Di Susun Oleh:
PROBOLINGGO
2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
MAHASISWA
KEPALA RUANGAN
LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. DEFINISI
Takikardia supraventrikular (supraventricular tachycardia/SVT) adalah salah
satu jenis gangguan irama jantung, di mana jantung berdetak lebih cepat dari
normal, yang bersumber dari impuls listrik di serambi jantung atau atrium (ruang
di atas bilik jantung atau ventrikel), yaitu nodus AV. Kondisi SVT terjadi saat
impuls listrik yang mengatur detak jantung tidak bekerja secara normal.
Akibatnya, jantung berdetak begitu cepat sehingga otot jantung tidak dapat
mengendur di sela-sela kontraksi. Bila kondisi tersebut terjadi, ventrikel jantung
tidak dapat berkontraksi dengan kuat sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan
pasokan darah yang dibutuhkan tubuh, termasuk otak. Kondisi ini dapat
membuat penderita merasa pusing atau pingsan.
Takikardia supraventrikular (TSV): istilah yang digunakan untuk
menggambarkan takikardia (atrial dan/atau ventrikular) dengan laju lebih dari 100
kpm saat istirahat, yang mekanismenya melibatkan jaringan yang berasal dari
berkas His atau di atasnya (Raharjo,2017)
Supraventrikular takikardi (SVT) adalah satu jenis takidisritmia yang
ditandai dengan perubahan laju jantung yang mendadak bertambah cepat
menjadi berkisar antara 150 kali/menit sampai 250 kali/menit. Kelainan pada
SVT mencakup komponen sistem konduksi dan terjadi di bagian atas bundel
HIS. Pada kebanyakan SVT mempunyai kompleks QRS normal (Price, 2006).
Supraventrikular takikardi adalah seluruh bentuk takikardi yang muncul dari
berkas HIS maupun di atas bifurkasi berkas HIS. Pada umumnya gejala yang
timbul berupa palpitasi, kepala terasa ringan, pusing, kehilangan kesadaran,
nyeri dada, dan nafas pendek. Gejala-gejala tersebut muncul secara tiba-tiba
(sudden onset) dan berhenti secara tiba-tiba (abrupt onset). (Danielle,2016)
B. ETIOLOGI
Menurut Hudak (2013), penyebab dari gangguan irama jantung secara
umum adalah sebagai berikut :
1. SA Node
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran listrik
impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada keadaan
normal, impuls yang dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali/ menit. Respons
dari impuls SA memberikan dampak pada aktivitas atrium. SA node dapat
menghasilkan impuls karena adanya sel-sel pacemaker yang mengeluarkan
impuls secara otomatis. Sel ini dipengarungi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis. Stimulasi SA yang menjalar melintasi permukaan atrium menuju
nodus AV memberikan respons terhadap adanya kontraksi dari dinding atrium
untuk melakukan kontraksi. Bachman bundle menghantarkan 15 impuls dari
nodus SA ke atrium kiri. Waktu yang diperlukan pada penyebaran impuls SA
ke AV berkisar 0,05 atau 50 ml/ detik.
2. Traktus Internodal
Berfungsi sebagai penghantar impuls dari nodus SA ke Nodus AV.
Traktus internodal terdiri dari :
a. Anterior Tract.
b. Middle Tract.
c. Posterior Tract.
3. Bachman Bundle
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri.
4. AV Node
AV node terletak di dalam dinding septum (sekat) atrium sebelah
kanan, tepat diatas katup trikuspid dekat muara sinus koronarius. AV node
mempunya dua fungsi penting, yaitu :
a. Impuls jantung ditahan selama 0,1 atau 100 ml/ detik, untuk
memungkinkan pengisisan ventrikel selama atrium berkontraksi.
b. Mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel. AV node dapat
menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/ menit.
5. Bundle His
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem bundle
branch.
6. Bundle Branch
Merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Righ bundle branch (RBB/ cabang kanan), untuk mengirim impuls ke otot
jantung ventrikel kanan.
b. Left bundle branch (LBB/ cabang kiri) yang terbagi dua, yaitu deviasi ke
belakang (left posterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium
ventrikel kiri bagian posterior dan inferior, dan deviasi ke depan (left
anterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium ventrikel kiri
bagian anterior dan superior.
7. Sistem Purkinye
Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Berfungsi untuk
menghantarkan/ mengirimkan impuls menuju lapisan sub-endokard pada
kedua ventrikel, sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi
ventrikel. Sel-sel pacemaker di subendokard ventrikel dapat menghasilkan
impuls dengan frekuensi 20-40 kali/ menit. Pemacupemacu cadangan ini
mempunyai fungsi sangat penting, yaitu untuk mencegah berhentinya denyut
jantung pada waktu pemacu alami (SA node) tidak berfungsi. Depolarisasi
yang dimulai pada SA node disebarkan secara radial ke seluruh atrium,
kemudian semuanya bertemu di AV node. Seluruh depolarisasi atrium
berlangsung selama kira-kira 0,1 detik. Oleh 17 karena hantaran di AV node
lambat, maka terjadi perlambatan kirakira 0,1 detik (perlambatan AV node)
sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Pelambatan ini diperpendek oleh
perangsangan saraf simpatis yang menuju jantung dan akan memanjang
akibat perangsangan vagus. Dari puncak septum, gelombang depolarisasi
menyebar secara cepat di dalam serat penghantar purkinye ke semua bagian
ventrikel dalam waktu 0,08-0,1 detik. (Ulfah dan Tulandi, 2001; Muttaqin,
2009)
D. MANIEFESTASI KLINIS
SVT biasanya terjadi mendadak dan berhenti juga secara mendadak
Serangan bisa terjadi mungkin hanya beberapa detik saja, bahkan dapat
menetap sampai berjam-jam. Tanda dan gejala supraventrikular takikardi anatar
lain :
1. Frekuensi jantung 150 kali/menit sampai 250 kali/menit
2. Perubahan tekanan darah, nadi tidak teratur, iraama jantung tidak teratur,
kulit pucat, sianosis, berkeringat
3. Pusing, disorientasi, letargi, perubahan reflek pupil
4. Nyeri dada ringan sampai berat, gelisah
5. Napas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan
6. Terdapat nafas tambahan (krekels, ronkhi, mengi)
7. Demam, kulit kemerahan, inflamasi eritema, edema,kehilangan tonus otot
(Hudak & Galo, 1997 dalam Raharjo. 2017)
E. KLASIFIKASI
Dari sekian banyak jenis takikardia supraventrikular, terdapat tiga jenis yang
paling sering ditemui, yaitu:
1. Atrioventricular nodal reentrant tachycardia (AVNRT). Jenis ini dapat
terjadi pada semua usia, namun lebih banyak dialami oleh wanita muda.
Dalam kondisi ini, sel dekat nodus AV ini tidak mengirimkan sinyal listrik
dengan benar, melainkan membuat sinyal yang melingkar sehingga
menimbulkan detak tambahan.
2. Atrioventricular reciprocating tachycardia (AVRT). Jenis ini paling
banyak ditemui pada remaja. Biasanya, satu sinyal yang dikirim nodus
sinus akan berakhir setelah melewati semua ruang di jantung. Namun
dalam AVRT, sinyal tersebut memutar kembali ke nodus AV setelah
melewati ventrikel sehingga menimbulkan detak tambahan.
3. Takikardia atrial. Dalam kondisi ini, selain nodus sinus, terdapat nodus
lain yang mengirimkan impuls listrik sehingga menimbulkan detak
tambahan. Kondisi ini umumnya dialami penderita penyakit jantung atau
paru-paru.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada supraventricular tachycardia, antara lain :
1. Komplikasi pada pembuluh darah :
a. Hematoma
Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh
darah. Kondisi ini dapat terjadi saat dinding pembuluh darah arteri,
vena, atau kapiler mengalami kerusakan sehingga darah keluar menuju
jaringan yang bukan tempatnya
b. Pseudoaneurisma arteri
Pseudoaneurisma atau aneurisma palsu adalah akumulasi darah
ekstravaskuler dalam suatu rongga yang terhubung dengan arteri,
disertai disrupsi lapisan pembuluh darah
c. Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak
berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan
mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada area
otak yang terdampak akan segera mati
2. Komplikasi pada jantung
a. Infark miokard akut
Terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah ke jantung.
Tanpa darah, jaringan kehilangan oksigen dan mati. Gejala berupa rasa
sesak atau nyeri di dada, leher, punggung, atau lengan, serta
kelelahan, limbung, detak jantung abnormal, dan kecemasan.
b. Atrioventricular block (AV block)
AV block (atrioventricular block), dikenal juga sebagai blok
atrioventrikular, merupakan aritmia yang terjadi karena gangguan atau
interupsi aliran impuls listrik, baik parsial maupun total, dari atrium ke
ventrikel jantung akibat abnormalitas di sistem konduksi nodus
atrioventrikular atau sistem His-Purkinje.
c. Gagal jantung,
Gagal jantung dapat terjadi jika jantung tidak dapat memompa (sistolik)
atau mengisi (diastolik) secara memadai.
Gejala mencakup sesak napas, kelelahan, kaki bengkak, dan denyut
jantung yang cepat
d. Sinkop
Pingsan, atau kehilangan kesadaran sementara secara tiba-tiba karena
kurangnya aliran darah ke otak
e. Fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel (VF) adalah irama jantung cepat yang mengancam
jiwa dimulai di ruang bawah jantung. Dapat dipicu oleh serangan
jantung. Karena jantung tidak memompa secara mencukupi selama
fibrilasi ventrikel (VF), berkelanjutan dapat menyebabkan tekanan
darah rendah, pingsan, atau kematian
3. Kematian
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. PENATALAKSANAAN
Penting untuk membedakan aritmia reentry SVT berdasarkan miokard atrium
( cth: A Fib) versus aritmia pada sirkuit reentry. Karena setiap bentuk aritmia
tersebut memiliki respon ayng berbeda pada terafi yang ditujukan untuk
menghalangi konduksi melalui nodus AV. Denyut ventricular dari aritmia reentry
beasal dari miokard atrium dapat diperlambat, tapi tidak dapat dihentikan oleh
obat-obatan yang memperlambat konduksi melalui AV node. Aritmia yang salah
satu tungkai sirkuit berada pada nodus AV (AVNRT atau AVRT) dapat
diterminasi oleh obat-obat seperti ini.
1. Manuver vagal
Manuver vagal dan adenosine merupakan pilihan terapi awal untuk SVT
stabil. Maneuver vagal saja akan menghentikan 25% SVT. Sedangkan
untuk jenis SVT lainnya maneuver vagal dan adenosine dapat
memperlambat denyut ventrikel secara transien dan mebantu diagnosis
irama, tetapi tidak selalu menghentikan irama ini. Pemijatan karotis
harus dilakukan dengan sangat hati-hati
a. Auskultasi adanya bising karotis (bruit), jika ada penyakit karotis.
JANGAN MELAKUKAN PIJAT KAROTIS !!!!
b. Pasien berbaring datar, kepala ekstensi (leher), rotasi menjauhi
anda.
c. Palapasi artesi karotis pada mandibula, tekanlah dengan lembut
selam 10-15 detik.
d. Jangan menekan kedua arteri karotis secara bersamaan, dahulukan
arteri komunis dekstra karena tingkat keberhasilannya sedikit lebih
baik.
e. Buat strip irama selama prosedur, siapkan alat-alat resusitasi
karena pada kasus yang jarang dapat menyebabkan henti sinus.
2. Adenosine, 6 mg adenosine IV cepat pada vena besar (cth: antecubital)
diikuti flush 20 ml saline. Bila tidak berubah dal 1-2 menit berikan 12 mg
adenosine dengan cara seperti di atas.
3. Penghambat kanal kalsium
a. verapamil 2,5-5mg IV bolus selama 2-3 menit. Bila tidak berespon
dan tidak ada efek samping obat, ulang 5-10mg dosis setiap 10-30
menit sampai total dosis 20 mg. atau dosis alternative 5 mg setiap
15 menit sampai total 30 mg.
b. diltiazem 15-20 mg ( 0,25mg/kgBB ) IV selama 2 menit, bila
diperlukan dapat diberikan dosis tambahan 20-25 mg
(0,35mg/kgBB) selama 15 menit. Dosis maintenans 5mg/jam
sampai 15mg/jam, titrasi sesuai heart rate.
4. Penghambat beta (metoprolol, bisoprolol, atenolol, esmolol, labetolol)
5. Obat-obat antiaritmia (amiodarone, prokainamide, sotalol)
6. Digoxin
7. Kardioversi : 50-100 joule
h. Sirkulasi
1) Gejala : Adanya riwayat hipertensi, Takikardia
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
i. Integritas/ Ego
1) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial
a. Eliminasi
b. Nutrisi/Cairan
badan
c. Neurosensori
1) Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas,
e. Nyeri/kenyamanan
berhati-hati
f. Pernapasan
pernafasan
1. Pemeriksaan fisik
menahan sakit
ketombe, kerontokan
konjungtiva anemis.
d) Hidung : terdapat mukus/tidak, pernafasan cuping
3) Dada
4) Abdomen
Perkusi : timpani
5) Ekstremitas
6) Genetalia
b. Diagnosa
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
denyut/iramajantung, perubahan sekuncup jantung: preload,
afterload, penurunankontraktilitas miokard.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, nyeri,
cemas,kelelahan otot pernapasan, defornitas dinding dada.
3. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai dankebutuhan oksigen.
c. Intervensi
1. Pola Nafas Tidak Efektif
a. Pola nafas
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Frekuensi nafas
Kedalaman nafas
Ekskursi dada
Pengguanan otot bantu nafas
Pernafasan cuping hidung
b. Status neurologis
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Kualitas suara
Muntah
Batuk
Usaha menelan
Gelisa
c. Tingkat keletihan
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Sakit kepala
Sianosis
Frekuensi nafas
Pola nafaas
Pola istirahat
ronkhi)
2) Pemantauan respirasi
3) Pengaturan posisi
2. Nyeri Akut
KRITERIA HASIL
INDIKATOR
1 2 3 4 5
Perilaku gelisah
Keluhan pusing
Tekanan darah
Pola tidur
Kontak mata
KRITERIA HASIL
INDIKATOR
1 2 3 4 5
Kemampuan meminta batuan
keorang lain
Bantuan yang di tawarkan
orang lain
Dukungan emosi yang sediakan
orang lain
Jaringan sosial yang membantu
KRITERIA HASIL
INDIKATOR
1 2 3 4 5
Komunikasi jelas sesuai usia
Perhatian
Kemampuan membuat
keputusan
Proses informasi
Nilai : 1). Meningkat
2 ). cukup Meningkat
3 ). Sedang
4) cukup menurun
5) menurun
Intervensi / SIKI
a. Terapi relaksasi
- Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkosentrasi atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kongnitif
- Ciptakan lingkungan tenang tanpa gangguan dengan pencahayaan
dengan suhu ruang yang nyaman
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia missal music, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot
progresif
b. Terapi music
- Identifikasi minat terhadap music
- Posisikan dengan posisi yang nyaman
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi music
c. Dukungan emosional
- Identifikasi hal yang memicu emosi
- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan missal merangkul
dan menepuk nepuk
- Anjurkan perasaan yang dialami
KRITERIA HASIL
INDIKATOR
1 2 3 4 5
Bradikardi
Takikardi
Gambaran EKG aritmia
Lelah
Edema
Dispnea
Sianosis
Nilai : 1) Meningkat
2) Cukup Meningkat
3) Sedang
4) Cukup Menurun
5) Menurun
b. Perfusi miokard (Hal. 83)
KRITERIA HASIL
INDIKATOR
1 2 3 4 5
Gambaran EKG aritmia
Nyeri dada
Diaphoresis
Mual
Muntah
Nilai : 1) Menurun
2) Cukup menurun
3) Sedang
4) Cukup meningkat
5) Meningkat
KRITERIA HASIL
INDIKATOR
1 2 3 4 5
Kekuatan Nadi
Output Urine
Saturasi Oksigen
Nilai : 1) Menurun
2) Cukup menurun
3) Sedang
4) Cukup meningkat
5) Meningkat
a. Perawatan Jantung
1. Identifikasi tanda gejala primer penurunan curah jantung
4. Monitor aritmia
oksigen
intensitas nyeri
music,kompres hangat/dingin)
2. Monitor nadi
3. Monitor pernafasan
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.(2012). Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung
tenggorok kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
Brunner, Suddarth. 2015. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC.
Jakarta
Imai T, et al. Classification, diagnostic criteria and management of benign
paroxysmal positional vertigo. Auris Nasus Larynx (2016),
http://dx.doi.org/10.1016/j.anl.2016.03.013
Mardjono M. & Sidharta P., 2008. Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta.
Nagel, P., Gurkov, R. 2012. Dasar-dasar Ilmu THT. Alih bahasa Dany, F. Jakarta :
EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G., 2011. Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner &
Suddarth, vol:3, EGC, Jakarta