Anda di halaman 1dari 12

A.

DEFINISI
Right bundle branch blok (RBBB) merupakan
salah satu kelainan pada jantung dimana terjadi gangguan
pada penghantaran impuls jantung. RBBB ini menunjukan
adanya gangguan konduksi cabang kanan system
konduksi atau posterior cabang kanan yang menyebabkan
terhambatnya aktivitasi depolarisasi dari ventrikel kanan.
Pada saat terjadi blok cbang berkas kanan ,ventrikel kanan
tidak teraktivasi secara langsung oleh impuls yang
berjalan melalui cabang berkas kanan. Ventrikel kiri juga
tetap mengalami aktivitas normal oleh cabang berkas kiri.
Impuls ini kemudian berjalan melalui miokard dari
ventrikel kiri ke ventrikel kanan sehingga dapat
mempolarisasi ventrikel kanan.
Right bundle branch blok (RBBB) adalah adanya
hambatan atau blok pada aktivasi ventrikel kanan
menyebabkan adanya gelombang R sekunder (R’) di lead
prekordial sebelah kanan dan gelombang S yang lebar dan
dalam di lead lateral dan terhambatnya aktivasi ventrikel
kanan juga menyebabkan gangguan repolarisasi sekunder
pada lead prekordial sebelah knan seperti ST depresi dan
intervensi gelombang T (Bender dkk,2011).

B. ETIOLOGI
Penyebab dari RBBB menurut Goldberger(2006).
1. Normal variant
Presentase populasi yang umumnya tidak memiliki
signifikansi klinis (tanda-tanda) dan dipertimbangkan
dalam spektrum temuan normal.
2. Penyakit jantung kongenital (ASD,VSD,ToF)
Kelainan bawaan lahir yang paling sering menyebabkan
kematian pada tahap pertama menampakkan gejala klinis
yang signifikan. Bahkan kelainan baru terdeteksi pada
usia dewasa.
3. Penyakit jantung reumatik
Suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup
jantung yang bisa berupa penyempitan atau
kebocoran,terutama katup mitral (stenosis katup mitral)
sebagai akibat adanya gejala sisa pada demm rematik
(DR).
4. Kardiomiopi
Penyakit yang melemahkan dan membesarkan ukuran otot
jantung atau gangguan otot jantung yang menyebabkan
jantung tidak bisa berkontraksi secara memadai.
5. Myoperikarditis
Peradangan pada perikardium dua lapisan tipid dari
jaringan mirip kantung yang mengelilingi jantung.
6. Iskemia
Iskemik miokard adalah suatu keadaan terjadinya
sumbatan aliran darah yang berlangsung progesif dan
suplai darah yang tidak adekuat yang ditimbulkan akan
membuat sel-sel otot kekurangan komponen darah yang
dibutuhkan untuk hidup infark miokard adalah kondisi
terhentinya aliran darah dari arteri koroner pada area yang
terkena yang menyebabkan kekurangan oksigen (iskemia)
lalu sel-sel jantung menjadi mati.
7. Emboli paru atau akut cor pulmonale.
Kondisi dimana arteri pulmonalis tersumbat.

C. PATOFISIOLOGI
Berkas kanan adalah percabangan dari berkas A-V
yang terletak pada bagian bawah septum encocardium
ventrikel. Cabang ini akan menyebar ke bawah menuju
apeks ventrikel dan secara bertahap akan membagi setiap
cabang menjadi cabang yang lebih kecil. Cabang-cabang
ini selanjutnya akan berjalan menyamping mengelilingi
tiap ruang ventrikel dan kembali menuju basis jantung.
Ujung cabang-cabang yang membagi menjadi kecil
disebut serabut purkinje,akan menembus masa otot dan
akirnya bersambung dengan serabut otot jantung.
Terdapat dua bentuk gangguan dari RBBB. Pertama
yaitu gangguan pada konduksi cabang utama dari berkas
his yang disebut sebagai RBBB proksinal. Gangguan
produksi pada cabang kanan proksinal akan menyebabkan
penundaan dari kontraksi ventrikel kanan. Yang kedua
konduksi percabangan terminal dari berkas cabang kanan
bagian distal , akan menyebabkan ketidakseimbangan
kontraksi dari ventrikel kanan.
Yang menarik ini dapat dibuktikan mellui
pemeriksaan fisik yang dapat menuntun klinisi untuk
membedakan gngguan pada proksimal atau dibagian
distal. Telah dibuktikan bahwa ada perbedaan penyebab
terjadinya gangguan konduksi pada bagian proksimal dan
gangguan konduksi pada bagian distal. Blok pada bagian
proksimal biasanya disebabkan oleh lesi terlokalisasi dan
tunggal,sedangkan blok distal disebabkan karena lesi
difuse dan sebagai manifestasi adanya proses yang
progesif.
Konduksi dapat mengalami penundaan atau
perlambatan dikarenakan trauma,peningkatan tekanan
ventrikel atau keadaan iskemia dan infark.

D. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik menurut Mansjoer(2009),yaitu :
1. Sering kelelahan
2. Sering berkeringat
3. Mual berlebihan
4. Merasa cemas dan tegang
5. Nyeri pada bagian tubuh
6. Nyeri didada
7. Sakit kepala
8. Denyut jantung tidak teratur
9. Sesak nafas
10. Pembengkakan kaki dan perut

E. PATHWAY

Timbul endapan lemak Etiologi

Penimbunan lipid dan

Keseimbangan antara suplai dan jaringan


fibrosa dalam arteri Mual muntah
kebutuhan oksigen (O2)miokardium
koroner

lumen pembuluh darah Kekurangan


Infark miokardium
volume cairan
menyempit berhubungan
Nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera resensi aliran darah dengan kehilangan
biologis cairan aktif
meningkat
Penurunan
kemampuan darah
vaskuler
Penurunan curah jantung
berhubungan dengan
perubahan frekuensi
F. KOMPLIKASI jantung
a. Penyakit jantung koroner
b. Hipertensi
c. Kor-pulmonale
d. CMP
e. Degenerasi sistem konduksi

G. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien
RBBB menurut Antmann(2008) adalah :
1. Tes darah
Pemeriksaan darah lengkap adalah jenis pemeriksaan
yang dapat memberikan informasi tentang sel-sel darah
pada pasien. Pemeriksaan hitung darah lengkap ini
digunakan sebagai tes skrinning yang luas untuk
memeriksa gangguan seperti anemia,leukimia,adanya
infeksi dan kelainan perdarahan.
2. Rontgen thoraks
Untuk menilai kelainan letak jantung ,pembesaran atrium
tau ventrikel,pelebaran dn penyempitan aorta,menilai
kelainan paru :misalnya edema paru,emfisema
paru,tuberkulosis paru. Menilai adanya perubahan pada
struktur ekstrakardiak.
3. Elektrokardiogram (EKG)
Untuk memeriksa sistem listri kajntung atau proses
pencatatan aktivitas listrik jantung selama periode waktu
menggunakan elektroda yang ditempatkan pada kulit.
Elektroda ini mendeteksi perubahan listrik kecil pada kulit
yang timbul dari pola elektrofisiologi otot jantung
depolarisasi dan repolarizing selama setiap detak jantung.
4. Ekhokardiogram
Untuk melihat ukuran dan bentuk jantung dan seberapa
baik memompa dengan yang dihasilkan relatif lebih rinci
dari pada sinar –X biasa. Dalam pemeriksaan ini,hasil
gambar menampilkan irisan potongan melintang jantung
yang erdetak termasuk pembuluh darah besar,bilik dan
katup jantung.
5. Kateterisasi jantung
Untuk memeriksan jantung dan pembuluh arteri,menilia
kekuatan otot jantung memompa darah keseluruh
tubuh,melihat kinerja katup jantung dan mengobati
serangan jantung.

H. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
a) Pengkajian primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.
Jika ada obstruksi maka lakukan :
– Chin lift / jaw trust
– Suction / hisap
– Guedel airway
– Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi)
pada posisi netral.
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,
timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur,
suara nafas terdengar ronchi /aspirasi, whezing, sonor,
stidor/ ngorok, ekspansi dinding dada.
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi
pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal
pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
d. Disability
Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya
respon terhadap nyeri atau atau sama sekali tidak
sadar. Tidak dianjurkan mengukur GCS. Adapun cara
yang cukup jelasa dan cepat adalah
Awake :A
Respon bicara :V
Respon nyeri �
Tidak ada respon :U
e. Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat
dicari semua cidera yang mungkin ada, jika ada
kecurigan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in line harus dikerjakan

b) Pengkajian sekunder
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Anamnesis dapat meggunakan format AMPLE
(Alergi, Medikasi, Post illnes, Last meal, dan Event/
Environment yang berhubungan dengan kejadian).
Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan
dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik.
a. Keluhan utama
merasakan nyeri bagian dada sampai abdomen.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadi nyeri,penyebab terjadinya
nyeri serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita
untuk mengatasinya.
c. Riwayat kesehatan dulu
Adanya riwayat penyakit atau adanya riwayat penyakit
jantung,obesitas.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasannya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi misal hipertensi atau jantung.
2. Pemeriksaan fisik
a) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala,keadaan rambut adakah
pembesaran pada leher,telinga kadang berdenging,
adakah gangguan pendengaran,lidah sering terasa
tebal.
b) Sistem integumen
Bagaimana kondisi turgor kulit, baik atau jelek.
c) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas,batuk,sputum,nyeri dada.
d) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun,nadi perifer lemah atau
berkurang.
e) Sistem gastrointestinal
Terdapat
mual,muntah,diare,konstipasi,dehidrasi,perubahan
berat badan.
f) Sistem urinary
Poliuri,retensio urin,inkontinensia urin,rasa panas
atau sakit saat berkemih.
g) Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak,penyebaran masa otot,perubahan
tinggi badan,cepat lelah,lemah dn nyeri,adanya
gangrene ekstremitas.
h) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensori,reflek lambat
b. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis
b) Penrunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan frekuensi jantung
c) Kekurangan volume cairan berhubungn dengan
kehilangan cairan aktif

c. Intervensi

No Diagnosa NIC NOC

1 a) Nyeri (2210) (1605)Kontrol


akut pemberian nyeri
1. (16002)
berhubungan analgesik
Mengenali
dengan agen 1. Tentukan
kapan nyeri
cedera biologis lokasi
terjadi
,karakteristik,k
ualitas dan tingkatkan dari
keparahan skala 2(jarang
nyeri sebelum menunjukan) ke
mengobati skala 4(sering
pasien. menunjukan).
2. (160509)
2. cek perintah
Mengenali apa
pengobatan
yang terkait
meliputi
dengan dengan
obat,dosis dan
gejala nyeri
frekuensi obat
ditingkatkan
analgetik yang
dari skala
diresepkan.
1(Tidak pernag
3. tentukan
menunjukan) ke
pilihan obat
skala 3(kadang-
analgesik
kadang
(narkotik,non
menunjukan).
narkotik atau
3. (160511)
NSAID)
Melaporkan
berdasarkan
nyeri yang
tipe dan
terkontrol
keparahan
ditingkatkan
nyeri.
dari skala
4. monitor
1(tidak pernah
tanda vital
menunjukan)
sebelum dan
ke skala
setelah
4(sering
memberikan
menunjukan).
analgesik
narkotika pada
pemberian
dosis pertama
kali atau jika
ditemukan
tanda-tanda
yang tidak
biasanya.
2 b)Penurunan (4040)Perawata (0400) keefektifan
curah jantung n jantung pompa jantung
1. secara rutin 1.(040001) tekanan
berhubungan
mengecek darah sistol
dengan
pasien baik ditingkatkan dari
perubahan
secara fisik dan skala 3(sedang dari
frekuensi
psikologis kisaran normal) ke
jantung
sesuai dengan skala 5 ( normal )
2.(040019) tekanan
kebijakan tiap
darah diastol
agen atau
dipertahankan dari
penyedia
skala 3 ke skala 5.
layanan.
3. (040016) mual
2. pastikan
ditingkatkan dari
tingkat aktivitas
skala 2(cukup
pasien yang
berat) ke skala 5
tidak
(tidak ada).
membahayakan
4.(040026) dyspnea
curah jantung
pada saat istirahat
atau
titingkatkan dari
memprovokasi
skala 3 ke skala 5.
serangan
jantung.
3. instruksikan
kepada pasien
tentang
pentingnya
untuk segera
melaporkan bila
merasakan
nyeri dada.
3 Kekurangan Keseimbangan Manajemen
volume cairan ciaran (0601) elektrolit atau
berhubungan a.(060107) cairan(2080)
dengan keseimbangan a.timbang berat
kehilangan cairan intake dan output badan harian dan
aktif dalam 24 jam pantau gejala.
ditingkatkan dari b.Berikan ciran
skala 3(cukup yang sesuai.
terganggu ) ke c. jaga
skala 5 (tidak pencatatan intake
terganggu). atau asupan dan
b.(060109) berat output yang
badan stabil akurat.
ditingkatkan dari d. monitor tanda-
skala 3(cukup tanda vital yang
terganggu ) ke sesuai.
skala 5 ( tidak
terganggu).
c. (060116)
turgor kulit
titingkatkan dari
skala 3 ke skala
5.

DAFTAR PUSTAKA

Widjaja S. 2009. EKG Praktis. Tangerang: Binarupa Aksara


Standar Kompetensi Dokter. 2010. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia.
Price, Sylvia Anderson.2009. Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC
Syaifuddin. 2010. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa keperawatan.
Jakarta : EGC
Sudoyo. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta : Interna
Publishing.

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN RBBB ( RIGHT BUNDLE


BRANCH BLOCK)

PADA RUANG NAKULA 2

RS K.R.M.T WONGSONEGORO
DISUSUN OLEH

NAMA : APRILLYA DWI SARWENI

NIM : 16.009

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM


IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2018

Anda mungkin juga menyukai