Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN TRAUMA JANTUNG (TAMPONADE


JANTUNG)

I. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi

Tamponade jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh

akumulasi cairan dalam ruang pericardial. Jumlah normal cairan

perikardium 15-50 ml, disekresi oleh sel mesotelial. Akumulasi abnormal

cairan dalam ruangan perikardium dapat menimbulkan efusi perikardium.

Selanjutnya akumulasi tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan

perikardium, penurunan cardiac output dan hipotensi (tamponade jantung).

Akumulasi cairan yang sangat cepat sehingga pengisian ventrikel

berkurang dan akan mempengaruhi hemodinamik.. Kondisi ini adalah

keadaan darurat medis, komplikasi yang meliputi edema paru, syok, dan

kematian (Chakri et all, 2012).

Tamponade jantung merupakan suatu sindroma klinis akibat

penumpukan cairan berlebihan di rongga perikard yang menyebabkan

penurunan pengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik (Dharma,

2009).

Jumlah cairan yang cukup untuk menimbulkan tamponade jantung

adalah 250 cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan 100

cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung lambat, karena

1
pericardium mempunyai kesempatan untuk meregang dan menyesuaikan

diri dengan volume cairan yang bertambah tersebut (Muttaqin, 2009).

B. Etiologi

Penyebab dari tamponade sebenarnya termasuk dari penyebab

pericardial effusion atau pendarahan dalam pericardium. penelitian yang

heterogen, terutama karena diagnosis yang berbeda teknik. Pada

serangkaian penilitian dari 106 pasien rawat inap untuk efusi perikardial

yang besar, didefinisikan oleh ketebalan lebih besar dari atau sama dengan

20 mm di diastole, dengan atau tanpa sindrom jantung tamponade,

ditemukan penyebab kanker adalah (36%), idiopatik (30%), infeksi (21%),

myxedema (8%), penyakit autoimun, dan vaskulitis (5%). Penyakit yang

mendasarinya adalah didiagnosis sebelum timbulnya efusi dalam 46% dari

pasien. Tamponade jantung sering disebabkan oleh luka tembus. Walaupun

demikian, cedera tumpul juga dapat menyebabkan pericardium terisi darah,

baik dari jantung, pembuluh darah besar maupun dari pembuluh dari

perikard. Perikard manusia terdiri dari struktur jaringan ikat yang kaku dan

walaupun relatif sedikit darah yang terkumpul, namun sudah bisa

menghambat aktivitas jantung dan mengganggu pengisian jantung (Laurent

et all. 2011).

Dalam situasi darurat, terjadinya hemopericardium sering dijumpai

dan berhubungan dengan ascending aorta diseksi. Setelah operasi jantung,

kadang-kadang sulit untuk mendiagnosa dan sering menjadi penyebab yang

2
tak terduga adalah hematoma perikardial yang terletak tepat di belakang

atrium. (Laurent et all. 2011).

C. Epidemiologi

Insiden tamponade jantung adalah 2 kasus per 10.000 penduduk di

Amerika Serikat. Sekitar 2% dari luka tembus dilaporkan mengakibatkan

tamponade jantung. Pada anak-anak, tamponade jantung lebih sering

terjadi pada anak laki-laki dari pada anak perempuan, dengan rasio laki-

laki-ke-perempuan 7:3. Pada orang dewasa, tamponade jantung tampaknya

menjadi sedikit lebih umum pada pria dibandingkan pada wanita. Sebuah

rasio laki-ke-perempuan 1, 25:1 diamati berdasarkan International

Classification of Diseases (ICD) kode 423,9. Namun, rasio laki-laki-ke-

perempuan 1.7:1 diamati di pusat trauma tingkat 1 yang lain. Tamponade

jantung yang berhubungan dengan trauma atau HIV lebih sering terjadi

pada dewasa muda, sedangkan tamponade akibat keganasan dan / atau

gagal ginjal lebih sering terjadi pada orang tua. (Chakri et all., 2012).

D. Tanda dan Gejala

Gambaran klinis tamponade jantung meliputi takikardia, hipotensi,

suara jantung yang redup atau pelan, dan distensi vena leher (yang

menunjukkan peningkatan tekanan vena jugularis). Palsus paroduksus

merupakan gambaran lain yang menandai perubahan yang tidak terduga

tekanan vena. Penurunan tekanan sistolik yang semakin mencolok akan

3
terjadi pada saat inspirasi. Suara jantung akan terdengar redup karena

adanya cairan yang membungkus jantung sehingga menurunkan hantaran

tonus jantung (Oman, 2008).

Keluhan dan gejala yang mungkin ada yaitu adanya jejas trauma

tajam dan tumpul di daerah dada atau yang diperkirakan menembus

jantung, gelisah, pucat, keringat dingin, peninggian vena jugularis, pekak

jantung melebar, suara jantung redup dan pulsus paradoksus. Trias classic

beck berupa distensis vena leher, bunyi jantung melemah dan hipotensi

didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade (Mansjoer, dkk. 2000).

E. Patofisiologi

Tamponade Jantung Akibat Pericarditis

Pada kasus efusi perikardial metastasis perikardial multipel lebih

sering dijumpai pada perikardium parietalis dibandingkan dengan

perikardium viseralis.. Adanya tumor, timbunan cairan serta penebalan

perikardium akan mengganggu gerak jantung. Penimbunan cairan akan

mengganggu pengisian diastolik ventrikel kanan sehingga menurunkan isi

sekuncup (stroke volume). Hal ini diimbangi oleh mekanisme kompensasi

berupa takikardia dan peningkatan kontraksi miokardium. Tetapi jika

mekanisme kompensasi ini dilewati, curah jantung (cardiac output)

menurun maka akan terjadi gagal jantung, syok sampai kematian. Berapa

jumlah cairan agar dapat menimbulkan keadaan ini tergantung dari

4
kecepatan pembentukan cairan dan distensibilitas perikardium. Salah satu

penyebab dari pericarditis adalah Perikardium yang terinfeksi

mikobakterium TB secara hematogen, limfogen ataupun penyebaran

langsung Perikarditis TB sering terjadi tanpa TB paru maupun TB di luar

paru lain. Penyebaran tersering karena infeksi di nodus mediastinum,

secara langsung masuk ke perikardium, terutama di sekitar percabangan

trakeobronkial. Protein antigen mikobakterium TB menginduksi delayed

hypersensitive response dan merangsang limfosit untuk mengeluarkan

limfokin yang mengaktifasi makrofag dan mempengaruhi pembentukan

granuloma (Eva, 2011).

5
F. Pathway

Epusi Perikardium

Hambatan aliran darah


ke jantung

Gangguan diastolik
vertikel

Hiperplasia sel Neoplasma & Uremi Toksik metabolik

Tumor dan tumbuhan Tamponade jantung Inflamasi


Cairan
Penebalan perikardium

Gerak jantung Kronis Kompresi Inflamasi


terganggu Kelebihan perikardium tumor
Volume
Mengganggu pengisian Cairan Curah jantung Invasi
vertikel jantung kuman ke
Kongesti pulmonal perikardium

Penurunan Curah Tekanan vena O2 Nyeri dada


Jantung jugularis

Takikardi Sesak Nyeri


Akut
Jantung melemah

Mudah lelah Gangguan


Pertukaran
Gas
Intoleransi
Aktifitas

Resiko
Infeksi

6
G. Komplikasi

Menurut Muttaqin (2009), ada beberapa komplikasi tamponade jantung

yaitu:

1. Lacerasi Ventrikel Epikard/Miokard

2. Lacerasi Arteri /Vena Coroner

3. hemoprikardium baru, sekunder terhadap lacerasi arteri / vena coroner

dan atau ventrikel epikard/miokard

4. Fibrilasi Ventrikel

5. Edema Paru

6. Gagal Jantung

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Radiografi (Foto Thorak)

Foto thorak dapat menunjukkan cardiomegali, jantung

berbentuk “water bottle-shaped heart “, kalsifikasi perikardial, atau

bukti trauma dinding dada.

2. CT scan

Kompresi sinus koroner seperti yang diamati melalui CT scan

sebagai penanda awal untuk tamponade jantung pada 46% pasien.

3. Echocardiography

Cara diagnosis yang dilakukan dapat berupa USG–

echocardiography (Focused assessment sonogram in trauma-FAST)

atau perikardiosentesis. FAST bila dilakukan di unit gawat darurat

7
adalah cara yang paling cepat dan akurat untuk melihat jantung dan

perkardium. Di tangan pemeriksa yang berpengalaman FAST

mempunyai akurasi sekitar 90%. Meskipun echocardiography

menyediakan informasi yang berguna, tamponade jantung adalah

diagnosis klinis.  Berikut ini dapat diamati dengan echocardiography

2-dimensi (2-D): Ruang bebas –echo, posterior dan anterior ventrikel

kiri dan belakang atrium kiri. Setelah operasi jantung, terlokalisasi,

terkumpul cairan posterior tanpa efusi anterior yang signifikan dapat

terjadi dan mungkin menekan cardiac output (Chakri et all., 2012).

I. Penatalaksanaan

Tamponade jantung dapat timbul perlahan, sehingga

memungkinkan evaluasi yang lebih teliti, atau timbul cepat sehingga

memerlukan diagnosis yang dilakukan dan terapi yang cepat pula. Bila

FAST menunjukan cairan intaperikardial, maka dapat dilakukan

perikardiosentes untuk menstabilkan sementara hemodinamik penderita

sambil menunggu tranportasi ke kamar operasi, dimana dapat dilakukan

torakotomi dan perikardiotomi untuk memeriksa cedera di jantungnya.

Perikordiosentesis akan bersifat diagnostic maupun terapeutik, namun

bukan terapi definitif untuk tamponade jantung Evakuasi cepat darah dari

perikard merupakan indikasi bila penderita dengan shock hemoragik tidak

memberikan respon pada resusitasi cairan dan mungkin ada tamponade

jantung. Tindakan ini menyelamatkan dan tidak boleh diperlambat untuk

8
mengadakan pemeriksaan diagnostik tambahan. Metode sederhana untuk

mengeluarkan cairan itu adalah perikardiosenstesis, kecurigaan tinggi

adanya tamponade jantung pada penderita yang tidak memberikan respon

terhadap tindakan resusitasi, merupakan tindakan perikardiosentesis

melalui metode subksifoid. tindakan alternatif lainnya melakukan operasi

jendela perikard atau torakotomi dengan perikardiotomi oleh seorang ahli

bedah. Prosedur ini lebih baik dilakukan diruang operasi jika penderita

memungkinkan. (Chakri et all., 2012).

J. Prognosis

Risiko kematian tergantung pada kecepatan diagnosis, pengobatan

yang diberikan dan penyebab yang mendasari tamponade

tersebut. Diagnosis dini dan pengobatan sangat penting untuk mengurangi

morbiditas dan mortalitas (Chakri et all., 2012).

II. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengkajian Primer

a. Data Subyektif

1) Riwayat Penyakit Sekarang

a) Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher

punggung atau perut.

9
b) Perbaikan pada lesi jantung.

c) Dispnea

d) Cemas

e) Nyeri dada

f) Lemah

2) Riwayat Kesehatan

a) Penyakit jantung

b) Penyakit infeksi dan neoplastic

c) Penyakit ginjal

b. Data Obyektif

1) Airway: Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala.

2) Breathing

a) Takipnea

b) Tanda kusmaul: peningkatan tekanan vena saat inspirasi

ketika bernafas spontan

3) Circulation

a) Takikardi

b) Peningkatan volume vena intravascular

c) Pulsus paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg,

tekanan sistolik <100mmHg

d) Pericardial friction rub

e) Pekak jantung melebar

10
f) Trias classic beck berupa: distensis vena leher, bunyi

jantung melemah/redup dan hipotensi didapat pada

sepertiga penderita dengan tamponade

g) Tekanan nadi terbatas

h) Kulit lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis

4) Disability: Penurunan tingakat kesadaran

2. Pengkajian Sekunder

a. Exposure: Adanya jejas trauma tajam dan tumpul

di daerah dada.

b. Five Intervensi

1) Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung

2) EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude

gelombang P dan QRS yang berkurang pada setiap gelombang

berikutnya

3) Echocardiografi adanya efusi pleura: Hasil pemeriksaan

Echocardiografi pada tamponade jantung menunjukkan:

a) Kolaps diastole pada atrium kanan

b) Kolaps diastole pada ventrikel kanan

c) Kolaps pada atrium kiri

d) Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup

trikuspidalis dan terjadi penurunan pemasukan dari aliran

katup mitral > 15 %

11
e) Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan

dengan penurunan pemasukan dari ventrikel kiri

f) Penurunan pemasukan dari katup mitral

g) Pseudo hipertropi dari ventrikel kiri

h) Pemeriksaan Doppler: Analisis Doppler terhadap tanda

morfologi jantung dapat membantu dalam menegakkan

keakuratan diagnose klinis dan mendukung pemerikasaan

laboraturium dari pola hemodinamik pada tamponade.

c. Give Comfort: Tidak terdapat tanda dan gejala

d. Head to Toe

1) Kepala dan wajah: pucat, bibir sianosis

2) Leher: peninggian vena jugularis

3) Dada: ada jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada, tanda

kusmaul, takipnea, bunyi jantung melemah / redup dan pekak

jantung melebar

4) Abdomen dan pinggang: tidak ada tanda dan gejala

5) Pelvis dan perineum: tidak ada tanda dan gejala

6) Ekstrimitas: pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis

e. Inspeksi Back/Posterior Surface: Tidak ada tanda dan gejala

12
B. Diagnosa

Menurut NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi & klasifikasi (2017).

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera biologis ditandai dengan

nyeri dada, invasi kuman keperikardium dan inflasi tumor.

2. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan sekuncup

jantung (distensi vena jugular) ditandai dengan hyperplasia sel dan

gesekan jantung terganggu.

3. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan respon frekuensi jantung

abnormal terhadap aktivitas ditandai dengan mudah lelah, jantung

melemah, dan takikardi.

4. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan…………… ditandai

dengan penebalan perikardium dan tumor maupun timbunan cairan.

5. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan…………. ditandai

dengan sesak, O2 menurun, dan kongesti pulmonal.

6. Resiko Infeksi ditandai dengan supresi respon inflamasi.

13

Anda mungkin juga menyukai