A
DENGAN HEART FAILURE (GAGAL JANTUNG)
Disusun Oleh:
Hardiyanti,S. Kep
11194692010070
LAPORAN PENDAHULUAN
HEART FAILURE (GAGAL JANTUNG)
Disusun oleh :
Hardiyanti, S.Kep
11194692010070
………………………. ……………………..
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
I. Pengkajian
Hari/Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2021
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Tn A
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 65 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Banyiur no 12 rt 03, rw 10 pal
18 Kec anjir kab tabalong
Status Perkawinan : kawin
Agama : islam
Suku/bangsa : banjar/ Indonesia
Tanggal Masuk RS : 12 Januari 2021
Diagnosa Medis : Heart Failure (gagal jantung)
Nomor Rekam Medik : xxx-xxx-xxx
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny A
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 55 thn
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Banjarmasin
Hubungan dengan klien : istri
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan dada terasa sesak dan muntah-muntah
2. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang
3. Kurang lebih 3 hari yang lalu klien muntah-muntah,merasa sesak
setelah melakukan aktivitas, pusing dan tidak nafsu makan, oleh
keluarga klien dibawa ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin pada pukul
16.00 WITA.
4. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Dahulu
Klien kurang lebih 1 tahun sudah menderita sakit jantung dan
setiap bulannya klien selalu memeriksakan kondisinya ke dokter
umum sampai sekarang dan 7 hari sebelumnya klien baru keluar
dari RS dan mendapatkan perawatan selama 5 hari diruang ICU
RSUD Ulin Banjarmasin.
: Meninggal
d. Eliminasi Sebelum di RS
: Klien BAB 1 x/hari setiap pagi dengan konsistensi
feses lembek, berwarna kuning kecoklatan, berbau
khas serta tidak terdapat lendir dan darah. Klien
BAK ± 6-7 x/hari, jumlah ± 700 cc/hari pada waktu
yang tidak tentu dengan konsistensi urine encer,
berwarna kuning jernih, berbau khas serta tidak
terdapat lendir dan darah dan tidak ada keluhan lain.
Sesudah di RS
Klien BAB 1 x/hari setiap pagi dengan konsistensi
feses lembek, berwarna kecoklatan, berbau khas,
klien mengatakan frekuensi fesesnya sebesar
fesesnya kambing serta tidak terdapat lendir dan
darah. Klien BAK ± 2-3 x/hari, jumlah ± 300 cc/hari
pada waktu yang tidak tentu dengan konsistensi
urine encer, berwarna kuning jernih, berbau khas
serta tidak terdapat lendir dan darah dan tidak ada
keluhan lain
E. Pemerikasaan penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
1 2 3 4
Hematologi
Hemoglobin 14.4 14.0-18.0 g/dl
Leukosit 9.9 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit 4.77 4.50-6.00 juta/ul
Hematokrit 43 40-50 Vol %
Trombosit 207 150-450 ribu/ul
RDW-CV 14.2 11.5-14.7 %
Hitung Jenis
Basofil % 0.3 0.0-1.0 %
Eosinofil % 0.5 1.0-3.0 %
Neutrofil % 80.1 50.0-70.0 %
Limfosit % 13.2 25.0-40.0 %
Monosit % 4.6 3.0-9.0 %
Basofil # 0.03 <0.1 ribu/ul
Eosinofil # 0.05 <0.3 ribu/ul
Neutrofil # 7.90 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit # 1.30 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit # 0.45 0.30-1.00 ribu/ul
Gula Darah
Glukosa Darah Sewaktu 147 <200 mg/dL
(BSS)
Faal Lemak dan
Jantung
LDH 259 80-285 u/L
CK-MB 38 0-24 u/L
Hati
SGOT 15 16-40 U/l
SGPT 8 8-45 U/l
Urine
Ureum 74 10-45 mg/dL
Kreatinin 1.9 0.4-1.4 mg/dL
2. Pemeriksaan Radiologi:
- Kardiomegali + vaskularisasri meningkat
- CTR: 4,5 + 13 = 70 %
25
3. PemeriksaanEKG:
- LVH + Iskemik Antelateral
- Atrial Fibrilasi Rapid Respon
F. Farmakoterapi
- IVFD : RL 7 tetes/menit
- Per oral Aspilet : 1 x 1 tablet
- Per oral Clopedogrel : 1 x 1 tablet (78 mg)
- Per oral Spinolacton : 1 x 1 tablet (25mg)
- Injeksi Lasix : 1 x 1 Ampul
- Injeksi Ranitidine : 2 x 1 Ampul
No Nama Obat Dosis Cara Golongan Indikasi/ Kontaindikasi Efek Sam
(Isi) Pemb Obat
erian
1 RL 7 IV Cairan Digunakan perganti cairan Sakit
tetes/m infus hidrasi dan elektrolit pusing, gata
enit sebagai alkalisator
2 Aspilet 1X1 PO Anti Menurunkan demam, Sakit perut
platelet meringankan sakit kepala, kepala,
sakit gigi mengantuk,
gangguan
ginjal, perd
saluran cern
3 Clopedogrel 1 X 1 PO CPG digunakan untuk Sakit
(78 mg) membantu mencegah pusing
serangan jantung dan Kesemutan
stroke pada pasien Ruam kulit
dengan penyakit jantung, Gatal
stroke, atau penyakit Gangguan d
sirkulasi darah (penyakit Gangguan
pembuluh darah perifer). pencernaan
4 Spinolacton 1 x 1 PO Diuretik Spironolactone adalah Pusing,
tablet hemat obat yang digunakan kepala,
(25mg) kalium untuk menurunkan muntah,
tekanan darah pada disfungsi
hipertensi. Obat ini juga pembengkak
dapat digunakan dalam payudara
pengobatan gagal jantung,
hipokalemia, sirosis,
edema, atau kondisi ketika
tubuh terlalu banyak
memproduksi hormon
aldosterone
5 Lasix 1 ampul IV Golongan Mengobati pembengakan Mual, m
lop jantung, obat ginjal dan anoreksia,
diuretic hati mulut dan la
atau
diuretic
kuat
6 Ranitidine 1 ampul IV Histamine Tukak lambung, duodenal, Mual dan m
dyspepsia asam lambung sakit
vertigo, inso
G. Data Fokus
Data Subjektif:
1. Pasien mengatakan ada betuk kering
2. Pasien mengatakan terkadang sesak setelah beraktivitas.
3. Pasien mengatakan kadang-kadang dada/jantung terasa berdebar – debar.
Data Objektif:
RR 24 x/ menit
Perkusi paru sonor
Terpasang nasal kanul
Terapi oksigen 2liter/menit
Pemerksaan radiologi : Kardiomegali
Pemeriksaan darah lengkap
CK-MB : 38
SGOT : 15
Ureum : 74
Kretinin : 1,9
II. Analisa Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Perubahan membrane Gangguan
Pasien mengatakan kapiler alveoli dan retensi Pertukaran Gas
terkadang sesak saat cairan intertesial akibat
sekunder dari edema paru
beraktifitas
Pasien menagtakan ada
batuk kering
DO :
Terpasang nasal kanul 2 L/
menit
RR 24 x/ menit
Pemeriksaan darah
lengkap
CK-MB : 38
SGOT : 15
Ureum : 74
Kretinin : 1,9
2 DS : Imobilitas Intoleransi
Pasien mengatakan dada Aktivitas
merasa berdebar-debar
Pasien mengatakan aktifitas
di bantu oleh keluarga
DO:
Pasien tampak bedrest
Pasien di anjurkan
membatasi aktifitas
Pemeriksaan radiologi
terdapat cardiomegali
Edukasi
1. Anjurkan batasi aktivitas
2. Anjurkan tirah baring
3. Anjurkan mengurangi kadar garam dan air
4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan atau tidur
2. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis ( Inj
Furosemide, Sprionolactone, ).
2. Intoleransi aktivitas b.d Luaran Utama: Toleransi Aktivitas (L.05047) Intervensi Utama: Manajemen Energi (I.05178)
Imobilitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 Observasi
jam diharapkan toleransi aktivitas dapat 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
meningkat dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
sehari-hari dari skala 3 (sedang) ke skala 3. Monitor pola dan jam tidur
4 (cukup meningkat)
2. Keluhan lelah dari skala 3 (sedang) ke Terapeutik
skala 5 (menurun) 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
3. Dyspnea saat aktivitas dari skala 3 2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
(sedang) ke skala 5 (menurun) 3. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
II Observasi
1.
2.
Memonitor TTV
Memonitor kecepatan aliran oksigen
Pasien mengatakan dada merasa
berdebar-debar
Pasien mengatakan aktifitas di bantu oleh
3. Memonitor pola nafas keluarga
O:
Terapeutik
1. Mempertahankan kepatenan jalan napas Pasien tampak bedrest
2. Memberikan oksigen tambahan. Jika perlu Pasien di anjurkan membatasi aktifitas
Pemeriksaan radiologi terdapat
Edukasi
cardiomegaly
1. Menganjurkan batasi aktivitas
2. Menganjurkan tirah baring TD 150/ 100
3. Menganjurkan mengurangi kadar garam dan air Nadi 112x/ menit
4. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang cara
RR 24 x / menit
menggunakan oksigen di rumah
Observasi
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
Terapeutik
1. Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus
2. Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
3. Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur
Edukasi
1. Menganjurkan tirah baring
2. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
4. Mengajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan