(1) Tembok (2) Kayu (3) bambu (4) lainya,


…………………………

Lantai

(1) semen (2) tegel (3) keramik (4) tanah (5) lainnya,
……………….

Kebersihan lantai

(1) baik (2) kurang

Ventilasi

(1) < 15 % luas lantai (2) 15 % luas lantai

30 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
Pencahayaan

(1) Baik (2) kurang Jelaskan, ……………………………………

Pengaturan penataan perabot

(1) baik (2) kurang

Kelengkapan alat rumah tangga

(1) lengkap (2) tidak lengkap Jelaskan,


…………………………………

SANITASI

Penyediaan air bersih (MCK) :

(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) sungai (5) lainnya,
……………….

Penyediaan air minum

(1) air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) air biasa tanpa rebus

Pengelolaan jamban

(1) bersama (2) kelompok (3) pribadi (4) lainnya,

………………………

Jenis jamban :

(1) Leher angsa (2) cemplung terbuka (3) Cemplung tertutup


(4) Lainnya

Jarak dengan sumber air

(1) < 10 meter (2) > 10 meter

Sarana pembuangan air limbah (SPAL) :

31 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
(1) Lancar (2) Tidak lancar

Petugas sampah

(1) ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang (4) dibuang sembarang

tempat
(5) dikelola dinas

Polusi udara

(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) industri (4) Lainnya,


……………………..

Pengelolaan binatang pengerat

(1) tidak (2) ya, (*) dengan racun (*) dengan alat (*) lainnya,

……………….

FASILITAS

Peternakan

(1) ada (2) tidak Jenis, ……………………………

Perikanan

(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………..

Sarana olah raga

(1) ada (2) Jenis, ……………………………

Taman

( 1) ada (2) tidak Luasnya,


…………………………….

Ruang pertemuan

32 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
(1) ada (2) tidak Luasnya, ………………………………

Sarana hiburan

(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………………….

Sarana ibadah

(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………………….

KEAMANAN, KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI

Keamanan

Sistem keamanan lingkungan

Penanggulangan kebakaran (1) ada (2) tidak

Penanggulangan bencana (1) ada (2) tidak

Transportasi

Kondisi jalan masuk panti/rumah

(1) rata (2) tidak rata (3) licin (4) tidak licin

Jenis transportasi yang dimiliki

(1) Mobil (2) sepeda motor (3) lainnya, ……………

Jumlah : …………….

Komunikasi

Sarana komunikasi

(1) ada (2) tidak ada

Jenis komunikasi yang digunakan :

33 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
(1) telphon (2) kotak surat (3) fax (4) lainnya,
……………………..

Cara penyebaran informasi :

(1) Langsung (2) tidak langsung (3) Lainnya,


…………………………………..

2.2. Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan adalah “ Clinical Judgment” yang berfokus pada
respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau
kerentanan (vulnerability) baik pada individu, keluarga, kelompok atau
komunitas (NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2018-
2020, 2017).
Berdasarkan pengertian tersebut, pengertian dari diagnosis keperawatan
gerontik adalah keputusan klinis yang berfokus pada respon lansia terhadap
kondisi kesehatan atau kerentanan tubuhnya baik lansia sebagai individu,
lansia di keluarga maupun lansia dalam kelompoknya.

Diagnosa keperawatan

1. Mencederai diri berhubungan dengan depresi.

2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

2.3. Nursing Care


Planning NURSING CARE
PLANNING
No. Diagnosa Perencanaan
Tujuan Rencana
Keperawatan
1. Mencederai diri Setelah dilakukan tindakan Behaviour Management : Self

berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam Harm


depresi lansia tidak mencederai diri 1. Do
dengan kriteria hasil : rong pasien untuk
1. mengungkapkan secara
mengungkapkan verbal konsekuensi dari
perasaannya perubahanfisikdanemosi
2. yang memepengaruhi konsep

34 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
bahagia diri
3. 2. Pe
tersenyum ikhlas rtahankanlingkungandalm
tingkat stimulus yang rendah

3. Singkirkan semuabenda
berbahaya
4.Li
ndungikliendankeluarga dari bahaya halusin

5. Ti
ngkatkan peran serta
keluargapadatiaptahap
perawatan dan jelaskan

prinsip-prinsip tindakan pada


halusinasi
6.Sal
urkan perilaku merusak pada kegiatan fisik

7. Berikan obat-obatan
antipsikotik
sesuai dengan
yang dapat menurunkan
kecemasan dan menstabilkan

mood dan menurunkan


stimulasi kekerasan terhadap
diri sendiri

No. Diagnosa Perencanaan


Keperawatan Tujuan Rencana
2. Gangguan alam Setelah dilakukan tindakan Impulse Control Training
perasaan : depresi keperawatan selama 1x24 jam 1. Aj
berhubungan dengan lansia tidak mencederai diri arkan pasien penggunaan
koping maladaptif dengan kriteria hasil : tindakan menenangkan diri

35 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
1. Klien dapat (nafas dalam)
mengungkapkan harga 2. Ba
dirinya ntu untuk memahami bahwa
2. Klien dapat klien dapat mengatasi

menggunakan dukungan keputusannya


sosial 3. Ka
3. Klien dapat ji dan kerahkan sumber-
menggunakan obat sumber internal individu
dengan benar dan tepat 4. Ba
ntu mengidentifikasi sumber-
sumber harapan (misal :
hubungan antar sesama,
keyakinan, hal-hal untuk

diselesaikan).

2.4. Implementasi
Merupakan tindak lanjut operasional dari rencana tindakan yang telah
dirancang sebelumnya. Pelaksnaan tindakan keperawatan berfokus untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada pada diri pasien seperti mempertahankan
lingkungan dalm tingkat stimulus yang rendah, menyingkirkan semua benda
berbahaya, melindungi klien dan keluarga dari bahaya halusinasi,
meningkatkan peran serta keluarga pada tiap tahap perawatan dan jelaskan

prinsip-prinsip tindakan pada halusinasi, menyalurkan perilaku merusak pada


kegiatan fisik, memberikan obat-obatan antipsikotik sesuai dengan yang dapat
menurunkan kecemasan dan menstabilkan mood dan menurunkan stimulasi
kekerasan terhadap diri sendiri untuk menekan kemungkinan asien mencederai
dirinya sendiri. Mengajarkan pasien penggunaan tindakan menenangkan diri
(nafas dalam), membantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusannya, mengkaji dan mengerahkan sumber-sumber internal individu,
membantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal : hubungan antar
sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

36 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
2.5. Evaluasi
Pada evaluasi perawat bertanggung jawab untuk mengevalusi status dan
kemajuan klienterhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan sebelumnya, kegiatan evaluasi tersebut meliputi mengkaji

kemampuan kesehatan pasien, membandingkan respon pasien dengan kriteria


hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan maslah dan kemajuan pencapaian
tujuan keperawatan klien, perawat juga akan mencatat hasil evaluasi dalam
lembar evaluasi atau dalam catatan kemajuan. Evaluasi juga dapat disusun
menggunakan format SOAP yang digunakan untuk mencatat dokumentasi
implementasi dan evaluasi. Arti dari SOAP adalah S diartikan sebagai hal-hal
yang dikemukakan pasien secara subjektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan salam kasus ini dapat dicontohka, pasien merasa lebih tenang
ketika menenenangkan diri saat ingin menciderai dirinya dengan melakukan

intervensi nafas dalam. O adalah hal-hal yang ditemui perawat secara objektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan, dalam kasus ini dapat dilihat bahwa
setelah dilakukan intervensi pasien terlihat lebih tenang dan dapat
mengendalikan emosinya agar tidak melukai dirinya. A diartikan sebagai
analisis dari hasil yang telahh diccapai dengan mengacu pada tujuan
keperawatan dan kriteria hasil terkait diagnosis, dalam hal ini apakah pasien
sudah dapat mengatasi maslah keperawatan yang dialaminya atau belum, jika
belum maka intervenxsi dapat dilanjutkan sesuai dengan masalah keperawatan
yang belum teratasi. P merupakan perencanaan yang akan dilakukan

berdasarkan hasil analisis respons pasien, jika belum tuntas masalah


keperawatan yang diderita oleh pasien maka harus ada perencanaan selanjutnya
untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien (Sunaryo,
Wijayanti, R., Kuhu, M. M., Sumedi, T., Widayanti, E. D., Sukrillah, 2015).

37 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
38 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i
TELAAH JURNAL POST POWER SYNDROME

No Desain/Metode
Judul Penulis, Tahun Tujuan Intervensi Hasil Penelitian
. Penelitian
1 The Existential Rizki Wira Bertujuan untuk Wawancara (pada Intervensi terapi bermain Semua subjek berhasil
Communities Play Paramita, Fatimah meningkatkan subyek), observasi (game tradisional) menurunkan skor PPS
Therapy to Increase Azzahra, et al. penerimaan diri (subyek behavior) dan dilakukan selama 2 menjadi sedang dan
Self-Acceptance in (2018) (self-acceptance) pemberian kuesioner minggu dengan 4 sesi perubahan yang terjadi
the Elderly with Post- pada subjek melalui (post-power syndrome atau dalam satu minggu menunjukkan hasil
Power Syndrome teknik eksistensial scale). subyek diberikan yang signifikan.
terapi bermain Subyek penelitian: intervensi terapi bermain Intervensi terapi
(Paramita et al., 2019) komunitas - lansia berusia 55-95 sebanyak dua sesi. bermain berpengaruh
tahun yang terdiri signifikan dengan nilai
dari 11 laki-laki dan Sig. (2-tailed) sebesar
14 perempuan yang 0,000, dimana 0,000 <
mengalami gejala P- 0,05 hal ini dibuktikan
PS setelah pensiun. dengan adanya
- 17 subjek yang perbedaan yang
memiliki skor PPS signifikan pada hasil
tinggi dan 8 subjek tes yang diberikan
memiliki skor PPS sebelum dan sesudah
dalam kategori intervensi.
sedang
2 The Dynamics of Mubasirun, Bertujuan untuk In-depth interviews dan Melalui wawancara dan
Hasil penelitian ini
Spirituality in the Old Sa’adi mendeskripsikan observasi observasi di komunitas menunjukkan
Age: the Perspective (2021) dinamika pensiunan menggali bahwa di masa tua,
of Maqashid Al- spiritualitas di makna spiritualitas komunitas pensiunan
Shariah and kalangan masyarakat terhadap permasalahan justru memperkuat
Psychology pensiunan ditinjau PPS yang dialami spiritualitas mereka.
dari perspektif Faktor penguat

39 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i a

(Mubasirun & Sa’adi, Maqashid al-Syariah spiritualitas mereka


2021) dan Psikologi yang adalah motivasi
menjadi faktor pemenuhan kebutuhan
penyebab dunia dan akhirat, bebas
menguatnya aktivitas dari konflik sosial,
serta
spiritualitas untuk
penghargaan dan
membebaskan diri
penghormatan dari
dari PPS.
masyarakat sekitar
karena pengabdian dan
3 Pengaruh keteladanan mereka.
Andi Nur Bertujuan untuk Kuantitatif dengan Pemberian/perlakuan
Reminiscence Group Hasil penelitian
Setyawati, Eny mengetahui desain pre Reminiscence Group
Therapy Terhadap menunjukkan bahwa
Sutria, et al. pengaruh eksperimental one Therapy sebanyak 1 kali
Status Harga Diri ada pengaruh yang
(2019) terapi kelompok group pre and post test
Lansia Post Power signifikan dari terapi
reminiscence design.
Syndrome kelompok reminiscence
terhadap status harga Sampel Penelitian:
(Setyawati et al., terhadap status harga
diri lansia post 12 orang lansia yang
2019) diri lansia post power
power syndrome. berada di perumahan
syndrome dengan nilai
Pepabri Kelurahan
P = 0,001 atau P <
Semata.
0,05)
Instrumen Penelitian:
lembar screening gejala
post power syndrome
dan kuesioner baku dari
Rosenberg Self Esteem
(RSES)

4 Pengaruh Optimisme Fandy Achmad Bertujuan untuk Kuantitatif korelasional Subyek penelitian Hasil penelitian
Menghadapi Masa Yunian mengetahui Subyek Penelitian: diberikan skala PPS dan menunjukkan bahwa
Pensiun Terhadap (2013) pengaruh optimisme Sebanyak 63 orang skala optimisme terdapat pengaruh yang
Post Power Syndrome dalam menghadapi (post-power syndrome menghadapi masa negatif antara post
pada Anggota Badan masa pensiun scale). pensiun. Skala tersebut power syndrome
40 | A s u h a n K e p e r a w a t a n P o s t P o w e r S y n d r o m e p a d a L a n s i a

Anda mungkin juga menyukai