ANDIA FAHIRA
20.04.031
2020
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. TINJAUAN TEORI
(Sylvia, 2016).
1) Anatomi jantung
ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang
(PERKI, 2015).
Gambar 1.1 Anatomi jantung
d) Bilik jantung
e) Arteri koroner
disebut dengan
serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan
mensuplai SA Node.
pulmonalis
paru-paru.
6) Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri
atrium kiri.
bagian atas.
bawah.
2) Fisiologi jantung
a) Hemodinamika jantung
kecuali paru-paru.
b) Siklus jantung
yaitu :
d) Fase Ejection
0,5 detik.
aktif yaitu
dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan
d) Fase Ejection
cabangnya.
ke
arteri coroner terjadi. Aliran balik dari sirkulasi sitemik
“dicroric notch”.
ml.
50=70).
K+,
Na+, dan Ca+ gangguan terhadap kadar elektrolit tersebut di
Sinoatrial).
d) Curah jantung
tipis.
1) Infark Transmural
2) Infark Subendokardial
perfusi.
3) NSTEMI
meliputi:
sebagai berikut:
a) Hipertensi
b) Kolesterol
lain. Kelebihan
makanan yang mengandung kolesterol dapat menyebabkan
jantung.
pada level tinggi. LDL yang tinggi inilah yang lama kelamaan
Muttaqin, 2016).
2016).
kalsium dan akumulasi ion hidrogen dan laktat yang dihasilkan dalam
anaerob juga menurun. Tahap ini merupakan tahap cidera. Jika perfusi
untuk berkontraksi secara efisien. Oleh karena itu pada pasien dengan
mengurangi
preload bersamaan dengan penghambat enzim pengubah angiotensin
darah koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan
plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit
1) Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, Nyeri dada yang terjadi
biasanya di atas region sterna bawah dan abdomen bagian atas, ini
merupakan gejala utama. Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu
bermakna.
3) Gejala Gastrointestinal
4) Gejala Lain
dan gelisah.
1) Syok kardiogenik
miokardium.
2) Edema paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana
1) Biomarker Jantung :
troponin I:
Infark
a) Fraksi Ejeksi
Penatalaksanaan Medik
1) Terapi antiiskemia
1) Pengkajian
a) Pengkajian persistem :
1) B1: Breath
2) B2: Blood
3) B3: Brain
4) B4: Bladder
5) B5: bowel
Konstipasi.
6) B6: Bone
kelemahan.
kegiatan.
Nitrogliserin.
menurun.
lembek.
CO/ CI.
2) Diagnosa Keperawatan
sumbatan arteri
3) Intervensi keperawatan
kelelahan
< 2 detik
pucat
konsisten kualitas,
pengetahuan)
4. Berikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
ketidaknyamanan
akibat prosedur
5. Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
menangani nyerinya
dengan tepat
7. Kolaborasi dengan
dan
mengimplementasika n
tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologi
sesuai kebutuhan.
3. Gangguan perfusi Setelah diberikan Peripheral Sensation
penyebab perubahan
sensasi
terganggu
mengenai perawatan
mengalami nyeri
dada
4. Instruksikan pasien
membatasi
mengangkat/mendor
yang tepat
5. Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai pertimbangan
khusus terkait
hari (misalnya,
pembatasan aktivitas
dan meluangkan
memang tepat
Lingkungan :
Keselamatan (6486)
1. Identifikasi kebutuhan
keamanan klien
2. Modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bahaya
3. Monitor lingkungan
terhadap terjadinya
perubahan status
keselamatan
4) Implementasi keperawatan
dengan tim kesehatan yang lain, keluarga dan klien sendiri. Hal-hal
perawatan
5) Evaluasi keperawatan
belum
dipecahkan
1. Pengkajian Keperawatan
Identitas Pasien
No.RM 697057
Cara Datang
Diagnose Rujukan :
Alasan Masuk
Pasien masuk di IGD PJT dengan nyeri dada dialami sejak tadi pagi, keluhan dirasakan secara
tiba-tiba. Keluhan disertai lemas dan muntah-muntah kurang lebih 2x berisi cairan. Riwayat DM
tidak ada, pernah dirawat dengan Nstemi pada tanggal 29 Maret 2019. Minum obat tidak ada,
vitamin ada.
Pengkajian Primer
√
14-15 5
4. Krepitasi : Ya √ Tidak 11-13 4
Kanan 5-7 2
Vesikuler Stridor √
Cepat
7. Assement : - Dilatasi
resusitasi Konstriks
Intervensi/Implementasi : - Dilatasi
C. Circulation
Keadaan Sirkulasi
2. HR : 115 x/menit
√
Kuat Lemah
Reguler Irreguler
2. Temperatur Kulit
3. Gambaran kulit
a. Sawo matang
b. Kulit lembab
4. Pengisian Kapiler
6. Assesment : -
7. Resusitasi : -
8. Re-evaluasi : - Masalah
Keperawatan : -
Intervensi/Implementasi : -
Evaluasi : -
D. Disabillity
3. Intervensi Keperawatan : -
4. Evaluasi: -
E. Exposure
1. Penilaian Hipothermia/hyperthermia
hypothermia
hiperthermia
2. Masalah Keperawatan :-
3. Intervensi / Implementasi :
4. Evaluasi
PENILAIAN NYERI :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
□ □ □ □ □ □ □ □ □ □
2) A : Allergies (alergi)
3) M : Medications (pengobatan)
sebelum sakit)
injuri/sakit)
Tidak ada
OPQRST)
P : Provokatif (penyebab)
Beraktifitas
Q : Quality (kualitas)
Tertekan
R : Radiation (paparan)
Dada
Skala 4 (sedang)
T : Timing (waktu)
Hilang timbul
c. Tanda-tanda vital
1) Kepala
a) Kulit kepala:
b) Mata
c) Telinga
1) Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya
serumen.
2) Palpasi: Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan
d) Hidung
terdapat stomatitis.
f) Wajah
2) Leher
3) Dada/thoraks
a) Paru-paru:
b) Jantung
2) Palpasi: -
ada.
4) Abdomen
5) Pelvis
7) Genitalia
8) Ekstremitas
a) Status sirkulasi: Pengisian kapiler pada ektermitas
9) Neurologis
Kekuatan otot:
5 5
5 5
2) Dilatation aortae
Hasil pemeriksaan
4) Tulang-tulang intak
Echocardiogram (26-03-2019)
EF 48% (BIPLANE)
mayor 6,2 cm, LA minor 4,4 cm, RA mayor 3,9 cm, RA minor 2,9
0,47)
Katup-katup jantung:
532 ms)
max PG 26 mmts)
Kesan EKG Irama jantung regular, HR: 125x/m, sinus taki kardi.
Date 08-10-2019
mmol/l
Natrium 3.5 97-111 mmol/l
Kalium 105 mmol/l
f. Pengobatan
DATA MASALAH
KEPERAWATAN
DS:
seperti ditakan
O : Dialami sejak ±7
P : Beraktifitas
: Dada
S : Skala 4 (sedang) T
: Hilang timbul
DO:
area nyeri
DS
DO :
cm)
RWT 0,47)
4. Pergerakan miokard :
tachycardia.
3. Diagnosa keperawatan
iskemia)
Kelas 4: Respons
kardiovaskular / pulmonal
Kode: 00029
08 Oktober
Diagnosa keperawatan:
2019
Penurunan curah jantung
berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas
miokardial
4. Perencanaan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI
KRITERIA
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
HASIL (NOC) (NIC)
1. Domain 12: Setelah dilakukan Manajemen nyeri
eliminasi factor-faktor
yang dapat
menunjukkan mengenali mencetuskan atau
kelelahan, keadaan
pengetahuan)
4. Berikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
ketidaknyamanan akibat
prosedur
5. Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
menangani nyerinya
dengan tepat
7. Kolaborasi dengan
dan
mengimplementasika n
tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologi
sesuai kebutuhan.
melaporkan bila
dada)
kapiler
7. Monitor tanda-tanda
penurunan curah
jantung
9. Monitor status
pernafasan terkait
jantung
relaksasi ,
sebagaimana
mestinya
aktivitas pasien
orthopnea
tidak bersaing /
kompetitif pada
gangguan fungsi
jantung
5. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hasil : Q : Tertekan
P : Beraktifitas R : Dada
Q : Tertekan R S : Skala 4
: Dada (sedang)
(sedang) O:
non relaksasi
Pasien 1. Melakukan
3. Mengajarkan
teknik non
farmakologis :
teknik relaksasi
napas dalam
TD : 130/70 3. Pernapasan : 20
mmHg x/menit
tachycardia. teratasi
kiri pernapasan
kapiler kardiovaskuler
kapiler
DAFTAR PUSTAKA
Lesmana R., Goenawan H., & Abdulah R. (2017). Fisiologi dasar untuk
mahasiswa farmasi, keperawatan dan kebidanan. Yogyakarta: CV. Budi
utama.
Palupi, Lusiyana Ika. 2013. Studi Pengobatan Penderita Sindrom Koroner Akut
(SKA) Rawat Inap Di RSD Dr. Soebandi Jember. 3 oktober 2017 Diambil
dari http://repository.unej.ac.id
Pearce. (2015). Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.