“ STROKE INFARK”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi
Oleh :
Nim : 1490122072
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
sirkulasi adalah sistem organ yang memungkinkan darah beredar ke seluruh tubuh.
Darah beredar sambil membawa nutrisi (seperti asam amino dan elektrolit),
oksigen, karbon dioksida, dan hormon ke sel tubuh untuk memberikan makanan ke
homeostatis (Kirnantoro & Maryana, 2019). Sistem peredaran darah terdiri dari
peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Peredaran darah tertutup
artinya darah beredar dan mengalir didalam pembuluh darah secara terus menerus
jantung pada saat darah mengandung oksigen tinggi dan pada saat darah
Adapun jika terjadi masalah pada peredaran darah yang terkait yakni
pembuluh darah arteri maka proses peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh
akan terganggu. Masalah yang sering muncul yakni pengerasan pembuluh darah
arteri yang dikenal dengan sebutan arteriosclerosis atau penimbunan plak dan juga
2020).
dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke infark. Stroke infark atau
infark serebral adalah kondisi ketika aliran darah di otak terhambat, sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke infark disebut juga sebagai stroke
2. Pengertian
Stroke infark atau infark serebral adalah kondisi ketika aliran darah di otak
karena jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen yang disebabkan oleh
otak yang bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala –gejala
anggota gerak, gangguan bicara, proses pikir, daya ingat dan bentuk kecacatan lain
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke
adalah stroke iskemik. Stroke iskemik penyebab infark yang paling sering terjadi,
merupakan keadaan aliran darah tersumbat atau berkurang di dalam arteri yang
a. Jantung
jantung, darah, dan pembuluh darah. Sistem ini mencakup sirkulasi paru-
dioksida dan uap air dari tubuh. Jantung terletak dalam rongga
mediastinum rongga dada, yaitu diantara paru-paru. Posisi jantung miring
menghadap ke atas bahu kanan. Jantung terdiri dari dua lapisan yaitu; (1)
lapisan dalam atau perikardium viseral, dan (2) lapisan luar (perikardium
parietal). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang
b. Struktur jantung
jantung, berada di sela iga keempat dan kelima pada garis tengah klavikula.
berat 300 sampai 400 g. Secara fungsional jantung dibagi menjadi pompa
sisi kanan dan sisi kiri, yang memompa darah vena ke sirkulasi paru, dan
aorta arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena kava (Raimundus
chalik, 2016).
c. Ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium lebih kecil dari ventrikel memiliki
yang membawa darah ke jantung. Ventrikel adalah ruang yang lebih besar,
disisi kanan jantung lebih kecil dan memiliki lebih sedikit miokardium
ukuran antara sisi jantung adalah terkait dengan fungsi dan ukuran dua kali
d. Katup Jantung
kanan dan terdiri dari tiga daun katup yang mencegah aliran balik
ventrikel
2) Katup semilunar paru terletak antara ventrikel kanan dan batang
kiri terdiri dari dua katup yang mencegah aliran balik darah dari
e. Fisiologis Jantung
1) Serat Purkinje.
ventrikular.
f. Siklus Jantung
detak jantung. Ada 3 fase siklus jantung yaitu sistol atrium, sistol ventrikel
dan relaksasi.
1) Sistol Atrium
sehingga hanya mengisi sekitar 25% dari ventrikel selama fase ini.
2) Sistol ventrikel
3) Fase relaksasi
setelah atrium masuk sistol. Sel- sel otot jantung dari ventrikel
g. Pembuluh Darah
keluar dari ventrikel kiri (bilik kiri) melalui katup aorta. Bagian
yang memiliki dinding yang tebal. Arteri akan menuju bagian atas
ke dalam vena
dua vena utama yaitu vena cava superior (dari bagian tubuh atas
jantung.
berawal dari arteri di dekat aorta, yaitu arteri koroner kanan dan
arteri kiri. Setelah memberikan suplai oksigen dan nutrisi ke otot
4. Etiologi
a) Trombosis serebri
karena adanya:
darah cerebral
b) Emboli
oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari
5. Patofisiologi
Dalam (Arif Mutaqin, 2011) menyatakan stroke infark sering terjadi pada
seseorang yang memeliki satu atau lebih factor resiko, seperti obesitas, merokok,
hipertensi dan lain-lain. Faktor ini disertai dengan proses kimiawi terbentuknya
lipoprotein di tunika intima yang dapat menyebabkan interaksi fibrin dan patelet
menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa.
lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan otot jantung irreversible dan kematian
dapat memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel
sel tersebut berhenti. Dalam jangka waktu 24 jam timbul edema sel dan terjadi
otot kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemik disekitarnya juga
jantung dalam memompa darah (dekompensasi kordis). Ketika darah tidak lagi
dipompa, suplai darah dan oksigen sistemik menjadi tidak adekuat sehingga
menimbulkan gejala kelelahan. Selain itu, dapat terjadi akumulasi cairan di paru
seperti angina tetapi lebih hebat. Serangan tersebut terjadi Ketika pasien dalam
menjalar ke kedua lengan, dagu, abdomen sebelah atas (sering kali mirip dengan
kolik kolelitiasis, ulkus peptikum atau pankreatitis akut). Mual dan muntah sering
Proses kimiawi
Terbentuk lipoprotein di
tunika intima
Aterosklekorsis, trombus
Nyeri
Gangguan kontraksi dan
keluarnya enzim intrasel
Dx keperawatan : Nyeri
Gangguan fungsi ventrikel akut
Kegagalan jantung
memompa darah
Sesak napas
Dx keperawatan : Diagnosa :
Penurunan curah kelelahan
jantung Dx keperawatan :
Gangguan pertukaran
gas
Dx keperawatan :
Intoleransi aktivitas
a. Elektrokardiografi
Hasil pemeriksaan EKG pada pasien yang mengalami infark miokard didapatkan
adanya gelomnang patologik disertai peninggian segmen ST yang konveks dan diikuti
gelombang T yang negative dan simetrik, Q menjadi lebar (> 0,04 detik) dan dalam
b. Laboratorium
1) CPK ( creatinin fosfakinase). Izoenzim ini meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam, Kembali normal dalam 36-48 jam setelah serangan. Izoenzim
ini dikeluarkan jika terjadi kerusakan otot jantung. Normalnya 0-1 Mu/Ml
2) LDH (latic de-hidroginase). LDH normal kurang dari 195 Mu/Ml. Kadar enzim
ini baru naik biasanya sesudah 48 jam, akan Kembali ke nilai normal antara hari
ke 7 dan 12.
mU/ml. Kadar enzim ini biasanya baru meningkat pada 12-48 jam sesudah
hiperglikemia ringan.
darah.
darah karotis dan kemungkinan memmperbaiki kausa stroke (Reny Aspiany, 2017).
7. Penatalaksanaan
4) Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.
b. Terapi Konservatif
3) Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam waktu 15-
7) Hindari batuk
c. Terapi Farmakologi
d. Terapi Pembedahan
Indikasi pembedahan pada completed stroke sangat dibatasi. Jika kondisi pasien
semakin buruk akibat penekanan batang otak yang diikuti infark serebral maka
1) Karotis Endarterektomi
serta pemasangan sten metal tubuler untuk menjaga patensi lumen pada
besar.
3) Carotid angioplasty dan stenting (CAS) digunakan sebagai alternative
di lipatan paha
arteri karotis
8. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Keluhan utama : Keluhan utama biasanya nyeri dada, sulit bernafas, dan
pingsan.
2) Quality of pain : seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Sifat nyeri dapat seperti tertekan, di peras, atau diremas.
DM, hyperlipidemia.
e. Riwayat kesehatan keluarga : Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang
timbunya pada usia muda merupakan faktor resiko utama terjadinya penyakit
f. Riwayat pekerjaan dan pola hidup Perawat menanyakan situasi tempat bekerja
menanyakan kebiasaan dan pola hidup misalnya minum alkohol atau obat
g. Pengkajian Psikososial
Perubahan integritas ego terjadi bila klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit, atau perawatan yang tak perlu, kuatir tentang
keluarga, pekerjaan, dan keuangan. Gejala perubahan integritas ego yang dapat
di kaji adalah klien menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, dan fokus pada diri sendiri. Perubahan interaksi
sosial yang dialami klien terjadi karena stress yang dialami klien dari berbagai
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
atau Compos mentis (cm) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan
b. B1 (breathing)
nafas terjadi akibat tenaga dan disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir
kiri pada saat melakukan kegiatan fisik. Dispnea kardiak pada infark
c. B2 (blood)
1) Inspeksi
tangan.
2) Palpasi
3) Auskultasi
d. B3 (brain)
miokardium.
e. B4 (bladder)
klien. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria pada
klien dengan Infark Miokard Akut karena merupakan tanda awal syok
kardiogenik.
f. B5 (bowel)
g. B6 (Bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering merasa
kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, dan jadwal
3. Analisa Data
tambahan,sianosis, Iskemia
4. Diagnosa Keperawatan
tambahan
b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri.
iskemia.
5. Perencanaan dan Intervensi Keperawatan
wajah, masker
rebreathing)
Edukasi
7) Ajarkan melakukan 7. Meningkatkan kemampuan otot-otot
teknik relaksasi napas
dalam pernapasan
Edukasi
Penatalaksanaan medis
berjalan
Edukasi
Penatalaksanaan medis
8. Penatalaksanaan dengan
ahli gizi tentang cara
8. Penatalaksanaan dengan ahli gizi untuk
makanan
6. Evaluasi
Evaluasi
Hari/Tanggal Dx Keperawatan Implementasi Keperawatan Tanda Tangan
Keperawatan
Nyeri akut b.d agen Observasi S : Nyeri berkurang
pencedera fisiologis d.d - mengidentifikasi lokasi, atau hilang
mengeluh nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, O : kesadaran Compos
kualitas,intensitas nyeri frekuensi Mentis, GCS 15 (E:4,
- mengidentifikasi skala nyeri (skala V: 6, M:5 )
0-10) - TTV: TD:
- mengidentifikasi faktor yang Normal HR:
memperberat dan memperingan normal , R:
nyeri Normal
Terapeutik - Terpasang
- memberikan teknik infus NaCl
nonfarmakologis untuk mengurangi 0,9% 500
rasa nyeri. cc/24 jam
- Mengkontrol lingkungan yang - Klien tampak
memperberat rasa nyeri (suhu rileks
ruangan, pencahayaan, kebisingan) - Skala nyeri 0
Edukasi A : nyeri hilang
- Menjelaskanpenyebab, periode dan P : intervensi
pemicu nyeri. dihentikan
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
Penatalaksanaan Medis
- Memberikan analgetik
Arif Mutaqin (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klinis Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Salemba Medika. Jakarta
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. Pharmaceutical Care Untuk Pasien
Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2006. Indonesia,
P. P. N. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI. Kirnantoro
& Maryana, (2019). Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Gayatri, N. I., Firmansyah, S., & Rudiktyo, E. (2016). Prediktor Mortalitas Dalam-
Rumah-Sakit Pasien Infark Miokard ST Elevation (STEMI) Akut di RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara Serang, Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran, 43(3),
171-174.
Raimundus Chalik (2016). Anatomi Fisologi Manusia. Pusdik SDM Kesehatan.
Jakarta Selatan.
Reny Yuli Aspiani (2017). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Kardivaskuler Aplikasi Nic-Noc. KDT. EGC. Jakarta
Nurarif, Amin Huda., Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid 2. Penerbit
Mediaction. Yogyakarta
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
keperawatan
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan.