Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN Nn “Y” DENGAN KLIEN BERDUKA


DISFUNGSIONAL

STASE KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh:

SINTA MARTUA TINAMBUNAN


NIM 201711049

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Sint Carolus


PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
JAKARTA 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
BERDUKA (KEHILANGAN ORANG YANG DICINTAI)

A. Masalah Utama (Core Problem)


Berduka (kehilangan orang yang dicintai)

B. Proses Terjadinya Masalah


Konsep Berduka
1. Pengertian berduka
Berduka merupakan respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan
yang dimanifestasikan dengan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
susah tidur, dan lain-lain. Secara umum pengertian berduka merupakan reaksi
terhadap suatu kehilangan atau kematian. Menurut Totok Wisyasaputra (2003:24-25)
bahwa berduka selalu berkaitan secara langsung dengan kehilangan sesuatu atau
seseorang yang dianggap berharga atau bernilai.

2. Eiologi Berduka
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:
a) Genetic
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi proses
kehilangan.
b) Kesehatan Jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung
mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan
dengan individu yang mengalami gangguan fisik.
c) Kesehatan Mental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai
riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi kehilangan.
d) Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kana-kanak
akan mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada
masa dewasa (Stuart-Sundeen, 1991).
e) Struktur kepribadian Individu dengan konsep yang negative, perasaan rendah
diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif
terhadap stress yang dihadapi (Prabowo, 2014 : 116).
Faktor Presipitasi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah: Stress yang
dapat menimbulkan perasaan kehilangan dapat berupa stress nyata, ataupun
imajinasi individu seperti: kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi:
kehilangan kesehatan, kehilangan fungsi seksualitas, kehilangan peran dalam
keluarga, kehilangan posisi dimasyarakat, kehilangan milik pribadi seperti:
kehilangan harta benda atau orang yang dicintai, kehilangan kewarganegaraan, dan
sebagainya.

3. Reaksi berduka/tanda dan gejala


Teori kubler-Ross (1969):
a) Menolak dan isolasi
 Tidak percaya terhadap hal tersebut
 Tidak siap menghadapi masalah
 Memperhatikan kegembiraan yang dibuat-buat (menolak
berkepanjangan)
b) Marah (Anger)
 Marah terhadap orang lain untuk hal-hal sepele: iritabel/sensitif.
c) Bargaining/tawar menawar
 Mulai tawar menawar terhadap loss.
 Mengekspresikan rasa bersalah, takut, putisment terhadap rasa
berdosa, baik nyata maupun imajinasi.
d) Depresi
 Rasa berduka terhadap apa yang terjadi
 Kadang bicara bebas atau menarik diri
e) Acceptance/penerimaan
 Penurunan interest (ketertarikan) lingkungan sekitar
 Berkeinginan untuk membuat rencana-rencana
Tanda dan Gejala berduka antisipasi Menurut Nanda (2005) adalah:
 Marah
 Menolak potensial kehilangan
 Menolak kehilangan yang signifikan
 Mengekspresikan distress dari potensial kehilangan
 Rasa bersalah
 Perubahan kebiasaan, makan, pola tidur, pola mimpi
 Perubahan tingkat aktivitas
 Perubahan pola komunikasi
 Perubahan libido
 Tawar menawar
 Kesulitan mengatkan yang baru atau peran yang berbeda

4. Fese Berduka
Menurut teori Rondo dalam Yusuf (2015) menjelaskan proses berduka
meliputi tiga fase, yaitu:
a) Fase awal Pada fase awal seseorang menunjukkan reaksi syok, tidak yakin,
tidak percaya, perasaan dingin, perasaan kebal, dan bingung. Perasaan
tersebut berlangsung selama beberapa hari, kemudian individu kembali
pada perasaan berduka berlebihan. Selanjutnya, individu merasakan konflik
dan mengekspresikannya dengan menangis dan ketakutan. Fase ini akan
berlangsung selama beberapa minggu.
b) Fase pertengahan Fase kedua dimulai pada minggu ketiga dan ditandai
dengan adanya perilaku obsesif. Sebuah perilaku yang terus mengulang-
ulang peristiwa kehilangan yang terjadi.
c) Fase pemulihan Fase terakhir dialami setelah tahun pertama kehilangan.
Individu memutuskan untuk tidak mengenang masa lalu dan memilih untuk
melanjutkan kehidupan. Pada fase ini individu sudah mulai berpartisipasi
kembali dalam kegiatan sosial.

5. Tipe-tipe Kehilangan
Kehilangan dibagi menjadi 2 tipe yaitu :
 Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi,
kematian orang yang sangat berarti / di cintai.
 Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya;
seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian
dan kebebasannya menjadi menurun.

6. Jenis-jenis Kehilangan
Terdapat lima kategori kehilangan :
 Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
 Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)
 Kehilangan objek eksternal
 Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
 Kehilangan kehidupan/ meninggal
Berduka merupakan respons yang normal dan universal terhadap kehilangan
yang dialami melalui perasaan, perilaku dan penderitaan emosional. Berduka adalah
proses pergeseran melewati nyeri akibat kehilangan. Kehilangan kesehatan, teman,
kerabat, pekerjaan dan keamanan finansial merupakan sebagian dari kehilangan
kumulatif yang menyebabkan berduka pada lansia. Periode berduka adalah waktu
penyembuhan, adaptasi dan pertumbuhan. Meskipun banyak orang yang setuju terhadap
kesamaan proses berduka, namun ada juga yang menyetujui bahwa setiap orang
melewati proses berduka secara berbeda. Namun, menggambarkan serangkaian fase
yang mencirikan reaksi berduka merupakan hal yang mungkin untuk dilakukan.
Fase-fase ini mencakup syok awal dan rasa tidak percaya, yang menyebabkan
kesadaran dan kemudian protes, yang akhirnya menyebabkan reorganisasi dan restitusi.
Asuhan keperawatan untuk pasien dan pemberi perawatan yang berduka memerlukan
rasa saling memberi yang sensitif, peduli dan empati. Berbagi pendapat, perasaan dan
ketenangan merupakan intervensi keperawatan yang tepat. Bimbingan keperawatan
adaptif dapat membantu mempersiapkan orang yang menjelang ajal untuk
menghadapi nyeri dan perasaan alamiah mereka yang berhubungan dengan proses
berduka.
7. Pohon masalah Berduka

Isolasi social menarik diri


efek

Berduka disfungsional
Core problem

Koping individu tidak efektif


Etiologi
No Kode IK/STIKSC/BPM/02

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Revisi ke 1


Sint Carolus Tanggal Berlaku TAHUN AJARAN 2021

Jumlah Halaman 10 Halaman

KAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama Mahasiswa yang Mengkaji : Sinta Tinambunan NIM : 201711049

Ruang Perawatan : zoom Tgl. Pengkajian : 27- 09-2021

Kamar : ………………………. Auto Anamnese :√

Tgl. Masuk : ……………………….. Allo Anamnese : ………………..

I. IDENTIFIKASI

A. KLIEN

Nama : Nn. Y

Tempat/Tgl.Lahir : 18 Juli 1999

Status Perkawinan : belum menikah

Jumlah Anak :-

Pendidikan : Mahasiswi

Pekerjaan : tidak bekerja

Alamat Rumah : Sibolga


B. PENANGGUNGJAWAB
Nama : -

Alamat :-

Hubungan dengan klien : -.

II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PRESIPITASI


Klien mengatakan sedih saat kehilangan kedua orangtua nya dan bingung untuk
memikirkan kedepannya buat jalanin hidup. Klien mengatakan ketika kehilangan kedua
orangtua nya klien terpaksa harus tinggal dengan abangnya yang sudah berkeluarga.
Klien mengatakan juga harus beradaptasi lagi untuk tingal di keluarga baru abangnya,
klien terkadang sedih dan bingung mengungkapkan dan menceritakan kesedihannya
sebab kedua orangtua nya yan Telah dipanggil Tuhan.

Data saat ini :

Klien mengatakan sedih kehilangan orang yang dicinta dan bingung dikarnakan segala
hal yang dia inginkan dan diraih harus sulit terlaksana dikarenakan kondisi yang dialami nya
sekarang.

FAKTOR PREDISPOSISI

A. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu


 ya  tidak

B. Pengobatan sebelumnya :  Berhasil


 Kurang berhasil

 Tidak berhasil

C. Pernah melakukan/mengalami/menyaksikan :
Korban/usia Pelaku/usia Saksi/usia

1. Aniaya fisik  21  …..  …..


2. Aniaya seksual  …..  …..  …..
3. Penolakan  …..  …..  …..
4. Kekerasan  …..  ….  …..
5. Tindakan kriminal  …..  ……  …..
Jelaskan Point A, B, dan C : klien mengatakan pernah mengalami kekerasan
fisik dari abang kandung nya , dikarenakan klien ijin untuk tinggal dengan
kaka kandungnya, namun karena abang klien tidak terima akhirnya klien
dipukul dan dijambak oleh abang klien.

D. Pengalaman masa lalu yang tidak pernah menyenangkan


 Kegagalan  Kematian

 Kehilangan  Trauma proses tumbuh kembang

Jelaskan : klien mengatakan kehilangan kedua orangtua nya membuat klien


merasa sedih dan putus asa dalam menjalani kegiatan sehari- hari.
Terkadang klien merasakan tekanan dari keluarga abangnya seperti
mengharuskan kegiatan dan pekerjaan rumah harus utama lalu dapat
diperbolehkan belajar atau kegiatan lainnya. Terkadang klien merasa sulit
untuk bercerita kepada keluarga dikarenakan klien tidak memiliki tempat
cerita di keluarganya.

E. Adakah anggota keluarga yang pernah menderita gangguan jiwa


 Ya  Tidak

Jelaskan : tidaka ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa

A. Tanda vital : Tekanan darah : tidak dikaji MmHg

Nadi : tidak dikaji X/menit

Suhu : tidak dikaji derajat C

Pernafasan : tidak dikaji X/menit

B. Badan : Tinggi : ………………….. cm

Berat : ……………………Kg

IMT : .. ………………..

C. Keluhan fisik :

III. STATUS PSIKOSOSIAL


A. Genogram (gambar dan jelaskan isi genogram)

Symbol Keterangan
Perempuan
60 65
5: 1(anak 2)

1 cwek

40 30 28 22
3
2Laki-laki

Perempuan/ Laki-
laki meninggal

Umur Klien
4
50 5

Cerai/ Putus
hubungan

Orang yang
tinggal serumah

Orang yang
terdekat

Klien
Nn. Y mengatakan kalau sekarang tinggal bersama kaka kandung nya .

B. Konsep diri :

1. Gambaran diri :
Klien mengatakan sedih dan terkadang sulit untuk meluapkan masalah yang
dirasakan nya. Klien juga kadang merindukan sosok orangtua nya disaat ada
masalah yang dialami nya
2. Identitas diri :
klien mengatakan seorang mahasiswi tingkat akhir dan betempat tinggal
dengan keluarga nya.

3. Peran diri :
klien mengatakan memiliki peran sebagai mahasiswa, dan menghabiskan
waktu kosong nya dengan mengajar les privat untuk menambah pendapatan
keuangannya.

4. Ideal diri :
Klien mengatakan memiliki impian untuk bekerja sesuai dengan bidangnya
dalam jurusan perekonomian, memiliki pekerjaan yang menetap dengan
lulus dari kampus tepat waktu, sehingga dapat membuktikan kepada
keluarganya bahwa klien dapat meraih kesuksesannya nanti.

5. Harga diri:
klien mengatakan merasa tidak diperdulikan oleh keluarga dari pihak
abangnya.

C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti :

Klien mengatakan memiliki orang yang berarti dalam hidupnya ialah kaka nya
dan sahabat nya serta keluarga pacarnya yang peduli dengannya. Dan ketika
ada masalah terkadang klien meminta bantuan dan bercerita hanya kepada
mereka saja.

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

klien mengatakan tidak pede untuk bergaung dengan komunitas di kampus


maupun sekitar nya
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan bila berbicara dengan orang lain / dokter secara langsung
malu, tidak nyaman, dan berkata sepatah 2 kata bila perlu. klien juga mengatakan
saat berbicara klien dapat lebih terbuka ketika bersama teman dekatnya.

D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan beragama Kristen

E. Kegiatan Ibadah : klien mengatakan selalu melakukan ibadah nya dengan rutin di greja

IV. STATUS MENTAL


A. Penampilan :  Tidak Rapih  Pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Pasien tampak rapih

B. Pembicaraan :  cepat  keras  gagap


 apatis  lambat  inkoheran

 membisu  tak mampu memulai

Jelaskan : pasien dapat merespon saat ditanyaan dan berbicara cepat

C. Aktivitas Motorik :
 Lesu  Tegang  Gelisah  Agitasi

 TIK  Grimace  Tremor  Kompulsif

Tidak ada keluhan pada aktivitas motori

D. Alam Perasaan
 Sedih  Ketakutan  Putus asa

 Kawatir  Gembira berlebihan

Pasien mengtakan merasakan sedih tidak memiliki orangtua, terkadang merasa


bingung dengan bagaimana kedepan keadannya.

E. Afek :
 Datar  Tumpul  Labil  Tidak sesuai

Tidak ada masalah dan pasien dapat membalas senyuman,


F. Interaksi Selama Wawancara
 Bermusuhan  Tidak kooperatif  Mudah tersinggung

 Kontak mata kurang  Defensif  Curiga

Selama proses wawancara, Klien mau menjawab pertanyaan perawat.


Kontak mata klien ada dan klien menatap wajah perawat saat wawancara dan
mau menjawab pertanyaan perawat dengan panjang lebar.

G. Persepsi : Halusinasi
 Pendengaran  Penglihatan  Perabaan

 Pengecapan  Penghiduan

Klien tidak mengalami gangguan persepsi : halusinasi

H. Proses Pikir :
 Sirkumstansial  Tangensial  Kehilangan asosiasi

 Flight of ideas  Blocking  Perseverasi

Selama wawancara klien dapat mengerti dan berbicara dengan kooperatif,


senang bila ada teman berbicara. klien mengatakan bila sendiri dapat
mempengaruhi mood nya mudah bosan.

I. Isi Pikir :
Klien merasa tidak punya teman untuk berbicara.

Waham :

 Agama  Somatik  Kebesaran

 curiga  Nihilistik  Sisip pikir

 Siar pikir  Kontrol pikir

Tidak ada

J. Tingkat Kesadaran :
 Bingung  Sedasi  Stupor

Disorientasi :

 Waktu  Tempat  Orang

Pasien mengalami kesadaran compos mentis


K. Memori :
 Gangguan daya ingat jangka panjang

 Perubahan proses pikir pendek

 Gangguan daya ingat saat ini

 Konfabulasi

Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa
lalu maupun saat ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi klien
sudah makan atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami gangguan
daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.

L. TingkatKonsentrasi dan Berhitung :


 Mudah beralih

 Tidak mampu berkonsentrasi

 Tidak mampu berhitung sederhana

Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa yang
ditanyakan.

M. Kemampuan Penilaian :
 Gangguan Ringan  Gangguan bermakna

……………………………………………………………. …………………

……………………………………………………………. …………………

……………………………………………………………. …………………

N. DayaTilik Diri (Insight)


 Mengingkari penyakit yang diderita

 Menyalahkan hal-hal di luar dirinya

V. MEKANISME KOPING :

Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol

 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan

 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan

 Aktivitas konstruktif  Menghindar

 Olah raga √ Menciderai diri

 Lain-lain :

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

Bantuan minimal Bantuan total

A. Makan √ 
B. BAB dan BAK √ 
C. Mandi √ 
D. Berpakaian & berhias √ 
E. Penggunaan obat √ 
F. Istirahat dan tidur
 Tidur siang : ……………………………………………

 Tidurmalam : pasien tidur malam paling cepat jam 9 paling lama jam 11

 Kegiatan sebelum/sesudah tidur :

Klien mengatkan sebelum tidur suka bermain social media, dan tidur harus
dimatikan lampunya

Pemeliharaan Kesehatan :

1. Perlu perawatan lanjutan  ya  tidak

2. Sistem pendukung  ya  tidak

G. Kegiatan di dalam rumah


1. Mempersiapkan makanan: √ ya  tidak

2. Menjaga kerapihan rumah  ya  tidak

3. Mencuci pakaian  ya  tidak

4. Pengaturan keuangan  ya  tidak


H. Kegiatan diluar rumah :
1. Belanja keperluan sehari-hari  ya √ tidak

2. Transportasi  ya  tidak

Klien mengatakan segala aktivitas dirumah dapat dilakukan sendiri setiap hari

VII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


 Penyakit jiwa  Obat-obatan

 Cara penanggulangan masalah  Lain-lain

VIII. DATA MEDIK


1. Diagnosa Medik : -
2. Terapi Medik :-

Jakarta, 27-09-2021

Sinta Tinambunan
ANALISA DATA

Nama / Umur : NN. Y / 22 tahun

Ruang/ Kamar : ……………………………………………………

NO DATA SUBYEKTIF & DATA OBYEKTIF ETIOLOGY MASALAH


1. Ds ; pasien mengatakan sedih dan Stress jangka Keputusasaan
sempat putus asa akan masa depan nya panjang
dan kehidupannya dikarenakan sikap
abangnya yang terkadang menghalangi
dia untuk memilih pendidikan yang lebih
baik sebelumnya. Klien juga
mengatakan stress dikarenakan tidak
mengerti bagaimana nanti dia ke depan .

Do : berperilaku pasif seperti tertutup


terhadap keluarga.

2. Ds : pasien mengatakan klien terkadang Kematian keluarga Isolasi social


sulit untuk bercerita dalam meluapkan atau orang yang
emosi dan masalah nya, sehingga berarti
membuat klien sedih dan mengharapkan
kedua orangtuanya ada untuk
mendengar keluh kesahnya. Klien juga
mengatakan sedikit malu untuk bergaul
dan membuka interaksi dengan
sekitarnya.

Do : klien tampak sedih dan seikit malu


untuk bercerita
3. Ds: klien mengatakan sedih kehilangan Kematian keluarga Isolasi social
kedua orangtua yang ia cintai, klien juga atau orang yang
mengatakan tidak akan bisa melupakan berarti
kepergian kedua orangtuanya dan sulit
menerima keadaan jika dia tidak
memiliki kedua orangtua, terkadang
tidak ada harapan dikarenakan khwatir
akan dirinya kedepan seperti apa.

Do : tampak klien sedih

MASALAH KEPERAWATAN

NO MASALAH KEPERAWATAN TANDA TANGAN

1. Berduka Disfungsional

Sinta Tinambunan

POHON MASALAH

Effcect isolasi social: menarik diri

Berduka
Disfungsional
Core problem
KEPUTUSASAAN

Causa koping mekanisme


tidak efektif gangguan interaksi

presipitasi
Predisposisi
1.kematian orangtua/ orang yang
1. Memiliki pengalaman yang tidak
menyenangkan dicintai

2. kehilangan support system

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama / Umur : Nn .Y / 22

Ruang/ Kamar : ……………………………………………………

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA TANGAN


NO
1. Berduka disfungsional bd kematian keluarga atau orang yang
berarti

.
Sinta Tinambunan
RENCANA KEPERAWATAN

Nama / Umur : Nn. Y/ 22 tahun

Ruang / Kamar : …………………………………………………

Dp. 1

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN
KRITERIA TINDAKAN KEPERAWATAN

Berduka Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan 1. Perkenalkan diri dengan klien, 1. Ungkapan dari klien
disfungsional bd keperawatan diharapkan interaksi klien dapat: Bersifat hangat dan bersahabat dalam melakukan bhsp
2. Tanggapi pembicaraan klien dengan 2. Untuk memberikan
kematian keluarga tujuan jangka panjang : 1. Klien dapat sabar dan tidak menyangkal. Bicara rasa empati dan
klien dapat meluapkan dan membangun rasa
atau orang yang dengan tegas, jelas, dan jujur. simpati ke klien
mengungkapkan pikiran percaya kepada
berarti
3. Bersikap empati untuk meningkatkan 3. Untuk meningkatkan
serta perasaanya orang motivasi klien sebagai
ungkapan keraguan, ketakutan dan
2. Klien dapat support system
Ds: tujuan pendek: keputusasaan.
merasa diri lebih 4. Untuk mendapatkan
4. Beri waktu dan kesempatan untuk
klien mengatakan sp 1) disayang oleh data mengenai
menceritakan arti penderitaan,
orang sekitarnya masalah klien
sedih kehilangan 3. Klien merasakan
keputusasaan, dan lain-lain.
a. Klien dapat membina 5. Untuk menguragi
sedikit lega 5. Beri dukungan pada tindakan atau
kedua orangtua hubungan saling percaya. perasaan klien untuk
ketika bercerita ucapan klien yang menunjukkan
yang ia cintai, b.Klien keinginan untuk hidup. sedih pada klien
dapat
klien juga mengekspresikan
interaksi klien dapat:
mengatakan tidak perasaannya
1. Tanda dan gejala
akan bisa c.klien dapat mood berkurang  . manajemen mood  Manajeman mood
melupakan menceritakan sedikit 2. Dapat bercerita 1. Berikan kesempatan untuk 1. Untuk mengumpulkan
masalah yang dialami dengan menyampaikan perasaan dengan data atau permasalah
kepergian kedua klien lingkungan cara yang tepat.(terapi seni, yang terjadi.
orangtuanya dan sekitar aktifitas fisik) 2. Untuk mengumpulkan
3. Peningkatan 2. Jelaskan tentang gangguan data dan
sulit menerima perasaan atau
sp2) mood dan penanganannya memfokuskan fikiran.
keadaan jika dia a. mengevaluasi mood mood nya 3. Ajarkan memonitor mood secara 3. Untuk meningkatkan
meningkat mandiri( mis skala tingkat 1-10) minat pasien
tidak memiliki yang yang dialami
b. klien dapat 4. emosional yang 4. Beri dorongan untuk berkomunikasi dan
kedua orangtua, dialami mengungkapkan mengapa dan mengetahui
mengespresikan dirinya
terkadang tidak c. Klien dapat berkurang bagaimana harapannya permasalahan
menggunakan koping 5. dapat 7. Ajarkan untuk mengidentifikasi 4. Untuk dapat
ada harapan
yang adaptif menjalankan pengalaman-pengalaman yang memahami gangguan
dikarenakan d. klien dapat mengerti aktivitas yang menyenangkan setiap hari mood yang terjadi.
khwatir akan skala mood menginakan membuat klien (misal : memasak kesukaan, 5. untuk membantu
emoji.
senang mendengarkan music, bermain memberikan rasa
dirinya kedepan game yang disukai,dll.). tenang yang dihadapi.
seperti apa. Setelah dilakukan 6. Untuk meningkatkan
interaksi klien dapat :  Promosi harapan harapan untuk hidup
Do : tampak klien 1.evaluasi jadwal pasien 7. untuk meningkatkan
1. klien dapat semangat dan
sedih meningkatkan
2. Bantu untuk mengenali hal-hal
yang ia cintai dan yang ia menuangkan hobi nya
hubungan social
dengan keluarga. sayang, dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain,  Promosi harapan
2. Klien termotivasi 1. untuk membantu
untuk melakukan mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan. memberikan semangat
kegiatan yang dan motivasi hidup
dapat 2. untuk memberi
menghindari rasa semangat harapan
stress hidup dari dukungan
sosial
3. Klien mampu 3. Ajarkan klien untuk: 3. untuk membantu
meluapkan rasa a.Cara verbal (mengungkapakan merileksasikan pikiran
sedih dan kesal perasaan) 4. untuk membantu
dengan hobby berfokus terhadap
klien b. Cara fisik (memberi kesempatan pikiran positif
4. klien aktiivitas fisik) 5. memasukan kegiatan
memasukan ke jadwal dapat
c. Cara sosial (sharing melalui kelompok)
kegiatan ke membantu klien untuk
jadwal kegiatan d. Cara sosial (berdoa, berserah diri) mengingat
Sp 3) nya
4. ajarkan teknik relaksasi napas dalam
1. Mengevalusi
jadwal harian
klien
2. Klien dapat lebih
mengerti dan
mengungkapkan
perasaan lebih
sesuai situasi
yang dirasakan.
3. Klien dapat
melakukan teknik
relaksasi napas
dalam untuk
mengontrol
perasaan yang
dialami.
4. Menganjurkan
klien untuk
melakukan
kegiatan yang
disukai untuk
meluapkan
emosional
5. klien dapat
melakukan latihn
focus pada 5 jari
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

INITIAL PASIEN : Nn. Y / 22 tahun

CORE PROBLEM : Berduka Disfungsional

HARI PERTEMUAN KE : PERTAMA ke1 / SP1

MEDIA : ONLINE

A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien :
Data subjektif :

Ds :

 Pasien mengatakan sedih kehilangan kedua orangtua nya yang dicintai.


 Klien juga merasa sedih dikarenakan harus tinggal dengan keluarga abangnya
dahulu
 Pasien merasa tidak percaya diri dengan kondisinya
 Pasien mengatakan perlakuan abangnya yang tidak baik dengan diamembuat
dia tertekan
 Pasien mengatakan tidak memiliki suport system
 Pasien mengatakan sulit untuk meluapkan rasa sedih dan tekanan hati nya
 Pasien mengatakan dia hanya dapat terbuka pada teman dekat nya saja, namun
untuk keluarga nya dia sedikit bingug
Do : tampak sedih dan menahan tangis

2. Diagnosa keperawatan :
Berduka disfungsional bd kematian keluarga atau orang yang berarti

TUK 1

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.


2. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
3. Klien dapat menceritakan sedikit masalah yang dialami klien

Tindakan Keperawatan

1. Perkenalkan diri dengan klien, Bersifat hangat dan bersahabat


2. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal. Bicara dengan tegas,
jelas, dan jujur.
3. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, kekuatan dan keputusasaan.
4. Beri waktu dan kesempatn untuk menceritakan arti penderitaan, keputusasaan dan
kesedihan duka yang dialami.
5. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk
hidup.

Strategi pelaksanaan

1. orientasi
a. salam therapetik
“selamat siang Yesi”. ”perkenalkan nama saya fransisca, saya mahasiswa STIK Sint
Carolus Jakarta.

a. Evaluasi: “bagaimana perasaan kakak hari ini?


b. Kontrak :
 Topik :
“baik sebelumnya saya ingin menjelaskan “saat ini saya sedang menjalani mata
kuliah keperawatan jiwa. Jika berkenan, saya mohon kesediaan kakak untuk
menjadi subjek dalam tugas saya. Serta kedepannya saya akan melakukan diagnosa,
serta melakukan intervensi.” “Apakah kaka bersedia?” “saya akan menjaga privasi
dan kerahasiaan kakak.” “Sebelum nya saya ingin menginfokan bahwa nanti kita
akan melakukan pertemuan ber 3 melalui zoom dengan pembimbing saya”.”
Apakah kakak bersedia?”.” Baik kak”. “

 Waktu & tempat :

sesuai dengan janji kita lewat chat wa tadi, kita akan berbincang-bincang selama
20-30 menit ya, dan kita mengobrol lewat video call. Terima kasih
ketersediaannya.
 Tujuan :
“Tujuan ini untuk menceritakan masalah yang kaka alami dan untuk mencari
solusi yang kaka alami dan masalah kesedihan berduka kaka yang masih kaka
alami saat ini.

Fase kerja

Bagaimana perasaan yang dialami kakak saat ini?”. ”apa yang membuat kakak
merasa sedih?”.”apakah keluarga kecil kaka/atau keluarga besar ka?”.”ketika kaka
kehilangan keluarga kaka yang dicintai bagaimana perasaan kaka untuk tegar?,
apakah difikiranan kaka merasa kaka putus asa?”.” “saat kaka sedih apa yang kaka
lakukan?” “seperti apa yang kaka melampiaskan itu semua?” jika menangis, kaka
sering bercerita dengan siapa kak?”. “sahabat kaka dari kecil?”.”apakah sahabat
kaka seumuran atau lebih dewasa dari kaka?”. Apakah kaka bercerita hanya dengan
sahabat kaka saja?”. ” baik ka, Sebelumnya apakah kakak pernah melakukan teknik
atau cara untuk mengatasi pikiran dan perkatan agar kaka tetap merasa bahwa kaka
sekeliling kaka mencintai kaka?”.” Kaka mengatakan merasa kalau keluarga kaka
tidak menyayangi kaka kenapa hal tersebut bisa terlintas dipikiran kakak?.”” Kalau
begitu kaka tidak usah merasa tidak berguna lagi ka, karena banyak sekali diluar
sana yang tidak mempunyai keluarga, dan masih banyak orang yang tidak
seberuntung kita ka, walaupun keluarga kaka terlihat tidak peduli namun pasti
mereka sayang sama kaka dan ingin yang terbaik buat kaka”. “saya tau ka rasa sedih
dan rasa kehilangan itu sangat sakit. Dan kehilangan kedua orang yang kita cintai
itu sangat membuat kita runtuh perasaannya, namun kaka tau banyak cara Tuhan
buat proses dan bentuk ita lebih baik lagi, saya tau rasa sedih yang mendalam serta
ketidakpedulian keluarga kaka terhadap kaka membuat kaka merasa putus asa,
namun tau tidak ka, Tuhan menempat kita bukan karna asal-asalan namun mungkin
Tuhan nempetin kaka diposisi ini , karna tuhan tau kaka special dan tuhan mau kaka
support diri kaka, mungkin cara dari keluarga kaka kurang membantu, tapi ada
Tuhan loh yang 24 jam bisa nenangin kaka, cara saya jika bersedih dan memiliki
masalah biasanya saya bercerita segaa kesal saya kepada Tuhan, nangis. Dan
rasanya saya lega. Karna jika kaka memendam perasaan sedih kaka itu akan
menumpuk dan menjadi dendam serta luka batin buat perasaan kaka” .“bagaimana
apakah kakak mau juga melakukan hal tersebut untuk bangkit dari kesedihan kaka”.
“Kaka dapat melakukan hobi yang kaka suka”. “Kalau boleh saya tau hobi apa yang
kaka sukai?”. bagus kakak mulai sekarang kakak dapat melakukan hobi yang kakak
suka”.” Betul sekali kak.” Wah kakak sangat hebat dalam memasak.”” Biasanya
masakan yang kaka suka apa kak?”. Saat ada waktu senggang kakak ,kaka dapat
melakukan hobi yang kaka sukai.

2. Terminasi
a. Evaluasi subjektif :
“Bagaimana perasaan yang kakak alami setelah berbincang-bincang dengan
saya?”. “Apakah kakak merasa sedikit lebih lega?”

b. Evaluasi objektif ;
“Jadi rasa sedih dan putus asa kaka ini disebabkan karena rasa berduka
kehilangan orangtua yang masih kaka alami sampai saat ini?”

b. Tindakan lanjutan : “Disaat kakak btuh teman untuk cerita atau sedih saya
bersedia untuk kaka bercerita jika kaka mau menceritakan kepada saya”
c. Kontrak yang akan datang:
“baik Kaka, hari selasa jam 13.00 kita akan berbincang-bincang kembali untuk
membahas cara penenangan diri saat sedih”. “Saya ijin mengakhirin video call
nya ya kak.” Sampai berjumpa hari selasa”. “Terima kasih.”
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

INITIAL PASIEN : Nn. Y / 22 tahun

CORE PROBLEM : Berduka Disfungsional

HARI PERTEMUAN KE : kedua/ SP2

MEDIA : ONLINE

A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien :
Data subjektif :

Ds : pasien mengatakan sore dapat melakukan kegiatan dengan baik.

Do : klien tampak sedikit senang

2. Diagnosa keperawatan :
Berduka disfungsional bd kematian keluarga atau orang yang berarti

TUK 2

a mengevaluasi mood yang yang dialami


b. klien dapat mengespresikan dirinya
c. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
d. klien dapat mengerti skala mood menginakan emoji.

tindakan keperawatan :

manajemen mood
5. Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat.(terapi
seni, aktifitas fisik)
6. Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya
7. Ajarkan memonitor mood secara mandiri( mis skala tingkat 1-10)
8. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya
7. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan setiap
hari (misal : memasak kesukaan, mendengarkan music, bermain game yang
disukai,dll.).
Promosi harapan
1. evaluasi jadwal pasien
2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan

Strategi pelaksanaan

1. orientasi

a. Salam therapetik
‘Selamat pagi kak Y ”berjumpa dengan saya kembali suster fransisca”.

b. Evalusi :“Bagaimana kabarnya hari ini?”


c. Kontrak :
 Topik: “baik sesuai dengan pertemuan kita sebelumnya kita akan
berbincang-bincang, mengenai manejeman mood
 Waktu dan tempat:
“Kita akan melakukan bincang-bincang selama 15 menit di vidiocall kali ini
ya kak.”

 Tujuan :
“ tujuan obrolan kita kali ini untuk membahas mengai manajeman mood dan
cara penanganan nya.” Sebelumnya kaka mengatakan moodnya suka tidak
menentukan kan.”

2. Fase kerja
“Baik ka Y bagaiamana perasaan kaka hari ini?” .” baik aku harap kaka selalu senang ya.:”
“saya ingin menanyakan, Sebelumnya bagaimana perasaan kaka hari ini, biasanya yang
membuat kka sedih itu apa?”.’ Baik, saat kka sedih mood kaka sedih, mood kaka sangat
berantakan ya ka.” “ baik sebelumnya apakah kaka tahu cara mengatasi mood ?. baik kalau
begitu, Wah betul sekali ka, kaka bisa melakukan aktivitas yang kaka sukai seperti menonton
film,mendengarkan musik dan masih banyak sekali ya ka kegiatan atau aktivitas yg positif
untuk mengalihkan kesedihan kita”. “Selain itu makanan atau miuman apa yang dapat membuat
kaka senang ?” wah coklat atau eskrim ya kak”. Selain itu apalagi yang membuat kaka
senang?”. “baik kalau begitu saya harap setiap kaka menangis atau banyak fikiran kaka bisa
melakukan aktivitas yang kaka sukai dan bisa juga memakan seperti eskrim/ makanan yg kaka
sukai agar kaka dapet mencegah atau mengatasi mood kaka yang dapat membuat tidak disayang
bila tidak ditangani akan menjadi dampk yang besar buat kesehatan kaka.”

3. Terminasi

a. Evaluasi subjek:
“ Bagaimana perasaan kaka setelah berbincang dengan saya?””owh begitu kak, bearti
kaka sudah dapat mengerti kan bagaimana cara untuk mengekspresikan kesedihan
kaka?.”

b. Evalusi objektif :
“Baik, setelah kita berbincang tadi kak merasa senang dan memiliki teman ya?”

c. Tindakan lanjut :” saat mengalami mood yang tidak baik, kak dapat mencari saya
atau menghibungi saya untuk bercerita.”
d. Kontrak yang akan datang:
“Baik sekarang sudah waktunya untuk mengakhiri pertemuan kali ini, hari selasa
minggu depan kita akan berbincang-bincang kembali untuk membahas cara
mengontrol emosi dan penanganan nya”. “Saya ijin mengakhirin video call nya
ya kak.” Sampai berjumpa hari senin”. “Terima kasih banyak ka.”
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

INITIAL PASIEN : Nn. Y / 22 tahun

CORE PROBLEM : Berduka

HARI PERTEMUAN KE : ke3 / SP3

MEDIA : ONLINE

A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien :
Data subjektif :

Ds : pasien mengatakan merasa sedikit tenang

Do : pasien tampak lebih santai daripada pertemuan pertama

2. Diagnosa keperawatan :
Berduka disfungsional bd kematian keluarga atau orang yang berarti

TUK 3

5. Mengevalusi jadwal harian klien


6. Klien dapat lebih mengerti dan mengungkapkan perasaan lebih sesuai situasi yang
dirasakan.
7. Klien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengontrol perasaan yang
dialami.
8. Menganjurkan klien untuk melakukan kegiatan yang disukai untuk meluapkan
emosional
9. klien dapat melakukan latihan focus pada 5 jari

Tindakan keperawatan :

1. evaluasi jadwal pasien


2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam
kesehatan.
3. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik penghentian pikiran
4. ajarkan pasien untuk melakukan latihan berfokus pada 5 jari

5. menganjurkan pasien untuk memasukan kegiatan pasien.

Strategi pelaksanaan

1. orientasi

a. Salam therapetik
‘Selamat pagi kak Y ”berjumpa dengan saya kembali suster fransisca”.

b. Evalusi :“Bagaimana kabarnya hari ini?”


c. Kontrak :
 Topik: “baik sesuai dengan pertemuan kita sebelumnya kita akan
berbincang-bincang, mengenai latihan berfokus 5 jari ya ka dan relaksasi
napas dalam.
 Waktu dan tempat:
“Kita akan melakukan bincang-bincang selama 15 menit di vidiocall kali ini
ya kak.”

 Tujuan :
 “ tujuan obrolan kita kali ini untuk membahas mengenai latihan berfokus
pada 5 jari agar kaka lebih focus dan relaksasi napas dalam. Sebelumnya
kaka mengatakan moodnya suka tidak menentukan kan.”
4. Fase kerja
“Baik ka Y bagaiamana perasaan kaka hari ini?” .” baik aku harap kaka selalu senang ya.:”
“saya ingin menanyakan, Sebelumnya apakah kaka sudah pernah melakukan 5 jari?”.’ Baik
belum pernah ya kak.” “kalau begitu, kita latihan bersama-sama ya ka, terlebih dahulu saya
ajarkan ka”.Wah kaka hebat sekali bisa lebih fokus pada jari kaka ya”. “nahh latihan 5 jari ini
kaka bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja ka agar kaka bisa membantu kaka dalam
berfikir lebih fokus”.

5. Terminasi

a. Evaluasi subjek:
“ Bagaimana perasaan kaka setelah berbincang dengan saya?””owh begitu kak, bila kaka
sedang sedih dan merasa tidak dapat bercerita tentang masalah kaka, akak dapat mengeti
kan cara mengendalikan rasa sedih kaka?.”
b. Evalusi objektif :
“Baik, setelah kita berbincang tadi kaka merasakan lebih fokus ya ka?”

c. Tindakan lanjut :” saat mengalami berfikir yang tidak baik, kak dapat mencari saya
atau menghibungi saya untuk bercerita.”

d. Kontrak yang akan datang:


“Baik sekarang sudah waktunya untuk mengakhiri pertemuan kali ini, terimakasih bnyak
karena kaka sudah membantu saya dan jika kaka ingin bercerita atau curhat sama saya
kapanpun itu saya akan balas ka dan kita bisa melalukan berbincang-bincang lagi dan
semoga apa yang tadi saya ajarkan semoga dapat membantu kaka” “Baik sebelumnya saya
pamit ya ka “. “terima kasih”
Pelaksanaan Keperawatan
Nama / Umur : Nn. Y/ 22 tahun

Tempat Tanggal Lahir : 18 Juli 1999

No register
Diagnosa Tanggal/ jam implementasi Ttd
Berduka disfungsional 27/09/2021 - melakukan sp 1
- melakukan bina
bd kematian keluarga 10-11.00 hubungan phbs
atau orang yang berarti - mendegarkan keluhan
klien Sinta
- mengkaji keluhan, dan Tinambunan
keadaan hari ini
- memberi dukungan untuk
memotivasi klien dan
lebih mencintai hidupnya

28/09/2021 -melakukan sp 2

14.30-15.10 Mengkaji keluhan , keadaan hari


ini
-Edukasi mengenai skala scale
mood 1-10
- motivasi spiritual dan
sosialisasi seperti ibadah dan
berdoa, dan komunitas
-menanyakan harapan pasien
(pasien mengatakan ingin sehat
dan membantu orang tua)
- melakukan sharing mengenai
masalah mood pasien
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN TERINTEGRASI (CPPT)

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama / Umur : Nn. Y/ 22 tahun

Tempat Tanggal Lahir : 18 Juli 1999

No register :

HASIL PEMERIKSAAN, ANALISA, REVIEW &


RENCANA, PENATALAKSANAAN PASIEN VERIFIKASI
NSTRUKSI PPA
Tulis dengan format SOAP/ ADIME* DPJP
PROFESIONAL Termasuk
disertai sasaran. Tulisan harus terbaca (Bubuhkan
TGL / JAM PEMBERI pasca bedah.
dan mudah dipahami, Hindari singkatan stempel
ASUHAN (PPA) Tulis dengan
kata Tulis nama atau bubuhkan stempel Nama, Paraf,
rinci dan jelas
nama (jika tersedia), sertakan paraf Tanggal, Jam)
pada setiap akhir catatan
27/09/2021 S :klien mengatakan kehilangan -
orangtua yang ia cintai, dan
10.00- Perawat Sinta mengharuskan ia dulu untuk tinggal
11.00 dirumah abangnya untuk
melanjutkan pendidikan, namun
karena sikap dan tindakan abangnya Sinta
yang tidak baik membuat klien Tinambunan
merasa sedih dan putus asa. .
27/09/2021
O : pasien saat bercerita tampak
sedih, dan mata berkaca-kaca (10.00)
menahan tangis
A : berduka disfungsional b.d
kematian keluarga atau orang yang
berarti
setelah dilakukan pendekatan dan
didengarkan pasien merasa senang
dan perasaan lebih lega. Pasien
menceritakan rasa kehilangan yang
dialami dan emosi yang tidak stabil
P: interverensi dilakukan untuk
membantu mengurangi rasa sedih
dan keputusasaan klien
28/09/2021 S : pasien mengatakan emosinya
sedikit membaik di hari ini
14.30- Sinta
15.10 Tinambunan
O : tampakklien dapat mengobrol 28/09/2021
lebih santai dari petemuan
sebelumnya (14.30)
A : berduka disfungsional b.d
kematian keluarga atau orang yang
berarti
Setelah melakukan edukasi
mengenai cara menentukan skala
mood pasien, saat berbincang
pasien merasa berada di skala 8
happy karena memiliki teman
berbicara.

Perawat Sinta -
P: interverensi dilanjuntan
Lampiran

pertemuan sp 1 membangun pendeketana dengan klien

Pertemuan ke 2 Dilakukan saat sp 2 (dp: Berduka Disfungsional)


Pertemuan ke 3 Dilakukan saat sp.3 ( dp : Berduka Disfungsional)
Patoflow berduka disfungsional
predisposisi

psikoanalisa Interpersonal/ psikososial sosial eksistensial

Kehilangan orangtua -sulit bergaul


Merasa tidak -klien sedih dengan
yang dicintai -sulit untuk gabung
memiliki keadaan
(meninggal dunia) memulai ikut komunitas
teman/siapa- - pernah mengalami
-minder berbicara dengan
siapa kekerasan fisik
orang yang baru dikenal
Sedih, kecewa, putus
Sedih, kecewa, putus asa, marah
asa, marah

Keputus asaan Gangguan interaksi

Berduka disfungsional

Keluarga yang tidak Mengalami rasa sedih -menutup diri


mendukung impian yang mendalam -sulit untuk meluapkan rasa sedih
danharaan

kontruktif destruktif
-menahan diri -overthinking
-mencoba untuk ikut kegiatan -merasa tidak dimenegrti/ dicintai
gereja
- mendengarkan lagu penenang
diri Koping tidak efektif

depresi
Kesiapan peningkatan
konsep diri

Anda mungkin juga menyukai