Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat dibaca oleh semua pihak ataupun kalangan.
Makalah ini disusun dengan berbagai sumber yaitu media cetak, media elektronik dan
berbagi media pendukung lainnya. Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan yaitu sebagai
tugas kuliah, menambah pengetahuan dibidang KDP. Penyusunan makalah ini berusaha
merangkum semua yang berhubungan dan memberikan gambaran bahan kuliah dengan
harapan agar semua mahasiswa lebih dapat memahami.
Materi yang kami paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 3
B. Tujuan ....................................................................................................................... 4
C. MAnfaat .................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II................................................................................ Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA .................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Definisi Nyeri.......................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Fisiologi Nyeri .......................................................................................................... 9
C. Jenis-Jenis ............................................................................................................... 11
D. Etilogi Nyeri............................................................................................................ 12
E. Manifestasi Klinis ................................................................................................... 12
F. Terapi Genggam Jari ............................................................................................... 13
G. Prosedur Tindakan .................................................................................................. 15
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN .......................................................................... 17
A. Waktu ...................................................................................................................... 17
B. Sasaran .................................................................................................................... 17
C. Tempat .................................................................................................................... 17
D. Setting ..................................................................................................................... 17
E. Instrumen ................................................................................................................ 18
F. Prosedur .................................................................................................................. 18
H. Pengelolaan Pasien.................................................................................................. 19
BAB IV EVALUASI KEGIATAN ................................................................................... 21
A. Hasil Penerapan Terapi Genggam Jari .................................................................... 21
B. Faktor Pendukung ................................................................................................... 22
C. Faktor Penghambat ................................................................................................. 22
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 23
A. Simpulan ................................................................................................................. 23
B. Saran ....................................................................................................................... 23
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian oleh Sarah (2016) ditemukan sebanyak 38 kasus struma non-toksik di
RSUP Prof. R. D. Kandou Manado periode Juni 2014-Juli 2016. Perempuan merupakan
jenis kelamin yang paling sering terserang struma non- toksik dengan perbandingan
antara penderita struma non toksik laki-laki dan perempuan sebesar 1:5. Pada penelitian
sebelumnya perbandingan perempuan 1,2- 4,3 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki,
perempuan ialah 1:4. Pada perempuan lebih banyak kebutuhan fisiologik terutama saat
ketidakstabilan hormon pada tubuh perempuan. Sifat tubuh yang sensitif terhadap
perubahan akan bereaksi terhadap keadaan ini sehingga kekurangan hormon yodium
sering menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi perempuan tetapi tidak pada laki-
laki. Populasi perempuan paling rentan terhadap kejadian struma non-toksik ialah pada
saat hamil, terlebih saat fetus sudah berusia 16-17 minggu karena sudah dimulainya
pembentukan kelenjar tiroid fetus yang mulai mengambil asupan yodium dari ibu. Struma
nodusa ini dapat menyebabkan gangguan aman nyaman pada penderitanya, karena
prosedur ismolobektomi yang merupakan penanganan dari struma nodusa juga mampu
menyebabkan nyeri.
Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu farmakologi dan non
farmakologi. Secara farmakologi dapat diberikan obat penurun nyeri atau analgesik,
sedangkan cara non farmakologi dapat dilakukan dengan teknik relaksasi dan distraksi
(Andarmoyo, 2013). Metode penurun nyeri non farmakologis biasanya mempunyai risiko
yang sangat rendah, karena tidak adanya efek samping seperti pada pemberian obat secara
3
farmakologi. salah satu teknik relaksasi untuk pereda nyeri adalah teknik relaksasi
genggam jari. Sulung (2017) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh teknik relaksasi
genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien Post Appendiktomi
Berdasarkan dari beberapa penelitian tersebut ternyata teknik relaksasi genggam jari
nyeri adalah teknik relaksasi genggam jari. Teknik mengenggam jari merupakan bagian
dari teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk seni yang
didalam tubuh. Tangan (jari dan telapak tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh
untuk menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi 2 seimbang. Setiap jari tangan
berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir,
jari telunjuk berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan,
jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking berhubungan dengan
rendah diri dan kecil hati. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ma’arifah
dan Susanti (2017) tentang Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Perubahan skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Prof. Dr.
Margono menemukan ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap perubahan
tindakan keperawatan berbasis bukti ilmiah atau evidence based practice terkait dengan
perubahan tingkat atau skala nyeri pada pasien post op ismolobektomi dengan pemberian
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bukti ilmiah.
2. Manfaat Aplikatif
Mampu menjadi masukan bagi ruangan maupun rumah sakit untuk diterapkan
masalah nyeri serta dengan membuatkan SOP tentang terapi genggam jari
b. Bagi Pasien
genggam jari dan mampu melakukan secara mandiri maupun dengan keluarga
nyeri.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Nyeri
berbagai perspektif. Menurut (Potter & Perry, 2010) nyeri merupakan suatu
kondisi yang bersifat subjektif dan personal. Setiap orang mempunyai skala
ataupun tingkatan nyeri yang berbeda, sehingga hanya orang tersebutlah yang
berikut :
Skala ini merupakan skala yang paling efektif untuk mengkaji intensitas
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Pada skala numerik ini,
yaitu, pada skala nyeri 1-3 dikategorikan sebagai nyeri ringan (masih bisa
ditahan, aktivitas tak terganggu). Pada skala 4-6 dikategorikan sebagai nyeri
6
2. Skala Deskriptif (Verbal Descriptor Scale, VDS)
pada sebuah garis yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.
Pendeskripsi ini dirangking dari tidak terasa nyeri sampei nyeri yang tidak
tertahankan.
yaitu nilai 1= tidak nyeri, nilai 2= nyeri ringan, nilai 3= nyeri sedang, nilai
4= nyeri hebat, nilai 5= nyeri sangat hebat, dan nilai 6= nyeri paling hebat
3. Skala Oucher
Pada skala Oucher terdapat dua skala yang terpisah yaitu pada sisi kiri
terdapat skala dengan nilai 0-10 untuk menilai skala nyeri pada anak yang
lebih besar dan pada sisi sebelah kanan terdapat skala fotografik enam-
gambar untuk meilai skala nyeri pada anak yang lebih kecil. Foto wajah
7
makna dan tingkat keparahan nyeri. Skala tersebut dapat digunakan untuk
4. Skala wajah
skala wajah. Skala tersebut terdiri dari enam wajah dengan profil kartun
8
yang menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa
nyeri) kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah
Penilaian skala nyeri ini dinilai dari kiri ke kanan. Wajah pertama menggambarkan
ekspresi senang karena tidak merasa sakit sama sekali. Wajah kedua
lebih sakit. Wajah keempat menggambarkan ekspresi jauh lebih sakit. Wajah
kelima menggambarkan ekspresi jauh lebih sakit sekali. Dan wajah keenam
B. Fisiologi Nyeri
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung
syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada
9
daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan
1. Reseptor A delta
2. Serabut C
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif
10
C. Jenis – Jenis Nyeri
mukosa.
Visceral : nyeri yang timbul karena stimulasi rasa nyeri pada rongga
Nyeri alih : nyeri yang d irasakan pada daerah yang jauh dari
2. Nyeri sentral : nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis,
dengan kata lain nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita itu sendiri yang
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis.
1. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
tegangan otot.
berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori
nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri
11
D. Etiologi Nyeri
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau
cidera.
2. Iskemik jaringan.
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau
tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada
otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang
berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang
lama.
juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
E. Manifestasi Klinis
3. Gerakan melindungi
5. Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai)
10. Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke
kaku)
11. Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel,
1. Pengertian
dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh (Liana dalam Kalsum,
rileks, kemudian akan muncul respons relaksasi (Potter & Perry, 2010).
fisik dan emosi karena genggaman jari akan mengalirkan semacam gelombang
kejut atau listrik menuju otak yang kemudian akan diproses dengan cepat dan
diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga
Di sepanjang jari-jari tangan kita terdapat saluran energi yang terhubung dengan
diterima otak dan diproses dengan cepat diteruskan menuju saraf pada organ
13
tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi
Menurut Wong (2011) dalam Astutik (2017), prosedur pelaksanaan teknik relaksasi
d. Tarik nafas dalam dan perlahan untuk merilekskan semua otot, sambil
menutup mata
e. Genggam jari mulai dari ibu jari selama kurang lebih 2-3 menit
f. Tarik napas dengan lembut bersama perasaan yang tenang dan damai dan
h. Setelah kurang lebih 15 menit, alihkan tindakan untuk tangan yang lain.
14
G. Prosedur Tindakan
dalam tubuh
5. Genggam jari mulai dari ibu jari selama 2-3 menit, bisa
15
10. Fokuslah terhadap perasaan-perasaan yang nyaman dan
damai
16
BAB III
PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Waktu
Pelaksanaan terapi gengam jari untuk penanganan nyeri struma nodusa post op
B. Sasaran
C. Tempat
D. Setting
1. Persiapan Pelaksanaan
dilaksanakan
dalam pelaksanaan
2. Pelaksanaan
17
a) Meminta izin kepada kepala ruangan ataupun CI sebelum melaksanakan
E. Instrumen
F. Prosedur
4. Tarik nafas dalam perlahan untuk merilekskan semua otot, sambil menutup mata
5. Genggam jari mulai dari ibu jari selama 2-3 menit, bisa menggunakan tangan
18
6. Tarik nafas dengan lembut
7. Tarik nafas bersama perasaan yang tenang, damai, dan berpikirlah untuk
mendapat kesembuhan
yang mengganggu pikiran dan bayangkan emosi yang mengganggu keluar dari
pikiran
G. Pengelolaan Pasien
a. Pengkajian Fokus
Pasien Kelolaan Data Fokus
Nn. D DS : Klien mengeluh nyeri pada luka operasi
Struma Nodusa P (provocative): gerak/ disentuh
Q (quality) : di tusuk - tusuk
Post op
R (region) : luka operasi
ismolobektomi S (Skala/Seviritas): 5
T (time) : hilang timbul
DO : ada luka operasi ismolobektomi di leher, klien
tampak menahan nyeri
19
b. Implementasi & Evaluasi
Tanggal Skala Pre Skala Post Terapi
No. Pasien
Implementasi Terapi genggam jari genggam jari
1 Nn. D 19 – 20 5 3
Agustus 2019
c. Evaluasi Tindakan
Pasien
No Evaluasi yang di Nilai
Nn. D
20
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
Hari - 1 Hari - 2
5 4 4 3
didapatkan bahwa terapi yang dilakukan ini berpengaruh terhadap penurunan skala
nyeri yang dirasakan oleh Nn. D. Dikarenkan pemberian terapi gengam jari
merupakan salah satu upaya dalam mengatasi kondisi fisik dengan cara
Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Prasetyo (2010) yang
pikiran dan jiwa untuk mencapai relaksasi , sehingga ketika tubuh dalam keadaan
merupakan analgesic alami dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Haniyah (2016) juga menyatakan bahwa menggenggam
jari sambil menarik nafas dalam dapat mengurangi nyeri karena genggaman jari
akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energy pada meridian yang
terletak pada jari tangan kita sehingga dapat mengurangi sinyal nyeri.
21
B. Faktor Pendukung
Pada pemberian terapi genggam jari, pasien antusias karena merasa butuh
dan dapat mengikuti terapi sebagai bentuk upaya untuk mengurangi nyeri yang
pasien.
C. Faktor Penghambat
sangat dipengaruhi oleh perasaan atau mood, sehingga sangat penting didalam
oleh pasien.
22
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh (Liana dalam Kalsum, 2017).
fisik dan emosi karena genggaman jari akan mengalirkan semacam gelombang
kejut atau listrik menuju otak yang kemudian akan diproses dengan cepat dan
diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga
Berdasarkan hasil penerapan terapi relaksasi genggam jari diketahui teapi ini
B. Saran
Terapi non farmakologi genggam jari ini dapat digunakan sebagai alternatif
untuk menurunkan skala nyeri selain dengan relaksasi distraksi dan napas dalam
23
DAFTAR PUSTAKA
Sarah T, dkk. (2016). Profil struma non toksik pada pasien di RSUP Prof. Dr.
R. D Kandou Manado periode Juli 2014-Juni 2016. Jurnal e-Clinic (ECI)
volume 4
Sulung, N., & Rani, S. D. (2017). Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi, 2(October), 397–405
24
25