LAPORAN PENDAHULUAN
PADA GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
ANGINA PECTORIS STABIL
A. KONSEP TEORITIS
1. Definisi
Angina pectoris adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri
dada atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit arteri koronari, pasien
dapat menggambarkan sensasi seperti tekanan, rasa penuh, diremas, rasa berat
atau nyeri.
Angina pectoris disebabkan oleh iskemia myocardium reversible dan
sementara yang dicetuskan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen
myocardium dan suplai oksigen myokardium yang berasal dari penyempitan
asterosklerosis arteri koroner.
Angina pektoris ialah suatu klinis dimana pasien mendapat serangan sakit
dada yang khas, seperti ditekan/terasa berat didada yang menjalar ke lengan kiri.
Biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila
pasien menghentikan aktivitas. (Sjaifoellah, 1996: 249).
Angina Pektoris adalah nyeri dada interminten yang disebabkan oleh iskemia
miokardium yang reversibel dan sementara. (Robbins, 2007: 409).
Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode
atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan. (Smeltzer, 2009:
779).
3. Etiologi
a. Faktor penyebab :
Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor
- Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, Spasme, Arteritis
- Faktor sirkulasi : Hipotensi, Stenosos Aurta, Insufisiensi
- Faktor darah : Anemia, Hipoksemia, Polisitemia
Curah jantung yang meningkat :
- Aktivitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- Hypertyroidisme
4. Manifestasi Klinik
a. Lokasi substernal, rerosternal, dan prekordial
b. Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih, benda
berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir
c. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas
kiri
d. Nyeri membaik dengan istirahat atau dengan obat nitrat
e. Faktor pencetus : latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan sesudah makan
f. Gejala yang menyertai : keringat dingin, mual, muntah, sulit bernapas, cemas,
dan lemas
g. Dispnea
h. Pada pemeriksaan EKG
Fase hiperakut (beberapa jam permulaan serangan
1. Elevasi yang curam dari segmen ST
2. Gelombang T yang tinggi dan lebar
3. VAT memanjang
4. Gelombang Q tampak
Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)
1. Gelombang Q patologis
2. Elevasi segmen ST yang cembung keatas
3. Gellombang T yang terbalik
Fase resolusi (beberapa beberapa minggu/bulan kemudian)
1. Gelombang Q patologis tetap ada
2. Segmen ST mungkin sudah kembali isoelektris
3. Gelombang T mungkin sudah menjadi normal
i. Pada pemeriksaan darah (enzim jantung : CK dan LDH)
1. CKMB berupa serum kinase (CK) dan fraksi MB merupakan indikator
penting dari nekrosis miocard Creatini Kinase meningkat pada 6-8 jam
setelah awitan infark dan memuncak antara 24 dan 28 jam pertama. Pada
2-3 hari setelah awitan AMI normal
2. Dehidrogenase laktat (LDH) mulai tampak melihat pada serum setelah 24
jam pertama setelah awitan dan akan tinggi selama 7-10 hari.
3. Petanda biokimia seperti troponin I (TnI) dan Troponin T (TnT)
mempunyai nilai prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin
C, TnI dan TnT berkaitan dengan konstraksi dari sel miocard.
5. Komplikasi
a. Perluasa infark dan iskemia paska infark
b. Aritmia
c. Disfungsi otot jantung
d. Infark ventrikel kanan
e. Defek mekanik
f. Ruptur miocard
g. Aneurisma ventrikel kiri
h. Perikarditis
i. Trombus mural
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medik
Prinsip penatalaksanaannya adalah mengembalikan aliran darah koroner
untuk menyelamatkan jantung dari infark miocard, membatasi luasnya infark
miocard, mempertahankan fungsi jantung.
Pada prinsipyan terapi pada kasus ini ditujukan untuk mengatasi nyeri
angina dengan cepat, intensif dan mencegah berlanjutnya iskemia serta
terjadinya infark miocard akut atau kematian mendadak. Oleh karena itu setiap
kasus berbeda derajat keparahan atau riwayat penyakitnya, maka cara terapi
terbaik adalah individualisasi dan bertahap, dimulai dengan masuk rumah sakit
(ICCU) dan istirahat total (bedrest). (Tim penyusun Pharmaceutical care)
Beberapa terapi yang dapat diberikan antara lain : (Bertrand ME & gunawan
SG)
Terapi Trombolitik
Obat intravena trombolitik mempunyai keuntungan karena dapat diberikan
melalui vena perifer. Sehingga terapi ini dapat diberikan seawal mungkin dan
dikerjakan dimanapun. Direkomendasikan penderita infark miocard akut <12
jam yang mempunyai elevasi segmen ST atau left bundle branc block (LBBB)
diberikan IV fibrinolitik jika tanpa kontraindikasi. Sedangkan penderita yang
mempunyai riwayat perdarahan intra kranial, stroke, atau perdarahan aktif
tidak diberikan terapi fibrinolitik. Dosis streptokinase diberikan 1,5 juta IU
diberikan dalam tempo 30-60 menit.
1. Terapi antiplatelet
a. Aspirin
Mempunyai efek menghambat siklooksigenase platelet secara
ireversibel. Proses tersebut mencegah formasi tomboksan A2.
Pemberian aspirin untuk menghambat agresi platelet diberikan dosis
awal paling paling sedikit 160mg dan dilanjutkan dosis 80 325mg/hari.
b. Tiklopidin
Tiklopidin merupakan derivat tienopiridin yang efektif sebagai
pengganti aspirn untuk pengobatan angina tidak stabil. Mekanismenya
berbeda dengan aspirin. Tiklopidin menghambat agresi platelet yang
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Berikan posisi semifowler
2. Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 liter/menit)
3. Kolaborasi pemberian terapi medik
4. Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan
5. Lakukan EGC
6. Observasi bunyi jantung
7. Observasi adanya mual, muntah dan konstipasi
8. paint management
7. Pemeriksaan Diagnosa
- Isoenzim jantung, biasanya DBM : meningkat, menunjukkan kerusakan
miokard.
- EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar depresi pada segmen ST
gelombang T menunjukkan iskemia. Peninggian ST atau penurunan lebih dari 1
mm selama nyeri tanpa abnormalitas bila bebas nyeri menunjukkan Iskemia
Miokard Transien Distritmia dan blok jantung juga ada.
- Foto Dada
Biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi
jantung atau komplikasi paru.
- Pemeriksaan kolesterol/trigliserida
- Biasanya meningkat
8. Patofisiologi
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia
miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah
berkurang karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria).
Penyempitan terjadi karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau
kombinasi proses aterosklerosis dan spasme.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi
nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis.
Pada mulanya, suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk
memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila
9. Pathway
Pernapasan :
a. Dispenia saat kerja, riwayat merokok
b. Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
Penyuluhan / Pembelajaran :
a. Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes.
b. Penggunaan / kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang
dijual bebas.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
b. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplay oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemia
d. Ansietas b.d ancaman aktual terhadap integritas biologis
3. Intervensi
NANDA NOC NIC
Nyeri akut Pain level Pain Management
Defenisi : pengalaman sensori dan Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secara konfrensif
emosional yang tidak menyenangkan yang Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
muncul akibat kerusakan jaringan yang Kriteria hasil : frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
aktual atau potensial atau digambarkan Mampu mengontrol nyeri ( tahu - Observasi reaksi nonverbal dan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa ( penyebab nyeri, mampu menggunakan ketidaknyamanan
internatioanal Assotiation for study of pain) : teknik nonfarmakologi, untuk - Gunakan komunikasi therapeutik untuk
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari menguranggi nyeri, mencari bantuan) mengetahui pengalaman nyeri pasien
intesnsitas ringan hingga berat dengan akhir Melaporkan bahwa nyeri berkurang - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
yang dapat antisipasi atau diprediksi dan dengan menggunakan menejemen nyeri - Evaluasi respon nyeri dimasa lampau
berlangsung< 6 bulan Mampu mengenali nyeri ( skala, - Evaluasi bersama pasien dengan tim
Batasan karakteristik : intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) kesehatan lain tentang ketidakefektifan
- Perubahan selera makan Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri kontrol nyeri masa lampau
- Perubahan tekanan darah berkurang - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Perubahan frekuensi jantung menemukan dukungan
- Perubahan frekuensi pernafasan - Kontrol lingkungan yang dapat
- Laporan isyarat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan ,
- Diaforesis pencahayaan dan kebisiangan
- Perilaku distraksi - Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Mengekspresikan perilaku - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (
- Masker wajah farmakologi, nonfarmakologi dan
- Sikap melindungi area nyeri interpersonal)
- Fokus menyempit - Kaji tipe sumber nyeri untuk menentukan
- Indikasi nyeri yang dapat diamati intervensi
- Perubahan posisi untuk menghindari - Ajarkan tentang teknik non farmakologi
nyeri - Berikan analgesik untutk mengurangi nyeri
- Sikap tubuh melindungi - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Dilatasi pupil - Tingkatkan istirahat
- Melaporkan nyeri secara verbal - Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
- Gangguan tidur dan tidakan nyeri tidak berhasil
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat dan menunjukkan teknik untuk - Pahami perspektif pasien terhadap situasi
kewaspadaan yang memperingatkan individu mengontrol cemas stres
akan adanya bahaya dan kemampuan Vital sign dalam batas normal - Temani pasien untuk memberikan keamanan
individu untuk bertindak menghadapi Postur tubuh, ekspresi wajah, dan mengurangi takut
ancaman bahasa tubuh dan tingkat aktivitas - Dorong keluarga untuk menemani anak
Batasan karakteristik: menunjukkan berkurangnya - Lakukan back/ neckrub
Perilaku kecemasan - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Penurunan produktivitas - Identifikasi tingkat kecemasan
- Gerakan yang irelevan - Bantu pasien mengenal situasi yang
- Gelisah menimbulkan kecemasan
- Melihat sepintas - Dorong pasien untuk mengungkapkan
- Insomnia perasaan, ketakutan, persepsi.
- Kontak mata yang buruk - Instruksikan pasien untuk menggunakan
- Mengekspresikan kekawatiran karena teknik relaksasi
perubahan dalam peristiwa hidup - Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
- Agitasi Relaxation Therapy
- Mengintai - Jelakan alasan untuk relaksasi, dan manfaat
- Tampak waspada batas dan jenis relaksasi yang tersedia
Affektif - Menciptakan lingkungan yang tenag dengan
- Gelisah, distres cahaya redup dan suhu yang senyaman
- Kesedihan yang mendalam mungkin
- Ketakutan - Ajak pasien untuk bersantai dan membiarkan
- Perasaan yang tidak adekuat sensai terjadi
- Berfokus pada diri sendiri - Menunjukkan dan berlatih teknik relaksasi
- Peningkatan kewaspadaan dengan pasien
- Iritabilitas
- Ggup senang berlebihan
- Rasa nyeri yang meningkat
ketidakberdayaan yang
- Peningkatan rasa ketidakberdayaan
yang persisten
- Bingung, menyesal
- Ragu/tidak percaya
- Khawatir
Fisiologis
- Wajah tegang, tremor tangan
- Peningkatan keringat
- Peningkatan ketegangan
- Gemetar, tremor
- Suara bergetar
Simpatik
- Anoreksia
- Eksitasi kardiovaskuler
- Diare, mulut kering
- Wajah merah
- Jantung berdebar-debar
- Peningkatan tekanan darh
- Peningkatan denyut nadi
- Peningkatan refleks
- Peningkatan frekuensi pernafasan,
pupil melebar.
- kesulitan bernapas
- vasontriksi supervisial
- lemah, kedutan pada otot
Parasimpatik
- Nyeri abdomen
- Penurunan tekanan darah
- Penururnan denyut nadi
- Diare, mual, vertigo
- Letih, gangguan tidur
- Kesemutan pada ekstremitas
- Sering berkemih
- Anyang-anyangan
- Dorongan segerah berkemih
Kognitif
- Menyadari gejala fisiologis
- Bloking fikiran, konfusi
- Penururnan lapang persepsi
- Kesulitan berkonsentrasi
DAFTAR PUSTAKA