• Impuls menjalar di sepanjang pita serat purkinje pada atrium, menuju nodus
AV yang terletak di bawah dinding posterior atrium kanan.
• Nodus AV menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium
selesaisebelum terjadi kontraksi ventrikular.
• Berkas AV adalah sekelompok besar serat purkinje yang berasal dari nodus AV
dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel.
Berkas ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan kiri.
• Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel kanan. Serabut
bercabang menjadi serat-serat purkinje kecil yang menyatu dalam serat otot
jantung untuk memperpanjang impuls.
• Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel kiri dan bercabang
ke dalam serabut otot jantung kiri.
D.Otot Jantung
• Otot jantung adalah otot penyusun dinding jantung yang meliputi sel-sel
cardiomycocyte atau sel otot myocardiocyteal yang berjumlah satu atau dua,
tetapi ada juga berjumlah tiga atau empat inti sel yang sangat jarang terjadi.
• Otot jantung disebut juga myocardium.
• Myo artinya otot dan cardium artinya jantung.
• Otot jantung bergerak di bawah kesadaran yang tak dipengaruhi oleh
perintah otak atau saraf pusat.
• Otot jantung merupakan gabungan otot polos dan otot lurik karena
memiliki kesamaan, sebagaimana otot jantung memiliki daerah gelap dan
terang, memiliki banyak inti sel yang terletak di tengah seperti otot lurik
sedangkan otot polos memiliki kesamaan sifat seperti bergerak secara tak
sadar (involunter).
• Otot ini bekerja tanpa lelah, tanpa beristirahat yang membuat darah terus
mengalir artinya manusia tetap hidup jika berhenti maka akan membuat
kematian bagi manusia.
Fungsi otot jantung yaitu:
• Siklus jantung menggambarkan semua kegiatan jantung selama satu detak jantung
penuh yaitu, dari melalui satu kontraksi dan relaksasi kedua serambi dan ventrikel.
• Peristiwa kontraksi (baik serambi maupun ventrikel) disebut sistol, dan peristiwa
relaksasi disebut diastol.
• Siklus jantung meliputi gambaran kegiatan sistol dan diastol pada serambi dan
ventrikel, volume darah, dan perubahan tekanan di dalam jantung dan aksi katup
jantung.
• Selama diastol, darah mengalir dari atrium ke ventrikel, dan volume diastolik akhir
biasanya meningkat sekitar 125 mL.
• Setelah ventrikel sebagian kosong selama sistol, volume akhir sistolik menurun sekitar
55 mL.
• Jadi, isi sekuncup adalah sama dengan 70 mL (125-55).
• Jadi setiap ventrikel memompa darah sekitar 70 mL setiap detakan, yang mana sekitar
60 % darah di chambernya.
• Untuk lebih memahami isi sekuncup, bayangkan bahwa kita meremas spons di bawah
keran air yang mengalir.
• Ketika merelaksasikan jari-jari, spons terisi dengan air; kemudian kita menkontraksikan
jari-jari , spons akan melepaskan air.
• Bahkan setelah setelah meremas spons, air tetap di dalamnya.
• Dalam analogi ini, jumlah air yang di peras keluar dari spons (isi sekuncup) adalah
perbedaan antara jumlah air
• dalam spons ketika tangan Anda relaksasi (volume akhir
diastolik) dan jumlah yang tersisa di spons setelah Anda
meremasnya (volume akhir sistolik).
• Isi sekuncup dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
volume diastolik akhir atau dengan mengurangi volume
sistolik akhir.
• Selama latihan, peningkatan volume diastolik akhir karena
peningkatan aliran balik vena, yang merupakan jumlah
darah yang kembali ke jantung dari sirkulasi sistemik.
• Volume sistolik akhir menurun karena jantung berkontraksi
lebih kuat.
• Misalnya, isi sekuncup dapat meningkat dari nilai keadaan
istirahat 70 mL ke nilai berolahraga 115 mL dengan
meningkatkan volume akhir diastolik sampai 145 mL dan
penurunan volume akhir sistolik sampai 30 mL.
• Walaupun beberapa faktor mempengaruhi isi sekuncup
dengan mengubah EDV atau ESV,
• Tiga faktor yang paling penting mengatur isi sekuncup
yaitu:
• a.Preload
adalah tingkat dimana sel-sel otot jantung diregangkan
oleh darah yang memasuki ventrikel jantung.
Menurut hukum Frank Starling tentang jantung ;
semakin besar peregangan ventrikel jantung maka
semakin besar juga kekuatan kontraksinya.
Karena volume diastol akhir adalah ukuran seberapa
banyak darah yang memasuki ventrikel, maka volume
diastol akhir merupakan indikator preload ventrikel.
• b.Kontraktilitas (pengerutan)
adalah tingkat seberapa besar otot-otot jantung berkontraksi
sebagai hasil dari pengaruh ekstrinsik.
• Faktor-faktor inotropik positif, seperti hormon-hormon tertentu
(epinefrin atau tiroksin), obat-obatan (digitalis), atau kadar Ca2+ yang
meningkat, dapat menambah kontraktilitas, sedangkan faktor-faktor
inotropik negatif seperti obat-obatan tertentu (penghambat saluran
kalsium) atau kadar K+ yang meningkat dapat mengurangi kontraktilitas.
• c.Afterload
adalah ukuran tekanan yang harus dihasilkan ventrikel untuk
membuka katup memaruh bulan.
Semakin besar afterload, maka semakin kecil isi sekuncup.
Arteriosklerosis (peyempitan arteri) dan tekanan darah tinggi
menambah afterload dan mengurangi isi sekuncup.
• Jadi preload mempengaruhi EDV, sedangkan kontraktilitas dan afterload
mempengaruhi ESV.
2.Tekanan Darah
• Resistensi perifer adalah perlawanan terhadap aliran darah yang diciptakan oleh
gesekan darah terhadap dinding pembuluh darah.
• Peningkatan resistensi perifer akan meningkatkan tekanan darah, sedangkan
penurunan tahanan perifer menurunkan tekanan darah.
• Resistensi perifer ditentukan oleh diameter pembuluh, panjang total pembuluh,
dan viskositas darah.
• Arteriol memainkan peran penting dalam mengontrol tekanan dengan mengubah
diameter pembuluh darah.
• Ketika arteriol berkontriksi, resistensi perifer meningkat dan tekanan darah
meningkat pula.
• Ketika arteriol berdilatasi, resistensi perifer dan tekanan darah menurun.
• Resistensi perifer berbanding lurus dengan total panjang pembuluh darah di tubuh:
semakin panjang total panjang pembuluh, semakin besar resistensi untuk
mengalir.
• Baroreseptor juga membantu mengatur tekanan darah.
Baroreseptor mengukur tekanan darah dan terletak di aorta
dan arteri karotis.
• Jika tekanan meningkat dalam pembuluh darahini, informasi
ini dikirimkan kepusat jantung dimedula oblongata.
• Pusat jantung kemudian tahu untuk menurunkan denyut
jantung, yang kemudian menurunkan tekanan darah.
• Jika tekanan terlalu rendah diaorta, baroreseptor menangkap
informasi ini dan mengirimkannya kepusat jantung.
• Pusat jantung kemudian meningkatkan denyut jantung untuk
meningkatkan tekanan darah.
• Orang gemuk cenderung memiliki hipertensi sebagian
disebabkan karena tubuh mereka mengandung lebih banyak
pembuluh darah untuk melayani jaringan adiposa tambahan.
• Viskositas adalah resistensi dari cairan untuk mengalir.
• Contoh, air memiliki viskositas rendah, sedangkan madu memiliki
viskositas tinggi.
• Viskositas darah ditentukan oleh rasio plasma terhadap elemen dan
protein plasma yang terbentuk.
• Peningkatan viskositas, atau pergeseran rasio kearah elemen dan protein
plasma yang terbentuk, meningkatkan resistensi perifer dan tekanan
darah.
• Dehidrasi (kehilangan air dari plasma) dan polisitemia (peningkatan
jumlah sel darah merah) dapat meningkatkan viskositas.
• Abnormal dari kadar lemak darah dan gula darah yang tinggi juga
merupakan faktor risiko hipertensi karena mereka meningkatkan
viskositas darah, selain itu meningkatkan pembentukan plak didinding
pembuluh.
• Penurunan viskositas dengan hidrasi yang berlebihan atau jenis tertentu
dari anemia akan menurunkan resistensi perifer dan tekanandarah
PEREDARAN DARAH
• Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah
suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan
dari sel.
• Sistem ini juga membantu menstabilkan suhu tubuh dan pH
(bagian dari homeostasis).
• Sistem limfatik adalah suatu sirkulasi sistem berfungsi limpa sekunder atau
getah bening di dalam tubuh.
• Getah bening (bukan limpa) berasal dari plasma darah dari sistem
kardiovaskular ke jaringan sekitarnya.
• Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfatik melalui proses difusi
ke dalam kelenjar getah bening dan kembali ke sistem peredaran darah.
• Penyakit yang disebabkan karena darah sukar membeku dan penyakit ini
biasanya turun menurun.
• Hemofilia adalah suatu penyakit keturunan yang artinya ia dapat diturunkan
dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan
• Darah pada seorang penderita hemoflia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal
• Proses pembekuan darah pada penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak
orang lain yang normal
• Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya
• Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu Hemofilia A dan B
• Hemofilia A dan B terjadi hampir pada semua kelompok Hemofilia ras
• Hemofilia A terjadi sekitar 4 kali lebih umum daripada hemophilia jenis B ,
• Hemofilia B terjadi pada sekitar 1 dari 20.000 – 34.000 kelahiran hidup bayi
laki-laki.
Seklerosis