Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Berkurangnya diameter atau elastisitas uretra akibat digantinya jaringan
uretra dengan jaringan ikat yang kemudian mengerut sehingga lumen uretra
mengecil. (Kapita Selekta Kedokteran, 336)
Penyempitan uretra karena fibrosis pada dindingnya disebabkan karena
dindingnya mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis
korpus spongrosum. (Dasar-Dasar Urologi, 125)
Striktur uretra adalah penyempitan uretra karena berkurangnya diameter dan
atau elastisitas uretra akibat digantinya jaringan uretra dengan jaringan ikat yang
kemudian mengerut.

B. Anatomi
Traktus urinarius terdiri atas kaliks mayor dan minor, pelvis
renalis, ureter, vesica urinaria dan uretra. Uretra merupakan suatu
saluran fibromuscular yang dilalui oleh urin yang mengalir keluar dari
vesica urinaria. Saluran ini menutup apabila kosong.
Uretra pada wanita adalah suatu saluran yang pendek dari vesica urinaria
ke ostium uretra eksternal. Panjang 4 cm, terletak di bagian anterior
vagina. Muaranya disebut ostium uretra eksternal, berada dalam vestibulum
vagina, di ventralis dari ostium vagina, di antara kedua ujung anterior labia
minora. Berjalan melalui diafragma pelvis dan diafragma urogenital. Uretra pada
pria termasuk kelenjar prostat, diafragma urogenital, korpus kavernosum uretra
sampai bagian akhir glans penis. Mempunyai ukuran sepanjang 20 cm, terbagi
atas uretra anterior dan uretra posterior. Uretra anterior merupakan bagian uretra
pria yang memanjang dari bulbus ke meatus di puncak glans penis, menembus
korpus kavernosum. Bagian ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian bulbus,
pendulous, dan paling distal, bagian glandular. Sedangkan uretra posterior
merupakan bagian uretra yang berjalan dari vesica urinaria ke bulbus, dan terdiri
dari pars membranous dan pars prostatika.
Pars prostatika berjalan menembusi prostat, mulai dari basis prostat sampai
apeks prostat dengan panjang kira-kira 3 cm. 10 Bagian distal dari uretra pars
prostatika sedikit lebih lebar daripada proksimal. Pars membranous berada di
antara lapisan diafragma urogenital. Merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit, serta kurang mampu berdilatasi. Memiliki panjang kira-kira 1-2 cm.
Pars kavernous berada di dalam korpus kavernosum penis, berjalan di
dalam bulbus penis, korpus penis sampai ke glans penis panjang kira-kira 15
cm.

C. Etiologi
Infeksi uretra yang paling sering menimbulkan striktur uretra adalah infeksi
oleh kuman gonokokus yang telah menginfeksi uretra beberapa tahun
sebelumnya. Trauma yang menyebabkan striktur uretra adalah trauma tumpul
pada selangkangan (straddle injury), fraktur tulang pelvis, instrumentasi pada
uretra kongenital, uretritis gonore atau non gonore, ruptur uretra anterior atau
posterior secara latrogenik maupun bukan. Saat ini trauma merupakan
penyebab tersering striktur uretra.
Pada wanita umumnya disebabkan karena radang kronis dan
menyerang pada usia diatas 40 tahun. Pembedahan terbuka atau endoskopik .
Prosedur bedah yang melibatkan uretra dapat menghasilkan striktur. Walaupun
jarang, pemasangan kateter juga dapat menyebabkan striktur.
Silikonoma atau sclerosinglipogranuloma terjadi akibat penggunaan
injeksizat seperti silikone, paraffin maupun mineral oil lainnya.
D. Patofisiologi
Proses radang akibat trauma atau infeksi pada uretra akan menyebabkan
terbentuknya jaringan sikatrik pada uretra. Rangkaian patologi yang terjadi
disekitar uretra : Proses radang akibat trauma/infeksi pada uretra. Jaringan
sikatriks dinding uretra (striktur uretra). Hambatan aliran urine. Urine mencari
jalan lain untuk keluar. Mengumpul di suatu tempat diluar uretra(periuretra). Jika
terinfeksi timbul abses periuretra, yang kemudian pecah. Fistula uretrokutan.
Fistula multipel memberi gambaran seperti seruling.
Pada keadaan ini, kandung kemih harus berkontraksi lebih kuat hingga
sampai pada suatu saat kemudian akan melemah, otot kandung kemih semula
menebal sehingga terjadi trebekulasi pada fase kompensasi. Kemudian timbul
sakulasi (penonjolan mukosa masih dalam otot dan divertikel/menonjol keluar)
pada fase dekompensasi sehingga timbul residu urine yang memudahkan
terjadinya infeksi. Tekanan dalam kandung kemih yang tinggi akan menyebabkan
refluks sehingga urine masuk kembali ke ureter, bahkan sampai keginjal dan
dapat menyebabkan pielonefritis akut atau kronik dan kemudian menyebabkan
gagal ginjal.
Striktur uretra dibagi 3 tingkatan :
Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra.
Sedang : jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan ½ diameter lumen uretra.
Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra, kadang kala
teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal dengan spongiofibrosis.
E. Manifestasi Klinik
Pasien datang dengan kesulitan miksi, antara lain : miksi harus mengedan
(keluhan palong sering), pancaran miksi kecil dan deras, bercabang atau kadang-
kadang menyebar (spraying) disuria, frekuensi dan akhirnya menimbulkan retensi
urine. Kadang pasien mengeluh adanya abses dari skrotum atau timbulnya fistel
uretrokutan.
Pada pemeriksaan penis dan uretra di perhatikan kemungkinan adanya
meatus uretra yang sempit, teraba fibrosis pada korpus spongiosum, adanya
abses periuretra yang mengeluarkan urine, teraba buli-buli yang terisi penuh, jika
dilakukan kateterisasi dengan ukuran Ch 16 tidak dapat masuk. Infeksi prostat,
seperti prostatitis akut, kronik atau prostatitis non bakterial, Infeksi epididimis,
seperti epididimitis akut atau kronik , Infeksi vesica urinaria, seperti infeksi traktus
urinarius.

F. Komplikasi
1. Ulserasi penis.
2. Penyebaran infeksi ke lapisan kulit lebih dalam.
3. Septicaemia.
4. Hiperplasi prostat benigna.
5. Sklerosis leher buli-buli.
6. Batu Uretra.
7. Tumor Uretra.
8. Cedera Uretra.
9. Infeksi traktus urinarius
10. Fistula uretrokutan
11. Striktur uretra rekuren.

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang umum dilakukan ialah uretrografi atau
urethrocystography retrograd dan MCU
1. Urethrocystography
Pemeriksaan urethrocystography ini diindikasikan setelah terjadi trauma,
bila terdapat darah dalam urin serta dicurigai terjadi fraktur
pelvis. Pemeriksaan tidak dilakukan bila terdapat infeksi uretra yang akut.
Pada urethrocystography bahan kontras dimasukkan dengan semprit yang
ujungnya sesuai dengan meatus uretra eksterna, diisi sampai kontras masuk
ke vesica urinaria. Selain itu, pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan
cara menggunakan klem atau dengan cara memasukkan kateter kecil ke
distal penis. Pemeriksaan dengan cara memasukkan kateter, sebelumnya
harus memasukkan anestetik lokal ke dalam uretra, dan setelah beberapa
menit kateter Foley dimasukkan sampai balonnya terletak lebih kurang 1 cm
dari lubang uretra. Kontras dimasukkan setelah balon dikembangkan. Foto
diambil pada waktu pengisian kontras dengan posisi antero- posterior, oblik
kanan dan kiri. Oleh karena itu, si pemeriksa harus memakai apron dan
sarung tangan Pb. Pada gambaran urethrocystography, striktur uretra
menyebabkan dilatasi uretra bagian distal dari obstruksi. Biasanya juga
terlihat ekstravasasi kontras.
2. Micturating Cystourethrography
Pemeriksaan radiografi vesica urinaria dan uretra setelah
pengisian medium kontras dan selama miksi. Vesica urinaria diisi melalui
kateter (alternatif lain melalui pungsi vesica suprapubik) dengan
medium kontras yang dapat larut dalam air dan telah dihangatkan sesuai
dengan suhu tubuh sebanyak 150 ;V 200 ml. Vesica urinaria perlu diperiksa
dari posisi anterior, lateral dan oblik untuk menemukan adanya fistula,
divertikel atau ruptur. Pemasukan medium kontras diatur dengan fluoroskopi
intermitten. Pada orang dewasa, vesica urinaria diisi dari botol yang diangkat
setinggi 1 m di atas meja pemeriksaan dan pengisian dilanjutkan sampai
penderita merasakan keinginan kuat untuk miksi. Jika mungkin, posisi miksi
pada pasien pria yang paling mudah adalah posisi berdiri. Pasien wanita
dapat duduk. Pengambilan foto radiografi selama miksi termasuk posisi
oblik ureter distal, vesica urinaria dan uretra. Selama micturating
cystourethrography, uretra posterior terlihat dilatasi. Kadang tidak terlihat,
tetapi karakteristik uretra posterior adalah gambaran suatu balon.
H. Penatalaksanaan
1. Medis
Jika pasien datang karena retensi urine, secepatnya dilakukan sistomi
suprapubik untuk mengeluarkan urine. Jika dijumpasi abses periuretra
dilakukan insisi dan pemberian antibiotik.
Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktur uretra adalah :
Businasi (dilatasi) : Dengan Busi logam yang dilakukan secara hati-hati oleh
seorang ahli.
Uretromi Interna : Memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau otis atau
pisau sachse.
Uretrotomi Exsterna : Operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis
kemudian dilakukan anestomis diantara jaringan uretra yang masih baik.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Preoperasi
1) Nyeri akut b/d agen injuri biologi
2) Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
3) PK perdarahan
b. Post operasi
1) Nyeri akut b/d tindakan invasif dan pembedahan
2) Resiko infeksi
3) Deficit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)

Anda mungkin juga menyukai