Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

BERDUKA DISFUNGSIONAL

OLEH

1. DESTY . S TOULAY
2. LINGGA BAHAS
3. CHYNDYELIS N. SEUBELAN
4. FREDERICO E . KAKE
5. SYANE DJURUHAPA

KELAS : V/B
PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Asuhan keperawatan pada pasien dengan berduka disfungsional dengan baik. Semoga
makalah ini dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesem purnaan oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dami penyempurnaan makalah ini sangat
kami harapkan.

Kupang, 25 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
C. TANDA DAN GEJALA
D. POHON MASALAH
E. TIPE-TIPE KEHILANGAN
F. JENIS-JENIS KEHILANGAN
BAB 111. TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
BAB IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi
setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam
pandangan umum berarti sesuatu yang kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan
karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi/ego dari diri yang bersangkutan atau disekitarnya.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang
demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga
intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan asuhan keperawatan.
Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita.
Penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga
mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien- kelurga-perawat berakhir karena perpindahan,
pemulangan, penyembuhan atau kematian.

B. Tujuan
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana berduka dan kehilangan
itu.
Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui arti dari berduka dankehilangan.
2. Untuk mengetahui apa penyebab dari berdukadisfungsional.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis berduka dan kehilangan.
4. Untuk mengetahui dampak dan respon berduka dankehilangan.
5. Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi berduka disfungsional.
6. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya berdukadisfungsional.
7. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien dengan
berdukadisfungsional.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Grieving adalah reaksi emosi terhadap kehilangan, biasanya akibat perpisahan. Dimanifestasikan dalam
perilaku, perasaan dan pemikiran. Grieving juga merupakan proses mengalami reaksi psikologis, fisik dan
sosial terhadap kehilangan yang dipersepsikan. Respon yang ada dalam grieving, yaitu keputusasaan,
kesepian, ketidakberdayaan, kesedihan, rasa bersalah dan marah. Grieving juga mencakup pikiran, perasaaan,
dan perilaku.

Breavement (kehilangan) adalah respon subjektif (dalam masa berduka) yang dilalui selama reaksi berduka.
Biasanya berefek terhadap kesehatan. Sedangkan meurning (berkabung) adalah periode penerimaan terhadap
kehilangan dan berduka yang terjadi selama individu dalam masa kehilangan. Sering dipengaruhi oleh
kebudayaan dan kebiasaan.

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-
besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan
fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal abnormal, kesalahan/kekacauan.
B. Etiologi

Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:

1) Genetic
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi
proses kehilangan.
2) KesehatanJasmani
Individudengankeadaanfisiksehat,polahidupyangteratur,cenderung mempunyai kemampuan mengatasi
stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguanfisik

3) KesehatanMental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi kehilangan.

4) KesehatanMental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi kehilangan.

5) KesehatanMental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi kehilangan.
6) KesehatanMental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi kehilangan.
7) Pengalaman Kehilangan di MasaLalu
Kehilanganatauperpisahandenganorangyangberartipadamasakana- kanak akan mempengaruhi individu
dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa (Stuart-Sundeen,1991).
8) Struktur kepribadian Individu dengan konsep yang negative, perasaan rendah diri akan menyebabkan
rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi (Prabowo, 2014 : 116).

Faktor Presipitasi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:

Stress yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan dapat berupa stress nyata, ataupun imajinasi
individu seperti: kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi: kehilangan kesehatan, kehilangan
fungsi seksualitas, kehilangan peran dalam keluarga, kehilangan posisi dimasyarakat, kehilangan milik pribadi
seperti: kehilangan harta benda atau orang yang dicintai, kehilangan kewarganegaraan, dan sebagainya.
C. Reaksi Berduka / Tanda dan Gejala

a. Menolak danisolasi
 Tidak percaya terhadap hal tersebut
 Tidak siap menghadapimasalah
 Memperhatikan kegembiraan yang dibuat-buat (menolak berkepanjangan)
b. Marah(Anger)
 Marah terhadap orang lain untuk hal-hal sepele:iritabel/sensitif.
c. Bargaining/tawarmenawar
 Mulai tawar menawar terhadaploss.
 Mengekspresikanrasabersalah,takut,putismentterhadaprasaberdosa, baik nyata
maupunimajinasi.
d. Depresi
 Rasa berduka terhadap apa yangterjadi
 Kadang bicara bebas atau menarikdiri
e. Acceptance/penerimaan
 Penurunan interest (ketertarikan) lingkungansekitar
 Berkeinginan untuk membuatrencana-rencana
D. Pohon Masalah BerdukaDisfungsional

Isolasi sosial menarik diri


Efek

Berduka disfungsional

Care Problem

Koping individu tidak efektif

E. Faktor yangMempengaruhi

a. Arti darikehilangan

b. Sosialbudaya

c. Kepercayaan /spiritual

d. Peranseks

e. Status socialekonomi

f. Kondisi fisik dan psikologiindividu

F. Tipe-tipeKehilangan

Kehilangan dibagi menjadi 2 tipe yaitu:


1) Aktual ataunyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang yang sangat
berarti / di cintai.
2) Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti
bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
G. Jenis-jenisKehilangan
Terdapat lima kategori kehilangan :
a. Kehilangan seseorang seseorang yangdicintai
b. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (lossofself)
c. Kehilangan objek eksternal
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
e. Kehilangan kehidupan/meninggal

Meskipun tidak ada dua orang yang bereaksi sama terhadap kematian dan ajal, namun respon
fisiologis dan psikologis terhadap kematian, yang dikenal sebagai berduka, telah digambarkan dalam
tahapan-tahapan olah orang-orang terkenal seperti Engel, Linderman, Parkes, Bolbey, dan Kubler-Ross.
Berduka merupakan respons yang normal dan universal terhadap kehilangan yang dialami melalui
perasaan, perilaku dan penderitaan emosional. Berduka adalah proses pergeseran melewati nyeri akibat
kehilangan.Kehilangankesehatan,teman,kerabat,pekerjaandankeamanan finansial merupakan sebagian dari
kehilangan kumulatif yang menyebabkan berduka pada lansia. Periode berduka adalah waktu
penyembuhan,adaptasi danpertumbuhan.
Meskipun banyak orang yang setuju terhadap kesamaan proses berduka, namun ada juga yang
menyetujui bahwa setiap orang melewati proses berduka secara berbeda. Namun, menggambarkan
serangkaian fase yang mencirikan reaksi berduka merupakan hal yang mungkin untuk dilakukan. Fase-fase
ini mencakup syok awal dan rasa tidak percaya, yang menyebabkan kesadaran dan kemudian protes,yang
akhirnya menyebabkan reorganisasi danrestitusi.
Asuhan keperawatan untuk pasien dan pemberi perawatan yang berduka memerlukan rasa saling
memberi yang sensitif, peduli dan empati. Berbagi pendapat, perasaan dan ketenangan merupakan
intervensi keperawatan yang tepat. Bimbingan keperawatan adaptif dapat membantu mempersiapkan orang
yang menjelang ajal untuk menghadapi nyeri dan perasaan alamiah mereka yang berhubungan dengan
prosesberduka.
BAB III
TINJAUAN KASUS

KASUS
Seorang ibu rumah tangga Ny. D berusia 38 tahun baru saja ditinggal pergi suaminya yang meninggal
secara tiba-tiba karena kecelakaan lalu lintas sejak5 hari yang lalu. Setelah ditinggalkan, keluarga
mengatakan klien mengalami gangguan dalam menjalankan perannya sebagai ibu semenjak suaminya
meninggal dikarenakan syok dan tidak percaya. Ny. D memiliki tiga orang anak yang masih menempuh
pendidikan ditingkat SD, SMP, dan SMA. Klien mengatakan bahwa dirinya merasa hampa dalam
hidupnya. Ketika diamati klien terlihat lebih suka menyendiri dan Sering melamun, kadang- kadang
nampak tersenyum seperti yang dibuat-buat saat bersama orang lain. Klien mengatakan tidak nafsu makan
dan sukar beristirahat, sehingga klien saat ini jatuh sakit dan harus dirawat di RS. Setelah diperiksa,
diperoleh hasil TD : 140/90 mmHg, N : 88x/menit, S :37,0 oC, dan RR : 20x/menit. Berat badannya
menurun, semula 65kg menjadi58kg. Sebelum kehilangan suaminya Ny. D juga pernah ditinggal ibunya
(meninggal dunia karena penyakit stroke) saat masih duduk di bangku SMA,ia sangat menyayangi ibunya
karena ia anak perempuan satu-satunya dan yang paling dekat dengan ibunya. Setelah ibu Ny. D meninggal
ia terlihat murung dan sering berdiam diri tetapi tidak separah sekarang. Saat ibunya meninggal, keluarga
Ny. D seperti saudaranya selalu memberikan dukungan dan nasihat kepadanya sehingga ia bisa semangat
lagi setelah kepergianibunya.

A. Pengkajian
RuangRawat : R. Mawar
Tanggal dirawat/MRS: 15 oktober 2021

I. IdentitasKlien
Nama : Ny. D (L/P)
Umur : 38 tahun
Nomor CM :423587564
II. KeluhanUtama
Ny. D merasakan duka yang teramat mendalam semenjak suaminya
meninggal sejak 5 hari yang lalu.
Masalah keperawatan: berduka disfungsional
III. FaktorPresipitasi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
()Ya
( √ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya :

( √ )Berhasil
( ) Kurang berhasil
( ) Tidakberhasil
3. Trauma : Ny. D tidak pernah mengalami trauma berupa kekerasan
fisik maupun kekerasan seksual dan tindakan kriminallainnya.

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa?


()Ya
( √ ) Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidakmenyenangkan?
Ny. D pernah mengalami berduka yang teramat dalam akibat
kematian ibunya.
IV. Pemeriksaanfisik
1. Tanda-Tanda Vital
TD: 140/90 mmHgN
: 88 x/menit
S : 37,0 0C
P: 20 x/menit
2. Ukuran
TB : 155cm
BB saat ini : 58kg
BB semula : 65kg
(√ ) turun ( )naik
3. KeluhanFisik
Klien mengatakan saat ini tidak ada keluhan fisik yang dirasakan.
V. Psikososial
1. Genogram
Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Klien berumur 38
tahun. Klien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak.
Klientinggalserumahdengansuaminyadan3oranganaknya.
Hubungan klien dengan keluarganya terjalin dengan erat dan
sangat baik. Orang yang terdekat dengan klien adalah suami dan
ibuklien.

2. Konsepdiri
 Citratubuh
Klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai
ujung kaki. Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian
tubuh yang tidak disukai.
 Identitasdiri
Klien sebagai seorang ibu rumah tangga yang senantiasa
mengurus keluarganya (suami dan anak-anaknya) saat
berkumpul dengan keluarganya, klien menonton TV dan
berbincang-bincang dengan anak dan suaminya.
 Perandiri
Semenjak suaminya meninggal, klien tetap mengurus rumah
dan berperan sebagai kepala keluarga dan pencari penghasilan
utama.
 IdealDiri
Klien mengatakan bercita-cita untuk bisamenyekolahkan
anaknyasetinggi-tingginya.
 Harga Diri
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan
keluarga dan orang lain.
3. Hubungansosial
a. Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu
anak-anaknya (selain suaminya yang sudah meninggal). Saat
ada masalah klien selalu bercerita kepada anaknya.
b. Klien biasanya mengikuti kegiatan di lingkungannya seperti perkumpulan
PKK dan perkumpulan olahraga voli
c. Semenjak suaminya meninggal, klien lebih suka
menyendiri.

Masalah keperawatan: Isolasi sosial.


4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Kegiatan Ibadah:
Klien mengatakan sholat lima waktu dan selalu mendo’akan
suami dan anak-anaknya.
VI. StatusMental
1. Penampilan
Semenjak kepergian suaminya penampilan klien sering tidak rapi,
mulai dari pakaian, tatanan rambut hingga riasanwajah.
2. Pembicaraan
Klienberbicaradengannadalirihdankadangmelamun.Klien
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses
wawancara klien berbicara mengenai satu topik dengan jelas
(Isipembicaraan).
3. Aktivitasmotorik
Saat wawancara klien tampak kurang tenang dalam berbicara, ada
gerakan yang diulang-ulang ataupun gemetar. Dan saat
membicarakan pengalaman hidupnya klien tampak terlihat cemas.
4. Afek danemosi
a. Afek
( √ ) Datar

( ) Tumpul

( )Labil
( ) Tidak sesuai
Ny. D nampak tidak berlebihan saat menceritakan pengalaman hidupnya.
b. Alam perasaan (emosi)
c. ( √ )Sedih
( ) Gembira
( ) Ketakutan

( ) Putus asa

( )Kuatir
Ny. D nampak sedih dilihat dari ekspresi wajahnya.
5. Interaksi selamawawancara
Selama proses wawancara, Klien mau menjawab pertanyaan perawat. Kontak
mata klien ada dan klien menatap wajah perawat saat wawancara dan mau
menjawab pertanyaan perawat dengan panjanglebar.
6. Persepsi -sensori
Keluarga mengatakan klien tidak pernah berbicara sendiri. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
7. Prosespikir
a. Proses pikir (arus dan bentukpikir)
Selama wawancara,pembicaraankliensingkatdantidak berbelit-belit dan ada
hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satutopik.
b. Isipikir
Selama wawancara tidak ditemukan gangguan isi pikir. Pemikiran klien
realistis.
8. Tingkat kesadaran
Klien menyadari bahwa dia sedang berada di rumah sakit,
klienjugasadardanmengenaldengansiapadiaberbicaradan lingkungannya. Tingkat
kesadaran klien terhadap waktu, orang dan tempatjelas.
9. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa lalu
maupun saat ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi klien sudah
makan atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat
baik jangka panjang maupun jangka pendek.
10. Tingkat konsentrasi danberhitung
Selamawawancara,konsentrasiklienbaikdanfokusterhadap apa yang ditanyakan.
Klien bersekolah hanya sampai tingkat SMA, klien mampu untuk menjawab
hitungansederhana.
11. Kemampuanpenilaian
Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan pekerjaan atau
menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Klien memilih menyiapkan sarapan
terlebih dahulu karena kalausudahmembuatsarapanklienakanbebasuntukbekerja.
12. Daya tilik diri
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

Kemampuan memenuhi Y Tidak


a
Kebutuhan

Makanan √
Keamanan √
Perawatan kesehatan √
Pakaian √
Transportasi √
Tempat tinggal √
Keuangan √
Lain-lain √
Jelaskan:
Ny. D mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
2. Kegiatan Hidup sehari-hari(ADL)
a. Perawatan Diri:

Kegiatan Hidup Bantuan


Bantuan Total
sehari-hari Minimal
Mandi 
Kebersihan 
Makan 
Buang air kecil 
Buang air besar 
Ganti pakaian 
Jelaskan :
Ny. D tahu kapan waktunya membersihkan diri, menyiapkan
peralatan, mampu melaksanakan dan merapihkan kembali apa
yang telah ia kerjakan secara mandiri.
b. Nutrisi :
 Apakah anda puas dengan pola makan anda?
()Puas
(√ )Tidak puas
Klien tidak puas dengan pola makannya, dikarenakan
tidak nafsu makan selalu teringat akan suaminya.
 Apakah anda makan memisahkan diri?
()Ya
(√ )Tidak
 Frekuensi makan sehari : 1kali
 Nafsu makan :

( ) Meningkat
(√ ) Menurun

( )Berlebihan
( ) Sedikit-sedikit
 Berat Badan :

( ) Meningkat
(√ )Menurun

BB saat ini : 58kg, BB semula : 65kg


Jelaskan :
Ny. D mengalami penurunan berat badan akibat tidak
nafsu makan, dan pola makan tidak teratur.
c. Tidur:
 Apakah ada masalah tidur?

( ) Tidakada
(√ ) Ada
Jelaskan :
Ny. D mengeluh sukar beristirahat tidur
dikarenakan selalu teringatsuaminya.
 Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
()Segar
( √ )Tidak segar
Jelaskan :
Ny. D mengatakan tidak merasa segar setelah bangun
tidur karena tidurnya kurang nyenyak.
 Apakah ada kebiasaan tidur siang?
( √ ) Ya, lamanya : 2jam
( ) Tidak
 Apakah ada yang menolong anda mempermudah
untuktidur?
( ) Ada
( √ ) Tidak ada
 Tidurmalam jam : 00.00
Bangunjam :03.00
 Apakah ada gangguan tidur?
( √ ) Sulit untuktidur
( ) Samnambulisme
( ) Berbicara saat tidur
( √ ) Bangun terlalu pagi

( ) Terbangun saat tidur

( √ ) Gelisah saat tidur


Jelaskan :
Ny. D mengatakan sulit untuk tidur, merasa gelisah saat
tidur, dan bangun terlalu pagi.
3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut ini:
 Mengantisipasi kebutuhan sehari-hari :

( √ )Ya
( ) Tidak
 Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri:

( √ )Ya
( ) Tidak
 Mengatur penggunaan obat:

( )Ya
( √ ) Tidak
 Melakukan pemeriksaan kesehatan:

( √ )Ya
( ) Tidak
4. Klien memiliki sistem pendukung:
 Keluarga
( √ )Ya
( ) Tidak
 Teman sejawat

( )Ya
( √ ) Tidak
 Terapis
( )Ya
( √ ) Tidak
 Kelompok sosial

( √ )Ya
( ) Tidak Jelaskan

Jelaskan;

Ny. D mengatakan bahwa anak-anak yang menjadi semangat

hidupnya dan saudara-saudaranya lah yang senantiasa memberikan

dukungan, membantu secara material maupun moral. Dan juga ibu-ibu

PKK dan perkumpulanvolinya.

5. Apakahklienmenikmatisaatbekerja,kegiatanproduktif atau hobi?


( √ ) Ya/menikmati
( ) Tidak menikmati
Jelaskan :
Ny. D menikmati hobinya yakni bermain bola voli bersama tetangganya secara
rutin tiga kali seminggu di lingkungan rumahnya.
VIII. MEKANISMEKOPING
Dalam menghadapi suatu permasalahan, Ny. D menggunakan cara-cara yang adaptif
seperti bicara dengan orang lain dan ber olah-raga
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DANLINGKUNGAN
Ny. D mengalami masalah berhubungan dengan dukungansosial, karena kematian
suaminya.
X. PENGETAHUAN KURANGTENTANG
( √ ) Penyakit/gangguan jiwa

( ) Sistem pendukung
( √ ) Faktor presipitasi
( √ ) Koping
( ) Penyakit fisik
( ) Obat-obatan
Jelaskan :
Ny.Dkurangmemahamitentangpenyakit/gangguanjiwa,faktor
presipitasi, dan mekanisme koping dan perawat perlu memberikan
tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah.

XI. ASPEKMEDIS
Diagnosamedik : Gastritis
Terapimedik :Antasida

B. ANALISADATA

N Dat Masalah
o. a
1. Subyektif : Berduka

 Keluarga klien mengatakan disfungsion

bahwa klien mengalami al


gangguan dalam menjalankan
perannya sebagai ibu semenjak
kepergiansuaminya.
Obyektif :
 Ketika diamati klien terlihat
lebih suka menyendiri dan
seringmelamun.
 Klien kadang-kadang
nampaktersenyum seperti yang
dibuat- buat saat bersama
oranglain.

2 Subyektif : Isolasi sosial


-
Obyektif :
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Berduka disfungsional

2. Isolasisosial

D. INTERVENSI

NO DIAGNOSA SLKI SIKI RASIONAL

1. Berduka Setelah di lakukan DUKUNGAN PROSES

disfungsional tindakan asuhan BERDUKA

keperawatan selama
Observasi :
1x24 jam di harapkan
- Identfikasi
ekspetasi membaik
kehilangan yang
dengan criteria hasil :
di hadapi
1.verbalisai menerima
- Identifikasi
kehilangan menurun (5)
proses berduka

2.verbalisasi perasaan yang di alami

bersalah atau
Terapeutik :
menyalakan orang lain
- tunjukan sikap
menurun (5)
menerima dan empati
3.pola tidur membaik
- motivasi agar mau
(5)
mengungkapkan

perasaan kehilangan

Edukasi :

- Ajarkan

melewati proses

berduka secara
bertahap

2 Isolasi sosial Setelah di lakukan PROMOSI

tindakan asuhan SOSIALISASI

keperawatan selama
Observasi :
1x24 jam di harapkan
- Indentifikasi
ekspetasi meningkat
kemampuan
dengan criteria hasil :
melakukan
1.minat interaksi
interaksi dengan
meningkat (50)
orang lain

2.perilaku menarik diri - Identifikasi

menurun (5) hambatan

melakukan
3.kontak mata membaik
interaksi dengan
(5)
orang lain

Terapeutik :

- Motivasi

meningkatkan

keterlibatan

dalam suatu

hubungan

- Motivasi

berinteraksi di

luar lingkungan

Edukasi :

- Anjurkan

beriteraksi
Dengan orang

lain secara

bertahap

- Anjurkan ikut

serta kegiatan

ssosial dan

kemasyarakatan

E. IIMPLEMENTASI

NO DIGNOSA HARI JAM IMPLEMENTASI

\TANGGAL PELAKSANAAN
1 Berduka disfungsional Sabtu,16oktob 10 :00 Observasi

e 2021 - mengidentfikasi

kehilangan yang di hadapi

- mengidentifikasi proses

10:05 berduka yang di alami

Terapeutik

- menunjukan sikap

menerima dan empati


10:10

memotivasi agar mau

mengungkapkan perasaan

kehilangan

10: 15
Edukasi :

- mengajarkan melewati

10:20 proses berduka secara

bertahap
2 Isolasi sosial Minggu 17 10:00 Observasi :

oktober 2021
- mengindentifikasi

kemampuan melakukan

interaksi dengan orang


10:05
lain

10:10 - mengidentifikasi

hambatan melakukan

interaksi dengan orang

lain

Terapeutik :

- memotivasi

meningkatkan

keterlibatan dalam suatu

hubungan

- memotivasi berinteraksi

di luar lingkungan

Edukasi :

- menganjurkan beriteraksi

Dengan orang lain secara

bertahap

- menganjurkan ikut serta

kegiatan ssosial dan

kemasyarakatan
F. EVALUASI
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya
dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal abnormal, kesalahan atau kekacauan.
Berikut adalah tahapan berduka disfungsional:
a. Menolak danisolasi
 Tidak percaya terhadap haltersebut
 Tidak siap menghadapimasalah
 Memperhatikan kegembiraan yang dibuat-buat (menolak
berkepanjangan)
b. Marah(Anger)
 Marah terhadap orang lain untuk hal-hal sepele:iritabel/sensitif.
c. Bargaining/tawarmenawar
 Mulai tawar menawar terhadaploss.
 Mengekspresikan rasa bersalah, takut, putisment terhadap rasa berdosa,
baik nyata maupunimajinasi.
d. Depresi
 Rasa berduka terhadap apa yangterjadi
 Kadang bicara bebas atau menarikdiri
e. Acceptance/penerimaan
 Penurunan interest (ketertarikan) lingkungansekitar
 Berkeinginan untuk membuatrencana-rencana

A. SARAN

Setelah menyusun makalah ini diharapkan untuk calon Perawat untuk lebih Meningkatkan Ilmu tetang
penyakit osteomilitis , dan Semoga makalah ini menjadi pedoman bagi pembaca sebagai calon perawat yang
Mengerjakan tugas asuhan keperawatan tentang penyakit osteomilitis.
DAFTAR PUSTAKA

Potter& Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC. Suseno, Tutu April. 2004.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia:Kehilangan,

Kematian dan Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta:SagungSeto. Townsend, Mary C.


1998. Diagnosa Keperawatan padaKeperawatnPsikiatri,Pedoman Untuk Pembuatan Rencana
Perawatan Edisi 3. Jakarta:EGC.

stikes.fortdekock.ac.idStuartandSundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3. Jakarta: ECG.

Ahmad Yusuf, R. F. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta: Salemba
Medika.

Budi Anna Keliat, N. H. (2011). Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa.
Jakarta: EGC.

Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai