Anda di halaman 1dari 213

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan


karuniaNya kepada Tim Penyusun sehingga Buku dapat
tersusun dengan baik. Buku ini disusun dengan harapan
dapat membantu para dosen, mahasiswa, para ners,
pembimbing klinik dirumah sakit, komunitas, pengelola dan
pihak lain yang berkepentingan dalam proses pembelajaran
untuk menjaga kualitas dan mutu pembelajaran .
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dekan dan
jajaran pimpinan Fakultas Keperawatan sebagai
narasumber serta pihak-pihak lain yang telah memfasilitasi
proses penyusunan buku ini. Penyusun menyadari bahwa
isi buku ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
penyempurnaan buku ini.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego i


DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar……………………………………………………….. i
Daftar Isi…………………………………………………………………. ii
Daftar Tabel……………………………………………………………. iii
Daftar Lampiran……………………………………………………… iv
BAB I ANSIETAS……………………………………………………….
A. Defenisi ………………..……………………………..
B. Penyebab …………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor……………..….…….
D. Gejala dan Tanda Minor……………..…………
E. Intervensi Utama …………….……………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama …………….…………………………
H. Luaran Tambahan……………..……………………
BAB II BERDUKA……………………………………………………….
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB III DISTRES SPRITUAL
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego ii


G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB IV GANGGUAN CITRA TUBUH
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB V GANGGUAN IDENTITAS DIRI
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB VI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego iii


E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB VII HARGA DIRI RENDAH KRONIS
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB VIII HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego iv


H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB IX KEPUTUSASAAN
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB X KESIAPAN PENINGKATAN KONSEP DIRI
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB XI KESIAPAN PENINGKATAN KOPING KELUARGA
A. Defenisi………..………………………………………..

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego v


B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB XII KESIAPAN PENINGKATAN KOPING
KOMUNITAS
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….
D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………
BAB XIII KETIDAKBERDAYAAN
A. Defenisi………..………………………………………..
B. Penyebab……………………………………………….
C. Gejala dan Tanda Mayor….…………………….

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego vi


D. Gejala dan Tanda Minor…………………………
E. Intervensi Utama……………………………………
F. Intervensi Pendukung…………………………….
G. Luaran Utama…………………………………………
H. Luaran Tambahan…………………………………

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego vii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego viii


Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego ix
BAB II
BERDUKA
A. DEFENISI
Berduka adalah respon psikososial yang ditunjukkan oleh klien akibat kehilangan (orang,
objek, status, bagian tubuh atau hubungan).
B. PENYEBAB

1. Kematian keluarga atau orang yang berarti


2. Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti
3. Antisipasi kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan
sosial)

C. GEJALA DAN TANDA MAYOR


1. Subjektif
a. Merasa sedih
b. Merasa bersalah atau menyalahkan orang lain
c. Tidak menerima kehilangan
d. Merasa tidak ada harapan
2. Objektif
a. Menangis
b. Pola tidur tidak berubah
c. Tidak mampu berkonsentrasi

D. GEJALA DAN TANDA MINOR


1. Subjektif
a. Mimpi buruk atau pola mimpi berubah
b. Merasa bersalah atau menyalahkan orang lain
c. Tidak menerima kehilangan
d. Merasa tidak ada harapan
2. Objektif
a. Marah
b. Tampak panic
c. Fungsi imunitas terganggu

E. INTERVENSI UTAMA
1. Dukungan Proses Berduka (I.02028)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 10


a. Defenisi : Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap
kehilangan yang bermakna.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kehilangan yang dihadapi
- Identifikasi proses duka yang dialami
- Identifikasi sifat keterikatan pada benda
yang hilang atau orang yang meninggal
- Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
2) Terapeutik
- Tunjukkan sikap menerima dan empati
- Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
- Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
- Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan norma
sosial
- Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis.
Membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain)
- Diskusikan strategi koping yang digunakan
3) Edukasi
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah,
tawar-menawar, sepresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi
kehilangan
- Anjurkan mengindentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
- Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
2. Dukungan Emosional (I.09256)
a. Defenisi : Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa
stress.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien
- Identifikasi hal yang memicu emosi
2) Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah atau sedih
- Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. Merangkul,
menepuk-nepuk)
- Tetap bersama pasien dan pastikan kemanan selama ansietas, jika perlu
- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
3) Edukasi
- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. Ansietas, marah,
sedih)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 11


- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola
respons yang biasa digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
4) Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu

F. INTERVENSI PENDUKUNG
1. Dukungan Kelompok (I.09258)
a. Defenisi : Memfasilitasi penggunaan kondisi yang dilakukan sendiri untuk
mamnfaat terapeutik.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi apakah hipnosis dapat digunakan
- Identifikasi masalah yang akan diatasi dengan hipnosis diri
- Indentifikasi penerimaan terhadap hipnosis diri
- Identifikasi mitos dan kesalahpahaman terhadap penggunaan
hipotesis diri
- Identifikasi kesesuaian sugesti hipnosis
- Indentifikasi teknik induksi yang sesuai (mis. Ilusi pendulum Chevreul,
relaksasi, relaksasi otot, latihan visualisasi, perhatianpada
pernapasan, mengulang kata / frase kunci)
- Indentifikasi teknik pendalaman yang sesuai (mis. Gerakan tangan ke
wajah, teknik eskalasi, imajinasi, fraksinasi)
- Monitor respons terhadap hpnosis diri
- Monitor kemajuan yang mencapai terhadap tujuan terapi
2) Terapeutik
- Tetapkan tujuan hipnosis diri
- Buatkan jadwal latihan, jika perlu
3) Edukasi
- Jelaskan jenis hipnosis diri sebagai penunjang terapi modalitas (mis.
hipnoterapi psikoterapi, terapi kelompok, terapi keluarga)
- Ajarkan prosedur hipnosis diri sesuai kebutuhan dan tujuan
- Anjurkan memodifikasi prsedur hipnosis diri (frekuensi, intensitas,
teknik) berdasarkan respons dan kenyamanan
2. Dukungan Keluarga (I.13477)
a. Defenisi : Memfasilitasi perencanaan pelaksanaan perawatan
kesehatan keluarga.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Idetifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
- Identifikasi konsekuensi tidak melakukan tinfakan bersama keluarga
- Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
2) Terapeutik

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 12


- Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya
kesehatan
- Gunakan sarana dan prasarana yang ada dalam keluarga
- Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
3) Edukasi
- Informasikan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
- Anjarkan cara perawatan yang bisa dilakukan

3. Dukungan Keyakinan (I.09259)


a. Defenisi : Memfasilitasi integrasi kedalam rencana perawatan untuk
menujnag pemulihan kondisi kesehatan.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Indentifikasi keyakinan, masalah, tujuan perawatan
- Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai kondisi pasien
- Monitor kesehatan fisik dan mental pasien
2) Terapeutik
- Intergrasikan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak
membahayakan /beresiko keelamatan, sesuai kebutuhan
- Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis
- Fasilitasi pertemuan antara keluarga dan tim kesehatan untuk
membuat keputusan
- Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi kesehatan
3) Edukasi
- Jelaskan bahaya atau resikoyang terjadi akibat keyakinan negatif
- Jelsakan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi
keyakinan dan perawatan
- Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami

4. Dukungan Memaafkan (I.09261)


a. Defenisi : Memfaslitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan
empati dan kerendahan hati.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian
- Identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu
mengungkapkan masalah
- Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam
2) Terapeutik
- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati
- Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, jika perlu
- Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spritual (mis.
Doa, bimbingan, bersikap bijaksana)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 13


- Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohon ampun/taubat kepada tuhan
(mis. Sholat taubat, pengakuan dosa)
3) Edukasi
- Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses
- Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan
pemulihan diri
- Ajarkan teknik melepas emosi dan relaksasi

5. Dukungan Pelaksanaan Ibadah (I.09262)


a. Defenisi : Memfasilitasi pemulihan dan penyembuhan dalam perawatan
melalui pelaksanaan ibadah
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kebutuhan pelaksanaan ibadah sesuai agama yang dianut
2) Terapeutik
- Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelaksaaan ibadah
(mis. tempat wudhu, perlengkapan sholat, arah kiblat, perlengkapan
kebaktian)
- Fasilitasi penggunaan konsultasi medis dan tokoh agama terhadap
prosedur khusus (mis. donor,transfusi)
- Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber koping
- Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama yang dianut (mis. tidak
makan babi bagi yang muslim, tidak makan sapi bagi hindu
- Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus (mis. Mengadzankan
bayi, pembaptisan, pengakuan dosa, menuntun syahadat saat
sakaratul maut, menghadap kiblat)
- Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga dan/ atau rohaniawan
3) Kolaborasi
- Konsultasi medis terkait pelaksanaan ibadah yang memerlukan
perhatian (mis. Puasa)
- Rujuk pada rohaniawan, konseling profesi, dan kelompok pendukung
pada situasi spritual dan ritual, jika sesuai)

6. Dukungan Perasaan Bersalah (I.09268)


a. Defenisi : Memfasilitasi dalam mengatasi perasaan menyakitkan akibat
kegagalan tanggung jawab
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi adanya keyakinan tidak rasional
2) Terapeutik
- Fasilitasi mengidentifikasi situasi perasaan muncul dan respon terhadap
situasi
- Fasilitasi mengidentifikasi refleksi perasaan yang destruktif
- Fasilitasi mengidentifikasi dampak situasi pada hubungan keluarga

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 14


- Fasilitasi memahami rasa bersalah adalah reaksi umum terhadap trauma,
penganiyaan, berduka, bencana, atau kecelakaan
- Fasilitasi dukungan spirutal, jika perlu
3) Edukasi
- bimbing untuk mengakui kesalahan diri sendiri
- ajarkan mengidentifikasi perasaan bersalah yang menyakitkan
- ajarkanmenggunakan teknik menghentikan pikiran dan subtitusi pikiran
dengan relaksasi otot saat pikiran bersalah terus dirasakan
- ajarkan mengidentifikasi pilihan untuk mencegah, mengganti, menebus
kesalahan, dan penyelesaian

7. Dukungan Spritual (I.09276)


a. Defenisi : Memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung
dengan kekuatan yang lebih besar
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
- Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spiritual dan kesehatan
- Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
- Identifikasi ketaatan dalam beragama
2) Terapeutik
- Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan
kematian
- Berikan kesem[atan mengekspresikan dan meredakan marah secara tepat
- Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa
ketidakberdayaan
- Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
- Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hisup, jika perlu
- Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
3) Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/ orang lain
- Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
- Ajarkan metode relaksasi, meditasi dan imajinasi terbimbing
4) Kolaborasi
- Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis. Ustadz, pendeta, room, biksu)

8. Jurnal (I.09279)
a. Defenisi : Menjadikan menulis sebagai cara merefleksikan dan menganalisis
peristiwa, pengalaman, pikiran, dan perasaan.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi tujuan yang diharapkan dari intervensi jurnal
- Monitor capaian tujuan yang ditetapkan
2) Terapeutik

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 15


- Sediakan lingkungan optimal untuk menyelesaikan tugas (mis. Posisi nyaman,
pencahayaan ruangan baik, kacamata)
- Minimalkan distraksi emosi, visual, audio, pendengaran,dan visceral
- Berikan kesempatan memilih dan sediakan media dan metode (mis. Pulpen,
pensil, spidol, jurnal, komputer, perekam)
- Telaah jurnal yang telah dibuat pada interval waktu yang disepakati
- Diskusikan pengalaman dan penerimaan intervensi yang sama
- Dskusikan kemampuan untuk melanjutkan intervensi secara mandiri
3) Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur jurnal
- Jelaskan berbagai pendekatan penulisan jurnal putuskan teknik penulisan
jurnal (mis. alur bebas, topik, atau menuliskan jurnal secara intensif)
- Informasikan waktu untuk menyelesaikan tugas jurnal
- Anjurkan menulis tanpa interupsi seikitnya 3 (tiga) kali seminggu selama 20
menit
- Anjurkan menulis sesuai urutan waktu kejadian tanpa membatasi topik
- Anjurkan menggambar dan menceritakan peristiwa dalam bentuk cerita,
gambar, dan hubungan pikiran dan perasaan
- Anjurkan mengekspresikan pikiran dan perasaan yang paling dalam
- Anjurkan tidak terlalu berfokus pada teknik penulisan (titikkoma), ejaan,
struktur kalimat, dan/ tata Bahasa
- Anjarkan menulis tanggal entri jurnal untuk refrensi dan refleksi

9. Konseling (I.10334)
a. Defenisi : Memberikan bimbingan untuk meningkatkan atau mendukung
penanganan, pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
- Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien
2) Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik, berdasarkan rasa percaya dan penghargaan
- Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran
- Tetapkan tujuan dan lamahubungan konseling
- Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan
- Berikan penguatan terhadap keterampilan baru
- Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah
3) Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan
- Anjurkan membuat daftar alternative penyelesaian masalah
- Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu
- Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptive dengan adaptif
- Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan saat stres

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 16


10. Manajemen Mood (I.09289)
a. Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola keselamtan, stabilisasi, pemulihan,
dan perawatan gangguan mood (keadaan emosional yang bersifat sementara)
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi mood (mis. tanda, gejala, riwayat penyakit
- Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain
- Monitor fungsi kognitif (mis. konsentrasi, memori, kemampuan membuat
keputusan)
- Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan
2) Terapeutik
- Fasilitasi pengisian kuisioner self-report (mis. Beck Depressiion Inventory, skala
status fungsional), jika perlu
- Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat
(mis. sandsack, terappi seni, aktivitas fisik)
3) Edukasi
- Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya
- Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitasi, jika perlu
- Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. risiko keselamatan, deficit
perawatan diri, sosial)
- Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. situasi stress, masalah fisik)
- Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. skala tingkat 1-10, membuat
jurnal)
- Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
- Rujuk untuk psikoterapi (mis. perilaku, hubugan interpersonal, keluarga,
kelompok), jika perlu

11. Manajemen Pengendalian Marah (L.09290)


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola ekspresi marah dengan cara adaptif
dan tanpa ada kekerasan
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi penyebab/pemicu kemarahan
- Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi kemarahan
- Monitor potensi agresi tidak konstruktif dan lakukan tindakan sebelum agresif
- Monitor kemajuan dengan membuat grafik, jika perlu
2) Terapeutik
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Fasilitasi mengekspresikan marah secara adaptif
- Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah (mis. menggunakan senjata)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 17


- Cegah aktivitas pemicu agresi (mis. meninju tas, mondar mandir,
berolahraga berlebihan)
- Lakukan kontrol eksternal (mis. pengekangan, time-out, dan seklusi), jika
perlu
- Dukungan menerapkan strategi pengendalian marah dan ekspresi amarah
adaptif
- Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi pengendalian
marah
3) Edukasi
- Jelaskan makna, fungsi marah, frustasi, dan respon marah
- Anjurkan meminta bantuan perawat atau keluarga selama ketegangan
meningkat
- Ajarkan strategi untuk mencegah maladaptive
- Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi yang kuat (mis.
latihan asertif, tekik relaksasi, jurnal, aktivitas penyaluran energi)
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

12. Pencegahan Penggunaaan Zat (I.09298)


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko gaya hidup penggunaan
alkohol atau narkoba
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kemungkinan perilaku berisiko penyalahgunaan zat
2) Terapeutik
- Memotivasi mentolerir peningkatan tingkat stress
- Motivasi mengantisipasi lingkungan yang mengakibatkan stress
- Motivasi pengambilan keputusan dalam memilih gaya hidup
- Motivasi mengikuti program di sekolah, tempat kerja atau sosial
- Motivasi keluarga mendukung kebijakan pelarangan zat
- Diskusi strategi pengurangan stress
- Diskusikan cara mempersiapkan diri dalam kondisi stress
- Libatkan dalam program aktivitas kelompok di masyrakat maupun pelayanan
- Dukung untuk ikut serta dalam kelompok masyarakat, seperti SADD
(Students Againts Destructive Decisions) dan MADD (Mother Against Drunk
Driving)
- Dukung program yang mengatur penjualan dan distribusi zat (mis. anak
dibawah umur)
- Fasilitasi dalam mengorganisir kegiatan bagi remaja (mis. rekreasi, reuni)
- Fasilitasi dalam mengkoordinir berbagai elompok masyarakat
3) Edukasi
- Latih kemampuan asertif
- Latif pikiran dan perilaku dalam mengurangi kondisi stress
- Anjurkan menghindari perlaku isolasi sosial

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 18


- Ajarkan keluarga tentang penggunaan zat secara substansial
- Ajarkan keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala kecanduan
- Anjurkankeluarga berpartisipasi dalam kegiatan anak di sekolah

13. Promosi Koping (I.09312)


a. Defenisi : meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan
merespon stressor dan/ atau kemampuan mengggunakan sumber-sumber yang
ada
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
- Identifikasi metode penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
2) Terapeutik
- Diskusikan perubahan peran yang dialami
- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
- Tinjau kembali kemampuan dalam mengambil keputusan
- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
- Damping saat berduka (mis. penyakit kronis, kecacatan)
- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
3) Edukasi
- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan spiritual, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 19


- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
- Latih penggunaan teknik relaksasi
- Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
- Latih memgembangkan penilaian objektif

14. Terapi Keluarga (I.09322)


a. Defenisi : Menggunakan anggota keluarga untuk menggerakkan keluarga
melakukan cara hidup yang lebih produktif
b. Tindakan :
1) Objektif
- Identifikasi riwayat kesehatan keluarga
- Identifikasi pola komunikasi keluarga
- Identifikasi cara keluarga memecahkan masalah
- Identifikasi pembuat keputusan dalam keluarga
- Identifikasi terjadinya pelecehan dalam keluarga
- Identifikasi kekuatan/sumber daya keluarga
- Identifikasi peran setiap anggota keluarga dalam sistem keluarga
- Identifikasi gangguan spesifik terkait harapan peran
- Identifikasi penyalahgunaan zat pada anggota keluarga
- Identifikasi penengah dalam keluarga
- Identifikasi ketidakpuasan dan/atau konflik yang terjadi
- Identifikasi kejadian saat ini atau akan terjadi yang mengancam keluarga
- Identifikasi kebutuhan dan harapan dalam keluarga
- Identifikasi hubungan hierarki anggota keluarga
- Monitor respons merugikan terhadap terapi
2) Terapeutik
- Fasilitasi diskusi keluarga
- Fasilitasi strategi menurunkan stress
- Fasilitasi menstrukturisasi sistem keluarga, jika sesuai
- Diskusikan cara terbaik dalam menangani disfungsi perilaku dalam keluarga
- Diskusikan batasan keluarga
- Diskusikanstrategi penyelsaian masalah yang konstruktif
- Diskusikan rencana terapi dengan keluarga
- Diskusikan cara membudayakan perilaku baru
- Rencanakan strategi menghentikan terapi
3) Edukasi
- Anjurkan komunikasi lebih efektif
- Anjurkan anggota mempioritaskan dan memilih masalah keluarga
- Anjurkan semua anggota keluarga berpartisipasi dalam pekerjaan rumah
tangga bersama-sama (mis. makan bersama)
- Anjurkan mengubah cara berhubungan dengan anggota keluarga lain

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 20


15. Terapi Reminisens (I.09327)
a. Defenisi : Menggunakan kemampuan mengenang kejadian, perasaan, dan
pemikiran masa lalu untuk memfasilitasi relaksasi, kualitas hidup, atau adaptasi
terhadap keadaan saat ini.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi makna kenangan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan
nada suara
- Identifikasi tema untuk setiap sesi (mis. rutinitas pekerjaan)
- Identifikasi sejumlah peserta yang tepat untuk terapi reminisens dalam
kelompok
2) Terapeutik
- Gunakan pakaian yang nyaman
- Batasi lama sesi sesuai rentang perhatian, respons dankemauan meanjutkan
- Tetapkan metode reminisens yang paling efektif (mis. autobiografi, jurnal,
revieu peristiwa kehidupan, catatan, diskusi terbuka, dan story telling)
- Gunakan teknik mendengar efektif
- Gunakan alat bantu peraga (mis. music untuk stimulasi audio, album foto
untuk stimulasi visual, parfum untuk stimulasi penciuman) untuk
memfasilitasi sensorik menstimulasi kenangan
- Gunakan pertanyaan langsung dan terbuka tentang kejadian masa lalu
- Gunakan album foto untuk menstimulasi kenangan
- Gunakan keterampilan komunikasi (mis. memusatkan perhatian,
merefleksikan, dan mengekspresikan kembali, untuk mengembangkan
hubungan)
- Gunakan pertanyaan langsung untuk memfokuskan kembali ke peristiwa
kehidupan, jika perlu
- Pertahankan berfokus padaproses daripada produk akhir setiap sesi
- Berikan dukungan dan mepati bagi peserta
- Fasilitasi untuk mengatasi kenangan buruk, menyakitkan atau negatif
- Fasilitasi keluarga terhadap manfaat terapi reminisens
- Berikan umpan balik positif langsung
- Berikan penguatan terhadap keterampilan koping sebelumnya
- Diskusikan kualitas afektif yang menyertai kenangan secara empati
3) Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan positif dan negative terhadap
kenangan secara lisan
- Anjurkan menulis kejadian masa lalu
- Anjurkan menulis surat kepada saudari atau teman lama
16. Terapi Sentuhan (I.09330)
a. Defenisi : Menggunakan tangan ke tubuh atau bagian tubuh tertentu untuk
memfokuskan, mengarahkan, dan memodulasi medan energy dalam upaya
penyembuhan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 21


b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi keinginan melakukan intervensi
- Identifikasi tujuan dari terapi sentuhan yang diinginkan
- Monitor respons relaksasi dan perubahan lain yang diharapkan
2) Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang nyaman tanpa distraksi
- Posisikan duduk atau terlentang dengan nyaman
- Fokuskan diri pada kekuatan batin
- Fokus pada niat untuk memudahkan penyembuhan
- Pikirkan pasien sebagai kesatuan dan fasilitasi aliran energi pasien terbuka
dan seimbang
- Letakkan telapak tangan menghadap pasien 3 sampai 5 inchi dari tubuh
- Fokus pada niat memfasilitasi kesimetrisan dan penyembuhan di area yang
terganggu
- Gerakkan tangan perlahan dan terus sebanyak mungkin, mulai dari kepala
hingga kaki
- Gerakkan tangan dengan sangat lembut le bawah melalui medan energi
pasien
- Perhatikan keseluruhan pola aliran energy, terutama area yang mengalami
gangguan, yang mungkin dirasakan melalui tangan (mis. perubahan suhu,
kesemutan, atau perasaaan gerakan halus lainnya)
3) Edukasi
- Anjurkan beristirahat selama 20 menit atau lebih setelah perawatan

5) LUARAN UTAMA
1. Tingkat Berduka (L.09094)
a. Defenisi : Respon psikososial yang ditunjukkan akibat kehilangan (orang,
objek, fungsi, status, bagian tubuh atau hubungan)
b. Ekspektasi : Membaik
c. Ktiteria Hasil

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 22


Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 23
Cukup
Sedan Cukup
6) Kriteria Hasil Meningkat Meningka Menurun
g Menurun
t
Verbalisasi
menerima 1 2 3 4 5
kehilangan
Verbalisasi
1 2 3 4 5
harapan
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
berguna
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
sedih
Verbalisasi
perasaan
bersalah
1 2 3 4 5
atau
menyalahkan
orang lain
Menangis 1 2 3 4 5
Verbalisasi
1 2 3 4 5
mimpi
Fobia 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Panik 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedan Membai
Kriteria Hasil Memburu Membai
t g k
k k
Pola tidur 1 3 2 5 4
Konsentrasi 1 3 2 5 4
imunitas 1 3 2 5 4
LUARAN TAMBAHAN
1. Dukungan Sosial (L.13113)
a. Defenisi : Ketersediaan sokongan dari orang lain untuk memenuhi
kebutuhan individu yang, menjalani perawatan
b. Ekspektasi : Meningkat
c. Kriteria Hasil

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 24


Cukup Cukup 2. Harapan
Kriteria Menuru Sedan Meningka
Menuru Meningka (L.09068)
Hasil n g t
n t a. Defeni
Kemampuan si :
Meminta
bantuan 1 2 3 4 5
pada orang
lain
Bantuan
yang
ditawarkan 1 2 3 4 5
oleh orang
lain
Dukungan
emosi yang
disediakan 1 2 3 4 5
oleh orang
lain
Jaringan
sosial yang 1 2 3 4 5
membantu
Ketersediaan alternative pemecahan pada masalah yang dihadapi
b. Ekspektasi : Meningkat
c. Kriteria Hasil

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 25


3. Ketah
Cukup anan
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Keterlibatan
dalam
1 2 3 4 5
aktivitas
perawatan
Selera makan 1 2 3 4 5
Inisiatif 1 2 3 4 5
Minat
komunikasi 1 2 3 4 5
verbal
Cukup
Meningka Sedan Cukup
Kriteria Hasil Meningka Menurun
t g Menurun
t
Verbalisasi
keputusasaa 1 2 3 4 5
n
Perilaku pasif 1 2 3 4 5
Afek Datar 1 2 3 4 5
Mengangkat
bahu saat 1 2 3 4 5
bicara
Cukup
Memburu sedan Cukup
Kriteria Hasil Memburu Membaik
k g Membaik
k
Pola tidur 1 2 3 4 5
Personal (L.09073)
a. Defenisi : Kapasitas untuk beradaptasi dan berfungsi secara positif setelah
mengalami kesulitan atau krisis
b. Ekspektasi : Meningkat
c. Kriteria Hasil

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 26


Cukup Cukup
Menuru Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menuru Meningka
n g t
n t
Verbalisasi
harapan yang 1 2 3 4 5
positif
Menggunakan
stategi koping 1 2 3 4 5
yang efektif
Verbalisasi
1 2 3 4 5
perasaan
Menunjukkan
1 2 3 4 5
harga diri positif
Mengambil
1 2 3 4 5
tanggung jawab
Mencari
dukungan 1 2 3 4 5
emosional
Menanggapi
kesulitan sebagai 1 2 3 4 5
tantangan
Menggunakan
strategi untuk
meningkatkan
keamanan
menggunakan 1 2 3 4 5
Menggunakan
strategi untuk
menghindari
bahaya
Menghindari
penyalahgunaan 1 2 3 4 5
obat
Menghindari
penyalahgunaan 1 2 3 4 5
zat
Menahan diri
menyakiti orang 1 2 3 4 5
lain
Mengindentifikasi
1 2 3 4 5
model peran
Mengidentifikasi
sumber daya di 1 2 3 4 5
komunitas
Memanfaatkan
Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 27
sumber daya di 1 2 3 4 5
komunitas
Verbalisasi
4. Resolusi Berduka (L.09085)
a. Defenisi : Respon psikososial yang ditunjukkan akibat kehilangan (orang,
objek, fungsi, status, bagian tubuh atau hubungan)
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil

5. Status Kopling (L.09086)


Cukup a. D
Cukup Sedan Meningka ef
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t en
t
isi
Verbalisasi
:
menerima 1 2 3 4 5
kehilangan
Verbalisasi
1 2 3 4 5
harapan
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
berguna
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Imunitas 1 2 3 4 5
Cukup
Meningka Sedan Cukup
Kriteria Hasil Meningka Menurun
t g Menurun
t
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
sedih
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
bersalah
Verbalisasi
menyalahkan 1 2 3 4 5
orang lain
Verbalisasi
1 2 3 4 5
mimpi buruk
Menangis 1 2 3 4 5
Fobia 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Panik 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Sedan Cukum
Kriteria Hasil Memburu Membaik
k g Membaik
k
Ola tidur 1 2 3 4 5
Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 28
Kemampuan menilai dan merespon stressor dan/ atau kemampuan
menggunakan sumber-sumber yang ada mengatasi masalah
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Kemampuan
memenuhi peran 1 2 3 4 5
sesuai usia
Perilaku koping adaptif 1 2 3 4 5
Verbalisasi
kemampuan mengatasi 1 2 3 4 5
masalah
Verbalisasi pengakuan
1 2 3 4 5
masalah
Verbalisasi kelemahan
1 2 3 4 5
diri
Perilaku asertif 1 2 3 4 5
Partisipasi sosial 1 2 3 4 5
Tanggung jawab diri 1 2 3 4 5
Orientasi realitas 1 2 3 4 5
Minat mengikuti
1 2 3 4 5
perawatan/pengobatan
Kemampuan membina
1 2 3 4 5
hubungan
Cukup
Meningka Sedan Cukup
Kriteria Hasil Meningka menurun
t g Menurun
t
Verbalisasi
menyalahkan orang 1 2 3 4 5
lain
Verbalisasi rasionalisasi
1 2 3 4 5
kegagalan
Hipersensitif terhadap
1 2 3 4 5
kritik
Perilaku
1 2 3 4 5
penyalahgunaan zat
Perilaku manipulasi 1 3 4 5
Perilaku permusuhan 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 29


Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Perilaku superior 1 2 3 4 5

6. Status Spritual (L.09091)


a. Defenisi : keyakinan atau sistem nilai berupa kemampuan merasakan makna
dan tujuan hidup meelalui hubungan diri, orang lain, lingkungan atau Tuhan.
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Verbalisasi makna dan
1 2 3 4 5
tujuan hidup
Verbalisasi kepuasan
1 2 3 4 5
terhadap makna hidup
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
keberdayaan
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
tenang
Verbalisasi penerimaan 1 2 3 4 5
Verbalisasi percaya
1 2 3 4 5
pada orang lain
Cukup
Meningka Sedan Cukup
Kriteria hasil Meningka Menurun
t g Menurun
t
Perilaku marah pada
1 2 3 4 5
tuhan
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
bersalah
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
asing
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
diabaikan
Verbalisasimenyalahkan
1 2 3 4 5
diri sendiri
Mimpi buruk 1 2 3 4 5
Perasaan takut 1 2 3 4 5
Penghindarahan 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 30


Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
aktivitas, tempat, orang
terkait trauma
Kewaspadaan
1 2 3 4 5
berlebihan
Perilaku merusak diri
Cukup
Memburu Sedan Cukup
Kriteria hasil Memburu membaik
k g Membaik
k
Kemampuan beribadah 1 2 3 4 5
Interkasi dengan orang
1 2 3 4 5
terdekat/pemimpin
Spiritual 1 2 3 4 5
Koping 1 2 3 4 5
Memori 1 2 3 4 5
Interpretasi realitas 1 2 3 4 5

7. Tingkat Depresi (L.09097)


a. Defenisi : perasaan sedih yang berdampak negative pada pikiran, timfakan,
perasaan dan kesehatan
b. Ekspektasi :
c. Kriteria Hasil

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 31


Cukup Referensi
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t Berduka
Minat (SDKI)
1 2 3 4 5
beraktivitas
Aktivitas sehari-
1 2 3 4 5
hari
konsentrasi 1 2 3 4 5
Harga diri 1 2 3 4 5
Kebrsihan diri 1 2 3 4 5
Cukup
Meningka Sedan Cukup
Kriteria hasil Meningka Menurun
t g Menurun
t
Perasaan tidak
1 2 3 4 5
berharga
Sedih 1 2 3 4 5
Putus asa 1 2 3 4 5
Peristiwa
1 2 3 4 5
negatif
Perasaan
1 2 3 4 5
bersalah
Keletihan 1 2 3 4 5
Pikiran
1 2 3 4 5
mencederai diri
Pikiran bunuh
1 2 3 4 5
diri
Bimbang 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Penyalahgunaan
1 2 3 4 5
zat
Penyalahgunaan
1 2 3 4 5
alkohol
Cukup
Memburu Sedan Cukup
Kriteria hasil Memburu membaik
k g Membaik
k
Berat badan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Libido 1 2 3 4 5
Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 32
Acley, B. j., Ladwig, G. B., & Makic, M. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidence-Based Guide to Planning Care. 11 th Ed. St. Louis: Elsevier.
Carpernito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Applications to Clinical Practice: 14 th
Ed. Philadelphia Lippicolf Williams & Wilkins.
Doenges, M. E. Moorhouse, M. F., & Murr. A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual
Planning, Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia. F. A.
Devis Company.
Drapper, P., Hollloway, M., & Adamson, S (2014). A qualitative study of recently
bereaved people’s beliefs about death: implications for bereavement care.
Journal of Clinical Nursing, 23(9/10), 1300-1308.
Estevens Pazes, M. C., Nunes, L, & Barbosa, A (2014). Factors influencing the experience
of the teminal phase and the grieving process: the primary caregiver's
perspective. Reviata de Enfermagem Referdncia, (3), 95-104.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnoals Delinitions and Classification
2015-2017. (10th Ed). Qxford: Wiey Blackwell.
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S., Sridaromont, K. L, Maramba, P. J. (2012). Cox's
Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women's Mental Health,
Gerontic, and Home Health Considerations. 6th Ed. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
Paloma-Castro, O., Romero-Sánchez, J. M., Paramio-Cuevas, J. C., Pastor-Montero, SM,
Castro-Yuste, C., Frandsen, A. J., & Moreno-Corral, L J. (2014). Nursing diagnosis
of grieving: content validity in perinatal loss situatilons. International Jounal Of
Nursing Knowledge, 25(2), 102-109. doi: 10.1111/2047-3095.12015.
Towsend. (2011). Nursing Diagnosis in Pcychiatric Nursing: Care Plane and Psychotropic
Medications. Philadelphia: FA. Davia Company
Dukungan kelompok
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters Kiuwer Health/Lippincott Willam & Wilkins.
Bergin, R. J., Grogan, S. M., Bernshaw, D., Juraskova, I., Penberthy, S., Mileshkin, L.R.,
Krishnasamy, M., Hocking, A C., Aranda, S.K., Schofield, P.E. (2016). Developing
an Evidence-Based. Nurse-Led Psychoeducational Intervention With Peer Support
in Gynecologic Oncology. Cancer Nurs, 39(2). 19- 30.
Cestalein, S. Mulder, P. J, Bruggeman, R. (2008). Guided peer support groups for
schizophrenia: a nursing intervention. Psychiatric Serv, 59(3), 326. doi:
10.1176/appi.ps.59 3.326.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 33


Creating peer support groups in mental health and related areas WHO QualityRights
training to act. unite and empower for mental health (pilot version). Geneva:
World Health Organization: 2017 (WHO/MSD/MHP/17.13). Licence: CC BY-NC-SA
3.0 IGO.
Parry M. Watt-Watson J. (2010). Peer support intervention trials for Individuals with
heart disease: a systematic review. Eur J Cardiovasc Nurs, 9(1, 57-67).
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Heelth
Care in the Community (8th ed). Elsevier Sclence Health Science Devision.
Dukungan proses berduka (SIKI Utama)
Arnold, J. (1995). A reconcapitualization of the concept of grief for nursing: A
philosophical analysis (Order No. 9609382). Avaliable from Nursing & Mentalth
Database: ProQuest Dissertations & Thases Global. (3042215346). Retrieved
from https://search.proquest.com/docview/3042153467?accounlid=17242
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphia
Lippicolf Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principies and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St. Louis
Mosby
Thomas-Adams, H. (2015). Child life specialista’ use of bibliotheraphy with grleving
children: How books can be used to old emotional expression, meaning-making
and healing (Order No.1588943) Available from ProQuest Dissertations & Thases
Global. (1689457800)
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.) Philadelphia. F. A. Devis Company.
Dukungan emosional (SIKI Utama)
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphia
Lippicolf Williams & Wilkins.
Fernandez-Feito, A., Lana, A., Cabello-Gutierrez, L., Franco-Correia, S., Baldonedo-
Cornuda, R., & Mosteiro-Diaz, P. (2015). Face-to-face Information and Emotional
Support from Trained Nurses Reduce Pain During Screening Mammography
Result from a Randomized Controlled Trial. Paing Management Nursing. 16(6).
862-870. doi. 10.1016/j.pmn.2015.
Noreil Pejner, M. Ziegert, K., & Khilgran, A. (2015). Older patients’ in Sweden and
experience of the emotional support received from the registered nurse – a
griunded theory study Aging & Mental Hleath, 19(1), 79-35. doi.
10.1080/13607863.2014.917605.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 34


Saljad, S., Ali, S., Gul, R. B., Mateen, A., & Rozi, S. (2016). The effect of individualized
patient education, along with emostionalsupport, on the quality of life of breast
cancer pastients – A pilot study, European Journal Of Oncology Nursing. 2175-82.
doi. 10.1016/j.ejon.2016.01.00607.005.
Stuart, G. W. (2013). Principies and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St. Louis
Mosby
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.) Philadelphia. F. A. Devis Company.
Dukungan keluarga (SIKI Tambahan)
Anderson & McFartane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters Kluwer Heslth/Lippincott Willam & Wilkins.
Bracht, N. (1990). Health promotion at the community level. Newbury Park, CA: Sage.
Dever, G. (1991) Community health analysis. Gaithersburg, MD: Aspen.
Dovers. S. (1998). Community involvement in environmental management: Thoughts for
emergency management. Australian Joumal of Emergency Management, The,
13(2), 6.
Salazar, M. K.& Primomo, J. (1994). Taking the lead in environmental health. American
Association of Occupational Health Nurses (AAOHN), 42(7), 317-324.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health
Care in the Community (8 od) Elsevier Science Health Sclence Devision.
Dukungan keyakinan
Frey, K. S., Hirschstein, M. K., Snell, J. L., Edstrom, L. V. S., MacKenzie, E. P., & Broderick, C. J.
(2005). Reducing Playground Bullying and Supporting Beliefs: An Experimental Trial of
the Steps to Respect Program Committee for Childron, Dovelopmental Psychology, 41,
3, 479-491.
Judith A. Adams, Donald E. Bailey Jr., Ruth A. Anderson, and Sharron L. Docherty. (2011).
Nursing Roles and Strategies in End-of-Life Decision Making in Acute Care: A Systematic
Review of the Literature. Nursing Rasearch and Practice, 15. dol:10.1155/2011/527834.
Stuart, G. W. (2013) Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis: Mosby
Swanson, K. M. (1993). Nursing as informed Caring for the Well-Being of Others. Journal of
Nursing Scholarship, 25, 352-357.
Dukungan memaafkan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 35


Boman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Perason Education.
Unquist R., Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Altermative Therapies in Nursing
(7th ed.). New York: Springer Publishing Company. Inc.
Redine, A. C. (2015). Designing forgiveness interventions: Guidance from five meta-analyses
Joumal of Holistic Nursing, 33 (, 161.
Quenstedt-Moe, G. (2014). Using Forgiveness as an Intervention for Healing in Women Who
Experience Abuse. J Clinic Res Bioeth, 5, 191. doi: 10.4172/2155-9627.1000191.
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dukungan pelaksaan ibadah
Beman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Perason Education.
Giske, T. and Cone, P. H. (2015). Discerning the healing path-how nurses assist patient
spirituality in diverse health care settings. J Clin Nurs, 24: 2926-2935. dol:10.1111/jocn.
12907.
O'Brien, M. E. (2010). Spirituality in Nursing Standing on Holy Ground (4th ed.). Canada Jones &
Bartlett Publishers.
Yousef, H., & Abedi, H. A. (2011). Spiritual care in hospitalized patients. Iranian Journal of
Nursing and Midwifery Research, 16(1), 125-132.
Dukungan perasaan bersalah
Beman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed),
USA: Pearson Education.
Boyd. M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis: Mosby
Townsond, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Dukungan spritual
Berman, A. Snyder, S, & Fradsen, G. (2016) Kozlar& Erb's Fundamentals of Nursing (10th d.).
USA: Pearson Education.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 36


Doughetly, L. &Lister, S. (2015). Manual of Cinical Nursing Procedures (9th ed.). UK The Royal
Manden NHS FOond tion Trust
Townsand, M. (2014). Psychlatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadeiphia: F.A Davis Company.
Wilkinson, J. M., Treas, S. Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nutsing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Jurnal
Bennett, L. (2012). An expressive writing intervention to address the bereavement of a
companion animal: Mental and physical health outcomes (Order No. 3494826).
Available from ProQuest Dissertations & Theses Global; Psychology Database.
(922415651).
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing
(7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Konseling
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.)
USA. Pearson Educations
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Manajemen mood
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Davies, H., & Rees, J. (2000). Psychological effects of isolation nursing (1): Mood disturbance.
Nursing Standard (through 2013), 14(28), 35-8.
Good, J. D. (2017). Screening for bipolar disorder in the primary care setting using the mood
disorder questionnaire (Order No. 10264681). ProQuest Dissertations & Theses Global.
(1894633756).

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 37


Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St. Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen pengendalian marah
Berg, Johanna (2012) Aggression and Its Management In Adolescent Forensic Paychiatric Care.
Tuku Department of Nursing Science, Faculty of Medicine, University of Turku, Finland,
Annales Universitatis Turkuensis.
Bisconer S. W., Green M., Malion-Czajka J. & Johnson J. S. (2006). Managing Aggression in A
Psychiatric Hospital Using A Behaviour Plan: A Case Study. Journal of Psychiatric and
Mental Health Nursi 2006.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pencegahan penggunaan zat
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Galvin, D. M. (2000). Workplace managed care: Collaboration for substance abuse prevention.
The Journal Behavioral Health Services & Research, 27(2), 125-30.
Firesheets, E. K., Francis, M., Bamum, A., & Rolf, L. (2012). Community-based prevention
support: Using the interactive systems framework to facilitate grassroots evidenced-
based substance abuse prevention. American Journal of Community Psychology, 50(3-
4), 347-56. doi:http://dx.doi.org/10.1007is10464-012-9506-x.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis: Mosby
Promosi koping
Carlson, G. A., & Grant, K. E. (2008). The roles of stress and coping in explaining gender
differences in risk for psychopathology among african american urban adolescents. The
Joumal of Early Adolescence, 26(3), 375-404.
doi:http://dx.doi.org/10.1177/0272431608314663.
Marin, T. J., Holtzman, S., DeLongis, A., & Robinson, L (2007). Coping and the response of
others. Journal of Social and Personal Relationships, 24(6), 951-969.
doi:http://dx.doi.org/10.1177/0265407507084192

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 38


Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Terapi keluarga
Boyd, M. (2012). Psychiatric nursing: contomporary practice (5th ed.). Philadelphia: Wolters
Kluwer Health/Lippincott WIlliams & Wilkins.
Dick ID, Stekoll AH, Hays S. (2011). The role of the famly and improvement in treatment
meintenance, adherence, and outcome for schizophrenia. J Clin Psychopharmacol. 2011
Feb:31(1):82-5. dol: 10.1097/JCP.0b013e31820597fa.
Luksted A, MoFarlane W. Downing D, Dixon L. (2012). Racent developments In family
psychoeducation as an evidence-based practice. J Marital Fam Ther, 38(1):101-21.
Wikinson, J. M, Treas, L S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundementals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapi remisens
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Willams & Wilkins.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Comptementary/Altemative Therapies in Nursing
(7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Terapi sentuhan
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th ed.).
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Meehan, T. C. (1998), Therapeutic touch as a nursing intervention. Joumal of Advanced Nursing
20.125. dol:10.1046/.1365-2648.1998.00771
O'Mathúna, D. P. (2000), Evidence-Based Pracicu and Reviews of Therapeutic Touch. Journal of
A Scholarship, 32: 279-285. doi: 10.1111.1547-5069.2000.00279.x
Wiinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (2nd
Ed.). Philadelphia: F. A Davis Company.
BAB III
DISTRES SPIRITUAL

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 39


A. DEFENISI
Distres Spiritual adalah gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri, orang lain,
lingkungan atau tuhan.

B. PENYEBAB
1. Menjelang ajal
2. Kondisi penyakit kronis
3. Kematian orang terdekat
4. Perubahan pola hidup
5. Kesepian
6. Pengasingan diri
7. Pengasingan sosial
8. Gangguan sosio-kultural
9. Peningkatan ketergantungan pada orang lain
10. Kejadian hidup yang tidak diharapkan

C. GEJALA DAN TANDA MAYOR


1. Subjektif
a. Mempertanyakan makna/tujuan hidupnya
b. Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang
bermakna
c. Merasa menderita/tidak berdaya

2. Objektif
a. Tidak mampu beribadah
b. Marah pada tuhan

D. GEJALA DAN TANDA MINOR


1. Subjektif
a. Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang tenang
b. Mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah)
c. Merasa bersalah
d. Merasa terasing
e. Menyatakan telah diabaikan

2. Objektif
a. Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/
pemimpin spiritual
b. Tidak mampu berkreativitas (mis. menyanyi,
mendengarkan music, menulis)
c. Koping tidak efektif
d. Tidak berminat pada alam/literatur spiritual

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 40


E. INTERVENSI UTAMA
1. Dukungan Spiritual (I.09276)
a. Defenisi : Memfasilitasi peningkatan perasaan
seimbang dan terhubung dengan kekuatan yang
lebih besar
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan
ketidakberdayaan
- Identifikasi pandangan tentang hubungan
antara spiritual dan kesehatan
- Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
- Identifikasi ketaatan dalam beragama

2) Terapeutik
- Berikan kesempatan mengekspresikan
perasaan tentang penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan mengekspresikan dan
meredakan marah secara tepat
- Yakinkan bahwa perawat bersedia
mendukung selama masa ketidakberdayaan
- Sediakan privasi dan waktu tenang untuk
aktivitas spiritual
- Diskusikan keyakinan tentang makna dan
tujuan hidup, jika perlu
- Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah

3) Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan/ atau orang lain
- Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok
pendukung
- Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan
imajinasi terbimbing

4) Kolaborasi
- Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis.
ustadz, pendeta, room, biksu)

2. Promosi Koping (I.09312)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 41


a. Defenisi : Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan
merespon stressor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber
yang ada.

b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya yang tersedia
untuk memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi terhadap
peran dan hubungan
- Identifikasi metode penyelesaian
masalah
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan
terhadap dukungan sosial

2) Terapeutik
- Diskusikan perubahan peran yang
dialami
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan
- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
- Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
- Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi
yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-
aspek tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk menentukan harapan
yang realistis
- Tinjau kembali kemampuan dalam
pengambilan keputusan
- Hindari mengambil keputusan saat
pasien berada dibawah tekanan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 42


- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia
- Dampingi saat berduka (mis. penyakit
kronis, kecacatan)
- Perkenalkan dengan orang atau
kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
- Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam

3) Edukasi
- Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual,
jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan yang lebih
spesifik
- Ajarkan cara memecahkan masalah
secara konstruktif
- Latih penggunaan teknik relaksasi
- Latih keterampilan sosial, sesuai
Kebutuhan
- Latih mengembangkan penilaian
obyektif

F. INTERVENSI PENDUKUNG
1. Dukungan Emosional (I.09256)
a. Defenisi : Memfasilitasi penerimaan kondisi
emosional selama masa stres.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien
- Identifikasi hal yang tekah memicu emosi

2) Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
- Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 43


- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. merangkul,
menepuk-nepuk)
- Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika
perlu
- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah

3) Edukasi
- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami(mis. amsietas, marah,
sedih)
- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola
respons yang biasa digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

4) Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu

2. Dukungan Keyakinan (I.09259)


a. Defenisi : Memfasilitasi integrasi keyakinan ke
dalam rencana perawatan untuk menunjang
pemulihan kondisi kesehatan.
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan perawatan
- Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai kondidi pasien
- Monitor kesehatan fisik dan mental pasien

2) Terapeutik
- Integrasikan keyakinan dalam rencana
perawatan sepanjang tidak membahayakan
/berisiko keselamatan, sesuai kebutuhan
- Berikan harapan yang realistis sesuai
prognosis
- Fasilitasi pertemuan antara keluarga dan tim kesehatan untuk membuat
keputusan
- Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi kesehatan

3) Edukasi
- Jelaskan bahaya atau risiko yang terjadi akibat keyakinan negatif
- Jelaskan alternative ynag berdampak positif untuk memenuhi keyakinan
dan perawatan
- Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami

3. Dukungan Memaafkan (I.09261)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 44


a.Defenisi :Memfasilitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan
empati dan kerendahan hati
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi sumber kemarahan dan
Kebencian
- Identifikasi keyakinan yang menghambat dn membantu mengungkapkan
masalah
- Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam

2) Terapeutik
- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran
secara empati
- Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan
empati, jika perlu
- Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (mis.
doa,bimbingan, bersikap bijaksana)

3) Edukasi
- Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses
- Jelaskan bahwa memaafkan memiliki kesehatan dan pemulihan diri
- Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi

4. Dukungan Pengambilan Keputusan (I.09265)


a.Defenisi : Memberikan informasi dan dukungan saat
pembuatan keputusan kesehatan
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi persepsi mengenal masalah dan informasi
yang memicu konflik

2) Terapeutik
- Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang
membantu membuat pilihan
- Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap
solusi
- Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang
diharapkan
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak
informasi
- Fasilitasi menjelaskan keputusab kepada orang lain,
jika perlu

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 45


- Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya

3) Edukasi
- Informasikan alternatif solusi secara jelas
- Berikan informasi yang diminta pasien

4)Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan keputusan

5. Dukungan Pelaksanaan Ibadah (I.09262)


a.Defenisi :Memfasilitasi pemulihan dan penyembuhan
dalam perawatan melalui pelaksanaan ibadah
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kebutuhan pelaksanaan ibadah sesuai
agama yang dianut

2) Terapeutik
- Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk
pelaksanaan ibadah (mis. temat berwudhu,
perlengkapan sholat, arah kiblat,perlengkapan
kebaktian)
- Fasilitasi konsiltasi medis dan tokoh agama terhadap
prosedur khusus (mis. donor, transfusi)
- Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber koping
- Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama yang
dianut (mis. tidak makan babi bagi muslim, tidak makan
daging sapi bagi hindu)

- Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus (mis.


mengadzankan bayi, pembaqtisan, pengakuan dosa,
menuntun syahadat saat sakaratul maut, menghadap
kiblat)
- Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga dan/atau
rohaniawan

3) Kolaborasi
- Konsultasi medis terkait pelaksanaan ibadah yang
memerluan perhatian (mis.puasa)
- rujuk pada rohaniawan, konseling profesi dan kelompok
pendukung pada situasi spiritual dan ritual, jika sesuai

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 46


6. Dukungan Pengungkapan Kebutuhan (I.09266)
a.Defenisi : Memudahkan mengungkapkan kebutuhan
dan keinginan secara efektif
b.Tindakan :
1) Observasi
- Periksa gangguan komunikasi verbal (mis.
ketidakmampuan berbicara, kesulitan
mengekspresikan pikiran secara verbal)
2) Terapeutik
- Ciptkan lingkungan yang tenang
- Hindari berbicara keras
- Ajukan pernyataan debgan jawaban singkat, dengan
isyarat anggukan kepala jika mengalami kesulitan
berbicara
- Jadwalkan waktu istirahat sebelum waktu kunjungan
dan sesi terapi wicara
- Fasilitasi komunikasi dengan media (mis. pensil dan
kertas, computer, kartu kata)

3) Edukasi
- Informasikan keluarga dan tenaga kesehatan lain teknik
berkomunikasi dan gunakan secara konsisten
- Anjurkan keluarga dan staf mengajak bicara meskipun
tidak mampu berkomunikasi

4) Kolaborasi
- Rujuk pada terapis wicara, jika perlu

7. Dukungan Pengungkapan Perasaan (I.09267)


a.Defenisi : Memudahkan mengekspresikan, memahami
dan mengelola emosi
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi tingkat emosi
- Identifikasi isyarat dan non verbal
- Identifikasi perasaan saat ini
- Identifikasi hubungan antara apa yang dirasakan dan
perilaku

2) Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan pengalaman emosional
yang menyakitkan
- Fasilitasi mengidentifikasi asumsi interpersonal yang
melatarbelakangi pengalaman emosional

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 47


- Fasilitasi pertimbangan menunda perilaku dalam
merespons emosi yang menyakitkan
- Fasilitasi membedakan pengungkpan ekspresi emosi
yang kuat diperbolehkan dan yang merusak hubungan
- Fasilitasi menetralkan kembali yang negatif

3) Edukasi
- Ajarkan mengekspresikan perasaan secara asertif
- Informasikan menekan perasaan dapat mempengaruhi
hubungan interpersonal

8. Dukungan Perasaan Bersalah (I.09268)


a.Defenisi : Memfasilitasi dalam mengatasi perasaan
menyakitkan akibat kegagalan tanggung jawab.
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi adanya keyakinan tidak rasional

2) Terapeutik
- Fasilitasi mengidentifikasi situasi perasaan muncul
dan respons terhadap situasi
- Fasilitasi mengidentifikasi refleksi perasaan yang
Destruktif
- Fasilitasi mengidentifikasi dampak situasi pada
hubungan keluarga
- Fasilitasi memahami rasa bersalah adalah reaksi
umum terhadap trauma, penganiayaan, berduka,
bencana, atau kecelakaan
- Fasilitasi dukungan spiritual, jika perlu

3) Edukasi
- Bimbing untuk mengakui kesalahan diri sendiri
- Ajarkan mengidentifikasi perasaan bersalah yang
Menyakitkan
- Ajarkan menggunakan teknik menghentikan pikiran dan
subsitusi pikiran dengan relaksasi otot saat pikiran
bersalah terus dirasakan

-Ajarkan mengidentifikasi pilihan untuk mencegah,


mengganti, menebus kesalahan, dan penyelesaian

9. Dukungan Perlindungan Penganiayaan Agama (I.09271)


a.Defenisi : Memfasilitasi identifikasi risiko tinggi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 48


pengendalian hubungan dan kegiatan keagamaan
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi ketergantungan pada “pemimpin” agama
- Identifikasi pola perilaku, pemikiran dan perasaan
- Identifikasi riwayat penyalahgunaan agama dan/ atau
ritual metode pemecahan masalah dan koping,
stabilitas emosional, tingkat penggunaan teknik
persuasif dan manipulatif
- Identifikasi tanda-tanda penganiayaan fisik, emosional,
eksploitasi, atau adiksi agama
- Monitor interaksi dengan “pemimpin” agama
- Identifikasi jaringan fungsional keagamaan
- Identifikasi sumber-sumber untuk memenuhi
kebutuhan religus dan dukungan individu dan
kelompok

2) Terapeutik
- Tawarkan kegiatan ibadah yang sesuai untuk pemulihan
bagi pasien dan keluarga/kelompok agama
- Berikan dukungan interpersonal secara reguler sesuai
kebutuhan
- Laporkan dugaan penyalahgunaan terhadap rumah
ibadah dan/ atau otoritas hukum

3) Kolaborasi
- Rujuk konseling agama yang sesuai
- Rujuk jika diduga terdapat penyalahgunaan ritual gaib

10. Dukungan Perkembangan Spiritual (I.09269)


a.Defenisi : Memfasilitasi pengembangan kemampuan
mengidentifikasi, berhubungan dan mencari sumber
makna, tujuan, kekuatan dan harapan dalam hidup
b.Tindakan :
1) Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang tenang untuk refleksi diri
- Fasilitasi mengidentifikasi masalah spiritual
- Fasilitasi mengidentifikasi hambatan dalam
pengenalan diri
- Fasilitasi mengeksplorasi keyakinan terkait
pemulihan tubuh, pikiran dan jiwa
- Fasilitasi hubungan persahabatan dengan orang lain

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 49


dan pelayanan keagamaan

2) Edukasi
- Anjurkan membuat komitmen spiritual berdasarkan
keyakinan dan nilai
- Anjurkan berpartisipasi dalam kegiatan ibadah (hari
raya, ritual) dan meditasi

3) Kolaborasi
- Rujuk pada permuka agama/kelompok, jika perlu
- Rujuk kepada kelompok pendukung, swabantu, atau
program spiritual, jika perlu

11. Dukungan Perlindungan Penganiayaan Lansia (I.09272)


a.Defenisi : Memfasilitasi pencegahan dan
penanganan terjadinya bahaya fisik, seksual,
emosional, dan eksploitasi pada lanjut usia
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi Ketergantungan pada pemberi asuhan
(mis. akibat gangguan status mental, keterbatasan
sumber ekonomi, depresi)
- Identifikasi situasi krisis keluarga yang memicu
penganiayaan (mis. kemiskinan, pengangguran,
perceraian)
- Identifikasi pemberi asuhan yang menunjukkan
gangguan kesehatan fisik atau mental
- Identifikasi tanda-tanda pelecehan fisik, seksual dan
psikologis (mis.laserasi, memar, adanya air mani atau
darah kering, harga diri rendah, defresi)
- Identifikasi tanda-tanda eksploitasi (mis. pemenuhan
kebutuhan dasar tidak sesuai dengan sumber yang
memadai)
- Identifikasi harapan pemberi asuhan yang tidak
realistis
- Monitor interaksi pasien dan pemberi asuhan

2) Terapeutik
- Berikan penegasan positif tentang nilai diri
- Fasilitasi keluarga dalam mengidentifikasi strategi
penanggulangan situasi stress
- Diskusikan indikasi penganiayaan dengan pasien dan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 50


pemberi asuhan secara terpisah

3) Edukasi
- Ajarkan cara mengatasi masalah dalam perawatan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. takut,
kuatir,sedih, kesal, marah)
- Anjurkan rawat inap untuk pemeriksaan dan
penyelidikan lebih lanjut, jika perlu
- Anjurkan penyesuaian lingkungan rumah untuk
meningkatkan kemandirian
- Anjurkan melakukan program aktivitas fisik rutin dan
program latihan yang sesuai
- Ajarkan perawatan mandiri melalui latihan, penguatan
dan pengulangan
- Informasikan sumber daya komunitas (mis. alamat dan
nomor telepon lembaga yang memberikan bantuan
layanan kesehatan lansia dirumah)

4) Kolaborasi
- Rujuk ke program terapi fisik atau olahraga, jika perlu
- Rujuk kepada perawat komunitas, jika perlu
- Rujuk kepada layanan hak asasi manusia, jika perlu

12. Dukungan Proses Berduka (I.02028)


a.Defenisi : Memfasilitasi menyelesaikan proses
berduka terdapat kehilangan yang bermakna
b.Tindakan :
1) Oberservasi
- Identifikasi kehilangan yang dihadapi
- Identifikasi proses berduka yang dialami
- Identifikasi sifat keterkaitan pada benda yang hilang
atau orang yang meninggal
- Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

2) Terapeutik
- Tunjukkan sikap menerima dan empati
- Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan
Kehilangan
- Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau
orang terdekat
- Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya,
agama dan norma sosial
- Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 51


nyaman (mis. membaca buku, menulis, menggambar
atau bermain)
- Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan

3) Edukasi
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan
menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
- Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada
kehilangan
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

13. Konseling (I.10334)


a.Defenisi : Memberikan bimbingan untuk
meningkatkan atau mendukung penanganan,
pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
- Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi
pasien

2) Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya
dan penghargaan
- Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran
- Tetapkan tujuan dan lama hubungan konseling
- Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan
- Berikan penguatan terhadap keterampilan baru
- Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah

3) Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan
- Anjurkan membuat daftra alternatif penyelesaian
masalah
- Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu
- Anjurkan mengganti kebiasaan maladatif dengan adatif
- Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan saat
Stress

14. Manajemen Stres (I.09293)


a.Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola tingkat
stres dengan tujuan meningkatkan fungsi individu

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 52


b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi tingkat stress
- Identifikasi stresor

2) Terapeutik
- Lakukan reduksi ansietas (mis. anjurkan nafas dalam
sebelum prosedur, berikan informasi tentang
prosedur)
- Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
- Pahami reaksi marah terhadap stressor
- Bicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
- Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
- Pastikan keselamatan pasien, anngota keluarga dan
staf
- Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup untuk
mengembalikan tingkat energi
- Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan
ketenangan spiritual
- Pastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk
meningkatkan resistensi tubuh terhadap stress
- Hindari makanan yang mengandung kafein, garam dan
lemak

3) Edukasi
- Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian
Stress
- Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan
negosiasi atau mengatakan “tidak”
- Anjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat
diselesaikan
- Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan
biologis dan emosional 30 menit tiga kali seminggu
- Anjurkan menggunakan teknik menurunkan stress yang
sesuai untuk diterapkan di rumah sakit maupun pada
situasi lainnya
- Ajarkan teknik menurunkan stres (mis. latihan pernafasan,
masase, relaksasi progresif, imajinasi terbimbing,
biofeedback, terapi sentuhan, terapi murattal, terapi
music, teraoi humor, terapi tertawa, meditasi)

15. Mediasi Konflik (I.09296)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 53


a.Defenisi : Memfasilitasi komunikasi konstruktif dalam
penyelesaian masalah dengan cara yang dapat
diterima bersama
b.Tindakan :
1) Observasi
- Monitor alur proses mediasi

2) Terapeutik
- Ciptakan suasana yang netral dalam proses
komunikasi
- Gunakan berbagai teknik komunikasi (mis. mendengar
aktif, parafrase, refleksi)
- Diskusikan masalah
- Fasilitasi mengidentifikasi alternatif penyelesaian
masalah
- Fasilitasi kedua belah pihak dalam menerima
penyelesaian yang disepakati
- Berikan penguatan positif terhadap upaya
penyelesaian masalah

3) Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan masalah yang dialami
- Anjurkan menggunakan panduan dalam proses
komunikasi

16. Perlibatan Keluarga (I.14525)


a.Defenisi : Memfasilitasi partisipasi anggota keluarga
dalam perawatan emosional dan fisik
b.Tindakan :
1) Observasi

- Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam


perawatan

2) Terapeutik
- Ciptakan hubungan terapeutik pasien dengan
keluarga dalam perawatan
- Diskusikan cara perawatan di rumah (mis. kelompok,
perawatan di eumah atau rumah singgah)
- Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif
rencana perawatan
- Fasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan

3) Edukasi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 54


- Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
- Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada
keluarga
- Informasikan harapan pasien kepada keluarga
- Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan
- Anjurkan keluarga dalam perawatan

17. Promosi Harapan (I.09307)


a.Defenisi : Meningkatkan kepercayaan pada
kemampuan untuk memulai dan mempertahankan
tindakan
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam
pencapaian hidup

2) Terapeutik
- Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai
penting
- Pandu mengingat kembali kenangan yang
menyenangkan
- Libatkan pasien secara asertif dalam perawatan
- Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan
tingkat pencapaian tujuan sederhana sampai dengan
kompleks
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
terlibat dengan dukungan kelompok
- Ciptakan lingkungan yang memudahkan
mempraktikkan kebutuhan spiritual

3) Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi
dengan realistis
- Anjurkan mempertahankan hubungan (mis.
menyebutkan mana orang yang dicintai)
- Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik
dengan orang lain
- Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
- Latih cara mengembangkan spiritual diri
- Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis.
prestasi pengalaman)

18. Promosi Dukungan Spiritual (I.09306)


a.Defenisi : Meningkatkan rasa seimbang dan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 55


terhubung dengan kekuatan ynag lebih besar
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi keyakinan tentang makna dn tujuan
hidup, sesuai kebutuhan
- Identifikasi perspektif spiritual, sesuai kebutuhan

2) Terapeutik
- Perlakukan pasien dengan bermartabat dan
terhormat
- Tunjukkan keterbukaan empati dan kesediaan
mendengarkan perasaan pasien
- Yakinkan bahwa perawat selalu ada dan mendukung
- Gunakan teknik klarifikasi untuk membantu menilai
keyakinan, jika perlu
- Fasilitasi mengekspresikan dan meredakan amarah
secara tepat
- Motivasi meninjau kehidupan masa lalu dan fokus
pada hal yang memberikan kekuatan spiritual
- Motivasi berinteraksi dengan anggota keluarga,
teman ,dan lainnya
- Dorong privasi dan waktu tenang untuk aktivitas
spiritual

19. Promosi Sistem Pendukung (I.09313)


a.Defenisi : Meningkatkan pemberian pertolongan
kepada pasien bersama keluarga, teman dan
masyarakat.
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan
ketersediaan sisitem pendukung
- Identifikasi sumber daya untuk ketersediaan
pengasuh
- Monitor situasi keluarga saat ini dan sistem
pendukung

2) Terapeutik
- Berikan dukungan caring dalam pelayanan
- Motivasi berpartisipasi dalam kegaiatan sosial dan
masyarakat
- Motivasi membina hubungan dengan pihak yang

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 56


memiliki kebutuhan yang sama
- Libatkan keluarga, orang penting, dan teman dalam
Perawatan

3) Edukasi
- Jelaskan hambatan pada sistem pendukung
- Informasikan jaringan sosial yang tersedia
- informasikan tingkat sistem pendukung (mis.
keluarga, teman dan masyarakat)
- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

4) Kolaborasi
- Rujuk ke kelompok swadaya
- Kolaborasi dengan program pencegahan atau
pengobatan berbasis masyarakat, jika perlu

20. Teknik Imajinasi Terbimbing (I.08247)


a.Defenisi : Membentuk imajinasi dengan
menggunakan semua indera melalui pemprosesan
kognitif dengan mengubah obyek, tempat, peristiwa
atau situasi untuk meningkatkan relaksasi,
meningkatkan kenyamanan dan meredakan nyeri
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi masalah yang dialami
- Monitor respons perubahan emosional

2) Terapeutik
- Sediakan ruangan yang tenang dan nyaman

3) Edukasi
- Anjurkan membayangkan suatu tempat yang
sangat menyenangkan yang pernah atau yang
ingin dikunjungi (mis.gunung, pantai)
- Anjurkan membayangkan mengunjungi tempat
yang dikunjungi berada dalam kondidi yang
sehat, bersama dengan orang yang dikasihi atau
dicintai dalam suasana yang nyaman

21. Teknik Menenangkan (I.08248)


a.Defenisi : Teknik relaksasi dengan pembentukan
imajinasi individu dengan menggunakan semua indera
melalui pemrosesan kognitif untuk mengurangi stres
b.Tindakan :

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 57


1) Observasi
- Identifikais masalah yang dialami

2) Terapeutik
- Buat kontrak dengan pasien
- Ciptkan ruangan yang tenang dan nyaman

3) Edukasi
- Anjurkan mendengarkan music yang lembut atau
musik yang disukai
- Anjurkan berdoa, berzikir, membaca kitab suci,
ibadah sesuai agama yang dianut
- Anjurkan melakukan teknik menenangkan hingga
perasaan menjadi tenang

22. Terapi Reminisens (I.09327)


a.Defenisi : Menggunakan kemampuan mengenang
kejadian, perasaan, dan pemikiran masa lalu untuk
memfasilitasi relaksasi, kualitas hidup terhadap
keadaan saat ini
b.Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi makna kenangan melalui bahasa tubuh,
ekspresi wajah, dan nada suara
- Identifikasi tema untuk setiap sesi (mis. rutinitas
pekerjaan)
- Identifikasi sejumlah peserta yang tepat untuk terapi
reminisens dalam kelompok

2) Terapeutik
- Gunakan pakaian yang nyaman
- Batasi lama sesi sesuai rentang perhatian, respons
dan kemauan melanjutkan
- Tetapkan metode reminisens yang paling efektif
(mis. autobiografi, jurnal, riview peristiwa kehidupan,
catatan, diskusi terbuka, dan story telling)
- Gunakan teknik mendengarkan efektif
- Gunakan alat bantu peraga (mis. musik untuk
stimulasi audio, album foto untuk stimulasi visual,
parfum untuk stimulasi penciuman) untuk
memfasilitasi sensorik menstimulasi kenangan
- Gunakan pertanyaan langsung dan terbuka tentang
kejadian masa lalu
- Gunakan album foto untuk menstimulasi kenangan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 58


- Gunakan keterampilan komunikasi (mis. memusatkan
perhatian, merefleksikan,dan mengekspresikan
kembali, untuk mengembangkan hubungan)
- Gunakan pertanyaan langsung untuk memfokuskan
kembali ke peristiwa kehidupan, jika perlu
- Pertahankan berfokus pada proses daripada produk
akhir setiap sesi
- Berikan dukungan dan empati bagi peserta
- Fasilitasi untuk mengatasi kenangan buruk,
menyakitkan atau negatif
- Fasilitasi keluarga terhadap manfaat terapi
reminisens
- Berikan umpan balik positif langsung
- Berikan penguatan terhadap keterampilan koping
sebelumnya
- Diskusikan kualitas afektif yang menyertai kenangan
secara empati

3) Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan positif dan
negatif terhadap kenangan secara lisan
- Anjurkan menulis kejadian masa lalu
- Anjurkan menulis surat kepada saudara atau teman
lama

c. LUARAN UTAMA
Status Spiritual (L.09091)
a. Defenisi : keyakinan atau system nilai berupa kemampuan merasakan makna dan
tujua hidup melalui hubungan diri, orang lain, lingkungan atau Tuhan.
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil :

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 59


Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Verbalisasi
makna dan 1 2 3 4 5
tujuan hidup
Verbalisasi
kepuasan
1 2 3 4 5
terhadap
makna hidup
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
keberdayaan
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
tenang
Verbalisasi
1 2 3 4 5
penerimaan
Verbalisasi
percaya pada 1 2 3 4 5
orang lain
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Perilaku
marah pada 1 2 3 4 5
Tuhan
Verbalisasi
perasan 1 2 3 4 5
bersalah
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
asing
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
diabaikan
Verbalisasi
menyalahkan 1 2 3 4 5
diri sendiri
Mimpi buruk 1 2 3 4 5
Perasaan
1 2 3 4 5
takut
Penghindaran
aktivitBS,
tempat, 1 2 3 4 5
orang terkait
trauma
Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 60
Kewaspadaan
1 2 3 4 5
berlrbihan
Perilaku
d. LUARAN TAMBAHAN
1. Harapan (L.09068)
a. Defenisi : Ketersediaan alternatif pemecahan pada
masalah yang dihadapi
b.Ekspektasi : Meningkat
c.Kriteria Hasil :

Cukup 2. Kesadara
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka n Diri
Menurun g t
t (L.09072)
Keterlibatan
a.
dalam
1 2 3 4 5 Defenisi :
aktivitas Kemampuan
perawatan menilai
Selera makan 1 2 3 4 5 kekuatan,
Inisiatif 1 2 3 4 5 kelemahan,
Minat
komunikasi 1 2 3 4 5 pikiran,
verbal sikap,
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Membaik
Verbalisasi
1 2 3 4 5
keputusasaan
Perilaku Pasif 1 2 3 4 5
Afek datar 1 2 3 4 5
Mengangkat
bahu saat 1 2 3 4 5
bicara
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Pola tidur 1 2 3 4 5
kepercayaan, emosi, motivasi
seseorang berkaitan dengan diri, lingkungan dan
orang lain.
b. Ekspektasi : Meningkat
c. Kriteria Hasil :

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 61


Cukup Cukup
Menuru Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menuru Meningka
n g t
n t 3. Psikosprit
Mengakui
1 2 3 4 5 ual
kemampuan fisik
Mengakui (L.09084)
kemampuan 1 2 3 4 5
mental
Mengakui
kemampuan 1 2 3 4 5
emosional
Mengenali
1 2 3 4 5
keterbatasan fisik
Mengenali
keterbatasan 1 2 3 4 5
mental
Mengenali pola
1 2 3 4 5
kebiasaan
Mengenali nilai-
1 2 3 4 5
nilai pribadi
Mengenali
respon subjektif 1 2 3 4 5
orang lain
Mengenali
respon subjektif 1 2 3 4 5
terhadap situasi
Mempertahankan
kesadaran
1 2 3 4 5
terhadap
perasaan
Verbalisasi
perasaan pada 1 2 3 4 5
orang lain
Interaksi dengan
1 2 3 4 5
orang Sair.
Verbalisasi
1 2 3 4 5
Kebutuhan
Menerima
1 2 3 4 5
perasaan sendiri
Menerima
1 2 3 4 5
perilaku sendiri
Membedakan diri Psikologis : Integritas Ego
Asuhan Keperawatan
1 2 3 62 4 5
dan orang lain
Membedakan diri
1 2 3 4 5
dari lingkungan1
a. Defenisi : Kenyamanan psikososial terkait konsep diri,
kesejahteraan emosional, sumber inspirasi, serta
makna dan tujuan hidup seseorang
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil :

Cukup
Kriteria Cukup Sedan Meningka 4. Resolusi
Menurun Meningka
Hasil Menurun g t Berduka
t
Keyakinan 1 2 3 4 5 (L.09085)
Harapan 1 2 3 4 5
Konsep diri 1 2 3 4 5 a. Defenisi :
Citra diri 1 2 3 4 5 Respons
Perasaan Cukup Psikososial
1 Cukup
2 Sedan
3 4 Meningka
5
Kriteria Hasil Menurun
tenang Meningka yang
Menurun g t
Verbalisasi t ditujukan
Verbalisasi 1 2 3 4 5 akibat
optimisme 1 2 3 4 5
menerima
Penetapan
Verbalisasi 1 2 3 4 5 kehilangan
tujuan 1 2 3 4 5 (orang,
harapan
Kemampuan objek,
Verbalisasi
memaknai 1 2 3 4 5 fungsi,
persaan
hidup 1 2 3 4 5 status,
berguna
Kriteria Cukup Cukup bagian
Konsentrasi Meningkat
1 2 Sedang
3 4 Menurun
5
Hasil Meningkat Menurun tubuh
Imunitas
Kegelisahan 11 2 2 3 3 4 4 5 5 atau
Depresi 1 Cukup
2 3 Cukup
4 5 hubungan)
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Perasaan Meningkat Menurun b.
Verbalisasi 1 2 3 4 5 Ekspektasi :
takut
perasaan
Perasaan 1 2 3 4 5 Membaik
sedih c. Kriteria
pengabaian 1 2 3 4 5
Verbalisasi Hasil :
spiritual
Perasaan
Pikiran 1 2 3 4 5
bersalah 1 2 3 4 5
bunuh diri 5.
Verbalisasi
menyalahkan 1 2 3 4 5 Status
orang lain Kenyamanan
Verbalisasi
1 2 3 4 5 (L.08064)
mimpi buruk
Menangis 1 2 3 4 5
Fobia 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
PanikAsuhan Keperawatan Psikologis
1 : Integritas
2 Ego 3 63 4 5
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Pola tidur 1 2 3 4 5
a. Defenisi : Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara
fisik,psikologis, spiritual,sosial,budaya dan lingkungan
b. Ekspektasi : Meningkat
c. Kriteria Hasil :

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 64


Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Kesejahteraan
1 2 3 4 5
fisik
Kesejahteraan
1 2 3 4 5
psikologis
Dukungan
sosial dari 1 2 3 4 5
keluarga
Dukungan 6. Status
sosial dari 1 2 3 4 5 Koping
teman
(L.09086)
Perawatan
sesuai a. Defenisi :
1 2 3 4 5 Kemampuan
keyakinan
menilai dan
budaya
merespons
Perawatan
stressor
sesuai 1 2 3 4 5
kebutuhan
Kebebasan
melakukan 1 2 3 4 5
ibadah
Rileks 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan tidak
1 2 3 4 5
nyaman
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisingan 1 2 3 4 5
Keluhan
1 2 3 4 5
kedinginan
Keluhan
1 2 3 4 5
kepanasan
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan
1 2 3 4 5
diri sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi
1 2 3 4 5
alcohol
Penggunaan
1
Asuhan Keperawatan Psikologis 2 Ego
: Integritas 3 65 4 5
zat
Percobaan
1 2 3 4 5
bunuh diri
dan/ atau kemampuan menggunakan sumber-sumber
yang ada untuk mengatasi masalah.
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil :
Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Kemampuan
memenuhi peran 1 2 3 4 5
sesuai usia
Perilaku koping adatif 1 2 3 4 5
Verbalisasi
kemampuan 1 2 3 4 5
mengatasi masalah
Verbalisasi pengakuan
1 2 3 4 5
masalah
Verbalisasi kelemahan
1 2 3 4 5
diri
Perilaku asertif 1 2 3 4 5
Partisipasi sosial 1 2 3 4 5
Tanggung jawab diri 1 2 3 4 5
Orientasi realitas 1 2 3 4 5
Minat mengikuti 1 2 3 4 5
Perawatan/pengobatan
kemampuan membina 1 2 3 4 5
hubungan
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Verbalisasi
menyalahkan orang 1 2 3 4 5
lain
Verbalisasi
1 2 3 4 5
rasionalisasi kegagalan
Hipersensitif terhadap
1 2 3 4 5
kritik
Perilaku
1 2 3 4 5
penyalahgunaan zat
Perilaku Manipulasi 1 2 3 4 5
Perilaku permusuhan 1 2 3 4 5
Perilaku superior 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 66


7. Tingkat Depresi (L.09097)
a. Defenisi : Perasaan sedih yang berdampak negative pada
pikiran, tindakan, perasaan dan kesehatan.
b. Ekspektasi : Menurun
c. Kriteria Hasil :

Cukup
Cukup Sedan Meningka
Kriteria Hasil Menurun Meningka
Menurun g t
t
Minat
1 2 3 4 5
beraktivitas
Aktivitas sehari-
1 2 3 4 5
hari
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Harga diri 1 2 3 4 5
Kebersihan diri 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Perasaan tidak
1 2 3 4 5
berharga
Sedih 1 2 3 4 5
Putus asa 1 2 3 4 5
Peristiwa
1 2 3 4 5
negatif
Perasaan
1 2 3 4 5
bersalah
Keletihan 1 2 3 4 5
Pikiran
1 2 3 4 5
mencederai diri
Pikiran bunuh
1 2 3 4 5
diri
Bimbang 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Penyalahgunaan
1 2 3 4 5
zat
Penyalahgunaan
1 2 3 4 5
alkohol
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Berat badan 1 2 3 4 5
Asuhan
Nafsu makan Keperawatan Psikologis
1 : Integritas Ego
2 367 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Libido 1 2 3 4 5
Referensi :
Distres Spiritual (SDKI)
Ackley , B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. (2017). Nursing Diagnosis Handbook An
Evidence-Based Guide To Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
Caldeira, S., Carvalho, E. C., & Vieira. (2013). Spiritual Distress Proposing A New
Definition And Defining Charateristics. International Journal Of Nursing
Knowledge.
Caldeira, S., Timmins, F., De Carvalho, E. C., & Vieira, M. (2015). Clinical Validation Of
The Nursing Diagnosis Spiritual Distress In Cancer Patients Undergoing
Chemotherapy. International Journal Of Nursing Knowledge. Doi : 10.1111/2047-
3095.12105.
Caldeira, S., Carvalho, E. C., Vieira, M. (2014). Between Spiritual Wellbeing And Spiritual
Distress: Possible Related Factors In Elderly Patients With Cancer. Revista Latino-
Americana De Enfermagem, 22(1), 28-34. Doi: 10.1590/0104-1169.3073.2382.
Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14 th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Doenges M.E, Moorhouse M.F, Murr A.C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning
Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F.A.Davis
Company.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis: Definitions and Classification
2015–2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tilley, D. S., Sridaromont, K. L., & Maramba, P. J. (2012).
Cox's Clinical Applications of Nursing Diagnosis - Adult, Child, Women's, Mental
Health, Gerontic, and Home Health Considerations. 6th Ed. Philadelphia: F.A.Davis
Company.
Saniao, T,P., Charles, E.C.L & Lunes. D.H (2015). Integrative Riview of The Literature-
Spiritual Distress : The Search of New Evidence. Journal of Research
Fundamental Care Online, 7 (2): 2591-2602.
Dukungan Spiritual (SIKI Utama)
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 68


Townsend, C.M.(2014). Psychiatric Nursing : Assesment , Care Plans, and Medications.
(9th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Wilkinson J.M.,Treas, L.S., Barnett, K.L., Smith, M.H. (2016) Fundamentals of Nursing (3 th
ed). Philadelphia: F.A Davis Company.
Promosi Koping
Carlson, G.A, & Grant, K.E (2008). The roles of stress and coping in explaining gender
differences in right for psychopathology among African American urban
adolescent. The Journal of Early Adolescence 26 (3), 375-404.doi: http
://dx.doi.org/10.1177/0272431608314663.
Marin.T.J., Hottzman, S., Delongis. A., & Robinson, L (2007). Coping and response of
others, Journal of Social and Personal Relationships, 24(6), 951-
969.doi:http://dx.doi.org/101177/026540750784192.
Townsend, C.M.(2014). Psychiatric Nursing : Assesment , Care Plans, and Medications.
(9th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dukungan Emosional (SIKI Tambahan)
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice.(5th ed).Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Fernandez-Felto, A., Lana, A., Cabello-Gutierrez, L., Franco-Correla, S., Baldonedo-
Cernuda, R., & Mosteiro-Dlaz, P. (2015). Face- to-face Information and Emotional
Support from Trained Nurses Reduce Pain During Screening Mammography:
Results from a Randornized Controlled Trial. Pain Management Nursing, 16
(6).862-870.doi: 10.1016/j.pmn.2015.
Nonell pejner, M., Ziegert, K & Kihigren, A. (2015). Older patients’ in Sweden and their
experience of the emotional support received from the registered nurse – a
grounded theory study. Aging & Mental Health. 19(1), 79-85.
Doi.10.1080/13607863.2014.917605.
Sajjad, S., Ali, A., Gul, R. B., Mateen, A., & Rozi, S. (2016). The effect of individualized
patient education, along with emotional support, on the quality of life of breast
cancer patients -apilot study. European Journal of Oncology Nursing, 2175-82.
doi.org/10.1016/j.ejon.2016.01.006 07.008.
Stuart, G.W. (2013).Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (10 th Ed). St.Louis:
Mosby.
Townsend, C.M.(2014). Psychiatric Nursing : Assesment , Care Plans, and Medications.
(9th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dukungan Keyakinan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 69


Frey, K, S., Hirscnstein, M, K., Snell, J.L., Edstrom, L, V,S., MacKenzie, E, P., & Broderick,
C, J.(2005) Reducing Playground Bullying and Supporting Beliefs : An
Experimental Trial of the Steps to Respect Program Committee for Children,
Developmental Psychology, 41, 2, 479-491.
Judith A. Adam, Donald E. Bailey Jr. Ruth A. Anderson, and Sharron L.Docherty. (2011).
Nursing Roles and Strategies in End-of-Life Deciation Making in Acute Care : A
Systematic Review of the Literature Nursing Research and Practice. 15. Doi.
10.1155/2011/527834.
Stuart, G.W. (2013).Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (10 th Ed). St.Louis:
Mosby.
Swanson, K.M. (1993). Nursing as Informed Caring for the Well-Being of Others. Journal
of Nursing Scholarship. 25, 325-357.
Dukungan Memaafkan
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.) USA: Pearson Education.
Linquist, R, Snyder, M, Tracy, M. F. (2014). Complementary & Alternative Therapies in
Nursing. Edition (7thed). New York : Springer Publishing Compan.Inc
Recine, A. C. (2014). Designing Forgiveness Interventions: Guidance From Five Meta-
Analyses. Journal of Holistic Nursing, 33 (2), 161.
Quenstedt-Moe, G (2014) Using Forgiveness as an Intervension for Healing ervension for
Healing in Women Who in Women Who Experience Abuse. J Clinic Res Bioeth, 5,
191. doi 10.4172/2155-9627.1000191.
Wilkinson J.M.,Treas, L.S., Barnett, K.L., Smith, M.H. (2016) Fundamentals of Nursing (3 th
ed). Philadelphia: F.A Davis Company.
Dukungan pengambilan keputusan
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
Pyt, N., & Monard. P. (2012). Evaluation of nurses' perceptions on providing patient
decision support with cardiopulmonary rosuscitation. ISRN Nursing, 591541, 1-8.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bomett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 70


Dukungan pelaksanaan ibadah
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Perason Education.
Giske, T. and Cone, P. H. (2015). Discerning the healing path-how nurses assist patient
spirituality in diverse health care settings. J Clin Nurs, 24: 2926-2935.
dol:10.1111/jocn. 12907.
O'Brien, M. E. (2010). Spirituality in Nursing Standing on Holy Ground (4 th ed.). Canada
Jones & Bartlett Publishers.
Yousef, H., & Abedi, H. A. (2011). Spiritual care in hospitalized patients. Iranian Journal
of Nursing and Midwifery Research, 16(1), 125-132.
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan
Royd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott williams & Wilkins.
Heugen, N., Galura, SJ (2010). Ulrich & Canale's Nursing Care Planning Guides (7 th ed.).
Philadelphia: Elsevier Health Sciences.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications.
(9th ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Dukungan Pengungkapan Perasaan
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Haugen, N., Galura, SJ (2010). Ulrich & Canale's Nursing Care Planning Guidos (7 th ed.).
Philadelphia3; Elsevier Health Sciences.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th
ed.). Philadelphin: F.A. Davis Company.
Dukungan Perasaan Bersalah
Beman, A.. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed), USA: Pearson Education.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 71


Boyd. M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St.Louis:
Mosby
Townsond, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th
ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Agama
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphia:
Lippincott Willams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications (9 th
ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Dukungan Perawatan Spiritual
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams& Wilkins.
Deal, B., & Grassley, J. S. (2012). The lived experience of giving spiritual care: A
phenomenological study of nephrology nurses working in acute and chronic
hemodialysis settings. Nephrofogy Nursing Journal, 39(6), 471-81, 496; quiz 482.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th
ed.). Philadelphia: F.A Davis Company
Dukungan Perlindungan Penganiyaan Lansia
Boltz, M., Capezuti, E., Fulmer. T., & Zwicker, D. (2012). Evidence-based Geriatric
Nursing protocol for Best Practice (4 th ed.). New York: Springer Publishing
Company.
Mahmoud, S. (2014). Elder abuse education for nurses (Order No. 1527987). Available
from Health & Medical Collection; Health Management Database; ProQuest
Dissertations & Theses Global. (1550897428).
Pearsal, C. (2006). Detection and management of elder abuse: Nurse practitioner self-
perceptions of barriers and strategies (Order No. 3220868). Avallable from

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 72


Health & Medical Collection; Nursing & Allied Health Database; ProQuest
Dissertations & Theses Global. (305325164).
Saunders, K. M. (2008). Davelopment of the best practice guldeline for elder abuse
screening by health care providers (Order No. 3336621). Available from Nursing
& Allied Health Database; ProQuest Dissortations &Thesos Global. (304460576).
Dukungan proses berduka
Amold, J. (1995). A reconceptualization of the concept of grief for nursing: A
philosophical analysis (Order No.9609382). Avaliable from Nuraing & Alled
Health Database; ProQuest Dissertations & Theses Global (304215346).
Retrieved from htips://search.proquest.com/docview/3042153467accountid
%3D17242
Boyd, M. A. (2011). Paychiatric Nuraing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams& Wikins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Prectice of Paychiatric Nursing (10 th ed.). St.Louis:
Mosby.
Thomas-Adams, H. (2015). Child Iife specialista' use of bibliotherapy with grieving
children: How books can be used to aid emotional expression, meaning-making
and healing (Order No. 1588943). Available from ProQuest Dissertations &
Theses Global. (1689457800).
Townsend, M. (2014). Paychiatric Nursing: Assesament, Care Plans, and Medications. (9
th
ed.). Philadelphis F.A. Duvis Company.
Konseling
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing
(10th ed.) USA. Pearson Educations
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St.Louis:
Mosby.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Manajemen stres
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 73


Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St.Louis:
Mosby
Townsond, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th
ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Mediasi Konflik
Coleman, P. T., Kugler, K. G., Mazzaro, K., Gozzi, C., El Zokm, N., & Kressel, K. (2015).
Putting The Peaces Together. A Situated Model Of Mediation. International
Journal Of Conflict Management, 26(2), 145-171.
Kressel, K. (2006). Personal Reflections On Morton Deutsch's Influence On The Study Of
Mediation. Peace And Conflict: Journal Of Peace Psychology, 12(4), 367-384.
Perlibatan Keluarga
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals Of Nursing
(10th Ed) USA: She Pearson Education.
Stanhope, V. (2002). Culture, Control, And Family Involvement A Comparison Of
Psychosocial Rehabilitation In Psychiatric Rehabilitation Joumal, 25(3). 273-280.
India Dolchttp://Dx.Dol.Org/10.1037/H0095015.
Tambuyzer, E., & Van Audenhoe, C. (2013). Service User And Family Carer Involvement
In Mental Health Care Divergent Views. Community Montal Health
Journal,49(6),675-85 Doi:Http://Dx.Dol.Org/10.1007/S10597-012-9574-2
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing
(3 rd Ed.) Philadelphia: F. A. Davis Company.
Promosi Harapan
Cutcliffe, J., & Herth, K. (2002). The Concept Of Hope In Nursing 2: Hope And Mental
Health Nursing. British Journal Of Nursing, 11(13), 885.
Hollis, V. Massey, K., & Jevne, R. (2007). An Introduction To The Intentional Use Of Hope.
Joumal Of Allied Health, 36(1), 52-6.
th
Stuart, G. W. (2013). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing (10 Ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, And Medications (9 th
Ed.). Philadelphia F.A. Davis Company.
Promosi Dukungan Spritual

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 74


Smith-Jackson, T., Reel, J. J., & Thackeray, R. (2014). The Practical Application Of
Promoting Positive Be
th
Stuart, G. W. (2013). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing (10 Ed.). Stlouis:
Mosby. 1.13488
Promosi Sistem Pendukung
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals Of Nursing
(10th Ed.). USA: Perason Education.
Yeb, S., Jeng, B., Lin, L. Ho, T., Hsiao, C., Lee, L., & Chen, S. L (2009). Implementation And
Evaluation Of A Nursing Process Support System For Long-Term Care: A
Taiwanese Study. Journal Of Clinical Nursing, 18 (22), 3089.
Wikinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing
(3 rd Ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Teknik Imajinasi Terbimbing
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals Of Nursing
(10th Ed.). USA Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th Ed.). UK: The
Royal Marsoen NHS Foundation Trust.
Grilli, M. D., & Glisky, E. L. (2011). The Self-Imagination Effect: Benefits Of A Self-
Referential Encoding Stratogy On Cued Recall In Memory-Impaired Individuals
With Neurological Damage. Journal Of Theinternation Neuropsychological
Society, JINS, 17(5), 929 33.Dol:Http://Dx.Dol.Org/10.1017/S135561771100073
th
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 Ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing
(3 thEd.) Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapi Menenangkan Diri
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5 th Ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Eccleston C, Yorke L, Morley S, Williams AC, Mastroyannopoulou K. (2003).
Psychological Therapi R Management Of Chronic And Recurrent Pain In Children
And Adolescents. Cochrene Database Sya 1. CD003968.
th
Stuart, G. W. (2013). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing (10 Ed.). St.Louis:
Mosby

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 75


Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, And Medications. (9 th
Ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Terapi Remisensens
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5 th Ed.). Philadelphia:
Lippincott Willams & Wilkins.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Comptementary/Altemative Therapies In
Nursing (7 th Ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, And Medications. (9
th
Ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 76


BAB VII
HARGA DIRI RENDAH KRONIS
Harga Diri Rendah Kronis evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung
dalam waktu lama dan terus menerus.

G. PENYEBAB
1. Terpapar situasi traumatis
2. Kegagalan berulang
3. Kurangnya pengakuan dari orang lain
4. Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan
5. Gangguan psikiatri
6. Penguatan negatif berulang
7. Ketidaksesuaian budaya

H. GEJALA DAN TANDA MAYOR


3. Subjektif
d. Menilai diri negatif (mis.tidak berguna tidak tertolong)
e. Merasa malu/ bersalah
f. Merasa tidak mampu melakukan apapun
g. Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
h. Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
i. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
j. Menolak penilaian postif tentang diri sendiri

4. Objektif
1. Enggan mencoba hal baru
2. Berjalan postur menunduk
3. Postur tubuh menunduk

I. GEJALA DAN TANDA MINOR


3. Subjektif
a. Merasa sulit konsentrasi
b. Sulit tidur
c. Mengungkapkan keputusasaan

4. Objektif
a. Kontak mata kurang
b. Lesu dan tidak bergairah
c. Berbicara pelan dan lirih
d. Pasif

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 77


e. Perilaku tidak asertif
f. Mencari penguatan secara berlebihan
g. Bergantung pada pendapat orang lain
h. Sulit membuat keputusan
i. Sering kali mencari penegasan

J. INTERVENSI UTAMA
3. Manajemen Perilaku (L. 12463)
c. Defenisi: Mengidentifikasi dan mengelolal perilaku negatif
d. Tindakan:
5) Observasi
- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
- Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
- Jadwalkan kegiatan terstruktur
- Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten
setiap dinas
- Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
- Batasi jumlah pengunjung
- Bicara dengan nada rendah dan tenang
- Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
- Cegah perilaku pasif dan agresif
- Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku
- Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
- Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
- Hindari sikap mengancam dan berdebat
- Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah di tetapkan
6) Edukasi
- Informasikan Keluarga bahwa keluarga sebagai dasar bentuk kognitif

4. Promosi Harga Diri (I.09308)


a. Defenisi: Meningkatkan penilaian perasaan/ persepsi terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
- Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
2) Teraupetik:
- Motivasi menerima tantangan atau hal baru
- Diskusikan pernyataan tentang harga diri
- Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
- Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
- Diskusikan persepsi negatif diri
- Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 78


- Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih
tinggi
- Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang
jelas
- Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri
3) Edukasi:
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
- Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang
lain
- Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
- Anjurkan mengevaluasi perilaku
- Ajarkan cara mengatasi bullying
- Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
- Latih pernyataan/kemampuan positif diri
- Latih cara berfikir dan berperilaku positif
- Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani
situasi

5. Promosi Koping (09312)


a. Defenisi: Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan
merespon streso dan atau kemampuan menggunakan sumber-
sumber yang ada
b. Tindakan:
1) Obeservasi:
- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
- Identifikasi metode penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
2) Teraupetik:
- Diskusikan perubahan peran yang dialami
- Gunakan penedekatan yang tenang dan meyakinkan
- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
- Diskusikan konsekuensi risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
- Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 79


- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
- Dampingi saat berduka (penyakit kronis,kecacatan)
- Perkenalkan dengan orang tua atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
3) Edukasi :
- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
- Anjurkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
- Latih penggunaan relaksasi
- Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan penilaian obyektif

K. INTERVENSI PENDUKUNG
23. Dukungan keyakinan
c. Defenisi: Memfasilitasi integrasi keyakinan ke dalam rencana perawatan untuk
menunjang pemulihan kondisi kesehatan
d. Tindakan:
1) Obsevasi:
- Identifikasi keyakinan, masalah, dan, tujuan perawatan
- Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai kondisi pasien
- Monitor kesehatan fisik dan mental pasien
2) Teraupetik:
- Integrasikan Keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak
membahayakan/beresiko keselamatan, sesuai kebutuhan
- Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis
- Fasilitasi pertemuan antara keluarga dan tim kesehatan untuk membuat
keputusan
- Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi kesehatan
3) Edukasi:
- Jelaskan bahaya atau resiko yang terjadi akibat keyakinan negatif
- Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi keyakinan dan
perawatan
- Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami

24. Dukungan Memaafkan (09261)


e. Defenisi: Memfasilitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan
empati dan kerendahan hati.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 80


f. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian
- Identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu mengungkapkan
masalah
- Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam
2) Teraupetik:
- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati
- Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati jika perlu
- Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (mis. Doa,
bimbingan,bersikap bijaksana)
- Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohon ampun/tobat kepada tuhan YME (mis.
Sholat taubat, pengakuan dosa)
3) Edukasi:
- Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses
- Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan
diri
- Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi
25. Dukungan Pelaksanaan Ibadah (I.09262)
a. Defenisi: Memfasilitasi pemulihan dan penyembuhan dalam perawatan
melalui pelaksanaan ibadah
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi kebutuhan pelaksanaan ibadah sesuai agama yang dianut
2) Teraupetik:
- Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelaksanaan ibadah (mis.
Tempat berwudhu,perlengkapan sholat, arah kiblat, perlengkapan
kebaktian)
- Fasilitasi Konsultasi medis dan tokoh agama terhdap prosedur khusus (mis.
Donor, transfusi)
- Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber koping
- Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama yang dianut (mis. Tidak
makan babi bagi muslim, tidak makan daging sapi bagi hindu)
- Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus (mis. Mengaadzankan bayi,
pembaptisan, pengakuan dosa, menuntun syahadat saat sakratul maut,
menghadap kiblat)
- Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga dan / atau rohaniawan
3) Kolaborasi:
- Konsultasi medis terkait pelaksanaan ibadah yang memerlukan perhatian
(mis. Puasa)
- Rujuk pada rohaniawan, konseling profesi, dan kelompok pendukung pada
situasi spiritual dan ritual, jika sesuai

26. Dukungan Penampilan Peran (I.13478)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 81


a. Defenisi: Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan
dengan mengklarifikasi dan memenuhi perilaku peran tertentu
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat
perkembangan
- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
- Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
2) Teraupetik:
- Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak
diinginkan
- Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap
perilaku
- Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayii baru lahir, jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah,
jika perlu
- Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik

3) Edukasi:
- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran
- Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau
ketidakmampuan
- Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua
- Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran
- Ajarkan perilaku baru yang di butuhkan oleh pasien/orang tua untuk
memenuhi peran
4) Kolabrasi:
- Rujuk dalam kelompok untuk memfasilitasi pasien baru

27. Dukungan Pengambilan Keputusan (I.09265)


a. Defenisi: Memberikan informasi dan dukungan saat pembuatan keputusan
kesehatan
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik
2) Teraupetik:
- Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat
pilihan
- Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
- Fasilitasi melihat situasi secara realistik

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 82


- Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang di harapkan
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
- Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain jika perlu
- Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya
3) Edukasi
- Informasikan alternatif solusi secara jelas
- Berikan informasi yang diminta pasien
4) Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatn lain dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan

28. Dukungan Pengungkapan Kebutuhan (I.09266)


a. Defenisi: Memudahkan mengungkapkan kebutuhan dan keinginan secara
efektif
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Periksa gangguan komunikasi verbal (mis. Ketidakmampuan berbicara,
kesulitann mengekspresikan pikiran secara verbal)
2) Teraupetik :
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Hindari berbicara keras
- Ajukan pertanyaan dengan jawaban singkat, dengan isyarat anggukan
kepala jika mengalami kesulitan berbicara
- Jadwalkan waktu istirahat sebelum waktu kunjungan dan sesi terapi wicara
- Fasilitasi komunikasi dengan media (mis. Pensil dan kertas, komputer,
kartu kata)

3) Edukasi:
- Informasikan keluarga dan tenaga kesehatan lain teknik berkomunikasi dan
gunakan secara konsisten
- Anjurkan keluarga dan staf mengajak bicara meskipun tidak mampu
berkomunikasi
4) Kolaborasi:
- Rujuk pada terapis wicara jika perlu

29. Dukungan Pengungkapan Perasaan (I.09267)


a. Defenisi: Memudahkan mengekspresikan, memahami dan mengelola emosi
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi tingkat emosi
- Identifikasi isyarat verbal dan non verbal
- Identifikasi perasaan saat ini
- Identifikasi hubungan antara apa yang dirasakan dan perilaku

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 83


2) Teraupetik:
- Fasilitasi mengungkapkan pengalaman emosional yang menyakitkan
- Fasilitasi mengidentifikasi asumsi interpersonal yang melatarbelakangi
pengalaman emosional
- Fasilitasi pertimbangan menunda perilaku dalam merespon emosi yang
menyakitkan
- Fasilitasi membedakan pengungkapan ekspresi emosi yang kuat
diperbolehkan dan yang merusak hubungan
- Fasilitasi menetralkan kembali emosi yang negatif
3) Edukasi:
- Ajarkan mengekspresikan perasaan secara sertif
- Informasikan menekan perasaan dapat mempengaruhi hubungan
interpersonal

30. Dukungan Perasaan Bersalah (09268)


a. defenisi: Memfasilitasi dalam mengatasi perasaan menyakitkan akibat
kegagalan bertanggung jawab
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi adanya keyakinan tidak rasional
2) Teraupetik:
- Fasilitasi mengidentifikasi situasi perasaan muncul dan respons terhadap
sesuatu
- Fasilitasi mengidentifikasi dampak situasi pada hubungan keluarga
- Fasilitasi memahamu rasa bersalah adalah reaksi umun terhadap trauma,
penganiayaan, berduka, bencana , atau kecelakaan
- Fasilitasi dukungan spiritual jika perlu
3) Edukasi:
- Bimbing untuk mengakui kesalahan diri sendiri
- Ajarkan mengidentifikasi perasaan bersalah yang menyakitkan
- Ajarkan menggunakan teknik menghentikan pikiran dan subsitusi pikiran
dengan relaksasi otot saat pikiran bersalah terus dirasakan
- Ajarkan mengidentifikasi pilihan untuk mecegah, mengganti, menebus
kesalahan, dan penyelesaian
31. Dukungan perlindungan penganiyaan (I.09270)
a. Defenisi: Memfasilitasi pencegahan dan penanganan bahaya fisik, psikologis,
dan/atau seksual
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi pengalaman tidak menyenangkan atau traumatis (mis.
Penganiayaan, penolakan kritik berlebihan)
- Identifikasi hubungan dan kemapuan mengambil tanggun jawab antar
anggota keluarga

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 84


- Identifikasi situasi krisis yang memivu penganiayaan (mis. Kemiskinan,
pengangguran,perceraian ,atau kematian orang yang dicintai)
- Identifikasi perasaan kesulitan mempercayai diri dan orang lai
- Identifikasi tingkat isolasi sosial dalam keluarga
- Identifikasi ketidaksesuaian penjelasan dengan cedera dan atau trauma
yang terjadi
- Identifikasi adanya ketidaksesuaian peran (mis. Anak menghibur orangtua,
atau perilaku berlebiham atau agresif)
- Periksa tanda-tanda peganiayaan
2) Teraupetik:
- Dengarkan penjelasan kronologis cedera dan atau trauma yang terjadi
- Fasilitasi keluarga untuk mengidentifikasi strategi koping tehadap situasi
stres
- Laporkan situasi dugaan penganiayaan kepada pihak berwajib
3) Edukasi:
- Informasikan layanan hukum yang relevan dengan peristiwa oenganiayaan
- Jelaskan harapan yang realistis pada anak sesuai tingkat perkembangan
- Anjurkan rawat inap untuk pemeriksaan penyelidikan lebih lanjut, jika
perlu
- Anjurkan untuk menghubungi polisi jika keamanan fisik terancam
4) Kolaborasi:
- Rujuk ke dukungan kelompok atau tempat perlindungan jika perlu
- Rujuk anggota keluarga beresiko pada spesialis yang sesuai

32. Dukungan Spiritual (I.09269)


a. Defenisi: Memfasilitasi pengembangan kemampuan mengidentifikasi,
berhubungan, dan mencari smber makna, tujuan, kekuatan, dan
harapan dalam hidup
b. Tindakan:
1) Teraupetik:
- Sediakan lingkungan yang tenang untuk refleksi
- Fasilitasi mengidentifikasi masalah spiritual
- Fasilitasi mengidentifikasi hambatan dalam pengenalan diri
- Fasilitasi mengeksplorasi keyakinan terkait pemulihan tubuh, pikiran dan
jiwa
- Fasilitasi hubungan persahabatan dengan orang lain dan pelayanan
keagamaan
2) Edukasi:
- Anjurkan membuat komitmen spiritual berdasarkan keyakinan dan nilai
- Anjurkan berpartisipasi dalam kegiatan ibadah (hari raya, ritual) dan
meditasi
3) Kolaborasi:
- Rujuk pada pemuka agama/kelompok agama jika perlu

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 85


- Rujuk kepada kelompok pendukung, swabantu atau program spiritual jika
perlu

33. Edukasi manajemen stress (12392)


a. Defenisi: Mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi dan mengelola stress
akibat perubahan hidup sehari-hari
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Teraupetik:
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Edukasi:
- Ajarkan teknik relaksasi
- Ajarkan latihan asertif
- Ajarkan membuat jadwal olahraga teratur
- Anjurkan tetap menulis jurnal untuk meningkatkan optimisme dan
melepaskan beban
- Anjurkan aktivitas menyenangkan diri sendiri (mis. Hobi, bermain musik,
mengecat kuku)
- Anjurkan bersosialisasi
- Anjurkan tidur dengan baik setiap malam (7-9 malam)
- Anjurkan tertawa untuk melepas stress dengan membaca atau klip video
lucu
- Anjurkan menjalin komunikasi dengan keluarga dan profesi pemberi
asuhan

34. Edukasi Penyalahgunaan Zat


a. Defenisi: Mengajarkan pencegahan penyalahgunaan zat pada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi pengetahuan mengenai efek zat pada tubuh
- Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, tingkat
kecemasan, dan budaya
- Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai (mis. Diskusi, tanya jawab,
audio atau visual, metode lisan atau tulisan)
2) Teraupetik:
- Rencanakan strategi edukasi
- Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran sesuai kemampuan
- Sediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan optimal (mis. di
ruang kelas atau terapi yang kosong)
- Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang didapat

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 86


- Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama edukasi
3) Edukasi:
- Jelaskan faktor-faktor penyebab penyalahgunaan zat (mis. faktor individu,
faktor lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, masyakarat)
- Jelaskan gejala klinis saat menggunakan zat (mis. jalan sempoyongan,
bicara pelo, apatis, mengantuk, agresif, curiga)
- Jelaskan efek buruk penyalahgunaan zat pada kesehatan

35. Kontrak perilaku Positif (09282)


a. Defenisi: Melakukan negoisasi kesepakatan untuk memperkuat perubahan
perilaku tertentu
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat kontrak
- Identifikasi cara dan sumber terbaik untuk mencapai tujuan
- Identifikasi hambatan dalam menerapkan perilaku positif
- Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kurang komitmen untuk
memenuhi kontrak
2) Teraupetik:
- Ciptakan lingkungan yang terbuka untuk membuat kontrak perilaku
- Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis
- Diskusikan perilaku kesehatan yang ingin diubah
- Diskusikan tujuan positif jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
dan dapat dicapai
- Diskusikan pengembangan rencana perilaku perilaku positif
- Diskusikan cara mengamati perilaku (mis. tabel kemajuan perilaku)
- Diskusikan penghargaan yang diinginkan ketika tujuan tercapai, jika perlu
- Diskusikan konsekuensi atau sanksi tidak memenuhi kontrak
- Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang
realistis
- Fasilitasi meninjau ulang kontrak dan tujuan jika perlu
- Pastikan kontrak ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat, jika perlu
- Libatkan keluarga dalam proses kontrak, jika perlu
3) Edukasi:
- Anjurkan menuliskan tujuan sendiri, jika perlu

36. Manajemen depresi pasca persalinan (09287)


a. Defenisi: Mengidentifikasi dan mengelola gangguan adaptasi psikologis
postpartum yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan
setelah melairkan
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi riwayat kesehatan selama periode antepartum

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 87


- Identifikasi persepsi tentang kondisi saat ini
2) Terapetik:
- Libatkan orang terpenting
- Dengarkan keluhan pasien
- Fasilitasi merencanakan aktivitas harian (mis. nutrisi, aktivitas, istirahat,
tidur)
- Rekomendasikan terlibat dalam kelompok pendukung
- Dukung untuk tetap berinteraksi dengan lingkungan yang dapat menjadi
suport sistem
3) Edukasi:
- Jelaskan tentang perawatan bayi
- Anjurkan meluangkan satu waktu untuk diri sendiri
4) Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian anti depresan jika perlu

37. Manajemen Perilaku (12463)


a. Defenisi: Mengidentifikasi dan mengelola perilaku negatif
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
2) Terapeutik:
- Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
- Jadwalkan kegiatan terstruktur
- Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten
setiap dianas
- Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
- Batasi jumlah pengunjung
- Bicara dengan nada rendah dan tenang
- Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
- Cegah perilaku pasif dan agresif
- Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku
- Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
- Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
- Hindari sikap mengancam dan berdebat
- Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah di tetapkan
3) Edukasi:
- Informasikan keluarga bahwa kelauarga sebagai dasar pembentukan
kognitif

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 88


38. Manajemen Stres ( I.09293)
a. Defenisi: mengidentifikasi da mengelola tingkat stres dengan tujuan
meningkatakan tugas individu
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi tingkat stress
- Identifikasi stresor
2) Teraupetik:
- Lakukan reduksi ansietas(mis. anjurkan napas dalam sebelum prosedur,
berikan informasi, tentang prosedur)
- Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
- Pahami reaksi marah terhadap stresor
- Bicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
- Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
- Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staf
- Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup untuk mengembalikan tingkat
energi
- Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan
spiritual
- Pastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan resistensi tubuh
terhadap terhadap stres
- Hindari makanan yang mengandung kafein, garam dan lemak

3) Edukasi:
- Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stres
- Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosisasi atau
mengatakan tidak
- Anjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat diselesaikan
- Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan biologis dan
emosional 30 menit tiga kali seminggu
- Anjrkan menggunakan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk
diterapkan di rumah sakit maupun pada situasi lainnya
- Ajarkan teknik menurunkan stres (mis. latihan pernapasan, masase,
relaksasi progresif,imajinasi terbimbing, bio feedback, terapi sentuhan,
terapi murattal, terapi musik, terapi humor, terapi tertawa, meditasi)

39. Manjemen Trauma Pemerkosaan


a. Defenisi: Mengidentifikasi dan mengelola dukungan emosional dan fisik
setelah terjadi pemerkosaan
b. Tindakan:

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 89


1) Observasi:
- Identifikasi apakah sudah membersihkan diri setelah pemerkosaan
- Identifikasi status mental, kondisi fisik, (mis. pakaian, kotoran, dan debris,)
kejaidan, bukti kekerasan, dan riwayat ginekologis
- Identifikasi adanya luka, memar, pendarahan, laserasi, atau tanda cedera
fisik lain
2) Teraupetik:
- Berikan pendampingan selama perawatan
- Lakukan prosedur pemeriksaan pemerkosaan (mis. beri label. Simpan
pakaian kotor, sekresi dan rambut vagina)
- Amankan sampel sebagai bukti proses hukum, jika perlu
- Lakukan intervensi krisis jika perlu
- Tawarkan pengobatan pencegah kehamilan dan antibiotik profilaksis
- Rujuk ke program advokasi pemerkosaan
- Dokumentasikan sesuai dengan protokol
3) Edukasi:
- Jelaskan proses hukum yang tersedia
- Jelaskan prosedur pemeriksaan pemerkosaan dan informed consent
tindakan kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan HIV, jika di indikasikan

40. Pemberian Obat (02062)


a. Defenisi: Mempersiapkan, memberi, dan mengevaluasi keefektifan agen
farmakologis yang di programkan
b. Tindakan :
1) Observasi :
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika
perlu
- Monitor efek teraupetik obat
- Monitor efek samping, toksisitass, dan interaksi obat
2) Teraupetik:
- Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat
- Hindari interupsi saat mempersiapkan, memverifikasi, atau mengelola obat
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu,
dokumentasi)
- Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik, narkotika, dan antibiotik
- Hindari pemberian obat yang tidak diberi label dengan benar
- Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluwarsa
- Fasilitasi minum obat
- Tandatangani pemberian narkotika, sesuai protokol
- Dokumentasikan pemberian obat dan respons terhadap obat

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 90


3) Edukasi:
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat

41. Pemberian Obat Oral (03128)


a. Defenisi: Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui mulut untuk
mendapatkan efek lokal atau sistemik

b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi kemungkinan alergi,interaksi, dan kontraindikasi obat (mis.
gangguan menelan,nausea/muntah,inflamasi usus, peristaltik menurun,
kesadaran menurun, program puasa)
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluarsa obat
- Monitor efek teraupetik obat
- Monitor efek lokal, efek sistemik, dan efek samping obat
-Monitor resiko aspirasi, jika perlu
2) Teraupetik:
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Berikan obat oral sebelum makan, sesuai kebutuhan
- Campurkan obat dengan sirup
- Taruh obat sublingual di bawah lidah pasien
3) Edukasi :
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
- Anjurkan tidak menelan obat sublingual
- Anjurkan tidak makan/minum hingga seluruh obat sublingual larut
- Ajarkan pasien dan keluarga tetntang cara pemberian obat secara mandiri

42. Perantaraan Budaya(I.13487)


a. Defenisi: Menghargai perbedaan dan kesamaan budaya pasien dalam
memberikan asuhan sepanjang rentang sehat dan sakit sesuai
dengan nilai-nilai budaya pasien
b. Tindakan :
1) Observasi:
- Identifikasi perbedaan konsep antara pasien dan perawat tentang proses
penyakit
2) Teraupetik:
- Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien
- Diskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki pasien dan perawat

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 91


- Pahami budaya pasien
- Gunakan bahasa yang mudah di pahami
- Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
- Berikan kesempatan untuk memahami informasi yang diberika
- Terjemahkan istilah-istilah ke dalam bahasa yang dapat dipahami oleh
pasien
- Gunakan pihak ketiga jika perlu
- Lakukan negosisasi jika konflik tidak terselesaikan
3) Edukasi:
- Informasikan tentang sistem pelayanan kesehatan

43. Perawatan Perkembangan (I.10339)


a. Defenisi: Mengidentifikasi dan merawat untuk memfasilitasi perkembangan
yang optimal pada aspek motorik halus, motorik kasar, bahasa
kognitif, sosial emosional di tiap tahapan usia anak.
b. Tindakan:
1) Observasi :
- Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
- Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis. lapar,
tidak nyaman)
2) Teraupetik:
- Pertahankankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi prematur
- Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu-ragu
- Meminimalkan nyeri
- Meminimalkan kebisingan ruangan
- Pertahankan lingkungan yang mendukung pertimbangan optimal
- Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
- Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
- Fasilitasi anak berbagi dan bergantian/bergilir
- Dukungan anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau
umpan balik atas usahanya
- Pertahankan kenyamanan anak
- Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri
(mis. makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju)
- Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai
- Bacakan cerita atau dongeng
- Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas
3) Edukasi :
- Jelaskan orang tua dan/ atau pengasuh tentang milestone perkembangan
anak dan perilaku anak
- Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya
- Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 92


- Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
- Ajarkan anak teknik asertif
4) Kolaborasi :
- Rujuk untuk konseling, jika perlu

44. Promosi Kepercayaan diri (I.0930)


a. Defenisi: Meningkatkan keyakinan pada kemampuan dalam merancang dan
melaksanakan aktivitas yang dibutuhkan
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi ungkapan verbal dan non verbal yang tidak sesuai
- Identifikasi masalah potensial yang dialami
2) Teraupetik :
- Gunakan teknik mendengarkan aktif mengenai harapan pasien
- Diskusikan kekuatan yang dimiliki (SWOT) serta hal yang penting (SMART)
- Diskusikan rencana mencapai tujuan yang diharapkan
- Diskusikan rencana perubahan diri Motivasi berfikiri positif dan
berkomitemen dalam mencapai tujuan
- Buat dan pilih keputusan prioritas untuk memecahkan masalah
- Buat catatan pribadi dalam menentukan pencapaian dan menikmati setiap
pencapaian
- Diskusikan solusi dalam menghadapi masalah
- Motivasi tetap tenang saat menghadapi masalah dengan kemampuan yang
dimiliki
- Motivasi efektivitas keputusan yang dibuat dalam mempengaruhi atau
memperbaiki penilaian
- Libatkan anggota keluarga dalam pencapaian tujuan
3) Edukasi:
- Anjurkan mengevaluasi cara pemecahan masalah yang dilakukan
- Ajarkan pemecahan masalah dan situasi yang sulit (mis. mengancam jiwa)
4) Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tim keperawatan spesialis dalam memodifikasi
intervensi

45. Promosi Kesadaran Diri (I.09311)


a. Defenisi: Meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran,perasaan,
motivasi, dan perilaku.
b. Tindakan:

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 93


1) Observasi:
- Identifikasi keadaan emosional saat ini
- Identifikasi respons yang ditunjukkan berbagai situasi
2) Teraupetik :
- Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri
- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhdap kondisi
- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri
- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan
- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar
3) Edukasi:
- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri
- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. marah atau depresi)
- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban
- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah
- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Anjurkan mengevaluasi kembali pesepsi negatif tentang diri
- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya
- Ajarkan cara membuat prioritas hidup
- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

46. Restrukturisasi Kognitif (I.06207)


a. Defenisi: Memfasilitasi mengubah pola pikir terdistorsi, melihat diri sendiri dan
dunia secara realistis
b. Tindakan:
1) Observasi:
- Identifikasi interpretasi yang keliru tentang penyebab stres yang di rasakan
2) Teraupetik :
- Ganti interpretasi yang keliru dengan interpretasi berdasarkan kenyataan
- Buat cara pandang/penyelesaian alternatif terhadap sesuatu
- Fasilitasi menerima kenyataan terhdap pernyataan diri yang
membangkitan emosi (arousal)
- Tetapkan pikiran distorsi yang dialami (mis. overgeneralisasi, pembesaran,
personalisasi)
- Buat label pada perubahan emosi (mis. marah, gelisah, putus asa(
- Dukung sistem kepercayaan untuk melihat sittuasi dengan cara yang
berbeda

3) Edukasi:
- Ajarkan mengidentifikasi steresor yang menyebabkan stres (mis. situasi,
kejadian, interaksi, dengan orang lain)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 94


- Diskusikan ketidakmampuan yang menyebabkan pernyataan diri irasional
- Diskusikan sistem kepercayaaan yang mempengaruhi status kesehatan
- Diskusikan pernyataan yang menggambarkan untuk melihat situasi dari
sudut pandang berbeda
- Latih menerima kenyataan dan pernyataan diri yang mengakibatkan stres
- Latih mengekspresikan emosi yang dirasakan emosi (mis. marah, cemas,
keputusasaan)
- Latih mengubah pernyataan diri irasional menjadi irasional
- Latih melawan persepsi/pikiran distorsi

47. Terapi Dirvensional


a. Defenisi: Menggunakan aktivitas pengisi waktu luang atau rekreasi untuk
meningkatkan perasaan sehat.
b. Tindakan:
1) Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi hobi dan aktivitas yang biasa dilakukan
2) Teraupetik :
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Edukasi :
- Anjurkan menyiapkan ruangan yang tenang dan nyaman
- Anjurkan menjalankan hobi dan/atau aktivitas yang biasa dilakukan
- Anjurkan menonton televisi, membaca buku, atau hiburan lainnya
- Anjurkan melakukan aktivitas yang dapat menurunkan ansietas (mis.
berdzikir, beribadah, menyanyi dalam kelompok, permainan sederhana,
bermain kartu puzzle)

48. Terapi Kognitif Perilaku (I.09323)


a. Defenisi: Menggunakan teknik berpikir merasa dan berperilaku mengenai
suatu kejadian untuk memulihkan penyadaran diri
b. Tindakan:
1) Observasi :
- Identifikasi riwayat diagnostik meyeluruh
- Identifikasi gejala, faktor lingkungan, budaya, biologis yang mempengaruhi
- Identifikasi masalah yang menimbulkan distorsi pikiran dan persepsi
negatif
- Identifikasi asumsi, keyakinan mendasar atau skema dari pola pikir dan
distorsi pikiran
- Identifikasi distorsi pikiran dan pola perilaku maladaptif spesifik disetiap
situasi
- Monitor pikiran yang dialami (mis. kejadian spesifik yang mengakbatkan
masalah emosional)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 95


- Monitor kemampan yang telah dilatih
2) Teraupetik :
- Ciptakan hubungan teraupetik dan kolaboratif (pasien-perawat) yang aktif
- Anlisis ditorsi pikiran yang dialami (mis. labeling, overgeneralisasi,
personalisasi)
- Lakukan pengamatan pemantauan terhadap pikiran dan perilaku
- Buatkan penugasan aktivitas di rumah dalam proses terapi
- Arahkan pikiran keliru menjadi sistematis
- Buatkan rapot/catatan kegiatan harian dan sharing
- Berikan reinforcement positif atas kemampuan yang dimiliki
3) Edukasi :
- Jelaskan masalah yang dialami (mis. kecemasan, trauma sindrom)
- Jelaskan strategi dan proses terapi pikiran perilaku
- Diskusikan pikiran keliru yang dialami
- Diskusikan self-monitoring dalam memahami kondisi selama terapi
- Diskusikan rencana aktivitas harian terkait terapi yang diberikan
- Latih teknik relaksasi (mis. pernapasan, latihan otot progresif)
- Latih restrukturisasi pikiran dengan metode ABC (actual situation,
belief,consequence dengan mengkounter/melawan pola pikir yang keliru)
- Latih restrukturisasi pikiran alternatif dengan metode ABCDE (disputing,
effects)
- Latih keterampilan koping individu
- Latih menggunakan prinsip FEAR ( feeling frightened, expecting bad things
to happens, attitude, and action, result and reward) pada usia anak-anak
4) Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian terapi(mis. psikofarmaka, ECT)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 96


L. LUARAN UTAMA
1. Harga diri(L.09069)
a. Defenisi: Perasaan positif terhadap diri sendiri atau kemampuan sebagai
respons terhadap situasi saat ini
b. Ekspetasi: Meningkat
c. Kriteria hasil
Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Penilaian diri positif 1 2 3 4 5
Perasaan memiliki
kelebihan atau kemampuan 1 2 3 4 5
positif
Penerimaan penilaian
1 2 3 4 5
positif terhadap diri
Minat mencoba hal baru 1 2 3 4 5
Berjalan menampakkan
1 2 3 4 5
wajah
Postur tubuh
1 2 3 4 5
menampakkan wajah
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Tidur 1 2 3 4 5
Kontak mata 1 3 4 5
Gairah aktivitas 1 2 3 4 5
Aktif 1 2 3 4 5
Percaya diri berbicara 1 2 3 4 5
Perilaku asertif 1 2 3 4 5
Kemampuan membuat
1 2 3 4 5
keputusan

Perasaan malu 1 2 3 4 5
Perasaan bersalah 1 2 3 4 5
Perasaan tidak mampu
1 2 3 4 5
melakukan apapun
Meremehkan kemampuan
1 2 3 4 5
mengatasi masalah
Ketergantungan pada
penguatan secara 1 2 3 4 5
berlebihan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 97


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Pencarian penguatan
1 2 3 4 5
secara berlebihan
M.LUARAN TAMBAHAN
8. Adaptasi Disabilitas (L.05037)
d. Defenisi: Proses penyesuaian fungsional terhadap tantangan keterbatasan
fisik
e. Ekspektasi: Meningkat
f. Kriteria Hasil
Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Verbalisasi menyesuaikan
1 2 3 4 5
diri dengan disabilitas
Verbalisasi rekonsilliasi
1 2 3 4 5
dengan disabilitas
Adaptasi dengan
1 2 3 4 5
keterbatasan fisik
Modifikasi pola hidup
1 2 3 4 5
sesuai kondisi disabilitas
Strategi untuk mengatasi
1 2 3 4
stres akibat disabilitas
Penggunaan alat bantu
1 2 3 4 5
sesuai kebutuhan

Perasaan negatif 1 2 3 4 5
Harga diri rendah 1 2 3 4 5

9. Fungsi Keluarga
a. Defenisi: Kemampuan keluarga memnuhi kebutuhan anggota keluarga
selama proses perkembangan
b. Ekspetasi: Membaik
c. Kriteria hasil

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 98


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Pemenuhan kebutuhan
1 2 3 4 5
anggota keluarga
Anggota keluarga saling
1 2 3 4 5
mendukung
Anggota keluarga
menjalankan peran yang di 1 2 3 4 5
harapkan
Adaptasi terhdap masalah 1 2 3 4 5
Adapatasi terhadap transisi
1 2 3 4 5
perkembangan
Pembagian tanggung jawab
kepada setiap anggota 1 2 3 4 5
keluarga
Lingkungan mendukung
anggota keluarga 1 2 3 4 5
mengungkapkan perasaan
Pelibatan anggota keluarga
dalam penyelesaian 1 2 3 4 5
masalah
Verbalisasi komitmen
1 3 4 5
terhadap keluarga
Anggota keluarga terlibat
1 2 3 4 5
dalam aktivitas komunitas
Mempertahankan tradisi
1 2 3 4 5
keluarga

10. Identitas seksual


a. Defenisi: Pengenatan dan penerimaan diri terhadap aspek seksual
b. Ekspetasi: Membaik
c. Kriteria Hasil:
Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Menunjukkan pendirian
1 2 3 4 5
seksual yang jelas
Integritas orientasi seksual 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 99


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
ke dalam kehidupan
Menyusun batasan-
batasan sesuai jenis 1 2 3 4 5
kelamin
Pencarian dukungan sosial 1 2 3 4 5
Verbalitas dukungan
1 2 3 4 5
harmonis
Verbalisasi dukungan
1 2 3 4 5
seksual sehat

11. Kesadaran Diri


a. Defenisi: kemampuan menilai kekuatan, pikiran , sikap, kepercayaan emosi,
motivasi seseorang berkaitan dengan diri, lingkungan dan orang lain
b. Ekspetasi : Meningkat
c. Kriteria Hasil

Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Mengakui kemampuan fisik 1 2 3 4 5
Mengakui kemampuan
1 2 3 4 5
mental
Mengakui kemampuan
1 2 3 4 5
emosional
Mengenali keterbatasan
1 2 3 4 5
fisik
Mengenali keterbatasan
1 2 3 4 5
mental
Mengenali keterbatasan
1 2 3 4 5
emosi
Mengenali pola kebiasaan 1 2 3 4 5
Mengenali nilai-nilai pribadi 1 2 3 4 5
Mengenali espon subjektif
1 3 4 5
orang lai
Mengenalu respon subjektif
1 2 3 4 5
terhadap situasi
Mempertahankan 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 100


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
kesadaran berpikir
Mempertahankan
kesadaran terhadap 1 2 3 4 5
perasaan
Memperetahankan
1 2 3 4 5
perasaan pada orang lain
Interaksi dengan orang lain 1 2 3 4 5
Verbalisasi kebutuhan 1 2 3 4 5
Menerima perasaan diri
1 2 3 4 5
sendiri
Menerima perilaku diri
1 2 3 4 5
sendiri
Menerima diri dan orang
1 2 3 4 5
lain
Membedakan diri dari
1 2 3 4 5
lingkungan

12. Ketahanan Keluarga


a. Defenisi: Kapasitas keluarga untuk beradaptasi dan berfungsi secara positif
setelah mengalami kesulitan atau krisi
b. Ekspetasi: Meningkat
c. Kriteria Hasil
Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Mendiskusikan makna krisis 1 2 3 4 5
Mempertahankan kebiasaan
1 2 3 4 5
rutin keluarga
Dukungan kemandirian
1 2 3 4 5
antar anggota keluarga
Verbalisasi harapan yang
positif antar anggota 1 2 3 4 5
keluarga
Menggunakan strategi
1 2 3 4 5
koping yang efektif
Verbalisasi perasaan antar
1 2 3 4 5
anggota keluarga

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 101


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Mencari dukungan
emosional dari anggota 1 2 3 4 5
keluarga lain
Menganggap kesulitan
1 2 3 4 5
sebagai tantangan
Toleransi perpisahan 1 3 4 5
Mengidentifikasi sumber
1 2 3 4 5
daya di komunitas
Memanfaatkan kelompok
komunitas untuk dukungan 1 2 3 4 5
emosional
Memanfaatkan tenagan
kesehatan untuk 1 2 3 4 5
mendapatkan informasi
Memanfaatkan tenaga
kesehatan untuk 1 2 3 4 5
mendapatkan bantuan
Verbalisasi kesiapan untuk
1 2 3 4 5
belajar
13. Ketahanan Personal
a. Defenisi: Kapasitas untuk beradaptasi dan berfungsi secara positif setelah
mengalami kesulitan atau krisis
b. Ekspetasi : meningkat
c. Kriteria Hasil:
Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Verbalisasi harapan yang
1 2 3 4 5
positif
Menggunakan strategi
1 2 3 4 5
koping yang efektif
Verbalisasi perasaan 1 2 3 4 5
Menunjukkan harga diri
1 2 3 4 5
positif
Mengambil tanggung jawab 1 2 3 4 5
Mencari dukungan
1 2 3 4 5
emosional

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 102


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Menganggap kesulitan
1 2 3 4 5
sebagai tantangan
Mengguakan strategi untuk
1 2 3 4 5
meningkatkan keamanan
Menggunakan strategi
1 2 3 4 5
untuk menghindari bahaya
Menghindari
1 2 3 4 5
penyalahgunaan obat
Menghindari
1 2 3 4 5
penyalahgunaan zat
Menahan diri menyakiti
1 2 3 4 5
orang lain
Mengidentifikasi model
1 2 3 4 5
peran
Mengidentifikasi sumber
1 2 3 4 5
daya di komunitas
Memanfaatkan sumber
1 2 3 4 5
daya di komunitas
Verbalisasi kesiapan untuk
1 2 3 4 5
belajar
14. Resolusi Berduka (L09085)
a. Defenisi: Respons psikososial yang ditunjukkan akibat kehilangan (orang,
objek, fungsi, status bagian tubuh atau hubungan)
b. Ekspetasi: Membaik
c. Kriteria Hasil
Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Verbalisasi menerima 1 2 3 4 5
Verbalisasi harapan 1 2 3 4 5
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
berguna
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Imunitas 1 2 3 4 5

Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
sedih

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 103


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
bersalah
Verbalisasi menyalahkan
1 2 3 4 5
orang lain
Verbalisasi mimpi buruk 2 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Fobia 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Panik 1 2 3 4 5

Pola tidur 1 2 3 4 5
15. Tingkat Depresi
a. Defenisi: Perasaan sedih yang berdampak negatif pada pikiran, tindakan,
perasaan dan kesehatan
b. Ekspetasi: Menurun
c. Kriteria Hasil:
Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
Minat beraktivitas 1 2 3 4 5
Aktivitas sehari-hari 1 2 3 4 5
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Harga diri 1 2 3 4 5
Kebersihan diri 1 2 3 4 5

Perasaan tidak
1 2 3 4 5
berharga
Sedih 1 2 3 4 5
Putus asa 1 2 3 4 5
Peristiwa negatif 1 2 4 5
Perasaan bersalah 1 2 3 4 5
Keletihan 1 2 3 4 5
Pikiran mencederai diri 1 2 3 4 5
Pikiran bunuh diri 1 2 3 4 5
Bimbang 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Penalahgunaan zat 1 2 3 4 5
Penyalahgunaan 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 104


Cukup
Menuru Sedan Cukup Meningka
Kriteria Hasil Menuru
n g Meningkat t
n
alkohol

Berat badan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Libido 1 2 3 4 5

Referensi
SDKI

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 105


Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidance - Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier
Carpernito-Moyet, L. J. (2013). Nursing diagnosis application to clinical practice. (14th
Ed.) Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Dalgash-Pelish, P. (2006). Effect of a self-esteem intervention program on school-aged
children, Pediatric Nursing, 32(4), 241.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification
2015-2017. (10th ED.). Oxford: Wiley Blackwell
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S., Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox’s
Clinical Application of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women’s Mental Health,
Gerontic, and Home Health Considerations. (6th Ed.). Philadelphia : F.A. Davis
Company
Pinquart, M. M. (2013). Self-esteem of children and adolescents with chronic illness: a
meta-analysis. Child: Care, Health & Development, 39(2), 153-161
Towsend. (2011). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing: Care Plans and psychotropic
Medications. Philadelphia : F. A. Davis Company

SIKI
Referensi
Frey. K. S. Hirscnstein, M. K., Snell. J. L., Edstrom, L. V. S., Mackenzie, E. P., & Broderick,
C. J. (2005). Reducing Playground Bullying and Supporting Beliefs; An Experimental
Trial of the Staps to Respect Program. Commite for Children, Developmental
Psychology, 41, 3, 479 – 491.
Judith A. Adams, Donald E. Bailey Jr., Ruth A. Anderson. And Sharron L. Docherty.
(2011). Nursing Roles and Strategies in End-of-Life Decision Making in Acute Care:
A Systematic Review of the Literature. Nursing Research and Practice, 15, doi: 10.
1155/2011/527834.
Stuart, G. W. (2003). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis:
Mosby
Swanson, K. M (1993). Nursing as Informed Caring for the Well Being of Others. Journal
of Nursing Schoralship, 25, 352 – 357.
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Perason Education.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, Inc.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 106


Recine, A. C. (2015). Designing Forgiveness as an Intervention for Healing in Women
Who Experience Abuse. J Clinic Res Bioeth, 5, 191. Dio: 10. 4172/2155–9627.
1000191.
Wilkinson, J. M., Treas. L. S., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Perason Education.
Giske, T. and Cone, P. H. (2015). Discerning the healing path – how nurses assist patient
spirituality In diverse health care settings. J Clin Nurs, 24: 2926 – 2935. Doi: 10.
1111/jocn. 12907.
O’Brien, M. E. (2010). Spirituality in Nursing Standing on Holy Ground (4th ed.). Canada
Jones & Bartlett Publishers.
Yousefi, H., & Abedi, H. A. (2011). Spiritual care in hospitalized patients. Iranian Journal
of Nursing and Midwifery Research, 16(1). 125 – 132.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier.
Pyt, N., & Menard, P. (2012).Evaluation of nurses perceptions on providing patient
decision Support with cardiopulmonary resuscitation. ISRN Nursing, 591541, 1 – 8.
Wilkinson, J. M., L. S., Barnett, K. & Smith, M. H (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelhpia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Haugen, N., Galura, SJ (2010). Ulrich & canale’s Nursing Care Planning Guides (7th ed.).
Philadelphia: Elsevier Health Sciencas.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: assessment, Care Plans, and Medications (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Boyd, M. A (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.) Philadelhpia:
Lippincott Williams & Willkins.
Haugen. N., Galura, SJ (2010). Ulrich & Canale’s Nursing Care Planning Guides (7th ed.).
Philadelphia: Elsevier Health Sciences.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 107


Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Pearson Education.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Willkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psyciatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications (9th
ed.). Philadelhia: F. A. Davis Company.
Bradbury-Jones, C., & Clark, M. (2016). Intimate partner violence and the role of
community nurse Primary Health Care (2014+), 26(9), 42. Doi:
http://dx.doi.org/10.7748/phc.2016.e1184.
Bradbury-Jones, C., & Taylor, J. (2013). Establishing a domestic abuse care pathway:
Guidance for practice Nursing Standard (Trough 2013), 27(27), 42 – 7.
Bradbury-Jones, C., Appleton, Jane V, BA, RGN, RHV, MSc,PHD., P.G.C.E.A., & Watss
Suzanne, BSc, RGN, MW, RHV, M.Sc, P.G.C.A.P. (2016). Recognising and
responding to domestic violence and abuse the role of public health nurses.
Community Practitioner. 89(3). 24 – 28.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelhpia: F. A. Davis Company.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing. (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medication. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Wilkinson. J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Boyd, M. A. (2011). Psychaitric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Barnhart, N. 2014. The use of stress management techniques to reduce cost, improve
quality of Life, anad increase life expectancy in transplant patients (Order No.
1554059). Available from Health management Database; ProQoest Dissertations &
theses Global. (1525982042).
Basavanthappa, B. T. 2011. Essentials of Mental Health Nursing. New Delhi: JP Medical
LTD, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatic Nursing (10th ed.). St. Louis:
Mosby.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 108


Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Willkins.
Cadiz, D., O’Neil, C. Butell, S., Epeneter, B., & Basin, B. (2012). A quasi-experimental
evaluation of A substance use awareness educational intervention for nursing
student Journal of Nursing Education, 51, 411 – 415.
Graham, Antonnette V, et at. (1997). Substance Abuse Education for Clinical Nurse: A
Controlled Study, The Journal of Continuing Education in Nursing, 1997; 28 (5): 217
– 222.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications.
(9th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing. Assessment Care Plans, and Medication. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Boyd, M. A. (2011). Psychaiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelpia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.(. St. Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications.
(9th ed.). Philadelphira: F. A. Davis Company.
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and
Women’s Health care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Pillteri, A. (2007). Maternal and Child Health Nursing: Care of the Childbearing and
Childbearing Family (5th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Segre, L. S., O’Hara, M. W., Arndt, S., & Beck, C. T. (2010). Nursing Care for Postpartum
Depression Part 1: Do Nurse Think they should offer both screening and
counseling ? MCN. The American Journal of Maternal Child Nursing, 35(4),220–
225. http://doi.org/10.1097/NMC.0b013e3181dd9d81.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier % Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 109


Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Resnick, H., Acierno, R., Holmes, M., Dammeyer, M., & Kilpatrick, D. (2000). Emergency
evaluation And intervention with female victims of rape and other violence.
Journal of Clinical Psychology, 56(10), 1317 – 1333.
Westmariand, N., & Alderson, S. (2013). The Health, mental health, and well-being
benefits of Rape crisis counseling. Journal of Interpersonal Violence, 28(17), 3265 –
3282. doi: http://dx.doi.org/10.1177/0886260513496899.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications.
(9th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Mursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Koizer & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Andrew, M & Boyle. J. S. (1995). Transcultural Concepts in Nursing Care (2nd ed).
Philladelphia: JB Lippincot Company
Leininger. M & McFarland. M. R. (2002). Transcultural Nursing : Concepts Theories,
Research, and Practice, (3rd ed.). USA, Mc-Graw Hill Companies Royal Collage of
Nursing (2206). Transcultural Nursing Care of Adult, Section One : Understanding
The Theoretical Basis of Transcultura; Nursing Care
Corkin, D., Ligget, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s
Nursing (1st ed) USA: Willey Blackwell

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 110


Hockenberry, M. J. and Wilson, D. (2024). Wong’s Nursing Care Of Infants and Children.
St. Louls: Mosby Elsevier
Altimier, L., & Philips, R. M. (2013). Newborn & Infant Nursing reviewa the neonatal
integrative developmental care model: Seven neuroprotective core measure for
family-centered developmental care. Newborn & Infant Nursing reviews, 13, 9-22
Gage, D. J,. Everett. K. D., Bullock, L. (2206). Intergative Review of Parenting in Nursing
Research. Journal of Nursing Scholarship: 381, 56-62
Koriat, Asher. (2012). The Self Consistency odel of Subjective Confidence. American
Psychological Association. 119 (1), 80-113.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed). St. Louis:
Mosby.
Tosterud, Randi,. Petzall, Kerstin,. Hedelin, Brigitta., and Hall-Lord, M. L. (2014).
Psychometric Testing of the Norwegian version of the questionnaire, Student
Satisfication and SELF Confidence in Learning, use in Somulation. Nurse
Education in Practice, 14, 704-708.
White, Krista A, PhD, R,. N., C. C. R. N. (2014). Development and validation of tool to
measure self-confidence and anxiety in nursing students during clinical decision
making. Journal of Nusrsing Education, 53(1) 14-22,
doi:http//dx.doi.org/10.3928/01484834-2013118-05.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed). Philladelphia:
Lipincott Williams & Wilkins.
Nosal, C (2009). The Structure and regulative function of the cognitive styles : A new
theory. Polish Psychological Bulletin, 40 (3), 122. Doi :
http://dx.doi.org/10.2478/v10059-010-0016-0
Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed). St. Louis:
Mosby
Towsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assasment, Care Plans, and Medications, (9th
ed). Philladelphia: F. A. Davis Company.
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. (2015). Kozier & Er’s Fundamental of Nusring
(10thed). USA Person Education
Doughenty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing procedures (9 th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L.S., Varnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamental of
Nursing Philladelphia : F. A, Davis Company
Boyd,M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed). Philladelphia:
Lipincott Williams & Wilkins.
Milona, Savvas, B. N. U. R., MN. U. P., Andrea-Apostolidou, S, Panayotou, G, PhD., &
Koukia, E, PhD. (2017). Cogniitive behavior theraphyfor obsessive compulsive
disorder, International Journal of Caring Science, 10 (1), 614-621.

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 111


Rhoads, Jacqueline. (2011). Clinical Consult for Psychiatric Mental Health Care. Springer
Publishing Company. New York.

BAB VIII

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 112


HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

A. DEFENISI

Evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai
respon terhadap situasi saat ini.

B. PENYEBAB
1. Perubahan pada citra tubuh
2. Perubahan peran social
3. Ketidakadekuatan pemahaman
4. Perilau tidak konsisten dengan nilai
5. Kegagalan hidup berulang
6. Riwayat kehilangan
7. Riwayat penolakan
8. Transisi perkembangan

C. GEJALA DAN TANDA MAYOR

1. SubjektiF

o Menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong)


o Merasa malu/bersalah
o Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
o Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

2. Objektif

o Kontak mata kurang


o Lesu dan tidak bergairah
o Pasif
o Tidak mampu membuat keputusan

D. GEJALA DAN TANDA MINOR

1. Subjektif

- Sulit berkonsentrasi

3. Objektif

1. Berbicara pelan dan lirih


2. Menolak berinteraksi dengan orang lain
3. Berjalan menunduk
4. Postur tubuh menunduk

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 113


E. INTERVENSI UTAMA
1. DUKUNGAN PENAMPILAN PERAN
a. Defenisi Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan
mengklarifikasi dan memenuhi perilau peran tertentu
b. Tindakan
1. observasi
- Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan
- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
- Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

2. Terapeutik
- Fasilitasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan
- Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku
- Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua,jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika perlu
- Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbale balik

3. Edukasi
- Diskusikan perilau yang dibutuhkan untuk pengembangan peran
- Diskusikan perubahan peran yang diperlukan aibat penyakit atau ketidakmampuan
- Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua
- Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran
- Ajarkan perilau baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untuk memnuhi peran

4. Kolaborasi
- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

2. PROMOSI HARGA DIRI

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 114


a. Defenisi
Meningkatkan penialaian perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan
diri
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
- Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

2. Terapautik
- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
- Motivasi menerima tantangan atau hal baru
- Diskusikan pernyataan tentang harga diri
- Diskusikan keprcayaan terhadap penilaian diri
- Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
- Diskusikan persepsi negative diri
- Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
- Diskusikan penetapam tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
- Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang jelas
- Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

3. Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
pasien
- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
- Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
- Anjurkan membuka diri terhadap kritik negative
- Anjurkan mengevaluasi perilaku
- Ajarkan cara mengatasi bullying
- Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
- Latih pernyataan/kemampuan positif diri
- Latih cara berfikir dan berperilaku positif
- Latih meningkatkan kepercayaam pada kemampuan dalam menangani situasi

3. PROMOSI KESADARAN DIRI

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 115


a. Defenisi
Meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi,dan
perilaku
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi keadaan emosional saat ini
- Identifikasi respons yang ditunjukkan berbagai situasi

2. Terapautik
- Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri
- Diskusikan tentang pikiran , perilaku, atau respons terhadap kondisi
- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri
- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan
- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

3. Edukasi
- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri
- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis, marah atau depresi)
- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban
- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah
- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negative tentang diri
- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya
- Ajarkan cara membuat prioritas hidup
- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

4. PROMOSI KOPING
a. Defenisi : Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon
stressor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 116


- Identifikasi metode penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan

2. Terapeutik
- Diskusikan perubahan peran yang dialami
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri
- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
- Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
- Hindari mengamnbil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam kegiatan social
- Motivasi mengidentifikasi system pendukung yang tersedia
- Damping saat berduka (mis, penyakit kronis, kecacatan )
- Perkenalkan dengan orang lain atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman
sama
- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

3. Edukasi
- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
- Latih penggunaan teknik relaksasi
- Latih keterampilan social sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan penilaian objektif

E. INTERVENSI PENDUKUNG
1. DUKUNGAN EMOSIONAL
Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 117
a. Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selarna masa stres.
b. Tindakan :
1. Observasi
- ldentifikasi fungsi marah, frustrasi, dan amuk bagi paslen
- ldentifkasi hał yang telah memicu emosi
2. Terapeutik
- Fasiltasi mengungKapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
- Buat pemyataan suportir atau empati selama fase berduka
- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. merangkul, menepuk-
nepuk)
- Tetap bersama paslen dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perfu
- Kurangi tuntutan bepkir saat sakit atau lelah
3. Edukasi
- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. ansietas, marah, sedih)
- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respons
yang biasa digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat.
a. Kolaborasí
- Rujuk untuk konseling. jika perlu

2. DUKUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


b. Definisi
Mamberkan informasi dan dukungan saat pembuatan keputusan kesehatan.
b. Tindakan :
1. Observasi
- Identilik.asi persepsi mengenai masalah dan infomasi yang memicu kontilk
2. Terapeutik

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 118


- Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan.yang membantu membuat pilihan
- Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
- Fasiltasi melihat situasi secara realistik
- Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak infomasi
- Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika pertu
- Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan lenaga kesehatan lainnya
3. Edukasi
- Infomasikan altermatif solusi secara jelas
- Berikan informasi yang diminla pasien
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga keselhatan lain dalam menfaslitasi pengambilan
keputusan

3. DUKUNGAN KELOMPOK
a. Definisi
Memfasilitasi peningkatan kemampuan penyelesaian masalah dan perasaan didukung
kelompok individu dengan pengalaman dan masalah yang sama sehingga lebih
memahami situasi masing-masing.
b. Tindakan :
1. Observasi

- ldentikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok


- Identifikasi kelompok yang memiliki masalah yang sama
- ldentifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok (mis, stigma, cemas, tidak
aman)
- Identifikasi aturan dan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika
perlu

2. Terapeutik
Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 119
- Siapkan lingkungan terapeuik dan rileks
- Bentuk kelompok dengan pengalaman yang sama
- Mulai sesi kelompok dengan mengenalkan semua anggota kelompok dan terapis.
- Mulai dengan percakapan ringan, berbagai informasi dengan diri masing-masing
dan alasan terlibat dengan kelompok
- Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasiaan dalam kelompok
- Sepakati jumlah sesi yang di perlukan dalam kelompok
- Bangun rasa tanggung jawab dalam kelompok
- Diskusikan penyelesaian masalah dalam kelompok
- Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejak saat merasa distress akibat
topik tertentu sampai mampu berpartisipasi kembali
- Berikan kesempatan beristirahat setiap sesi untuk memfasilitasi percakapan
individual dalam kelompok
- Berikan kesempatan saling mendukung dalam kelompok terkait masalah dan
penyelesaian masalah
- Berikan kesem[atan kelompok menyimpulkan masalah, penyelesaian masalah
dan dukungan yang perlu untuk setiap anggota kelompok
- Hindari percakapan ofensif, tidak sensitif, seksual atua humor yang tidak perlu/
tidak tempatnya.
- Sediakan media untuk berkomunikasi diluar kelompok (mis, email, telepon, SMS,
WA)
- Lakukan refleksi manfaat dukungan kelompok pada setiap awal dan akhir
pertemuan
- Akhir kegiatan sesuai sesi yang disepakati.

3. Edukasi

- Anjurkan anggota kelompok mendengarkan dan memberi dukungan saat


mendiskusikan masalah dan perasaan
- Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan perasaan dan masalah

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 120


- Anjurkan setiap anggota kelompok mengemukakan ketidakpuasan , keluhan,
kritik dalam kelompok dengan cara santun
- Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan dan kritik
- Ajarkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu

4. DUKUNGAN MEMAAFKAN

b. Definisi

Memfasilitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan empati dan kerendahan
hati.

b. Tindakan :

1. Observasi

- Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian


- Identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu mengungkapkan
masalah
- Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam

2. Terapeutik

- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati


- Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, jika perlu
- Fasilitasi mengatasi hambatan pemuilihan dengan cara spiritual (mis. doa,
bimbingan,
- bersikap bjaksana)
- Fasilitasi kegiatan ibadah, bemohon ampun/taubat kepada Tuhan (mis. sholat
taubat,pengakuan dosa)

3. Edukasi

- Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses


- Jelaskan bahwa memaatkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan din

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 121


- Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi

5. DUKUNGAN PROSES BERDUKA: KEMATIAN

a. Definisi : Memfaslitasi proses berduka orang tua terhadap kematian perinatal.

b. Tindakan :

1. Observasi

- ldentifikasi reaksi awal terhadap kematian bayi

2. Terapeutik

- Lakukan kebiasaan kelahiran anak sesuai agama dan budaya (mis.


mengazankan)
- Berikan peralatan bayi termasuk catatan kelahiran anak (mis. stempel
kaki dan tangan, foto,perlengkapan bayi)
- Libatkan orang tua dalam penyelengaraan jenazah bayl
- Pindahkan bayi ke kamar jenazah
- Persiapkan jenazah untuk dibawa oleh keluarga ke rumah duka
- Diskusikan pengambilan kepulusan yang diperlukan (mis. otopsi,
konseling genetik)
- Diskusikan karakteristik berduka normal dan abnomal, temasuk
presipitasi perasaan

3. Edukasi

- lnfomasikan bentuk bayi berdasarkan usia gestasi dan lamanya kematian


- Informasikan kelompok pendukung yang ada, jika peru
- Anjurkan orang tua menggendong bayinya saat akan meninggal. jika
perlu
- Anjurkan keluarga melihat, menggendong dan bersama bayi selama
yang dinginkan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 122


- Rujuk kepada tokoh agama (mis. ustadz, pendeta), pelayanan sosial dan
konselor, jika perlu

6. DUKUNGAN PERLINDUNGAN PENGANIAYAAN

a.Definisi

Memfasilitasi pencegahan dan penanganan bahaya fisik, psikologi dan/ atau


seksual.

b. Tindakan :
1. Observasi
- ldentifikasi pengalaman tidak menyenangkan atau traumatis (mis.
penganiayaan, penolakan,kritik berlebihan)
- ldenifikasi hubungan dan kemampuan mengambil tanggung jawab antar
anggota keluarga
- ldentifikasi adanya perbedaan perlakuan dalam Keiuarga
- ldentifikasi situasi krisis yang memicu penganiayaan (mis. kemiskinan,
pengangguran,perceraian,atau kematian orang yang dicintai)
- ldentikasi perasaan kesulitan mempercayai diri dan orang lain
- ldentiikasi tingkat isolasi sosial dalam keluarga
- ldentifikasi ketidaksesuaian penjelasan dengan cedera dan/atau trauma yang
terjadi
- ldentiflikasi adanya ketidaksesuaian peran (mis. anak menghibur orang tua,
atau perlaku berlebihan atau agresif)
- Periksa tanda-tanda penganiayaan
2. Terapeutik
- Dengarkan penjelasan kronologis cedera dan/atau trauma yang terjadi
- Fasilitasi keluarga untuk mengidentifikasi strategi koping terhadap situasi
stres
- Laporkan situasi dugaan penganiayaan kepada pihak berwajib

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 123


3. Edukasi
- Infomasikan layanan hukum yang relevan dengan peristiwa penganiayaan
- Jelaskan harapan yang realists pada anak sesuai tingkat perkembangan
- Anjurkan rawat inap untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut,
jika perlu
- Arjurkan untuk menghubungi polisi jika keamanan fisik terancam
- Kolaborasi
- Rujuk ke dukungan kelormpok alau tempat perlindungan, jika perlu
- Rujuk anggota keluarga berisiko peda spesialis yang sesua

7. DUKUNGAN PERASAAN BERSALAH


a. Definisi
Memfasilitasi dalam mengatasi perasaan menyakitkan akibat kegagalan
tanggung jawab.
b. Tindakan :
1. Observasi
- ldentifikasi adanya keyakinan tidak rasional
2. Terapeutik
- Fasilitasi mengidentifikasi situasi perasaan muncul dan respons
terhadap situasi
- Fasilitasi mengidentifikasi refleksi perasaan yang destruktif
- Fasilitasi mengidentitfikasi dampak situasi pada hubungan
keluarga
- Fasilitasi memahami rasa bersalah adalah reaksi umum terhadap
trauma, penganiayaan.berduka, bencana, atau kecelakaan
- Fasilitasi dukungan spiritual, jika perlu

3. Edukasi
- Bimbing untuk mengakui kesalahan diri sendiri

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 124


- Ajarkan mengidentifikasi perasaan bersalah yang menyakitkan
- Ajarkan menggunakan teknik menghentikan pikiran dan substitusi pikiran
dengan relaksasi
- otot saat pikiran bersalah terus dirasakan
- Ajarkan mengidentifikasi pilihan untuk mencegah, mengganti, menebus
kesalahan, dan penyelesaian

8. DUKUNGAN PELAKSANAAN IBADAH


a. Definisi
Memfasilitasi pemulihan dan penyembuhan dalam perawatan melalui pelaksanaan
ibadah.
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi kebutuhan pelaksanaan ibadah sesuai agama yang dianut
2. Terapeutik
- Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelaksanaan ibadah (mis,
tempat berwudhu, perlengkapan sholat, arah kiblat, perlengkapan
kebaktian)
- Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh agama terhadap prosedur khusus
(mis, transfuse)
- Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber koping
- Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama yang dianut (mis, tidak
makan babi bagi muslim, tidak makan daging sapi bagi hindu)
- Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus (mis, mengadzankan bayi,
pembaptisan, pengakuan dosa, menuntun syahadat saat sakaratul maut,
mengahadap kiblat)
- Fasilitasi penentuan ibadah oleh keluarga/rohaniawan
3. Kolaborasi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 125


- Konsultasi medis terkait pelaksanaan ibadah yang memerlukan perhatian
(mis, puasa)
- Rujuk pada rohaniawan, konseling profesi, dan kelompok pendukung pada
situasi spiritual dan ritual jika sesuai

9. DUKUNGAN PENGUNGKAPAN KEBUTUHAN


a. Definisi
Memudahkan mengungkapan kebutuhan dan keinginan secara efektif
b. Tindakan :
1. Observasi
- Periksa gangguan komunikasi verbal (mis, ketidakmampuan berbicara, kesulitan
mengekspresikan pikiran secara verbal
2. Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Hindari berbicara keras
- Ajukan pertanyaan dengan jawaban singkat, dengan isyarat anggukan
kepala jika mengalami kesulitan berbicara
- Jadwalkan waktu istirahat sebelum waktu kunjungan dan sesi wicara
- Fasilitasi komunikasi dengan media (mis, pensil dan kertas, computer,
kartu kata )
3. Edukasi
- Informasikan keluarga dan tenaga kesehatan lainnya teknik
berkomunikasi, dan gunakan secara konsisten
- Anjurkan keluarga dan staf mengajak bicara meskipun mampu
berkomunikasi
4. Kolaborasi
- Rujuk pada terapis wicara, jika perlu

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 126


10. DUKUNGAN PROSES BERDUKA
a. Defenisi
Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap kehilangan yang
bermakna
b. Tindakan :
1. Observasi
- Identifikasi kehilangan yang dihadapi
- Identifikasi proses berduka yang dialami
- Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau orang yang
meninggal
- Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
2. Terapeutik
- Tunjukkan sikap menerma dan empati
- Motivasi agar mau mengungkapan perasaan kehilangan
- Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
- Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan norma
social
- Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengann cara yang nyaman (mis,
membaca buku, menulis, menggambar atau bermain)
- Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
3. Edukasi
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari , marah,
tawar menawar , sapresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi
kehilangan
- Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
- Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 127


11. DUKUNGAN SUMBER FINANCIAL
a. Defenisi
- Memfasilitasi pengelolaan sumber keuangan secara tepat untuk mendukung
perawatan dan kesehatan
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi penggunaan sumber daya keuangan sesuai dengan sumber dana
yang dimiliki
- Identifikasi fasilitas yang dapat dipergunakan setelah pemulangan
- Identifikasi efisiensi dan efektifitas penggunaan jaminan kesehatan

2. Terapeutik
- Lakukan advokasi terkait pembiayaan sesuai dengan kebijakan institusi
- Lakukan pencatatan setiap aktivitas pembiayaan
- Fasilitasi keluarga mendisusikan upaya memperoleh sumber pembiayaan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pengurusan penjaminan biaya (mis, BPJS,
JKN)
- Informasikan pembiayaan pelayanan perawatan
- Informasikan jaminan yang dapat digunakan

12. DUKUNGAN TANGGUNG JAWAB PADA DIRI SENDIRI


a. Defenisi
Memfasilitasi agar dapat bertanggung jawab atas perilau sendiri dan kensekuensi
yang ditimbulkannya
b. Tindakan
1. observasi
- Identifikasi persepsi tentang masalah kesehatan
- Monitor pelaksanaan tanggung jawab

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 128


2. Terapeutik
- Berikan kesempatan merasakan memiliki tanggung jawab
- Tingkatkan rasa tanggung jawab atas perilaku sendiri
- Hindari berdebat atau tawar menawar tentang perannya dirunag
perawatan
- Berikan penguatan dan umpan balik positif jika melaksanakan tanggung
jawan atau mengubah perilaku

3. Edukasi
- Diskusikan tanggung jawab terhadap profesi pemberian asuhan
- Diskusikan konsekuensi tidak melaksanakan tanggung jawab

13. EDUKASI SEKSUALITAS


a. Definisi
Memberikan informasi dalam memahami dimensi fisik dan psikososial
seksualitas
b. Tindakan
1. observasi
- Sediakan kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh
media
3. Edukasi
- Jelaskan anatomi dan fisiologi system reprodukksi laki-laki dan
perempuan
- Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 129


- Jelaskan perkembanganemosi masa anak dan remaja
- Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan social terhadap aktivitas
seksual
- Jelaskan konsekuensi negative mengasuh anak pada usia dini (mis,
kemiskinan, kehilangan, karir dan pendidikan)
- Jelaskan resiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks
bebas
- Anjurkan orangtua menjadi educator seksualitas bagi anak anaknya
- Anjurkan anak/remaja tidak melakukan aktivitas seksual diluar nikah
- Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman
sebaya dan social dalam aktivitas seksual.

14. KONSELING
a. Defenisi
Memberikan bimbigan untuk meningkatkan atau mendukung penanganan,
pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
- Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien
2. Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan
- Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran
- Terapkan tujuan dan lama hubungan konseling
- Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan
- Berikan penguatan terhadap keterampilan baru
- Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah
3. Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 130


- Anjurkan membuat daftar akternatif penyelesaian masalah
- Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu
- Anjurkan mengganti kebiasaan maladptif dengan adaftif
- Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan saat stress

15. LATIHAN ASERTIF


a. Defenisi : mengajarkan kemampuan pengungkapan perasaan, kebutuhan, dan
pendapat secara efektif dengan menghargai hak orang lain
b. Tindakan
1. Observasi
- Identifikasi hambatan kemampuan asertif (mis. Tahap perkembangan, kondisi
medis kronis/psikiatrik dan social budaya
- Monitor tingkat ansietas dan ketidaknyamanan terkait perubahan perilaku

2. Teraupetik
- Fasilitasi mengenali dan mengurangi distorsi kognitif yang menghalangi
kemampuan asertif
- Fasilitasi membedakan perilaku asertif,pasif,dan agresif
- Fasilitasi mengidentifikasi hak-hak pribadi, tanggung jawab, dan norma yang
bertentangan
- Fasilitasi mengklarifikasi permasalahan dalam hubungan interpersonal
- Fasilitasi mengekspresikan pikiran dan perasaan positif dan negative
- Fasilitasi mengidentifikasi pikiran yang merusak diri
- Fasilitasi membedakan antara pikiran dan kenyataan
- Beri pujian pada upaya mengekspresikan perasaan dan pendapat

3. Edukasi
- Anjurkan bertindak asertif dengan cara yang berbeda
- Latih perilaku asertif (mis, membuat permintaan, mengucapkan tidak untuk
permintaan yang tidak bisa dipenuhi, serta mulai menutup percakapan).

16. MANAJEMEN MOOD


Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 131
a. Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola keselamatan, stabilitasi, pemulihan
dan perawatan gangguan mood (keadaan emosional yang bersifat sementara)
b. Tindakan :
1. Observasi
- Identifikasi mood (mis, tanda, gejala, riwayat penyakit)
- Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain
- Monitor fungsi kognitif (mis, konsentrasu, memori, kemampuan membuat
keputusan
- Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan

2. Terapeutik
- Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis, Back Depression inventory,
skala status fungsional ) jika perlu
- Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (
mis, sandsack, terapi seni, aktivitas fisik)

3. Edukasi
- Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya
- Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitasi, jika perlu
- Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis, risiko keselamatan , deficit perawatan
diri , social)
- Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis, situasi stress, masalah fisik)
- Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. Skala tingkat 1-10, membuat
jurnal)
- Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru

4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat , jika perlu
- Rujuk untuk psikoterapi (mis, perilau, hubungan interpersonal, keluarga ,
kelompok) jika perlu

17. MODIFIKASI PERILAKU KETERAMPILAN SOCIAL


a. Defenisi
Mengubah pengembangan atau peningkatan keterampilan social interpersonal
b. Tindakan :
1. Observasi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 132


- Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan social
- Identifikasi focus pelatihan keterampilan social

2. Terapeutik
- Motivasi untuk berlatih keterampilan social
- Beri umpan balik positif (mis, pujian atau penghargaan) terhadap sosialisasi
- Libatkan keluarga selama latihan keterampilan social, jika perlu

3. Edukasi
- Jelaskan tujuan melatih keterampilan social
- Jelaskan respons dan konsekuensi keterampilan social
- Anjurkan mengungkapan perasaan akibat masalah yang dialami
- Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
- Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan social
- Latih keterampilan social secara bertahap

18. PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko gaya hidup penggunaan alcohol
atau narkoba
b. Tindakan :
1. Observasi
- Identifikasi kemungkinan perilaku berisiko penyalahgunaan zat

2. Terapeutik
- Motivasi mentolerir peningkatan tingkat stress
- Motivasi mengantisipasi lingkungan yang mengakibatkan stress
- Motivasi pengambilan keputusam dalam memilih gaya hidup
- Motivasi mengikuti program disekolah, tempat kerja atau social
- Motivasi keluarga mendukung kebijakan pelarangan zat
- Diskusikan strategi pengurangan stress
- Diskusikan cara mempersiapkan diri dalam kondisi stress
- Libatkan dalam program aktivitas kelompok masyarakat maupun pelayanan
- Dukung untuk ikut serta dalam kelompok masyarakat, seperti SADD (students against
destructive decisions) dan MADD (mothers against drunk driving)
- Dukung program yang mengatur penjualan dan distribusi zat (mis, anak dibawah
umur)
- Fasilitasi dalam mengorganisir kegiatan bagi remaja (mis, rekreasi, reuni)
- Fasilitasi dalam mengkoordinasi berbagai kelompok masyarakat

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 133


3. Edukasi
- Latih kemampuan asertif
- Latih pikiran dan perilaku dalam mengurangi kondisi stress
- Anjurkan menghindari perilaku isolasi social
- Ajarkan keluarga tentang penggunaan zat secara substansi
- Ajarkan keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala kecanduan
- Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan anak disekolah

19 PENENTUAN TUJUAN BERSAMA


a. Defenisi : Mengidentifikasi , menyusun dan memprioritaskan tujuan perawatan
bersama dengan pasien sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan
b. Tindakan
1. Observasi
- Identifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai
- Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif

2. Terapeutik
- Nyatakan tujuan dengan kelimat positif dan jelas
- Tetapkan skala pencapaian tujuan, jika perlu
- Fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi langkah kecil yang mudah dilakukan
- Berikan batasan pada peran perawat dan pasien secara jelas
- Diskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi tujuan
- Prioritaskan aktivitas yang dapat membantu pencapaian tujuan
- Fasilitasi dalam mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap tujuan
- Tetapkan batas waktu yang realistis
- Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap tujuan (mis, perilaku)
- Tetapkan evaluasi secara periodic untuk menilai kemajuan sesuai tujuan
- Hitung skor pencapaian tujuan
- Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai

3. Edukasi
- Anjurkan mengenal masalah yang dialami
- Anjurkan mengembangkan harapan manusia
- Anjurkan mengidentifikasi nilai dan system kepercayaan saat menetapkan tujuan
- Anjurkan mengidentifikasi tujuan realistis dan dapat dicapai

20. PROMOSI CITRA TUBUH

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 134


a. Defenisi
Meningkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik pasien
b. Tindakan
1. Observasi
- Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
- Identifikasi budaya,agama,jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
- Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi social
- Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
- Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

2. Terapeutik
- Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
- Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
- Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
- Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis, luka, penyait,
pembedahan)
- Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
- Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh

3. Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
- Anjurkan menggunakan alat bantu (mis, pakalan, wig, kosmetik)
- Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis, kelompok sebaya)
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
- Latih peningkatan penampilan diri (mis, berdandan)
- Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok

21. PROMOSI PERKEMBANGAN ANAK

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 135


a. Defenisi
Meningkatkan dan menfasilitasi kemampuan orangtua/pengasuh untuk
mengoptimalkan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif, social
dan emosional pada anak usia prasekolah dan usia sekolah
b. Tindakan
1. Observasi
- Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak

2. Terapeutik
- Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
- Dukung anak berinteraksi dengan anak lain
- Dukung anak mengekspresikan perasaanya secara positif
- Dukung anak dalam bermimpi atau berfantasi sewajarnya
- Dukung partisipasi anak disekolah, ekstrakurikuler dan aktivitas komunitas
- Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
- Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai anak
- Bacakan cerita/dongeng untuk anak
- Diskusikan bersama remaja tujuan dan harapan
- Sediakan mainan berupa puzzle dan maze

3. Edukasi
- Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada dilingkungan sekitar
- Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan perilau yang dibentuk
- Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diantara anak
- Ajarkan anak cara meminta bantuan dari anak lain, jika perlu
- Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja
- Demostrasikan kegiatan yang meningkatkan perkembangan pada pengasuh

4. Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu

22. PROMOSI PERKEMBANGAN REMAJA


a. Defenisi
Meningkatkan perkembangan fisik, kognitif, social dan emosional dari masa anak-anak
ke masa remaja
b. Tindakan
1. Observasi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 136


- Identifikasi tahap perkembangan remaja

2. Terapeutik
- Sediakan bimbingan dan konseling kesehatan remaja pada remaja dan
keluarga/orang tua/pengasuh
- Tingkatkan personal hygiene dan penampilan diri
- Dukung partisipasi dalam olahraga yang aman secara teratur
- Fasilitasi kemampuan pembuatan keputusan
- Dukung keterampilan komunikasi
- Dukung keterampilan sikap asertif
- Fasilitasi rasa tanggung jawab pada diri dan orang lain
- Dukung respons anti-kekerasan dalam menyelesaikan konflik
- Dukung perkembangan dan pertahankan hubungan social
- Dukung aktivitas ekstrakurikuler

3. Edukasi
- Jelaskan perkembangan normal remaja
- Ajarkan untuk mengenali masalah kesehatan dan penyimpangan pada masa remaja
(mis, anemia, masalah kesehatan gigi, kematangan seksual abnormal, alcohol, rokok,
penyalahgunaan obat obatan , gangguan citra tubuh, harga diri rendah)
- Ajarkan strategi pencegahan penyalahgunaan obat, alcohol, dan rokok.

4. Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling atau hipnoterapi, jika perlu

23. RESTRUKTURISASI KOGNITIF


a. Defenisi
Memfasilitasi mengubah pola piker terdistorsi, melihat diri sendiri dan dunia secara
realistis.
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi interpretasi yang keliru tentang penyebab stre yang dirasakan

2. Terapeutik
- Ganti interpretasi yang keliru dengan interpretasi berdasarkan kenyataan
- Buat cara pandang/penyelesaian alternative terhadap situasi
- Fasilitasi menerima kenyataan terhadap pernyataan diri yang membangkitkan emosi
- Tetapkan pikiran distorsi yang dialami (mis, overgeneralisasi, pembesaran,
personalisasi)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 137


- Buat label pada perubahan emosi (mis, marah, gelisah, putus asa)
- Dukung system kepercayaan untuk melihat situasi dengan cara yang berbeda

3. Edukasi
- Ajarkan mengidentifikasi stressor yang menyebabkan stress (mis, situasi,kejadian,
interaksi dengan orang lain
- Diskusikan ketidakmampuan yang menyebabkan pernyataan diri irasional
- Diskusikan system kepercayaan yang memperngaruhi status kesehatan
- Diskusikan pernyataan yang menggambarkan untuk melihat situasi dari sudut
pandang berbeda
- Latih menerima kenyataan dan pernyataan diri yang mengakibatkan stress
- Latih mengekspresikan emosi yang dirasakan (mis, marag, cemas, keputusasaan)
- Latih melawan persepsi/pikiran distorsi

24. PROMOSI RESILLIENS


a. Defenisi : meningkatkan pengembangan, penggunaan, penguatan dan perlindungan
untuk faktor-faktor yang akan digunakan keluarga dalam mengatasi stressor
b. Tindakan
1. Observasi
- Monitor penatapan peraturan, norma, dan konsekuensi yang konsisten

2. Terapeutik
- Fasilitasi dukungan dan keterlibatan keluarga
- Kembangkan rutinitas dan tradisi keluarga (mis, rekreasi, makan bersama)
- Yakinkan bahwa keluarga sebagai sumber sarana dan pendukung
- Fasilitasi komunikasi keluarga
- Libatkan keluarga dalam aktivitas di masyarakat (mis, sukarelawan)
- Sepakati model keluarga/masyarakat dalam berperilaku secara umum
- Libatkan masyarakat dalam program remaja
- Fasilitasi pengembangan dan penggunaan sumber daya lingkungan
- Motivasi mengejar prestasi yang diinginkan
- Motivasi pencapaian perilaku kesehatan yang positif
- Motivasi mengembangkan menjalin persahabatan
- Motivasi mengembangkan kesadaran social
- Motivasi remaja/keluarga/masyarakat dalam mengembangkan kepercayaan diri

3. Edukasi
- Anjurkan keluarga terlibat dalam kegiatan anggota keluarga lainnya
- Anjurkan keluarga memberikan suasana belajar kondusif
- Anjurkan keluarga untuk menghargai prestasi yang dicapai

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 138


- Anjurkan keluarga/masyarakat untuk menghargai kesehatan
- Anjurkan keluarga dalam menentukan harapan sesuai usia
- Anjurkan mengikuti program yang tersedia dan terjangkau
- Latih keterampilan asertif dalam membuat keutusan dan bersosialisasi

25 TERAPI KELOMPOK
a. Defenisi
Menggunakan kelompok dengan masalah yang sama untuk memberikan dukungan
emosional dan perilaku, melatih perilaku baru dan berbagi informasi kesehatan
b. Tindakan
1. observasi
- Identifikasi topic, tujuan dan proses kelompok
- Monitor keterlibatan atif setiap anggota kelompok

2. Terapeutik
- Bentuk kelompok 5 sampai 12 anggota
- Tentukan waktu dan tempat yang sesuai untuk pertemuan kelompok
- Ciptakan suasana nyaman
- Gunakan kontrak tertulis jika perlu
- Ciptakan iklim motivasi untuk proses kelompok
- Mulai dan akhiri kegiatan tepat waktu
- Atur tempat duduk sesuai metode yang digunakan
- Sepakati nama kelompok
- Berikan arahan dan informasi yang sesuai
- Hindari interaksi kelompok tidak produktif
- Arahkan kelompok melalui tahapan pengembangan kelompok
- Arahkan anggota kelompok untuk terlibat aktif

3. Edukasi
- Anjurkan berbagi perasaan, pengetahuan dan pengalaman
- Anjurkan saling membantu dalam kelompok
- Latih tanggung jawab dan mengendalikan diri dalam kelompok

4. Kolaborasi
- Rujuk ke perawat spesialis lain, jika perlu

26. TERAPI PENYALAHGUNAAN ZAT (DETOKSIKASI ZAT)

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 139


a. Defenisi : Menggunakan terpai medis dan psikoterapeutik untuk perawatan disfungsi
akibat penyalahgunaan atau ketergantungan zat
b. Tindakan :
1. Observasi
- Periksa penggunaan zat selama pengobatan 9mis, skrining urin dan analisis napas)
- Periksa adanya penyakit menular (mis, HIV/AIDS, hepatitis B dan C dan TBC), rujuk
jika ada
- Identifikasi dan atasi disfungsi hubungan keluarga atau social (mis, tergantung pada
orang lain, ketidakmampuan)

2. Terapeutik
- Bina hubungan saling percaya
- Lakukan menajemen gejala selama periode detoksifikasi
- Pertimbangkan adanya komorbiditas atau gangguan psikiatri atau penyerta medis
- Libatkan dalam psikoterapi sesuai indikasi (mis, terapi kognitif, teapi motivasi,
konseling dukungan keluarga, atau dukungan kelompok )
- Fasilitasi resosialisasi dan membangun kembalu hubungan
- Fasilitasi mengembangkan harga diri (mis, beri penguatan terhadap upaya positif)
- Libatkan keluarga dalam perencanaan dan aktivitas perawatan libatkan dalam
program dukungan swadaya selama dan setelah perawatan (mis, kelompok
rehabilitasi pecandu/pengguna, program rehabilitasi BNN)

3. Edukasi
- Jelaskan gejala atau perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan kambuh (mis,
kelelahan, depresi, berbohong)
- Jelaskan efek zat yang digunakan (mis, fisik, psikologis, dan social)
- Jelaskan pentingnya tidak menggunakan zat
- Diskusikan rencana pencegahan kambuh (mis, buat kontrak perilaku, identifikasi
sumber daya untuk mengatasi situasi stress
- Anjurkan menerima tanggung jawab atas disfungsi dan penanganan terkait
penggunaan obat
- Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam upaya pemulihan
- Anjurkan mengevaluasi kemajuan penggunaan zat dengan membuat catatan pribadi
- Anjurkan manajemen stress (mis, olahraga, meditasi, dan terapi relaksasi)
- Ajarkan keluarga tentang gangguan penggunaan zat dan disfungsi terkait

4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat substitusi (mis, disulfiram, acamprosat, metadon,
naltrexone, patch nikotin atau permen Karen, atau buprenorfin),sesuai indikasi
- Koordinasikan dan fasilitasi strategi konfrontasi kelompok untuk mengatasi
penggunaan zat dan pertahanan dalam penggunaan obat substitusi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 140


- Rujuk pada program multidisipliner (mis, rumah singgah, program detoksifiksi atau
perawatan di komunitas),jika sesuai

27. TERAPI REMINISENS


a. Defenisi
Menggunakan kemampuan mengenang kejadian, perasaan dan pemikiran masa lalu
untuk menfasilitasi relaksasi, kualitas hidup, atau adaptasi terhadap keadaan saat ini
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi makna kenangan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara
- Identifikasi tema untuk setiap sesi (mis, rutinitas pekerjaan )
- Identifikasi sejumlah peserta yang tepat untuk terapi reminisens dalam kelompok

2. Terapeutik
- Gunakan pakaian yang nyaman
- Batasi lama sesi sesuai rentang perhatian, respons dan kemauan melanjutkan
- Tetapkan metode reminisens yang paling efektif (mis, autobiografi, jurnal, review
peristiwa kehidupan, catatan, diskusi terbuka, dan story telling)
- Gunakan teknik mendengar efektif
- Gunakan alat bantu peraga (mis, music untuk stimulasi audio, album foto untuk
stimulasi visual, parfum untuk stimulasi penciuman) untuk memfasilitasi sensorik
menstimulasi kenangan
- Gunakan pernyataan langsung dan terbuka tentang kejadian masa lalu
- Gunakan album foto untuk menstimulasi kenangan
- Gunakan keterampilan komunikasi (mis, memusatkan perhatian, merefleksikan dan
mengekspresikan kembali, untuk mengembangkan hubungan)
- Gunakan pertanyaan langsung untuk memfokuskan kembali ke peristiwa kehidupan
jika perlu
- Pertahankan berfokus pada proses dari pada produk akhir setiap sesi
- Berikan dukungan dan empati bagi peserta
- Fasilitasi untuk mengatasi kenangan buruk, menyakitkan atau negative
- Fasilitasi keluarga terhadap manfaat terapi reminisens
- Berikan umpan balik positif langsung
- Berikan penguatan terhadap keterampilan koping sebelumnya
- Diskusikan kualitas afektif yang menyertai kenangan secara empati

3. Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan positif dan negative terhadap kenangan secara
lisan
- Anjurkan menulis kejadian masa lalu

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 141


- Anjurkan menulis surat kepada saudara atau teman lama

28 TERAPI BANTUAN HEWAN


a. Defenisi
Menggunakan hewan untuk memberikan stimulasi pemulihan kesehatan, pengalihan
perhatian dan relaksasi
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi penerimaan pasien terhadap hewan sebagai agen
- Identifikasi adanya alergi pada hewan

2. Terapeutik
- Tentukan standar untuk skrining, pelatihan dan perawatan hewan dalam program
terapi jika perlu
- Ikuti peraturan dinas kesehatan tentang penggunaan hewan sebagai agen terapi
- Buat pedoman/protocol yang menguraikan respons terhadap trauma atau cedera
akibat kontak dengan hewan
- Siapkan pilihan-pilihan hewan (mis, aning, kucing, kuda, ular, kura-kura kelinci
percobaan dan burung
- Fasilitasi pasien memegang, membelai, menonton dan mencurahkan emosi kepada
herwan
- Motivasi bermain dengan hewan terapi
- Motivasi member makan atau merawat hewan
- Berikan kesempatan untuk mengenang dan berbagi tentang pengalaman merawat
hewan peliharaan/hewan lainnya.

3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan alas an memiliki hewan

29 TERAPI SENI
a. Defenisi

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 142


Menggunakan gambar atau bentuk kesenian lainnya untuk memfasilitasi komunikasi
dan/atau penyembuhan
b. Tindakan :
1. observasi
- Identifikasi bentuk kegiatan berbasis seni
- Identifikasi media seni yang akan digunakan (mis, gambar (foto, gambar manusia,
gambar keluarga , jurnal foto jurnal media ) grafik (waktu , peta tubuh, artefak
(topeng , patung )
- Identifikasi tema karya seni
- Identifikasi konsep diri melalui gambar manusia
- Monitor keterlibatan selama proses pembuatan karya seni, termasuk perilaku verbal
damn nonverbal )

2. Terapeutik
- Sediakan alat perlengkapan seni sesuai tingkat perkembangan dan tujuan terapi
- Sediakan lingkungan tenang bebas distraksi
- Batasi waktu penyelesaian
- Catat interpretasi pasien terhadap gambar atau ciptaan artistic
- Salin/dokumen karya seni untuk arsip sesuai kebutuhan
- Diskusikan makna karya seni yang dibuat, gabungkan penilaian pasien dengan
literature
- Diskusikan kemajuan susuai tingkat perkembangan
- Hindari mendiskusikan makna karya seni sebelum selesai dibuat

3. Edukasi
- Anjurkan menggambar realistic atau artistic
- Anjurkan mendeskripsikan proses dan hasiil pembuatan karya seni
- Anjurkan menggunakan proses dan hasil pembuatan karya seni
- Anjurkan menggunakan lukisan atau gambar sebagai media menceritakan akibat
stressor (mis, perceraian, pelecehan )

4. Kolaborasi
- Rujuk sesuai indikasi (mis, pekerja social, terapi seni)

G. LUARAN UTAMA
Harga diri

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 143


Definisi perasaan positif kepada diri sendiri atau kemampuan sebagai respon terhadap
situasi saat ini

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

menurun cukup sedang cukup Meningkat


menurun meningkat
Penilaian diri posotif 1 2 3 4 5
Perasaan memiliki kelebihan dan 1 2 3 4 5
atau kemampuan positif
Penerimaan penilaian positif 1 2 3 4 5
terhadap diri sendiri
Minat mencoba hal baru 1 2 3 4 5
Berjalan menampakkan wajah 2 3 4 5
Postur tubuh menampakkan 1 2 3 4 5
wajah
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Tidur 1 2 3 4 5
Kontak mata 1 2 3 4 5
Cairan aktivitas 1 2 3 4 5
Altif 1 2 3 4 5
Percaya diri berbicara 1 2 3 4 5
Perilaku asartif 1 2 3 4 5
Kemampuan membuat keputusan 1 2 3 4 5

meningkat cukup Sedang Cukup Menurun


meningkat menurun
Perasaan malu 1 2 3 4 5
Perasaan bersalah 1 2 3 4 5
Perasaan tidak mampu 1 2 3 4 5
melakukan apapun
Meremehkan kemampuan 1 2 3 4 5
mengatasi masalah
Ketergantuangan pada penguatan 1 2 3 4 5
secara berlebihan
Pencarian penguatan secara 1 2 3 4 5
berlebihan
F. LUARAN TAMBAHAN

Perilaku Menurunkan Berat Badan

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 144


Definisi Tindakan-tindakan yang dilkukan untuk mengurangi berat badan

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

menurun sedang cukup meningkat


Cukup meningkat
Menurun
Menentukan berat badan 1 2 3 4 5
dalam rentang normal
Memiliki komitmen pada 1 2 3 4 5
rencana maknan yang sehat
Menghindari makanan dan 1 2 3 4 5
minuman tinggi kalori
Memilih makanan dan 1 2 3 4 5
minuman bergizi
Mengontrol porsi makan 2 3 4 5
menetapkan latihan rutin
Memonitor berat badan 1 2 3 4 5
Memonitor IMT 1 2 3 4 5
Mendapatkan informasi 1 2 3 4 5
mengenai strategi menurunkan
berat badan dari ahli kesehatan
Mengidentifikasi kondisi 1 2 3 4 5
emosional yang dapat
mempengaruhi asupan
makanan dan minuman
Menggunaka strategi 1 2 3 4 5
modifikasi prilaku
Memotivasi diri sendiri 1 2 3 4 5
Meminum air putih sesuai 1 2 3 4 5
kebutuhan tubuh.
Menggunakan obat sesuai 1 2 3 4 5
instruksi (jika ada)

Citra Tubuh

Definisi : persepsi tentang penampilan struktur dan fungsi fisik individu

Ekspektasi Meningkat
Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 145
Kriteria hasil

memburuk cukup sedang Cukup Membaik


memburuk membaik
Melihat bagian tubuh 1 2 3 4 5
Menyentuh bagian tubuh 1 2 3 4 5
Verbalisasi kecacatan bagian 1 2 3 4 5
tubuh
Verbalisasi kehilangan bagian 1 2 3 4 5
tubuh

meningkat cukup sedang cukup Menurun


meningkat menurun
Verbalisasi perasaan negatif 1 2 3 4 5
tentang perubahan tubuh
Verbalisasi kekhawatiran pada 1 2 3 4 5
penolakan/reaksi orang lain.
Verbalisasi perubahan gaya 1 2 3 4 5
hidup
Menyembunyikan bagian 2 3 4 5
tubuh berlebihan
Menunjukkan bagian tubuh 1 2 3 4 5
berlebihan
Fokus pada bagian tubuh 1 2 3 4 5
Fokus pada penampilan masa 1 2 3 4 5
lalu
Fokus pada kekuatan masa 1 2 3 4 5
lalu
Cairan aktivitas 1 2 3 4 5
Altif 1 2 3 4 5
Percaya diri berbicara 1 2 3 4 5
Perilaku asartif 1 2 3 4 5
Kemampuan membuat 1 2 3 4 5
keputusan

memburuk cukup sedang Cukup membaik


memburuk membaik
Respon non verbal pada 1 2 3 4 5
perubahan tubuh
Hubungan sosial 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 146


Identitas Seksual

Definisi : pengenatan dan penerimaan diri terhadap aspek seksual

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

menurun cukup sedang cukup meningkat


menurun meningkat
Menunjukkan pendirian 1 2 3 4 5
seksual yang jelas
Integrasi orientasi seksual 1 2 3 4 5
kedalam kehidupan sehari-
hari
Menyusun batasan-batasan 1 2 3 4 5
sesuai jenis kelamin
Pencarian dukungan sosial 2 3 4 5
Verbalisasi hubungan 1 2 3 4 5
harmonis
Verbelasasi hubungan 1 2 3 4 5
seksual sehat

Kesadaran Diri

Definisi : kemampuan menilai kekuatan, kelemahan, pikiran, sikap, kepercayaan, emosi,


motovasi seseorng berkaitan dengan diri, lingkungan dan orang lain

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 147


menurun cukup sedang cukup Meningkat
menurun meningkat
Mengakui kemampuan fisik 1 2 3 4 5
Mengakui kemampuan mental 1 2 3 4 5
Mengakui kemampuan emosional 1 2 3 4 5
Mengenali keterbatasan fisik 2 3 4 5
Mengenali keterbatasan mental 1 2 3 4 5
Mengenali keterbatasan emosi 1 2 3 4 5
Mengenali pola kebiasaan 1 2 3 4 5
Mengenali nilai-nilai pribadi 1 2 3 4 5
Mengenali respon subjektif orang 1 2 3 4 5
lain.
Mengenali respon subjektif 1 2 3 4 5
terhadap situasi
Mempertahankan kesadaran 1 2 3 4 5
berfikir
Mempertahakankan kesadaran 1 2 3 4 5
terhadap perasaan
Verbalisasi perasaan pada orang 1 2 3 4 5
lain
Interaksi pada orang lain 1 2 3 4 5
Verbalisasi kebutuhan 1 2 3 4 5
Menerima perasaan sendiri 1 2 3 4 5
Menerima perilaku sendiri 1 2 3 4 5
Membedakan diri dan orang lain 1 2 3 4 5
Membedakan diri dari lingkungan 1 2 3 4 5

Ketahanan Personal

Definisi : kapasitas untuk beraptasi dan berfungsi secara positif setelah mengalami
kesulitan atau kritis

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

menurun cukup sedang cukup meningkat


menurun meningkat
Verbalisasi harapan yang positif 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 148


Menggunakan strategi koping 1 2 3 4 5
yang efektif
Verbalisasi perasaan 1 2 3 4 5
menunjukkan harga diri positif
Mengambil tanggung jawab 2 3 4 5
mencari dukungan emosional
Menganggap kesulitan sebagai 1 2 3 4 5
tantangan
Menggunakan strategi untuk 1 2 3 4 5
meningkatkan keamanan
Menggunakan strategi untuk 1 2 3 4 5
menghindari bahaya
Menghindari penyalahgunaan 1 2 3 4 5
obat
Menghindari penyalahgunaan zat 1 2 3 4 5
Menahan diri menyakiti orang lain 1 2 3 4 5
Mengidentifiaksi model peran 1 2 3 4 5
Mengidentifikasisumber daya di 1 2 3 4 5
komunitas
Verbelasasi kesiapan untuk 1 2 3 4 5
belajar

Penampilan Peran

Definisi : pola prilaku sesuai dengan harapan, norma dan lingkungan

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

menurun cukup sedang cukup meningkat


menurun meningkat
Verbalisasi harapan terpenuhi 1 2 3 4 5
Verblisasi kepuasan peran 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 149


Verbalisasi harapan terpenuhi 1 2 3 4 5
Verbalisasi kepuasan peran 2 3 4 5
Adaptasi peran 1 2 3 4 5
Strategi koping yang efektif 1 2 3 4 5
Dukungan social 1 2 3 4 5
Tanggung jawab peran 1 2 3 4 5

Meningkat Cukup sedang Cukup Menurun


Mengingat Menurun
Verbalisasi perasaan 1 2 3 4 5
Bingung menjalankan peran 1 2 3 4 5
Konflik peran 1 2 3 4 5
Verbalisasi perasaan cemas 2 3 4 5
Perilaku cemas 1 2 3 4 5
Afek depresi 1 2 3 4 5

Resolusi Berduka

Definisi : Respons psikososial yang ditunjukkan akibat kehilangan ( orang, objek, fungsi
status, bagian tubuh atau hubungan).

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

menurun cukup sedang cukup meningkat


menurun menngkat
Verbalisasi menerima 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 150


kehilangan
Verbalisasi harapan 1 2 3 4 5
Verbalisasi perasaan berguna 1 2 3 4 5
Konsentrasi 2 3 4 5
Imunitas 1 2 3 4 5

meningkat cukup sedang cukup menurun


meningkat menurun
Verbalisasi perasaan sedih 1 2 3 4 5
Verbalisasi perasaan 1 2 3 4 5
bersalah
Verbalisasi menyalahkan 1 2 3 4 5
orang lain
Verbalisasi mimpi buruk 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Fobia 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Panik 1 2 3 4 5

memburuk cukup sedang Cukup membaik


memburuk membaik
Pola tidur 1 2 3 4 5

Tingkat Ansietas

Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antipas bahaya yang menungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil
Meningkat cukup Sedang cukup menurun
meningkat menurun
Verbalisasi kebingungan 1 2 3 4 5

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 151


Verbalisasi khawatir 1 2 3 4 5
akibat kondisi yang
dihadapi
Perilaku gelisah 1 2 3 4 5
Perilaku tegang 2 3 4 5
Perilaku pusing 1 2 3 4 5
Anoreksia 1 2 3 4 5
Palpitasi 1 2 3 4 5
Frekuensi pernapasan 1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Teknan darah 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5

memburuk cukup Sedang cukup membaik


memburuk membaik
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Perasaan kebedayaan 1 2 3 4 5
Kontak mata 2 3 4 5
Pola berkemih 1 2 3 4 5
Orientasi 1 2 3 4 5

DAFTAR PUSTAKA

Alden, K.R., Lowarmilk, D.L., Cashion, M.C., & Perry, S.E. (2013). Maternity Womens
Health Care Ebook. Elsevier Health Sciences.
Allender, J.A dan Spradley, B.W. (2005). Community helath nursing promoting and
protecting the publics helath Sixth edition. Lippincott Williams and Wilkins
Anderson & McFariane. (2011). Community as partner: Theory and practicein nursing.
Philadelphia : Wolters Kluwer health/lippincot William & Wilkins

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 152


Angelico A.P., Crippa, J. A. d, S., & Loureiro, S.R. (2013). Social anxiety disorder dan
social skills : A critical review of the literature. International journal of behavioral
Consultation and Therapy, 7(4), 15-23.
Arnold, J. (1995) Areconceptualization of the concept of grief for nursing: A
philosophical analysis (Order No. 9609382).Avalable from Nursing &
Allied Health Database, ProQuest Dissertations& Theses Global
(304215348)
Bartlet, R., Brown, L., Shattell, M., Wright, T., & Lewallen, L. (2013). Harm Reduction:
Compassionate Care of persons with addictions. Medsurg nursing : officialjournal of the
academy of medical-surgical nurses, 22(6), 349-358
Beman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Enb 's Fundamentals of Nursing
(10 ed ) USA:Perason Education.

Bergin, R.J., Grogan, S.M., Bernshaw, D., Jurascova, I., Penberthy, S., Milenshkin, L.R.,
Krishnasamy, M., Hocking, A.C., Aranda, S.K., Schofield, P,E. (2016).
Developing an Evidence-Based, Nurse-Led Psychoeducational Intervention
with peer support in gynecologic oncologi cancer nurs, 39(2),19-30

Berman, A., Synder, S, & Fradsen, G, (2016). Kozier & Erbs Fundamental nursing (10th
ed). USA: pearson Education
Boyd, M. A. (2011). Psychiartic Nursing : Contemporary Practice (5th ed). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Bradbury Jones, C. & Clark, M. (2016). Internate partner violance and the role of
community nurses. Primary Health Care ( 2014 +) ,26(9), 42
doi:http://dx.doi.org/107748/phc.2016.e1184.
Cash, T.F., Santos, M, T., & Williams, E. F. (2005). Coping with body-image threats and
challenges : Validation of the body image coping strategies inventory. Journal of
Psycosomatic Research, 58(2)
Cheng, L.S.W. (2012). The effects of mutual goal setting on the outcomes of care of the
patiens in the community. The Hong Kong Polytechnic University
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care planning in children and young peoples
nursing (1st ed). USA : Wiley-Blackwel.
Deatrick, J.A. (2006). Family Partnership In Nursing care. In M. Craft-Rosenberg &M.
Krajicek (Eds) nursing excellence for children & families. New York : springer

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 153


Devies, H., & Rees, J. (2000).Psychological effects of isolation nursing (1): Mood
disturbance. Nursing Standard (through 2013), 14(28), 35-8
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). St
Louis : Mosby Elsevier

Erlich, G.C. (1992). The sexual education of Edith whartom. USA:Univ. of California Press
Fenstemacher, K. H. (2011), Perinatal Loss And Bereavement in Non-Hispanic Black
Adolescents (Order No. 3500995). Available trom Nursing & Allied Health
Database, ProQuest Dissertations & Theses Giobal.(926819250).
Fermandez-Felto, A., Lana, A., Cabello-Gutiérez, L, Franoo-Coreis, S., Baldonedo-
Cernuda, R, &Mosteiro Daz,P2015). Face-toface Information and Emotional
Support from Trained Nurses Reduce PannngScreening Mammography:
Results from a Randomized Controlled Tnal. Pain Management Nursing,
16(6), 862-870. dol:10.1016/.pmn.z015.
Flresheets, E. K., Francis, M., Bamum, A., & Rolf, L, (2012). Community-based
prevention support: using the interactive system framework to facilliate
grassroots evidenced-based substance abuse prevention. American journal
of community psychology. 50(3-4), 347-58
Gall, W. (2009). A review of the resilience scale. Journal of nursing measurement, 17(2),
105-13
Galvin, D. M. (2000). Workplace managed care : collaboration for substance abuse
prevention. The journal of behavioral helath services & research, 27(2), 125-
30
Giske, T. and Cone, P.H.(2015). Discerning the healing path-how nurses assist patient
spirituality in diverse health care settings. J Clin Nurs, 24: 2926-2935.
Good, J. D. (2017). Screening for Bipolar disorder in the primary care setting using the
mood disorder questionnaire (order No. 10264681). Proquest Dissertations & theses
global (1894633758).
Hockberry, M. J. and Wilson, D. (2014). Wongs Nursing Care of Infants and children. St.
Louis: Mosby Elsevier

Jhanjee, S. (2011). Evidence Based Psychosocial intervention in substance Use. Indian journal
of Psychological medicine, 36(2), 112-118
Kaakinen, J.R., Coehio, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family
Health Care Nursing: Theory Practice and Research (5th ed). Philadelphia: F.A. Davis
Company

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 154


Levl, O., Shoval-Zuckeman, Y., Fruchter, E., Bibi, A., Bar-Haim, Y., & Wald, l, (2017),
Benefit of a paychodynamic group therapy (PGT) model for treating
veterans with PTSD. Journal of Clinical paychology. 73(10)
linguisl, R. Snyder. M. & Tracy. M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7 ed). NewYork: Springer Publishing Company. inc

Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F. (2014). Complementary/Alternative Theraples in


Nursing (7th ed).New York: Springer Publishing Company, inc.
Meyerson K.L., & kline , K.S. (2008). Qualitative analysis of mutual goal-setting
intervention in participants with heart failure. Heart Lung, 38(1), 1-9
Norell pajner, M., Ziegert, K., & Kihlgren, A. (2015). Older patients' in Sweden and their
experience of the emotional received from the registered nurse- a grounded
theory study. Aging and mental health. 19(1). 79-85.
dol.10.1080/13607863.2014.917605.
Nosal, C, (2009). The structure and regulative function of the cognitive styles: A new
theory. Polish psychological Bulletin, 40(3)
Obrien, M. E. (2010). Sprirituality in Nursing Standing on Holy Ground (4th ed). Canada
Jones & Bartlelt Publishers
ooy, M.A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5 ed.). Philadelphia:
Lippincott Wililams & Wilkins.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis :
Mosby Elsevier
Quenstedt-Moe, G. (2014) Using Forgiveness as an Intervenvtion for Healing in Women
who Experience abuse. J Clinic Res Bioeth, 5, 191. doi: 10.4172/2155-
9627.1000191.

Recine, A C. (2015). Designing forgiveness interventions: Guidance from five meta-


analyses. Journal of holistic nursing 33(2), 161.

Richardson, G. E. (2002). The metatheory of resilience resiliency. Journal of clinical


psychology, 58(3) 307-321
Sajad, S., Ali, A, Gul, R. B, Mateen, A., & Roz, s. (2016). The effect of individuailized
patient education,along with emotional support, on the quality of life of

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 155


breast cancer patient A Pilot study European joumal of Oncology Nursing,
2175-82. doil: 10.1016).ejon.2016 01.00607.008
Sanderson, L, (2013).Improving civility in the mental health nursing workplace through
assertivenass training with role-play (Order No. 3587674). Available from Health
Management Database, ProQuest Dissertations & Theses Global. (1427362958).
Scheffors, M., Van Busschbach, J., T., Bosscher, R. J., Aerts, L. C., Wiersma, D.,&
Schoevers, R.A (2017). Body image in patients with mental disorder: Characteristics,
associations with diagnosis and treatment outcome. Comprehensiv Psychiatry, 74, 53-60.
Scoot LD, Setter-Kline K, Britton AS.(2004). The effects of nursing interventions to
enhance mental health and quality of the among individuals with heart failure. Appl Nurs
Res, 17(4), 248-56
Shelton, A. L., Clements-Stephans, A., Lam, W.Y., Pak, D. M., & Murray, A. J. (2012).
Should social savvy aqual good spatial skills ? the interaction of social skills with spatial
prespectif taking. Journal of Experimental Psychology: General , 141(2), 199-205.
Stanhope, M dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population- Centered
Health Care in Gage, D. J., Everett, K.D., Bullock, L (2006). Integrative Review Of
Parenting in Nursing Research. Journal of Nursing Scholarship:38:1, 56-62. Hockberry,
M. J. and Wilson, D. (2014). Wongs Nursing Care of Infants and children. St. Louis:
Mosby Elsevier the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practioe of Psychiatric Nurng e ro Philadelphia-
(2014). Psychiatnc Nursing: Assossment, Care Plans, and MedicalionsS.
(ed.) Philadelphia F.A. Davis Company.
Thomas Adams, H. (2015). Child life specialists use of bibliotheraphy with grieving
children : How books can be used to and emotional expression, meaning-
making and healing (Order No. 1588943)
Townsend. M. (2014). Paychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications.
(9h ed.). Philadelphia: F.A Davis Company
Watson, S, V (2000). The Effect of mutual goal setting on Understanding the Diagnosis
of Heart Failure in Adults. Masters Theses. 599.
WHO (World Health Organization) 2000. The World Health Report 2000: Health
Systems-improving Performance. Geneve: WHO.
Wikinson, J.M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Yousefi, H., & Abedi, H. A. (2011). Spiritual care in hospitalized patients. Iranian of
Nursing and Midwifery Research, 16(1), 125-132

Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 156


Asuhan Keperawatan Psikologis : Integritas Ego 157
BAB XII
KESIAPAN PENINGKATAN KOPING KOMUNITAS
A. DEFENISI
Pola adaptasi dan penyelesaian masalah komunitas yang
memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan
masyarakat, serta dapat ditingkatkan untuk
penatalaksanaan masalah saat ini dan mendatang

B. GEJALA DAN TANDA MAYOR


1. Subjektif
k. Perencanaan aktif oleh komunitas mengenai
prediksi stressor
l. Pemecahan masalah aktif oleh komunitas saat
menghadapi masalah

2. Objektif
a. Terdapat sumber-sumber daya yang adekuat
untuk mengatasi stressor

C. GEJALA DAN TANDA MINOR


1. Subjektif
a. Bersepakat bahwa komunitas bertanggung jawab
terhadap penatalaksaan stress
b. Berkomunikasi positif di antara anggota komunitas

2. Objektif
a. Tersedia program untuk rekreasi
b. Tersedia program untuk relaksasi / bersantai
D. INTERVENSI UTAMA
1. Dukungan Kelompok Pendukung (I.09258)
a. Defenisi : Memfasilitasi peningkatan kemampuan
penyelesaian masalah dan perasaan didukung oleh
kelompok individu dengan pengalaman dan masalah
yang sama sehingga lebih memahami situasi masing-
masing.
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami
kelompok
- Idenifikasi kelompok memiliki masalah yang
sama
- Identifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok
(mis.stigma, cemas, tidak aman)
- Identifikasi aturan dan norma yang perlu
dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika perlu
2) Terapeutik
- Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks
- Bentuk kelompok dengan pengalaman dan
masalah yang sama
- Mulai sesi kelompok dengan mengenalkan
semua anggota kelompok dan terapis
- Mulai dengan percakapan ringan, berbagi
informasi tentang diri masing-masing dan alas
an terlibat dalam kelompok
- Buat aturan dan norma dalam kelompok,
terutama kerahasiaan dalam kelompok
- Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam
kelompok
- Bangun rasa tanggung jawab dalam kelompok
- Diskusikan penyelesaian masalah dalam
kelompok
- Berikan kesempatan individu untuk berhenti
sejenak saat merasa distress akibat topic
tertentu sampai mampu berpatisipasi kembali
- Berikan kesempatan istirahat di setiap sesi
untuk memfasilitasi percakapan individu dalam
kelompok
- Berikan kesempatan saling mendukung dalam
kelompok terkait masalah dan penyelesaian
masalah
- Berikan kesempatan kelompok menyimpulkan
masalah, penyelesaian masalah dan dukungan
yang diperlukan untuk setiap anggota kelompok
- Hindarkan percakapan ofensif, tidak sensitive,
seksual atau humor yang tidak perlu/tidak pada
tempatnya
- Sediakan media untuk kebutuhan
berkomunikasi di luar kelompok
(mis.email,telepon,SMS,WA)
- Lakukan refleksi manfaat dukungan kelompok
pada setiap awal dan akhir pertemuan
- Akhiri kegiatan sesuai sesi yang disepakati
3) Edukasi
- Anjurkan anggota kelompok mendengarkan dan
member dukungan saat mendiskusikan masalah
dan perasaan
- Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan
perasaan dan masalah
- Anjurkan setiap anggota kelompok
mengemukakan ketidakpuasan, keluhan, kritik
dalam kelompok dengan cara santun
- Anjurkan kelompok untuk menuntaskan
ketidakpuasan, keluhan dan kritik
- Ajarkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu

2. Promosi Sistem Pendukung (I.09313)


a. Defenisi : Meningkatkan pemberian petolongan
kepada pasien bersama keluarga, teman dan
masyarakat
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi respon psikologis terhadap
situasi dan ketersediaan sistem pendukung
- Identifikasi sumber daya untuk ketersediaan
pengasuh
- Monitor situasi keluarga saat ini dan sistem
pendukung
2) Terapeutik
- Berikan dukungan dan caring dalam
pelayanan
- Motivasi berpatisipasi dalam kegiatan sosial
dan masyarakat
- Motivasi membina hubungan dengan pihak
yang memiliki kebutuhan yang sama
- Libatkan keluarga, orang penting, dan teman
dalam perawatan
3) Edukasi
- Jelaskan hambatan pada sistem
pendukung
- Informasikan jaringan sosial yang tersedia
- Informasikan tingkat sistem pendukung
(mis.keluarga, teman, dan masyarakat)
- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
4) Kolaborasi
- Rujuk ke kelompok swadaya
- Kolaborasi dengan program pencegahan
atau pengobatan berbasis masyarakat, jika
perlu

E. INTERVENSI PENDUKUNG
1. Diskusi Kelompok Terarah (I.09255)
a. Defenisi : Melakukan diskusi semi terstruktur
untuk mengidentifikasi suatu masalah dalam kelompok
b. Tindakan :
1) Observasi
- Identifikasi kebutuhan diskusi kelompok terarah
- Identifikasi peserta diskusi
- Catat pemikian atau ide yang muncul dalam
diskusi
2) Terapeutik
- Atur ruangan dengan suasana nyaman, rancang
posisi tempat duduk
- Persiapkan alat (mis. Sistem audio, perekam,
media tulis)
- Lakukan orientasi kelompok: salam, peserta
diminta memberikan nama dan informasi data
diri
- Lakukan kontrak waktu
- Sampaikan diskusi akan direkam
- Arahkan pertanyaan sesuai tujuan dan hindari
pertanyaan yang tidak relevan
- Berikan kesempatan semua peserta untuk
berpatisipasi selama diskusi
- Motivasi interaksi peserta untuk berbicara satu
sama lain, tidak harus ke fasilitator
- Motivasi peserta yang enggan berbicara
- Batasi peserta yang mendominasi diskusi melalui
isyarat verbal dan nonverbal
- Tunjukkan sikap mendengar aktif agar menjadi
model perilaku bagi peserta
- Lakukan eksplorasi mendalam tanpa mengarahkan
peserta
- Sampaikan ringkasan secara verbal
- Berikan umpan balik diskusi berupa analisis dan
laporan
3) Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur FGD
- Informasikan topic yang akan didiskusikan

2. Dukungan Spiritual (I.09276)


a. Defenisi : Memfasilitasi peningkatan perasaan
seimbang dan terhubung dengan kekuatan
yang lebih
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan
ketidakberdayaan
- Identifikasi pandangan tentang hubungan
antara spiritual dan kesehatan
- Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
- Identifikasi ketaatan dalam beragama
2) Terapeutik
- Berikan kesempatan mengekspresikan
perasaan tentang penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan mengekspresikan dan
meredakan marah secara tepat
- Yakinkan bahwa perawat bersedia
mendukung selama masa ketidakberdayaan
- Sediakan privasi dan waktu tenang untuk
aktivitas spiritual
- Diskusikan keyakinan tentang makna dan
tujuan hidup, jika perlu
- Faisilitasi melakukan kegiatan ibadah
3) Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan/atau orang lain
- Anjurkan berpatisipasi dalam kelompok
pendukung
- Anjurkan metode relaksasi, meditasi, dan
imajinasi terbimbing
4) Kolaborasi
- Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis.
Ustadz, pendeta, room, biksu)

3. Edukasi Penyalahgunaan Alkohol (I.12417)


a. Defenisi : Mengajarkan adaptasi perilaku
pencegahan penyalahgunaan alcohol pada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi pengetahuan mengenai efek
alcohol pada tubuh
- Identifikasi kemampuan membaca, status
kognitif, psikologis, budaya, dan akses
terhadap sumber, daya sosial dan keuangan
- Identifikasi tingkat kecemasan dan kesiapan
belajar
- Identifikasi waktu dan metode pembelajaran
yang sesuai (mis. Diskusi, Tanya jawab,
audio atau visual, metode lisan atau tulisan)
2) Terapeutik
- Rencanakan strategi edukasi, termasuk
tujuan realistis
- Sediakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif dan optimal (mis. Di ruang kelas
atau ruang terapi yang kosong)
- Berikan penguatan positif terhadap
kemampuan yang didapat
- Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu
partisipasi aktif selama edukasi
3) Edukasi
- Jelaskan efek negative alcohol
( mis.kapasitas alcohol terhadap
ketergantungan fisiologis dan psikologis,
pengaruh terhadap fungsi keluarga,
pengaruh terhadap janin)
- Ajarkan dengan konsep sederhana ke
kompleks
- Anjurkan mengulang kembali informasi
edukasi tentang penyalahgunaan alcohol

4. Edukasi Penyalahgunaan Zat (I.12418)


a. Defenisi : Mengajarkan pencegahan
penyalahgunaan zat pada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi pengetahuan mengenai efek zat
pada tubuh
- Identifikasi kemampuan membaca, status
kognitif, psikologis, tingkat kecemasan dan
budaya
- Identifikasi metode pembelajaran yang
sesuai (mis. Diskusi, Tanya jawab, audio atau
visual, metode lisan atau tulisan)
2) Terapeutik
- Rencanakan strategi edukasi
- Jadwalkan waktu dan intensitas
pembelajaran sesuai kemampuan
- Sediakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif dan optimal (mis.di ruang kelas
atau ruang terapi yang kosong)
- Berikan penguatan positif terhadap
kemampuan yang didapat
- Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu
partisipasi aktif selama edukasi
3) Edukasi
- Jelaskan factor-faktor penyebab
penyalahgunaan zat (mis.faktor individu,
factor lingkungan keluarga, sekolah, teman
sebaya, masyarakat)
- Jelaskan gejala klinis saat menggunakan zat
(mis.jalan sempoyongan, bicara pelo, apatis,
mengantuk, agresif, curiga)
- Jelaskan efek buruk penyalahgunaan zat
pada kesehatan
- Jelaskan efek buruh penyalahgunaan zat
pada sikap dan perilaku
- Ajarkan cara menghindari penyalahgunaan
zat
- Anjurkan mengulang kembali informasi
edukasi tentang penyalahgunaan zat

5. Intervensi Krisis (I.09278)


a. Defenisi : Melakukan konseling jangka pendek
untuk mengatasi krisis dan mengembalikan
tingkat fungsi ke sebelum kritis atau menjadi lebih
baik
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi risiko keselamatan
- Identifikasi pencetus dan dinamika krisis
2) Terapeutik
- Sediakan tempat aman dengan suasana
yang mendukung
- Lakukan tindakan pencegahan dari resiko
bahaya fisik
- Bentuk tim intervensi krisis
- Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan
cara yang tidak destruktif
- Hindari memberikan keyakinan yang salah
- Fasilitasi keterampilan koping untuk
menyelesaikan masalah
- Fasilitasi memutuskan tindakan untuk
menyelesaikan krisis
- Rencanakan penggunaan keterampilan
koping adaptif untuk menghadapi situasi
krisis selanjutnya
- Hubungkan pasien dan keluarga dengan
sumber komunitas, jika perlu
- Libatkan dalam kelompok yang telah
berhasil melalui masalah yang sama
3) Edukasi
- Jelaskan kemampuan yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan krisis
- Jelaskan mekanisme masa lalu dan saat ini
serta keefektifannya
- Jelaskan tindakan alternative untuk
menyelesaikan krisis
- Informasikan sistem pendukung yang
tersedia

6. Konseling (I.10334)
a. Defenisi : Memberikan bimbingan untuk
meningkatkan atau mendukung penanganan,
pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal.
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
- Identifikasi perilaku keluarga yang
mempengaruhi pasien
2) Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa
percaya dan penghargaan
- Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran
- Tetapkan tujuan dan lama hubungan
konseling
- Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan
- Berikan penguatan terhadap keterampilan
baru
- Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah
3) Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan
- Anjurkan membuat daftar alternative
penyelesaian masalah
- Anjurkan pengembangan keterampilan baru,
jika perlu
- Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptive
dengan adaptif
- Anjurkan untuk menunda pengambilan
keputusan saat stress

7. Manajemen Keselamatan Lingkungan (I.14513)


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan
fisik untuk meningkatkan keselamatan
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi kebutuhan keselamatan
(mis.kondisi fisik, fungsi kognitif, dan riwayat
perilaku)
- Monitor perubahan status keselamatan
lingkungan
2) Terapeutik
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
(mis.fisik, biologi, dan kimia, jika
memungkinkan
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
bahaya dan risiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
(mis.commode chair dan pegangan tangan)
- Gunakan perangkat pelindung
(mis.pengekangan fisik, rel samping, pintu
terkunci, pagar)
- Hubungi pihak berwenang sesuai masalah
komunitas (mis.puskesmas, polisi, damkar)
- Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
- Lakukan program skrining bahaya
lingkungan (mis.timbal)
3) Edukasi
- Ajarkan individu, keluarga dan kelompok
risiko tinggi bahaya lingkungan

8. Manajemen Lingkungan Komunitas (I.14515)


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola kondisi
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Tindakan
1) Observasi
- Lakukan skrining risiko gangguan kesehatan
lingkungan
- Identifikasi factor risiko kesehatan yang
diketahui
2) Terapeutik
- Libatkan partisipasi masyarakat dalam
memelihara keamanan lingkungan
3) Edukasi
- Promosikan kebijakan pemerintah untuk
mengurangi risiko penyakit
- Berikan pendidikan kesehatan untuk
kelompok risiko
- Informasikan layanan kesehatan ke individu,
keluarga, kelompok berisiko dan masyarakat
4) Kolaborasi
- Kolaborasi dalam tim multidisiplin untuk
mengidentifikasi ancaman keamanan di
masyarakat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam
program kesehatan komunitas untuk
menghadapi risiko yang diketahui
- Kolaborasi dalam pengembangan program
aksi masyarakat
- Kolaborasi dengan kelompok masyarakat
dalam menjalankan peraturan pemerintah

9. Manajemen Penyalahgunaan Zat (I.09291)


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang
menunjukkan efek toksik sebagai hasil dari
mengkonsumsi satu atau lebih obat
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi penyebab ketergantungan atau
penyalahgunaan zat
- Identifikasi perilaku denial tidak efektif
- Periksa tanda dan gejala intoksikasi
- Periksa pasien dan barang bawaannya
secara acak
2) Terapeutik
- Penuhi kebutuhan dasar seperti keamanan,
kebersihan diri, kenyamanan, lingkungan
tenang
- Perbaiki kesalahan konsepsi, tidak
menyalahkan orang lain
- Pertahankan disiplin diri dengan
pengawasan ketat
- Berikan batasan pada perilaku manipulative
- Batasi akses penggunaan zat
- Hadapi secara konsisten, tidak menghakimi
dan menghukum
3) Edukasi
- Anjurkan berfokus pada saat ini dan masa
depan, bukan masa lalu
- Anjurkan pasien dan keluarga mengikuti
peraturan ketat rumah sakit secara efektif
(mis.tidak menyelundupkan zat)
- Anjurkan mengikuti program kelompok
- Anjurkan untuk berobat jalan secara teratur
dan mematuhi pengobatan saat pulang
- Ajarkan keterampilan pencegahan
kekambuhan, keterampilan supportif dan
tugas perkembangan
- Jelaskan bahaya menggunakan alat invasive
untuk memasukkan zat dalam tubuh
(mis.abses, HIV)
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian terapi subtitusi,
sesuai indikasi
10. Manajemen Putus Zat (I.09292)
a. Defenisi : Mengelola dan merawat pasien yang
mengalami detokfikasi zat
b. Tindakan
1) Observasi
- Monitor sistem respiratori dan jantung
(mis.hipertensi, takikardia, bradipnea)
- Monitor perubahan tingkat kesadaran
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor gejala putus zat (mis.kelelahan,
gangguan sensoik, iritabel, depresi, serangan
panic, ketagihan, insomnia, agitasi, nyeri
otot, menguap, kelemahan, sakit kepala,
pilek, pupil melebar, menggigil, ansietas,
keringatan, mual, muntah, tremor, psikosis,
dan ataksia)
2) Terapeutik
- Lakukan perawatan terhadap gejala putus
zat
- Berikan nutrisi adekuat (mis.asupan oral
sedikit tapi sering)
- Ciptakan lingkungan dengan stimulasi
rendah (mis.bicara dengan suara endah dan
pelan, yakinkan pasien aman, ciptakan
lingkungan nyaman, tenang, dan tidak
berbahaya)
- Reorientasi realitas
- Fasilitasi kegiatan sehari-hari
- Fasilitasi dukungan keluarga
3) Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur manajemen
putus zat
- Anjurkan berpatisipasi pada dukungan
tindak lanjut (mis.terapi kelompok,
konseling individu atau keluarga, program
pemulihan zat )
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
(mis.benzodiazepin, klorpromazin,
diazepam, substitusi nikotin, fenobarbital,
klonidin, trazodone, metadon, agonis alfa-2
adrenal, dan antipsikotik)
11. Manajemen Trauma Pemerkosaan (I.09294)
a.Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola dukungan
emosional dan fisik setelah terjadi pemerkosaan
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi apakah sudah membersihkan diri
setelah pemerkosaan
- Identifikasi status mental, kondisi fisik
(mis.pakaian, kotoran dan debris ), kejadian,
bukti kekerasan, dan riwayat ginekologis
- Identifikasi adanya luka, memar,
perdarahan, laserasi, atau tanda cedera fisik
lain
2) Terapeutik
- Berikan pendampingan selama perawatan
- Lakukan prosedur pemeriksaan
pemerkosaan (mis.beri label, simpan
pakaian kotor, sekresi dan rambut vagina)
- Amankan sampel sebagai bukti proses
hokum, jika perlu
- Lakukan intervensi krisis, jika perlu
- Tawarkan pengobatan pencegah kehamilan
dan antibiotic profilaksis
- Rujuk ke program advokasi pemerkosaan
- Dokumentasikan sesuai dengan protocol
3) Edukasi
- Jelaskan proses hokum yang tersedia
- Jelaskan prosedur pemeriksaan
pemerkosaan dan Informed consent
tindakan

4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan HIV, jika
diindikasikan

12. Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial (I.13484)


a. Defenisi : Mengubah pengembangan atau
peningkatan keterampilan sesoail interpersonal
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi penyebab kurangnya
keterampilan sosial
- Identifikasi focus pelatihan keterampilan
sosial
2) Terapeutik
- Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial
- Beri umpan balik positif (mis.pujian atau
penghargaan) terhadap kemampuan
sosialisasi
- Libatkan keluarga selama latihan
keterampilan sosial, jika perlu
3) Edukasi
- Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
- Jelaskan respons dan konsekuensi
keterampilan sosial
- Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat
masalah yang dialami
- Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap
interaksi
- Edukasi keluarga untuk dukungan
ketrampilan sosial
- Latih keterampilan sosial secara bertahap

13. Pencegahan Bunuh Diri (I. 14538)


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko
merugikan diri sendiri dengan maksud mengakhiri
hidup
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi gejala risiko bunuh diri
(mis.gangguan mood, halusinasi, delusi,
panic, penyalahgunaan zat, kesedihan,
gangguan kepribadian)
- Identifikasi keinginan dan pikiran rencana
bunuh diri
- Monitor lingkungan bebas bahaya secara
rutin (mis.barang pribadi, pisau cukur,
jendela)
- Monitor adanya perubahan mood atau
perilaku
2) Terapeutik
- Libatkan dalam perencanaan perawatan
mandiri
- Libatkan keluarga dalam perencanaan
perawatan
- Lakukan pendekatan langsung dan tidak
menghakimi saat membahas bunuh diri
- Berikan lingkungan dengan pengamanan
ketat dan mudah dipantau (mis.tempat tidur
dekat ruang perawat)
- Tingkatkan pengawasan pada kondisi
tertentu (mis.rapat staf, pergantian shift)
- Lakukan intervensi perlindungan
(mis.pembatasan area, pengekangan fisik),
jika diperlukan
- Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri
sebelumnya, diskusi berorientasi pada masa
sekarang dan masa depan
- Diskusikan rencana menghadapi ide bunuh
dii di masa depan (mis.orang yang
dihubungi, kemana mencari bantuan)
- Pastikan obat ditelan
3) Edukasi
- Anjurkan mendiskusikan perasaan yang
dialami kepada orang lain
- Anjurkan menggunakan sumber pendukung
(mis.layanan spiritual, penyedia layanan)
- Jelaskan tindakan pencegahan bunuh diri
kepada keluarga atau orang terdekat
- Informasikan sumber daya masyarakat dan
program yang tersedia
- Latih pencegahan risiko bunuh diri
(mis.latihan asertif, relaksasi otot progresif)
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
atau antipsikotik, sesuai indikasi
- Kolaborasi tindakan keselamatan kepada
PPA
- Rujuk ke pelayanan kesehatan mental, jika
perlu

14. Pencegahan Penyalahgunaan Zat (I.09298)


a. Defenisi : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko
gaya hidup penggunaan alcohol atau narkoba

b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi kemungkinan perilaku berisiko
penyalahgunaan zat
2) Terapeutik
- Motivasi mentolerir peningkatan tingkat
stress
- Motivasi mengantisipasi lingkungan yang
mengakibatkan stress
- Motivasi pengambilan keputusan dalam
memilih gaya hidup
- Motivasi mengikuti program di sekolah,
tempat kerja atau sosial
- Motivasi keluarga mendukung kebijakan
pelarangan zat
- Diskusikan strategi pengurangan stress
- Diskusikan cara mempersiapkan diri dalam
kondisi stress
- Libatkan dalam program aktivitas kelompok
di masyarakat maupun pelayanan
- Dukung untuk ikut serta dalam kelompok
masyarakat, seperti SADD (Students Against
Destructive Decisions) dan MADD ( Mothers
Against Drunk Driving )
- Dukung program yang mengatur penjualan
dan distribusi zat (mis.anak di bawah umur)
- Fasilitasi dalam mengorganisir kegiatan bagi
remaja (mis.rekreasi, reuni)
- Fasilitasi dalam mengkoordinasi berbagai
kelompok masyarakat

3) Edukasi
- Latih kemampuan asertif
- Latih pikiran dan perilaku dalam mengurangi
kondisi stress
- Anjurkan menghindari perilaku isolasi sosial
- Ajarkan keluarga tentang penggunaan zat
secara substansial
- Ajarkan keluarga mengidentifikasi tanda dan
gejala kecanduan
- Anjurkan keluarga berpatisipasi dalam
kegiatan anak di sekolah
-
15. Pencegahan Risiko Lingkungan (I.14545)
a. Defenisi : Sebuah aktivitas untuk meminimalkan risiko,
mendeteksi terjadinya penyakit, dan cedera di
populasi atau masyarakat yang memiliki risiko dari
lingkungan
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi adanya risiko lingkungan yang
dapat merusak/membahayakan kesehatan
- Identifikasi pihak-pihak yang dapat
membantu masyarakat untuk perlindungan
dari bahaya lingkungan
- Monitor insiden cedera terkait bahaya dari
lingkungan
2) Terapeutik
- Analisis tingkat risiko terkait dengan
lingkungan (mis.perumahan, air, makanan,
radiasi dan kekerasan)
- Bekerjasama dengan pihak-pihak yang dapat
membantu masyarakat untuk meningkatkan
lingkungan
- Lakukan advokasi bersama masyarakat
untuk desain lingkungan yang aman dan
sistem pengamanannya
- Fasilitasi anggota masyarakat untuk
melakukan modifikasi lingkungan yang aman
3) Edukasi
- Informasikan pada populasi yang berisiko
terkait bahaya yang mungkin diperoleh dari
lingkungan sekitar
4) Kolaborasi
- Kolaborasi dengan petugas kesehatan
terkait, jika perlu
16. Pengembangan Kesehatan Masyarakat (I.14548)
a. Defenisi : Memfasilitasi anggota kelompok atau
masyarakat untuk mengidentifikasi isu kesehatan
komunitas dan mengimplementasikan solusi yang ada
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi maslaah atau isu kesehatan dan
prioritasnya
- Identifikasi potensi atau aset dalam
masyarakat terkait isu yang dihadapi
- Identifikasi kekuatan dan partner dalam
pengembangan kesehatan
- Identifikasi pemimpin/tokoh dalam
masyarakat
2) Terapeutik
- Berikan kesempatan kepada setiap anggota
masyarakat untuk berpatisipasi sesuai asset
yang dimiliki
- Libatkan anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran terhadap isu dan
maslaah kesehatan yang dihadapi
- Libatkan masyarakat dalam musyawarah
untuk mendefinisikan isu kesehatan dan
mengembangkan rencana kerja
- Libatkan masyarakat dalam proses
perencanaan dan implementasi serta
revisinya
- Libatkan anggota masyarakat dalam
mengembangkan jaringan kesehatan
- Pertahankan komunikasi yang terbuka
dengan anggota masyarakat dan pihak-pihak
yang terlibat
- Perkuat komunikasi antara individu dan
kelompok untuk bermusyawarah terkait
daya tarik yang sama
- Fasilitasi struktur organisasi untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi
dan bernegosiasi
- Kembangkan strategi dalam manajemen
konflik
- Persatukan anggota masyarakat dengan cita-
cita komunitas yang sama
- Bangun komitmen antar anggota
masyarakat
- Kembangkan mekanisme keterlibatan
tatanan local, regional bahkan nasional
terkait isu kesehatan komunitas

17. Pengontrolan Penyalahgunaan Zat (I.09303)


a. Defenisi : Mengendalikan penggunaan zat yang tidak
sesuai dengan indikasi medis sehingga dapat
menimbulkan kecanduan hingga kematian
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi factor penyebab stress
- Identifikasi perubahan fisik yang dialami
- Identifikasi kejadian yang menyebabkan
penggunaan zat dengan cara tidak
menghakimi
- Validasi rasa frustasi atau kemarahan dalam
menangani masalah
2) Terapeutik
- Berikan umpan balik dan dukungan positif
setiap melakukan kemampuan sosial
- Diskusikan perencanakan jadwal kegiatan
sehari-hari atau mingguan
- Buat jadwal pada kalender, jika perlu
3) Edukasi
- Anjurkan mencatat aktivitas, perasaan, dan
pikiran dalam sebuah jurnal
- Anjurkan segera mengatasi keinginan
menggunakan zat ( mis.mengendalikan
keinginan menolak, mengalihkan dan
menghindari)
- Ajarkan cara menghindari penggunaan zat di
masa akan datang
- Ajarkan keluarga memberikan dukungan dan
keterlibatan program perawatan
- Latih peningkatan motivasi ( mis.latihan
affirmasi, berfikir positif)
- Latih/sikap perilaku positif mengatasi
masalah penggunaan zat
- Latih keterampilan sosial (mis.kontak mata,
mendengarkan penuh perhatian,
mengangguk, percakapan sosial)
4) Kolaborasi
- Rujuk ke layanan kesehatan mental dan
ketergantungan
18. Promosi Resilien (I.134978)
a. Defenisi : Meningkatkan pengembangan, penggunaan,
penguatan dan pelindung untuk factor-faktor yang
akan digunakan keluarga dalam mengatasi stressor
b. Tindakan
1) Observasi
- Monitor penetapan peraturan, norma, dan
konsekuensi yang konsisten
2) Terapeutik
- Fasilitasi dukungan dan keterlibatan
keluarga
- Kembangkan rutinitas dan tradisi keluarga
(mis.rekreasi, makan bersama)
- Yakinkan bahwa keluarga sebagai sumber
sarana dan pendukung
- Fasilitasi komunikasi keluarga
- Libatkan keluarga dalam aktivitas di
masyarakat (mis.sukarelawan)
- Sepakati model keluarga/masyarakat dalam
berperilaku secara umum
- Libatkan masyarakat dalam program remaja
- Fasilitasi pengembangan dan penggunaan
sumber daya lingkungan
- Motivasi mengejar prestasi yang diinginkan
- Motivasi pencapaian perilaku kesehatan
yang positif
- Motivasi mengembangkan menjalin
persahabatan
- Motivasi mengembangkan kesadaran sosial
- Motivasi remaja/keluarga/masyarakat dalam
mengembangkan kepercayaan diri
3) Edukasi
- Anjurkan keluarga terlibat dalam kegiatan
anggota keluarga lainnya
- Anjurkan keluarga memberikan suasana
belajar kondusif
- Anjurkan keluarga untuk menghargai
prestasi yang dicapai
- Anjurkan keluarga/masyarakat untuk
menghargai kesehatan
- Anjurkan keluarga dalam menentukan
harapan sesuai usia
- Anjurkan mengikuti program yang tersedia
dan terjangkau
- Latih keterampilan asertif dalam membuat
keputusan dan bersosialisasi

19. Skrining Kesehatan (I.14581)


a. Defenisi : Mendeteksi dini risiko masalah kesehatan
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan prosedur
lainnya.
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi target populasi skrining
kesehatan
2) Terapeutik
- Lakukan Informed Consent skrining
kesehatan
- Sediakan akses layanan skrining (mis.waktu
dan tempat)
- Jadwalkan waktu skrining kesehatan
- Gunakan instrument skrining yang valid dan
akurat
- Sediakan lingkungan yang nyaman selama
prosedur skrining kesehatan
- Lakukan anamnesis riwayat kesehatan,
factor risiko, dan pengobatan, jika perlu
- Lakukan pemeriksaan fisik, sesuai indikasi
3) Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
kesehatan
- Informasikan hasil skrining kesehatan
4) Kolaborasi
- Rujuk untuk pemeriksaan diagnostic lanjut
(mis.pap smear, mamografi, prostat, EKG)¸
jika perlu

20. Terapi Rekreasi (I.08252)


a. Defenisi : Menggunakan rekreasi untuk meningkatkan
relaksasi dan keterampilan sosial
b. Tindakan
1) Observasi
- Periksa adanya deficit mobilitas
- Periksa kemampuan fisik dan mental untuk
berpatisipasi dalam kegiatan rekreasi
- Identifikasi makna kegiatan rekreasi
- Identifikasi tujuan kegiatan rekreasi
(mis.mengurangi kecemasan, stimulasi
perkembangan)
- Periksa respons emosional, fisik, dan sosial
terhadap kegiatan rekreasi
2) Terapeutik
- Libatkan dalam perencanaan kegiatan
rekreasi
- Pilih kegiatan rekreasi sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologis dan sosial
- Rencanakan kegiatan rekreasi sesuai usia
dan kemampuan (mis.happy shopping,
mengunjungi pantai, perkebunan)
- Fasilitasi sumber daya yang dibutuhkan
untuk kegiatan rekreasi
- Sediakan peralatan rekreasi yang aman
- Fasilitasi transportasi ke tempat rekreasi
- Persiapkan tindakan pencegahan risiko
keselamatan
- Berikan pengawasan pada sesi rekreasi, jika
sesuai
- Berikan penguatan positif terhadap
partisipasi aktif dalam kegiatan
3) Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
- Jelaskan manfaat stimulasi melalui sensorik
dalam rekreasi

21. Terapi Relaksasi (I.09326)


a. Defenisi : Menggunakan teknik peregangan untuk
mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti
nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi penurunan tingkat energy,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons terhadap terapi relaksasi
2) Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
3) Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis.musik, meditasi,
napas dlaam, relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
(mis.napas dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
22. Triase Bencana (I.14588)
a. Defenisi : Memprioritaskan perawatan sesuai tingkat
kegawatdaruratan
b. Tindakan
1) Observasi
- Identifikasi sifat masalah, keadaan darurat
atau kecelakaan
- Identifikasi pasien kritis dari lokasi terlebih
dahulu
- Identifikasi adanya luka/cedera
-Identifikasi keluhan utama pasien
-Identifikasi riwayat kesehatan pasien
-Lakukan survey primer, jika perlu
-Lakukan survey sistem sekunder semua
sistem tubuh, jika perlu
2) Terapeutik
- Siapkan ruangan dan peralatan untuk triase
- Pertimbangkan sumber daya tersedia
- Hubungi petugas yang tepat
- Rawat luka yang mengancam jiwa

G. LUARAN UTAMA
Status Koping Keluarga (L.09088)
a. Defenisi : Perilaku anggota keluarga dateftv
mendukung, member rasa nyaman, membantu dan
memotivasi anggota keluarga lain yang sakit terhadap
kemampuan beradaptasi, mengelola dan mengatasi
masalah kesehatan
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil

Cukup Cukup
Menuru Menin
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n kat
n t
Kepuasan terhadap
perilaku bantuan
1 2 3 4 5
anggota keluarga
lain
Keterpaparan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menuru Men
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n ka
n t
informasi

Cukup
Meningk Sedan Cukup Men
Kriteria Hasil Meningk
at g Menurun n
at
Perasaan diabaikan 1 2 3 4
Kekhawatiran
tentang anggota 1 2 3 4
keluarga
Perilaku
mengabaikan 1 2 3 4
anggota keluarga
Kemampuan
memenuhi
1 2 3 4
kebutuhan anggota
keluarga
Komitmen pada
perawatan/pengoba 1 2 3 4
tan
Komunikasi antara
1 2 3 4
anggota keluarga
Perasaan tertekan
1 2 3 4
(depresi)
Perilaku menyerang
1 2 3 4
(agresi)
Cukup
Meningk Sedan Cukup Menur
Kriteria Hasil Meningk
at g Menurun n
at
Perilaku menghasut 1 2 3 4 5
Gejala psikosomatis 1 2 3 4 5
Perilaku menolak
1 2 3 4 5
perawatan
Perilaku
1 2 3 4 5
bermusuhan
Perilaku
1 2 3 4 5
individualistic
Ketergantungan
pada anggota 1 2 3 4 5
keluarga lain
Perilaku
1 2 3 4 5
overprotektif

Cukup
Membur Cukup Memb
Kriteria Hasil Membur Sedang
uk Membaik ik
uk
Toleransi 1 2 3 4 5
Perilaku bertujuan 1 2 3 4 5
Perilaku sehat 1 2 3 4 5

H. LUARAN TAMBAHAN
16. Ketahanan Komunitas (L.08075)
g. Defenisi : Kapasitas komunitas untuk beradaptasi dan
berfungsi secara positif setelah mengalami kesulitan atau
krisis
h. Ekspektasi : Meningkat
i. Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Men
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n ka
n t
Keberlanjutan
pelayanan rutin 1 2 3 4 5
komunitas
Ketersediaan
pelayanan 1 2 3 4 5
kesehatan
Ketersediaan
sumber daya untuk
1 2 3 4 5
memenuhi
kebutuhan dasar
Kesiapan komunitas
1 2 3 4 5
untuk tanggap krisis
Adaptasi komunitas
1 2 3 4 5
terhadap perubahan
Kerjasama
komunitas untuk
menghadapi 1 2 3 4 5
tantangan di masa
depan
Persiapan
komunitas untuk
menghadapi 1 2 3 4 5
tantangan di masa
depan
Kemutakhiran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menuru Menin
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n kat
n t
rencana tanggap
krisis
Pemimpin kunci
memantau
1 2 3 4 5
lingkungan sosial
ekonomi
Pemimpin kunci
memantau 1 2 3 4 5
lingkungan fisik
Pemimpin kunci
mengkoordinasi 1 2 3 4 5
tanggap krisis
Mengidentifikasi
strategi resolusi 1 2 3 4 5
konflik
Penggunaan jejaring
1 2 3 4 5
komunikasi
Berkolaborasi
dengan 1 2 3 4 5
badan/pemerintah
Akses ke sumber
1 2 3 4 5
daya eksternal
17. Status Kesehatan Komunitas (L.12109)
a. Defenisi : Kondisi kesejahteraan fisik, mental dan sosial
komunitas
b. Ekspektasi : Meningkat
c. Kriteria Hasil

Cukup Cukup
Menuru Men
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n ka
n t
Ketersediaan
program promosi 1 2 3 4 5
kesehatan
Ketersediaan
program proteksi 1 2 3 4 5
kesehatan
Partisipasi dalam
program kesehatan 1 2 3 4 5
komunitas
Keikutsertaan
asuransi/jaminan 1 2 3 4 5
kesehatan
Kepatuhan terhadap
standar kesehatan 1 2 3 4 5
lingkungan
Sistem surveilens 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menuru Menin
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n kat
n t
kesehatan
Pemantauan
standar kesehatan 1 2 3 4 5
komunitas

Cukup
Meningk Sedan Cukup Menur
Kriteria Hasil Meningk
at g Menurun n
at
Angka mortalitas 1 2 3 4 5
Angka morbiditas 1 2 3 4 5
Angka gangguan
1 2 3 4 5
kesehatan mental
Prevalensi penyakit 1 2 3 4 5
Angka
1 2 3 4 5
penyalahgunaan zat
Angka
penyalahgunaan 1 2 3 4 5
alcohol
Angka kebiasaan
1 2 3 4 5
merokok
Angka penyakit
1 2 3 4 5
menular seksual
Cukup
Meningk Sedan Cukup Men
Kriteria Hasil Meningk
at g Menurun n
at
Angka kelahiran
1 2 3 4
preterm
Angka berat badan
1 2 3 4
lahir rendah
Angka kejadian
1 2 3 4
cedera
Angka kriminalitas 1 2 3 4

18. Tingkat Pengetahuan (L.12111)

a. Defenisi : Kecukupan informasi kognitif yang


berkaitan dengan topic tertentu
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil

Cukup Cukup
Menuru Men
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n ka
n t
Perilaku sesuai
1 2 3 4 5
anjuran
Verbalisasi minat 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menuru Menin
Kriteria Hasil Menuru Sedang Meningka
n kat
n t
dalam belajar
Kemampuan
menjelaskan
1 2 3 4 5
pengetahuan
tentang suatu topik
Kemampuan
menggambarkan
pengalaman 1 2 3 4 5
sebelumnya yang
sesuai dengan topik
Perilaku sesuai
dengan 1 2 3 4 5
pengetahuan

Cukup
Meningk Sedan Cukup Menur
Kriteria Hasil Meningk
at g Menurun n
at
Pertanyaan tentang
masalah yang 1 2 3 4 5
dihadapi
Persepsi yang keliru
1 2 3 4 5
terhadap masalah
Cukup
Meningk Sedan Cukup Men
Kriteria Hasil Meningk
at g Menurun n
at
Menjalani
pemeriksaan yang 1 2 3 4
tidak tepat

Cukup
Membur Cukup Mem
Kriteria Hasil Membur Sedang
uk Membaik i
uk
Perilaku 1 2 3 4 5

Referensi
SDKI
(KESIAPAN PENINGKATAN KOPING KOMUNITAS)
Ackley, B. J., Ladwig, G.B., &Makic, M. B. F. (2017).
Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-Based Guide to
Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier
Carpernito-Moyet, L. J.(2013). Nursing Diagnosis
Application to Clinical Practice, 14th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Herdman, TH, & Kamitsuru, S. (2014). Nursing
Diagnosis Definition and Classification 2015-2017.10h Ed.
Oxford: Wiley Blackwell.
Newfield, SA, Hinz, MD, Tiley, DS, Sridaromont, KL,
Maramba, PJ (2012) .Cox's Clinical Applications for Nursing
Diagnosis for Adults, Children, Women, Mental Health,
Gerontics, and Home Health Considerations. 6 Ed.
Philadelphia : FA Davis Company.

SIKI (Utama)
Dukungan Kelompok Pendukung
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner:
Theory and Practice In Nursing. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Bergin, R.J., Grogan, S.M., Bernshaw, D., Juraskova, I.,
Penberthy, S., Mileshkin, L.R., Krishnasamy, M., Hocking,
A.C. Aranda, S.K., Schofield, P.E. (2016). Developing an
Evidence-Based, Nurse-Led Psychoeducational Intervention
With Peer Support in Gynecologic Oncology. Cancer Nurs,
39(2). 19- 30,
Castelein, S., Mulder, P.J, Bruggeman, R. (2008). Guided
peer support groups for schizophrenia: a nursing
intervention. Psychiatr Serv, 59(3), 326. doi:
10.1176/appi.ps.59 3.326. Creating peer support groups in
mental health and related areas - WHO QualityRights
training to act, unite and empower for mental health (pilot
verslon). Geneva: World Health Organization: 2017
(WHO/MSD/MHP/17.13). Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
Parry M, Watt-Watson J. (2010). Peer support
intervention trials for individuals with heart disease: a
systematic review. Eur J Cardiovasc Nurs, 9(1, 57-67.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2012). Public Health
Nursing: Population-Centered Health Care in the
Community (8h ed). Elsevler Science Health Science
Devision.
Promosi Sistem Pendukung
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier &
Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA: Perason
Education.
Yeb, S., Jeng, B., Lin, L., Ho, T., Hsiao, C., Lee, L., & Chen,
S. L. (2009). Implementation and evaluation of a nursing
process support system for long-term care: A Taiwanese
study. Journal of Clinical Nursing, 18 (22), 3089.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H.
(2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F.
A. Davis Company.

Pendukung
Diskusi Kelompok Terarah
Escalada, M., & Heong, K.L. (2009). Guideline how to
conduct focus group discussion: Guide line manual for
novice researchers.
Mousavi-Ouri, A. (2016). Focus Group Discussion: A
Method Of Problem Solving In Nursing. Strides Dev Med
Educ,13(3).
Ressel, L. B., Gualda, D. M. R., & Gonzalez, R. M. B.
(2016). Focus Group As A Method Of Data Collection In
Nursing Research: An Experiential Report. International
Journal Of Qualitative Methods, 1, (2).
Walsh, T. R., Inwin, D. E., Meier, A., Varni, J. W., &
Dewalt, D. A. (2008). The Use Of Focus Groups In The
Development Of The PROMIS Pediatrics Item Bank. Quality
Of Life Research : An International Journal Of Quality Of Life
Aspects Of Treatment, Care And Rehabilitation, 17(5), 725-
735.
Bradbury-Jones, C., Sambrook, S, Invine F. (2009). The
phenomenological focus group: an oxymoron?.J AdvNurs,
65(3):663-71. dol: 10.1111/.1365-2648.2008.04922.x.
Dukungan Spiritual
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier
& Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.). USA: Pearson
Education.
Dougherty, L. & Lster, S. (2015). Manual of Clinical
Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Founcution Trust.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment,
Care Plans, and Medications. (9th ed.). Philadelphia: F. A.
Davis Company.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H.
(2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F.
A. Davis Company
Edukasi Penyalahgunaan Alkohol
Arthur, D. (1998). Alcohol-related problems: a
critical review of the literature and directions in nurse
education. Nurse Education Today, 18(6),477-487
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing :
Contemporary Practice (5h ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing:
Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Edukasi Penyalahgunaan Zat
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing :
Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Cadiz, D., O'Neill, C., Butell, S., Epeneter, B., & Basin,
B. (2012). A quasi-experimentat evaluation of a substance
use awareness educational intervention for nursing
students. Journal of Nursing Education, 51, 411-415.
Graham, Antonnette V. et al. (1997). Şubstance
Abuse Education for Clinical Nurses: A Controlled Study.
The Journal of Continuing Education in Nursing. 1997; 28
(5): 217-222.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing :
Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadeiphia: F. A. Davis Company.
Intervensi Krisis
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing :
Contemporary Practice (5h ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins,
Farrelly, S., Szmukler, G., Henderson, C., Birchwood,
M., Marshall, M., Waheed, W., ... Thornicroft, G. (2014).
Individualisation in.crisis planning for people with
psycholic disorders. Epidemiology and Psychiatric
Sciences, 23(4), 353-9.
doi:http://dx.doi.org/10.1017/S2045796013000401
llis, Horace A, (2011). The crisis intervention team-A
revolutionary tool for law enforcement The psychiatric-
mental health nursing perspective. Journal of
Psychosocial Nursing & Mental Health Services, 49(11),
37-43. doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-
20111004-01.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (10 ed.). StLouis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing :
Assessment, Care Plans, and Medications. (9h ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Konseling
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier
& Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.). USA: Pearson
Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical
Nursing Procedures (9h ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (10th ed.). StLouis: Mosby.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S.. Bamett. K. & Smith, M.
H. (2016). Fundamentals of Nursing (3d ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Keselamatan Lingkungan
Anderson & McFarlane. (2011).Community As
Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Clark, M. J. (1992). Environmental influences on
community health. In M. J. Clark (Ed.), Nursing in the
community (pp. 342-365). Norwalk, CT: Appleton &
Lange.
Covello, V. T., & Merkhoher, M. W. (2013). Risk
Assessment Methods: Approaches for Assessing Health
and Environmental Risks. Springer Science & Business
Media.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health
Nursing: Population-Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science
Devision.

Manajemen Lingkungan Komunitas


Anderson & McFarlane. (2011).Community As
Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Salazar, M. K. & Primomo, J. (1994). Taking the lead
in environmental health. American Association of
Occupational Health Nurses (AAOHN), 42(7), 317-324.
Stevens, P. & Hall, J. (1993). Environmental health in
community health nursing. In J. F. Swanson & M.
Albrecht (Eds.), Community health nursing: Promoting
the health of aggregates (pp. 567-596). Philadelphia:
Saunders
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health
Nursing : Population - Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science
Devision.
Manajemen Penyalahgunaan Zat
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing:
Contemporary Practice (5th ed.). Philadeiphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Beverly K. White, Lori L. Bouton, Sharon K. Garris,
Peggy T. Humphreys & Jesse R. Miltier (2009). The Role
of the Nurse Case Manager in Substance Abuse
Treatment. Joumal of Addictions Nursing, 10(3), 136-
141.
Copel, L. C. (2000). Nurse's clinical guide: Psychiatric
and mental health care (2nd ed.). PA: Springhouse.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M.,
Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical
problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier
Manajemen Putus Zat
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing:
Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing:
Assessment, Care Plans, and Medications. (9h ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Trauma Pemerkosaan
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing :
Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Resnick, H., Acierno, R., Holmes, M., Dammeyer, M.,
& Kilpatrick, D. (2000). Emergency evaluation and
intervention with female victims of rape and other
violence. Journal of Clinical Psychology, 56(10), 1317-
1333.
Westmarland, N., & Alderson, S. (2013). The health,
mental health, and well-being benefits of rape crisis
counseling. Journal of Interpersonal Violence, 28(17).
32653282.doi:http://dx.doi.org/10.1177/088626051349
6899.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing :
Assessment, Care Plans, and Medications. (9h ed.).
Philadelphía: F. A. Davis Company.
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial
Angélico, A. P., Crippa, J. A. d. S., & Loureiro, S. R.
(2013). Social anxiety disorder and social skills: A critical
review of the literature. International Journal of
Behavioral Consultation and Therapy, 7(4), 16-23.
doi:http://dx.doi.org/10.1037/h0100961
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing :
Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins
Shelton, A. L., Clements-Stephens, A., Lam, W. Y.,
Pak, D. M., & Murray, A. J. (2012). Should social savvy
equal good spatial skills? the interaction of social skills
with spatial perspective taking. Jourmal of Experimental
Psychológy: General, 141(2), 199-205.
doi:http://dx.doi.org/10.1037la0024617
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing :
Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: Wilkins. F.A. Davis Company.

Pencegahan Bunuh Diri


Kaniwa, I., Kawanishi, C., Suda, A., & Hirayasu, Y.
(2012). Effects of educating local government officers
and healthcare and welfare professionals in suicide
prevention. International Jounal of Environmental
Research and Public Health, 9(3), 712-21.
Neville, Kathleen,PhD., R.N., & Roan, Nora M,
DNP,R.N., A.P.N. (2013). Suicide in hospitalized medical-
surgical patients: Exploring nurses' attitudes. Journal of
Psychosocial Nursing & Mental Health Services, 51(1),
35-43. doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-
20121204-01.
Rebair, A., & Hulatt, I. (2017). Identifying nurses'
needs in relation to suicide awareness and prevention.
Nursing Standard (2014), 31(27), 44.
doi:http://dx.doi.org/10.7748/ns.2017.e10321.
Pencegahan Penyalahgunaan Zat
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing:
Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Galvin, D. M. (2000). Workplace managed care:
Collaboration for substance abuse prevention. The
Journal of Behavioral Health Services & Research, 27(2),
125-30.
Firesheets, E. K., Francis, M., Bamum, A., & Rolf, L.
(2012). Community-based prevention support: Using
the interactive systems framework to facilitate
grassroots evidenced-based substance abuse
prevention. American Journal of Community
Psychology, 50(3-4), 347-56.
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10484- 012-9506-x.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (10h ed.). St.Louis: Mosby.
Pencegahan Risiko Lingkungan
Anderson & McFarlane. (2011). Community As
Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wollers Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Quad Council Organizations, & American Nurses
Association. (1999). Scope and standards of public
health nursing practice. American Nurses Association.
Smith, K., & Bazini-Barakat, N. (2003). A public
health nursing practice model: Melding public health
principles with the nursing process. Public Health
Nursing, 20(1), 42–48.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health
Nursing: Population= Centered Health Care in the
Community (8h ed). Elsevier Science Health Science
Devision.
Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Anderson & McFarlane (2011). Community As
Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadeiphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Boyd, C. P., Hayes, L., Wilson, R. L., & Bearsley-
Smith, C. (2008). Harnessing the social capital of rural
communities for youth mental health: An asset-based
community development framework. study.
Development Southem Africa, 32(4), 511-525. African
case Australian Journal of Rural Health, 16(4), 189-193.
https://doi.org/10.1111/j.1440-1584.2008.00996.x
Nel, H. (2015). An integration of the livelihoods and
asset-based community development approaches: A
South https://doi.org/10.1080/0376835X.2015.1039706
Stanhope, M. dan Lancaster, J., (2012). Public
Health Nursing: Population - Centered Health Care in
the Community (8th ed.). Elsevier Science Health
Science Devision.
Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Royd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing :
Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Shives, L.R. (2012). Basic Concepts of Psychiatric-
Mental Health Nursing Eighth Edition. Wolters Kluwer.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing :
Assessment, Care Plans, and Medications. (9h ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Videbeck, S.L. (2011). Psychiatric-Mental Health
Nursing. Fifth Edition. Wolters Kluwer. Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelpia. Lippincott Williams &
Wilkins.
Promosi Resilien
Gail, W. (2009). A review of the resilience scale.
Joumal of Nursing Measurement, 17(2). 105-13.
https://search.proquest.com/docview/206364068?
accountid%3D17242
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A.,
& Hanson, S.M.H. (2015). Family Health Care Nursing:
Theory, Practice, and Research (5th ed.). Philadelphia: F.
A. Davis Company.
Richardson, G. E. (2002). The metatheory of
resilience and resiliency. Journal of Clinical Psychology,
58(3). 307-321.

Skrining Kesehatan
Anderson & McFarlane. (2011). Community As
Partner: Theory and Practice in Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer HealthLippincott William & Wilkins.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health
Nursing : Population - Contered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science
Devision.
Hornsey, J. (1991). Screening by program.
Occupational Health, 43(5), 150-151.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2004).
Health assessmert. In Fundamentals of nursing:
Concepts, processes, and practice. (7th ed., pp. 523-
625). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Leatherman, J., & Davidhizar, R. (1992). Health
screening on a college campus by nursing students.
Joumal of Community Health Nursing, 9(1), 43–51.
May, A., (1992). Implementing an annual screen
Smith, R. A., Cokkinides, V., von Eschenbach,A. C.,
Levin, B., Cohen, C., Runowicz, C. D., et al. (2002).
American Cancer Society guidelines for the early
detection of cancer. CA: A Cancer Jounal for Clinicians,
52(1), 8-22. program. Health Visitor, 65(7), 240-241.
Summer, J. (1991). Screening the elderly. Nursing
Times, 87(3), 60-82.
Terapi Rekreasi
Buettner, Linda et al (2003). Practice guidelines for
recreation therapy in the care of peaple with dementia
(CE). Geriatric Nursing, 24(1), 18-25
Falk, Elizabeth (2016). Therapeutic Recreation
Interventions and Multidisciplinary Teams in Long-Term
Care Paper 576.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014),
Settings. Master of Social Work Clinical Research
Papers. http://sophia.stkate.edu/msw_papers/576
Complementary/Altemative Therapies in Nursing (7h
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M.
H. (2016). Fundamentals of Nursing (3d ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapi Relaksasi
Ackley, Gail B. Ladwig. (2016). Nursing diagnosis
handbook : an evidence-based guide to planning care.
11h edition. St. Louis, Mo. :Mosby Elsevier
Day, Wendy (2000). Relaxation: A Nursing Therapy
to Help Relieve Cardiaç Chest Pain. Journal of Advanced
Nursing Volume 18 Number 1
Linquist, R., Snyder, M. & Traoy, M.F.(2014).
Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Piyanee Klainin-Yobas, Win Nuang Oo, Pey Ying
Suzanne Yew & Ying Lau (2015). Effects of relaxation
interventions on depression and anxiety among older
adults: a systematic review. Aging & Mental Health, 19,
12.
Sinatra, DeMarco (2000). Relaxation training as a
holistic nursing intervention. Holist Nurs Pract.,
14(3):30-9.

Triase Bencana
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6h
ed.). USA: Sauders Elsevier.
Mezza, I. (1992). Triage: Setting priorities for health
care. Nursing Forum, 27(2), 15–19. Pepe, P.E. (1988).
Whom to resuscitate. In J. M. Civetta, R. W. Taylor, & R. K.
Kirby (Eds.). Critical care. Philadelphia: Lippincott.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2004). Terrorism, mass
casualty, and disaster nursing. In Brunner & Suddarth's
textbook of medical surgical nursing (Vol. 2, 10th ed. 2183-
2198). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health
Nursing : Population - Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science
Devision.

Anda mungkin juga menyukai