Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA

Tn N DENGAN CHF DI RUANG ICU KEN SARAS


KABUPATEN SEMARANG

SITI NUR LUTHFIANA

P1337420919064

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019

1
ABSTRAK

Latar Belakang: CHF (Congestive Heart Failure) merupakan kumpulan dari


gejala yang kompleks dimana seseorang merasakan nafas pendek saat istirahat
atau saat aktivitas, terdapat edema dan terjadi kelainan struktur/ fungsi jantung.

Tujuan: Untuk menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien


dengan CHF di Intensive Care Umit RS Ken Saras.

Metode: Laporan kasus ini merupakan analisis dari asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d
mukosa berlebih dan penurunan curah jantung.

Hasil: Dari asuhan keperawatan didapatkan hasil klien yang mengalami


ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukosa berlebih dan penurunan curah
jantung. Setelah dilakukan tindakan berupa : memonitor ttv klien dan status
pernafasan klien, memposisikan klien head up 30o untuk memaksimalkan
ventilasi, memberikan obat dobutamin 20 mikro 14,4 cc/jam melalui syringe
pump, memberikan terapi inhalasi: nebulizer, melakukan suction pada klien,
mengauskultasi suara nafas klien, memonitor tingkat kesadaran pada diagnosis
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukosa berlebih dan
penurunan curah jantung masih belum bisa teratasi.

Kesimpulan: Analisis penulis bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan yang


sudah dilakukan sesuai SPO namun belum mampu mengembalikan fungsi tubuh
klien sebagaimana mestinya.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
ABSTRAK..............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Web Of Causation........................................................................................4
BAB II. LAPORAN KASUS KELOLAAN
A. Pengkajian....................................................................................................5
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................15
C. Intervensi....................................................................................................16
D. Implementasi..............................................................................................17
E. Evaluasi......................................................................................................19
BAB III. PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus.............................................................................................20
B. Analisa Intervensi Keperawatan................................................................20
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
CHF (Congestive Heart Failure) merupakan kumpulan dari gejala yang
kompleks dimana seseorang merasakan nafas pendek saat istirahat atau saat
aktivitas, terdapat edema dan terjadi kelainan struktur/ fungsi jantung.
Pengertian lain dari CHF sendiri yaitu ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh (Kemala, 2018). Saat ini
penyakit CHF/ gagal jantung menjadi salah satu penyakit nomor satu yang
menyebabkan kematian didunia. Pada hasil riset kesehatan tahun 2018
didapatkan data 1.5% penduduk Indonesia yang terdiagnosis oleh dokter
memiliki penyakit gagal jantung (Riskesdas, 2018).
Pada pasien CHF dapat terjadi sebuah kegawatan yang harus segera
ditangani dan dirawat secara intensity (perawatan ICU). Pada saat dilakukan
perawatan di ICU dapat diangkat diagnosis keperawatan berupa penurunan
curah jantung akibat penyakit yang CHF dan adanya ketidakefektifan bersihan
jalan nafas akibat dari kegagalan jantung kiri yang terjadi pada klien.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul ‘Asuhan Keperawatan Pada Tn MB dengan CHF di Ruang ICU
RS Ken Saras’.

B. Web of Cautions
Terlampir

4
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN N DI RUANG ICU RUMAH SAKIT
KEN SARAS KABUPATEN SEMARANG

Tanggal Pengkajian : Selasa, 12 November 2019 10.00 WIB


Ruang/ RS : Ruang ICU RS Ken Saras
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Biodata Pasien
1) Nama : Tn N
2) Umur : 62 tahun
3) Alamat : Ungaran
4) Pekerjaan :-
5) Agama : Islam
6) Tanggal masuk : 03 November 2019
7) Diagnose medis : CHF
8) Nomor registrasi : A046197
9) Cara masuk : Klien awalnya masuk ke IGD
RSKS pada pukul 04.37 dengan keluhan sesak nafas
kemudian dilakukan TTV dengan TD : 150/90 dan RR :
27x/mnt kemudian dilakukan terapi O2 dan nebulizer
kemudian keadaan klien tidaak membaik sehingga
dipasang ETT no 7,5 bm 21 dan pemasangan NGT no 10.
Kemudian dilakukan observasi dan klien dipindah ke
ruang ICU pada pukul 07.50 dan akan dilakukan foto
thorax.
b. Biodata Penanggung jawab
1) Nama : Tn. D
2) Umur :-
3) Alamat : Ungaran
4) Agama : Islam

5
5) Hubungan dengan klien : Anak
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan dada terasa
berdebar-debar. Di IGD klien diberi terap infus RL 15 tpm, injeksi
furosemid 1 ampul, terapi O2, dan nebulizer ventolin dan pulmicort.
Kemudian klien dipindah ke ICU untuk perawatan lebih lanjut dengan
pemasangan ETT no 7,5 dan pemasangan NGT no 10. Klien terpasang
ETT no 7.5 dengan kedalaman 21cm Klien terpasang selang kateter
ukr 16 dan NGT ukr 10. Saat pengkajian kesadaran klien compos
mentis GCS E4 M6 VTT, pupil 2|2 TD 118/80 mmHg HR 63x/mnt
SPO2 98% RR 28x/mnt S: 37% dengan ventilator mode spontan 50%
peep 7 ps 6.
b. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan klien sudah sering keluar masuk rumah sakit
karena penyakitnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Pada keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit yang sama
dengan klien derita saat ini.
3. Pengkajian
a. Primary Survey
1) Airway : Jalan napas terdapat penumpukan cairan, suara
gurgling karena klien menggunakan ET dengan bantuan ventilator.
2) Breathing : RR12/ menit, terpasang ETT, pasien bernafas
dibantu dengan ventilator mode PCV, RR : 24, FiO2 (Konsentrasi
oksigen) 50%, trigger: 1,PC: 15, PEEP : 5cmH2, saturasi oksigen
98%.
3) Circulation : tekanan darah 118/80 mmHg, Nadi 100x/menit,
suhu 37ºC, capiraly refill normal < 2 detik, akral hangat, nadi
teraba lemah, warna kulit normal, terpasang infus RL 15 tpm,
terpasang syringe pump lansopraole 20 mikro 14,4 cc/jam.

6
Disability : kesadaran pasien compos mentis, nilai GCS E4 VET
M6 total GCS:10, pupil isokor 2+/2+, reaksi pupil terhadap cahaya
positif
22
22
Pola aktivitas
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi V
Berpakaian V
Toileting V
Berpindah V
Makan V
Keterangan:
1 : Mandiri
2 : Dibantu alat
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu alat dan orang lain
5 : Ketergantungan.
4) Exposure : suhu pasien 37oC, tidak deformatis
b. Secondary Survey (Head to Toe)
1) Kepala :
a) Wajah : warna kulit sawo matang, tidak ada lesi
b) Mata : ukuran pupil kanan/kiri 3mm/3mm, rangsang cahaya
pupil positif
c) Hidung : bersih, tidak terdapat cuping hidung
d) Mulut : gigi lengkap, kebersihan mulut kurang,terpasang ETT
dan terdengar gurgling, bibir terlihat kering.
e) Telinga : simetris, bersih, serumen (-)
f) Leher : tidak ada lesi, JVP (-), pembesaran kelenjer tiroid (-)
2) Thorax
a) Paru – paru
Inspeksi : simetris, tidak terdapat jejas, pergerakan dada
asimetris, terdapat tarikan dinding dada

7
Palpasi : vocal fremitus teraba
Perkusi : sonor pada paru kanan dan kiri
Auskultasi : terdengar suara ronkhi basah pada segmen paru
kanan bawah saat ekspirasi dan pada tenggorokan.
b) Jantung
Inspeksi : tidak terdapat jejas, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada IC V Apex ke laterokaudal
Perkusi : redup
Auskultasi : murmur(+), gallop(+)
3) Abdomen
Inspeksi : simetris kanan – kiri, warna perut dengan warna kulit
yang lain sama
Auskultasi : terdapat suara bising usus 9x/menit
Perkusi : terdapat shifting dullness, yaitu bunyi perkusi pekak atau
timpani yang dapat dihilangkan karena perubahan posisi
Palpasi : tidak terdapat benjolan, terdapat nyeri tekan
4) Ekstremitas atas dan bawah
a) Ektremitas atas : terdapat kelemahan pada kedua anggota gerak
atas, tidak terdapat bekas trauma, tidak terdapat ekimosis (bintik
merah), terpasang infus ditangan kiri
b) Ekstremitas bawah : terdapat kelemahan pada kedua anggota
gerak bawah, tidak terdapat bekas trauma, tidak terdapat
ekimosis, tidak terdapat edema,
c) Pergerakan :
Kekuatan otot :
3 3
3 3

5) Kuku
Inspeksi : terdapat sianosis

8
6) Genetalia
Tidak terpasang kateter no 10
7) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Foto Thorax
Dilakukan 4 November 2019
Cor:
CTR > 50%
Apex ke laterokaudal
Pulmo:
Corakan vaskuler paru tampak meningkat disertai blurring
Tampak ground-glass opacity pada perihiler dan parakardial
kanan kiri
Kesan:
Kardiomegali (LV)
gambaran edema pulmonum relatif bertambah
efusi pleura dupleks
a. Pemeriksaan Darah
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
Tanggal 15/09/2019
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.5 g/dL 12.0 – 16.0
Leukosit 6.1 10^3/uL 4.0 – 10.0
Trombosit 154 10^3/uL 100-400
Hematokrit 39.3 % 40 – 54
Eritrosit 3.89 10^6/uL 4 - 5.50
MCV 101.1 fL 80 -100
MVH 34.7 pg 27 – 34
MCHC 34.3 g/dl 32 – 36
Eosinofil 2 % 0.5 – 5.0
Basofil 0.5 % 0.0 – 1
Netrofil 72.3 % 50 – 70

9
Limfosit 16.2 % 20- 40
Monosit 9.0 % 3 - 12
GDS 130 mg/Dl 70-150
Ureum 55 mg/Dl 15-40
Creatinin 0.89 mg/dL 0.5-0.9
Asam Urat 8.6 mg/dL 3.4 – 7.0
ELEKTROLIT
Na 139.37 mmol/L 135 –145
K 3.88 mmol/L 3.5 – 4.5
Cl 99.27 mmol/L 96-106

Tanggal 19/09/2019
BGA
PH 7.385 7.35-7.45
PCO2 119 mmHg 35-45
PO2 303 mmHg 80-105
BE -6.7 mmol/L -3 +3
TCO2 19 mmol/L 24-25
HCO3 18.4 mmol/L 22-27
SO2 100 91,9 – 9,99
PO2 335 %
Lactat 3.26

10
4. Program Terapi
Cara
Nama Obat Dosis Fungsi
Pemberian
Ringer Laktat 20 tpm IV Sebagai tambahan
elektrolit dan mencegah
dehidrasi
Cefoperazon 1gr/ IV Obat yang digunakan
Sulbactam 8jam untuk menangani beragam
kondisi yang disebabkan
infeksi bakteri (antibiotik)
Furosemid 10mg/ IV Obat yang digunakan
8jam untuk membantu
membuang cairan atau
garam berlebih dalam
tubuh
Paracetamol 1gr/ IV Sebagai anti nyeri,
8jam penurun panas
Fluimucil 300mg/ IV Obat untuk melancarkan
8jam saluran pernafasan
Lansoprazole 30mg/ IV Obat untuk mengobati
12jam radang esophagus akibat
erosi oleh sam lambung
Meropenem 1gr/ IV Obat antibiotik
8jam
Pulmicort 0,5mg/ nebulizer Obat aerosol yang
6 jam digunakan untuk
mengontrol dan mencegah
gejala asma
Ventolin 2mg/ nebulizer Obat inhalasi untuk
6jam mengatasi gejala asma dan
juga kondisi lain yang
berkaitan dengan obstruksi
saluran pernafasan yang
reversible

11
Sucrafat syrup 2gr/ oral Obat untuk mengobati
8jam tukak lambung

C. Analisis Data
NO Tanggal / Data Fokus Etiologi Problem
Jam
1 Selasa, 12 DS: - - Penurunan curah
November DO: jantung
2019 - TD:84/43mmHg, N:
10.00 75x/menit
- Terdapat suara murmur
saat auskultasi
- Terdapat edema pulmo
2 Selasa, 12 DS: - Mukosa Ketidakefektifan
November DO: berlebihan bersihan jalan nafas
2019 - Reflek batuk menurun
10.00 - Terdapat suara ronki
basah
- Terdapat secret pada
selang ETT

12
D. Diagnosis Keperawatan
a. Diagnosis keperawatan yang muncul
1) Penurunan curah jantung
2) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukosa
berlebihan
b. Prioritas diagnosis keperawatan
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD
DITEMUKAN TERATASI
O
1. Penurunan curah jantung 12 November - Siti Nur
2019
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 12 November - Siti Nur
b.d mukosa berlebihan 2019

13
E. Intervensi
NO Tanggal/ Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
DK Jam Keperawatan Hasil
1 Selasa, 12 Penurunan curah Setelah dilakukan Pengaturan hemodinamik: Siti
November jantung tindakan keperawatan 1. Lakukan pemeriksaan Nur
2x24 jam status sirkulasi terhadap status
2019
klien normal dengan hemodinamik
10.00 kriteria hasil: 2. Monitor dan catat TTV
1. Tekanan darah 3. Tinggikan kepala tempat
sistolik normal tidur
2. Tekanan darah 4. Kolaborasi pemberian terapi
diastolic normal obat vasokontriksi
3. Tekanan nadi normal 5. Monitor efek obat
2 Selasa, 12 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Jaga kepatenan jalan nafas Siti
November bersihan jalan tindakan keperawatan a. Posisikan pasien untuk Nur
nafas
2019 selama 2x 24 jam, pasien memaksimalkan
berhubungan
10.00 dengan mukosa menunjukkan keefektifan ventilasi
berlebihan jalan nafas dibuktikan b. Auskultasi suara nafas
dengan kriteria hasil : 2. Manajemen jalan nafas
1. Menunjukkan jalan a. Penghisapan lendir pada
nafas yang paten (klien jalan nafas
tidak merasa tercekik,
b. Lakukan fisioterapi dada
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang c. Lakukan pencegahan
normal, aspirasi
tidak ada suara nafas
3. Manajemen batuk
abnormal)
a. Pemberian obat: inhalasi
2. Tidak terjadi aspirasi
b. Terapi O2 sesuai
(pencegahan aspirasi)
kebutuhan
3. Status pernafasan
c. Monitor pernafasan dan
dalam rentang normal
TTV

14
F. Catatan Keperawatan
No.
Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Tindakan TTD
DK.
Selasa, 12 1,2 1. Memonitor TTV klien dan S:-
status pernafasan klien O:
November
2. Memposisikan klien head - TTV: TD: 118/80 mmHg; N:
2019 up 30o untuk 83x/menit; RR: 14 x/menit; SpO2:
10.00
memaksimalkan ventilasi 98%
3. Memberikan injeksi - Terdengar suara ronki basah pada
ondancetron 8mg melalui kedua lobus paru
selang three way - Melakukan suction setiap 4jam
4. Memberikan obat sekali. Secret klien berwarna putih
lansoprazole 20 mikro dan kental
melalui syringe pump - Kesadaran klien cm nilai GCS
5. Memberikan terapi E4M6VETT
inhalasi: nebulizer - Klien terpasang ETT dengan mode
6. Melakukan suction pada PCV, RR : 17, FiO2 (Konsentrasi
klien oksigen) 50%, trigger: 1,PC: 15,
7. Mengauskultasi suara nafas PEEP : 5cmH2, saturasi oksigen
klien 98%
8. Memonitor tingkat - Memberikan nebu ventolin 2,5mg +
kesadaran pulmicort 0,5mg + NS 2 cc via
ventilator
A: masalah belum teratasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas b.d mukosa berlebih
2. Penurunan curah jantung

P: lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV klien
2. Monitor status pernafasan klien
3. Memposisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi
4. Berikan terapi kolaborasi untuk
meningkatkan aliran darah
5. Mengauskultasi suara paru klien
6. Berikan terapi kolaborasi inhalasi
7. Lakukan suction secara berkala
Rabu, 13 1,2 1. Memonitor TTV klien dan S:-
status pernafasan klien O:
November
2. Memposisikan klien head - TTV: TD: 123/71 mmHg; N:
2019 up 30o untuk 44x/menit; RR: 12 x/menit; SpO2:
memaksimalkan ventilasi 98%
15.00
3. Memberikan obat - Terdengar suara ronki basah pada
lansoprazole 20 mikro kedua lobus paru
melalui syringe pump - Melakukan suction setiap 4jam

15
4. Memberikan terapi sekali. Secret klien berwarna putih
inhalasi: nebulizer dan kental
5. Melakukan suction pada - Kesadaran klien koma nilai GCS
klien E1M3VETT
6. Mengauskultasi suara nafas - Klien terpasang ETT dengan mode
klien PCV, RR : 17, FiO2 (Konsentrasi
7. Memonitor tingkat oksigen) 70%, trigger: 1,PC: 15,
kesadaran PEEP : 5cmH2, saturasi oksigen
98%
- Memberikan nebu ventolin 2,5mg +
pulmicort 0,5mg + NS 2 cc via
ventilator
A: masalah belum teratasi
1. Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas b.d mukosa
berlebih
2. Penurunan curah jantung

P: lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV klien
2. Monitor status pernafasan klien
3. Memposisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi
4. Mengauskultasi suara paru klien
5. Berikan terapi kolaborasi inhalasi
6. Lakukan suction secara berkala

16
G. Catatan Perkembangan

N Diagnosa
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN TTD
O Keperawatan
1 Rabu, 13 Ketidakefektifan S:- Siti
bersihan jalan nafas Nur
November O:
b.d mukosa
2019 berlebih - Keadaan umum klien composmentis
17.00 dengan nilai GCS: E4M6 VETT
- Klien masih terpasang ETT dengan mode
PSIMV Fio2 50%, PEEP 5 R: 17, PC: 12,
I:E 1:3
- Bila KU baik akan dilakukan whening
- Produksi lendir klien berkurang
- Hasil nilai BGA PCO2: 51,7 mmol/L dan
39,1 mmol/L
A: masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
1. Monitor gejala kelelahan otot
pernafasan
2. Lakukan suction jika diperlukan
3. Berikan klien dukungan positif
Kolaborasi pemberian obat inhalasi
2 Rabu, 13 Penurunan curah - Keadaan umum klien composmentis Alma
jantung
November dengan nilai GCS: E4M6 VETT
2019 - Klien masih terpasang ETT dengan mode
17.00 PSIMV Fio2 50%, PEEP 5 R: 17, PC: 12,
I:E 1:3
- Tekanan darah berangsur normal
A: masalah teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan klien dukungan positif
3. Kolaborasi pemberian medikasi

17
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Kasus

Studi kasus yang dilakukan di ICU RS Ken Saras pada tanggal 19

September 2019. Klien bernama Tn MB, berjenis kelamin laki-laki, beragama

Islam, rumah klien beralamat di Ungaran dengan nomor registrasi A046197.

Klien datang ke IGD dengan keluhan nyeri punggung dan dada terasa

berdebar-debar dan klien memiliki riwayat penyakit jantung. Di IGD klien

diberi terap infus NaCl 0,9% 20 tpm, injeksi ranitidine 30mg, ISDN 5mg

secara sublingual, aspilet 160mg dan captopril 300gr melalui oral kemudian

klien dirawat di ruang Topaz. Di ruang Topaz RS Ken Saras dengan diagnose

medis CHF selama 5 hari kemudian klien disarankan untuk rujuk ke RSDK

untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Setelah diberi informasi mengenai

rujukan, klien mengalami penurunan kesadaran sehingga klien dibawa ke

ruang ICU Ken Saras. Klien terpasang ETT no 7.5 dengan kedaalaman 21cm

klien menggunakan ventilator mode PCV, FiO 2 70%, PEEP 5cmH2, RR 12,

Pressure Control 15. Klien juga terpasang selang kateter ukr 16 dan NGT ukr

16. Hasil EKG klien menunjukan bahwa adanya hypertrophy pada ventrikel

kiri dan terdapat suara murmur dan gallop saat pemeriksaan fisik jantung.

B. Analisis Intervensi

Pemberian intervensi kolaborasi obat dobutamin sebagai obat yang

mengobati gagal jantung, merangsang kerja otot jantung dan meningkatkan

aliran darah sehingga dapat mengompensasi adanya penurunan curah jantung

18
yang terjadi pada klien. Monitor hemodinamika bisa dilihat dari bedside

monitor atau dilakukan dengan alat-alat lain (tensimeter, elektrokardiografi,

thermometer dan spinomanometer) sehingga pemantauan lebih maksimal dan

berkala setiap jamnya.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan

mebersihkan sekresi atau obstruksi saluran nafas untuk mempertahankan

bersihan jalan nafas (Nanda, 2018). Ketidakefektifan pola nafas adalah

inspirasi dan satu ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat (Nanda,

2018). Oksigenasi adalah masalah yang pasti muncul pada pasien dengan

gagal nafas (Langke dkk, 2016). Manfaat oksigen dalam tubuh sangat

fungsional pada otak, jika otak tidak mendapat suplai oksigen lebih dari 5

menit maka akan terjadi kerusakan otak secara permanen (Asmadi, 2008).

Kasus dengan gagal nafas harus dilakukan pemasangan endotracheal tube

(ETT). Intubasi endotrakeal merupakan "gold standard" untuk penanganan

jalan nafas. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas menjadi masalah utama

yang selalu muncul pada pasien yang dilakukan pemasangan ETT.

Ketidakmampuan untuk megeluarkan sekret juga merupakan kendala yang

sering dijumpai pada pasien tersebut, apabila masalah bersihan jalan nafas ini

tidak ditangani secara cepat maka dapat menimbulkan masalah yang lebih

berat seperti pasien akan mengalami sesak yang hebat, saturasi oksigen

menurun bahkan bisa menimbulkan kematian (Mubarokah, 2017).

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukakan asuhan keperawatan CHF diruang Intensive Care Unit
RS Ken Saras pada tanggal 19-20 September 2019 kemudian membandingkan
antara teori dan kasus, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada saat pengkajian pasien didapatkan data berupa TD: 84/43mmHg, N:
75x/menit, terdapat suara murmur saat auskultasi, terdapat edema, hasil
EKG berubah menjadi Left ventrikel hypertrophy, reflek batuk menurun,
terdapat suara ronki basah, terdapat secret pada selang ETT
2. Berdasarkan hasil analisa data didapatkan ada dua diagnosis keperawatan
yang diangkat berdasarkan diagnosis keperawatan yaitu ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan, penurunan
curah jantung.
3. Perencanaan keperawatan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah
dan kondisi Tn MB penulis telah berusaha melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditujukan
untuk mengatasi masalah yang dialami klien dengan tindakan NIC pada
manajemen bersihan jalan nafas untuk mengatasi diagnosa 1
ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus
berlebihan dan diagnosis keperawatan 2 penurunan curah jantung.
4. Implementasi yang dilakukan penulis sudah sesuai dengan intervensi yang
telah direncanakan, evaluasi keperawatan pada Tn MB
menggambarkan kondisi Tn MB sudah dimaksimalkan sehingga klien
mengalami henti nafas dan henti jantung namun keluarga klien tidak
menghendaki adanya tindakan RJP.
5. Hasil evaluasi pada kasus nyata didapatkan tidak adanya kesenjangan
antara teori dan kasus. Dimana masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan belum teratasi
dan penurunan curah jantung belum teratasi

20
B. Saran
Ditatanan keperawatan diharapkan karya tulis ilmiah ini mampu menjadi
aplikasi riset bagi perawat mengenai tindakan pelaksanaan pada pasien
dengan diagnosa medis CHF di ruang ICU.

21
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, (2008). Oksigenasi dalam suatu keperawatan. Jurnal keperawatan
Rufalah Volume 1 : Sumatra Utara.
Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Gloria M. Bulechek, et al. (2013). Nursing Interventions Classifications (NIC).
Edisi keenam. Missouri: Mosby Elsevier
Gloria M. Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC).
Edisi keenam. Missouri: Mosby Elsevier
Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th
Indonesian edition. Indonesia: Mocomedia.
Mubarokah, N., (2017). Asuah keperawatan pada klien bronkopnemonia dengan
bersihan jalan nafas, (online), https://stikes_ihsancendekiamedika.ac.id,
diakses tanggal 5 September 2019).
Nanda. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020, Edisi 11.
Jakarta: ECG
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

22

Anda mungkin juga menyukai