Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan Evidence Based
Practice ini sehingga dapat selesai dengan tepat waktu. Evidence Based Practice
ini berjudul “Keefektifan Implementasi Oral Hygiene Dengan Menggunakan
Chlorhexidine Gluconate 0,2% Dan Dengan Menyikat Gigi Dalam Menurunkan
Angka Vap Pada Pasien Yang Terintubasi Di Ruang ICU RSUD Kota Bandung ”
yang membahas mengenai hasil-hasil penelitian terkait dengan hal tersebut.
Evidence Based Practice ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
stase Nurse Keperawatan Kritis di STIKES Dharma Husada Bandung. Penulis
menyadari bahwa Evidence Based Practice ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang. Penulis memohon maaf atas segala hal yang kurang
berkenan, kekurangan dan kekhilafan selama berinteraksi. Akhir kata, semoga
Allah SWT berkenan meridhoi dan semua ini dijadikan suatu bentuk amal ibadah.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat dari EBP ini adalah untuk mengetahui tingkat keefektifan
implementasi oral hygiene dengan menggunakan chlorhexidine gluconate 0,2%
dan dengan menyikat gigi efektif dalam pencegahan terjadinya ventilator
associated pneumonia berdasarkan literature review yang didapat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Diskusi
Berdasarkan beberapa hasil penelitian salah satu faktor untuk
encegah dan menurunkan terjadinya VAP adalah dengan oral hygiene
menggunakan chlorhexidine. Chlorhexidine terbukti lebih baik dari
penggunaan sikat gigi dengan pasta gigi. Penggunaan chlorhexidine
dilakukan minimal sebanyak 2 sampai 3 kali sehari dengan tidak
membilasnya dengan air.
Chlorhexidine adalah suatu kationik biguanida, dengan spektrum
antimikroba yang sangat luas. Efek antimikroba chlorhexidine diserap
dalam permukaan dinding sel bakteri, chlorhexidine akan menurunkan
ketahanan membran sel dan menyebabkan keluarnya bahan-bahan
intraseluler. Selain itu perlekatannya dengan jarigan lunak maupun
keras dalam mulut menyebabkan efek chlorhexidine bertahan dalam
jangka waktu yang lama setelah digunakan. Jumlah bakteri dalam
saliva secara perlahan berkurang mencapai antara 10-20%
dibandingkan jumlah awal sebelum pemakaian dan tetap bertahan
selama 7 hingga 12 jam (Addy dan Wright, 1978). Selain efek yang
baik chlorhexidine juga memiliki efek yang buruk yaitu timbulnya
nida pada gigi dan mukosa mulut setelah 3 hari pemakaian.
BAB III
KESIMPULAN
Eom, J. S., Mi, S. L., Hee, K. C., Hee, J. C., Sun, Y. J., Yeon, S. K., et al. (2014).
The Impact of a Ventilator Bundle on Preventing Ventilator-Associated
Pneumonia: A Multicenter Study. American Journal od Infection Control ,
34-7.
Hua ping wei & Kelu Yang. Effects of different oral care scrubs on VAP prevention
for machinery ventilates patient. 2019
Lim, P. K., Shuenn, W., Wen, J., Wang, H. S., Ying-Ying, C., Mei, C. H., et al.
(2013). Efficacy of Ventilator-Assocated Pneumonia Care Bundle for
Prevention of Ventilator-Associated Pneumonia in the Surgical Intensive Care
Units of A Medical Center. Journal of Microbiology, Immunology and
Infection , 316-321.
Susmiarti, D., Harmayetty, & Dewi, Y. S. (2015). Intervensi VAP Bundle dalam
Pencegahan Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Pada Pasien dengan
Ventilasi Mekanis. Jurnal Ners Vol. 10 , 138-146.
Rahmiati, Titis ,.(2013).. Ventilator-Associated Pneumonia. Dan Pencegahannya,
Vol.III No.6, November, 263 - 318.