F DENGAN
DIAGNOSA MEDIS SOB. EC ADHF + CHEST PAIN EC. ACS +
HIPERGLIKEMI CKD ON HD DI RUANG ICU/ ICCU
RSUD ULIN BANJARMASIN
OLEH :
NIM : P07120216059
Mengetahui
I. PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama : Tn. F
Umur : 64 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Ruangan di rawat : ICCU
No. Reg : 76. 85. XX
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal masuk RS : 15 Desember 2019
Tanggal masuk ICU : 15 Desember 2019
Tanggal Pengkajian : 16 Desember 2019
Diagnosa medis :SOB. ec ADHF + Chest pain ec. ACS +
hiperglikemi CKD on HD
Alamat : Jl. Sultan Adam Komp. Pondok Merpati
N : 96 x/menit T : 36, 4℃
2. Kepala
Kepala bersih, Bentuk kepala mesochepal, rambut beruban, kulit kepala
cukup bersih, dan tidak ada nyeri pada kepala.
3. Mata
Mata berair dan ada kotoran, tidak ada peradangan, sclera tidak ikterik,
pupil isokor, gerak bola mata normal dapat melihat perawat. konjungtiva
tidak enemis, reflex kornea positif, tidak ada nyeri.
4. Hidung
Hidung normal, struktur hidung normal, tidak ada polip dan sinus, tidak ada
cuping hidung, tidak ada perdarahan dan peradangan pada hidung, fungsi
penciuman normal.
5. Telinga
Telinga bersih, struktur normal, tidak ada nyeri, cairan, dan tanda
peradangan pada telinga, fungsi pendengaran normal bisa berinteraksi
dengan perawat.
6. Mulut
Mulut cukup bersih, gigi tidak lengkap, tidak menggunakan gigi palsu, tidak
ada gangguan menelan, dapat berbicara, rongga mulut normal, fungsi
mengunyah normal, fungsi pengecap baik, dapat merasakan minuman yang
diberikan.
7. Leher
Tidak ada peningkatan vena jugularis, arteri karotis teraba, dan tidak ada
pembesaran tiroid dan pembesaran limfe.
8. Abdomen
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, bunyi peristaltik 9x/ menit saat
pengkajian, tidak ada pembesaran abdomen dan nyeri tekan.
9. Genitalia
Terpasang cateteher urine
10. Sistem Pernapasan
Jalan napas pasien bersih tidak ada sumbatan sputum atau darah. Pada
monitor respirasi rate 26x/menit. SpO2 99%. Pasien tidak menggunakan
otot bantu pernapasan, tidak ada cuping hidung, irama pernapasan teratur,
pengembangan dada simetris, kedalaman pernapasan teratur, tidak terdapat
sputum suara nafas vesikuler.
11. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi : 96 x/menit. Tekanan darah : 150/84 mmHg. MAP : 106 x/menit.
Pulsasi teraba kuat. Akral teraba dingin. Warna kulit agak kebiruan. Tidak
terdapat perdarahan. Tidak terdapat distensi vena jugularis.
Sirkulasi Jantung
Terdapat kardiomegali, tampak adanya sianosis pada mukosa bibir dan
kuku. tidak ada palpitasi, akral teraba dingin, CRT >2 detik (abnormal),
nadi radialias teraba kuat, dan pasien mengatakan nyeri pada area sekitar
jantung.
Pengkian nyeri:
P : Pasien mengeluh nyeri pada dada
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri di daerah dada sampai menjalar ke belakang
S : Skala nyeri 3 (ringan)
T : kadang-kadang muncul
12. Sistem Saraf Pusat
Kesadaran pasien yaitu composmentis. GCS : E4 M6 V5. Pasien tidak
menggunakan sedasi.
13. Sistem Gastrointestinal
Pasien tidak mengalami distensi abdomen. Peristaltik usus ada, lamanya
9x/menit.
14. Sistem Eliminasi
Urine berwarna kuning bening. Tidak terdapat distensi abdomen. Pasien
menggunakan cateteher urine dengan jumlah urine dalam 24 jam 1500 cc.
15. Sistem Hematologi
Pasien tidak mengalami perdarahan. (baik itu di gusi, nasal, pethecia, dan
achimosis)
16. Sistem Muskulosceletal & Integument
Tidak terdapat luka/lesi dibagian integumen pasien. Tidak terdapat fraktur.
Tangan kanan klien mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan
penuh (5), tangan kiri klien mampu menggerakkan persendian dalam
lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh (5), kaki kanan klien mampu menggerakkan persendian
dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh (5), kaki kiriklien mampu menggerakkan
persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan penuh (5).
5 5
5 5
SKALA KEKUATAN OTOT
Skala Nilai Keterangan
Normal Mampu menggerakkan persendian dalam
5/5 lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
Baik 4/5 Mampu menggerakkan persendian dengan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan sedang
Sedang 3/5 Hanya mampu melawan gaya gravitasi
Buruk 2/5 Tidak mampu melawan gaya gravitas (gerakkan
pasif)
Sedikit 1/5 Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan
persendian
Tidak ada 0/5 Tidak ada kontraksi otot
Pasien tidak menggunakan alat bantu gerak seperti kruk, kursi roda, atau
protesa. Pasien tidak terpasang drain kepala. Pasien terpasang vemflon pada
tangan kanan.
V. KEBUTUHAN EDUKASI
Pasien membutuhkan kebutuhan edukasi seperti diagnosa dan manajemen
penyakit, diet dan nutrisi, tindakan keperawatan, dan manajemen nyeri.
Terdapat hambatan dalam pembelajaran karena pasien mengalami kelemahan
fisik.
VI. RISIKO CEDERA/JATUH
Pasien terdapat tanda segitiga resiko jatuh (kuning) pada bed pasien.
NO PENGKAJIAN SKALA Hasil scoring
6. Status Mental 0
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0
-Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 15
Mandi +
Toileting +
Berpakaian +
Berpindah +
Gosok Gigi +
Mencuci Rambut +
Menggunting Kuku +
b. Sesudah Sakit
Kemampuan Merawat Diri 0 1 2 3 4
Mandi +
Toileting +
Berpakaian +
Berpindah +
Gosok Gigi +
Mencuci Rambut +
Menggunting Kuku +
Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Alat Bantu
2 = Dibantu Orang lain
3 = Dibantu Orang lain + Alat
4 = Tergantung total
= 5 + 12
30
= 0.57
= 57%
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui kondisi pasien
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 2. Lakukan pengkajian nyeri yang 2. Untuk mengetahui tingkatan nyeri
dengan jam diharapkan nyeri dapat komprehensif meliputi lokasi, pasien sehingga dapat dilakukan
kurangnya berkurang dengan kriteria karakteristik, frekuensi tindakan yang sesuai
suplai oksigen hasil: 3. Ajarkan teknik relaksasi 3. Untuk memberikan kenyamanan pasien
1. Mampu mengontrol nyeri 4. Atur posisi pasien senyaman mungkin dalam mengurangi nyeri
(tahu penyebab nyeri, 5. Lakukan kolaborasi dengan dokter 4. Supaya pasien merasa nyaman dan
mampu menggunakan untuk pemberian analgesik tidak semakin merasa nyeri dengan
teknik nonfarmakologi posisi yang tidak nyaman
untuk mengurangi nyeri) 5. Untuk membantu meredakan nyeri
2. Mampu mengenali nyeri dengan teknik farmakologi
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
3. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi dan kedalaman 1. Berguna dalam evaluasi derajat distress
pola nafas keperawatan 1 x24 jam pernafasan. pernafasan dan kronisnya
berhubungan diharapkan pasien 2. Auskultasi paru untuk penurunan bunyi prosespenyakit.
dengan menunjukkan pertukaran gas nafas dan adanya bunyi tambahan 2. Area yang tak terventilasi dapat
inadekuat efektif dengan 3. Observasi ferfusi daerah akral dan diidentifikasikan dengan tak adanya
pompa jantung sianosis ( daun telinga, bibir, lidah dan bunyi nafas.
KH:
membran lidah ) 3. Menunjukan hipoksemia sistemik.
1. Pasien tidak sesak 4. Lakukan tindakan untuk memperbaiki 4. Jalan nafas lengket/kolaps menurunkan
2. TTV dalam batas normal jalan nafas. jumlah alveoli yang berfungsi Secara
3. Tidak terdapat retraksi 5. Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai negatif mempengaruhi pertukaran gas.
dinding dada pada saat dengan kebutuhan. 5. Meningkatkan ekspansi dada maksimal,
pasien bernapas 6. Kaji TTV membuat mudah bernafas meningkatkan
4. Suara napas pasien normal 7. Berikan O2 tambahan sesuai dengan kenyamanan.
yaitu vesikuler. indikasi. 6. Takikardia, disritmia dan perubahan
5. Tidak terdengar suara tekanan darah dapat menunjukkan efek
ronchi hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
7. Dapat memperbaiki/mencegah buruknya
hipoksia.
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau nyeri dada 1. Mengetahui adanya nyeri dada pada px
keperawatan selama 1x24 jam 2. Pantau TTV 2. Mengetahui kondisi umum px.
perfusi jaringan
diharapkan perfusi jaringan 3. Lakukan pengkajian komprehensif 3. Mengetahui adanya tanda-tanda
berhubungan pasien efektif dengan kriteria terhadap sirkulasi perifer (misalnya penurunan perfusi jaringan
hasil : nadi, edema, warna kulit, dan suhu) 4. Menurunkan beban kerja organ dalam
dengan
1. TTV normal 4. Tingkatkan istirahat tubuh
kerusakan TD (120/80 mmHg 5. Memberikan terapi oksigen 5. Memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
transport RR (16-24x/menit) 6. Kolaborasi pemberian obat 6. Meningkatkan keefektifan perfusi
N (60-100x/menit) berdasarkan program (misalnya, jaringan px
oksigen
S (36.5-37.5ºC) analgesik, antikoagulan, vasodilator)
2. Membran mukosa merah
muda
O:
I:
E:
I: