Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS


(HNP) DI RUANG RAJAWALI 3A RSUP DR. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH:
SITI NUR LUTHFIANA
P1337420919064

Disahkan Oleh
Pembimbing Klinik

( Wiwid Widiyan Tri Perwiranto, Skep., Ns)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
ABSTRAK

Latar Belakang : Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu gangguan yang
melibatkan ruptur anulus fibrosus sehingga nukleus pulposus menonjol (bulging) dan
menekan ke arah kanalis spinalis. Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 % dari populasi
(Pinzon R, 2012). Manifestasi klinik HNP tergantung dari radiks saraf yang mengalami lesi.
Gejala klinik yang paling sering adalah iskialgia berupa nyeri radikuler sepanjang perjalanan
saraf iskiadikus (Rempe Y, 2010).
Tujuan : Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan keperawatan medikal bedah dengan
Hernia Nukleus Pulposus di ruang Rajawali 3A RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Metode : Laporan kasus ini menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi,
pemeriksaan fisik.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan HNP menunjukkan nyeri
yang dirasakan pasien berkurang dan pasien kooperatif terhadap prosedur pengobatan..
Masalah yang belum teratasi didelegasikan oleh perawat.
Kesimpulan : Pada laporan kasus ini pasien Ny. K mengalami HNP dan merasakan nyeri
sedang dapat melaporkan nyeri yang dirasakan berkurang setelah diberikan analgetik dan
teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri.
Saran : Sebagai perawat harus meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
menerapkan asuhan keperawatan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya keluhan nyeri dapat terjadi pada bangunan neuro muskuloskeletal
yang mana dari tubuh manusia, diantaranya nyeri punggung bawah, dalam dunia medis
disebut Low Back Pain, yang terjadi oleh karena Hernia Nucleus Pulposus disebut juga
HNP. Dimana orang awam menyebutnya dengan sebutan sakit boyok, encok dan
sebagainya. Berbagai macam bentuk keluhan di daerah ini dapat timbul karena kurang
berhati-hati dan sikap yang kurang memperhatikan segi keamanan dalam beraktivitas
(Azrul Azuar, 2000).
Nyeri punggung bawah (NPB) adalah salah satu keluhan karena kehilangan fungsi
tubuh pada tulang belakang bagian bawah yang menyebabkan penurunan produktivitas
kerja (Mayhew, 2010). Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya NPB antara lain
pekerjaan berat dengan gerakan yang menimbulkan cedera otot dan saraf, posisi tidak
bergerak dalam waktu yang lama, dan waktu pemulihan yang tidak memadai karena
kurang istirahat (Patrianingrum, 2015). Nyeri punggung bawah dialami oleh 70% orang
di negara - negara maju (McIntonsh dan Hall, 2011). NPB termasuk dalam sepuluh
penyakit prevalensi tinggi di dunia. Global Burden of Disease Study (GBD) 2010
menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah di dunia 9,17% dengan jumlah
populasi 632.045 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi pada laki – laki lebih tinggi
sebesar 9,64% daripada perempuan sebesar 8,70% (Vos et al., 2010). Di Indonesia tidak
terdapat data yang menunjukkan prevalensi nyeri punggung bawah secara jelas, tetapi
prevalensi penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis atau gejala menurut
Riskesdas tahun 2013 adalah 24,7 persen. Prevalensi penyakit sendi berdasarkan
wawancara meningkat seiring dengan bertambahnya umur yaitu prevalensi tertinggi pada
umur ≥75 tahun (33% 2 dan 54,8%). Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi pada
perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%) (Riskesdas, 2013).
Salah satu penyebab yang paling sering dari nyeri punggung bawah adalah hernia
nukleus pulposus (Awad JN, 2006). Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu
gangguan yang melibatkan ruptur anulus fibrosus sehingga nukleus pulposus menonjol
(bulging) dan menekan ke arah kanalis spinalis. Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 %
dari populasi (Pinzon R, 2012). Berbagai modalitas radiologik juga dapat digunakan
dalam mengevaluasi HNP seperti foto polos, myelografi, MRI, dan elektromyografi.
Dalam beberapa penelitian dilaporkan MRI memiliki sensitivitas dan spesifitas yang
lebih tinggi dibanding modalitas radiologik lainnya dalam mengevaluasi herniasi diskus
intervertebralis (Karppinen, 2001). Manifestasi klinik HNP tergantung dari radiks saraf
yang mengalami lesi. Gejala klinik yang paling sering adalah iskialgia berupa nyeri
radikuler sepanjang perjalanan saraf iskiadikus (Rempe Y, 2010). Karena nyeri
merupakan keluhan subjektif, maka informasi langsung dari pasien merupakan gold
standard untuk melakukan penilaian. Informasi yang diperoleh dari pasien harus
mencakup kondisi saat ini (onset, pola, dan perjalanan penyakit), lokasi (lokasi primer
dan pola penyebaran nyeri), kualitas, faktor-faktor yang memperberat atau meringankan
nyeri, dan beratnya (biasanya diukur dengan verbal rating scale, misal, ringan-sedang-
berat, atau dengan skala numerik 0-10) (Portenoy, 1998). Numeric Pain Rating Scale
(NPRS) biasanya digunakan untuk menilai nyeri. NPRS dianggap sederhana dan mudah
dimengerti, sensitif terhadap dosis, 3 jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik
daripada Visual Analog Scale (VAS) terutama untuk menilai nyeri akut. NPRS
digambarkan sebagai skala 11 titik dengan skor 0 sampai 10 (Yudiyanta, 2015).
ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA Ny. K DI RUANG RAJAWALI 3A RSUP DR KARIADI
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. K
No. RM : C717758
Tanggal Lahir : 01Desember 1966
Umur : 53 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Alamat : Semarang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Diagnosa Medis : HNP
Tanggal Masuk RS : 08 Januari 2020
Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2020
Penanggung Jawab
Nama : Tn. Y
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Pekerjaan : Swasta
Jenis Kelamin : Laki Laki
Hubungan dengan Klien : Anak Klien
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri punggung
P : Nyeri punggung
Q : Seperti teriris-iris
R : Punggung bagian bawah (Lumbal L.5)
S : Skala 5
T : Sewaktu-waktu (durasi ± 5 menit)
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk IGD RS Kariadi pada tanggal 08 Januari 2020 dengan keluhan nyeri
dipunggung. Klien mengatakan 3 tahun yang lalu klien mengeluh nyeri punggung
hilang timbul tetapi nyeri menghilang setelah diberikan suntikan melalui lutut
kemudian setelah dirawat klien disaranan untuk operasi. Klien mengatakan 1 tahun
yang lalu melakukan operasi kemudian sering mengeluh nyeri punggung bertambah
berat menjalar sampai ke paha, nyeri bertambah berat saat bergerak dan mengejan
disertai rasa tebal pada kedua kali. Klien mengatakan kemarin nyeri semakin
memberat sehingga klien diantar keluarga ke IGD RS Kariadi dan disarankan untuk
obname kemudian masuk ke ruang 3A untuk melakukan perawatan..
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya 1 tahun lalu sering dirawat dirumah sakit dengan
keluhan yang sama. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat dm hipertensi atau
asma.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit HNP seperti
dia.

Keterangan :
: Laki-laki / : Meninggal : Klien
: Perempuan : Tinggal satu rumah

C. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan selama sakit nyeri muncul klien tidak bisa melakukan aktivitas
apapun. Apabila merasa tidak enak badan klien membeli obat diwarung dekat rumah.
Dan jika merasa sakit klien selalu memeriksakan kesehatan ke Puskesmas atau ke RS.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Makan 3x/hari dengan jenis nasi, lauk, sayur dan pada pagi hari klien biasa
sarapan dengan teh. Klien tidak alergi terhadap makanan tertentu. Minum air putih 5-7
gelas perhari .
Selama sakit :
Di RS klien makan 3x sehari dan minum air putih 5-7 gelas perhari. Klien
mengatakan menghabiskan makanan yang disediakan dari RS.
A. BB : 70 kg
TB : 165 cm
IMT : 22,05 (Berat Badan normal)
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB 1-2 hari sekali dengan warna konsistensi lembek, warna hitam, bau khas. BAK
4-6 kali sehari, warna jernih dengan bau khas.
Selama sakit :
BAB 1 kali/hari, konsistensi lembek, warna kekuningan, bau khas. BAK 4-6 kali
sehari, bau khas, tidak terpasang kateter Urine.
4. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
Ket. : 0 = Mandiri 1= Menggunakan alat bantu 2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat 4 = Tergantung Total

5. Tidur dan Istirahat


Sebelum sakit :
Klien tidur 6-7 jam perhari, klien mengatakan tidak ada keluhan, bangun tidur terasa
segar.

Selama sakit :
Klien mengatakan jika nyeri muncul klien tidak dapat tidur nyenyak. Klien
mengatakan tidur sehari hanya 4 jam yaitu 2 jam tidur disiang hari dan 2 jam tidur
dimalam hari.
6. Sensori, Persepsi dan Kognitif
Klien bisa berkomunikasi dengan perawat mampu menjawab pertanyaan perawat
dengan tepat dan jelas, dengan menggunakan bahasa indonesia. Klien tidak
mempunyai gangguan pendengaran, pengecapan dan penglihatan serta penciuman.
7. Konsep diri
a. Identitas Diri : Klien mampu mengenali diri dan menyadari dirinya seorang istri,
ibu dari 4 orang anak.
b. Gambaran Diri : klien merasa dirinya sedang sakit namun klien merasa dapat
sembuh dan sekarang sedang menjalankan perawatan untuk membaik.
c. Ideal Diri : Klien ingin sembuh dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti
sebelum sakit
d. Harga Diri : klien terlihat optimis dan bersemangat dalam melakukan pengobatan,
karena istri dan anak selalu menemani serta memberikan motivasi dan doa.
e. Peran Diri : selama ini klien menjalani perannya sebagai istri dan ibu.
8. Seksual dan Reproduksi
Klien sudah berumur 53 tahun mempunyai 4 orang anak
9. Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit : Hubungan dengan keluarga dan masyarakat baik, komunikasi dengan
menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
Selama sakit : Hubungan dengan keluarga, sesama klien, dan perawat baik.
10. Manajemen Koping Stress
Sebelum sakit : Bila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarga
Selama sakit : Bila ada masalah selalu bicara dengan suami dan keluarga,
menjalankan pengobatan sesuai dengan anjuran Tim kesehatan.
11. Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : Klien beragama Islam, rutin menjalankan ibadah
Selama sakit : Klien berserah pada Tuhan dengan berdoa untuk memohon
kesembuhan. Klien tampak beristighfar ketika nyeri datang.

D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 08 Januari 2020
1. Keadaan Umum : Baik, klien mampu diajak berkomunikasi
a. Status Gizi :
TB : 165 kg
BB : 70 cm
b. Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 oC
2. Pemeriksaan setiap sistem tubuh
a. Sistem saraf
1) Kesadaran : Composmentis
GCS 15 (E : 4, V : 5, M : 6)
2) Tidak terlihat tremor dan kejang pada klien
b. Sistem Kardiovaskuler
TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, konjungtiva tidak anemis, tidak sianosis, tidak
ada pembengkakan jantung, CRT < 2 detik.
c. Sistem Penginderaan
1) Sistem Penglihatan
Bentuk mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
2) Sistem Pendengaran
Klien dapat mendengar dengan baik, terbukti klien dapat menjawab pertanyaan
dari perawat dengan baik.
3) Pengecapan dan penciuman
Fungsi pengecapan dan penciuman masih baik.
4) Perabaan
Turgor kulit lembab
d. Sistem Pernapasan
1) Inspeksi : hidung simetris, tidak terdapat otot bantu nafas, tidak terdapat
pengeluaran sekret, dada simetris, dapat retraksi dinding dada
2) Palpasi :  Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung, tidak terdapat nyeri tekan pada
dinding dada

3) Perkusi : sonor pada paru dekstra dan sinistra sama


4) Auskultasi : Bunyi napas vesikuler
e. Sistem Endokrin : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
f. Sistem Pencernaan
1) Mulut dan Kerongkongan : Bibir simetris, warna bibir merah kehitaman, lidah
tampak putih dapat digerakan ke segala arah
g. Abdomen : Terlihat tidak ada lesi, tidak asites, bising usus 18 x/menit, tidak ada
nyeri tekan, bunyi perkusi dullness.
h. Sistem Muskuloskeletal
1) Ekstremitas atas
Rom : Mampu flexi, ekstensi, abduksi, adduksi, akral dingin
2) Ekstremitas bawah
Rom : Mampu flexi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, akral dingin
3) Kekuatan otot
5 5

3 3
i. Pemeriksaan Neurologis
No Nervus Cara Mengkaji Hasil
1 Nervus Olfaktori Klien memejamkan Klien mampu
Fungsi saraf sensorik untuk mata dan diminta membedakan bau
penciuman membedakan bau
2 Nervus Optikus menggunakan kartu Klien masih mampu
Fungsi saraf sensorik untuk snelend card melihat jelas
penglihatan
3 Nervus Okulomotoris Tes putaran bola Klien mampu
Fungsi saraf motorik untuk mata, reflex pupil dan membuka mata
mengangkat kelopak mata inspeksi kelopak
keatas, kontraksi pupil, dan mata
sebagian gerakan
ekstraokuler
4 Nervus Trochlearis Tes putaran bola Klien mampu
Fungsi saraf motorik untuk mata melakukan putaran
gerakan mata kebawah dan bola mata
keatas
5 Nervus Trigeminus Menggerakan rahang Klien mampu
Fungsi motorik untuk kesemua sisi menggerakan rahang
gerakan mengunyah, sensasi
wajah
6 Nervus Abdusen Tes putaran bola Klien mampu
Fungsi saraf motorik deviasi mata melakukan putaran
mata ke lateral bola mata
7 Nervus Fasialis Minta klien untuk Klien mampu
Fungsi saraf motorik untuk tersenyum melakukan ekspresi
ekspresi wajah mengangkat alis wajah
8 Nervus Tes Webber atau Klien mampu
Verstibulocochlearis rinne mendengar dengan
Fungsi saraf sensori untuk baik
pendengaran dan
keseimbangan
9 Nervus Glosofaringeus Membedakan rasa Klien mampu
Fungsi saraf sensori dan manis, asam, pahit membedakan rasa
motorik untuk sensasi rasa
10 Nervus Vagus Menyentuh faring Klien mampu
Fungsi saraf sensori dan posterior klien, minta menelan dengan baik
motorik reflek muntah dan klien menelan saliva
menelan
11 Nervus Assesoris Minta klien Klien mampu
Fungsi saraf motorik untuk menggerakan bahu menggerakan
menggerakan bahu dan lakukan tahanan ekstremitas
12 Nervus Hipoglosus Minta klien Klien mampu
Fungsi saraf motorik untuk menjulurkan lidah melakukan perintah
gerakan lidah dan menggerakan yang diminta
dari sisi ke sisi
j. Sistem Perkemihan
Ginjal tidak teraba membesar, tidak ada nyeri tekan dan nyeri saat perkusi.
k. Sistem Integumen
Turgor kulit baik, pertumbuhan bulu merata.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal : 8 Januari 2020
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan
Hematologi
Hematologi Paket
Hemoglobin 10.1 g/dL 13.2-17.3 L
Hematokrit 32.4 % 32-62
Eritrosit 3.66 10^6/uL 4.4-5.9 L
MCH 27.6 pg 27-32
MCV 88.5 fL 76-96
MCHC 31.2 g/dL 26-36
Leukosit 13.5 10^3/uL 3.8-10.6 H
Trombosit 274 10^3/uL 150-400
RDW 18.3 % 11.6-14.8 H
MPV 10 fL 4.00-11.00

2. Pemeriksaan Radiologi
KLINIS : SUSPEK HNP LUMBAL
COR : Apeks jantung bergeser ke laterocaudal
PULMO : corakan vaskuler tampak normal
Tak tampak bercak pada kedua lapangan paru

Hemidiafragma kanan setinggi costa 9 posterior


Sinus costofrenikus kanan kiri lancip
 Struktur tulang baik
 Tampak multipel osteofit pada condylus lateral dan medial os femur kanan,
condylus medial os tibia kiri dan aspek inferoposterior os patella kanan
 Eminentia intercondylaris kanan tampak meruncing
 Tak tampak kista maupun sklerosis subchondral
 Tak tampak penyempitan pada femorotibia maupun femoropatella joint kanan
 Tak tampak dislokasi pada femorotibia maupun femoropatella joint kanan
 Tampak fabella pada fossa popliteal kanan
 Tak tampak soft tissue swelling
 Tak tampak lusensi soft tissue

KESAN :
 Cardiomegaly (LV)
 Pulmo tak tampak kelainan
Gambaran osteoarthritis genu kanan grade I (Keilgren Lawrence Classification)

F. THERAPY
Jenis Obat Dosis
21/10/2019
Infus RL 20 tetes per menit
Injeksi Keterolac 30 mg/12 jam
Ranitidin 50 mg/12 jam
Per Oral Gabapentin 100 mg/8 jam
Paracetamol 500 mg/8 jam
CaCO3 500 mg/8 jam
Vit B1 B6 B12 1 Tab/8 jam
KSR 500mg/12 jam
G. ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
.
1. DS : Klien mengatakan nyeri pada punggungnya Nyeri Akut Agen Cedera Fisik
Klien mengatakan nyeri sangat terasa berat saat bergerak
Klien mengatakan nyeri datang sewakktu-waktu tidak terduga
P : Nyeri punggung
Q : Seperti teriris-iris
R : Punggung bagian bawah (Lumbal L.5)
S : Skala 5
T : Sewaktu-waktu (± 5 menit)
DO : TD : 120/80 mmHg, N : 80x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,80C
Klien terlihat berhati-hati saat bergerak
Wajah klien terlihat meringis menahan nyeri
Klien terlihat berkeringat banyak
2. DS : Klien mengatakan agak sulit untuk mengangkat kaki Hambatan Penurunan Kekuatan
Klien mengatakan selama sakit aktivitas dibantu anaknya Mobilitas Fisik Otot
Klien mengatakan untuk jalan masih dibantu anaknya
DO : Klien terlihat berbaring ditempat tidur
Aktivitas klien terlihat dibantu keluarga
5 5

3 3
3. DS : Klien mengatakan tidak bisa tidur jika nyeri datang Gangguan Pola Pola Tidur Tidak
Klien mengatakan tidur hanya 4 jam sehari dengan pola 2 jam tidur siang hari dan 2 Tidur Menyehatkan
pada malam hari
DO : Klien terlihat menguap
Klien terlihat ada kantong mata
Klien terlihat lesu
H. DIAGNOSA PERAWATAN SESUAI PRIORITAS
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cedera Fisik
2. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Pola Tidur Tidak Menyehatkan
I. INTERVENSI
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
TGL KEPERAWATAN
Senin, Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manajemen nyeri
12 berhubungan selama 3x24 jam Nyeri Akut dapat teratasi (1400)
Januari dengan agens dengan kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian 1. Mengetahui nyeri yang
2020 cedera fisik NOC : Tingkat Nyeri (2102) nyeri secara dirasakan meliputi
NOC Skor Awal Skor komprehensif yang lokasi, karakteristik,
Tujuan meliputi lokasi, onset/durasi nyeri,
Nyeri yang 2 5 karakteristik, frekuensi nyeri,
dilaporkan onset/durasi, kualitas nyeri dan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri yang
Tidak bisa 2 5 intensitas atau dirasakan
beristirahat beratnya nyeri dan
faktor pencetus 2. Menyiapkan
Ekspresi nyeri 2 5 2. Kendalikan faktor lingkungan yang
wajah lingkungan yang nyaman bagi klien
dapat mempengaruhi seperti lingkungan
Mengernyit 2 5 respon klien terhadap yang tenang tidak
ketidaknyamanan bising
3. Ajarkan penggunaan 3. Agar klien dapat
teknik memanajemen nyeri
nonfarmakologi untuk secara mandiri jika
mengurangi nyeri nyeri tiba-tiba
4. Kolaborasi dengan dirasakan
dokter dalam 4. Menurunkan nyeri
pemberian analgesic yang dirasakan dengan
5. Dukung istirahat tidur cepat
yang adekuat untuk 5. Menyarankan klien
membantu penurunan untuk istirahat tidur
nyeri agar nyeri tidak terlalu
dirasakan
Senin, Hambatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Peningkatan
12 Mobilitas Fisik selama 3x24 jam diharapkan masalah mekanika tubuh (0140)
Januari berhubungan hambatan mobilitas fisik dapat diatasi dengan 1. Kolaborasi dengan 1. Berkolaborasi dengan
2020 dengan Penurunan kriteria hasil : fisioterapis dalam fisioterapis untuk
Kekuatan Otot NOC : Pergerakan (0208) mengembangkan meningkatkan
NOC Skor Awal Skor Tujuan peningkatan mekanika pergerakan klien
Berjalan 2 5 tubuh, sesuai indikasi 2. Menghindari cedera
2. Instruksikan untuk tulang leher dan
Bergerak 2 5 menghindari tidur menghindari
dengan dengan posisi kekurangan oksigen
mudah telungkup 3. Untuk mengurangi
3. Instruksikan pasien resiko cedera berlebih
untuk menggerakkan akibat pergerakan yang
kaki terlebih dahulu tiba-tiba
kemudian badan ketika 4. Melatih kaki untuk
memulai berjalan dari fleksi dengan seperti itu
posisi berdiri akan membantu
4. Bantu pasien mobilisasi bagian
melakukan latihan punggung
fleksi untuk 5. Dengan memberikan
memfasilitasi informasi kepada klien
mobilisasi punggung, dapat menambah
sesuai indikasi wawasan pengetahuan
5. Berikan informasi klien tentang penyebab
tentang kemungkinan sehingga klien dapat
posisi penyebab nyeri lebih waspada
otot atau sendi
Senin, Gangguan Pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Peningkatan tidur
12 Tidur berhubungan selama 3x24 jam diharapkan masalah (1850)
Januari dengan Pola Tidur gangguan pola tidur klien dapat diatasi 1. Tentukan pola tidur 1. Menentukan pola tidur
2020 Tidak dengan kriteria hasil : atau aktivitas pasien klien untuk mengetahu
Menyehatkan NOC : Tidur (0004) 2. Perkirakan tidur/siklus penyebab gangguan
bangun pasien didalam pola tidur klien
NOC Skor Awal Skor Tujuan perawatan perencanaan 2. Mengetahui siklus tidur
Kualitas 3 5 3. Monitor/catat pola tidur bangun klien
tidur pasien dan jumlah jam 3. Mengetahui kebutuhan
tidur tidur klien
Tidur yang 3 5 4. Anjurkan pasien untuk 4. Klien dapat memantau
terputus memantau pola tidur kebutuhan tidur klien
5. Sesuaikan lingkungan secara mandiri
Nyeri 3 5 6. Anjurkan pasien untuk 5. Lingkungan yang
menghindari makan nyaman dapat
sebelum tidur dan meningkatkan pola
minum yang tidur klien
mengganggu tidur 6. Makan dan minum
sebelum tidur dapat
mengganggu
kenyamanan klien
untuk tidur
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. K No. RM : C717758


Umur : 53 tahun Dx Medis : HNP
Hari/ No/ Jam Implementasi Respon TTD/Nama
Tgl Dx
Senin, 12 1,II,I 07.00 Mengkaji keluhan klien S : Klien mengatakan nyeri pada punggungnya Siti nur l
Januari II Klien mengatakn nyeri punggung semakin
2020 memberat sejak satu minggu yang lalu
Klien mengatakan nyeri menjadi lebih berat
jika bergerak
Klien mengatakan tidak dapat istirahat
karena nyeri
P : Nyeri punggung
Q : Seperti teriris-iris
R : Punggung bagian bawah (lumbal L.5)
S : Skala 5
T : Sewaktu-waktu (durasi ± 5 menit)
O : TD : 120/80 mmHg. N: 80x/menit, RR:
20x/menit, S: 36,80C
Klien terlihat menahan myeri
Ekspresi wajah klien terlihat meringis
menahan nyeri
Klien terlihat mengernyit
Klien terlihat terdapat kantung mata
Klien terlihat menguap saat diwawancara
Aktivitas klien terlihat dibantu keluarga
I 08.00 Mengatur lingkungan yang nyaman S:- Siti nur l
untuk mengurangi nyeri O : Klien terlihat kooperatif
I 11.30 Memberikan obat analgesic keterolac S : Klien mengatakan sakit saat di suntik Siti nur l
30mg/12 jam secara IV O : Klien terlihat kooperatif
II 11.35 Menginstrusikan klien untuk S : Klien mnegatakan tidak bisa bergerak Siti nur l
menghindari tidur secara telengkup karena nyeri jika untuk bergerak
O : Klien terlihat berbaring ditempat tidur
II 12.00 Mengkolaborasi dengan fisioterapi S : Klien mengatakan punggung lebih enak Siti nur l
dalam meningkatkan mekanika tubuh setelah dilakukan fisioterapi
O : Klien terlihat lebih tenang
Klien terlihat sedikit dapat menggerakan
kaki
I,III 13.00 Menganjurkan klien istirahat tidur untuk S : Klien mengatakan sulit tidur jika nyeri Siti nurl
mengurangi nyeri datang
O : Klien terlihat terdapat kantung mata
III 13.05 Memonitor jumlah jam tidur klien S : Klien mengatakan tidurnya sering terbangun Siti nur l
karena merasa nyeri
Klien mengatakan tidur hanya sekitar 4 jam
sehari
O : Klien terlihat sering menguap
III 13.10 Merapihkan tempat tidur klien dan S : Klien mengatakan akan mencoba untuk Siti nur l
menciptakan lingkungan yang nyaman tidur
O : Klien terlihat kooperatif
Selasa, 13 I,II,I 07.00 Mengkaji keluhan klien S : Klien mengatakan nyeri masih terasa tetapi Siti nur l
Januari II sedikit berkurang dibandingkan kemarin
2020 Klien mengatakan nyeri lebih terasa jika
bergerak
Klien mengatakan semalam tidurnya
terbangun-bangun karena nyeri
P : Nyeri punggung
Q : Seperti teriris-iris
R : Punggung bagian bawah (lumbal L.5)
S : Skala 4
T : Sewaktu-waktu (durasi ± 5 menit)
O : TD: 110/70, N: 86x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36,50C
Klien terlihat menahan myeri
Ekspresi wajah klien terlihat meringis
menahan nyeri
Klien terlihat terdapat kantung mata
Klien terlihat menguap saat diwawancara
Aktivitas klien terlihat dibantu keluarga
I 08.00 Mengajarkan teknik relaksasi S : Klien mengatakan terasa lebih nyaman Siti nur l
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri setelah diajarkan relaksasi
(teknik nafas dalam dan distraksi) O : Klien terlihat mengikuti instruksi yang
diberikan
I 11.00 Memberikan obat analgesic keterolac S:- Siti nur l
30mg/12 jam O : Klien terlihat kooperatif
I 11.30 Menganjurkan klien untuk istirahat tidur S : - Siti nur l
untuk mengurangi nyeri O : Klien terlihat memejamkan mata
II 13.00 Membantu klien untuk melatih fleksi S : Klien mengatakan sakit saat kaki diangkat Siti nur l
kaki O : Klien terlihat mengikuti instruksi
Klien terlihat menahan nyeri
II 13.30 Menganjurkan klien untuk menggerakan S : Klien mengatakan akan mencobanya nanti Siti nur l
kaki dahulu sebelum berjalan O : klien terlihat kooperatif
III 13.40 Menganjurkan klien untuk memantau S : Klien mengatakan akan lebih Siti nur l
pola tidur memperhatikan tidurnya
O : Klien terlihat tersenyum
Klien terlihat kooperatif
III 14.00 Merapihkan tempat tidur klien dan S : Klien mengatakan akan beristirahat Siti nur l
menciptakan lingkungan yang nyaman O : Klien terlihat memejamkan mata untuk
tidur
Rabu, 14 I,II,I 07.00 Mengkaji keluhan klien S : Klien mengatakan nyeri pada area Siti nur l
Januari II punggung bawah sudah sedikit berkurang
2020 P : nyeri punggung
Q : seperti teriris-iris
R : punggung bagian bawah (lumbal L.5)
S : skala 3
T : sewaktu-waktu (± 5 menit)
Klien mengatakan sudah bisa untuk duduk
di kursi tetapi belum bisa untuk duduk di
tempat tidur
Klien mengatakan sudah bisa dilatih
berjalan pelan-pelan
Klien mengatakan semalem bisa tidur
namun masih terbangun-bangun
O : TD: 120/70 mmHg, N: 80x/menit, RR:
20x/menit, S:36,60C
Klien terlihat tersenyum
Klien terlihat menahan nyeri jika bergerak
Klien terlihat sedang duduk di kursi
Klien terlihat memperagakan jalan pelan-
pelan
Klien terlihat terdapat kantung mata
Klien terlihat menguap
I 08.00 Mengajarkan terknik relaksasi S : Klien mengatakan masih ingat teknik Siti nur l
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri relaksasi yang diajarkan kemarin
(teknik relaksasi nafas dalam dan Klien mengatakan sudah menerapkannya
distraksi) dan terasa lebih nyaman
O : Klien terlihat dapat melakukannya
Klien terlihat kooperatif
I 11.00 Memberikan obat analgesic keterolak S:- Siti nur l
30 mg/12 jam O : Klien kooperatif
I 11.05 Menganjurkan klien untuk istirahat tidur S : Klien mengatakan akan tidur Siti nur l
untuk mengurangi nyeri O : Klien terlihat kooperatif
II 13.00 Melatih fleksi pada kaki klien S : Klien mengatakan sedikit terasa nyeri jika Siti nur l
untuk bergerak
O : Klien terlihat mengikut instruksi
II 13.15 Menganjurkan klien untuk S:- Siti nur l
menggerakkan kaki terlebih dahulu O : Klien terlihat mengangguk
sebelum berjalan Klien terlihat kooperatif
III 13.50 Menganjurkan klien untuk memantau S : Klien mengatakan semalam tidur sudah Siti nur l
pola tidur agak nyenyak karena nyeri sudah sedikit
berkurang
O : Klien terlihat terdapat kantung mata
III 14.00 Merapihkan tempat tidur klien dan S : Klien mnegatakan sudah lebih nyaman Siti nur l
menciptakan lingkungan yang nyaman O : Klien terlihat kooperatif

K. EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / Diagnosa SOAP TTD


Tanggal Keperawatan Perawat

Senin, Nyeri akut S : Klien mengatakan nyeri pada area punggung bawah sudah sedikit berkurang
berhubungan dengan Klien mengatakan nyeri datang sewakt-waktu
12
agens cedera fisik Klien mengatakan nyeri lebih terasa jika untuk bergerak
Januari P : Klien mengatakan nyeri punggung
Q : Seperti teriris-isis
2020
R : Punggng bagian bawah (lumbal L.5)
S : Skala 3 Sit nur l
T : Sewaktu-waktu
O : TD: 120/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S:36,60C
Klien terlihat menahan nyeri jika bergerak
Klien terlihat tersenyum
A : Masalah keperawatan nyeri akut teratasi sebagian
NOC Skor Awal Skor Tujuan Skor Akhir
Nyeri yang 2 5 3
dilaporkan

Tidak bisa
beristirahat
2 5 3
Ekspresi
nyeri
wajah
2 5 3
Mengernyit
P : Lanjutkan intervensi
1. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
3. Dukung istirahat tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
Senin, Hambatan mobilitas S : Klien mengatakan sudah bisa untuk duduk di kursi tetapi belum bisa untuk duduk di
fisik berhubungan tempat tidur
12
dengan penurunan Klien mengatakan sudah bisa dilatih berjalan pelan-pelan
Januari kekuatan otot O : TD: 120/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,60C
Klien terlihat sedang duduk di kursi
2020 Siti nur l
Klien terlihat memperagakan jalan pelan-pelan

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
Kekuatan Otot :
5 5

3 3
A : Masalah keperawatan intoleransi aktivitas teratasi sebagian
NOC Skor Awal Skor Tujuan Skor Akhir
Berjalan 2 5 4
Bergerak 2 5 3
dengan
mudah

P : Lanjutkan Intervensi
1. Instruksikan pasien untuk menggerakkan kaki terlebih dahulu kemudian badan ketika
memulai berjalan dari posisi berdiri
2. Bantu pasien melakukan latihan fleksi untuk memfasilitasi mobilisasi punggung, sesuai
indikasi
Senin, Gangguan pola tidur S : Klien mengatakan semalem bisa tidur namun masih terbangun-bangun
berhubungan dengan O : TD: 120/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,60C
12
Pola Tidur Tidak Klien terlihat terdapat kantung mata
Januari Menyehatkan Klien terlihat menguap
A : Masalah keperawatan gangguan pola tidur teratasi sebagian
2020
NOC Skor Awal Skor Tujuan Skor Akhir Siti nur l
Kualitas tidur 3 5 4

Tidur yang
terputus 3 5 4

Nyeri
3 5 4
P : Lanjutkan Intervensi
1. Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur
2. Sesuaikan lingkungan
3. Anjurkan pasien untuk menghindari makan sebelum tidur dan minum yang
mengganggu tidur
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Klien Ny. K usia 53 tahun mengeluh nyeri pada punggungnya dengan skala 5.
Klien mengatakan Klien masuk IGD RS Kariadi pada tanggal 08 Januari 2020 dengan
keluhan nyeri dipunggung. Klien mengatakan 3 tahun yang lalu klien mengeluh nyeri
punggung hilang timbul tetapi nyeri menghilang setelah diberikan suntikan melalui lutut
kemudian setelah dirawat klien disaranan untuk operasi. Klien mengatakan 1 tahun yang lalu
melakukan operasi kemudian sering mengeluh nyeri punggung bertambah berat menjalar
sampai ke paha, nyeri bertambah berat saat bergerak dan mengejan disertai rasa tebal pada
kedua kali. Klien mengatakan kemarin nyeri semakin memberat sehingga klien diantar
keluarga ke IGD RS Kariadi dan disarankan untuk obname kemudian masuk ke ruang 3A
untuk melakukan perawatan. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu gangguan
yang melibatkan ruptur anulus fibrosus sehingga nukleus pulposus menonjol (bulging) dan
menekan ke arah kanalis spinalis. Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 % dari populasi
(Pinzon R, 2012).
Gejala klinik yang paling sering adalah iskialgia berupa nyeri radikuler sepanjang
perjalanan saraf iskiadikus (Rempe Y, 2010). Ketika volume nukleus pulposus yang terus
mengisi rongga dalam anulus fibrosus makin mendekati lapisan luar, sehingga bila suatu
ketika tekanan intradiskal ini mengalami peningkatan secara tiba-tiba akan mampu
mendorong nukleus pulposus keluar. Hal ini merupakan awal terjadinya HNP lumbal.
Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan diskus untuk menjalankan fungsinya juga
menurun dan diskus menjadi kering. Dinding bagian diskus akan tidak berserat dan
mengalami kelemahan dan memungkinkan tidak lagi dapat berisi inti gel seperti di pusat.
Hal ini menyebabkan tonjolan atau pecah melalui robekan di dinding diskus, menyebabkan
rasa sakit ketika menekan saraf. Kejadian nyeri pada tulang belakang meningkat seiring
bertambahnya usia sekitar 50-60 tahun (Kemuningtyas, 2009).
B. Analisa Intervensi
Penanganan masalah keperawatan tentang nyeri akut sesuai dengan buku Nursing
Interventions Classification (NIC) edisi keenam. Pada kasus ini pasien mengeluh nyeri pada
punggung bagian bawah karena penyakit HNP. Tindakan yang dilakukan yaitu lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus, kendalikan faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan, ajarkan
penggunaan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgesic, dukung istirahat tidur yang adekuat untuk membantu penurunan
nyeri
Selain itu nyeri pada kasus ini diberikan relaksasi nafas dalam, dan distraksi. Akan
tetapi pasien pada kasus ini terpasang oksigen sehingga penurunan nyeri bisa dengan
kompres hangat/dingin. Tehnik relaksasi merupakan tehnik penanganan nyeri non
farmakologi yang dapat membantu memperlancar sirkulasi darah sehingga suplai oksigen
meningkat dan dapat membantu mengurangi tingkat nyeri. Distraksi merupakan manajemen
nyeri dengan tehnik memfocuskan perhatian klien pada sesuatu selain dari rasa nyerinya
sehingga dapat mengaktivasi system reticular yang dapat menghambat stimulus nyeri
(Urden, 2010). Hasil penelitian Jayanti, Kristiyawati dan Purnomo, 2013) menyatakan
bahwa kompres hangat merupakan tindakan untuk menurunkan nyeri dengan memberikan
energi panas melalui proses konduksi, di mana panas tersebut dapat menyebabkan
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) sehingga menambah pemasukan oksigen, nutrisi
dan leukosit darah yang menuju ke jaringan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Awad, J., & Moskovich, R. (2006). Lumbar Disc Herniation. Clinical Ortopedic and Related
Reasearch, 183-197.
Karppinen, J., & Sciatica. (2001). Studies of Symptoms, Genetic Factots and Treatment with
Periradicular Infiltration. Oulu University Press.
Leksana. (2013). Hernia Nukleus Pulposus Lumbal Ringan pada Janda lanjut usia yang tinggal
dengan keponakan dengan usia yang sama. Medula, II(2). Leung, L., & Cahill, C. (2010).
TNF-α and neuropatic pain- a review. J of Neuroinflammation, VII(27).
Loeser, J. (2001). Medical Evaluation of the Patient with Pain. In Bonica's Management of Pain
Part II (pp. 1-3). Lippincott Williams & Wilkins.
Lumbal, H., & al, e. (2014). Surgical Of Lumbar Disc Herniation At Zainoel Abidin General
Hospital Banda Aceh : Experience With 28 Patient. 146-151.
Michener, L. S. (2011). Responsiveness of the Numeric Pain Rating Scale in Patients With
Shoulder Pain and the Effect of Surgical Status. Journal of Rehabilitations, 115-128.
Moore, K. L., & Agur, A. (2013). Clinically Oriented Anatomy. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Mulleman, D., S, M., I, G., & al, e. (2005). Pathophysiology of disk-related low back pain and
sciatica. II. Evidence supporting treatment with TNF-alpha antagonists. In Joint, Bone,
Spine.
Munir, B. (2015). Neurologi Dasar: Neuroanatomi Dasar, Pemeriksaan Neurologi Dasar,
Diagnosis dan Terapi Penyakit Neurologi (Vol. I). Jakarta: SagunG seto. Muttaqin, A.
(2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika.
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai