Mi Xusuk Djon3
YWDGDJLKBBD
7979-7975
JOAGEW YOKBOXENEK
Neri 3
]ekbbej 3
AENEXLXRE
@OYEJE WUEKBEK
LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN
A. DEFINISI
Takikardia supraventrikular (supraventricular tachycardia/SVT) adalah salah
satu jenis gangguan irama jantung, di mana jantung berdetak lebih cepat dari
normal, yang bersumber dari impuls listrik di serambi jantung atau atrium
(ruang di atas bilik jantung atau ventrikel), yaitu nodus AV. Kondisi SVT terjadi
saat impuls listrik yang mengatur detak jantung tidak bekerja secara normal.
Akibatnya, jantung berdetak begitu cepat sehingga otot jantung tidak dapat
mengendur di sela-sela kontraksi. Bila kondisi tersebut terjadi, ventrikel jantung
tidak dapat berkontraksi dengan kuat sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan
pasokan darah yang dibutuhkan tubuh, termasuk otak. Kondisi ini dapat
membuat penderita merasa pusing atau pingsan.
Takikardia supraventrikular (TSV): istilah yang digunakan untuk
menggambarkan takikardia (atrial dan/atau ventrikular) dengan laju lebih dari
100 kpm saat istirahat, yang mekanismenya melibatkan jaringan yang berasal
dari berkas His atau di atasnya (Raharjo,2017)
Supraventrikular takikardi (SVT) adalah satu jenis takidisritmia yang
ditandai dengan perubahan laju jantung yang mendadak bertambah cepat
menjadi berkisar antara 150 kali/menit sampai 250 kali/menit. Kelainan pada
SVT mencakup komponen sistem konduksi dan terjadi di bagian atas bundel
HIS. Pada kebanyakan SVT mempunyai kompleks QRS normal (Price, 2006).
Supraventrikular takikardi adalah seluruh bentuk takikardi yang muncul
dari berkas HIS maupun di atas bifurkasi berkas HIS. Pada umumnya gejala
yang timbul berupa palpitasi, kepala terasa ringan, pusing, kehilangan
kesadaran, nyeri dada, dan nafas pendek. Gejala-gejala tersebut muncul
secara tiba-tiba (sudden onset) dan berhenti secara tiba-tiba (abrupt onset).
(Danielle,2016)
B. ETIOLOGI
Menurut Hudak (2013), penyebab dari gangguan irama jantung secara
umum adalah sebagai berikut :
dengan otot lintang, tetapi cara kerjanya sama otot polos yaitu di luar
kemauan kita (Dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung
menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan
disebut basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks
kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di
atas diafragma , dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V
dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
jantung yang di sebut iktus kordis. Ukuran jantung kurang lebih sebesar
genggaman
1. SA Node
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran
listrik impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada
keadaan normal, impuls yang dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali/ menit.
Respons dari impuls SA memberikan dampak pada aktivitas atrium. SA
node dapat
menghasilkan impuls karena adanya sel-sel pacemaker yang mengeluarkan
impuls secara otomatis. Sel ini dipengarungi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis. Stimulasi SA yang menjalar melintasi permukaan atrium
menuju nodus AV memberikan respons terhadap adanya kontraksi dari
dinding atrium untuk melakukan kontraksi. Bachman bundle menghantarkan
15 impuls dari nodus SA ke atrium kiri. Waktu yang diperlukan pada
penyebaran impuls SA ke AV berkisar 0,05 atau 50 ml/ detik.
2. Traktus Internodal
Berfungsi sebagai penghantar impuls dari nodus SA ke Nodus AV.
Traktus internodal terdiri dari :
a. Anterior Tract.
b. Middle Tract.
c. Posterior Tract.
3. Bachman Bundle
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri.
4. AV Node
AV node terletak di dalam dinding septum (sekat) atrium sebelah
kanan, tepat diatas katup trikuspid dekat muara sinus koronarius. AV node
mempunya dua fungsi penting, yaitu :
a. Impuls jantung ditahan selama 0,1 atau 100 ml/ detik, untuk
memungkinkan pengisisan ventrikel selama atrium berkontraksi.
b. Mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel. AV node dapat
menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/ menit.
5. Bundle His
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem
bundle branch.
6. Bundle Branch
Merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Righ bundle branch (RBB/ cabang kanan), untuk mengirim impuls ke otot
jantung ventrikel kanan.
b. Left bundle branch (LBB/ cabang kiri) yang terbagi dua, yaitu deviasi ke
belakang (left posterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium
ventrikel kiri bagian posterior dan inferior, dan deviasi ke depan (left
anterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium ventrikel kiri
bagian anterior dan superior.
7. Sistem Purkinye
Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Berfungsi untuk
menghantarkan/ mengirimkan impuls menuju lapisan sub-endokard pada
kedua ventrikel, sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi
ventrikel. Sel-sel pacemaker di subendokard ventrikel dapat menghasilkan
impuls dengan frekuensi 20-40 kali/ menit. Pemacupemacu cadangan ini
mempunyai fungsi sangat penting, yaitu untuk mencegah berhentinya denyut
jantung pada waktu pemacu alami (SA node) tidak berfungsi. Depolarisasi
yang dimulai pada SA node disebarkan secara radial ke seluruh atrium,
kemudian semuanya bertemu di AV node. Seluruh depolarisasi atrium
berlangsung selama kira-kira 0,1 detik. Oleh 17 karena hantaran di AV node
lambat, maka terjadi perlambatan kirakira 0,1 detik (perlambatan AV node)
sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Pelambatan ini diperpendek oleh
perangsangan saraf simpatis yang menuju jantung dan akan memanjang
akibat perangsangan vagus. Dari puncak septum, gelombang depolarisasi
menyebar secara cepat di dalam serat penghantar purkinye ke semua
bagian ventrikel dalam waktu 0,08-0,1 detik. (Ulfah dan Tulandi, 2001;
Muttaqin, 2009)
D. MANIEFESTASI KLINIS
SVT biasanya terjadi mendadak dan berhenti juga secara mendadak
Serangan bisa terjadi mungkin hanya beberapa detik saja, bahkan dapat
menetap sampai berjam-jam. Tanda dan gejala supraventrikular takikardi
anatar lain :
1. Frekuensi jantung 150 kali/menit sampai 250 kali/menit
2. Perubahan tekanan darah, nadi tidak teratur, iraama jantung tidak teratur,
kulit pucat, sianosis, berkeringat
3. Pusing, disorientasi, letargi, perubahan reflek pupil
4. Nyeri dada ringan sampai berat, gelisah
5. Napas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan
6. Terdapat nafas tambahan (krekels, ronkhi, mengi)
7. Demam, kulit kemerahan, inflamasi eritema, edema,kehilangan tonus otot
(Nuda` & Bald, 5<<2 dalam Raharjo. 2017)
E. KLASIFIKASI
Dari sekian banyak jenis takikardia supraventrikular, terdapat tiga jenis yang
paling sering ditemui, yaitu:
1. AtrioventriCular nodal reentrant taChyCardia (AVNRT). Jenis ini dapat
terjadi pada semua usia, namun lebih banyak dialami oleh wanita muda.
Dalam kondisi ini, sel dekat nodus AV ini tidak mengirimkan sinyal listrik
dengan benar, melainkan membuat sinyal yang melingkar sehingga
menimbulkan detak tambahan.
2. AtrioventriCular reCiproCating taChyCardia (AVRT). Jenis ini paling
banyak ditemui pada remaja. Biasanya, satu sinyal yang dikirim nodus
sinus akan berakhir setelah melewati semua ruang di jantung. Namun
dalam AVRT, sinyal tersebut memutar kembali ke nodus AV setelah
melewati ventrikel sehingga menimbulkan detak tambahan.
3. Takikardia atrial. Dalam kondisi ini, selain nodus sinus, terdapat nodus
lain yang mengirimkan impuls listrik sehingga menimbulkan detak
tambahan. Kondisi ini umumnya dialami penderita penyakit jantung atau
paru-paru.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada supraventricular tachycardia, antara lain :
1. Komplikasi pada pembuluh darah :
a. Hematoma
Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh
darah. Kondisi ini dapat terjadi saat dinding pembuluh darah arteri,
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. PENATALAKSANAAN
Penting untuk membedakan aritmia reentry SVT berdasarkan miokard atrium
( cth: A Fib) versus aritmia pada sirkuit reentry. Karena setiap bentuk aritmia
tersebut memiliki respon ayng berbeda pada terafi yang ditujukan untuk
menghalangi konduksi melalui nodus AV. Denyut ventricular dari aritmia reentry
beasal dari miokard atrium dapat diperlambat, tapi tidak dapat dihentikan oleh
obat-obatan yang memperlambat konduksi melalui AV node. Aritmia yang salah
satu tungkai sirkuit berada pada nodus AV (AVNRT atau AVRT) dapat
diterminasi oleh obat-obat seperti ini.
5. Manuver vagal
Manuver vagal dan adenosine merupakan pilihan terapi awal untuk
SVT stabil. Maneuver vagal saja akan menghentikan 25% SVT.
Sedangkan untuk jenis SVT lainnya maneuver vagal dan adenosine
dapat memperlambat denyut ventrikel secara transien dan mebantu
diagnosis irama, tetapi tidak selalu menghentikan irama ini. Pemijatan
karotis harus dilakukan dengan sangat hati-hati
a. Auskultasi adanya bising karotis (bruit), jika ada penyakit karotis.
JANGAN MELAKUKAN PIJAT KAROTIS !!!!
h. Sirkulasi
5) Gejala : Adanya riwayat hipertensi, Takikardia
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
i. Integritas/ Ego
1) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial
a. Eliminasi
b. Nutrisi/Cairan
badan
c. Neurosensori
1) Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas,
e. Nyeri/kenyamanan
berhati-hati
f. Pernapasan
pernafasan
1. Pemeriksaan fisik
menahan sakit
ketombe, kerontokan
konjungtiva anemis.
d) Hidung : terdapat mukus/tidak, pernafasan cuping
3) Dada
4) Abdomen
Perkusi : timpani
5) Ekstremitas
6) Genetalia
a. Pola nafas
b. Status neurologis
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Kualitas suara
Muntah
BUasatuhka
menelan Gelisa
c. Tingkat keletihan
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Sakit kepala
Sianosis
Frekuensi nafas
Pola nafaas
Pola istirahat
ronkhi)
2) Pemantauan respirasi
3) Pengaturan posisi
2. Nyeri Akut
Nilai 4 : cukup
meningkat Nilai 5 :
meningkat
b. Control nyeri (58)
DKeutkeurnagnagnanor:a
ng terdekat Nilai 1 :
menurun
Nilai 2 : cukup menurun
Nilai 3 : sedang
Nilai 4 : cukup meningkat
Nilai 5 : meningkat
KRITERIA HASIL
INDIKATOR 12345
Perilaku gelisah
Keluhan pusing
KRITERIA HASIL
INDIKATOR 12345
Komunikasi jelas sesuai usia
Perhatian Kemampuan membuat
keputusan Proses informasi
Nilai : 1). Meningkat
2 ). cukup
Meningkat 3 ).
Sedang
4) cukup menurun
5) menurun
Intervensi / SIKI
a. Terapi relaksasi
- Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkosentrasi atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kongnitif
- Ciptakan lingkungan tenang tanpa gangguan dengan
pencahayaan dengan suhu ruang yang nyaman
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia missal music, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot
progresif
b. Terapi music
- Identifikasi minat terhadap music
- Posisikan dengan posisi yang nyaman
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi music
c. Dukungan emosional
- Identifikasi hal yang memicu emosi
- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan missal merangkul
dan menepuk nepuk
- Anjurkan perasaan yang dialami
hal.34).
KRITERIA HASIL
INDIKATOR 1 2 3 4
Bradikardi 5
Takikardi
Gambaran EKG aritmia Lelah
Edema
Dispnea Sianosis
Nilai : 1) Meningkat
2) Cukup Meningkat
3) Sedang
4) Cukup Menurun
5) Menurun
b. Perfusi miokard (Hal. 83)
KRITERIA HASIL
INDIKATOR 12345
Gambaran EKG aritmia
Nyeri dada Diaphoresis Mual
Muntah
Nilai : 1) Menurun
2) Cukup menurun
3) Sedang
4) Cukup meningkat
5) Meningkat
Kekuatan Nadi
Output Urine Saturasi Oksigen
Nilai : 1) Menurun
2) Cukup menurun
3) Sedang
4) Cukup meningkat
5) Meningkat
a. Perawatan Jantung
1. Identifikasi tanda gejala primer penurunan curah jantung
4. Monitor aritmia
oksigen
intensitas nyeri
music,kompres hangat/dingin)
2. Monitor nadi
3. Monitor pernafasan
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.(2012). Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung
tenggorok kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
Brunner, Suddarth. 2015. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC.
Jakarta
Imai T, et al. Classification, diagnostic criteria and management of benign
Mardjono M. & Sidharta P., 2008. Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta.
Nagel, P., Gurkov, R. 2012. Dasar-dasar Ilmu THT. Alih bahasa Dany, F. Jakarta :
EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G., 2011. Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner &
Suddarth, vol:3, EGC, Jakarta